gambar bangunan
4.2 Citra Kota Tuban
Sebagai salah satu kota yang memiliki alur sejarah yang panjang, Kota
Tuban memiliki berbagai julukan, salah satunya Bumi Wali. Julukan Bumi Wali
muncul sebagai bentuk ekspresi yang menggambarkan Tuban sebagai pusat
penyebaran agama Islam mulai abad ke-15 sampai ke-17 M. Analisis citra kota
secara fisik melibatkan lima unsur, yaitu path, edge, district, node, dan landmark.
peta district
4.3.4 Simpul (Node)
Simpul atau node merupakan pertemuan dari beberapa garis linear maupun
menjadi titik transit dari pergerakan manusia. Nodes dapat berupa persimpangan,
halte, stasiun, atau titik strategis lain yang menjadi pemberhentian pergerakan
pengamat. Identifikasi node dalam citra kota menjadi penting karena menentukan
gambaran pergerakan dari/ke suatu wilayah melalui satu titik pemberhentian.
Kompleksitas jaringan jalan Kota Tuban menyebabkan banyak node yang
menggambarkan citra Kota Tuban. Beberapa node tersebut diantaranya:
a. Simpang Tiga Manunggal Utara
b. Simpang Empat Taman Kapur
c. Bundaran Sleko
d. Simpang Empat Letda Sucipto
e. Simpang Tiga Tugu Pancasila
Node di kota Tuban didominasi oleh persimpangan-persimpangan yang
menjadi penghubung antar ruas jalan yang penting bagi aksesibilitas Kota Tuban.
Salah satu persimpangan yang biasa dilalui oleh masyarakat Tuban adalah
simpang tiga Manunggal Utara. Persimpangan ini berada di wilayah Jalur Pantura
yang menghubungkan antara Jalan PB Sudirman di timur dan barat dengan Jalan
Manunggal di selatan. Selain simpang tiga Manunggal Utara, terdapat simpang
empat Taman Kapur yang menghubungkan empat ruas jalan, yaitu Jalan
Brawijaya yang melintang dari arah utara ke selatan, Jalan Raya Daendels di sisi
barat, dan Jalan HOS Cokroaminoto di sisi timur. Persimpangan lain yang
menjadi node di Kota Tuban adalah bundaran Sleko yang dihiasi oleh berbagai
patung, seperti patung Sembilan kuda, patung merak, dan patung kuda dari
knalpot brong. Bundaran ini merupakan persimpangan bagi empat jalan besar,
yaitu Jalan Basuki Rahmat di sisi barat, Jalan Pattimura di sisi utara, dan Jalan
WR Supratman di sisi timur laut, dan Jalan Pahlawan di sisi tenggara. Terdapat
juga node di sisi barat Kota Tuban, yaitu simpang tiga Tugu Pancasila yang
menghubungkan antara Jalur Pantura berupa Jalan PB Sudirman dengan Jalan
Agil Kusumadya serta simpang empat Letda Sucipto yang menjadi pertemuan
antara Jalan Letda Sucipto, Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo, Jalan Teuku Umar,
dan Jalan Sunan Kalijogo. peta node
4.3.5 Tengarai (Landmark)
Landmark adalah tengarai yang memberikan kesan bahwa pengamat telah masuk ke
suatu kawasan. Perbedaan dengan unsur lainnya, landmark tidak dapat/tidak harus dimasuki
untuk memberikan vibes identitas kota. Sebagai kota pesisir dengan sejarah yang sangat
Panjang, terdapat berbagai landmark Kota Tuban yang mengadopsi sejarah, keunggulan,
maupun keunikan Kota Tuban dari kota lainnya. Landmark Kota Tuban, antara lain:
a. Alun-alun Tuban
b. Taman Sleko
c. Patung Letda Sucipto
d. Klenteng Kwan Sing Bio
Kota Tuban memiliki banyak landmark yang mengadopsi dari sejarah dan kebudayaan yang
ada di Tuban. Landmark yang paling menonjol dari Kota Tuban adalah Alun-alun Tuban
yang dikelilingi oleh bangunan pemerintahan,