Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Bawang Merah


Bawang merah telah dibudidayakan oleh petani sejak lama. Komoditas
ini termasuk dalam komoditas unggulan Indonesia yang memiliki banyak
manfaat. Kontribusi yang diberikan bawang merah terhadap perkembangan
ekonomi di beberapa wilayah Indonesia cukup tinggi sehingga
menjadikannya sebagai komoditas sayuran unggulan. Bawang merah
ditetapkan sebagai komoditas yang berperan penting dalam pengendalian
inflasi negara selain cabai dan bawang putih pada Rencana Strategis
Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 (Astuti et al., 2019).
Umumnya bawang merah dibudidayakan dengan kondisi yang optimal,
seperti terdapat pengairan yang cukup sehingga tanaman memperoleh hasil
yang baik. Ketika tanaman mengalami cekaman kekeringan, maka bawang
merah akan beradaptasi untuk menyesuaikan fisiologi dan morfologi sebagai
respons terhadap kondisi tersebut. Adaptasi yang dilakukan oleh bawang
merah bergantung pada tingkat cekaman yang dialami, durasi cekaman, tahap
pertumbuhan saat mengalami cekaman, dan jenis tanaman. Adaptasi yang
dilakukan tanaman Adaptasi tanaman terhadap pengaruh kekeringan
merupakan bentuk adaptasi untuk bertahan hidup pada kondisi cekaman
kekeringan. Adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan mempunyai
dampak yang signifikan terhadap hasil tanaman tersebut. Cekaman
kekeringan merupakan suatu kondisi lingkungan tanaman tidak mendapat air
yang cukup, sehingga tanaman tidak dapat melakukan proses pertumbuhan
dan perkembangan secara optimal sehingga mengakibatkan produksi
berkurang. Cekaman kekeringan adalah masalah utama pada hasil produksi
tanaman di seluruh dunia (Farooq et al., 2009). Kondisi musim dan pola
hujan yang berubah-ubah menyebabkan kondisi lingkungan tanaman
mengalami kekeringan.
Untuk mendapatkan hasil bawang merah yang baik, terdapat syarat
tumbuh yang harus dipenuhi, yaitu iklim dan tanah.
a. Iklim
Bawang merah tumbuh optimal di daerah yang beriklim kering.
Bawang merah peka terhadap curah hujan, intensitas hujan yang tinggi,
dan cuaca berkabut. Tanaman ini memerlukan sinar matahari maksimal
(minimal 70%), suhu 25-32°C, dan kelembaban relatif 50-70%. Bawang
merah dapat membentuk umbi di daerah dengan suhu udara rata-rata
22°C, namun hasilnya tidak sebaik di daerah dengan suhu udara yang
lebih panas. Menurut Rismunandar (1986), bawang merah tidak dapat
membentuk umbi di daerah dengan suhu udara di bawah 22°C. Oleh
karena itu, tanaman ini lebih optimal tumbuh di daerah dataran rendah
yang beriklim cerah.
b. Tanah
Bawang merah dapat tumbuh pada tanah yang subur dan gembur,
serta banyak mengandung bahan organik. Selain itu, tanah lempung
berpasir atau lempung berdebu juga tanah yang sesuai untuk bawang
merah. Pada daerah lahan yang sering tergenang harus dibuat saluran
pembuangan air (drainase) yang baik.
Waktu yang paling baik untuk menanam bawang merah adalah
pada musim kemarau, tetapi ketersediaan air untuk pengairan harus
cukup agar tidak mengalami kekeringan. Pada bulan April/Mei setelah
panen padi dan pada bulan Juli/Agustus adalah waktu yang sesuai untuk
menanam bawang merah pada musim kemarau. Bawang merah dapat
ditanam dengan tanaman cabai merah (Sutarya dan Grubben, 1995).

Anda mungkin juga menyukai