Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PRINSIP – PRINSIP MANAJEMEN DALAM AL-QURAN DAN HADIS”

MANAJEMEN PEMASARAN PERBANKAN SYARIAH

DOSEN PENGAMPU : Dra. Hj. NURAENI GANI, MM

Disusun Oleh :

NAMA : Yuris Huswatun H

NIM : 90500120005

KELAS : PSY A

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Karena tanpa rahmat dan kasih sayang-Nya, saya
tak akan dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dan tak lupa, sholawat serta
salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita, nabi agung Muhammad SAW.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu untuk mata kuliah MANAJEMEN
PEMASARAN PERBANKAN SYARIAH pada semester ini dengan judul ”Prinsip – Prinsip
Manajemen Dalam Al-Quran dan Hadis” Dalam penyusunan makalah ini, Saya menyadari
adanya banyak kekurangan serta kesalahan yang bertebaran di dalamnya, maka saya
harapkan kritik serta saran yang membangun sehingga di kemudian hari akan menjadi lebih
baik. Saya berharap bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi pembacanya

Penulis

Gowa, 18 April 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6

A. Konsep Manajemen Dalam Al – Quran...................................................................6


B. Konsep Manajemen Dalam Hadis...........................................................................8

BAB III PENUTUP...........................................................................................................12

KESIMPULAN..................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an sebagai sumber utama Islam mengandung segudang hikmah yang berfungsi
memberi bimbingan jalan kehidupan manusia. Pada masa Nabi Muhammad SAW., hidup,
subtansi dari al-Qur’an beliau amalkan sendiri dan beliau ajarkan kepada para sahabatnya.
Selain alQur’an, perbuatan, ucapan dan sikap dari Nabi Muhammad SAW., juga menjadi
rujukan dalam kehidupan muslim baik menyangkut hubungan dengan Tuhan, sesama
manusia maupun alam. Inilah yang dinamakan dengan hadis.

Al-Qur’an dan hadis diyakini mengandung prinsip dasar menyangkut segala aspek
kehidupan manusia. Penafsiran atas al-Qur’an dan Hadis perlu senantiasa dilakukan. Hal ini
penting dilakukan, sebab pada satu sisi wahyu dan kenabian telah berakhir sedangkan pada
sisi yang lain kondisi zaman selalu berubah seiring dengan perkembangan pemikiran manusia
dan tetap mutlak diperlukannya petunjuk yang benar bagi manusia.

Manusia dikenal sebagai makhluk sosial, sehingga eksistensinya dipengaruhi oleh


interaksi dengan manusia lain. Di dalam berinteraksi antar individu hingga yang lebih luas
mustahil tanpa adanya kiat-kiat atau manajemen. Sudah menjadi kepastian, bahwa al-Qur’an
dan Hadis menjadi referensi dan pandangan hidup dalam aspek kehidupan umat Islam seperti
manajemen.1

1
Ma'ruf, M.. (2015). KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DALAM AL-QUR’AN DAN HADIS.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konsep manajemen dalam Al-Quran?
2. Bagaimana Konsep Manajemen dalam Hadis?

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Konsep Manajemen Dalam Al-Quran
2. Untuk Mengetahui Konsep Manajemen Dalam Hadis

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Manajemen Dalam Al-Quran

Manajemen dalam bahasa Arab sering dibahasakan dengan idaarah diambil dari kata
adartasy syai’ah atau perkataan adarta bihi, didasarkan juga pada kata ad-dauran. Namun
istilah idaarah tidak ditemukan di dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an memuat makna manajemen
dengan hanya menggunakan istilah Al- Tadbiir. Al-Tadbiir yang merupakan bentuk masdar
dari dabbara, yudabbiru, tadbiiran. Al- Tadbiir berarti pengaturan,pengurusan, perencanaan
dan persiapan. Dalam kamus Al-Munawwir, dabbara diartikan sebagai “mengatur, mengurus,
memimpin.” Dari hasil penelusuran penulis terhadapAl-Qur’an dan terjemahnya serta
menggunakan aplikasi Al-Qur’an Kalam, serta karya Muhammad Fu’ad ‘Abdul Baaqii, yakni
Mu’jam Mufahras Al-Faaz Al-Qur’an terdapat 26 lafaz dabbara secara keseluruhan dengan
berbagai derivasinya. Di antara ayat yang menerangkan makna tersebut adalah surah Al-
Sajdah ayat 5 Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.”

M. Quraish Shihab berpendapat bahwa penggunaan kata yudabbiru pada ayat di atas,
adalah untuk menjelaskan pemikiran dan pengaturan sedemikian rupa tentang sesuatu yang
akan terjadi di kemudiannya. Intinya adalah segala sesuatu harus diperhitungkan dampak dan
akibatnya secara matang, sehinggahasil yang diperoleh sesuai dengan yang dikehendaki atau
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari isi kandungan ayat di atas, bisa
dipahami bahwa Allah SWT adalah pengatur alam. Dalam (Hidayat & Wijaya, 2017)
disebutkan bahwa keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran-Nya pada proses
pengelolaan alam. Namun, sebab manusia yang diciptakan-Nya telah dijadikan sebagai
khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya
sebagaimana dicontohkan Allah SWT. Dalam bahasa manajemen, seperti yang diungkapkan
Abuddin Nata, kata pengaturan dapat disamakan dengan maksud pengorganisasian yang
mencakup tentang berbagai kegiatan atau program dan sekaligus membagi-baginya dengan
sumber daya yang ada, waktu yang tersedia dan lain sebagaianya. Rasulullah SAW juga
mengungkapkan hadist yang semakna dengan pengaturan yaitu dengan menggunakan kata

6
nidzam yang menjelaskan bahwa kebenaran yang diatur atau (diorganisasi) dapat dikalahkan
oleh kebatilan yang diatur (diorganisasi) dengan baik.

Kemudian adanya unsur yang mengatur, mengelola dan seterusnya dalam hal ini adalah
Allah. Dapat dipahami bahwa Allah menunjukkan dirinya sebagai sang administrator atau
manajer yang maha-andal, mengingat bahwa yang diatur-Nya begitu tak terhingga. Dalam
ayat lain disebutkan bahwa Allah-lah sang pengatur yang Maha me-manage segala urusan
hamba-Nya yakni dalam Q.S Al-Baqarah ayat 255.

Prinsip – Prinsip Manajemen Dalam Al - Quran

Al-Qur’an tidak menafikan prinsip manajemen melalui ayat-ayatnya yang mengarah


kepadanya, guna memberikan acuan dan gambaran bagi para manager dan top manajemen
untuk memahami prinsip-prinsip manajemen berdasarkan Al-Qur’an dan
mengimplementasikannya. Berikut ini beberapa prinsip manajemen pendidikan yang
termaktub dalam AlQur’an:

a. Keimanan

Al-Qur’an menyebut secara tegas tentang prinsip keimanan, diantaranya adalah


pada surah Al-Kahfi ayat 38, Q.S. An-Nahl ayat 51, Q.S. At-Taubah ayat 129. Q.S.
AnNuur ayat 55, Dan masih banyak lagi. Keimanan sebagai dimensi spiritual dan
ketuhanan merupakan keniscayaan supaya pengetahuan dan penglihatan seseorang
terus meningkat guna menemukan hakikat. Pencapaian ini sangat diperlukan sebagai
dasar supaya sistem mampu bekerja maksimal berdasarkan landasan utama yang
kokoh.

b. Ikhlas, Ikhsan dan Keteladanan

Imron Muttaqin menyebut bahwa,prinsip ikhlas dijelaskan dalam Q.S.Al-An’aam


ayat 162, yang intinyamengarahkan kepada apapun kegiatan yang dilakukan adalah
hanyauntuk ber’ibadah kepada Allah, dengan maksud sama juga dijelaskan pada
Q.S.Al-Bayyinah ayat 5 yang menyebut adanya perintah agar memurnikan keimanan.
QS. Az-Zumar ayat 2 pun menyebut pentingnya ikhlas yang diperjelas pula pada ayat
11.

Mengenai ihsan, dijelaskan dalam surah Al-Israa’ ayat 7 yang menunjukkan


bahwa berlaku baik/ihsan hakekatnya ialah berlaku baikpada diri sendiri. Setiap

7
kegiatan yang didasari dengan ihsan akan menjadi positif sebab seolah-oleh top
manajement melihat dan diawasi oleh Allah SWT secara langsung, ini kemudian
memberi efek positif ketika melaksanakan tugas yang berhubungan dengan
pengaturan

Nilai keteladanan sebagai nilai yang mampumenyokong pemberdayaan sumber


daya manusia khususnya top manajemet berperan penting dalam memberikan
keteladanan, jika pemimpinnya patut dicontoh maka yang laiinya akan termotivasi
untuk melakukan hal-hal yang positif juga.

c. Kesatuan

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anbiyaa’ ayat 22. Dapat dipahami bahwa
dalam proses manajemen, top manajement harus tunggal, karena apabila ada lebih
dari satu pasti akan mimbulkan kerancuan dan kebingungan bagi bawahannya.

d. Musyawarah

Musyawarah ialah sebuah cara pengambilan kebijakan yang didasarkan pada


mufakat. Musyawarah penting dilakukan guna mengambil kebijakan yang
memungkinkan keterlibatan berbagai pihak. Misalkan dalam merumuskannya AD dan
ART secara bersama-sama.2

B. Konsep Manajemen Dalam Hadis

Proses manajemen sebenarnya telah dicontohkan di dalam al Quran dan diaplikasikan


langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Memang, al Quran dan Hadits Nabi tidak
menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan manajemen secara rinci. Tetapi bagaimana
kita menggali dan menafsirkannya, karena sesungguhnya manajemen telah ada dan tercantum
dalam al Quran dan Hadits sebagai sumber pokok ajaran Islam seperti fungsi-fungsi
manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan Pengawasan) bahkan Alqur‟an
dan Hadits memberikan arahan tentang keterampilan kepemimpinan dan kompetensi apa saja
yang harus dimiliki seorang pemimpin.

2
Fatoni, Ahmad. (2015). Konsep Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur’an. Jurnal Al-Idaroh, 5(2).

8
1. Fungsi Manajemen

Berbicara masalah manajemen tentunya tidak bisa lepas dengan empat komponen yang
ada yaitu (POAC) planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(pelaksanaan) dan controlling (pengawasan). Dan empat komponen tersebut di jelaskan di
beberapa ayat al-Qur‟an dan Hadits. Untuk lebih jelasnya maka akan penulis uraikan satu
persatu sebagai berikut:

a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan
pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang
hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Perencanaan adalah salah satu
fungsi awal dari aktivitas manajemen dalam mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Mengenai pentingnya suatu perencanaan, ada beberapa konsep yang
tertuang dalam Hadits. Contoh dari perencanaan yang dilakukan Rasulullah Saw
dapat ditemukan ketika terjadi perjanjian Hudaibiyyah (shulhul Hudaibiyyah).
Dari perjanjian tersebut terkesan Rasulullah Saw kalah dalam berdiplomasi dan
terpaksa menyetujui beberapa hal yang berpihak kepada kafir Quraisy.
Kesan tersebut ternyata terbukti sebaliknya setelah perjanjian tersebut
disepakati. Disinilah terlihat kelihaian Rasulullah Saw dan pandangan beliau yang
jauh ke depan. Rasulullah Saw adalah insan yang selalu mengutamakan kebaikan
yang kekal dibandingkan kebaikan yang hanya bersifat sementara. Walaupun
perjanjian itu amat berat sebelah, Rasulullah Saw menerimanya karena
memberikan manfaat di masa depan saat umat Islam berhasil membuka kota
Mekkah (fath al Makkah) pada tahun ke-8 Hijriyah (dua tahun setelah perjanjian
Hudaibiyah).
b) Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah proses mengatur, mengalokasiakan dan
mendistribusiakan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara anggota
organisasi. Stoner menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses
mempekerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam cara terstruktur
guna mencapai sasaran spesipik atau beberapa sasaran.

9
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala
sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak
terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakkan oleh kebatilan
yang tersusun rapi. Ali Bin Talib berkata : “Kebenaran yang tidak terorganisasi
dapat dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisasi”. Proses organizing yang
menekankan pentingnya tercipta kesatuan dalam segala tindakan sehingga tercapai
tujuan.
c) Pelaksanaan ( actuating )
Pelaksanaan kerja sudah barang tentu yang paling penting dalam fungsi
manajemen karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri,
agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat tingkat teratas sampai terbawah
berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan
semula, dengan cara terbaik dan benar.
Suatu contoh pelaksanaan dari fungsi manajemen dapat ditemukan pada
pribadi agung, Nabi Muhammad Saw. ketika ia memerintahkan sesuatu pekerjaan,
beliau menjadikan dirinya sebagai model dan teladan bagi umatnya. Rasulullah
Saw adalah al Qur‟an yang hidup (the living Qur‟an). Artinya, pada diri
Rasulullah Saw tercermin semua ajaran Al-Qur‟an dalam bentuk nyata. Beliau
adalah pelaksana pertama semua perintah Allah dan meninggalkan semua
larangan-Nya. Oleh karena itu, para sahabat dimudahkan dalam mengamalkan
ajaran Islam yaitu dengan meniru perilaku Rasulullah Saw.
d) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah salah satu fungsi dalam manajemen untuk menjamin agar
pelaksanaan kerja berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam
perencanaan. Pengawasan/pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa
aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Proses
pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen yaitu : 1) Menerapkan standar
kinerja. 2) Mengukur kinerja. 3) Membandingkan unjuk kerja dengan standar
yang ditetapkan. 4) Mengambil tindakan korektifsaat terdeteksi penyimpangan.
Contoh pengawasan dari fungsi manajemen dapat dijumpai dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut: Al Bukhari Muslim
meriwayatkan dari Ibnu „Abbas, ia berkata: “Suatu malam aku menginap di
rumah bibiku, Maimunah. Setelah beberap saat malam lewat, Nabi bangun untuk
menunaikan shalat. Beliau melakukan wudhu` ringan sekali (dengan air yang
10
sedikit) dan kemudian shalat. Maka, aku bangun dan berwudhu` seperti wudhu`
Beliau. Aku menghampiri Beliau dan berdiri di sebelah kirinya. Beliau
memutarku ke arah sebelah kanannya dan meneruskannshalatnya sesuai yang
dikehendaki Allah …”.23 Dari peristiwa di atas dapat ditemukan upaya
pengawasan Nabi Muhammad Saw terhadap Ibnu „Abbas yang melakukan
kesalahan karena berdiri di sisi kiri Beliau saat menjadi makmum dalam shalat
bersama Beliau. Karena seorang makmum harus berada di sebelah kanan imam,
jika ia sendirian bersama imam. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak
membiarkan kekeliruan Ibnu „Abbas dengan dalih umurnya yang masih dini,
namun Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tetap mengoreksinya dengan
mengalihkan posisinya ke kanan Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam
melakukan pengawasan, beliau langsung memberi arahan dan bimbingan yang
benar.3

3
Goffar, Abdul. "Manajemen dalam Islam (perspektif al-Qur’an dan hadits)

11
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan hal penting bagi manusia dan khususnya
dunia pendidikan yang tidak dinafikan dalam Al-Qur’an.Al-Qur’an menggunakan sebuah
term, yaitu al-tadbiir untuk megungkapkan makna manajemen. Dalam pelaksanaannya,
manajemen hendaknya mengacu pada prinsip-prinsip. Al-Qur’an tidak menafikkan adanya
prinsip manajemen, diantaranya yang dikemukakan dalam Al-Qur’an ialah: keimanan, ikhlas,
ihsan, keteladanan, kesatuan arah, musyawarah, akuntabilitas, fisien dan efektif, partisipasif,
bertanggungjawab, kompeten, dan adanya kerjasama serta fleksibel.

Secara garis besar, fungsi manajemen dalam Al-Qur’an meliputi perencanaan (planning),
yang kedua pengorganisasian (organizing), yang ketiga penggerakan (actuating) dan keempat
ialah pengawasan (controlling). Al-Qur’an, selain mengandung isyarat yang cukup kuat
tentang manajemen juga didapati bahwa adanya perintah untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen. Adanya ibrah untuk meneladani Allah, Rasul dan para malaikat serta umat
terdahulu agar mampu menjalankan amanah dengan ikhlas, terencana, terorganisir, terarah
dan terkontrol dengan baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fatoni, Ahmad. (2015). Konsep Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur’an. Jurnal
Al-Idaroh, 5(2).

Goffar, Abdul. "Manajemen dalam Islam (perspektif al-Qur’an dan hadits)." Islamic
Akademika: Jurnal Pendidikan dan Keislaman 8.1

Ma'ruf, M.. (2015). KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DALAM AL-


QUR’AN DAN HADIS. Didaktika Religia.

13

Anda mungkin juga menyukai