Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Administrasi & Supervisi Pendidikan”

Dosen Pengampu :

Zaki Ulien Nuha, M.Pd.

Disusun Oleh :

Muhammad Rafeli Fakhlipi


NIM (20191200210072)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
ALI BIN ABI THALIB
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah Rabbul ‘Alamin, yang
mana berkat rahmat dan hidayah-Nya telah memberikan kesempatan dan kesehatan
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu
‘Alai Wassalam, sebagai uswah hasanah yang senantiasa diharapkan syafaatnya di hari
akhir nanti.

Tidak lupa pula, penulis sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan bimbingan serta motivasi, terlebih kepada Dosen
pengampu mata kuliah “Administrasi & Supervisi Pendidikan”. Ustadz Zaki Ulien Nuha,
M.Pd. Yang telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas individu ataupun kelompok yang
dibebankan kepada seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Sekolah
Tinggi Agama Islam Ali bin Abi Thalib Surabaya. Semoga nantinya dapat memberikan
sedikit pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca.

Surabaya, 08 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah................................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

A. Pengertian Manajemen Kepemimpinan ........................................................... 3

B. Fungsi Manajemen Kepemimpinan ................................................................ 10

C. Implementasi Manajemen Kepemimpinan ..................................................... 11

BAB III ............................................................................................................................. 14

KESIMPULAN................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi


pemimpin. Sebagaimana nenek moyang kita Nabi Adam Alaihissalam diciptakan
sebagai manusia pertama dan diturunkan ke Bumi, Ia ditugasi oleh Allah Azza Wa
Jalla sebagai Khalifah fil ardhi. Sebagaimana termaktub dalam Al Quran Surat Al
Baqarah ayat 30 yang berbunyi :

ٰۤ
ِ ‫َواِذْ قَا َل َربُّكَ ل ِْل َمل ِٕى َك ِة ِانِ ْي َجا ِع ٌل فِى ْاْلَ ْر‬
‫ض َخ ِل ْيفَة‬

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”; “Sesungguhnya Aku


akan mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”.

Menurut Bachtiar Surin yang dikutif oleh Maman Ukas bahwa “Perkataan
Khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang diserahi untuk menyampaikan atau
memimpin sesuatu”1.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan sekaligus
tugas sebagai seorang pemimpin. Pada masa sekarang ini setiap individu sadar akan
pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk memimpin umat manusia yang
semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya. Atas dasar kesadaran itulah dan
relevan dengan upaya proses pembelajaran yang mewajibkan kepada setiap umat
manusia untuk mencari ilmu.2 Salah satu upaya dalam mencari ilmu agar dapat menjadi
pemimpin yang ideal adalah dengan membaca dan menelaah literatur yang telah banyak
tersebar khususnya literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan (leadership) dan
bagaimana cara seorang pemimpin dalam mengelola kepemimpinan tersebut (leadership
management) dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya.
Dikarenakan seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai
berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal
dengan ilmu tentang memimpin. Dengan demikian hal ini tidak terlepas dengan

1
Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, Dan Aplikasi (Bandung: Ossa Promo, 1999), hlm. 253.
2
Ir. Sere Saghranie Daulay, M.Si, “KEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN” (Widyaiswara
Pusdiklat Industri, n.d.), hlm. 1, accessed September 18, 2022,
https://kemenperin.go.id/download/6817/Kepemimpinan-dalam-Manajemen-Pendidikan.
1
kepemimpinan dan fungsi kepemimpinan tidak akan tercapai secara optimal tanpa
adanya manajemen atau pengelolaan kepemimpinan yang baik. Sehingga kepemimpinan
bisa dijalankan secara efektif dan efisien dengan adanya kelola dari manajemen itu
sendiri.

B. Rumusan Masalah

a. Apa Pengertian dari Manajemen Kepemimpinan ?

b. Apa Fungsi dari Manajemen Kepemimpinan ?

c. Bagaimana Implementasi Manajemen Kepemimpinan ?

C. Tujuan Masalah

a. Mendeskripsikan Pengertian dari Manajemen Kepemimpinan.

b. Mendeskripsikan Fungsi dari Manajemen Kepemimpinan.

c. Mendeskripsikan Urgensi dari Implementasi Manajemen Kepemimpinan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kepemimpinan


Manajemen Kepemimpinan berasal dari 2 kata, manajemen (Management) dan
kepemimpinan (Leadership). Dalam setiap lini, kedua kata ini memiliki makna yang mendalam
dan pengaruh yang kuat. Namun, kepemimpinan bukanlah manajemen. Menganggap
kepemimpinan dan manajemen adalah hal yang sama merupakan kesalahan besar.
Kepemimpinan dan manajemen tidak identik dan tidak bisa disamakan. Mungkin sebagai
manager seseorang bisa memiliki banyak bawahan dan berbagai tanggung jawab besar, namun
seseorang itu hanya bisa dikatakan sebagai manajer yang baik (bukan berarti memiliki
kepemimpinan yang baik). Perbedaan antara manager dengan pemimpin adalah manajer
mengelola resource, sedangkan pemimpin adalah memimpin orang.

Menurut John P. Kotter, dalam tulisannya yang berjudul “What Leaders Really Do” di
Harvard Business Review pada Desember 2001, ada 3 hal yang mendasari perbedaan antara
manajemen dan kepemimpinan. Manajemen terkait dengan perencanaan dan anggaran,
sementara kepemimpinan terkait dengan memberikan arah. Manajemen terkait dengan
pengorganisasian dan staffing, sedangkan kepemimpinan terkait dengan menselaraskan orang.
Yang terakhir, manajemen menghadirkan kontrol dan pemecahan masalah, sementara
kepemimpinan menghadirkan motivasi.3 Pelaku dalam kepemimpinan disebut pemimpin
(Leader) sedangkan pelaku dalam manajemen adalah manajer (Manager).

1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “to manage“ yang artinya mengatur, pengaturan
dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi fungsi manajemen
itu, jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang
diinginkan (Hasibuan, 2016). Al-Qur’an sebagai kitab sumber ilmu pengetahuan juga
menyebutkan makna manajemen secara implisit dengan menggunakan kalimat
yudabbiru, mengandung arti mengarahkan, melaksanakan, menjalankan,

3
“Perbedaan Manajemen Dan Kepemimpinan,” Kubik Leadership, June 18, 2022, accessed October 18, 2022,
https://www.kubikleadership.com/perbedaan-manajemen-dan-kepemimpinan/.
3
mengendalikan, mengatur, mengurus dengan baik, mengkoordinasikan, membuat
rencana yang telah ditetapkan (Kencana, 2000).
Ramayulis (2008) menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat
manajemen adalah al-tadbir (pengaturan), sebagaimana firman Allah Subhannahu
wataa’la, dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu
(Al-Sajadah: 5). Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah
Subhannahu wataa’la adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini
merupakan bukti kebesaran Allah Subhannahu wataa’la dalam mengelola alam ini.
Namun, karena manusia yang diciptakan Allah Subhannahu wataa’la telah dijadikan
sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-
baiknya sebagaimana Allah Subhannahu wataa’la mengatur alam raya ini (Ramayulis,
2008).4

2. Pengertian Kepemimpinan
Adapun kepemimpinan adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar
mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Tead; Terry; Hoyt
(Febrianty, 2020).
Dalam Islam, kepemimpinan begitu penting sehingga mendapat perhatian yang
sangat besar. Begitu pentingnya kepemimpinan ini, mengharuskan setiap perkumpulan
untuk memiliki pimpinan, bahkan perkumpulan dalam jumlah yang kecil sekalipun.
Nabi Muhammad saw bersabda dari Abu Said dari Abu Hurairah bahwa kedua berkata,
Rasulullah bersabda, “apabila tiga orang keluar bepergian, hendaklah mereka
menjadikan salah satu sebagai pemimpin” (HR. Abu Dàwủd) yang dikutip dalam buku
Mujamil (2007).
Selanjutnya kepemimpinan dalam pengertian Islam berasal dari kata Khalifah
yang berarti wakil. Penggunaan kata khalifah setelah Rasullullah SAW. wafat,
menyentuh juga maksud terkandung di dalam perkataan “amir” (yang jamaknya Umara)
yaitu penguasa. Kedua istilah ini dalam Bahasa Indonesia disebut pemimpin yang

4
Husaini and Happy Fitria, “MANAJEMEN KEPEMIMPINAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM” 4,
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan (June 2019): hlm. 45.
4
cenderung berkonotasi pemimpin formal.5
Namun meskipun pengertian manajemen dan kepemimpinan bukan hal yang
sama namun keduanya bisa berjalan bersama. Seorang pemimpin akan menggunakan
keterampilan manajemen untuk membimbing timnya untuk tujuan yang tepat, dengan
cara yang halus dan efisien saat para pemimpin tersebut mengatur arah. Seorang
manajer akan mengambil sisi positif yang ada pada pemimpin untuk menginspirasi dan
menggerakkan timnya.

Leaders are people who do the right thing; managers are people who do things right.

– Professor Warren G. Bennis

Yang memiliki arti “Pemimpin adalah orang yang melakukan hal yang benar,
sedangkan manajer adalah orang yang melakukan hal yang tepat.”

Berdasarkan hal diatas dapat ditarik benang merah bahwa yang dimaksud
manajemen kepemimpinan adalah suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif
bagaimana seseorang melaksanakan kepemimpinan dengan mempergunakan seluruh
sumber daya yang dimiliki serta dengan selalu mengedepankan konsep dan aturan yang
berlaku dalam ilmu manajemen (Fahmi, 2012 : 2). Salah satu bagian terpenting dalam
ilmu manajemen adalah menggunakan seni dalam menggerakkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Dengan seni ini, seorang pemimpin dapat memberikan
arahan kepada seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara tepat.6

Menurut James A. F. Stoner, manajemen adalah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengendalian, dan memimpin upaya anggota entitas/ organisasi, serta
memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan entitas /
organisasi. Sementara itu, arti kepemimpinan bagi George R. Terry adalah sebuah
aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.

Sehingga, merangkum dari pengertian manajemen dan kepemimpinan di atas,


maka manajemen kepemimpinan memiliki definisi sebagai suatu seni untuk mengelola

5
Ibid., hlm. 47.
6
Anung Pramudyo, “IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEPEMIMPINAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN
ORGANISASI,” no. 2 (2013): hlm. 51.
5
kemampuan seseorang dalam memimpin, mengarahkan dan mengajak orang lain
menuju tujuan dengan cara yang efisien dan efektif.

Dalam hal ini kita berfokus kepada kepala sekolah sebagai Top Leader dan Top
Manager pada sebuah lembaga sekolah sehingga ia menjadi aspek penting dalam kemajuan
sebuah sekolah. Sekolah akan kehilangan arah jika tidak ada kepala sekolah. Kepala sekolah
berfungsi sebagai pemimpin, manajer, pendidikan, pengawas, dan motivator bagi guru-guru
dalam proses kependidikan melalui pembelajaran dan latihan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan diperlukan kepemimpinan pendidikan yang optimal. Maju mundurnya sebuah
sekolah ditentukan oleh kerja sama antara kepala sekolah dan guru sebagai ujung tombak suatu
sekolah.

Kepemimpinan pendidikan memiliki sifat mempengaruhi orang lain untuk mencapai


tujuan sekolah. kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro
yang secara lansung berkaitan dengan proses pembelajaran. Pada dasarnya kepala sekolah dan
guru memiliki tanggung jawab terhadap pengelolaan sekolah.

Ruang Lingkup Kepemimpinan

Kepemimpinan mempunyai dua ruang lingkup yaitu kekuasaan dan wewenang.


Kekuasaan amat erat hubungannya dengan wewenang, namun kedua konsep ini
harus dibedakan. Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang
merupakan bagian dari kekuasaan yang cakupannya lebih sempit. Wewenang
tidak menimbulkan implikasi kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang
dimiliki oleh seseorang karena posisi yang dipegang dalam organisasi.

Kepemimpinan merupakan cabang dari kelompok ilmu manajemen khususnya


manajemen pendidikan dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan
mempengaruhi dan hubungan kepatuhan, ketaatan para bawahan karena dipengaruhi oleh
kewibawaan pemimpin.

6
Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ”Ilmu Terapan” dari ilmu-ilmu sosial sebab
prinsip-prinsip definisi dan teori-teorinya diharapkan dapat bermanfaat bagi usaha peningkatan
taraf hidup manusia.
Kesuksesan seorang pemimpin dapat dipengaruhi oleh waktu, moral dan etika termasuk
juga budaya. Keberhasilan pemimpin dipengaruhi oleh kepemimpinannya yang mencakup
kemampuan memimpin dan interaksi sesama pemimpin dapat mempengaruhi cara pengambilan
keputusan dan kinerja.
Pemimpin dapat memperlihatkan kepemimpinannya ke dalam situasi tertentu melalui
ucapan, sikap dan tingkah laku yang dirasakan sendiri maupun oleh orang lain. Dengan
demikian, setiap pemimpin harus dapat melakukan tugasnya selaku pemimpin dalam rangka
tercapainya tujuan-tujuan kerja.7

Tipe-Tipe Kepemimpinan

Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dari kekuasaan yang


memproyeksikan diri dalam bentuk sikap memimpin, tingkah laku, dan sifat kegiatan pemimpin
yang dikembangkan dalam lembaga pendidikannya akan mempengaruhi situasi kerja, semangat
kerja anggota-anggota staf, sifat hubungan kemanusian diantara sesamanya dan akan
mempengaruhi kualitas hasil kerja dan mungkin dapat dicapai oleh lembaga pendidikan
tersebut.8

Menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe -tipe
kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Tipe otoriter, tipe kepemimpinan ini ialah dimana seorang pemimpin bertindak
sebagai diktator yang memaksa anggotanya untuk menjalankan tugasnya. Pemimpin
hanyalah seorang yang memerintah, kewajiban seorang bawahan atau anggota hanyalah
menjalankan tugas yang sudah diperintahkan oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang
demikian bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan
yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.

7
Admin, “Ruang Lingkup Kepemimpinan,” Teori Ilmiah, July 17, 2018, accessed November 2, 2022,
https://www.bungfei.com/2018/07/ruang-lingkup-kepemimpinan.html.
8
Ririnyonlikarlina and Hade afriansyah, “Manajemen Kepemimpinan Pendidikan,” Universitas Negeri Padang
(n.d.).
7
Kelebihan tipe seperti ini cocok digunakan ketika sedang menghadapi situasi kritis
sehingga keputusan bisa diambil dengan cepat. Kekurangan dari tipe kepemimpinan ini
adalah hubungan antara pemimpin dan anggota kurang harmonis dan cenderung lebih
kaku sehingga kinerja anggota menjadi kurang fleksibel.

b) Tipe demokrasi, kepemimpinan secara demokrasi berusaha menstimulasi


anggota anggotanya agar bekerja secara produktif, disini bentuk hubungan bukanlah
sebagai atasan dan bawahan namun semua anggota termasuk pemimpin yang memiliki
hak yang sama. Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari
kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab
tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan
kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota
dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang
diinginkan.

Kelebihan tipe kepemimpinan ini adalah hubungan antara anggota dan pemimpin
lebih harmonis dikarenakan setiap anggota diikut sertakan dalam pengambilan
keputusan. Kekurangan tipe kepemimpinan ini adalah jika pemimpin terlalu bebas
dengan anggota maka ia akan kehilangan kewibawaannya sebagai pemimpin sehingga
membuat anggota berbuat tidak selayak jabatannya.

c) Tipe laissez-faire, tipe kepemimpinan disini ialah dimana seorang pemimpin


memberikan hak penuh terhadap bawahan menjalankan tugasnya, tanpa adanya kontrol,
semua diserahkan kepada bawahan. Pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah
tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para
bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau
turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu
tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian
dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas
tanpa kekangan.

8
Kelebihan tipe ini bahwasanya anggota menjadi lebih fleksibel dalam melaksankan
pekerjaannya tanpa adanya kekangan. Namun kekurangannya rawan terjadi ketidak
sesuaian dengan tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan dari pendapat di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang
otoriter, demokratis, dan laissez-fair, adalah tipe kepemimpinan yang sering ditemukan dan
banyak diterapkan oleh para pemimpin di dalam berbagai macam organisasi, yang salah
satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di
bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau
tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada
akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam
bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.9

Dari sini muncul pertanyaan manakah tipe kepemimpinan yang terbaik untuk diterapkan.
Tentu seorang muslim akan menjawab bahwa tipe kepemimpinan yang terbaik adalah tipe
kepemimpinan yang telah dicontohkan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam sebagai suri
tauladan kita.

Professor di Universitas Chicago Amerika, Jules Masserman, pernah melakukan penelitian


dengan meletakkan tiga syarat untuk menentukan pemimpin terbaik dunia yaitu:

1. Hendaknya pada diri pemimpin ada proses pembentukan kepemimpinan yang baik;
2. Hendaknya pemimpin tersebut menaungi kesatuan masyarakat yang terdiri dari keyakinan
yang berbeda-beda;
3. Hendaknya pemimpin tersebut mampu mewujudkan sebuah sistem masyarakat yang manusia
dapat hidup di dalamnya dengan aman dan tenteram.

Masserman berkesimpulan: “Barangkali pemimpin teragung sepanjang sejarah adalah


Muhammad yang telah memenuhi tiga syarat tersebut.” (Majalah Time, Who Were History’s
Great Leaders, edisi 15 Juli 1974 ).10

9
Ir. Sere Saghranie Daulay, M.Si, “KEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN,” hlm. 5.
10
umma.id, “Model Kepemimpinan Rasulullah Saw,” Jalan Islam, n.d., accessed November 1, 2022,
https://umma.id/post/model-kepemimpinan-rasulullah-saw-teladan-bagi-pemimpin-muslim-331455?lang=id.
9
Meskipun Rasulullah shalallahu alaihi wassalam sebagai pimpinan tertinggi umat islam
pada saat itu, beliau tetap membuka diskusi dengan bermusyawarah kepada para sahabat.
Beliau selalu menghargai setiap pendapat yang dikemukakan para sahabat. Dalam medan
perangpun beliau tidak sungkan memimpin langsung pasukan kaum muslimin. Sehingga beliau
juga merasakan jerih payah serta sakit dan pedihhnya peperangan. Tidak seperti layaknya
kebanyakan tipe kepemimpinan raja yang hanya duduk menunggu kembalinya pasukan
membawa kemenangan di singgasana istana.

Kompetensi Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai pemegang pangku kepemimpinan tertinggi pada sebuah lembaga
pendidikan maka hendaknya memiliki kompetensi-kompetensi yang harus dipenuhi dalam
menjalankan kepemimpinannya.

Dalam UU Republik Indonesia No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (2006:3)
dijelaskan bahwa “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesional. Sedangkan Charles yang dikutip Mulyasa (2007:25) mengemukakan bahwa
“ competensi as retional perfomance which satisfactorily meets the objective for a desired
condilion” (kompetensi merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan).

Kompetensi juga diartikan sebagai “competancy as a written description of


measurable work habits a personal skilla used to achieve a work objective” (kompetensi
sebagai deskripsi tertulis dari kebiasaan kerja yang terukur dari keterampilan seseorang
yang digunakan untuk mencapai tujuan kerja) (Kassler, 2006:14).

Dari beberapa definisi di atas, disintesakan bahwa kompotensi merupakan


seperangkat pengetahuan, keterampilan, perilaku dan nilai yang diwujudkan dalam hasil
kerja.dengan peraturan pemerintah NO 19 tahun 2005 tentang nasional pendidikan.
38.11

11
H Erwin Bakti and Holidjah Ar, “KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN PENDIDIKAN
10
Maka Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan mengeluarkan kebijakan mengenai
Kompetensi Kepemimpinan kepala sekolah berdasarkan, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah disebutkan bahwa
terdapat 5 dimensi kompetensi seorang Kepala Sekolah, yakni: kompetensi kepribadian,
kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompentensi
sosial.12 Yang akan dijelaskan di bawah ini :

1. Kompetensi Kepribadian

• Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi
teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
• Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
• Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah.
• Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
• Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala
sekolah/madrasah.

2. Kompetensi Manajerial

• Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan.


• Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
• Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya
sekolah/madrasah secara optimal.
• Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi
pembelajar yang efektif.
• Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi
pembelajaran peserta didik.

3. Kompetensi Kewirausahaan

DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN” (n.d.): hlm. 383.


12
Ahmad Yusuf Sobri and Desi Eri Kusumaningrum, “KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT” (n.d.): hlm. 2.
11
• Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah.
• Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi
pembelajar yang efektif.
• Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
• Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah/madrasah.
• Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.

4. Kompetensi Supervisi

• Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme


guru.
• Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat.
• Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.

5. Kompetensi Sosial

• Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah


• Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
• Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.

Kompetensi kepemimpinan kepala sekolah biasanya digambarkan sebagai faktor kunci


dari sekolah yang unggul, baik, dan efektif (Bafadal, 2016).13 Sebagai seorang pemimpin,
diharuskan memiliki 5 kompetensi seperti yang telah dipaparkan di atas. Jika kepala sekolah
sebagai top leader dan manager memiliki 5 kompetensi di atas maka diharapkan tujuan sekolah
yang diinginkan bersama dapat segera dicapai secara maksimal sehingga dapat memenuhi
standar pendidikan nasional.

Dedy Setyawan and Achadi Budi Santosa, “Kompetensi Kepala Sekolah dan Guru sebagai Basis Pencapaian
13

Mutu Pendidikan,” EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN 3, no. 5 (August 22, 2021): hlm. 3274.
12
B. Fungsi Manajemen Kepemimpinan
Dari sini kita akan mengetahui bagaimana manajemen kepemimpinan sebagai seni
memimpin membantu kepala sekolah dalam kepemimpinannya secara efektif agar
menghasilkan kinerja yang maksimal, penjelasannya akan diuraikan di bawah ini :

Fungsi Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga Pendidikan

1. Merencanakan Sesuatu dengan Sempurna

Salah satu fungsi manajemen kepemimpinan adalah merencanakan sesuatu


dengan sempurna. Segala hal yang akan dilakukan oleh tim harus direncanakan dengan
baik. Plan dibuat bersama-sama dengan semua orang yang berkepentingan. Berbagai ide
boleh diungkapkan untuk mendapatkan rencana yang sempurna.

2. Mengorganisasi dengan Baik

Salah satu perbedaan dari pemimpin dan kepemimpinan adalah kemampuan


untuk mengorganisasi dengan baik. Tidak semua pemimpin memiliki kemampuan itu.
Banyak dari mereka yang hanya bisa mengatur saja tanpa tahu fungsi yang dimiliki.
Orang dengan kemampuan kepemimpinan yang baik tidak demikian, mereka akan
memperhatikan banyak hal sebelum melakukan organisasi.

3. Pendelegasian Sesuai Kemampuan

Setelah memahami semua rencana yang dimiliki, berdasarkan teori-teori


kepemimpinan, Anda harus mendelegasikan orang di tempat yang tepat. Tidak semua
orang memiliki kemampuan yang sama. Oleh karena itu Anda harus
mengetahui skill setiap orang agar tahu jenis pekerjaan apa yang pantas untuk mereka.

4. Pengarahan agar Tidak Salah

Setelah melakukan pendelegasian, Anda harus mengarahkan mereka dengan


baik. Pengarahan ini dilakukan untuk menghindari berbagai jenis kesalahan. Terkadang

13
apa yang kita inginkan sedikit berbeda dengan apa yang dilakukan orang lain. Agar
tidak salah di tengah jalan anda harus mengarahkannya.

5. Evaluasi agar Sempurna

Hal terakhir dari fungsi manajemen kepemimpinan adalah evaluasi. Teori


manajemen kepemimpinan memasukkan ini karena kita butuh melihat hasil yang sudah
dikerjakan dan melakukan evaluasi apakah sudah sesuai dengan keinginan atau tidak.
Kalau ada yang kurang kita harus mencari kira-kira apa penyebab dan
penyelesaiannya.14

Dari hal di atas kita mengetahui bahwa manajemen kepemimpinan memiliki fungsi yang
sangat penting khususnya bagi kepala sekolah dalam menjalankan lembaga sekolah agar bisa
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan bersama.

C. Implementasi Manajemen Kepemimpinan


Implementasi manajemen kepemimpinan sangat diperlukan dalam mencapai tujuan sebuah
organisasi. Dari pembahasan diatas dapat kita lihat bahwa implementasi kepemimpinan dalam
sebuah organisasi harus ditopang dengan karakter-karakter kepemimpinan (leadership
characters) dan prinsip-prinsip kepemimpinan (leadership principles) yang melekat pada diri
pemimpin. Kedua hal ini dapat disebut sebagai bahan dasar kepemimpinan (leadership
ingredient). Melalui fungsi panutan (role modeling) pemimpin harus membudayakan
(culturing) karakter dan prinsip kepemimpinan tersebut di kalangan anak buah (followers).
Proses pembudayaan ini dilakukan dengan menginternalisasikan karakter dan prinsip
kepemimpinan tersebut ke seluruh anak buah sehingga mereka memahami, menghayati, dan
melakukannya. Ketika proses pembudayaan ini berlangsung massal dan mencakup seluruh
orang didalam organisasi, ia akan dapat membentuk iklim kepemimpinan (leadership climate)
dalam organisasi. Iklim kepemimpinan ini memungkinkan organisasi menjalankan siklus
manajemen (planning, organizing, actuating, dan controlling) secara efektif.
Karakter dan prinsip kepemimpinan yang dibangun dengan baik dan mulia akan
menciptakan iklim kepemimpinan yang kondusif. Iklim yang kondusif ini pada akhirnya akan

14
arif, “5 Fungsi Manajemen Kepemimpinan yang Wajib Dikuasai,” Manajemen Kepemimpinan, July 18, 2019,
accessed September 19, 2022, https://energipersona.com/manajemen-kepemimpinan/.
14
mengefektifkan organisasi dalam mengeksekusi strategi dan mendorong tercapainya kinerja
yang luar biasa. Sebaliknya apabila karakter dan prinsip kepemimpinan yang dibangun kurang
baik, iklim yang tercipta akan bersifat destruktif, sehingga organisasi akan terkendala dalam
mengeksekusi strategi, sehingga kinerja yang diraih menjadi buruk. Demikianlah, apabila
manajemen kepemimpinan ini benar-benar dilaksanakan dengan baik, maka organisasi akan
dapat mencapai tujuannya dengan lebih baik.

Implementasi Manajemen Kepemimpinan pada Lembaga Pendidikan


Pada dasarnya setiap instansi atau lembaga pendidikan memerlukan seorang
figur (pemimpin) yang akan membimbing dan mengarahkan pelaksanaan pendidikan di
lembaga itu. Pemimpin yang baik tentu harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik
dan pengetahuan tentang memimpin. Jika pemimpin yang akan memimpin pada suatu
lembaga pendidikan tidak memiliki kedua hal itu maka akan sulit melaksanakan fungsi
dan perannya sebagai pemimpin.15
Sehingga dalam sebuah organisasi atau instansi, peran kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap terciptanya efektivitas kerja,
bahkan sekarang ini bisa dikatakan bahwa kemajuan yang dicapai dan kemunduran yang
dialami oleh suatu instansi sangat ditentukan oleh peranan dan fungsi kepemimpinan,
termasuk dalam suatu lembaga pendidikan.16 Oleh karenanya sangat diperlukan adanya
skill dalam memanajemen kepemimpinan khususnya dalam diri seorang pemimpin
dalam sebuah lembaga pendidikan agar dapat menggapai tujuan yang diinginkan
bersama secara efektif dan efisien. Telah diketahui bersama bahwa lembaga pendidikan
merupakan suatu institusi pendidikan baik pendidikan formal, non formal dan informal,
dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu menuju ke arah yang lebih baik
melalui interaksi dengan lingkungan sekitar.
Untuk menyelenggarakan lembaga pendidikan yang berkualitas tentu diperlukan
manajemen yang baik. Seperti diketahui manajemen adalah sebuah proses yang
dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan organisasi dengan cara bekerja dalam suatu

15
Leny Marlina, “TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN,” no. 02 (2013): hlm.
215.
16
Mumuh Muhtarom, “IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN DALAM LEMBAGA
PENDIDIKAN,” Tatar Pasundan : Jurnal Diklat Keagamaan 12, no. 33 (April 25, 2020): hlm. 152, accessed
September 28, 2022, https://bdkbandung.kemenag.go.id/tatarpasundan/jurnal/index.php/tp/article/view/65.
15
tim. Tentu saja manajemen tersebut perlu dilaksanakan dan diperlukan pengembangan.
Pengembangan manajemen adalah program yang dirancang untuk meningkatkan
efektivitas para manajer pada posisi sekarang, dan mempersiapkan mereka untuk
tanggung jawab yang lebih besar di masa yang akan datang.17
Tentu saja diperlukan usaha-usaha yang seorang pemimpin yang
kepemimpinannya mampu dan menjadi seorang manajer yang baik dan handal untuk
mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan diperlukan
manajemen yang baik, dimana manajemen tersebut harus dibuat oleh seorang pemimpin
yang mempunyai kecakapan dan ahli dalam menyelenggarakan pendidikan yaitu kepala
sekolah.

BAB III

KESIMPULAN
Kepemimpinan sangat diperlukan oleh suatu organisasi. Berhasil tidaknya organisasi
mencapai tujuannya akan sangat tergantung pada pemimpinnya. Kepemimpinan adalah proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota
kelompok. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengintegrasikan antara kebutuhan dan
keinginan dari anggota organisasi dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi. Penting kiranya
dalam organisasi untuk melaksanakan manajemen kepemimpinan yang akan mendukung
organisasi dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu dibutuhkan ilmu terkait bagaimana
mengelola kepemimpinan yang disebut ilmu manajemen kepemimpinan yang dibutuhkan bagi
setiap pemimpin.

Manajemen kepemimpinan atau Leadership Management sebagai seni memimpin,


mengarahkan, dan mengundang orang lain secara efisien dan efektif memiliki fungsi untuk
menghasilkan kinerja menjadi maksimal. Kepemimpinan adalah bagian strategis dari
manajemen yang efektif. Sebagai komponen penting dari manajemen, skill kepemimpinan akan
berfokus pada pembentukan lingkungan yang setiap orangnya maju dan unggul. Dalam hal ini
manajemen kepemimpinan membantu kepala sekolah sebagai top leader dan manager dalam
mengelola kepemimpinannya di sebuah lembaga pendidikan.

17
Ibid., hlm. 153.
16
Pemimpin dituntut untuk bisa memanfaatkan skill yang mereka punya untuk
mengembangkan visi masa depan, dan untuk memotivasi anggota organisasi agar mau
mencapai visi tersebut. Sehingga hendaknya setiap pemimpin terlebih-lebih bagi para kepala
sekolah sebagai top leader dan manager di lembaga pendidikan yaitu sekolah hendaknya
membekali diri dengan ilmu tersebut agar tujuan pendidikan yang diinginkan bersama bisa
dicapai secara efektif dan efisien.

17
DAFTAR PUSTAKA
Admin. “Ruang Lingkup Kepemimpinan.” Teori Ilmiah, July 17, 2018. Accessed November 2,
2022. https://www.bungfei.com/2018/07/ruang-lingkup-kepemimpinan.html.

arif. “5 Fungsi Manajemen Kepemimpinan yang Wajib Dikuasai.” Manajemen Kepemimpinan,


July 18, 2019. Accessed September 19, 2022. https://energipersona.com/manajemen-
kepemimpinan/.

Bakti, H Erwin, and Holidjah Ar. “KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI


PEMIMPIN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN”
(n.d.): 8.

Husaini and Happy Fitria. “MANAJEMEN KEPEMIMPINAN PADA LEMBAGA


PENDIDIKAN ISLAM” 4. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi
Pendidikan (June 2019): 54.

Ir. Sere Saghranie Daulay, M.Si. “KEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN.”


Widyaiswara Pusdiklat Industri, n.d. Accessed September 18, 2022.
https://kemenperin.go.id/download/6817/Kepemimpinan-dalam-Manajemen-
Pendidikan.

Maman Ukas. Manajemen Konsep, Prinsip, Dan Aplikasi. Bandung: Ossa Promo, 1999.

Marlina, Leny. “TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN,” no.


02 (2013): 13.

Muhtarom, Mumuh. “IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN DALAM


LEMBAGA PENDIDIKAN.” Tatar Pasundan : Jurnal Diklat Keagamaan 12, no. 33
(April 25, 2020). Accessed September 28, 2022.
https://bdkbandung.kemenag.go.id/tatarpasundan/jurnal/index.php/tp/article/view/65.

Pramudyo, Anung. “IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEPEMIMPINAN DALAM


PENCAPAIAN TUJUAN ORGANISASI,” no. 2 (2013): 13.

18
Ririnyonlikarlina and Hade afriansyah. “Manajemen Kepemimpinan Pendidikan.” Universitas
Negeri Padang (n.d.).

Setyawan, Dedy, and Achadi Budi Santosa. “Kompetensi Kepala Sekolah dan Guru sebagai
Basis Pencapaian Mutu Pendidikan.” EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN 3,
no. 5 (August 22, 2021): 3269–3276.

Sobri, Ahmad Yusuf, and Desi Eri Kusumaningrum. “KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT” (n.d.): 6.

umma.id. “Model Kepemimpinan Rasulullah Saw.” Jalan Islam, n.d. Accessed November 1,
2022. https://umma.id/post/model-kepemimpinan-rasulullah-saw-teladan-bagi-
pemimpin-muslim-331455?lang=id.

“Perbedaan Manajemen Dan Kepemimpinan.” Kubik Leadership, June 18, 2022. Accessed
October 18, 2022. https://www.kubikleadership.com/perbedaan-manajemen-dan-
kepemimpinan/.

19

Anda mungkin juga menyukai