Diajukan Oleh :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Tujuan masalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Kepemimpinan...........................................................................3
B. Kepemimpinan dalam Islam.........................................................................3
C. Keriteria pemimpin dalam Islam..................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kepemimpinan dalam Islam?
2. Bagaimana keriteria pemimpin dalam perspektif hadist?
iv
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep kepemimpinan dalam islam.
2. Untuk mengetahui keriteria pemimpin dalam sudut pandang Hadist.
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Secara etimologis makna kepemimpinan berasal dari bahasa Inggris yaitu
leadership yang artinya kepemimpinan.1 Kepemimpinan berasal dari kata
pemimpin yang memiliki arti seseorang yang dikenal dan berusaha untuk
mempengaruhi para pengikutnya untuk merealisasikan apa yang menjadi visinya. 2
Secara terminology kepemimpinan merupakan hubungan yang erat antara
seseorang dengan sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama,
hubungan tersebut ditandai dengan tingkah laku terbimbing dari manusia itu
sendiri. Manusia itu biasanya disebut dengan pemimpin, sedangkan kelompok
manusia yang mengikutinya disebut yang dipimpin. 3
1
Jhon M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1997),
hal. 351.
2
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kepemimpinan
Memperdayakan Guru, Tenaga Kependidikan dan Masyarakat dalam Manajemen Madrasah
(Bandaung: Alfabeta, 2009), hal. 214
3
Pringgodigdo, Ensiklopedia Umum (Yogyakarta: Kanisius, 1993), hal.549
4
M. Quraish Shihab dkk, Ensiklopedia Al-Quran: Kajian Kosa Kata, Jilid 2 (Jakarta:
Lentera Hati, 2007) hal. 451-452
vi
memiliki jabatan ilahiyah sebagai pengganti Allah swt dalam mengurus seluruh
alam. Dengan kata lain, manusia sebagai khalifah berkewajiban untuk
menciptakan kedamaian, melakukan perbaikan, dan tidak membuat kerusakan,
baik untuk dirinya maupun untuk makhluk yang lain.5
Kata khalifah disebut dalam Al-Qur’an pada dua konteks. Pertama, dalam
konteks pembicaraan tentang Nabi Adam As., (QS. Al-Baqarah [2]: 30. Ayat ini
menunjukkan bahwa manusia yang dijadikan khalifah di atas bumi bertugas
memakmurkannya atau membangunnya sesuai dengan konsep yang ditetapkan
oleh Allah Swt., sebagai yang menugaskannya. Kedua, di dalam konteks
pembicaraan tentang Nabi Daud As., (QS. Shad [38]: 26. Ayat ini menunjukkan
bahwa Daud As., menjadi khalifah yang diberi tugas untuk mengelola wilayah
yang terbatas.6
Penggunaan kata khalifah di dalam kedua ayat tersebut, dapat dipahami
bahwa kata ini di dalam al-Qur’an menunjukkan kepada siapa yang diberikan
kekuasaan untuk mengelola suatu wilayah di bumi. Di dalam konteks ini Adam
As., diberi kekuasaan untuk mengelola wilayah yang luas, sedangkan Nabi Daud
As., diberi kekuasaan mengelola wilayah yang terbatas, yaitu negeri Palestina.
Dalam mengelola wilayah kekuasaan itu, seorang khalifah tidak boleh berbuat
sewenang-wenang atau mengikuti hawa nafsunya.
Kepemimpinan adalah konsep yang dimiliki oleh ajaran Islam dalam
memandang kepemimpinan, kepemimpinan dalam Islam mencakup beberapa
Aspek: a) Aspek pengaruh, Dalam ajaran Islam, pemimpin yang tidak memiliki
pengaruh akan menyebabkan hilangnya kepercayaan umat pada pemimpin
tersebut. Bisa menjadi contoh yaki khalifah Abu Bakar, Umar Bin khattab,
Utsman Bin Affan, Ali Bin Abi Tholib; b) Aspek Kerohanian, Selain sebagai
pemimpin umat, seorang pemimpin juga memiliki kedudukan sebagai pemimpin
agama, hal demikian ini bisa ditunjukkan bagaimana Nabi Muhammad SAW,
beliau adalah seorang pemimpin rakyat dilain sisi beliau juga seorang pemimpin
5
Bashori, "Kepemimpinan Transformasional Kyai Pada Lembaga Pendidikan Islam"
AlTanzim : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 3, No. 2, (2019), hal. 81.
6
M. Quraish Shihab dkk, Ensiklopedia Al-Quran: Kajian Kosa Kata, Jilid 2 (Jakarta:
Lentera Hati, 2007) hal. 451-452
vii
Agama; dan c) Aspek karasteristik, yaitu aspek yang digunkan untuk menilai
kepemimpinan seseorang, meliputi karakter pemimpin baik maupun buruk.7
viii
kamu dan kamu juga mempunyai hak yang sama atas mereka, selagi
mereka diminta mengasihi, maka mereka akan mengasihi, jika berjanji
mereka akan menepati (janji itu) dan jika menghukum mereka berlaku
adil. Maka barang siapa di antara mereka yang tidak berbuat hal yang
demikian, maka laknat Allah, malaikat dan manusia seluruh atas mereka”.
(HR. Ahmad) 9
2. Tanggung jawab
9
Muhammad Khidri Alwi, “Kepemimpinan dalam Perspektif Hadist”, Jurnal Rihlah,
Vol. 5, No. 2, (2017), hal 56.
10
Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, Shahih al-Bukhari (Beirut: Dar Ibn
Katsir, 2002), hal 1764.
ix
Artinya: Al-Bukhari berkata, diriwayatkan kepada kami oleh Isma‘il,
dikabarkan kepada kami oleh Ayyub dari Nafi‘ dari Ibn ‘Umar bahwa
Nabi saw. bersabda: Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin
bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Kepala negara adalah
pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya, Setiap suami adalah
pemimpin terhadap keluaganya dan bertanggung jawab terhadapnya, setiap
istri adalah pemimpin bagi rumah tangga suaminya dan bertanggung jawab
atas kepemimpinannya. Seorang hamba/pelayan adalah pemimpin bagi
harta tuannya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Ketahuilah
bahwa setiap kalian adalah pemimpin dan masing-masing bertanggung
jawab atas kepemimpinannya”. (HR. Bukhari)11
3. Amanah
ُ ث َح َّدثَنِي اللَّْي
ث بْ ُن ٍ ث َح َّدثَنِي َأبِي ُش َع ْي
ِ ب ابْ ِن اللَّْي ِ ب بْ ِن الَّ ْلي ِ ِح َّد َثنَا َع ْب ُدالْمل
ٍ ك بْ ُن ُش َع ْي َ َ
ض َر ِمي َع ِنْ ْح ِ ِ ب َعن ب ْك ِر بْ ِن َعم ٍرو َع ِن ال
َ ْحا ِرث بْ ِن يَ ِزيْد ال َ ْ
ِ ٍ
َ ْ ٍ َس ْعد َح َّدثَني يَ ِزيْ ُد بْ ُن َأبِي ُحَب ْي
ب بِيَ ِد ِه
َ ض َر َ َْت يَا َر ُس ْو َل اهلل َأالَ تَ ْسَت ْع ِملْنِي ق
َ َال ف َ َابْ ِن ُح َج ْي َرةَ اَأْل ْكبَ ِر َع ْن َأبِي ذَ ٍّر ق
ُ ال ُقل
11
Abdul Malik Ghozali dan Subhan Abdullah Acim, "Keriteria Pemimpin dalam
Prespektif Hadist", Jurnal Hukum Islam, Vol. 17, No. 1, (Juni 2018), hal 131
x
ي َونَ َد َامةٌ ِإاَّل ِ ِ ِ ُ ض ِع ْي َ ََعلَى َم ْن ِكبِي ثُ َّم ق
ٌ ف َوِإَّن َها ََأمانَةٌ َوِإَّن َها َي ْو َم الْقيَ َامة خ ْز َ َّال يَا َأبَا ذَ ٍّر ِإن
َ ك
) (رواة مسلم. َم ْن َأ َخ َذ َها بِ َح ِّق َها َوَأدَّى الَّ ِذي َعلَْي ِه فِ ْي َها12
Artinya: Diceritakan kepada kami oleh ‘Abd al-Malik ibn Syu‘aib ibn al-
Lais, diceritakan kepadaku oleh Ayahku Syu‘aib ibn al-Lais, diceritakan
kepadaku oleh al-Lais ibn Sa‘ad, diceritakan kepadaku oleh Yazīd ibn Abī
Hubaib dari Bakar ibn ‘Amar dari al-Hāris ibn Yazīd al- Hadramī dari Ibn
Hujairah al-Akbar dari Abū Zar, “Saya berkata kepada Rasulullah, wahai
Rasulullah tidakkah engkau mengangkatku menjadi pejabat, lalu
Rasulullah menepuk pundaknya seraya berkata “wahai Abū Zarr,
sesungguhnya engkau lemah, sedangkan jabatan itu adalah amanah dan
merupakan kehinaan serta penyelasan pada hari kiamat nanti kecuali bagi
orang yang mendapatkannya dengan hak serta melaksanakannya dengan
baik dan benar”. (HR. Muslim) 13
12
Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, Juz. VI, (t.tp: Dar Thayyibah, 2006), hal. 6.
13
Muhammad Khidri Alwi, “Kepemimpinan dalam Perspektif Hadist”, Jurnal Rihlah,
Vol. 5, No. 2, (2017), hal 59.
xi
4. Sesuai dengan Aspirasi Rakyat
ار َأِئ َّمتِ ُك ْم الَّ ِذيْ َن ِ َ َ عن رسو ِل اهلل صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم ق:ك ٍِ ٍ
ُ َ خي:ال َ ََ َْ َ ْ ُ َ ْ َ َع ْن َع ْوف بْ ِن َمال
صلُّ ْو َن َعلَْي ِه ْم َو ِش َر ُار َأِئ َّمتِ ُك ْم الَّ ِذيْ َن
َ ُصلُّ ْو َن َعلَْي ُك ْم َوت
ِ ِ
َ ُتُحُّب ْو َن ُه ْم َويُحُّب ْونَ ُك ْم َوي
ِ ضونَ ُكم و ُتل ِْع ُنو َن ُهم ويل ِْع ُنونَ ُكم قِ ْيل يا رسو َل
اهلل َأفَالَ ُننَابِ ُذ ُه ْم ِ ُ ُت ْب ِغ
ْ ُ َ َ َ ْ ْ ُ َ ْ ْ َ ْ ْ ُ ض ْو َن ُه ْم َو ُي ْبغ
ِ َّ اَل َما َأقَ ُام ْوا فِ ْي ُك ُم:ال
ُالصالَةَ َوِإذَا َر َْأيتُ ْم م ْن ُواَل تِ ُك ْم َش ْيًئا تُ ْك ِر ُه ْونَه َ ف؟ َف َق ِ الس ْي
َّ ِب
) (رواة مسلم.اع ٍة ِ
َ َفَا ْك َر ُه ْوا َع َملَهُ َوالَ َت ْن ِزعُ ْوا يَ ًدا م ْن ط
14
Artinya: Dari 'Auf Ibn Malik, berkata: Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda: Sebaik-baiknya pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian
mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian, juga yang kalian
mendoakan kebaikan untuk mereka dan mereka pun mendoakan kebaikan
untuk kalian. Sedangkan seburuk-buruk pemimpin kalian ialah orang-
orang yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian,
juga yang kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian. 'Auf
berkata: Kami berkata: Ya Rasulullah, bolehkah kita memberontak kepada
mereka? Beliau saw. bersabda: Jangan, selama mereka masih mendirikan
shalat di tengah kalian. )HR. Muslim)15
Hadis di atas menuntut adanya keserasian atau kerjasama yang baik antara
pemimpin dan yang dipimpin, semua itu dapat terwujud dengan diangkatnya
pemimpin yang dapat diterima oleh masyarakat karena pemimpin merupakan
representase dari suara rakyat sehingga tidak berlebihan bila sebuah kalimat yang
sering digunakan dalam menggambarkan keagungan aspirasi rakyat tersebut
dengan ungkapan “suara rakyat adalah suara Tuhan” walaupun ungkapan ini
masih perlu direnungkan ulang. Dalam hadis ini pula terlihat Nabi memposisikan
14
Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, Juz. III (t.tp: Dar Thayyibah, 2006), hal 1481
15
Muhammad Khidri Alwi, “Kepemimpinan dalam Perspektif Hadist”, Jurnal Rihlah,
Vol. 5, No. 2, (2017), hal 60
xii
pemimpin sebagai orang yang mulia sehingga dilarang untuk dicaci, laknat dan
membunuhnya, akan tetapi Rasul tidak melarang ummatnya agar ditetap kritis.
Oleh karena itu, Aspirasi dari rakyat sangat dibutuhakan agar dengan
memudahkan rakyat dilibatkan dalam setiap keputusan yang ada, sehingga terjalin
hubungan yang saling memahami kewajiban dan hak masing masing antara
pemimpin dan yang dipimpin.
16
al Mahami Ahmad Husain Ya‘qub, al-Nizam Al-Siyasi fi al-Islam (Qum: Ansariyah,
1312 H.), hal. 69-75.
xiii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
xiv
xv
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Malik Ghozali dan Subhan Abdullah Acim, "Keriteria Pemimpin dalam
Prespektif Hadist", Jurnal Hukum Islam, Vol. 17, No. 1, (Juni 2018), hal
131
Al-Hajjaj , Muslim bin. Shahih Muslim, Juz. III , t.tp: Dar Thayyibah, 2006.
Al-Syaibani, Abu ‘Abdillah Ahmad ibn Muhammad ibn Hambal. Musnad Ahmad,
Juz. III, Bairut: ‘Alam al-Kutub, 1419 H./1998 M.
xvi
Ya‘qub, al Mahami Ahmad Husain Ya‘qub. Al-Nizam Al-Siyasi fi al-Islam, Qum:
Ansariyah, 1312 H.
xvii