Anda di halaman 1dari 29

uiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiijj

IDENTITAS
Modul Ajar
PERKEMBANGAN PROSES PRODUKSI PERTANIAN TERPADU

BidangKeahlian : Agribisnis dan Agroteknologi


Program Keahlian : Agribisnis Tanaman
Mata Pelajaran : Perbanyakan Tanaman secara Generatif
Fase/Kelas : F/XI
Nama Penyusun : ZULKIFLI B, SP. M.Pd
Instansi : SMKN 1 Kempas

MODUL2.PERKEMBANGANPROSESPRODUKSIPERTANIANTERPADU
DASA
R MODUL AJAR
Pembibitan Tanaman

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

MODUL3
Perbanyakan Tanaman Secara GeneratiF

SEMESTER

PUSAT ASESMEN DAN PEMBELAJARAN


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN
PERBUKUAN
2022
MODUL2.PERKEMBANGANPROSESPRODUKSIPERTANIANTERPADU
PETA KEDUDUKAN MODUL
AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN FASE F

PENENTUAN
KOMODITAS

PERSIAPAN LAHAN

PERBANYAKAN TANAMAN PEMBIBITAN KELAPA


SECARA GENERATIF SAWIT

PENGAIRAN KONSERVASI
PENANAMAN DAN TANAH
PENYULAMAN

PEMUPUKAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN


GULMA HAMA PENYAKIT

TAKSASI
HASIL

PEMANENAN

PENANGANAN
PASCA PANEN

JENIS-JENIS LIMBAH
PENGOLAH AN LIMBAH
PERKEBUNAN

PEMASARAN

MODUL 3 Pembibitan Tannaman


MODUL AJAR

Nama Sekolah : SMKN 1 Kempas


Fase/Kelas/Semest : F/XI/1
er Jumlah Jam : !6 JP ( 4 pertemuan x 4 JP)
Pelajaran Guru : ZULKIFLI B, SP., M.Pd
Mapel : Perbanyakan Tanaman Secara Generatif
Materi

A. Kompetensi Awal:
Peserta didik sudah mempelajari mata pelajaran dasar agribisnis Tanaman pada Mata
Pelajaran pembiakan tanaman

B. Profil PelajarPancasila
Peserta didik mampu menerapkan keimanan dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, bertanggung jawab bernalar kritis, dan kreatif dalam bidang usaha pertanian
terpadu

C. Sarana danPrasarana
Jika Kegiatan Daring :
 Gawai (bisa berupa Handphone Android, Tablet, Laptop dsb
 Jaringan internet yang bagus
 Akun Gmail untuk pengumpulan tugas melalui Google Classroom
 Buku dan Alat tulis
Jika Kegiatan Luring / Tatap Muka :
 LCD
 Bahan Tayang (PPT/Video)
 Laptop
 Buku dan Alattulis

MODUL PENYIAPAN BIBIT


D. Target Peserta Didik
Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan dan sederajat dengan program keahlian Agribisnis
Tanaman

E. Model Pembelajaran :
 PJBL (Project Based Learning )
 Kolaborasi : Apabila Guru dan Peserta didik mempunyai keterbatasan untuk
memperoleh konten belajar atau sumber belajar, maka guru bisa
mendatangkan narasumber atau guru tamu dari industri terkait dengan mata
pelajaran perbanyakan tanaman secara generatif

MODUL PENYIAPAN BIBIT


F. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Kriteria Pencapaian TP Asesmen
(Eviden)
Pada Akhir Pembelajaran  Apakah tujuan kita
2.1 Peserta didik mampu diharapkan : menyiapkan lokasi
melakukan 2.1.1 Perta didik mampu pembibitan?
penyiapan lokasi menjelaskan  Bagaimana proses
pembibitan. persyaratan lokasi persiapan tempat
2.2 Peserta didik mampu pembibitan tanaman pembibitan yang
melakukan perkebunan. kamu ketahui ?
penyiapan sarana  Apakah syarat yang
dan prasarana 2.1.2 Peserta ddik mampu kamu ketahui untuk
pembibitan. melakukan penyiapan menetapkan tempat
2.3 Peserta didik mampu lokasi pembibitan pembiitan ?
melakukan sesuai standar.  Bagaimana apabila
perbanyakan 2.2.1 Peserta didik mampu dalam menetapkan
tanaman perkebunan mengidentifikasi sarana tempat pembibitan tidak
secara generatif. dan prasarana disesuaikan dengan
2.4 Peserta didik mampu pembibitan tanaman syarat dan ketentuannya
melakukan perkebunan. ?
perbanyakan  Apakah yang perlu
tanaman perkebunan 2.2.2 Peserta didik mampu kamu lakukan dalam
secara generatif. menyiapkan sarana
dan prasarana persiapan lokasi
2.5 Peserta didik mampu pembibitan ?
pembibitan..
menghitung norma  Apakah peralatan yang
kerja penyiapan bibit 2.3.1 Peserta didik mampu kamu gunakan dalam
melakukan identifikasi menyiapakan tempat
teknik perbanyakan pemnibibitan?
secara vegetatif.
2.3.2 Peserta didik mampu
mengidentifikasi teknik
perbanyakan secara
genertaif.
2.1.3 2.4.1 Peserta didik
mampu melakukan
identifikasi teknik
perbanyakan secara
generatif.
2.1.4 2.4.2Peserta didik
mampu
melakukaperbanyakan
secara generatif.
2.5.1 Peserta didik mampu
menghitung norma kerja
penyiapan bibit secara
generatif.

MODUL PENYIAPAN BIBIT


G. Pemahaman Bermakna
Peserta didik diharapkan dapat memahami cara dan teknis menyiapkan bibit
tanaman

H. Pertanyaan Pemantik
Carilah secara daring informasi yang berkaitan
dengan :
a. Apa yang kalian ketahui mengenai bibit ?
b. Apa perbedaan antara benih dan bibit ?
c. Bagaimana proses terjadinya bibit yang di jadikan sebagai bahan tanam ?

MODUL PENYIAPAN BIBIT


I. KEGIATAN PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan : 1 ( Pertama )
Alokasi : 4 JP (@ 45 Menit)
waktu KEGIATAN
Metode PEMBELAJARAN 2
: Diskusi

Kegiatan Deskrip Wakt


si u
Pendahuluan Salah satu peserta didik (ketua kelas) memimpin
berdoa untuk menumbuhkan perilaku religius
Salah satu peserta didik (ketua kelas) melaporkan
kehadiran siswa lain sebagai pembiasaan perilaku
jujur dan disiplin
Peserta didik memberikan respon atas pertanyaan
pemantik yang diberikan guru berkaitan dengan
Penyiapan bibit sebagai bahan tanam
 Apa yang kalian ketahui mengenai bibit ?
 Apa perbedaan antara benih dan bibit ?
 Bagaimana proses terjadinya bibit yang di
jadikan sebagai bahan tanam ?
30`

Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai


tujuan pembelajaran yang akan dicapai, skenario
pelaksanaan pembelajaran, penilaian, pengkondisian
serta pemberian motivasi
Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai
asesmen yang akan dilakukan
Peserta didik dan guru menyepakati aturan yang
akan dilaksanakan selama mempelajari materi
proses perkembanangan pertanian terpadu dari
konvensional sampai modern
Peserta didik dipersilakan membentuk kelompok
dipimpin oleh ketua kelas beranggotakan 4 – 5 orang.
Masing-masing kelompok memilih ketua kelompok
dan seorang sekretaris untuk mencatat hasil
kegiatan kelompok serta melakukan pembagian
tugas untuk masing-masing anggota kelompok

MODUL PENYIAPAN BIBIT


Kegiatan Deskrip Wakt
si u
Kegiatan Inti A.Memulai dengan pertanyaan mendasar
 Secara visual peserta didik dapat memperhatikan
gambar atau poster tentang bahan tanam 120’
 Peserta didik dapat memberikan pernyataan
tentang asal bahan tanam yang di gunakan untuk
untuk pembibitan
 Peserta didik menyimpulkan bagaimana proses
pertumbuhan dari bahan tanam tersebut
B. Menyusun Penentuan Projek
 Masing-masing kelompok mencari informasi untuk
menjawab dari pertanyaan diatas.dari berbagai
sumber yang memungkinkan seperti
internet,literatur dari buku penunjang
pembelajaran,modul dan sumber lainnya.
 Peserta didik secara kelompok menentukan proyek
yang akan dikerjakan ,menentukan teknik
penyiapan bibit sebagai bahan tanam
 Guru menyampaikan kriteria penilaian proyek yang
dilakukan peserta didik
 Peserta didik secara individu merancang tahapan
penyelesaian proyek yang akan dilakukan ,serta
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
 Mengkonsultasikan tahapan penyelesaian proyek
kepada guru pembimbing
C. Menyusun Jadwal projek
 Peserta didik menyusun jadwal kegiatan ;
Penyelesaian proyek meliputi :
1. Penyedian alat dan bahan untuk melakukan
penyiapan bibit tanaman perkebunan
2. Waktu yang tepat untuk melakukan
penyelesaian sebelum dilakukan penanaman
3. Teknik melakukan seleksi bibit
4. Membuat catatan berupa jurnal sebagai dasar
untuk membuat laporan dalam penyiapan bibit
tanaman Perkebunan
D. Monitoring
 Peserta didik melakukan pengamatan dari hasil
kegiatan penyiapan bibit tanaman perkebunan
E. Menguji hasil
 Guru dan peserta didik mengevaluasi hasil dari
langkah –langkah atau teknik melakukan
penyiapan bibit tanaman perkebunan
 Guru Melakukan penilaian dari hasil kerja yang di
lakukan siswa sesuai dengan kemampuan dalam
mengaplikasikan kerja
F. Evaluasi Pengalaman
 Guru dan peserta didik berdiskusi tentang hasil
proyek
 Guru dan peserta didik melakukam refleksi
terhadap aktivitas selama pelaksanaan proyek
 Guru mengevaluasi hasil proyek dan
memberikan saran-saran untuk perbaikan proyek
berikutnya

MODUL PENYIAPAN BIBIT


Kegiatan Deskrip Wakt
si u
Penutup Memberikan apresiasi kepada peserta didik yang telah
melakukan kegiatan dalam mengaplikasikan kerja
yang berlandaskan teori
Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil 30`
kerja yang di lakukan dilapangan
Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilakukan.
Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

REFLEKSI PESERTA DIDIK


Setelah mempelajari konsep pertanian dan pertanian terpadu serta tahapan proses dalam
perkembangan usaha pertanian terpadu, mari merefleksikan pemahaman kalian:

1. Bagaimana menurut pendapat kalian mengenai penyiapan bibit tanaman yang


digunakan sebagai bahan tanaman dalam proses penanaman pada kegiatan
ini
?.............................................................................................................................
................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
2. Bagaimana menurut pendapat kalian mengenai tentang kegiatan belajar yang
dilakukan saat ini ?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Apa manfaat mempelajari dalam melakukan penyiapan bibit tanaman
perkebunan? jelaskan!
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

REFLEKSI GURU
1. Apakah dalam memberikan arahan dan penjelasan pembelajaran dapat dipahami
oleh peserta didik?
...................................................................................................................................
............................................................................................................................ .......
............................................................................................................................. ......

MODUL PENYIAPAN BIBIT


2. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap proses pembelajaran?
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
3. Apakah proses pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan?
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
4. Bagian manakah pada proses pembelajaran yang perlu diperbaiki?
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

Asesmen
1. Awal
a. Asesmen awal
Instrument Via Google Formulir :
Tentukan sikap kamu terhadap pernyataan di bawah ini dengan memberi
tanda ceklis (√) pada kolom “sangat setuju”, “setuju”, “kurang setuju”,
“tidak setuju” !

Sikap
No Pernyataan
Sangat Setuju Kurang Tidak
setuju setuju setuju
Materi tentang perbanyakan
1 tanaman secara generatif perlu di
pelajari

Siswa dapat melakukan


2 pengelompokan tanaman yang
dilakukan secara generatif

3 Criteria benih yang akan di jadikan


bibit perlu dipelajari dan dilakukan
Seleksi bibit yang akan di jadikan
4 bahan tanamn sebelum di lakukan
penanaman perlu dilakukan
Apakah ada hambatan dalam
5 proses pertumbuhan bibit selama
proses pertumbuhan di lapangan

MODUL PENYIAPAN BIBIT


2. AsesmenFormatif

Form 1 . Asesmen Formatif/ tes


tertulis

Materi : Penyiapan bibit


Tanggal Tes :……………………………………………………………
Nama Peserta Didik :……………………………………………………………

Soal 1. Jelaskan pengertian perbanyakan tanaman secara generatif ?!


Jawaban:

Soal 2. Jelaskan kriteria tanaman yang akan di gunakan sebagai bahan induk
dari perbanyakan tanaman secara genertif?
Jawaban:

Soal 3. Jelaskanlah keunggulan dari tanaman yang di perbanyak secara


generatif

Jawaban :

MODUL PENYIAPAN BIBIT


K. Lampiran

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Nama :…………………………………………………………………………..
Kelas :…………………………………………………………………………..
Materi :……………………………………………………………………………

Diskusikan tugas kelompok ini dengan daya nalar yang kritis !

Amati Gambar berikut:

1. Diskusikanlah sama teman kelompok mu bagaimana proses terbentuk nya biji


yamg di gunakan sebagai bahan tanaman dari perbanyakan tanaman Tuliskan
hasil diskusi dengan teman kelompok mu ?

MODUL PENYIAPAN BIBIT


2. Dari gambar atau poster yang telah kamu amati, Diskusikanlah kegiatan apa
saja yang terlibat dalam kegiatan penyiapan pembibitan?

3. Setelah mengamati gambar atau poster, diskusikan bagaimana kegiatan


perbanyakan tanaman generatif dilakukan

MODUL PENYIAPAN BIBIT


Form 2 . Rubrik Penilaian hasil kerja

Kelas :…………………………………….
Kelompok :…………………………………….
Tanggal :…………………………………….

Pemanfaatan
Kerjasama Keseuaian hasil
Sumber Belajar Jumlah Keterangan
No Nama Anggota diskusi dengan
Skor
Kelompok Konsep
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
Skor Maksimal 12

Cara penilaian : Nilai peserta didik dihitung berdasarkan jumlah skor perolehan
peserta didik di bagi dengan skor maksimal

Nilai Peserta didik = JumlahSkor x 100%


Skor Maksimal

Rubrik Penilaian Elaborasi

No Kriteria yang di tunjukkan Skor


1 Kerja sama
Terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok dari awal sampai akhir 4
sebagai fasilitator.
Terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok dari awal sampai akhir. 3
Terlibat dalam diskusi kelompok, namun tidak terlalu aktif dan hanya 2
memberikan masukan jika diminta.
Kurang aktif dalam mengikuti diskusi kelompok.
1
2 Pemanfaatan Sumber Belajar
Menggunakan lebih dari 4 sumber belajar (buku 4
referensi/vidio/narasumber)
Menggunakan 3 sumber belajar (buku referensi/vidio/narasumber) 3
Menggunakan 2 sumber belajar (buku referensi/vidio/narasumber) 2
Menggunakan hanya 1 sumber belajar (buku 1
referensi/vidio/narasumber)
3 Keseuaian hasil diskusi dengan konsep
Materi yang dibahas tepat sesuai konsep dan rincian materi sangat
lengkap. 4
Materi yang dibahas tepat sesuai konsep dan rincian materi cukup
3
lengkap.
Materi yang dibahas tepat sesuai konsep dan rincian materi tidak
lengkap 2
Pembahasan materi tidak sesuai dengan konsep yang diingingkan. 1

MODUL PENYIAPAN BIBIT


Form 3 . Rubrik Penilaian Sikap

Kelas :…………………………………….
Materi :…………………………………….
TanggalKoreksi :…………………………………….
Kelompok :…………………………………….

Aspek yang dinilai Sub Indikator Aspek Kriteria Penilaian

1. Berdoa sebelum dan 4 = Jika 4 pointdilakukan


sesudahmelakukan sesuatu 3 = Jika 3 pointdilakukan
dengankhusu 2 = Jika 2 pointdilakukan
Beriman, Bertaqwa
2. Mengucapkan rasa syukur 1 = Jika 1 pointdilakukan
terhadap TYE dan
ataskarunia Tuhan.
Berakhlak Mulia
3. Memberi salam sebelum dan
sesudah menyampaikanpendapat
4. Mengungkapkan kekaguman
secaralisan maupun tulisan terhadap
Tuhansaat
melihat kebesaran Tuhan
Berkebinekaan 1. Mengenal dan menghargaibudaya 4 = Jika 4 pointdilakukan
Global 2. Mampu berkomunikasi 3 = Jika 3 pointdilakukan
denganteman yang 2 = Jika 2 pointdilakukan
berbedabudaya 1 = Jika 1 pointdilakukan
3. Toleransi terhadapperbedaan
4. Mengutamakan musyawarahdan
mufakat dalam menyelesaikan
masalah
Gotong Royong 1. Aktif dalam kerjakelompok 4 = Jika 4 pointdilakukan
2. Suka menolong teman / oranglain 3 = Jika 3 pointdilakukan
3. Kesediaan melakukan 2 = Jika 2 pointdilakukan
tugassesuai kesepakatan 1 = Jika 1 pointdilakukan
4. Rela berkorban untuk oranglain
Mandiri 1. Berpendapat, berprilaku 4 = Jika 4 pointdilakukan
danbertindak atas kehendaksendiri 3 = Jika 3 pointdilakukan
2. Memiliki keinginan yang 2 = Jika 2 pointdilakukan
kuatuntuk mencapaitujuan 1 = Jika 1 pointdilakukan
3. Membuat perencanaan
danberusaha dengan ulet untuk
mencapaitujuan
4. Mampu menemukan sendiri
tentangapa yang harus dilakukan
tanpabimbingan
dan arahan orang lain

MODUL PENYIAPAN BIBIT


Bernalar Kritis 1. Mampu menempatkan 4 = Jika 4 pointdilakukan
diriterhadap suatu permasalahan 3 = Jika 3 pointdilakukan
yang sedang dihadapi 2 = Jika 2 pointdilakukan
2. Memiliki pemikiran yang 1 = Jika 1 pointdilakukan
relevandengan topik yang
sedangdibicarakan
3. Argumen yang
disampaikanbersifat rasional
4. Dapat memutuskan untuk
menerima atau menolak sebuah
keputusanatas
klaim yang dibuat oleh orang lain
Kreatif 1. Mampu menghasilkan banyakide 4 = Jika 4 pointdilakukan
2. Mampu menghasilkan ide – 3 = Jika 3 pointdilakukan
ideyang bervariasi 2 = Jika 2 pointdilakukan
3. Mampu menghasilkan ide – 1 = Jika 1 pointdilakukan
idebaru yang sebelumnya
tidakada
4. Mampu mengembangkan dan
menambah ide
sehinggamenghasilkan
ide yang lebih rinci atau detil

PENSKORAN

Nilai = Jumlah Skor dibagi 24 dikalikan 100

Interval Nilai Ketrampilan


90 – 100 A (amat Baik)
80 – 90 B (Baik)
70 – 80 C (Cukup)
< 70 D (Kurang)

MODUL PENYIAPAN BIBIT


PERBANYAKAN TANAMAN SECARA GENERATF

A. Pendahuluan
Pada prinsipnya pembiakan tanaman secara generatif merupakan hasil dari
penyerbukan (sexual). Hasil pembiakan generatif lebih dikenal dengan bibit dari biji,
sebab bibit ini dikembangkan dari biji. Anggapan semacam ini tidak selalu benar
sebab ada biji yang bukan dari hasil penyerbukan yaitu biji apomiktik. Namun pada
kebanyakan buah atau biji ini telah dibuahi atau sebagai hasil perkawinan antara
bunga jantan dan bunga betina. Mekanisme perkawinan terjadi pada saat
penyerbukan yaitu pada saat kepala putik diserbuki dengan serbuk sari yang
berlanjut sampai pembentukan biji.
Cara pembiakan tanaman dengan biji ini dapat terjadi secara alami dan
dengan campur tangan manusia. Pembiakan secara alami yaitu biji tanaman yang
jatuh di tanah, akan tumbuh menjadi tanaman jika mendapat kondisi lingkungan
yang sesuai untuk pertumbuhannya. Pembiakan dengan campur tangan manusia
yaitu melalui manusia, biji akan tumbuh menjadi tanaman jika ditempatkan pada
kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Belajar dari kondisi alam
ini manusia telah mengenal cara pembiakan tanaman dengan biji jauh sebelum
cara pembiakan vegetatif.
Pertumbuhan tanaman yang diperbanyak dengan biji, mempunyai
keseimbangan perbandingan antara pertumbuhan tanaman di bagian bawah tanah
(akar) dengan pertumbuhan bagian tanaman di atas permukaan tanah (batang
beserta tajuknya). Pertumbuhan tajuk yang meninggi akan sebanding dengan
pertumbuhan memanjang akar tanaman, selain pohonnya lebih tinggi, tanaman dari
bijipun memiliki perakaran yang dalam.
Pertumbuhan vegetatif tanaman dari biji memerlukan waktu yang lebih lama
dari pada pertumbuhan tanaman dari hasil perbanyakan yang lainnya, karena
pertumbuhan tersebut dimulai dari awal (dari biji). Energi awalnya lebih banyak
digunakan untuk pembentukan batang dan tajuk tanaman sehingga pertumbuhan
generatifnya lebih lambat dan diperlukan waktu yang lebih lama untuk menunggu
tanaman berbuah (menghasilkan).
Kelebihan tanaman ini perakarannya kuat, kelemahannya adalah
pertumbuhan generatifnya lambat dan sifat genetiknya belum tentu sama dengan
MODUL PENYIAPAN BIBIT
sifat induknya. Umur berproduksinya tidak secepat tanaman yang berasal dari
perbanyakan vegetatif.
Adanya kekurangan seperti diatas bukan berarti tanaman yang berasal dari biji
ini tidak berguna sama sekali. Tanaman ini masih banyak diperlukan sebagai batang
bawah untuk okulasi atau sambung atau sebagai tanaman penghijauan di lahan-
lahan kritis yang lebih mementingkan konservasi lahannya dibanding produksinya.
Khususnya tanaman perkebunan tahunan, tanaman hasil perbanyakan dari biji
dapat dikenali dari sosoknya yang lebih tinggi dan percabangannya lebih sedikit
dibanding dengan tanaman hasil perbanyakan vegetatif.
Sifat genetik suatu tanaman dapat ditingkatkan melalui pemuliaan tanaman
dengan cara merakit sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh tanaman. Salah satu
metode pemuliaan tanaman yang dapat dilakukan secara sederhana adalah melalui
persilangan (penyerbukan silang) yaitu menggabungkan dua atau lebih sifat unggul
yang dimiliki tetuanya dengan tujuan untuk memperoleh benih hibrida yang unggul.
Agar dapat melakukan persilangan yang menghasilkan benih hibrida sesuai dengan
target yang diinginkan, diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
penyerbukan atau persarian.
Pembiakan tanaman secara generatif adalah pembiakan tanaman dengan
menggunakan biji. Biji merupakan hasil reproduksi seksual tanaman. Reproduksi
seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang
berbeda (tepungsari/polen dan putik) yang terdapat pada bunga. Bunga adalah
struktur reproduksi seksual pada tumbuhan yang berbuah. Bunga berfungsi untuk
menghasilkan biji, maka fungsi dari bunga sebagai penghasil biji merupakan dasar
utama yang penting untuk dipelajari, dimana penyerbukan dan pembuahan
berlangsung pada bunga.
Dipandang dari segi biologi, bunga merupakan alat perkembangbiakan tanaman
karena bunga dapat tumbuh menjadi buah yang berisi biji, dan biji dapat tumbuh
menjadi tanaman baru. Pada umumnya tanaman dapat menghasilkan bunga setelah
dewasa dan cukup mengandung cadangan makanan. Apabila tanaman telah
mencapai tingkat dewasa dan telah mempunyai cadangan makanan yang cukup
banyak terutama karbohidrat maka tanaman akan mengalami perubahan kualitatif
menuju kearah pembungaan.

MODUL PENYIAPAN BIBIT


B. Bahan Pembiakan Tanaman Dipilih Sesuai dengan Tujuan Pembiakan Tanaman
Benih dan bibit merupakan sumber bahan tanam yang digunakan dalam proses
budidaya tanaman. Benih adalah istilah yang dipakai untuk bahan dasar pemeliharaan
tanaman.
Dalam Undang-Undang Sistem Budidaya Tanaman, benih adalah tanaman atau
bagian dari tanaman yang digunakan untuk mengembangbiakkan tanaman tersebut.
Dalam budidaya tanaman, benih dapat berupa biji maupun tumbuhan kecil hasil
perkecambahan, atau perbanyakan aseksual dan disebut juga bahan tanam. Benih atau
bahan tanam yang bukan berupa biji atau yang telah disemaikan dapat disebut sebagai
bibit. Benih diperdagangkan tidak untuk dikonsumsi.

1. Bahan Tanam (Vegetatif dan Generatif) Dikenali Sesuai dengan Karakteristik


Komoditas
a. Pengenalan Bahan Tanam
Bahan tanam merupakan bagian tanaman yang ditanam, dapat berupa
biji/benih, potongan batang (setek), atau belahan rumpun. Bagian tanaman yang
dapat dijadikan bahan tanam tergantung pada jenis tanamannya dapat berupa
daun, ranting, cabang, batang, akar, rhizome, umbi, buah dan biji. Bahkan dengan
teknologi tinggi jaringan tanaman bagian manapun dapat digunakan sebagai
bahan tanam. Semua organ tanaman dapat digunakan sebagai bahan tanam,
namun harus efisien, tersedia dan berpotensi produksi tinggi. Bahan tanam sangat
menentukan produktifitas tanaman (> 50%) baik kuantitas maupun kualitas, sifat
genetis dan daya tumbuh yang baik.
Bahan tanam adalah bagian dari pohon induk yang digunakan untuk
memperbanyak tanaman, baik untuk perbanyakan secara generatif atau untuk
perbanyakan secara vegetatif. Bahan tanam harus berasal dari pohon induk yang
sehat dan telah diketahui silsilahnya, mudah dibiakkan, produktivitas perakaran
yang kuat dan rimbun.
Bahan tanam yang baik didapat melalui:
1) Bibit
Bibit tanaman merupakan modal yang perlu diperhatikan yang akan
menentukan kualitas pertumbuhan tanaman. Keberhasilan fase pembibitan
akan mendukung fase pertumbuhan berikutnya di lapangan.
Persiapan bibit yang berkualitas akan dapat meminimalkan kegagalan yang
timbul dalam usaha pembudidayaan suatu tanaman tertentu. Pengadaan bibit
tanaman dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu generatif (biji) dan vegetatif

MODUL PENYIAPAN BIBIT


(bagian tanaman). Kedua cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing sesuai dengan kebutuhannya. Melalui perbanyakan secara vegetatif
memiliki keuntungan yang menjanjikan, karena kinerja yang baik dari
tanaman induknya akan diulang secara konsisten dan berkelanjutan, hal ini
tidak dapat dilakukan pada perbanyakan secara generatif (biji). Perbanyakan
tanaman secara vegetatif diharapkan akan menghasilkan tanaman yang
unggul, seragam dan dapat mempercepat penyebaran hasil-hasil program
pemuliaan.
Bahan tanam untuk perbanyakan secara vegetatif sebaiknya berasal dari
pohon induk yang telah diketahui silsilahnya, tingkat pertumbuhan, serta
kualitas dan kuantitas produksi buahnya. Untuk stek, bagian vegetatif yang
digunakan adalah batang, daun, akar, atau umbi. Untuk cangkokan,
rundukan, atau sambung, bagian vegetatif yang digunakan adalah pohon
induk keseluruhan. Sementara itu, bagian vegetatif yang digunakan untuk
okulasi dan sambungan adalah entres, yakni cabang yang diambil dari bagian
pucuk pohon induk.
Bibit merupakan bahan tanam yang berasal dari bagian vegetatif tanaman
hidup. Bibit dapat berarti pula benih yang ditumbuhkan dulu sampai tingkat
tertentu yang kemudian digunakan sebagai bahan tanam. Kelebihan
penggunaan bibit adalah: mudah diperoleh dan digunakan, sifat sama dengan
induknya dan cepat produksi.
Kelemahan penggunaan bibit adalah: bibit yang berasal dari stek dan cangkok
tidak mempunyai akar tunggang serta sulit dalam distribusi/pengangkutan.
Untuk meminimalkan resiko kegagalan, maka sebaiknya dicermati karakteristik
bibit yang prima, berkualitas dan cukup usianya dengan ciri-ciri sebagai berikut:
• Tumbuh subur dan normal sesuai dengan usia bibit seharusnya
• Memiliki batang kokoh dengan percabangan tumbuh merata
• Daun rimbun, berwarna hijau, tidak mengalami cacat akibat serangan hama
dan penyakit
• Perakaran tanaman tumbuh cukup rimbun dan tidak keluar dari media tanamnya
• Batang atas dan batang bawah memiliki ukuran seimbang.
Pedoman mendapatkan bibit berkualitas sebagai berikut:
Bibit dengan label resmi
Bibit berkualitas tinggi yang banyak diperdagangkan di Indonesia memiliki
label resmi dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Departemen
Pertanian. Label tersebut merupakan tanda bahwa tanaman berasal dari

MODUL PENYIAPAN BIBIT


varietas unggul, baik batang atas maupun batang bawahnya, asal bibit, nama
dan alamat penangkar bibit.
Perakaran bibit kokoh
Untuk mengetahui perakaran bibit yang kokoh, dapat dikenali dengan cara
mengangkat bibit sewaktu masih berada di dalam polibag. Apabila polibag dan
media tanaman tidak goyang atau jatuh, berarti perakaran tumbuh dengan baik
mencengkeram media tanam.
Syarat lain perakaran yang baik adalah akar tidak menyembul keluar dari
polibag. Perakaran yang kurang kokoh akan menancap di tanah dapat
mengakibatkan terputusnya akar saat bibit dipindahkan dari polibag ke pot
tanam.
Umur bibit
Saat memilih bibit tanaman yang menjadi perhatian utama adalah umur bibit
yang sudah mencukupi. Bibit yang sudah berumur 6-8 bulan dengan tinggi lebih
dari 60 cm akan mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya.
2) Benih
Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses
seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar. Benih
siap dipanen apabila telah masak. Ada beberapa fase untuk mencapai suatu
tingkat kemasakan benih, yaitu fase pembuahan, fase penimbunan zat
makanan dan fase pemasakan. Fase pertumbuhan dimulai sesudah terjadi
proses penyerbukan, yang ditandai dengan pembentukan-pembentukan
jaringan dan kadar air yang tinggi. Fase penimbunan zat makanan ditandai
dengan kenaikan berat kering benih, dan turunnya kadar air. Pada fase
pemasakan, kadar air benih akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban
udara di luar dan setelah mencapai tingkat masak benih, berat kering benih
tidak akan banyak mengalami perubahan.
Tolok ukur yang umumnya dijadikan patokan untuk menilai tingkat
kemasakan benih adalah warna, bau, kekerasan kulit, rontoknya buah (benih),
pecahnya buah, dan kadar air. Benih dikatakan masak secara fisiologis dan siap
untuk dipanen, apabila zat makanan dari benih tersebut tidak lagi tergantung
dari pohon induknya, yang umum ditandai dengan perubahan warna kulitnya.
Waktu yang paling baik untuk pengumpulan benih adalah segera setelah benih
itu masak. Masaknya buah (benih) umumnya terjadi secara musiman, walaupun
cukup banyak juga jenis-jenis pohon yang menghasilkan buah masak tetapi
tidak mengikuti musim yang jelas.

MODUL PENYIAPAN BIBIT


Penggunaan benih bermutu mengurangi jumlah pemakaian benih dan tanam
ulang serta memiliki daya kecambah dan tumbuh yang tinggi sehingga pertanaman
tumbuh seragam, karena dengan menggunakan benih yang bermutu dan sehat
akan mendukung pola pertumbuhan dari tanaman tersebut. Pertumbuhan benih
yang baik pada awal tanam dapat mengurangi masalah gulma dan dapat
meningkatkan daya tahan terhadap serangan dari hama dan penyakit. Kombinasi
faktor ini dapat memberikan tambahan hasil panen antara 5-20%.
Benih yang mempunyai mutu baik mempunyai ciri-ciri tersendiri, benih bermutu
adalah benih murni dari suatu varietas, berukuran penuh dan seragam, penuh disini
berarti tidak mempunyai suatu kekurangan tidak terdapat tanda-tanda kerusakan
pada benih tersebut. Benih mempunyai daya kecambah lebih dari 80% dengan bibit
tumbuh baik dan terbebas dari bibit gulma, penyakit, hama atau bahan lainya yang
dapat mempengaruhi daya pertumbuhan dari benih.
Ciri fisik benih bermutu adalah:
a) Bentuk, ukuran dan warnanya seragam. Benih yang baik selalu sama bentuknya.
Kalau bentuk benih itu seharusnya bulat, semuanya bulat (tidak ada yang pipih atau
lonjong). Itulah benih yang baik. Demikian pula kalau bentuknya seharusnya pipih,
maka semuanya juga harus pipih. Ukuran dan warna juga harus seragam. Tidak ada
yang lebih besar atau lebih kecil. Tidak ada yang berwarna aneh, kalau bibit
berwarna kuning semua harus kuning, tak ada yang putih
b) Permukaan kulit benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau
keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur
c) Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah,
sisa kulit, dan biji rumput
d) Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa istirahat yang cukup,
namun masih juga belum mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa.
Benih sebaiknya diberi label secara tepat. Untuk memperoleh benih bermutu, dapat
membeli benih bersertifikat yang murni dan berlabel atau membeli benih bermutu
yang diproduksi petani/penangkar.
Benih sebagai bahan perbanyakan sebaiknya menggunakan benih yang bermutu.
Keuntungan penggunaan benih bermutu adalah dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi penggunaan benih, karena populasi tanaman yang akan tumbuh dapat
diperkirakan sebelumnya, yaitu dari data (label) daya kecambah dan kemurniannya.
Benih dapat dikatakan baik atau bermutu kalau sudah memenuhi komponen mutu
benih, yaitu kriteria mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik dan mutu pathologis.

MODUL PENYIAPAN BIBIT


Kriteria benih yang baik secara fisik adalah:
a) Tingkat kebersihan benih
Salah satu ketentuan benih sesuai dengan standar yang telah ditentukan adalah
tingkat kebersihannya dari segala kotoran baik kotoran yang berasal dari sisa-sisa
bagian tanaman maupun kotoran lain (biji-biji herba gulma, potongan tangkai, dan
butiran-butiran tanah/pasir)
b) Ukuran dan keseragaman
Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap butir benih. Benih
yang berukuran normal dan seragam akan memiliki struktur embrio yang baik dan
cadangan makanan yang cukup
c) Berat benih
Berat setiap butir yang biasanya ditimbang, untuk benih berukuran besar,
pengukuran dengan cara menimbang 100 butir sedangkan untuk benih berukuran
kecil 1.000 butir.
d) Warna benih
Warna benih dapat mengidentifikasi suatu benih terutama untuk mengetahui
lamanya benih tersimpan dan tingkat kesehatan benih dari penyakit benih. Benih
yang baik adalah benih yang memenuhi warna cerah, tidak kusam, mulus, tidak
bercak atau terang sesuai dengan warna dasarnya.

Benih dinyatakan memenuhi kriteria fisiologis apabila benih tersebut memiliki


viabilitas dan daya kecambah yang tinggi sesuai dengan persyaratan mutu benih
yang telah ditetapkan. Begitu juga kriteria pathologis bila benih tersebut tidak
terinfeksi penyakit sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Sedangkan
benih dinyatakan memiliki mutu genetis yang baik bila benih tersebut memiliki
tingkat kemurnian yang tinggi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan
(bersertifikat).
Sebelum benih disemai yang perlu dilakukan adalah menghitung kebutuhan benih
dengan cermat, hal ini terutama diperlukan untuk keperluan benih dalam jumlah
yang besar. Perhitungan kebutuhan benih ini akan memberikan beberapa
keuntungan, seperti efisiensi biaya. Perhitungan kebutuhan benih dengan cermat
akan dapat menghemat biaya dan dapat menghindari pembengkakan biaya yang
diakibatkan oleh kelebihan benih yang disemai. Proses budidaya selanjutnya akan
berjalan lebih baik dengan adanya perhitungan kebutuhan benih yang cermat, hal
ini dimungkinkan dengan diperolehnya benih yang seragam sehingga memudahkan
tehnis budidaya selanjutnya. Dalam perhitungan kebutuhan benih ini,

MODUL PENYIAPAN BIBIT


diperhitungkan juga kebutuhan benih untuk penyulaman sehingga bila ada tanaman
yang mati, dapat diganti dengan benih yang seragam yang telah diperhitungkan
sebelumnya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menghitung kebutuhan benih antara


lain luas lahan, jarak tanam, prosentase daya kecambah benih, cadangan untuk
penyulaman, kecambah dapat dipindah dan bibit dapat ditanam. Luas lahan dan
jarak tanam jelas akan mempengaruhi jumlah benih yang diperlukan. Semakin luas
lahan penanaman maka semakin banyak benih yang diperlukan sehingga semakin
banyak pula biaya yang diperlukan untuk pesemaian. Demikian pula dengan jarak
tanam, semakin lebar jarak tanam yang digunakan maka semakin sedikit jumlah
benih yang diperlukan dan sebaliknya.

Setelah luas lahan dan jarak tanam yang digunakan diketahui maka perhitungan
kebutuhan benih sudah dapat dilakukan. Secara umum perhitungan kebutuhan
benih yang menggunakan pola jarak tanam segi empat dengan rumus :

Keterangan :
Y = Jumlah benih yang diperlukan
B = Luas lahan yang akan ditanami ( m2 )
C = Jarak tanam antar barisan ( m )
D = Jarak tanam dalam barisan ( m )
E = Penyulaman ( pohon )
F = Daya kecambah benih ( % )
G = Kecambah dapat dipindah
H = Bibit dapat ditanam

b. Bahan Tanam Tanaman Karet (Hevea brasiliensis L.)


Persiapan bahan tanam untuk tanaman karet merupakan tahapan paling awal dan
tahapan yang sangat menentukan suatu proses budidaya. Baik buruknya bahan
tanam akan berpengaruh pada keberhasilan budidaya tersebut. Dalam persiapan
bahan tanam, persiapan yang harus dilakukan antara lain:
1). Benih
Benih merupakan biji yang akan digunakan sebagai bahan tanam. Benih tanaman
karet dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Ilegitim : benih yang tidak diketahui klon tetua betina dan klon tetua jantan

MODUL PENYIAPAN BIBIT


b) Propelegitim : benih yang klon tetua betinanya diketahui
c) Legitim : benih yang klon tetua jantan dan betinanya diketahui.

Benih yang akan dijadikan bahan tanam dapat berasal dari kebun produksi dengan
syarat kebun produksi tersebut mempunyai luas minimal 10 ha dan usia tanaman
minimal 10 tahun. Langkah selanjutnya adalah pemilihan biji yang akan digunakan
sebagai bahan tanam. Biji yang diambil adalah biji yang mempunyai ukuran sedang
sampai besar dan mempunyai kenampakan kulit luar yang mengkilat. Cara
pemilihan biji yang baik adalah dengan mengambil 100 benih secara acak yang
selanjutnya dilakukan uji belah. Biji yang baik untuk bahan tanam adalah biji yang
ketika dibelah mempunyai warna daging biji yang putih cerah. Dari 100 biji yang
diambil minimal 70% adalah biji yang baik. Biji yang terkumpul siap untuk dijadikan
sebagai bahan tanam. Untuk menghitung kebutuhan biji/benih digunakan rumus :
X = (4,31 x P x A) x 115 %
P = Jumlah Populasi
A = Luas areal.

Faktor–faktor yang mempengaruhi jumlah biji/benih yang dibutuhkan dan


prosentasenya antara lain :
• Biji dikumpulkan 60% dari populasi
• Biji dideder 80%
• Kecambah ditanam 80%
• Seleksi batang bawah 1 85%
• Seleksi batang bawah 2 90%
• Seleksi batang bawah 3 95%
• Okulasi 100% dari seleksi 3
• Okulasi hidup 80%
• OMT melentis 80%
• Tanam OMT ke polybag 90%
• Bibit polybag hidup 85%
• Bibit siap salur 85%
• Bibit prima 90% (sudah termasuk sulaman 15%).

Faktor lain yang mempengaruhi penyiapan benih adalah mekanisme


pengumpulan biji. Periode keluarnya biji untuk tanaman karet yang ada di pulau
Jawa adalah pada bulan Februari-Maret, oleh karena itu persiapan dilakukan satu

MODUL PENYIAPAN BIBIT


bulan sebelum periode biji itu tiba yaitu dengan melakukan penyiangan pada
kebun yang akan dijadikan sebagai sumber benih. Setelah tiba periode biji maka
biji dikumpulkan satu hari sekali atau paling lambat 2 hari sekali. Hasil
pengumpulan biji disortasi dan ditandai atau diberi nama klon indukannya.
Apabila kebun tidak mempunyai kebun induk untuk pengambilan biji maka biji
didatangkan dari kebun lain.

Gambar 2.1. Benih karet (Hevea braziliensis L.)

MODUL PENYIAPAN BIBIT


GLOSORIUM

Benih : biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses seleksi sehingga
diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar

Ilegitim : benih yang tidak diketahui klon tetua betina dan klon tetua jantan
Propelegitim : benih yang klon tetua betinanya diketahui
Legitim : benih yang klon tetua jantan dan betinanya diketahui.
Bibit : calon tanaman baru
Generatif : Perbanyakan tanaman yang dilakukan secara Kawin
Distribusi : Proses penyebaran atau penyaluran bibit ke lokasi yang di butuhkan
Bahan Tanam : bahan tanaman yang di [erbanyak secra generatif maupun vegetatif
Ukuran benih : Besar- kecilnya volume setiap butir benih
Kecambah : benih yang telah diberi perlakuan sehingga membentuk plumula (pucuk) dan
radikula (akar) serta siap untuk ditanam di pembibitan
Ramet : kecambah hasil perbanyakan vegetatif dengan teknik kultur jaringan melalui embriogenesis
kalus primer

MODUL PENYIAPAN BIBIT


DAFTAR PUSTAKA

Endang Gunawan ,SP,MSi, Perbanyakan Tanaman (2016), Jakarta ,PT Agromedia


Pustaka

Ir.anggar Nugrahaningsih, Pembiakan tanaman, (2019 ) Jakarta ,Penerbit Andi

MODUL PENYIAPAN BIBIT

Anda mungkin juga menyukai