Materi Seminar IPA Baja Dan Beton - Rev 01
Materi Seminar IPA Baja Dan Beton - Rev 01
PROFIL NARASUMBER
DATA PROFIL
Tempat / Tanggal Lahir : 14 Januari 1974
Pendidikan Terakhir : S1 Teknik Sipil – Universitas Sebelas Maret
Posisi/Jabatan : Project Manager – Proyek Construction of WTP Simoro 300 LPS
Perusahaan : PT. Amarta Karya (Persero)
Bidang Kompetensi : Gedung, Instalasi Pengolahan Air, Jalan, Jembatan dan Pembangkit
Sutarno, S.T.
Pengalaman : Project Manager – Proyek Jembatan Gantung PUPR (2020 dan 2021)
: Project Manager – Proyek Pelabuhan Tanjung Mas Semarang (2019)
: Project Manager – Proyek Gedung Rawat Inap RSUD Pekanbaru (2018)
: Construction Manager – Proyek IPA Teritip Balikpapan (2017)
No Telepon : 0877 – 8816 – 9009
DAFTAR ISI
PENGAWASAN K3 PROYEK
2 KONSTRUKSI
SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu penyediaan air
minum mulai dari perencanaan sumber air baku (kualitas & kuantitas), transmisi air baku dari intake
(sumber air baku) ke instalasi pengolahan air (IPA), teknologi Instalasi Pengolahan Air/ IPA yang efektif dari
segi performance/fungsi dan biaya, transmisi air olahan (air minum) dari lokasi IPA ke reservoir (offtake),
sampai distribusi air minum ke masyarakat atau daerah pelayanan. Hal-hal teknis maupun administrasi
yang terkait dengan proses penyediaan air minum dimasukkan dalam sistem pengelolaan SPAM.
PROSES PENGOLAHAN
No Komponen Jenis
A Komponen Utama
1) Unit pengambilan air baku 1) Air permukaan, Air Tanah
2) Pengukur aliran Air (flow meter) 2) Ambang tajam, Turbin, Elektromagnetik, dan Ultrassonik
3) Pembubuhan Larutan Kimia 3) Pompa dosing
4) Mixer 4) Mekanis, hidrolis, in Line dan kompresor
5) Koagulasi 5) Hidrolis, Mekanis dan Dynamic
6) Flokulasi 6) Hidrolis, Mekanis dan Dynamic
7) Sedimentasi 7) Gravitasi, floating, sludge blanket
8) Filtrasi 8) Saringan pasir cepat media tunggal atau ganda
9) Desinfektan 9) Pompa Dosing
B Komponen Pendukung
Penampung Reservoir
PROSES PENGOLAHAN
A. Air Baku
FUNGSI :
Untuk mencampur bahan kimia yang akan bereaksi dengan air baku,
membentuk partikel koloid yang disebut flok.
KINERJA :
pH Air Baku antara 5-11 (tergantung dari jenis koagulan yang digunakan
(misalnya : alum 5-7, garam besi 5-11, PAC 6-9)
Energi untuk pencampuran dapat menghasilkan gradien kecepatan G
>750/det , sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan paket
unit IPA
Waktu detensi 1 – 3 detik, sesuai dengan SNI 19-6774-2002, tata cara
perencanaan paket unit IPA
Untuk stabilitas aliran, dicek dengan bilangan Reynold Nre > 10.000, sesuai
dengan SNI 196774-2002, tata cara perencanaan paket unit IPA
Bentuk dan ukuran peralatan pengaduk cepat disesuaikan dengan teknologi Bangunan Koagulasi
IPA paket yangditawarkan namun mampu menghasilkan kinerja
sebagaimana ditetapkan dalam butir A.
PROSES PENGOLAHAN
C. Unit Flokulasi
FUNGSI : KINERJA :
Untuk membentuk flok-flok yang merupakan penggabungan Waktu kontak (td) : 15 - 40 menit, sesuai dengan SNI 19-6774-2002,
partikel tidak stabil setelah pembubuhan koagulan dan tata cara perencanaan paket unit IPA
pengadukan pada proses koagulasi sehingga terbentuk flok yang Gradien Kecepatan (G) : 80 – 20/det, sesuai dengan SNI 19-6774-
mudah mengendap. 2002, tata cara perencanaan paket unit IPA D3.3.5
Bangunan Flokulasi
Tampak Atas FLokulasi
PROSES PENGOLAHAN
D. Unit Sedimentasi
FUNGSI :
Untuk memisahkan flok yang sudah terbentuk dari unit flokulasi sehingga mudah dibuang
KINERJA :
Keunggulan Keunggulan
• Material yang lebih awet dan tahan lama • Material lebih ringan dan lebih mudah dipasang
• Tidak ada keterbatasan untuk berbagai desain Panjang • Biaya pemasangan lebih murah
Kekurangan • Pekerjaan perawatan yang lebih mudah
• Biaya pembuatan lebih mahal Kekurangan
• Biaya pemasangan lebih mahal karena perlu alat bantu dan lebih • Keterbatasan dimensi maksimum (h = 41 inch)
lama • Karena material PVC, maka harus di proteksi dari paparan UV.
PROSES PENGOLAHAN
E. Unit Filtrasi
FUNGSI : Untuk menyaring sisa-sisa flok yang sangat halus dengan menggunakan beberapa media filter.
KINERJA :
Dalam bangunan unit filtrasi, pada umumnya dibagi menjadi beberapa bak untuk
memastikan proses produksi air bersih masih bisa berjalan pada saat dilakukan Antrasit
proses backwash pada salah satu bak filtrasi.
Media filter yang digunakan diantarnya adalah sebagai berikut:
Pasir Silika
Proses Backwash Pencucian Media Filter Proses Drain Air Backwash Filter
• Proses Backwash adalah proses yang dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan atau mencuci media filter (Antrasit, Pasir Silika dan Kerikil) dari
endapan flok halus yang terakumulasi selama proses produksi.
• Pada saat proses backwash dilakukan, maka salah satu bak filtrasi dipastikan tidak memproduksi air bersih.
• Proses backwash terdiri dari 3 tahapan utama yaitu 1) pengurangan elevasi muka air hingga mendekati top level media filter, 2) pengadukan media filter
dengan angin dari air scouring, 3) pengadukan media filter dengan air dari pompa backwash untuk menaikan level air yang tercampur flok, dan yang terakhir
4) proses pembuangan air yang bercampur dengan flok/sedimen (drain/outlet backwash)
PENGAWASAN KONSTRUKSI PENGAWASAN K3 PROYEK
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KONSTRUKSI
(SPAM)
HSSE PLAN
Ka.QHSSE
Ketua
GM/PM
Sekretaris
Ahli K3 Umum
Anggota
HSSE PLAN
E. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Peluang
HSSE PLAN
F. Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan
HSSE PLAN
B. Safety Induction, Safety Talk, Tool Box Meeting, Safety Meeting & Inspection
1 SAFETY INDUCTION
- PEKERJA BARU SETIAP SAAT
- SEBELUM BEKERJA SETIAP SAAT
START
PCM
(Dokumen RMK, RMPK, ITP, Quality
Plan, HSE Plan, Quality Target) Pengukuran dan Pemetaaan
Penyelidikan Tanah
Pekerjaan Pondasi
Commissioning and
FINISH
TIDAK Running Test YA
QUALITY PLAN
Dalam Penerapan ISO 9001, setiap proyek harus memiliki Project Quality Plan atau Rencana Mutu Proyek. Dokumen ini merupakan
dokumen perencanaan mutu yang harus disiapkan sebelum pelaksanaan proyek dimulai. Manajer Operasi di Kantor pusat dan
Manajer Proyek yang ditunjuk bertanggung jawab untuk menyiapkan dan merumuskan rencana mutu Proyek ini.
Tujuan
Pengendalian pelaksanaan aktifitas.
Kejelasan dan koordinasi pelaksana dan pengawasan pelaksanaan inspeksi dan statusnya.
Mengidentifikasi dan mengendalikan non conformance product.
Pengendalian tindakan perbaikan untuk setiap masalah mutu yang mungkin terjadi di proyek.
• Data Umum
• Administrasi dan Keuangan
Deskripsi Proyek • Peta Lokasi
• Tahapan Aktifitas
• Rencana Mobilisasi
• Struktur Proyek
• Daftar Sub Kontraktor
Organisasi dan Tanggung
• Daftar Supplier
Jawab
• Daftar nominated sub kontraktor/supplier
• Daftar personil proyek
QUALITY PLAN
• Dokumen Kontrak
Pengendalian Dokumen • Daftar Induk Gambar
Proyek • Daftar Pengarahan Pelanggan
• Daftar Prosedur Instruksi Kerja Terkait
NO URAIAN PEKERJAAN ITEM YANG DITINJAU INSPEKSI KRITERIA PENILAIAN PERIODE JENIS RECORD PIC
4 IPA BETON
4.B Dinding Beton (Koagulasi, Pembesian lantai Pemeriksaan langsung Sesuai shopdrawing Setelah Dokumentasi foto Tim Teknik
Flokulasi, Sedimentasi, dan Filtrasi) Slump Beton Slump Tes Sesuai spek. dan JMD fabrikasi Berita acara dan Quality
Tebal hasil pengecoran Pengukuran langsung Sesuai shopdrawing Saat cor Dokumentasi foto Control
Kuat tekan beton Uji Kuat Tekan Sesuai spek. dan JMD Setelah cor Laporan uji kuat tekan
Umur 3, 7 14
Permukaan beton Pemeriksaan langsung Permukaan halus & rata & 28 hari Dokumentasi foto
Setelah cor
4.C Waterstop Kekuatan waterstop Pemeriksaan langsung Waterstop cukup kuat Setelah Dokumentasi foto Tim Teknik
Sambungan waterstop Pemeriksaan langsung Sambungan kuat dan rapi dipasang dan Quality
Control
4.D Waterproofing Kerataan waterproofing Pemeriksaan langsung Rapi, rata dan menyeluruh Setelah di Dokumentasi dan foto Tim Teknik
Tebal waterproofing Pemeriksaan Langsung Sesuai standar aplikasikan dan Quality
Control
QUALITY PLAN
B. Inspection and Test Plan
NO URAIAN PEKERJAAN ITEM YANG DITINJAU INSPEKSI KRITERIA PENILAIAN PERIODE JENIS RECORD PIC
5 IPA BAJA
5.A Angkur pedestal Jumlah dan kualitas angkur Pemeriksaan Langsung Sesuai spek. Dan Saatdan Dokumentas ifoto Tim Teknik
shopdrawing setelah dan Quality
dikerjakan Control
5.B Pelat Baja Kualitas pelat baja FAT ke workshop, Uji Sesuai spesifikasi teknis Sebelum Mill Certificate dan Tim Teknik,
Tarik, bending dan tekuk fabrikasi laporan hasil uji tim fabrikasi
material dan Quality
Ketebalan pelat baja Pengukuran langsung Sesuai spek dan shopdrawing Sebelum Berita acara Control
fabrikasi
5.C Sambungan Las dan Baut Kerapihan dan kualitas las Pemeriksaan Langsung Sambungan las rapi dan baik Setelah Dokumentasi foto dan Tim Teknik,
fabrikasi berita acara tim fabrikasi
Jumlah dan diameter baut Pemeriksaan Langsung Sesuai shopdrawing Setelah dan Quality
fabrikasi Control
5.D Coating Kerataan dan kerapihan Pemeriksaan langsung Coating rapi dan menyeluruh Setelah Dokumentasi foto dan Tim Teknik,
Tebal coating Pengujian electometer Sesuai spesifikasi fabrikasi berita acara tim fabrikasi
dan Quality
Control
QUALITY PLAN
C. Quality Target
QUALITY PLAN
C. Quality Target
Penyelidikan Tanah
TIDAK
YA
Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung tanah dan jenis struktur geologis di dalam tanah.
Dari data hasil penyelidikan tanah, maka dapat ditentukan jenis pondasi, kedalaman, jumlah, dimensi dan
desain pembesian yang diperlukan. Sehingga pondasi struktur IPA dapat didesain dengan aman, efektif dan
efesien. Beberapa jenis metode penyelidikan tanah yang dapat dilakukan yaitu Uji Sondir dan Uji Standart
Penetration Test (SPT)
Pondasi IPA terbuat dari beton bertulang dengan definisi sesuai SNI 2847-2013
tentang Persyaratan Beton Struktur Bangunan Gedung yaitu :
“Beton struktural yang ditulangi dengan tidak kurang dari jumlah baja prategang atau
tulangan non-prategang minimum yang ditetapkan”
PENGAWASAN STRUKTUR PONDASI IPA
C. Metode Kerja Pekerjaan Pondasi Bore Pile
1 2 3 4 5
Pile Driving Analyzer (PDA Test) Pile Integrity Test (PIT Test)
Mengacu SNI 8459:2017 dan ASTM D 4945 ASTM D-5882
Tujuan Pengujian PDA Test adalah: Tujuan Pengujian PIT Test adalah:
• Daya dukung aksial tiang pancang (pile) • Mendeteksi keutuhan dan kerusakan tiang
• Menilai efisiensi energi yang disalurkan • Mengetahui Panjang, profile dan dimensi tiang
• Menganalisa integritas tiang Syarat Pengujian PDA Test :
Syarat Pengujian PDA Test : • kepala tiang harus rata, bersih, mudah dicapai, dan bebas dari
• Umur tiang harus 5 hari setelah masa pemancangan genangan air.
• Beton berumur 21 hari terhitung setelah pengecoran • Untuk tiang bor, pengujian dapat dilakukan minimum setelah 7
• Bagian kepala tiang yang diuji harus dalam keadaan rata hari pengecoran.
PENGAWASAN KONSTRUKSI PENGAWASAN KONSTRUKSI IPA
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
BETON
(SPAM)
PENGAWASAN KONSTRUKSI IPA BETON
A. Ketentuan Umum Beton Kedap Air
Konstruksi beton bertulang untuk bangunan air mengikuti pedoman SNI 032914-1992
Tentang Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air.
Spesifikasi beton bertulang kedap air memiliki nilai kuat tekan beton minimum f’c = 20 MPa setara K=250 (SNI 03-2914-
1992 dan Peraturan Menteri PUPR No. 28-2016) di uji dengan SNI 1974-2011 tentang uji tekan beton dengan silinder.
PENGAWASAN KONSTRUKSI IPA BETON
B. Baja tulangan beton menurut SNI 2052-2017
• Baja karbon atau baja paduan yang berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos atau sirip/ulir
dan digunakan untuk penulangan beton. Baja ini diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot
rolling).
• Sifat Tampak: Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna dan hanya
diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.
• Baja Tulangan Polos: Batang baja tulangan beton berpenampangbundar dan permukaan harus rata tidak
bersirip/berulir.
• Baja Tulangan Berulir/Sirip: Permukaan batang baja tulangan beton harus bersirip/berulir secara teratur. Setiap
batang dapat mempunyai sirip/ulir memanjang yang searah tetapi harus mempunyai sirip-sirip dengan arah melintang
terhadap sumbu batang.
• Baja tulangan beton yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 2052-2017 tentang Baja Tulangan
Beton, diantaranya memenuhi Karakteristik (melalui Uji Lab) :
Start
Uji Material
• Agragat Kasar (BJ, BV, Kadar Air, Sieve Analysis, Los Angles Test dll)
• Agregat Halus (BJ, BV, Kadar Air, Kadar Lumpur dan Sieve Analysis)
Pembuatan JMD
NO
Uji Slump Test
YES
NO
Uji Kuat Tekan
YES
Material dan JMD dapat digunakan
Selesai Untuk Pekerjaan pengecoran
PENGAWASAN KONSTRUKSI IPA BETON
C. Pengecoran Beton
• Pengecoran pondasi beton bertulang mengikuti pedoman SNI 03:3976-1995 tentang Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran
Beton.
• Campuran adukan beton harus sesuai dengan JMD (Job Mix Design) yang telah dilakukan di batching plant.
• Pada saat pengecoran beton, perlu diperhatikan juga tinggi jatuh beton sehingga adanya kemungkinan untuk membagi proses
pengecoran menjadi beberapa fase, sehingga dibutuhkan adanya pemasangan waterstop pada sambungan beton antar fase
tersebut.
• Untuk pertemuan antara beton lama dan beton baru, diperlukan pelapisan zat perekat atau calbond
• Untuk pengecoran dinding IPA Beton, agar dapat memperoleh hasil yang yang baik, maka disarankan menggunakan bekisting
dengan perkuatan tie rod atau bekisting system (PERI Formwork)
Vibrator Internal Bensin (Dalam) Vibrator Internal Listrik (Dalam) Vibrator External (Luar)
PENGAWASAN KONSTRUKSI IPA BETON
D. Tahapan Pekerjaan Struktur IPA Beton
Tie rod adalah suatu alat bantu yang digunakan untuk mengamankan Bekisting Sistem (PERI) Bekisting sistem adalah elemen-elemen bekisting yang
bekisting pada kolom suatu bangunan. dibuat di pabrik, sebagian besar komponen-komponen yang terbuat dari baja
1. Menetralkan tekanan pada kolom atau rangka beton. Rangka beton 1. Mudah dipasang dan dibongkar
yang tengah dibuat tentu saja tidak bisa langsung mengeras, sehingga 2. Ringan
harus dicetak dulu menggunakan bekisting. 3. Dapat dipakai berulang kali
2. Mempertahankan bentuk rangka atau kolom pada saat proses 4. Kualitas penegcoran baik dengan silus pembongkaran yang cepat serta dapat
pengecoran (bunting). Penggunaan sabuk cetakan ini harus terlebih Pada Pekerjaan konstruksi beton yang besar.
dahulu diukur seakurat mungkin. Ukuran terlalu kecil maupun besar 5. Namun kekurangan dari bekisting system (PERI) adalah mahal dan butuh
dapat menyebabkan beton berubah bentuk. Keahlian dan peralatan berat.
PENGAWASAN KONSTRUKSI IPA BETON
G. Pengawasan Saat Pengecoran dan Pemadatan
Internal Concrete Vibrator
Dalam pelaksanaan Pekerjaan pengecoran terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan untuk menghindari terjadinya segeregasi. Hal-hal tersebut diantaranya
adalah :
• Nilai slump test memenuhi JMD yang telah dibuat (10 ± 2 cm atau lainnya)
• Tinggi jatuh campuran beton saat pengecoran (max. 1,5 m)
• Kelebihan air pada campuran beton
• Saat proses pemadatan, penggunaan concrete vibrator yang kurang optimal
• Penggunaan concrete vibrator yang terlalu lama
• Kesalahan penggunaan campuran agregat (Job Mix Design)
Setelah pengecoran bak koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan clearwell selesai
dilakukan serta umur beton telah mencapai umur rencana yaitu 28 hari. Serta hasil
pengujian kuat tekan sampel beton yang diambil saat pengecoran mencapai mutu
rencana. Maka selanjutnya perlu dilakukan pengujian perendaman bak-bak IPA beton
untuk memastikan bahwa tidak adanya kebocoran yang terjadi saat pengoperasian
Instalasi Pengolahan Air (IPA) nantinya. Proses Uji Prendaman Bak Sedimentasi
PENGAWASAN KONSTRUKSI IPA BETON
H. Water Proofing
• Waterproofing adalah prosedur untuk mengaplikasikan bahan pelapis anti bocor yang digunakan
untuk mencegah terjadinya kebocoran pada dinding, atap beton, kamar mandi, balkon, ground water
tank, basement, dan area lainnya yang kemungkinan akan terjadi kebocoran.
• Cara kerjanya, bahan pelapis anti bocor ini melapisi, menutup pori-pori atau meresap pada
permukaan dinding, atap bangunan, media atau objek lainnya sehingga aliran air akan terhalang dan
tidak bisa menembus permukaan objek.
• Jenis-jenis waterproofing :
1. Waterproofing Coating (Foodgrade Material)
Waterproofing Crystalline
2. Waterproofing membrane
3. Waterproofing integral
4. Waterproofing crystalline
Beton keropos
• Beton keropos disebabkan karena pada saat pengerjaanya proporsi air sebagai pelarut dan campuran
bahan kurang tepat, partikel campuran yang tidak sempurna. Beton keropos juga bias disebabkan
karena factor usia
Grouting
Grouting
• Grouting adalah salah satu proses sementasi yang dapat meningkatkan stabilitas pada konstruksi. Teknik
ini dapat diaplikasikan dengan cara memasukan bahan grouting ke dalam lubang yang dibuat
menggunakan bor maupun retakan pada konstruksi yang tidak stabil. Melalui teknik ini, pori pori pada
konstruksi akan terisi dan tertutup dengan bahan grouting. Tentunya, grouting dapat membatasi daya lolos
air pada dalam tanah dan dapat memperbaiki kekuatan dari bangunan Anda.
Injection
• upaya untuk memperbaiki struktur beton dari konstruksi bangunan. Perbaikan telah dilakukan untuk
Injeksi
mengembalikan fungsi dan kekuatan beton yang terkait erat dengan pekerjaan bocor dan kedap air.
Dengan cara ini, konstruksi bangunan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi mereka. Selain
itu, kondisi ruangan yang sebelumnya bermasalah mungkin normal. Contohnya adalah area basement
bangunan. Retak pada bagian atas beton tidak akan berisiko jatuhnya bagian tersebut.
PENGAWASAN KONSTRUKSI PENGAWASAN KONSTRUKSI IPA
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
BAJA
(SPAM)
STRUKTUR IPA BAJA
A. Standar Mutu Material
STRUKTUR IPA BAJA
B. Standar Tebal Pelat Baja
• SNI 7505-2011 Tentang Spesifikasi Material Baja Untuk IPA Pelat baja yang digunakan minimum memiliki spesifikasi
seperti Mild Steel SS-400 atau yang setara dengan karakteristik.
STRUKTUR IPA BAJA
C. Standar Pekerjaan Pengelasan
LV MDP P-KAP
On
Fabrication
Process
Woltman/Turbine/Vane Meter
Kelebihan :
Tetap akurat terhadap variasi perubahan debit & tekanan air,
mudah didapat di pasaran dengan harga terjangkau.
Kekurangan :
Komponen bergerak relatif cepat aus sehingga perlu kalibrasi
rutin setiap ±5 tahun, bila terdapat kotoran dalam air
pengukuran mudah terganggu (tidak cocok utk air baku/ air
limbah), bila terdapat gelembung udara dalam air akurasi
pengukuran dapat terpengaruh, sensitif terhadap getaran
sehingga sebaiknya meter air dipasang pada pipa yang cukup
kaku seperti pipa besi/GIP.
PEKERJAAN MEKANIKAL
B. Alat Ukur Aliran
Kelebihan :
Sederhana, dapat dibuat sendiri (pedoman Permen PUPR No. 27 thn
2016), biaya rendah, cocok untuk air baku
Kekurangan :
Berdimensi cukup besar, bila dimensi tidak sesuai ketentuan akurasi
pengukuran diragukan
PEKERJAAN MEKANIKAL
B. Alat Ukur Aliran
Kelebihan :
Akurat untuk air yang tekanan nya sering berubah, konstruksi meter
sederhana tidakmudah terpengaruh kotoran dalam air karenadebit
pengukuran berdasarkan besarnya bukaaan katup (flap) di dalam
meter, cocok untuk air baku
Kekurangan :
Berdimensi cukup besar, bila dimensi tidak sesuai ketentuan akurasi
pengukuran diragukan
PEKERJAAN MEKANIKAL
B. Alat Ukur Aliran
Kelebihan :
Tidak mudah terpengaruh suhu, kekentalan air, tidak terpengaruh
kotoran dalam air, tidak adakomponen bergerak, cocok untuk air baku
Kekurangan :
Gelembung udara dalam air mempengaruhi akurasi, harga relatif
mahal
PEKERJAAN MEKANIKAL
C. Mekanikal Pencucian Filter dan Sludge Treatment
Pompa Pencucian Filter Centrifugal Split Case Submersible Pump Air Compressor
Air Receiver
1. Metode Kerja:
a) Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan metode kerja yang telah disetujui,
b) Memperhatikan titik tunggu (holding point), dimana pekerjaan dapat dilanjutkan bila tahap
pekerjaan
c) sebelumnya telah selesai dan disetujui,
2. Tenaga kerja yang terlibat: Pemeriksaan terkait jumlah tenaga kerja sesuai dengan rencana.
3. Peralatan yang dibutuhkan: Pemeriksaan ketersediaan SILO (Surat Izin Laik Operasi) dan SIO
(Surat Izin Operator) untuk operator masing – masing alat telah sesuai.
4. Material yang digunakan: Pengawasan terhadap kualitas (sesuai spesifikasi) dan kuantitas material
dasar serta material olahan.
5. Pemeriksaan material di lapangan dilakukan pada saat penerimaan di lapangan oleh penyedia jasa
pekerjaan konstruksi melalui pemeriksaan secara visual dan pengukuran (bila diperlukan), dan
disaksikan oleh pengawas pekerjaan, untuk memastikan bahwa materil yang dikirim ke lapangan
sesuai dengan material yang telah disetujui
PENGAWASAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS
BAGAN ALIR PEMERIKSAAN MATERIAL DI LAPANGAN
PENGAWASAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS
A. PENGAWASAN MUTU PEKERJAAN
Bagan Alir
Pelaksanaan Inspeksi
PENGAWASAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS
A. PENGAWASAN MUTU PEKERJAAN
Contoh Format
Perubahan di Lapangan
PENGAWASAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS
B. Penanganan Kontrak Kritis
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi Melalui Penyedia Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a) Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana lebih besar 10%;
b) Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana lebih besar 5%;
c) Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan kurang dari 5% dan akan melampaui tahun
anggaran berjalan.
PENGAWASAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS
B. Penanganan Kontrak Kritis
d) Apabila Penyedia gagal pada uji coba kedua, maka Pengguna Jasa menerbitkan Surat Peringatan
Kontrak Kritis II dan harus diselenggarakan SCM Tahap III yang membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia dalam waktu tertentu (uji coba ketiga) yang
dituangkan dalam Berita Acara SCM Tahap III;
e) Apabila Penyedia gagal pada uji coba ketiga, maka Pengguna Jasa menerbitkan Surat Peringatan
Kontrak Kritis III dan Pengguna Jasa dapat melakukan pemutusan Kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata;
f) Apabila uji coba berhasil, namun pada pelaksanaan pekerjaan selanjutnya Kontrak dinyatakan kritis
lagi maka berlaku ketentuan SCM dari awal;
PENGAWASAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS
B. Penanganan Kontrak Kritis
g) Dalam hal diperkirakan Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai Masa Pelaksanaan berakhir,
namun Pengguna Jasa menilai bahwa Penyedia mampu menyelesaikan pekerjaan, Pengguna Jasa
dapat memberikan kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan;
h) Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dimuat dalam addendum
Kontrak yang didalamnya mengatur:
1) Waktu pemberian kesempatan penyelesaian pekerjaan;
2) Pengenaan sanksi denda keterlambatan kepada Penyedia;
3) Perpanjangan masa berlaku Jaminan Pelaksanaan; dan
4) Sumber dana untuk membiayai penyelesaian sisa pekerjaan yang akan dilanjutkan ke Tahun
Anggaran berikutnya dari DIPA Tahun Anggaran berikutnya, apabila pemberian kesempatan
melampaui Tahun Anggaran.
PENGAWASAN PEKERJAAN DAN KONTRAK KRITIS
B. Penanganan Kontrak Kritis
i) Pemberian kesempatan kepada Penyedia menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh)
hari kalender, sejak Masa Pelaksanaan berakhir;
j) Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan dapat melampaui Tahun
Anggaran.
B E S T R E G A R D S ,