pada tanggal 1 Juni 1958 di Lamalera, Nusa Tenggara Timur. Setelah lulus dari
Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara tahun 1988, setelah mendapat gelar sarjana
Sonny Keraf tidak langsung berpuas diri, kemudian meraih gelar master dan
Universiteid Leuven Belgia pada tahun 1992 untuk strara-2 dan tahun 1995 untuk
strata-3.1
Adapun riwayat karir A. Sonny keraf, sejak tahun 1988 A. Sonny Keraf
adalah Staf Pusat Pengembangan Etika dan Staf Pengajar Universitas Atmajaya
dan Anggota Dewan Etika Indonesia Corruption Wathch. Pengalaman lain Sonny
Keraf adalah sebagai Staf Editor pada Penerbit Yayasan Obor Indonesia tahun
1985-1988. Selain itu tahun 2002 menjadi staf pengajar pada Program
Hidup. Kemudian pada tahun 2004-2009 Sonny Keraf menjabat sebagai wakil
1
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2010),
Hlm 407.
2
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm viii-ix.
Ketua Komisi VII DPR RI. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2014-2019
Sementara dalam ranah politik dan organisasi yang pernah A. Sonny Keraf
jalankan adalah pada tahun 1998-1999 sebagai pengurus Badan Penelitian dan
Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDI Perjuangan, pada tahun dan masa
periode yang sama A. Sonny Keraf memegang jabatan sebagai Wakil Kepala
Kaderisasi DPP PDI Perjuangan. Kemudian pada tahun 2004 A. Sonny Keraf
Terakhir pada tahun 2005-2010 Sonny Keraf menjabat sebagai ketua DPP PDI
bidang lingkungan hidup baik ketika menjabat sebagai menteri, anggota dewan
maupun sebagai dosen.5 Pada awalnya A. Sonny Keraf telah memiliki spesialisasi
Keraf menerima kesempatan yang ada tersebut dan belajar memperdalam bidang
yang bagi A. Sonny Keraf merupakan bidang yang relatif baru tersebut. Setelah
selang dua tahun menjabat dan A. Sonny Keraf telah memperdalam dalam bidang
3
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm 408.
4
https://tokoh.id/direktori/alexander-sonny-keraf/ Diakses Senin 16 Januari 2023, 13:15
WIB
5
https://m.merdeka.com/alexander-sonny-keraf/profil Diakses 16 Januari 2023, 13:20
WIB
lingkungan hidup. A. Sonny Keraf menemukan bahwasannya penyelesaian
industri. Dari sini Sonny Keraf banyak menulis karya-karya yang berhubungan
dengan lingkungan hidup seperti Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global
dan Etika Lingkungan Hidup. Dari beberapa pemikiran Sonny Keraf memang
Citra Bisnis sebagai Profesi Luhur (Kanisius, 1991); Pasar Bebas, Keadilan dan
Peran Pemerintah, Telaah Atas Etika Politik Adam Smith (Kanisius, 1996);
Hukum Kodrat dan Teori Hak Milik Pribadi (Kanisius, 1997); Etika Bisnis.
buku tentang Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global (Kanisius, 2010) lalu
dilanjutkan dengan karyanya yang lain yang masih berkaitan dengan lingkungan
karya dibidang yang sama yaitu Filsafat Lingkungan Hidup (Kanisius, 2014).7
sebagai oikos dalam bahasa Yunani yang berarti tempat tinggal, tetapi oikos tidak
keseluruhan alam semesta dan seluruh interaksi saling pengaruh yang terjalin di
atau habitat.8 Jadi bisa dikatakan lingkungan hidup dimaknai secara global yang
merupakan lingkup alam semesta, ekosistem atau lebih sempit adalah bumi tempat
tinggal dan keseluruhan atmosfir yang menunjang segala porsi kehidupan yang
lingkungan hidup tidak lain adalah sebuah kajian tentang lingkungan hidup,
tentang oikos, tempat tinggal makhluk hidup. Filsafat lingkungan hidup adalah
sebuah proses pencarian dari pertanyaan yang dilakukan secara terus tentang
lingkungan hidup, baik tentang makna dan hakikatnya maupun tentang segala hal
yang berkaitan dan bersangkutan dengan lingkungan hidup yang meliputi alam
semesta, ekosistem, tempat kehidupan ini berlangsung dan segala interaksi yang
berlangsung di dalamnya.
alternatif baru yang mana kearifan ekologi yang terdapat pada kearifan lokal
(local wisdom), asketisme yang ada pada ilmu pengetahuan dan etika filosofis
8
A. Sonny Keraf, "Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra", (Yogyakarta: Kanisius, 2014), Hlm 42.
dan termasuk juga agama yang telah kehilangan orientasi penyelamatan
pengetahuan dan kritik terhadap ilmu pengetahuan yaitu filsafat ilmu. Melalui
bidang kajian ini, filsafat lingkungan hidup dapat membongkar kembali seluruh
pemahaman yang telah lama dirumuskan tentang alam semesta. Telah diketahui
bahwa cara pandang ilmu pengetahuan tentang alam semesta telah menjadi cara
pandang dominan yang dimiliki oleh peradaban bangsa Barat hingga membentuk
mempengaruhi perilaku manusia modern atas lingkungan hidup, atas alam dengan
segala dampak positif dan negatifnya sebagaimana yang dialami saat ini.10
terhadap manusia dan lingkungan. Memang harus diakui krisis ekologi dan
bencana lingkungan yang dihadapi manusia modern saat ini telah menggugah
banyak pemikir untuk mencari pemahaman baru dalam rangka menjawab akar
dari krisis tersebut. Menurut Fritjof Capra keadaan semacam ini disebut sebagai
sebuah keadaan krisis yang mendalam dan melanda seluruh dunia. Sebuah krisis
9
Hardiansyah, “Filsafat menjadi Alternatif Pencegah Kerusakan Lingkungan”, Jurnal
Substantia, Vol. 14 No. 2 (Oktober, 2012), Hlm 244.
10
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 47-48.
11
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 48.
Bila ditinjau lebih lanjut kesalahan cara pandang terhadap alam ini bersumber dari
semesta, dimana manusia dipandang memiliki nilai sementara alam dan segala
isinya sekadar alat bagi pemuas kepentingan dan kebutuhan hidup manusia. Cara
memedulikan alam dan segala isinya yang dianggap tidak memiliki nilai. Etika
subjek superior dan alam sebagai objek inferior. Manusia bukan lagi sebagai
peziarah bumi tetapi sebagai pencipta bumi yang berada di luar hukum dan
kerangka kerja alam. Dengan demikian manusia lebih dianggap memiliki kuasa
pandang manusia mengenai dirinya, alam dan tempat manusia dalam keseluruhan
manusia keliru memandang alam dan keliru menempatkan diri dalam konteks
12
Husain Heriyanto, Paradigma Holistik (Bandung: Teraju, 2003), Hlm 56.
13
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm xiv-xv.
Cartesian-Newtonian ini, di satu sisi berhasil mengembangkan sains dan teknologi
mekanistik terhadap alam telah melahirkan pencemaran di udara, air, tanah yang
dengan tegas antara alam sebagai obyek ilmu pengetahuan dan manusia sebagai
paham bebas nilai dalam ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bersifat otonom,
teknologi beserta dampaknya kemudian tidak relevan jika dinilai dari segi moral
dan agama.15
terhadap alam dan menimbulkan krisis seperti saat ini. Salah satu cara untuk
keluar dari krisis dan bencana lingkungan hidup tersebut dibutuhkan perubahan
radikal dalam pemahaman manusia, dalam cara berpikir dan penilaian manusia.
14
Husain Heriyanto, Paradigma Holistik...,Hlm 2-3.
15
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm xix.
Sebuah perubahan paradigma mengenai cara berpikir tentang hakikat alam
paradigma lama yang dinilai sudah tidak mampu lagi menjelaskan realitas yang
menyangkut perubahan nilai dan perilaku yang didasarkan pada cara pandang
Ekologis, Melek Ekologi, dan Ekologi dan Politik Lingkungan. Ketiga konsep
a. Holistik-Ekologis
Capra yang menawarkan sebuah paradigma baru yang lebih sistemis-organis dan
holistik-ekologis. Cara pandang baru tersebut tidak lain adalah cara pandang yang
memahami alam semesta sebagai sebuah sistem, sebuah organisme yang dilihat
16
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm xiv.
17
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra.., Hlm 51.
18
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 70.
menyeluruh dengan penekanan pada interrelasi, interkoneksi dan interpendensi
dominasi dan kontrol atas alam, kemudian sikap hormat dan kerja sama serta
menghargai antara alam dengan manusia.20 Dengan cara pandang ini menilai
bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini mengandung nilai intrinsik dan
Selain bersifat holistik, alam juga bersifat ekologis yaitu dipahami karena
alam mempunyai nilai instrinsik yang lebih luas daripada sekadar nilai
alam berarti memelihara kehidupan manusia itu sendiri sebagaimana paham yang
dianut oleh masyarakat adat pada umumnya. Yang mengisyaratkan ada semacam
ungkapan tabu, pamali, upacara adat dalam rangka menjaga keseimbangan dan
19
Husain Heriyanto, Paradigma Holistik..., Hlm 12.
20
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 50.
komunikasi dengan alam. Terkandung moral didalam relasi antara manusia
Jadi bisa disimpulkan paradigma baru ini melahirkan semacam sikap dan
merupakan sistem kehidupan dan hubungan timbal balik yang terjadi antara
manusia dengan alam memberikan ciri bahwa memang seharusnya antara manusia
adalah makhluk yang harus menjaga sebagaimana alam yang juga sebuah
dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Manusia
mempunyai nilai moral dan berharga justru karen kehidupan dalam diri manusia
itu sendiri, hal ini juga berlaku untuk entitas kehidupan lain di alam semesta. Ada
prinsip yang sama berlaku bagi segala sesuatu yang hidup baik yang memberi
b. Melek Ekologi
oleh Fritjof Capra, bersama para praktisi lain di bidang pendidikan maupun
lingkungan seperti David W Orr, Michael K. Stone dan Zenobia Barlow. Gerakan
21
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 84.
ini digagas dalam rangka mengupayakan kepedulian terhadap lingkungan dan
hidup. Istilah lain dari ecoliteracy adalah ecological literacy. Ecoliteracy berasal
dari dua kata, yaitu eco dan literacy. Eco berasal dari kata Yunani, oikos
sendiri dimaknai lebih luas sebagai ecology yang mengandung pengertian ilmu
makhluk hidup. Sementara literacy dalam bahasa Inggris artinya melek huruf
dalam arti yang luas adalah keadaan dimana orang sudah paham atau tahu tentang
sesuatu.23
Ecoliteracy ini diinspirasi dan bersumber dari apa yang disebut Capra
yaitu kearifan alam. Dengan ecoliteracy, Capra mendambakan masa depan umat
manusia, masa depan komunitas manusia dan masa depan planet bumi ini yang
22
Badrud Tamam, “Peningkatan Ecoliteracy Siswa sebagai Green Consumer melalui
Pemanfaatan Kemasan Produk Konsumsi dalam Pembelajaran IPS (Tesis, UPI, Bandung, 2013),
4.
23
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 127.
tergantung pada ecoliteracy ini, kondisi dimana manusia memiliki
ekologi dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip ekologi dalam mengelola dan
menata pola dan gaya hidup yang lebih selaras dengan alam dan lingkungan
dapat merusak lingkungan menurut Neolaka adalah gaya hidup yang menekankan
materi; gaya hidup yang konsumtif; dan gaya hidup yang mementingkan diri
sendiri. Oleh karena itu hal ini sejalan dengan gagasan Emil Salim yang
mengatur hanya pengelolaan sumber alam secara bertanggung jawab, tetapi harus
dilengkapi dengan langkah usaha pengembangan konsumsi dan pola hidup yang
wajar sesuai porsi dengan daya dukung alam yang menopang sambung sinambung
24
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 127.
25
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 125-126.
Akan tetapi menurut Arne Naess, perubahan pola dan gaya hidup itu tidak
Pola dan gaya hidup itu harus melembaga dan menjadi budaya baru bagi
masyarakat modern yaitu budaya ramah lingkungan hidup atau yang kerap
Dari komunitas tersebut manusia belajar untuk saling terkait satu sama lain dalam
satu mata rantai kehidupan yang saling menunjang atau lebih tepatnya menganut
manajemen, industri, teknologi, struktur sosial dan politik. Hal tersebut dilakukan
hidup.27
26
A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan
Bersama Fritjof Capra...,Hlm 126.
27
Eko Handoko dkk, Studi Masyarakat Indonesia , (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015),
Hlm 151.
seseorang atau suatu lembaga, sehingga gangguan ekosistem tersebut menjadi titik
serius dalam menanggapi masalah tersebut dan berusaha untuk mencari solusinya.
Dalam hal ini, krisis ekologi didalamnya mencakup tentang krisis pendidikan,
tidak bisa terpisahkan dengan alam, karena manusia adalah bagian dari alam dan
alami akan menggeser persepsi selama ini, bahwa kebutuhan untuk melindungi
ekosistem bukan hanya dalam hal keyakinan yang dipegang oleh seseorang yang
telah berkomitmen terhadap kepedulian lingkungan, akan tetapi hal ini adalah
kehidupan manusia. Hal inilah yang dinilai akan menjadi prioritas dalam prinsip
dapat melibatkan berbagai banyak bidang, karena lingkungan tidak hanya berkutat
pada satu bidang melainkan menyeluruh pada segi apapun yang ada disekitar
terhadap lingkungan.29
pemerintahan yang baik dengan pengelolaan lingkungan hidup yang baik bahkan
lingkungan hidup yang baik titik oleh karena itu, pengelolaan lingkungan hidup
titik tentu saja, Pemerintah perlu menyadari dan merasa yakin mengenai betapa
pentingnya lingkungan yang baik bagi kepentingan masyarakat dan bangsa titik
lingkungan akan membawa dampak yang merugikan bagi masyarakat bangsa dan
negara baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang titik pemerintah sendiri
akan sangat merugikan baik dari segi ekonomi kesehatan, lingkungan dan
kebijakan yang pro lingkungan ini sangat penting Betapapun bagus dan rincinya
30
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm 229.
31
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm 229-230
ketentuan formal serta kebijakan yang lingkungan kalau komitmen moral
pemerintah tidak bisa menjamin lingkungan akan tetap terabaikan titik ini berarti,
kepentingan sempit pihak-pihak tertentu dengan kata lain moralitas pejabat publik
baik di bidang lingkungan hidup maupun di bidang lain yang terkait merupakan
faktor penting agar aturan lingkungan dan aturan terkait lainnya tidak dilanggar.32
dalam hal pengelolaan lingkungan titik alasan dasarnya dibalik ini adalah
bukan hanya tanggung jawab pemerintah titik demikian pula, bukan hanya
pemerintah yang paling tahu tentang pengelolaan lingkungan titik bahkan harus
diakui bahwa pemerintah sendiri harus belajar dari berbagai pihak lain khususnya
32
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm 230.
33
A. Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup..., Hlm 234.
Islam merupakan agama (jalan hidup=as-syirath) yang lengkap, serba
pedoman hidup manusia ini ditegaskan oleh Tuhan Allah yang telah menciptakan
dan kehidupan makhluk lain di bumi, walaupun dalam situasi yang sudah kritis.34
termasuk kepada kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan di bumi. Hewan dan
berkelanjutan. Alam telah diciptakan oleh Tuhan dalam disain yang sempurna dan
setimbang, maka gangguan ciptaan dan keseimbangan ini berarti juga merupakan
perbuatan perusakan terhadap alam, yang berarti juga merusak kehidupan di alam
sebab Allah telah menciptakan manusia dari bumi (tanah) dan menjadikan
34
Ilyas Assad, “ Teologi Lingkungan (Etika Pengelolaan Lingkungan dalam Perspektif
Islam), (Yogyakarta: Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah), Hlm 20-21
35
Ilyas Assad, Teologi Lingkungan (Etika Pengelolaan Lingkungan dalam Perspektif
Islam..., Hlm 30-31.
manusia sebagai pemakmurnya. Amanat Allah yang di bebankan kepada manusia
ialah memakmurkan bumi ini dengan kemakmuran yang mencakup segala bidang,
menegakkan masyarakat insani yang sehat dan membina peradaban insani yang
keadilan hukum ilahi di bumi tanpa paksaan dan kekerasan, tapi dengan pelajaran
dilakukan secara lahiriyah saja melainkan juga dari kesadaran manusianya itu
sendiri yang tidak lepas dari keimanan. Amar ma’ruf nahi mungkar adalah dua
kata umum, yang pertama mencakup segala perbuatan yang faedah dan
barokahnya kembali kepada pribadi dan masyarakat serta di dalamnya tidak ada
paksaan dan hal buruk lainnya. Segala larangan yang tersebut dalam Qur’an dan
dalam Q.S. An-Nisa’ ayat 114, Q.S. Al-A’raf ayat 119, Q.S. Luqman ayat
27.Surah al-araf 56
menghindari kewajiban ini dan tidak boleh ada satu masyarakatpun yang tidak
melaksanakannya, sebab dengan tidak terlaksananya tugas wajib ini maka seluruh
masyarakat akan terjemus dalam kancah dosa, bencana maddi dan maknawi.37
36
M. Muhtarom Ilyas, Lingkungan Hidup dalam Pandangan Islam, (Jurnal Sosial
Humaniora Vol. 1 No. 2, 2008), Hlm 156.
37
M. Muhtarom Ilyas, Lingkungan Hidup dalam Pandangan Islam, (Jurnal Sosial
Humaniora Vol. 1 No. 2, 2008), Hlm 158
Dapat dipahami bahwa Al-Qur’an terdapat banyak tuntunan atau petunjuk