Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa, janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu. ” MARAH YANG BENAR Oleh : Jonathan Elkana Nababan S.S, S.Th Ada waktu tertentu emosional kita di guncang, salah satunya adalah kemarahan yang terjadi dalam kehidupan kita. Ada pendapat yang mengatakan bahwa tidak semua marah adalah dosa; contohnya orang tua yang marah kepada anaknya atau suami-isteri yang marah namun demi kebaikan dan perubahan baik. Kemarahan yang berakibat dosa adalah kebencian kepada seseorang atau siapapun yang akhirnya jika tidak bisa di kontrol bisa membuahkan kejahatan sampai pembunuhan. Janganlah memberi kesempatan kepada iblis untuk membakar amarah. Surat Efesus ini berisikan nasihat, perintah, dan himbauan untuk hidup dalam Kristus. Paulus marah pada hal yang benar, Kebenaran merupakan salah satu ciri kehidupan orangpercaya; termasuk dengan perkataan yang benar. Rasul Paulus dalam nas ini tidak sedang mendorong kita untuk tidak boleh marah atau sebaliknya menjadi pemarah. Yang ia mau katakan ialah kemarahan itu sendiri pada dasarnya bukan dosa. Namun, yang perlu disadari, kemarahan berpotensi untuk membuat kita berbuat dosa. Merasakan kemarahan, mengatakan dengan jujur kepada seseorang bahwa Anda sedang marah adalah sehat dan penting. Tetapi, jika kita membiarkan matahari terbenam sebelum amarah reda, maka kita membiarkan kemarahan itu meracuni jiwa kita. Inilah sebabnya mengapa Rasul Paulus mengatakan, “jangan beri kesempatan kepada Iblis.” Kemarahan berlarut-larut akan menimbulkan kebencian dan itu berarti kita berdosa. Marah jika tidak dikelola tentu berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang sekitar. Itulah sebabnya Rasul Paulus menasihati jika jemaat sedang marah, jangan berbuat dosa dan segera padamkan kemarahan sebelum matahari terbenam (ay. 26). Marah dapat membuka celah untuk iblis masuk dan menguasai hidup orang percaya sehingga Rasul Paulus ingin mereka sadar dan tidak memberi kesempatan pada iblis (ay. 27). Selain itu, marah yang isinya menghujat orang lain dan berkata kotor juga seharusnya tidak ada dalam mulut mereka (ay. 29). Rasul Paulus ingin jemaatnya memiliki perkataan yang membangun (ay. 29), membuang segala kepahitan, kegeraman, marah, pertikaian dan fitnah (ay. 31). Saudaraku, Setiap orang pasti pernah marah ketika mengalami banyak hal yang terlalu menyakitkan dalam hidup ini. Itu wajar, tetapi kemarahan itu sebaiknya dikelola dengan baik. Marahlah pada tempatnya, bukan karena kebencian, permusuhan atau dendam tetapi demi perubahan hidup dan karena kasih. Sebelum kebencian menguasai diri kita, selesaikanlah kemarahan yang ada hari ini. Amin
Mengelola kemarahan itu perlu sebelum dampaknya Syalom !
dapat merusak bahkan merugikan. Mari dukung pelayanan Renungan Harapan Kasih Iman dengan mengirimkan dukungan anda melalui : DOA: REKENING BANK MANDIRI Ya Tuhan Yesus, ajarlah kami untuk tidak A.n: Majelis Pusat HKI - 107 00 9501695 4 membenci karena amarah kami, tetapi kuatkan Penanggungjawab kami untuk selalu menyatakan kebenaran dan Departemen Koinonia HKI kejujuran kepada siapapun Amin. EDITOR Pdt. Rona Sri Rezeki Purba, S.Th