Revisi Kian - Rena Anggraeni Fixxx
Revisi Kian - Rena Anggraeni Fixxx
KIAN
Karya Ilmiah Akhir Ners
Disusun Oleh :
RENA ANGGRAENI
NIM.2206277064
NIM : 2206277064
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak
Remaja Overweight Melalui Intervensi Sarapan Pagi Di Desa Pamalayan Ciamis”
ini telah disetujui untuk diujikan pada Ujian Sidang dihadapan Tim Penguji pada
tanggal 26 Juni 2023
Pembimbing
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 2206277064
Menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil karya saya sendiri
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.
Saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan KIAN saya yang berjudul :
“Efektifitas Pembiasaan Sarapan Pagi Pada Anak Remaja Overweight Di Desa
Pamalayan Ciamis”.
Apabila suatu saat nanti terbukti bahwa saya melakukan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
RENA ANGGRAENI
NIM : 2206277001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi atas Taufik, Rahmat
dan Hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir
Ners ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Remaja
Overweight Melalui Intervensi Sarapan Pagi Di Desa Pamalayan Ciamis”
Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Profesi Ners di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Ciamis. Untuk itu kepada semua pihak yang terkait penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun, dan akan dijadikan
bahan koreksi untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun Karya Ilmiah Akhir Ners ini yaitu kepada yang terhormat :
1. Drs. H. Jamjam Erawan, Selaku Ketua Badan Pelaksanaan Harian STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
2. Nur Hidayat, SKM.,M.M. Selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis.
3. Heni Marliany, SKM.,M.Kep. Selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
STIKes Muhammadiyah Ciamis. Selaku Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.
4. Seluruh Staf Dosen dan Karyawan STIKes Muhammadiyah Ciamis yang
turut mendukung dalam penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini
5. Kedua orang tuaku, ayahanda tercinta Elom Raslam dan Ening
Sariningsih, Kakak tercinta Agung Maulana, Adik Tercinta Adi Permana
dan Najwa Kholipah Khoirun Nisa, serta seluruh keluarga besar yang telah
banyak memberikan dorongan moral maupun materi serta kasih sayang
dan do’a tulus yang dicurahkan kepada penulis.
iv
6. Untuk kekasih hatiku, Ramadhan Rizky mawarkan S.Kep., Ners. Yang
senantiasa memberikan do’a, dan memberikan semangat selama
penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners.
7. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa/mahasiswi Program Studi Profesi
Ners STIKes Muhammadiyah Ciamis Angkatan 13 yang telah bersama-
sama saling memberikan semangat dan motivasi serta mendoa’kan demi
kesuksesan bersama.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas segala
kontribusi, dukungan, bimbingan dan saran selama penulis menyelesaikan
pengerjaan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.
Penulis berharap Karya Ilmiah Akhir Ners ini tidak hanya menambah
pengetahuan mahasiswa, tetapi dapat menjadikan inspirasi dan merangsang
kreativitas dalam mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan, khususnya dalam
Ilmu Keperawatan.
Terima kasih, semoga kebaikan, pengorbanan, dan bantuan yang telah
diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT dan semoga apa yang dicita-
citakan kita bersama dikabulkan oleh Allah SWT Amin.
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ..........................................iii
KATA PENGANTAR .................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Ruang Lingkup ................................................................................ 5
E. Manfaat Penulisan ........................................................................... 6
F. Metode Penulisan ............................................................................ 6
G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga.............................................................................. 8
1. Pengertian .................................................................................. 8
2. Tipe-Tipe Keluarga....................................................................8
3. Struktur Keluarga.......................................................................9
4. Fungsi Keluarga.........................................................................9
5. Tahapan Perkembangan Kehidupan Keluarga...........................11
6. Tingkat Kemandirian Keluarga..................................................13
7. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan................................14
8. Peran Perawat Keluarga.............................................................16
B. Konsep Obesitas (Overweight)........................................................17
1. Pengertian Obesitas.....................................................................17
2. Etiologi........................................................................................19
3. Fatofisiologis...............................................................................21
4. Tanda Dan Gejala........................................................................22
5. Komplikasi..................................................................................23
6. Penatalaksanaan...........................................................................23
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga..........................................25
1. Pengkajian...................................................................................25
2. Diagnosa Keperawatan................................................................27
3. Rencana Keperawatan.................................................................29
4. Implementasi Keperawatan.........................................................31
5. Evaluasi ......................................................................................31
vi
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian .......................................................................................32
B. Diagnosa Keperawatan....................................................................35
C. Intervensi Keperawatan....................................................................36
D. Implementasi Keperawatan..............................................................38
E. Evaluasi Keperawatan......................................................................39
BAB IV CRITICAL EVIDENCE BASED PRACTICE ...........................41
BAB V PEMBAHASAN............................................................................43
BAB VI PENUTUP....................................................................................46
A. Kesimpulan .....................................................................................46
B. Saran.................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................47
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Persetujuan Responden
Lampiran 2 Leaflet
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organisation (WHO) batasan kelompok
usia remaja adalah usia 12-24 tahun sedangkan menurut Depkes RI,
batasan kelompok usia remaja adalah usia 10-19 tahun dan
belum menikah. Masa Remaja merupakan masa dimana organ
reproduksi mulai berfungsi. Remaja Putri akan mengalami mentruasi
sedangkan remaja putra mengalamimimpi basah (Dewi et al., 2022).
Remaja berada dalam masa transisi dari anak ke dewasa. Selain
terjadi perubahan fisik, pada masa remaja juga akan terdapat perubahan
emosional dan mental yang cepat. Remaja dengan usia 10-14 tahun akan
tergolong dalam remaja awal, sementara itu 10-20 tahun akan tergolong
dalam usia remaja akhir. Remaja mengalami pertumbuhan yang cepat,
sehingga kebutuhan gizi meningkat sehubungan dengan besarnya tubuh.
Remaja membutuhkan zat gizi yang tinggi guna mendukung proses
pertumbuhan dan perkembangannyayang sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan dan pola makan. Status gizi yang baik yaitu dalam kadar
yang cukup. Permasalahan gizi pada remaja salah satunya ialah gizi
lebih. Gizi lebih dapat terjadi akibat adanya ketidak seimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran energi (Sagala & Noerfitri, 2021).
Obesitas adalah penyakit homeostasis energi yang berlebihan
akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi
yang digunakan (energy expenditure) dalam kaitannya dengan tuntutan
tubuh. Obesitas meningkatkan risiko penyakit tidak menular, yang
berimplikasi pada penurunan produktifitas dan usia harapan hidup seperti
hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, osteoporosis
dan lain-lain (Kemenkes, 2020).
Prevalensi berat badan lebih pada usia >18 tahun menurut
Indeks Massa Tubuh (IMT) tahun 2018 sebesar 13,6%. Angka
1
2
akan makan dalam porsi yang berlebih (overreacting). Anak yang tidak
sarapan akan mengalami kekosongan lambung sehingga kadar gula akan
menurun. Padahal, gula darah merupakan sumber energi utama bagi otak.
Dampak negatif nya adalah ketidakseimbangan sistem syaraf pusat yang
diikuti rasa pusing, badan gemetar atau rasa lelah. Dalam keadaan seperti
itu, anak akan sulit untuk menerima pelajaran dengan baik. Gairah belajar
dan kecepatan reaksi juga akan menurun.(Faruq et al., 2018)
Hasil dari penelitian sebelumnya bahwa disebutkan sarapan pagi
dapat menurunkan menurunkan nafsu makan ketika jam makan siang,
dilihat dari hasil penelitian di dapatkan semua responden kelompok
sarapan pagi mengalami penurunan nafsu makan sebesar 100%, hal ini
terjadi karena sarapan pagi yang cukup, sehingga rasa lapar ketika jam
makan siang berkurang (Ardiani, 2019).
Menurut penelitian (Swari et al., 2022) disebutkan bahwa
melewakan sarapan pagi terhadap kejadia obesitas ada hubungan, dilihat
dari hasil pene-litian yaitu sebanyak 30 responden yang meng-alami
obesitas didapatkan lebih banyak yang tidak sarapan yaitu 22 responden
dibandingkan yang sarapan terdapat 8 responden, sedangkan yang
mengalami overweight terdapat 12 responden didapatkan lebih banyak
yang sarapan yaitu 9 responden dibandingkan yang tidak sarapan yaitu 3
responden. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan terdapat hubungan
melewatkan sarapan terhadap kejadian overweight dan obesitas pada
mahasiswa.
Selain perintah untuk menjaga kesehatan melalui makan makanan
yang halal lagi baik, Islam juga menerapkan aturan porsi makan yang
secukupnya dan tidak berlebih-lebihan, sebagaimana yang tercantum
dalamQ.S. Al-A’raf (7): 31 sebagai berikut:
Artinya :
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap
(memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
Dalam salah satu hadis, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
bersabda :
B. Rumusan Masalah
Hasil penelitian yang sudah dilakukan, mengatakan bahwa ada
keterkaitan yang bermakna antara sarapan dengan kejadian obesitas,
dampak dari obesitas adalah gangguan pola makan sehingga menyebabkan
perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh. Beberapa referensi baik dari
5
C. Tujuan Penelitian
1. Klien mampu melakukan Asuhan Keperawatan secara komprehensif
kepada klien yang mengalami obesitas dengan penerapan sarapan
pagi.
2. Mengetahui pengaruh sarapan pagi pada Nn.M dalam menurunkan
nafsu makan berlebih.
D. Ruang Lingkup
Proses dalam pembuatan asuhan keperawatan ini meliputi proses
pengkajian dimana peneliti melakukan pengkajian secara langsung dengan
metode home visit, diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan
anamnesis yang di ukan pada kasus di lapangan, pembuatan intervensi
disesuaikan berdasarkan diagnosa yang diambil dalam melakukan asuhan
keperawatan ini penulis melakukan asuhan keperawatan dengan waktu 7
hari dalam 5 kali pertemuan. Hari pertama melakukan pengkajian,
merencanakan asuhan keperawatan dan menganjurkan untuk menerapakan
sarapan pagi , hari ke dua melakukan implementasi penyuluhan kesehatan
dan evaluasi, hari ke tiga,3empat dan lima memantau perkembangan
dengan klien lima hari di mulai dari kontrak waktu pengkajian sampai
dengan pemantauan catatan perkembangan.
6
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan bahan informasi
yang berguna bagi setiap pembaca, menambah wawasan serta ilmu
pengetahuan bagi pembaca serta sebagai landasan dalam
pengembangan ilmu keperawatan khususnya ilmu kesehatan yang
berkaitan sangat erat dengan pemberian pengetahuan mengenai
masalah overweight.
2. Manfaat praktis
a. Bagi STIKes Muhammadiyah Ciamis
Sebagai bahan informasi yang berguna bagi pembaca untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai overweight
b. Bagi Keluarga
Dapat mengaplikasikan penerapan sarapan pagi di kehidupan
sehari-hari
c. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan informasi untuk dijadikan salah satu sumber
penelitian dan menjadi ide awal untuk untuk pengembangan
dalam melakukan penelitian selanjutnya.
F. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian KIAN ini menggunakan metode
deskriptif dan metode studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif
pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dimana peneliti mengelola
1 kasus dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Metode
pengambilan data awal yaitu menggunakan wawancara observasi data dan
pemeriksaan fisik.
7
G. Sistematika penulisan
Dalam pembuatan KIAN (Karya Ilmiah Akhir Ners) terdiri dari 6
BAB. Dimana bab pertama berisi latar belakang mengenai kejadian atau
kasus yang diambil oleh penulis. Bab 2 berisi teori teori yang menunjang
untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan overwheight. Bab
3 berisi tinjauan kasus untuk menjelaskan tentang asuhan keperawatan
yang telah dilakukan . Bab 4 yaitu EBP (Evidance Based Practice) yang
menguraikan perbandingan antara teori yang telah diperoleh, analisis
terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan dikaitkan dengan teori
dapat pula dikaitkan dengan manajemen keperawatan. Bab 6 terdiri atas
kesimpulan dan sasaran Bab 5.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
1. Keluarga
Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih
memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti (nuclear family)
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Adapun keluarga non-inti
atau yang dikenal dengan keluarga luas (extentended family) yaitu
keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek,
nenek yang sama termasuk dari keturunan masing-masing isteri dan suami.
(Adi La, 2022) .
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta
sosial dari tiap anggota keluarga (Abadi, 2021).
2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut (Lufritayanti & Annisa, 2017) terdiri dari 8
komponen, yaitu :
a. Nuclear family (keluarga inti) adalah keluarga yang hanya terdiri
ayah, ibu, dan anak yang masi menjadi tanggungannya dan tinggal satu
rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b. Extended family ( keluarga besar) adalah satu keluarga yang terdiri
dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan
saling satu sama lain
c. Singgle parent family adalah satu keluarga yang dikepalai satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung
kepadanya.
d. Nuclear dyed adalah keluarga yang terdiri dari pasngan suami-istri
tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
8
9
sekitar mereka, dan kebutuhan dan orang tua akan privasi diri,
membuat rumah dan jarak yang adekuat menjadi masalah utama.
Peralatan dan fasilitas juga harus aman untuk anak-anak.
d. Tahap IV : Keluarga Dengan Anak Sekolah (Family With School
Children)
Tahap ini dimulai pada saat tertua memasuki sekolah dalam aktu
penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai
pubertas, sekitar usia 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah
anggota keluarga yang maksimal dan hubungan akhir tahap ini juga
maksimal. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah
keluarga dapat mensosialisasikan anak-anak, dapat meningkatkan
prestasi sekolah dan mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan.
e. Tahap V : Keluarga Dengan Anak Remaja (Family With Teenagers)
Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun,
walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih
awal atau lebih lama jika anak tetap tinggal di rumah pada biasanya
anak usia sekolah. Tujuan keluarga pada tahap ini adalah
melonggarkan ikatan keluarga untuk memberikan tanggung jawab dan
kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi
seorang dewasa muda. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
adalah menyeibangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring
dengan kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi.
f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (Lounching
Center Family)
Tahap ini di mulai pada saat perginya anak pertama dari rumah orang
tua dan berakhir dengan “kosonya rumah”, ketika anak terakhir juga
meninggalkan rumah. Tahap ini bisa di katakan cukup singkat atau
cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika
anak belum menikah tetap tinggal dirumah setelah mereka
menyelesaikan SMA atau kuliahnya. Tahap perkembangan keluarga
13
B. Obesitas (overweight)
1. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah keadaan akumulasi lemak abnormal atau
berlebihan dalam tubuh yang berpeluang menimbulkan beberapa
risiko kesehatan individu. Masalah gizi yang dihadapi oleh negara
berkembang seperti Indonesia saat ini tidak hanya gizi kurang akan
tetapi masalah gizi berlebih. Anak di negara dengan pendapatan rendah
akan mendapatkan nutrisi yang inadekuat, di waktu yang sama anak
juga terbiasa untuk mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, tinggi
gula, dan pola konsumsi yang tidak teratur (Yosa NurSidiq Fadhilah
et al., 2021). Obesitas adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara
energi yang masuk dengan energi yang keluar dalam jangka waktu
yang lama. Kelebihan energi ini akan disimpan dalam bentuk lemak
18
2. Etilogi
Berlebihnya berat badan merupakan salah satu faktor resiko yang
menyebabkan munculnya penyakit degenerative seperti penyakit
jantung, diabetes mellitus, dan lain-lain hingga berakhir pada
kematian. Adapun penyebab obesitas adalah multifactor antara lain :
a. Faktor Genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki
penyebab genetik. Bila salah satu orang tua obesitas, 40 –50%
anak-anaknya akan berisiko obesitas, sedangkan bila kedua
orang tua obesitas, 80% anak-anaknya akan berisiko
obesitas.(Telisa et al., 2020)
b. Faktor Diet
Penyebab utama dari obesitas adalah desebabkan oleh faktor diet.
Sebagian besar kejadian obesitas disebabkan adanya pola diet yang
tidak seimbang yang di dominasi oleh tingginya kadar kalori dalam
makanan. Jumlah diet yang lebih besar dari kebutuhan tubuh untuk
menghasilkan energi, akan disimpan dalam bentuk lemak pada
jaringan adiposa. Akumulasi lemak inilah yang dapat membuat
orang menjadi obesitas.(Setyaningrum et al., 2020)
c. Faktor Lingkungan
Aktivitas fisik dilakukan hanya untuk trend bukan gaya hidup.
Minimnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh masyarakat kekinian
menyumbang risiko terjadinya obesitas. Sekilas mungkin melihat
peningkatan trend olahraga di kota-kota besar. Namun, tidak semua
masyarakat yang pergi ke klub kebugaran atau berolahraga
memang melakukannya dengan serius. Banyak millenial yang
mendaftar ke klub kebugaran demi kebutuhan media sosial atau
konten (Saraswati et al., 2021).
d. Faktor Psikis
Faktor psikologis yaitu emosional berhubungan erat dengan rasa
lapar dan nafsu makan. Hal ini disebabkan karena sejumlah
20
3. Patofisiologi
Obesitas di tandai dengan penumpukan lemak yang berlebihan atau
terjadi dalam kompratemen jaringan adiposa yang berbeda. Proses
adipogenesis dapat terjadi sepanjang hidup, tetapi terutama pada 2
periode sensitif, yaitu periode setelah lahiran dan pubertas.proses
biologis yang mengatur ini disebut homeotasis energi. Gangguan
metabolisme ini diketahui terjadi ketika ada ketidak seimbangan antara
asupan energi dan energi yang di keluarkan. Mekanisme regulasi
homeotasis energi terutama terjadi di otak. Inti dalam hipotalamus
mediobasal adalah pusat yang mengintegrasikan nafsu makan dan
meregulasi berat badan (Hastuti, 2019).
Untuk mengontrol nafsu makan dan tingkat kekenyangan
seseorang diatur oleh mekanisme neural dan hormonal
(neurohorrmonal) yang dipengaruhi oleh genetik, nutrisi, lingkungan,
dan sinyal psikologis, pengaturan keseimbangan energi diperankan
oleh hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu pengendalian rasa
lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energy dan
regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi
terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus)
22
5. Komplikasi
Menurut (Delima & Prasetio, 2021), obesitas memiliki keterkaitan
dengan berbagai penyakit, dalam hal ini obesitas dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti penyakit kardiovaskuler (terutama penyakit
jantung dan stroke) yang merupakan penyebab kematian nomor satu
didunia, diabetes, kelainan muskuloskeletal terutama osteoarthiritis,
demensia, penyakit ginjal kronik, kanker.
6. Penatalaksanaan
Menurut (Deswita, 2022) adapu penatalaksaan untuk menurunkan
berat badan , yaitu :
a. Merubah gaya hidup
Diawali dengan merubah kkebiasaan makan, mengendalikan
kebiasaan ngemil dan makan bukan karena lapar tetapi karena
ingin menikmati makanan dan meningkatkan aktifitas fisik pada
kegiatan sehari hari. Meluangkan waktu untuk berolahraga dengan
teratur sehingga pengeluaran kalori akan meningkat dan jaringan
lemak akan dioksidasi.
b. Terapi Diet
Mengatur asupan makanan agar tidak mengkonsumsi dengan
jumlah kalori yang berlebih, dapat dilakukan dengan diet yang
terprogram secara benar. Diet rendah kalori dapat dilakukan
dengan mengurangi nasi dan makan berlemak, serta mengkonsumsi
makanan yang cukup memberikan rasa kenyang tetapi tidak
menggemukan karena jumlah kalori sedikit, bisa dengan
mengkonsumsi yang mengandung serat tinggi seperti sayur dan
buah yang tidak terlalu manis.
24
c. Aktivitas fisik
Peningkatan aktifitas fisik merupakan komponen penting dari
program penurunan berat badan, walaupun aktifitas fisik tidak
menyebabkan penurunan berat badan berlebih banyak dalam
jangka waktu 6 bulan. Untuk penderita obesitas, terapi harus
dimulai secara perlahan, dan intensitas sebaiknya ditingkatkan
secara bertahap. Penderita obesitas dapat memulai dengan aktifitas
fisik berjalan 30 menit dengan jangka waktu 3x seminggu dan
dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka
waktu 3x seminggu dan dapat ditingkatkan intensitas nya selama
45 menit dengan jangka waktu 5x seminggu.
d. Terapi Prilaku
Untuk mencapai penurunan berat badan dan mempertahankan nya,
diperlukan suatu strategi untuk mengatasi hambatan yang muncul
pada saat terapi diet dan aktifitas fisik. Strategi yang spesifik
meliputi pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan dan
aktifitas fisik, menejemen stres, stimulus control, pemecahan
masalah, contigensy management, cognitive restructuring dan
dukungan sosial.
e. Farmakologi Terapi
Farmakologi terapi merupakan salah satu komponen penting dalam
program menejemen berat badan. Sirbutamine dan orlistat
merupakan obat obatan penurunan berat badan yang telah disetujui
untuk penggunaan jangka panjang.sirbutamine ditambah diet
rendah kalori dan aktifitas fisik efektif menurunkan berat badan
dan mempertahankan nya, orlistat menghambat biopsi lemak
sebanyak 30%. Dengan pemberian orlistat,dibutuhkan penggantian
vitamin larut lemak karena terjadi malabsorrpsi parsial.
f. Pembedahan
Tndakan pembedahan merupakan pilihan terakhir mengatasi
obesitas. pembedahan dilakukan hanya kepada penderita obesitas
25
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga dan masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan
data, analisis yang memberikan dasar untuk menetapkan tindakan
keperawatan. Hal ini berhubungan dengan adanya masalah dalam tahap
perkembangan keluarga, lingkungan, struktur, fungsi keluarga dan koping
(Khairunnisa & Dermawan, 2021).
Tipologi atau sifat dari diagnosa keperawatan keluarga : Diagnosis aktual :
masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memerlukan
waktu yang cepat. Diagnosis resiko tinggi : masalah keperawatan yang belum
terjadi tetapi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat.
Diagnosis potensial : suatu keadaan sejahtera ketika keluarga.
Tahap berikutnya setelah ditetapkan rumusan masalahnya adalah
memprioritaskan masalah sesuai keadaan keluarga karena dalam suatu
keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan.
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang
ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas sebagai berikut :
1) Tentukan skor untuk tiap kriteria
28
Skor
x Bobot
Angka Tertinggi
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
ditentukan oleh perawat bersama keluarga untuk dilaksanakan. Dalam
perencanaan keperawatan keluarga ada beberapa hal yang harus dilakukan
keluarga bersama perawat keluarga yaitu menyusun tujuan, mengidentifikasi
sumber, memilih intervensi dan menyusun prioritas.
a. Menetapkan Tujuan Keperawatan.
Tujuan merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari
tindakan keperawatan yang terdiri dari jangka panjang dan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang adalah target dari kegiatan atau hasil akhir yang
diharapkan dari rangkaian proses penyelesaian masalah keperawatan dan
berorientasi pada perubahan prilaku seperti pengetahuan, sikap, dan
keterampilan
b. Membuat Perencanaan Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan
keperawatan keluarga dengan obesitas adalah sebagai berikut :
1) Obesitas berhubungan dengan gangguan kebiasaan makan remaja
dengan masalah obesitas (SDKI Hal : 77 D.0030).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga nafsu makan normal
(SLKI Hal:17 L.03018)
Kriteria hasil :
- Nafsu makan membaik
- Berat badan membaik
Intervensi :
Edukasi berat badan efektif (SIKI Hal: 52 1.12365)
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapetik
- Sediakan materi dan media edukasi
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
30
Edukasi
- Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi melibatkan pelaksanaan rencana asuhan keperawatan yang
diperoleh selama fase perencanaan. Dalam implementasi perawat
melaksanakan rencana asuhan atau supervisi dan perawat lain untuk
melakukan intervensi keperawatan. Implementasi adalah melakukan suatu
perencanaan berdasarkan intervensi keperawatan untuk membantu klien
mencapai suatu tujuan atau hasil yang diharapkan (Aisy, 2022).
5. Evaluasi Keperawatan
Dalam evaluasi perawat menentukan respon pasien terhadap intervensi
keperawatan dan mengetahui sejauh mana tujuan telah dicapai. Jika hasil
tidak terpeuhi, revisi mungkin diperlukan dalam pengkajian (pengumpulan
data), diagnosis keperawatan, perencanaan, atau implementasi, evaluasi juga
merupakan penilaian ulang dan menginterpretasikan data baru yang
berkelanjutan untuk menentukan apakah tujuan tercapai sepenuhnya,
sebagian, atau tidak sama sekali, evaluasi memastikan bahwa klien menerima
perawatan yang tepat dan kebutuhannya terpenuhi (Aisy, 2022).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada 28 Mei 2023, Nn.M umur 15 tahun
diumur 12 tahun jenis kelamin perempuan, berdomisili di Lingkungan desa
Pende kec.Cijeungjing. agama islam saat ini klien merupakan anak pertama
dan satu satunya. Data yang penulis dapatkan diperoleh melalui wawancara,
pengkajian fisik dan observasi.
Pada saat berinteraksi pertama dengan klien, yang penulis lakukan
adalah melakukan wawancara terhadap Nn.M dan keluarga. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan penulis, secara keseluruhan klien dan keluarga
tampak kooperatif. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa tipe keluarga
Nn.M adalah Nuclear family (keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Suku bangsa yang dianut oleh keluarga adalah suku
sunda dan tidak ada budaya khusus yang mempengaruhi pandangan
keluarga tentang kesehatan. Agama yang dianut oelh keluarga adalah agama
islam, keluarga rajin dalam menjalankan sholat 5 waktu sesuai kaidah-
kaidah dalam islam.
Ayah dari Nn.M bekerja sebagai pedagang, pendapatan rata-rata
keluarga perbulan kurang lebih Rp.2.500.000; uang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk membeli sembako, untuk bumbu
dapur, membayar lisatrik dan keperluan anaknya.
Tahap perkembangan keluarga Nn.M berada pada tahap
perkembangan ke 5 yaitu tahap keluarga dengan anak remaja, tugas tahap
perkembangan ini yaitu memberi kebebasan dengan tanggung jawab pada
remaja. Mengingat remaja sudah bertambah dewasa sehingga diperlukan
cara berkomunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak. Pada saat ini
tahap perkembangan pada keluarga terjalin dengan cukup baik. Dikarenakan
Nn.M sedari kecil diasuh oleh ibunya sehingga Nn.M merasakan
kehangatan keluarga dan selalu menceritakan permasalahan kepada ibunya.
32
33
dan norma dalam keluarga sesuai dengan apa yang ada pada masyarakat
seperti sopan santun dengan sesama manusia, saling menghargai dan
menghormati. Sebagai tugas utama keluarga, saat dilakukan pengkajian,
keluarga Nn.M kurang mengetahui apa penyebab dan bagaimana
pengobatan maupun pencegahan obesitas. Hal ini terbukti saat diberikan
pertanyaan tidak dapat menjawab serta tampak bingung. Keluarga
mengatakan ingin mengetahui dan antusias dalam bertanya menganai
gangguan kesehatan yang dialami Nn.M
Kemampuan mengambil keputusan sudah tepat, terbukti setiap ada
anggota keluarga dengan keluhan sakit akan segera diperiksakan ke
puskesmas. Kemampuan merawat anggota yang sakit dinilai belum efektif,
terbukti Nn.M memiliki kebiasaan melewatkan sarapan pagi dan makan
tidak teratur, Nn.M makan nasi 2x/hari. Dan sering makan mie instan
dengan nasi 3-4 kali dalam seminggu. Kemampuan memelihara lingkungan
sehat sudah efektif, terbukti jendela rumah selalu terbuka disiang hari dan
sinar matahari mampu masuk ke dalam rumah. Kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas kesehatan sudah tepat, terbukti keluarga selalu
berobat ke Puskesmas saat sakit. Jarak dari rumah ke Puskesmas kurang
lebih meter, dapat ditempuh dengan menggunakan angkot maupun sepeda
motor.
Selain wawancara penulis juga melakukan pengkajian fisik. Klien
terlihat sedikit tegang saat dilakukan pengkajian fisik. Pada saat
pemeriksaan fisik klien dalam keadaan Composmentis dengan GCS 15.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukan hasil tekanan darah klien
120/70 mmHg, nadi 90 x/menit, respiration rate 21x/menit, dan suhu 36 °C.
Berat badan klien 77 kg dan tinggi badan 160cm dengan IMT 30.078 dan di
kategorikan kelebihan berat badan tingkat berat. Penulis juga melakukan
pemeriksaan head to toe, didapatkan data kepala mesochepal, rambut hitam
bersih , konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iterik, hidung bersih, telinga
bersih, mulut bersih dan mukosa bibir lembab, leher tidak ada pembesaran
kelenjer tyroid, dada tidak ada suara nafas tambahan detak jantung reguler,
35
abdomen simetris tidak ada nyeri tekan, ekstermitas tidak ada varises tidak
ada edema, kulit sawo matang, turgo kulit baik, keluhan nafsu makan
semakin bertambah.
Keluarga Nn.M berharap keluarganya selalu diberikan kesehatan,
dan berharap kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan terhadap keluarga mereka dan dapat membantu bila keluarga
mengalami kesulitan dalam hal kesehatan semaksimal mungkin. Keluarga
juga mengatakan akan lebih memperhatikan kesehatan masingmasing
anggota keluarga untuk kedepannya.
Kemampuan merawat anggota yang sakit dinilai belum efektif,
terbukti Nn.M memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur, Nn.M makan
nasi 2x/hari. Sarapan pagi sering di abaikan, dan makan mie instan 3-4 kali
seminggu dari data tersebut dapat diambil diagnosa Obesitas berhubungan
dengan gangguan kebiasaan makan dalam mengatasi masalah obesitas pada
remaja (SDKI Hal: 77 D.0030)
Dari pengkajian yang penulis lakukan, diperoleh data : keluarga
Nn.M belum mengetahui apa penyebab dan bagaimana pengobatan maupun
pencegahan Obesitas. Hal ini terbukti saat diberikan pertanyaan tidak dapat
menjawab serta tampak bingung. Keluarga mengatakan ingin mengetahui
dan antusias dalam bertanya menganai penyakit yang dialami Nn.M Dari
data tersebut dapat diambil diagnosa keperawatan Defisit pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi tentang masalah obesitas
pada remaja (SDKI Hal 246 D.0111).
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang ditegakkan pada kasus Nn.M berdasarkan hasil anamnesis
untuk diagnosa aktual diantaranya Obesitas dan Defisit pengetahuan. Dari
dua diagnosa yang ditemukan maka dalam karya tulis ilmiah penulis
memfokuskan pada satu diagnosa yaitu obesitas untuk klien dalam
mengatasi berat badan berlebih tanpa mengabaikan diagnosa yang lainnya.
36
C. Intervensi Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan pada klien berdasarkan dari satu
diagnosa yang diangkat yaitu obesitas disesuaikan dengan diagnosa yang
muncul. Diagnosa yang pertama yaitu obesitas dengan TUK : Setelah
dilakukan kunjungan sebanyak 5 kali kunjungan nafsu makan teratasi
dengan kriteria hasil nafsu makan membaik. Untuk mencapai tujuan
khusus mampu mengenal masalah, mampu mengambil keputusan dan
mampu melakukan perawatan direncanakan sesuai dengan standar edukasi
kesehatan (I.12365) . Dengan tahapan :
1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan keluarga dan klien dalam
menerima informasi, misalnya tentang hubungan obesitas dan
menerapkan sarapan pagi untuk memperbaiki nafsu makan.
2. Mempersiapkan materi dan media edukasi menggunakan lembar leaflet
yang berisi tentang obesitas.
3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai dengan kesepakatan pada saat
klien dan keluarga sedang ada waktu luang, pendidikan kesehatan
dilakukan selama 20 menit.
4. Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya mengenai masalah
kesehatan pada klien.
5. Menlaskan mengenai hubungan asupan makanan, latihan, peningkatan
dan penurunan berat badan, dengan memperbaiki asupan nutrisi yang
37
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi asuhan keperawatan keluarga dilakukan penulis pada
Nn.M dilakukan selama 7 hari tanggal 29 Mei 2023 dari pengkajian
sampai dengan evaluasi dan catatan perkembangan, pertemuann dilakukan
bersama klien dan keluarga ketika ada waktu luang 5-15 menit. Pada
diagnosa keperawatan yang pertama yaitu obesitas berhubungan dengan
gangguan kebiasaan makan Nn.M , penulis melakukan implementasi
Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan keluarga dan klien dalam
menerima informasi, misalnya tentang hubungan obesitas dan menerapkan
sarapan pagi untuk memperbaiki nafsu makan, mempersiapkan materi dan
media edukasi menggunakan lembar leaflet yang berisi tentang obesitas,
menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai dengan kesepakatan pada saat
klien dan keluarga sedang ada waktu luang, pendidikan kesehatan
dilakukan selama 20 menit, memberi kesempatan keluarga untuk bertanya
mengenai maslaah kesehatan pada klien, menjelaskan mengenai hubungan
asupan makanan , latihan peningkatan dan penurunan berat badaan dengan
memperbaiki asupan nutrisi yang bergizi dan menerapkan pola makan
yang baik dengan meninggalkan kebiasaan melewatkan jam makan,
Menjelaskan kondisi medis yang dapat mempengaruhi berat badan,
misalnya , stres, depresi, insomnia, dan pengobatan diabetes mellitus,
Menjelaskan kebiasaan tradisi, dan budaya, serta faktor genetik, yang
mempengaruhi berat badan. Dalam menerapkan pola makan yang baik
seperti tidak melewatkan sarapan, dan faktor obesitas cenderung
diturunkan, Menjelaskan resiko kondisi kegemukan (overweight) dan
kurus (underweight) yang dapat mempengaruhi kesehatan berbagai
penyakit dapat diterapkan dalam menerapkan pola makan yang baik
seperti tidak melewatkan jam makan seperti sarapan pagi.serta
menimbulkan penyakit kardiovaskuler (terutama penyakit jantung dan
stroke) yang merupakan penyebab kematian no satu didunia, diabetes,
kelainan muskuloskeletal terutama osteoarthiritis, demensia, penyakit
ginjal kronik, kanker, Mengajarkan cara mengelola berat badan secara
39
efektif. Dengan cara menerapkan pola hidup sehat, aktivitas fisik, serta
tidak melewatkan asupan nutrisi yang cukup
Implementasi dari diagnosis pertama yaitu Obesitas berhubungan
dengan gangguan makan terhadap masalah obesitas pada remaja sesuai
dengan TUK 1 Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan keluarga dan
klien dalam menerima informasi.TUK 2 yaitu Mempersiapkan materi dan
media edukasi, menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai dengan
kesepakatan, beri kesempatan keluarga untuk bertanya. TUK 3: jelaskan
mengenai hubungan asupan makanan, latihan, peningkatan dan penurunan
berat badan, jelaskan kondisi medis yang dapat mempengaruhi berat
badan, jelaskan kebiasaan tradisi, dan budaya, serta faktor genetik, yang
mempengaruhi berat badan, ajarkan cara mengelola berat badan secara
efektif.
Peneliti melakukan implementasi dengan menerapkan sarapan pagi
setiap hari selama 7 hari dapat mengatasi nafsu makan membaik. Sarapan
pagi dalam 1 porsi sarapan selama 7 hari terdiri dari karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral, yang merupakan gizi yang simbang untuk
kebutuhan tubuh.
E. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan implementasi selama 7 hari, dengan pemberian
pengetahuan obesitas dan penerapan sarapan pagi yang cukup . pada
diagnosis pertama Obesitas berhubungan dengan gangguan kebiasaan
makan pada remaja. Saat dialakukan evaluasi pada hari ke 2 keluarga dan
klien mengatakan sudah mengetahui mengenai obesitas hal ini ditunjukan
ketika penulis menanyakan kembali mengenai pengertian, tanda dan
gejala, dampak, dan pencegahan obesitas. terlihat dari keluarga dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan setelah penyuluhan. Nn.M
mengatakan dirinya sudah menerapkan sarapan pagi setiap hari seperti
yang disarankan oleh penulis terhitung 6 hari sejak 28 Mei 2023 sampai
dengan 6 Juni 2023. Didapatkan hasil nafsu makan membaik dan tidak
40
terlalu nafsu makan ketika jam makan siang. Dengan hasil berat badan
76,9kg dari 77kg dengan hasil penjumlahan IMT 30,039 dari 30,078
terdapat penurunan berat badan, maka dapat disimpulkan terdapat
pengaruh dalam menerapkan sarapan pagi terhadap penurunan berat
badan.
BAB IV
CRITICAL EVIDDENCE BASED PRACTICE
41
42
Berdasarkan dari ketiga jurnal diatas yang sudah dianalisis, maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan sarapan pagi yang cukup dapat membuat nafsu
makan membaik. Sarapan merupakan perilaku yang sangat penting dan tidak
boleh dilewatkan karena tubuh memerlukan nutrisi sekaligus energi untuk
melakukan aktivitas sepanjang hari. Selain itu sarapan sangat penting untuk
mempertahankan pola makan yang baik. Melewatkan sarapan akan
mengakibatkan merasa sangat lapar dan tidak dapat mengontrol nafsu makan
sehingga pada saat makan siang akan makan dalam porsi yang berlebih
(overreacting) (Faruq et al., 2018).
BAB V
PEMBAHASAN
Sesuai dengan penelitian Hanifah Ardiani dengan judul sarapan pagi dan
kejadian Overweight pada remaja SMA dengan tindakan untuk tidak melewatkan
dalam menerapkan setiap hari untuk sarapan pagi yang cukup untuk menurunkan
nafsu makan yang berlebih pada jam makan siang hari, intervensi yang diberikan
43
44
penulis yaitu selama 6 hari . sarapan pagi merupakan asupan yang sangat penting
untuk energi dalam melakukan aktivitas sehari hari, selain itu sangat penting
untuk mempertahankan pola makan yang baik, adapun akibat dari melewatkan
sarapan merupakan rasa lapar dan tidak dapat mengontrol nafsu makan sehingga
pada saat jam makan berikutnya akan mengkonsumsi makan yang berlebih
(overeating). Melewatkan sarapan juga akan megalami kekosongan lambung
sehingga kadar gula akan menurun, gula merupakan sumber energi utama untuk
otak. Dampak buruk nya bisa mengakibatkan ketidakseimbangan syaraf pusat
yang diiringi rasa pusing, badan gemetar dan rasa lelah.
keluarga terhadap intervensi sangat baik begitupun klien agar menerapkan sarapan
pagi dalam sehari-hari sehingga nafsu makan akan lebih baik. Motivasi dari
keluarga juga sangat besar untuk merubah pola hidup Nn.M dalam menurunkan
nafsu makan berlebih sehingga keluarga meningkatkan kesehatan keluarganya.
Orang tua klien juga mengikuti dalam penerapan sarapan pagi untuk mengawalai
aktivitas sehari hari nya. Untuk diagnosa yang lain juga teratasi dan untuk
menerapkan sarapan pagi yang cukup dalam jangka panjang, untuk memperbaiki
pola makan yang baik dan teratur.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil karya ilmiah ini dapat disimpulkan bahwa :
a. Asuhan keperawatan dapat dilaksanakan secara komprehensif
sehingga intervensi yang diberikann untuk menerapkan sarapan pagi
untuk mengurangi nafsu makan terlaksana sesuai apa yang
diharapkan.
b. Setelah dilakukan penerapan sarapan pagi selama 5 hari dengan fokus
pada 5 tugas kesehatan keluarga hasilnya mendapatkan penurunan
nafsu makan pada Nn.M.
B. Saran
1. Bagi STIKes Muhammadiyah Ciamis pengetahuan yang dihasilkan
dari penelitian ini khususnya bagi institusi pendidikan diharapkan
dapat menjadi salah satu referensi dalam penerapan asuhan
keperawatan, sekaligus sebagai ambahan aplikasi catur dharma bagi
Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan publikasi,
pengabdian masyarakat dan pelaksanaan Al-Islam Ke
muhammadiyahan.
2. Bagi Klien/Keluarga Diharapkan dalam menjalankan tugas kesehatan
keluarga klien kooperatif dan menjalankan pola hidup sehat terutama
dalam melakukan penerapan sarapan pagi berdasarkan kesadaran dari
Nn.M sendiri.
3. Bagi Peneliti lain hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat
dilanjutkan untuk peneliti selanjutnya dengan intervensi menerapkan
sarapan pagi untuk mengurangi nafsu makan pada penderita obesitas.
46
47
DAFTAR PUSTAKA
305–313.
Makmun, A. (2021). Pola Makan Terhadap Obesitas. Focus, 2(01).
Masithoh, A. R., Kulsum, U., Parastuti, F., & Widiowati, I. (2022). Hubungan
Interaksi Sosial Dan Fungsi Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Di
Posyandu Seroja Desa Sambiyan Rembang. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan, 13(1), 176–184.
Nurjanah, N., & Setiyo Nugroho, P. (2021). Risiko Perilaku Kurangnya Aktivitas
Fisik, Dan Mengkonsumsi Buah Terhadap Kejadian Obesitas Pada Remaja
Di Myanmar.
Rizona, F., Herliawati, Latifin, K., & Septiawati, D. (2019). Sosialisasi Faktor
Penyebab Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar The Socialization Of The
Factors Causing The Obesity On Primary School Student. Sosialisasi Faktor
Penyebab Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar, 99–103.
Sagala, C. O., & Noerfitri, N. (2021). Hubungan Pola Makan Dan Pengetahuan
Gizi Seimbang Dengan Gizi Lebih Mahasiswa Stikes Mitra Keluarga. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan
Masyarakat, 13(1), 22–27. Https://Doi.Org/10.52022/Jikm.V13i1.152
Santoso, A. H., Rumawas, M. E., Limanan, D., & Ciptono, F. (2023). Penapisan
Hiperuresemia Dan Obesitas Pada Remaja Di Jakarta Barat. Kreatif: Jurnal
Pengabdian Masyarakat Nusantara, 3(2), 121–128.
Saraswati, S. K., Rahmaningrum, F. D., Pahsya, M. N. Z., Paramitha, N.,
Wulansari, A., Ristantya, A. R., Sinabutar, B. M., Pakpahan, V. E., &
Nandini, N. (2021). Literature Review : Faktor Risiko Penyebab Obesitas.
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 20(1), 70–74.
Https://Doi.Org/10.14710/Mkmi.20.1.70-74
Setyaningrum, A. A., Sutoyo, D. A. R., & Atmaka, D. R. (2020). Diet Tinggi
Sukrosa Dan Fruktosa Terhadap Obesitas. Healthy Tadulako Journal (Jurnal
Kesehatan Tadulako), 6(3), 22–32.
Sidiartha, I. G. A. D. N., & Pratiwi, I. G. A. P. E. (2020). Hubungan Antara
Sarapan Dengan Obesitas Pada Anak Usia 6 – 12 Tahun. Jurnal Medika
Udayana, 9(5), 13–17.
Simak, V. F., & Renteng, S. (2021). Keperawatan Komunitas Dua (Konsep
Asuhan Keperawatan Komunitas). Tohar Media.
Sirait, R. (2020). Peningkatan Mutu Pelayanan Melalui Peran Perawat Pada
Kesehatan Keluarga.
Swari, K. G. Y., Mulyantari, N. K., & Yasa, I. W. P. S. (2022). Hubungan
Melewatkan Sarapan Terhadap Kejadian Overweight Dan Obesitas Pada
50
( Nn.M )
51