Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia saat ini masih sangat penting untuk ditingkatkan serta
mendapat perhatian khusus. (AKI) di Indonesia tercatat sebesar 177 kematian per 100 ribu
kelahiran hidup pada 2017. Rasio itu sudah lebih baik dari belasan tahun sebelumnya yang lebih
dari 200 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Kendati, AKI Indonesia masih ketiga tertinggi di
Asia Tenggara . (https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/04/21/angka-kematian-ibu-
indonesia-ketiga-tertinggi-di-asia-tenggara ) Hal ini secara keseluruhan disebabkan latar belakang
dan penyebab kematian ibu dan anak yang kompleks, menyangkut aspek medis yang harus
ditangani oleh tenaga kesehatan. Sedangkan penyebab non medis merupakan penyebab
mendasar seperti status perempuan, keberadaan anak, sosial budaya, pendidikan, ekonomi,
geografis, transportasi dan sebagainya yang memerlukan keterlibatan lintas sektor dalam
penanganannya.

Penyebab kematian ibu terbesar secara berurutan disebabkan terjadinya perdarahan, eklamsia,
infeksi, persalinan lama dan keguguran. Kematian bayi sebagian besar disebabkan karena Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR), kesulitan bernafas saat lahir dan infeksi. Upaya penurunan kematian
ibu dan bayi dapat dilakukan dengan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu
dan anak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).

Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak telah menjadi prioritas utama
dari pemerintah sebelum Millenium Development Goal's (MDG’s) 2015 ditetapkan. Angka kematian
ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator utama derajat
kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga mengindikasikan kemampuan dan kualitas pelayanan
kesehatan, kapasitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat,
kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap
pelayanan kesehatan.

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
1
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
Angka Kematian Ibu (AKI) di berbagai wilayah di Indonesia cukup beragam. Ada kabupaten yang
sudah bagus tetapi ada yang jauh dari harapan, tergantung kondisi geografis, tingkat kemiskinan,
daerah konflik dan sebagainya.
Dewasa ini penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya masih banyak dilakukan melalui
konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada waktu ibu memeriksakan
kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu.

Kegiatan penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun memiliki
kelemahan antara lain:
•    Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang dialami saat
konsultasi
•    Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang diberikan kepada ibu hanyalah
pengetahuan yang dimiliki oleh petugas saja
•    Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan secara lintas sektor
dan lintas program
•    Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode pembelajaran kelas ibu


hamil. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi Buku KIA dalam bentuk tatap muka
dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil dan petugas
kesehatan. Kegiatan kelompok belajar ini diberi nama KELAS IBU HAMIL.

KIH (Kelas Ibu Hamil) atau Antenatal Class merupakan salah satu program kesehatan yang
diharapkan turut berperan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kehamilan,
persalinan dan nifas. KIH merupakan sarana belajar bersama yang perlu diikuti oleh ibu hamil agar
memperoleh pengetahuan yang cukup sehingga dapat mencegah komplikasi dan meningkatkan
cakupan K1, K4 serta melakukan persalinan pada tenaga kesehatan
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu
s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar
bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh
dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.

 
________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
2
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) dan Manfaat nya serta Dasar hukum yang memayungi nya ?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan Kelas Ibu Hamil ( KIH ) dan manfaat nya ?
1.2.3 Bagaimana Pelaksanaan kelas Ibu Hami dan siapa yang terlibat di dalam nya ?
1.2.4 Siapa Sasaran pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ( KIH ) ?
1.2.5 Bagaimana Langkah Pelaksanaan Kelas ibu hamil untukmenunjang keberhasilan program
P4K ?
1.2.6 Bagaimana peran BIDAN dalam keberhasilan pelaksanaan Kelas Ibu Hamil (KIH) ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui pengertian , manfaat dan Dasar Hukum P4K


1.3.2 Mengetahui pengertian dan Manfaat Kelas Ibu Hamil
1.3.3 Mengetahui Proses Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan siapa saja yang berperan di
dalamnya
1.3.4 Mengetahui Sasaran untuk pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
1.3.5 Mengetahui Langkah Pelaksanaan Kelas ibu Hamil dalam menunjang keberhasilan P4K
1.3.6 Mengetahui Peran BIDAN dalam keberhasilan pelaksanaan Kelas Ibu Hamil (KIH)

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
3
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
BAB II
LANDASAN TEORI
 

2.1 Pengertian dan Manfaat P4K

Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan mencanangkan Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker yang merupakan “upaya terobosan” dalam
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui kegiatan peningkatan
akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi
masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindak dalam menyelamatkan
ibu dan bayi baru lahir.

1. P4K dengan Stiker


Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan suatu kegiatan
yang difasilitasi oleh bidan di Kelurahan dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB pascapersalinan dengan menggunakan
stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.

2. Pendataan ibu hamil dengan stiker


Pendataan ibu hamil dengan stiker adalah suatu pendataan, pencatatan dan pelaporan keadaan
ibu hamil dan bersalin di wilayah kerja bidan melalui penempelan stiker di setiap rumah ibu hamil
dengan melibatkan peran aktif unsur-unsur masyarakat di wilayahnya (kader, forum peduli
KIA/Pokja posyandu dan dukun).

3. Forum Peduli KIA


Adalah suatu forum partisipatif masyarakat yang melakukan pertemuan rutin bulanan, bertujuan
mengorganisir kegiatan P4K dan menjalin kerjasama dengan bidan dan difasilitasi oleh bidan di
Kelurahan dan puskesmas.

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
4
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
4. Kunjungan Rumah
Adalah kegiatan kunjungan bidan ke rumah ibu hamil dalam rangka untuk membantu ibu, suami
dan keluarganyamembuat perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Disamping itu,
untuk memfasilitasi ibu nifas dan suaminya dalam memutuskan penggunaan alat/obat kontrasepsi
setelah persalinan sesuai rencana yang telah disepakati bersama oleh pasangan tersebut.

5. Persalinan oleh Nakes dan Kesiagaan


Persalinan oleh Nakes adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terampil sesuai
standar. Sedangkan kesiagaan adalah kesiapan dan kewaspadaan dari suami, keluarga,
masyarakat/organisasi masyarakat, kader, dukun dan bidan dalam menghadapi persalinan dan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal.

6. Tabulin dan Dasolin


Tabulin dalah dana/barang yang disimpan oleh keluarga atau pengelola Tabulin secara bertahap
sesuai dengan kemampuan yang pengelolaannya sesuai kesepakatan serta penggunaannya untuk
segala bentuk pembiayaan saat ANC, persalinan dan kegawatdaruratan. Dasolin adalah dana yang
dihimpun dari masyarakat secara sukarela dengan prinsip gotong royong sesuai dengan
kesepakatan bersama dengan tujuan membantu pembiayaan mulai ANC, persalinan dan
kegawatdaruratan.

7. Ambulan Kelurahan dan Donor Darah


Ambulan Kelurahan adalah alat transportasi dari masyarakat sesuai kesepakatan bersama yang
dipergunakan untuk mengantar calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk ke tempat
rujukan, bisa berupa mobil, ojek, becak, sepeda, tandu, perahu, dll. Calon Donor Darah adalah
orang-orang yang dipersiapkan oleh ibu, suami, keluarga dan masyarakat yang sewaktu-waktu
bersedia menyumbangkan darahnya untuk keselamatan ibu melahirkan.

8. Kunjungan Nifas
Kontak ibu dengan Nakes minimal 3 (tiga) kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan
kesehatan ibu nifas, baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas (termasuk bidan di
Kelurahan/Polindes dan kunjungan rumah.

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
5
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
9. Pemberdayaan Masyarakat
Adalah upaya aktif bidan untuk melibatkan unsur-unsur masyarakat secara parsitipatif dalam
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi kegiatan kesehatan ibu dan anak termasuk kegiatan
perencanaan persalinan dan pascapersalinan.
Melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker yang
ditempelkan di rumah ibu hamil, maka setiap ibu hamil akan tercatat, terdata dan terpantau secara
tepat. Dengan data dalam stiker, suami, keluarga, kader, dukun, bersama bidan di Kelurahan dapat
memantau secara intensif keadaan dan perkembangan kesehatan ibu hamil. Selain itu agar ibu
hamil mendapatkan pelayanan yang sesuai standar pada saat antenatal, persalinan dan nifas
sehingga proses persalinan sampai dengan nifas termasuk rujukannya dapat berjalan dengan
aman dan selamat.

Dasar Hukum
Dasar Hukum diselenggarakannya P4K ini, antara lain:
1. Undang-undangNo. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.
2. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Undang-undang No. 32 tentang Pemerintah Daerah.
4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 900 tahun 2002 tentang registrasi dan Praktek Bidan.
5. Keputusan Menteri No. 741 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
di Kabupaten/Kota.
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 284 tahun 2004 tentang Buku KIA.
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 564 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaaan
Pengembangan Kelurahan Siaga.
8. Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 295 tahun 2008 tentang Percepatan Pelaksanaan
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker.
9. Surat Edaran Menteri Kesehatan dalam Negeri No. 441.7/1935.SJ tahun 2008 tentang
Percepatan Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) dengan Stiker.
10. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker
 

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
6
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
BAB III
PEMBAHASAN
 

3.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) :

1. Indikator Program
a. Persentase ibu hamil mendapat stiker.
b. Persentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan antenatal sesuai standar.
c. Persentase ibu hamil bersetiker bersalin di tenaga kesehatan.
d. Persentase ibu hamil bersalin dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi
tertangani.
e. Persentase penggunaan metode KB pasca persalinan.
e. Persentase ibu bersalin di nakes yang mendapat pelayanan nifas.
 
2. Output Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dengan Stiker Output yang di
harapkan  sebagai berikut:
a. Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker P4K.
b. Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar.
c. Ibu hamil dan keluarganya yang mempunyai rencana persalinan termasuk KB yang
dibuat bersama dengan penolong persalinan.
d. Bidan menolong persalinan sesuai standar.
e. Bidan memberikan pelayan nifas sesuai standar.
f. Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan
(sosial).
g. Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal dan forum
peduli KIA/Pokja posyandu dalam rencana persalinan, termasuk KB
pascapersalinan sesuai dengan perannya masing-masing.
h. Ibu mendapatkan pelayanan kontrasepsi pascapersalinan.
i. Adanya kerjasama yang mantap antara bidan, petugas pustu, forum peduli
KIA/Pokja posyandu dan (bila ada) dukun bayi pendamping persalinan.

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
7
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
3.2 Tujuan dan Manfaat Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
 Penempelan stiker P4K di setiap rumah ibu hamil dimaksudkan agar ibu hamil terdata, tercatat
dan terlaporkan keadaannya oleh bidan dengan melibatkan peran aktif unsur-unsur masyarakat
seperti kader, dan tokoh masyarakat.
1. Masyarakat sekitar tempat tinggal ibu mengetahui ada ibu hamil dan apabila sewaktu-waktu
membutuhkan pertolongan, masyarakat siap sedia untuk membantu. Dengan demikian, ibu
hamil yang mengalami komplikasi tidak terlambat untuk mendapat penanganan yang tepat dan
cepat.

3.3 Manfaat Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), antara
lain :
1. Mempercepat berfungsinya Kelurahan siaga.
2. Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standar.
3. Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil.
4. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini.
5. Meningkatnya peserta KB pascapersalinan.
6. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
7. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

3.4 Peran masyarakat perangkat kelurahan dan Kader juga sangat diperlukan, antara lain
sebagai berikut:

1. Membantu bidan dalam mendata jumlah ibu hamil di wilayah Kelurahan binaan.
2. Memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu (Tanda Bahaya
Kehamilan, Persalinan dan sesudah melahirkan).
3. Membantu Bidan dalam memfasilitasi keluarga untuk menyepakati isi Stiker, termasuk KB
pascamelahirkan.
4. Bersama dengan Kades, Toma membahas tentang masalah calon donor darah, transportasi
dan pembiayaan untuk membantu dalam menghadapi kegawatdaruratan pada waktu hamil,
bersalin dan sesudah melahirkan.
5. Menganjurkan suami untuk mendampingi pada saat pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan
sesudah melahirkan.
6. Menganjurkan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan.
________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
8
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
3.5 Pengertian dan Manfaat Kelas Ibu Hamil

KELAS IBU HAMIL ( KIH ) adalah Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan
umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di
kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu
dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan.

Tujuan kelas ibu hamil adalah meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru
lahir, mitos / kepercayaan / adat istiadat setempat, penyakit menular seksual dan akte kelahiran.

Adapun keuntungan kelas ibu hamil adalah materi diberikan secara menyeluruh dan terencana,
penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum penyajian materi,
dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik tertentu, waktu
pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur dengan baik, ada
interaksi antar petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan materi dilaksanakan.
Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan, dilakukan evaluasi terhadap petugas
kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan
kualitas sistem pembelajaran.

3.6 Sasaran Peserta Kelas Ibu Hamil ( KIH )

Sasaran peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 4 sampai 36 minggu
karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal
10 orang setiap kelas, dan pada pertemuan ke 3 mengikutsertakan suami atau anggota keluarga
lainnya . sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang
persiapan persalinan atau materi yang lainnya.

Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut dilakukan langkah-langkah dari mulai
persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil Depkes & JICA (2008) antara  lain
sebagai berikut:

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
9
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
a. Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk
mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah
peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun waktu
tertentu misalnya selama satu tahun.

b. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat di
puskesmas atau polindes, kantor desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang
warga masyarakat.

c. Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan lain-lain jika tersedia.

d. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil serta
mempelajari materi yang akan disampaiakan.

e. Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 5 sampai 8 bulan.

f. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan nara sumber jika
diperlukan.

g. Membuat rencana pelaksanan kegiatan Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai
kegiatan/materi ekstra Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu,
bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit dan senam 30
menit.

3.7 Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil (KIH)

Pelaksanaan pertemuan kelas ibu hamil dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara
bidan/petugas kesehatan dengan peserta/ibu hamil, dengan tahapan pelaksanaan. (Terlampir
Jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil). Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan
selama hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta.
Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok. Pada setiap akhir
pertemuan dilakukan senam ibu hamil. Senam ibu hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas
ibu hamil, jika dilaksanakan, setelah sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekkan. Waktu
pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan
lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit.

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
10
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
3.8 MANAJEMEN KELAS IBU HAMIL
Manajemen penyelenggaraan kelas Ibu Hamil dapat di dilaksanakan oleh Pemerintah, Swasta LSM
dan Masyarakat :

1) Fungsi dan Peran (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas)


Pelaksanaan kelas ibu hamil dikembangkan sesuai dengan fungsi dan peran pada masing-masing
level yaitu : Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas.
Provinsi :
•    Menyiapkan tenaga pelatih
•    Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil (sarana dan prasarana)
•    Monitoring dan evaluasi.

Kabupaten :
•    Menyiapkan tenaga fasilitator kelas ibu hamil
•    Bertanggung jawab atas terlaksananya kelas ibu hamil (dana, sarana dan prasarana)
•    Monitoring dan evaluasi.

Puskesmas :
•    Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan kelas ibu hamil
di wilayah kerjanya.
•    Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu hamil (identifikasi
calon peserta, koordinasi dengan stake holder, fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan)

3.9 Fasilitator dan Nara Sumber

Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan
fasilitator kelas ibu hamil (atau melalui on the job training) dan setelah itu diperbolehkan untuk
melaksanakan fasilitasi kelas ibu hamil. Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil fasilitator dapat

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
11
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
meminta bantuan narasumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu. Narasumber adalah
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dibidang tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil.

3.10 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil adalah :
1. Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 m x 5 m, dengan ventilasi dan
pencahayaan yang cukup
2. Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada o Buku KIA
3. Lembar Balik kelas ibu hamil
4. Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil
5. Buku pegangan fasilitator
6. Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dll) jika ada
7. Tikar/Karpet
8. Bantal, kursi(jika ada)
9. Buku senam hamil/CD senam hamil(jika ada)
10. Konsumsi ( Jika ada )

3.11 Tahapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Pelatihan bagi pelatih


Pelatihan bagi pelatih dipersiapkan untuk melatih bagi para fasilitator ditempat pelaksanaan kelas
ibu, baik di tingkat kabupaten, Kecamatan sampai ke desa. Peserta TOT adalah bidan atau
petugas kesehatan yang sudah mengikuti sosialisasi tentang Buku KIA dan mengikuti pelatihan
fasilitator. Kegiatan TOT bertujuan untuk mencetak para fasilitator dan selanjutnya fasilitator akan
mampu melaksanakan serta mengembangkan pelaksanaan kelas ibu hamil. Pelatihan bagi pelatih
dilakukan secara berjenjang dari tingkat provinsi ke tingkat Kabupaten/Kota.

Pelatihan bagi fasilitator


Pelatihan fasilitator dipersiapkan untuk melaksanakan kelas ibu hamil. Fasilitator kelas ibu hamil
adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan fasilitator kelas ibu hamil
atau on the job training. Bagi bidan atau petugas kesehatan ini, boleh melaksanakan
pengembangan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam
________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
12
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
memfasilitasi kelas ibu hamil, fasilitator hendaknya menguasai materi yang akan disajikan baik
materi medis maupun non medis.
Sosialisasi kelas ibu hamil pada Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Stakeholder

Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stakeholder sebelum kelas
ibu hamil dilaksanakan sangat penting. Melalui kegiatan sosialisasi ini diharapkan semua unsur
masyarakat dapat memberikan respon dan dukungan sehingga kelas ibu hamil dapat
dikembangkan dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Materi sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stakeholder antara
lain :
1. Buku KIA
2. Apa itu kelas ibu hamil ?
3. Tujuan Pelaksanaan kelas ibu hamil
4. Manfaat kelas ibu hamil
5. Peran Tokoh agama. Peran apa saja yang dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh agama
dan stakeholder untuk mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya :
‘- Memotivasi ibu hamil dan keluarganya agar mau mengikuti kelas ibu hamil
‘- Memberikan informasi tentang kelas ibu hamil pada masyarakat khususnya keluarga ibu hamil
atau memberikan dukungan fasilitas bagi kelas ibu hamil dan lain-lain.

Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil :


1. Melakukan identifikasi/mendaftar semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja.
2. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat di Puskesmas
atau Polindes, Kantor Desa/Balai Pertemuan, Posyandu atau di rumah salah seorang warga
masyarakat. Sarana belajar menggunakan, tikar/karpet, bantal dan lain-lain jika tersedia.
3. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil serta
mempelajari materi yang akan disampaikan.
4. Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur kehamilan antara 4 sampai 9
bulan.
5. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan narasumber jika
diperlukan.

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
13
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
6. Persiapan Anggaran pelaksanaan Kelas Ibu Hamil untuk membiayai Konsumsi dan lain
sebagainya

3.12 PERAN BIDAN DALAM KELAS IBU HAMIL ( KIH )

The State of Worlds Midwifery pada tahun 2011 menyebutkan bahwa seorang bidan harus dapat
memungkinkan adanya kebijakan dan lingkungan untuk memaksimalkan peran bidan sebagai
tenaga kesehatan di kebidanan komunitas.

Pada prinsipnya seorang bidan harus kreatif dalam menciptakan kebijakan yang dapat membantu
dalam meningkatkan pelayanan kebidanan bagi ibu dan anak sehingga adanya kekurangan dalam
hal ketenagaan dapat diatasi. The State of Worlds Midwifery tahun 2011 menyebutkan bahwa
bidan harus dapat bekerja dalam tim dan berkolaborasi dengan profesi kesehatan lain, dalam hal
ini bidan di desa harusnya dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan di puskesmas dalam
menjalankan setiap program kesehatan khususnya kelas ibu hamil.

Dalam ICM Triennal Congress di Prague tahun 2014 ini juga dilaporkan bahwa international
confederation of midwives (ICM) menyebutkan bahwa seorang bidan harus dapat membentuk
kebijakan global dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran bidan dan memperluas
pengaruh bidan yang bertyanan kesehatan ibu, anak dan kesehatan reproduksi. Selain itu dalam
kongres ini juga menyebutkan bahwa perlu adanya penguatan kebidanan melalui adanya
kolaborasi dengan teman sejawat yang bertujuan untuk memperkuat kerja tim untuk meningkatkan
derajat status kesehatan masyarakat dan berbagi visi untuk meningkatkan promosi kesehatan bagi
ibu dan keluarga dalam memberikan dukungannya di setiap program kesehatan.

Dalam pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ( KIH ) bidan mampu melakukan Komunikasi dan Kolaborasi
dengan pihak terkait Lainnya untuk mewujudkan Kehamilan yang sehat dan Persalinan yang Aman
dan Selamat .

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
14
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
BAB IV
PENUTUP
 

4.1 Kesimpulan

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan suatu kegiatan
yang difasilitasi oleh bidan di Kelurahan dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB pascapersalinan dengan menggunakan
stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir. Melalui Kegiatan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Lontar Baru.
Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu
Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan
Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu Hamil. Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau
tenaga kesehatan yang telah mendapat pelatihan fasiltator Kelas Ibu hamil atau melalui on the job
training.
 Sasaran dari program ini adalah semua ibu hamil yang ada di wilayah tersebut. Program ini
membutuhkan peran serta masyarakat, kader dan juga perangkat RT RW dan Kelurahan
Setempat.
 
4.2 Saran
Demi terwujudnya keberhasilan Program P4K maka di harapkan seluruh seluruh komponen
masyarakat hendaknya agar dapat :
1. Memahami tentang penting nya program P4K pada ibu hamil .
2. Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil untuk mewujudkan keberhasilan program P4K
3. Berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan Kelas Ibu hamil dengan hadir dan mengikuti kegiatan
dengan Rutin

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
15
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022
4. Bidan dan tenaga kesehatan lainnya harys meningkatkan kreativitas dan wawasan lebih luas
untuk membuat kelas menjadi menarik sehingga Warga Masyarakat antusias untuk mengikuti
kegiatan Kelas Ibu Hamil
5. Mensosialisasikan Penting nya kegiatan Kelas Ibu Hamil dalam mewujudkan keberhasilan
Program P4K
DAFTAR PUSTAKA

 
Runjati. 2010. ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker. Jakarta : Depkes. RI.
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). 
(http://selatan.jakarta.go.id/sudinkes/?page=Artikel&id=6).
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi. 
(http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/program-perencanaan-persalinan-dan-pencegahan-
komplikasi.html)
Efektifitas Pelatihan Kelas Ibu Hamil untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, Keterampilan dan
Kunjungan Antenatal Care.Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, II (2) : 122-134. Jannah, N.,
2012.
Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Kehamilan, Yogyakarta : Andi.
Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Jakarta. Kusmiyati, dkk, 2009,
Obstetri Williams; Panduan Ringkas (Williams Manual Of Obstetrics, 21st ed. Jakarta; ECG
_______, 2012.
Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Jakarta. _______, 2012.
Selamat Datang di Kelas Ibu Hamil, Jakarta. _______, 2012.
Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil, Jakarta. _______, 2013.
Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil,Jogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo. (2007).
Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi,Cetakan II,Jakarta: RinekaCipta. _______, 2010.
Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta :Rineka Cipta. Nursalam, 2008.

________________________________________________________________________________________________
“ Optimalisasi Kelas Ibu Hamil dalam Keberhasilan P4K “
16
Makalah Lomba Nakes Teladan Tk Kota Serang Tahun 2022

Anda mungkin juga menyukai