Dosen Pengampu :
Khairil Arif, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang terkait
dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas
dari banyak pihak yang memberikan bantuan yang tulus memberikan doa, kritik, dan saran
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun dari berbagai
pihak. Kami berharap makalah ini dapat digunakan dan memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
besaran termodinamika yang berfungsi untuk mengukur energi dalam satuan temperatur
yang tidak dapat digunakan untuk melakukan usahadengan jumlah energi yang
digunakan untuk melakukan aktifitas pada suatu materi. Energi Bebas Gibbs adalah salah
satu dari parameter termodinamika yang menyatakan apakah kelangsungan suatu reaksi
terjadi secara spontan atau tidak spontan.
Seiring dengan perkembangan teknologi para ilmuan selalu mengkaji persoalan
yang terjadi baik dalam lingkungan maupun secara alami keseluruhan. Dalam hal
tersebut banyak ditemukan senyawa baru yang belum di berinama. Maka dala penulisan
nama senyawa baru ilmuan harus menggunakan aturan yaitu International Union Of
Pure and Applied Chemistry ( IUPAC)
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Valence Bond Theory (VBT).
2. Dapat menjelaskan konsep hibridisasi.
3. Dapat menjelaskan konsep spontanitas reaksi.
4. Dapat menjelaskan perubahan entalpi, entropi dan energy bebas gibbs.
5. Dapat menentukan tata nama senyawa kovalen menurut IUPAC
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Teori ikatan valensi VBT atau Valence Bond Theory mengasumsikan bahwa
sebuah ikatan kimia terbentuk ketika dua valensi elektron bekerja dan menjaga dua
inti atom bersama oleh karena efek penurunan energi sistem, teori ini berlaku dengan
baik pada molekul diatomik. Pada teori ikatan valensi ini, elektron (elektron dalam
molekul menempati orbital (orbital atom dari masing-masing atom. Ini
memungkinkan kita untuk mempertahankan gambaran masing-masing atom yang
mengambil peranan dalam pembentukan ikatan.
Pada pembentukkan senyawa biasa, ikatan kovalen dapat terjadi saat atom pusat
memiliki elektron yang belum berpasangan sehingga atom lain dapat memberikan
elektronnya (arah spin yang berlawanan) dan terjadi peristiwa tumpang tindih.
Sedangkan pada pembentukkan senyawa kompleks, ikatan kovalen terjadi jika atom
pusat menyediakan orbital kosong agar pasangan elektron dari ligan-ligan dapat
masuk dansenyawa kompleks dapat terbentuk.
4
Spin kedua elektron yang berpasangan dari atom-atom yang berikatan harus
antiparalel (spin berlawanan)
Agar atom pusat dapat menyediakan jumlah elektron tak berpasangan yang
cukup untuk pembentukan ikatan, maka elektron-elektron dapat tereksitasi ke
orbital kosong dengan energi lebih tinggi selama pembentukan ikatan.
Bentuk molekul yang dihasilkan ditentukan oleh arah ruang orbital atom pusat.
5
Overlap orbital menjadi sarana untuk berbagi elektron, sehingga
memungkinkan setiap atom untuk melengkapi kulit valensinya. Dalam diagram
orbital diperlihatkan bagaimana pada molekul HF subkulit 2p atom fluor akan
terisi penuh setelah memperoleh elektron dari atom hidrogen setelah overlap
orbital 1s hidrogen dan 2p flour.
Catatan: Tidak perlu dispesifikan orbital 2p mana yang terlibat pada
pembentukan ikatan karena ketiga orbital terdegenerasi (berenergi sama)
6
Atom sulfur memiliki dua orbital 3p yang masing-masing berisi satu elektron.
Setiap orbital ini dapat overlap dengan orbital 1s dari atom H.
Overlap ini menghasilkan orbital 3p yang terisi penuh karena ada sumbnagan
dari satu elektron dari masing-masing dari atom hidrogen. Dengan demikian Teori VB
dapat menjelaskan geometri molekul hidrogen sulfida dengan cukup baik. Teori VB
juga sejalan dengan struktur lewis bahwa pembentukan dua ikatan H-S membuat kulit
valensi atom S terisi penuh dengan delapan elektron (kaidah oktet). Oleh karena itu
hubungan struktur lewis dengan teori VB adalah: Secara kualitatif struktur lewis
adalah notasi singkat gambar molekul berdasarkan teori VB.
3.2 Hibridisasi
Hibridisasi adalah pencampuran orbital-orbital atom untuk membentuk orbital baru
dengan tingkat energi yang sama di antara orbital-orbital yang dicampurkan. orbital hasil
pencampuran tersebut dinamakan orbital hibrida. Atau sederhananya hibridisasi
merupakan proses bergabungnya orbital atom pusat dengan orbital atom lainnya sehingga
terbentuk orbital hibrida. Orbital hibrida yang terbentuk memiliki panjang ikatan, sudut,
dan tingkat energi yang berbeda dengan orbital pembentuknya. Keberadaan orbital
hibrida ini mampu menjelaskan mengenai bentuk molekul dan ikatan atom-atom
didalamnya.
Teori hibridisasi pertama kali dipromosikan oleh seorang kimiawan yang bernama
Linus Pauling yang berasal dari Amerika Serikat pada tahun 1931 untuk menjelaskan
struktur molekul seperti metana (CH4). Mario Raimondi (1994), mengatakan hibridasi
merupakan sebuah konsep pengenalan terkait bersatunya orbital-orbital atom dalam
usaha membentuk orbital hibrida yang baru dengan terjadi kesesuaian terkait dengan
kualitatif sifat ikatan atom. Tujuan dari hibridisasi adalah untuk mencapai keadaan stabil
7
dengan cara promosi elektron, selain itu hibridisasi orbital juga berguna untuk
menjelaskan struktur molekuler ketika teori ikatan valensi gagal untuk dijelaskan.
Pada teori hibridisasi ada 5 bentuk molekul yang bisa diketahui melalui keberadaan
orbital hibrida yaitu orbital yang bentuknya linear, trigonal planar, tetrahedral, segitiga
bipiramida, dan oktahedral.
8
Dari tabel tersebut diketahui bahwa adanya bentuk molekul tetrahedral, oktahedral,
segitiga planar, linear, dan sebagainya. Bentuk molekul tersebut dapat di diketahui
9
dengan menghitung jumlah elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan. Adapun
langkah-langkah untuk meramalkan bentuk molekul, yaitu:
Menentukan jumlah elektron atom valensi pusat.
Menentukan jumlah elektron dari atom lain yang digunakan dalam ikatan.
Menentukan jumlah PEI dan PEB.
Menentukan bentuk molekul
Contoh:
1. Senyawa BeCl2
Atom pusat : Be→ elektron valensi = 2
Atom lain : 2Cl→ 2 x in 1e- = in 2e-, artinya PEI = 2
Sisa elektron = 0, artinya PEB = 0
Bentuk molekul dengan PEI =2 dan PEB = 0 adalah linear
2. Senyawa BeCl3
Atom pusat : Be→ elektron valensi = 3
Atom lain : 3Cl→ 3 x in 1e- = in 3e-, artinya PEI = 3
Sisa elektron = 0, artinya PEB = 0
Bentuk molekul dengan PEI =3 dan PEB = 0 adalah trigonal planar/segitiga
datar
3. NH4
Atom pusat : N→ elektron valensi = 5
Atom lain : 3H→ 3 x in 1e- = in 3e-, artinya PEI = 3
Sisa elektron = 2(1 pasang), artinya PEB = 1
Bentuk molekul dengan PEI =3 dan PEB = 1 adalah trigonal
piramidal/segitiga piramida
Selain menentukan bentuk molekul, kita juga harus paham mengenai cara
menentukan tipe molekul. Tipe molekul merupakan notasi untuk menyatakan banyaknya
pasangan elektron di sekitar atom pusat. Berikut rumus yang digunakan dalam
menentukan tipe molekul, yaitu:
AX N E M
10
Keterangan:
A : Atom pusat
X : Pasangan elektron ikatan (PEI)
n : Jumlah PEI
E : Pasangan elektron bebas (PEB)
M : Jumlah PEB
Contoh:
1. BCl3
Jumlah PEI = 3
Jumlah PEB = 0
Tipe molekul = AX3
Sifat = non polar karena tidak memiliki PEB
2. CH4
Jumlah PEI = 4
Jumlah PEB = 0
Tipe molekul = AX4
Sifat = non polar karena tidak memiliki PEB
3. NH3
Jumlah PEI = 3
Jumlah PEB = 1
Tipe molekul = AX3E
Sifat = polar karena memiliki PEB
Hibridisasi dan bentuk molekul bergantung pada jumlah pasangan dari elektron
(PE) di sekitar atom pusat. Pasangan elektron terdiri atas pasangan elektron ikatan dan
pasangan elektron bebas. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menentukan
hibridisasi, diantaranya:
Contoh:
1. BeCl2
Atom pusat : Be→ elektron valensi = 2 elektron
Atom lain : 2Cl→ 2 x in e- = 2 elektron
Total elektron = 4 elektron = 2 pasang elektron
Karena dihasilkan 2 pasang elektron, maka hibridisasinya sp
2. SF6
Atom pusat : S→ elektron valensi = 6 elektron
Atom lain : 6F→ 6 x in e- = 6 elektron
Total elektron = 12 elektron = 6 pasang elektron
Karena dihasilkan 6 pasang elektron, maka hibridisasinya sp3d2.
12
Spontanitas reaksi didefinisikan sebagai reaksi yang terjadi dalam serangkaian
kondisi yang disediakan tanpa bantuan dari luar. Agar reaksi berlangsung spontan harus
ada perubahan entropi positif dan untuk entalpi, perubahannya harus negative,
(∆H<0,∆S>P).
Reaksi spontan adalah reaksi yang berjalan dengan kecenderungan entropi
keseluruhan. Reaksi-reaksi ini dapat diprediksi mengalami peningkatan entropi dengan
berfokus pada perubahan fasa, perubahan jumlah mol, perubahan suhu, dan peningkatan
volume. Untuk mengetahui bahwa reaksinya spontan, kita ikuti persamaan energi bebas
Gibb
Keterangan:
∆G = Energi bebas gibb
∆H = Perubahan entalpi
∆ = Perubahan entropi
T = Suhu
Salah satu contoh reaksi spontan adalah api unggun yang mengaum. Dalam hal ini,
energi sistem berkurang karena pelepasan energi ke lingkungan dalam bentuk panas dan
oleh karena itu, api mungkin bersifat eksotermik. Dalam sebagian besar reaksi
pembakaran, entropi sistem meningkat karena produk yang terbentuk dari api sebagian
besar terdiri dari gas seperti karbon dioksida.
13
Jika ∆ G positif, prosesnya dikatakan tidak spontan. Jika kita
membalikkan arah reaksi, reaksi itu mungkin mulai berlaku secara
spontan.
Jika ∆ G nol, proses dikatakan dalam kesetimbangan. Tidak akan ada
perubahan bersih dalam reaksi. Reaksi akan tetap seperti biasa tanpa
ada perubahan.
14
Dalam kasus 1 dan kasus, ∆ H dan ∆ S memiliki tanda yang berlawanan
sehingga tidak mungkin untuk membalikkan arah spontanitas hanya dengan
mengubah suhu.
Dalam kasus 3 dan 4, keduanya ∆ H dan ∆ S memiliki tanda yang sama
pada suhu rendah, reaksi eksoterm terjadi dan ketika suhu T ∆ S meningkat,
istiah meningkat dalam besarnya melampaui ∆ H.
−3 kJ
R adalah konstanta gas 8 x 10
k
Istilah yang digunakan untuk Q adalah arbitrer dan tekanan parsial gas
diukur dalam atm. Larutan diambil dalam konsentrasi molar dan cairan atau
padatan murni tidak muncul dan bahkan tidak ada pelarut yang larut dalam
larutan encer.
2.4 Entalpi
a. Persamaan Termodinamika
Persamaan termokimia adalah persamaan reaksi yang dilengkapi dengan harga
perubahan entalpi (ΔH). Persamaan termokimia selain menyatakan jumlah mol
reaktan dan jumlah mol produk juga menyatakan jumlah kalor yang dibebaskan
atau yang diserap pada reaksi tersebut. Untuk menyatakan besarnya perubahan
15
entalpi yang terjadi pada reaksi kimia, digunakan satuan kJ. Perubahan entalpi
dalam molar digunakan satuan kJ/mol (kJ mol-1).
b. Entalpi (H)
Entalpi (H) adalah jumlah dari semua bentuk energi dalam suatu materi.
Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat.
besarnya entalpi tidak dapat ditentukan, yang dapat ditentukan adalah perubahan
entalpi (ΔH). Perubahan entalpi (ΔH) adalah perubahan kalor yang terjadi pada
suatu reaksi kimia. (ΔH) merupakan selisih antara enatalpi produk dengan entalpi
reaktan yang dirumuskan dengan :
Keterangan:
(ΔH) = Perubahan entalpi
HP = Entalpi produk
HR = Entalpi reaktan
Jika H produk lebih kecil daripada H reaktan maka akan terjadi pembebasan
kalor. Harga ΔH negatif atau lebih kecil daripada nol.
Contoh:
2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (l) + kalor atau
2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (l) ΔH = -
Jika H produk lebih besar daripada H reaktan maka akan terjadi penyerapan
kalor. Harga ΔH positif atau lebih besar daripada nol
Contoh:
2 H2O (l) + 2 H2 (g) + O2 (g) - kalor atau
2 H2O (l) + 2 H2 (g) + O2 (g) ΔH = +
c. Perubahan Entalpi
Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi selalu dipengaruhi oleh suhu
dan tekanan. Apabila suhu zat semakin tinggi, perubahan entalpinya semakin besar.
Data termokimia pada umumnya ditetapkan pada tekanan 1 atm dan suhu 25°C.
Kondisi ini dikenal sebagai kondisi standar. Oleh karena itu, penentuan perubahan
entalpi (ΔH) juga ditukar pada kondisi standar dan dikenal dengan perubahan
16
entalpi standar. Berdasarkan jenis reaksinya, perubahan entalpi standar dapat
dibedakan sebagai berikut.
17
1) Diukur dalam energi per satuan unit substansidengan satuan yang
sering dipakai kilojoule per mol (kJ mol−1), tetapi juga dapat diukur
dalam satuan kalori per mol, joule per mol, atau kilokalori per mol.
2) Unsur mempunyai bentuk alotropi. Jika terdapat beberapa bentuk
alotropi dipilih yang paling stabil yaitu dalam keadaan 298 K, 1atm.
Misal karbon memiliki tiga bentuk alotropi yaitu intan, grafit dan
fulleren. Akan tetapi grafit merupakan bentuk yang paling stabil dari
karbon sehingga grafit adalah bentuk standar dari karbon.
3) Semua elemen kimia dalam keadaan standar memiliki nilai entalpi
pembentukan standar nol, tidak ada perubahan energi pada
pembentukannya.
4) Senyawa pada entalpi pembentukan bertanda negatif. Tanda negatif
menunjukan kestabilan unsur. Besar ΔH tetap sama ketika reaksinya
dibalik, yang berubah adalah tandanya.
5) Reaksi yang disetarakan dengan bilangan pengali maka yang
dikaliakan adalah keseluruhan termasuk besaran ΔH juga harus
dikalikan dengan bilangan pengali yang sama.
6) Perubahan entalpi reaksi dapat dihitung dari entalpi pembentukan
reaktan dan produknya.
Contoh Soal:
18
Tentukan perubahan entalpi pada reaksi antara karbon monoksida (CO)
dengan hydrogen (H2) untuk menghasilkan methanol (CH3OH)!.
Jawab:
Persamaan reaksi:
Contoh:
Jika ΔHfθ H2O(g) = -240kJ mol-1, maka ∆Hd H2O = +240 kJ mol-1 dan
persamaan termokimianya adalah:
H2O(l) → H2(g) + ½ O2(g) ∆H = +240 kJ
19
keadaan stabil pada keadaan standar (25°C atau 298 K dan 1 atm). Reaksi
pembakaran tergantung pada jumlah oksigen yang bereaksi.
Perubahan entalpi pembakaran standar (Standard Enthalpy ogf Combustion)
adalah perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat
secara sempurna.Pembakaran merupakan reaksi suatu zat dengan oksigen,
contohnya:
C(s) + O2(g) → CO2(g)
H2(g) + ½ O2(g) → H2O(g)
Contoh soal
1. Nilai perubahan entalpi pembakaran standar (ΔHcθ) metanol (CH3OH)
adalah -638,5 kJ/mol. Tuliskan persamaan termokimianya!
Jawab:
CH3OH(l) + 3/2 O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) ∆H = -638,5 kJ
20
4) Perubahan Entalpi Netralisasi Standar (ΔH°n)
Terakhir adalah jenis perubahan entalpi penetralan atau netralisasi (ΔHn),
yaitu besarnya perubahan entalpi reaksi penetralan 1 mol asam oleh basa
ataupun sebaliknya.
Contoh :
ΔHn= -63kJ
HCl (aq) + NaOH (aq)→ NaCl (aq) + H2O (l)
21
1. Penentuan harga perubahan entalpi dengan kalorimeter
Data yang diperlukan untuk menghitung kalor yang diserap atau yang
dikeluarkan oleh sistem reaksi adalah :
Q = m. c. Δt
Keterangan :
22
½ N2(g) + O2(g) NO2(g) ΔH1= x kJ = + 33,85 kJ/mol 1 Tahap
—---------------------------------------------------------------------------------- +
Kalor dari suatu reaksi juga dapat ditentukan dari data entalpi
pembentukan (ΔH0F) zat–zat pereaksi dan zat–zat hasil reaksi.
1. Energi Ikatan
Energi ikatan adalah banyaknya energi yang berikatan dengan satu ikatan
dalam senyawa kimia. Besarnya energi ikatan diperoleh dari kalor
23
pengatoman. Misalnya, dalam metana energi ikatan C-H adalah seperempat
dari entalpi pada proses.
24
C–C 350 O=O 498
25
Dengan mensubstitusikan -∆Hsis /T pada ∆Ssurr kita tuliskan: ∆Suniv =
∆Ssis > 0
G=H-TS
a. Perubahan energi bebas (∆G) suatu sistem pada suhu tetap ialah
∆G=∆H-T∆S
b. Perubahan energi bebas (∆G) suatu sistem pada tekanan tetap
ialah ∆G=-T∆S
Dalam konteks ini, energi bebas adalah energi yang tersedia untuk
melakukan kerja. Jadi, jika suatu reaksi diiringi dengan pelepasan energi
yang berguna (dengan kata lain, jika AG negatif), kenyataan ini sendiri saja
sudah menjamin bahwa reaksinya spontan, dan tak perlu mengkhawatirkan
bagian lain dari semesta.
26
Syarat-syarat untuk kespontanan dan kesetimbangan pada suhu dan
tekanan tetap dari segi AG:
Energi bebas reaksi standar (∆G) ialah perubahan energi bebas untuk
reaksi bila reaksi itu terjadi pada kondisi keadaan standar, artinya, bila
reaktan berada dalam keadaan standarnya diubah menjadi produk dalam
keadaan standarnya.
Di mana dan “n” adalah koefisien stoikiometri. Suku AG, adalah energi
bebas pembentukan standar dari senyawa, artinya, perubahan energi-bebas
yang terjadi bila 1 mol senyawa disintesis dari unsur-unsurnya dalam
keadaan standarnya.
Entropi
Entropi adalah ukuran ketidakteraturan atau keacakan. Keacakan ini bisa
berkaitan dengan seluruh alam semesta atau reaksi kimia sederhana atau
sesuatu yang sederhana seperti pertukaran panas dan perpindahan panas.
Istilah gangguan menunjukkan ketidakteraturan atau kurangnya
keseragaman dari sistem termodinamika.
27
Entropi dilambangkan dengan 'S' dan merupakan sifat ekstensif karena
nilai entropi atau Perubahan Entropi bergantung pada zat yang ada dalam
sistem termodinamika. Entropi adalah konsep yang menarik karena
menantang kepercayaan perpindahan panas yang lengkap. Ini membantu
mendefinisikan kembali hukum kedua termodinamika
Perubahan Entropi
Perubahan Entropi dapat didefinisikan sebagai perubahan keadaan
gangguan sistem termodinamika yang dikaitkan dengan konversi panas atau
entalpi menjadi kerja. Suatu sistem dengan tingkat ketidakteraturan yang
tinggi memiliki lebih banyak entropi.
28
Perubahan Termodinamika Rumus Entropi
Perubahan Entropi dari sistem termodinamika direpresentasikan sebagai
ΔS. Kita dapat menghitung Perubahan Entropi suatu reaksi kimia atau suatu
sistem dengan menggunakan rumus perubahan entropi:
ΔS = (Q/T) rev
Di mana,
Contoh soal:
1. Diketahui sebanyak 1 mol air (H2O) memiliki suhu 100 dengan
kalor 40,7 J/mol. Hitunglah nilai perubahan entropi untuk proses penguapan
air tersebut.
Jawab :
ΔS = Q / T
ΔS = 40,07 / 373K
ΔS = 109,1 J / K mol
29
W = – n R T ln V2/V1
Perubahan entropi :
ΔS = Q / T
ΔS = -W/T
ΔS = -(-268)/298
ΔS = 0.9 J/K
Fisikawan Clausius menemukan konsep entropi dengan bantuan mesin
uap dan dia menciptakan istilah entropi karena kedengarannya mirip dengan
kata energi.
Rumus Perubahan Entropi alam semesta dapat dinyatakan melalui
perubahan persamaan entropi berikut:
30
panas terjadi pada suhu yang lebih rendah dan Perubahan Entropi lebih
sama pada suhu yang lebih tinggi.
Dari sudut pandang praktis, tidak ada proses yang dianggap sebagai
proses yang tidak dapat diubah. Seperti dibahas di atas, entropi hanya
bergantung pada keadaan awal dan akhir sistem terlepas dari jalur proses
termodinamika
Karakteristik Entropi
Karakteristik penting dari entropi sistem termodinamika adalah sebagai
berikut:
31
Itu dilambangkan dengan 'S' dan telah dirumuskan menggunakan hukum
kedua termodinamika. Ketika proses spontan terjadi maka ini menyebabkan
peningkatan ketidakteraturan atau keacakan molekul yang ada dalam
sistem. Dengan demikian, entropi dapat dikatakan meningkat pada semua
proses yang terjadi secara spontan. Secara sederhana, entropi adalah ukuran
keacakan atau ketidakteraturan molekul yang terjadi dalam suatu sistem.
Ketika ada sistem yang terisolasi maka entropi juga hadir pada tingkat
yang lebih tinggi sehingga terjadi peningkatan keacakan atau
ketidakteraturan dalam sistem. Sistem terisolasi adalah sistem tertutup di
mana tidak ada transfer energi di sekitar batasnya. Dengan demikian, tidak
ada interaksi antara sistem dengan lingkungannya. Harus diingat bahwa
ketika ada suhu tinggi dalam sistem maka ada lebih banyak keacakan yaitu
entropi dibandingkan dengan sistem di mana ada suhu rendah. Ini berarti
bahwa entropi meningkat dengan penurunan keteraturan. Selain itu, ketika
reaksi terjadi maka kami mengamati bahwa ada penguraian reaktan ini
menjadi produk dan ini menyebabkan peningkatan entropi. Urutan entropi
adalah: entropi tertinggi dalam gas, diikuti oleh cairan dan terakhir padatan.
32
D. Tata Nama Senyawa Kovalen
Sejak zaman dahulu para ilmuan kimia sudah menentukan beberapa nama pada
senyawa yang berhasil ditemukan dan diidentifikasikan. Namun penamaan belum
bersifat baku dan internasional.Pada tahun 1892 perhimpunan kimiawi internasional
melakukan pertemuan di Swiss untuk merumuskan aturan penamaan senyawa
kimia.Tata nama yang dirumuskan disebut dengan tata nama IUPAC( International
Union of Pure and Applied Chemistry) .Aturan IUPAC digunakan dalam penamaan
senyawa kimia organik dan Anorganik
Senyawa Kovalen merupakan senyawa yang terbentuk oleh dua unsur non logam
melalui ikatan kovalen .Dalam penamaan senyawa kovalen disusun berdasarkan
aturan,penamaan senyawa kovalen digunakan awalan yang menunjukkan jumlah
relatif setiap jenis atom dalam molekul.Awalan yang digunakan dapat berupa:
mono 1(satu)
di 2 ( dua)
tri 3 (tiga)
tetra 4 (empat)
penta 5 (lima)
heksa 6 (enam)
hepta 7 (tujuh)
okta 8 (delapan)
nona 9 (sembilan)
deka 10 (sepuluh)
33
1. Terdiri dari dua kata
2. Tiap kata mewakili nama unsur yang diberi awalan seperti
mono,di,tri,tetra,dst. sesuai dengan jumlah atom pada molekulnya
3. Untuk kata pertama,awalan mono tidak diikutsertakan
4. Kata kedua terakhir diikuti akhiran -ida.
Contoh :
DAFTAR PUSTAKA
34
Prof. Dr. Mukhamad Nurhadi, Msi. 2021.Gas dan Termodinamika. Malang : Media
Nusa Creative
SEO Management. 2022. Hibridisasi Kimia: Arti, Teori, jenis, dan Proses Terjadinya.
https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/proses-terjadinya-hibridisasi-kimia/. Diakses
Pada Juni 2023
Utami, Silmi Nurul. 2020. Perubahan Entalpi Standard dan Contoh Soalnya. Jakarta:
Kompas.com.
35