Anda di halaman 1dari 35

KAJIAN DASAR MIKROEKONOMIKA

LEMBAGA OTORITAS SISTEM KEUANGAN DI


INDONESIA DALAM KERANGKA UU NO.
4/2023 TENTANG P2SK*)

Pengampu:
Prof. Insukindro, Ph.D
Faculty Member BI Institute & FEB UGM
insukindro@ugm.ac.id; insukindro@gmail.com

*) Materi Ajar, BI Institute Lecture Series, 20 Maret 2023, direvisi minor


POKOK BAHASAN
1. UU RI No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan
Sektor Keuangan (P2SK): Sekilas
2. Studi Meta: Peran dan Tugas Otoritas Bank Sentral
3. Kajian Dasar Mikroekonomika: Keseimbangan Ekonomi Tanpa vs
Dengan Uang (Uang Barang & Uang Fiat)
4. Kajian Dasar Mikroekonomika: Model Pilihan Periode Tunggal vs
Ganda
5. . Kajian Dasar Mikroekonomika: Media & Lembaga Transmisi vs
Intermediasi Keuangan Sentral
UU RI No. 4 TAHUN 2023 TENTANG
PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SEKTOR
KEUANGAN (P2SK)
Tanggal 12 Januari 2023
Bagian kelima
Bank Indonesia
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3843) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang PenetapanPeraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 200 8 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun 2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 49 62 ) diubah sebagai berikut:
PASAL 4 & PERUBAHANNYA
U
. U No. 23/1999, Pasal 4
(1) Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia.
(2 ) Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen, bebas dari campur
tangan Pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang
secara tegas diatur dalam undang-undang ini.
(3) Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini.
UU No. 3/2004, Pasal 4 berbunyi sebagai berikut:
(1) Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia.
(2 ) Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/ atau pihak
lain, kecuali untuk hal-hal tertentu yang secara tegas diatur dengan undang-
undang ini.
(3) Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini.

UU No. 3/2004, Pasal 4 berbunyi sebagai berikut:


(1) Bank Indonesia merupakan Bank Sentral Republik Indonesia.
(2 ) Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/ atau pihak lain,
kecuali untuk hal-hal tertentu yang secara tegas diatur dengan undang-undang ini.
(3) Bank Indonesia merupakan badan hukum berdasarkan Undang-Undang ini.
PASAL 7 & PERUBAHANNYA
UU
. No. 23/1999, pasal 7 berbunyi:
Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah.

UU No. 3/2004, pasal 7 berbunyi:


(1). Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah.
(2). Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank
Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan,
konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan
umum pemerintah di bidang perekonomian

UU No. 4/2023, pasal 7 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:


Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai stabilitas nilai rupiah,
memelihara stabilitas Sistem Pembayaran, dan turut menjaga Stabilitas
Sistem Keuangan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
3. Ketentuan Pasal 8 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 8
Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:
a. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter secara
berkelanjutan, konsisten, dan transparan;
b. mengatur dan menjaga kelancaran Sistem Pembayaran; dan
c. menetapkan dan melaksanakan kebijakan makroprudensial.

5. Ketentuan Pasal 10 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:


Pasal 10
(1) Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a dengan
mengacu pada sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah
berkoordinasi dengan Bank Indonesia.
(2) Dalam menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter se bagaimana dimaksud dalam Pasal 8
huruf a, Bank Indonesia berwenang:
a. mengelola suku bunga;
b. mengelola nilai tukar;
c. mengelola likuiditas;
d. mengelola lalu lintas devisa;
e. mengelola cadangan devisa negara;
f. mengatur, mengawasi, dan mengembangkan Pasar Uang
dan Pasar Valuta Asing; dan
g. menetapkan dan melaksanakan ke bijakan moneter
lainnya.
Bagian Keenam
Rupiah Digital
Pasal 10
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011
tentang Mata Uang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011
Nomor 64, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor
5223) diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 2 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 2
(1) Mata Uang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
Rupiah.
(2) Macam Rupiah terdiri atas Rupiah kertas, Rupiah logam, dan
Rupiah digital.
(3) Rupiah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimbolkan
dengan Rp.
STUDI META:
PERAN & TUGAS OTORITAS BANK SENTRAL
TUGAS, PERAN & OTORITAS BANK SENTRAL
Secara umum tugas dan peran Bank Sentral di suatu negara adalah
menjaga stabilitas sistem moneter, stabilitas sistem keuangan dan
stabilitas sistem pembayaran untuk menunjang pertumbuhan ekonomi
yang sehat, berkeseinambungan dan inklusif dalam rangka
meningkatkan kesejahteraaan masyarakat.
Otoritas Bank Sentral
1. Otoritas Moneter
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. Otoritas Sistem Pembayaran
Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran
3. Otoritas Makroprudensial
Melakukan pengaturan dan pengawasan makroprudensial/SSK
4. Otoritas Perbankan*)
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan perbankan atau
mikroprudensial
Warjiyo, 2022
CENTRAL BANK IN SOME COUNTRIES (Warjiyo, 2004: 23)
Country Monet. Authority Bank Regulator Payment System
Hongkong Yes No No
England Yes No No
Australia Yes No Yes
Japan Yes Partly Yes
USA Yes Partly Partly
France Yes Partly Partly
Netherlands Yes Partly Yes
Italy Yes Partly Yes
Germany Yes Partly Yes
South Africa Yes Yes No
Brasil Yes Yes Partly
India Yes Yes Partly
Singapore Yes Yes Partly
Indonesia Yes Yes* Yes
Malaysia Yes Yes Yes
Frisell dkk (2008)
KAJIAN DASAR MIKROEKONOMIKA:
KESEIMBANGAN EKONOMI TANPA VS DENGAN
UANG (UANG BARANG & UANG FIAT)
Ref: Harris (1985: Ch. 6)
HUKUM SAY
Individu a untuk barang i:
EDXia = DXia – SXia* (1)
i = 1, 2, 3 ……… n
a = 1, 2, 3……… A
ED = Kelebihan permintaan (Excess demand)
DX = Permintaan X (desired)
SX = Pemasokan atau penawaran X (awal periode)
Secara agregat:
∑a=1 EDXia = ∑ a=1 (DXia – SXia* ) (2)
Untuk penyederhanaan
EDXi = DXi – SXi
Hukum Say
∑i Pi EDXi = ∑i Pi (DXi – SXi ) = 0 ~ i = 1, 2, …n (3)

XI adalah barang i → Pi > 0, ≠ 1


HUKUM WALRAS
Penurunan awal lihat Hukum Say.
Hukum Waras ~ Walrasian General Equilibrium
∑i Pi EDXi = ∑i Pi (DXi – SXi) = 0 ~ i = 1, 2, ..n, n+1 . . (4)
∑i Pi EDXi = ∑i n (Pi EDXi) + Pn+1 EDXn+1 (5)
Pn+1 EDXn+1 = – ∑i n (Pi EDXi)
Xn+1 adalah “uang’ → Pn+1 = 1
EDXn+1 = – ∑i n (Pi EDXi)
EDXn+1 = -∑i n (Pi EDXi)
DXn+1 – SX*n+1 = – ∑i n Pi (DXi – SXi*)
DXn+1 – SX*n+1 = – ∑i n (Pi DXi – Pi SXi*)
DM – SM* = – ∑i n (Pi DXi – Pi SXi*)
∑i n Pi DXi + DM = ∑i n Pi SXi* + SM* (6)
Walrasian General Equilibrium
Kembali ke individu:
∑i n Pi DXia + DX(n+1)a = ∑i n Pi SXia* + SX*(n+1)a (7)
DXia = fi {(P1 /P), (P2/P), ……… (Pn /P), (1/P), ∑i n (Pi /P)SXi*
EDXia = fi {(P1 /P), (P2/P), .…. (Pn /P), (1/P), ∑i n (Pi /P)SXi*} - SXi*
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
C = C (X1, X2, X3, ……………….Xn, l, M/P, O) (8)
C = pengeluaran konsumsi
X1, X2,…Xn = barang-barang konsumsi
l = leisure (waktu luang)
M/P = uang kas riil
O = barang-barang lain
Hal serupa untuk barang-barang produdksi
KAJIAN DASAR MIKROEKONOMIKA: MODEL
PILIHAN PERIODE TUNGGAL VS GANDA
Ref: Koutsoyiannis, 1982: Appendix 3.2
Williamson, 2018: Ch 4-5 & 9
MODEL PERIODE TUNGGAL
PERILAKU SEORANG KONSUMEN:
C LEISURE (24 JAM) VS KONSUMSI
B SEBUNDEL BARANG LAIN

Maks U = U(C, l)
s.t: Pc C + Pl l = Pu u
F
CF
C = barang konsumsi lain
l = leisure (bersantai)
u = uang barang
CE IC
E m = uang tunai
BL P = harga
P c ≈ Pl ≈ P u ≠ 1 & P m
A

O lF lE 24 jam l
MODEL PERIODE TUNGGAL
PERILAKU SEORANG KONSUMEN:
C LEISURE ( < 24 JAM) VS KONSUMSI
B SEBUNDEL BARANG LAIN
Maks U = U(C, l)
s.t: Pc C + Pl l = Pu u
F C = barang konsumsi lain
CF l = leisure (bersantai)
lG < 24 jam
CE IC u = uang barang
E
m = uang tunai
BL P = harga
CG G Pc ≈ Pl ≈ Pu ≠ 1 & Pm
A

O lF lE lG 24 jam l
MODEL PERIODE TUNGGAL
HASRAT TENAGA KERJA:
Y~C
LEISURE VS BEKERJA
B
BL2

E2
Y2
BL0

IC2
Y0
E0

IC0
A
O
l2 l0 l
Y1(1+r)+Y2 MODEL PERIODE GANDA
C2 B (Studi Inter-temporal):
MENGKONSUMSI-MENABUNG
VS DEFISIT/UTANG/KREDIT
F Titik E = endowment point
C2F C1 = Y1, C2 = Y2
r sebagai biaya oportunitas
IC0 C {x1 , x2 , x3..xn , l, M/P, O} ~ i = 1,2
C2E Titik F →.surplus
E
Periode 1: C1<Y1 → S = Y1-C1 > 0
Periode 2: C2 = Y2 + (Y1-C1)(1+r)
G Titik G →.defisit
Periode 1: C1<Y1 → S = Y1-C1 > 0
IC1 Maks. U (C1, C2)
BL s.t C1 + C2/(1+r) = Y1 + Y2/(1+r)
A
O C1F C1E Y2 C1
Y1 +
1+r
MODEL DUA PERIODE:
Perilaku Produsen Individu
Perusahaan dianggap mempunyai sumber-sumber daya (kapital,leisure
misalnya) yang produktif dan dapat diujudkan dalam 3 pilihan sebagai
berikut.
a. Sesegera mungkin seluruh sumber diuangkan (dilikuiditaskan) pada
periode 1 ~ mirip dengan kasus1 (konsumen) → lihat titik K1
b. Seluruh sumber diinvestasikan dan menerima hasil (return) diakhir
periode 2 → lihat titik K
c. Sebagian diuangkan (kasus a) dan sebagian diinvestasikan (kasus
b) → lihat titik A
Di A, besarnya investasi = K1A1 & yg diuangkan = OA1
Garis KK1 ~ Kurva Transformasi Produksi → strategi investasi →
kurva kemungkinan produksi. (lihat gambar di bawah)
S2

v1 (1+r)

A
A2

O A1 K1 = v1 s1
S2
(t+1)
KOMBINASI MENABUNG
B OPTIMAL & STRATEGI
INVESTASI OPTIMAL

F2 F

E2 E IC

F1 E1 K1 A S1
O
(t)
KAJIAN DASAR MIKROEKONOMIKA: MEDIA &
LEMBAGA TRANSMISI VS INTERMEDIASI
KEUANGAN SENTRAL
Lihat juga: Insukindro, 2020, 2022
Y MEDIA TRANSMISI:
Panel a
Garis Anggaran
Panel a
E0 Individu A
Y0 bl0
Produsen X ~ SX
Konsumen X & Y~ DX & DY
Ditulis: A {SX , DY}
C0
0
X0 X
Y

Panel b Panel b
Individu B
E1 Produsen Y ~ SY
Y1 Konsumen X & Y~ DX & DY
Ditulis: B {SY , DX}
C1
0
X1 X
MEDIA TRANSMISI: BarTER

A B
SX SY
DY DX

Media transmisi → Barter ~ Double coincidence of wants


X ~ bisa leisure (l) ~ Pl ≠ 1, Y ~ barang lain→ PY ≠ 1
MEDIA TRANSMISI: BarTER →
uang barang

A B
SX SY
DY DZ

MT

MT (media transmisi) → “uang” barang (commodity money) ~ P”U” ≠ 1


Dipengaruhi teknologi saat itu. Ada berbagai biaya seperti biaya transaksi
/transportasi, biaya penyimpanan, biaya produksi; sehingga tidak efisien.
MEDIA TRANSMISI: uang FIAT→
LEMBAGA KEUANGAN

A B
SX SY
DY DZ

LK LK= Lembaga
Keuangan: Bank &
(MT)
Non Bank ATAU
Perbankan Maya
(Shadow Banking)

LK = Lembaga (Transmisi) Keuangan ~ MT (media transmisi) →


“uang” bisa tunai (UT) atau non tunai (UNT). PUT ≈ 1, PNUT ≠ 1
LEMBAGA TRANSMISI KEUANGAN SENTRAL
(lTks): HEGENOMIK “ALAMIAH”
Grup I Grup II

A B C D

LK1 LK2

LK1 menjadi LKS


karenahegenomik alamiah. LTK1=LTKS
Ada settlement antaraLK1 (MT)
dan LK2 dstnya ~ club
LEMBAGA TRANSMISI KEUANGAN SENTRAL
(lks): HEGENOMIK “ NON-ALAMIAH”
Grup I Grup II

A B C D

LK1 LK2

LTKS muncul (~ club) LTKS =BI


karena diatur dengan UU, (Rp)
misalnya, Bank Indonesia
MEDIA INTERMEDIASI: KREDIT→
LEMBAGA INTERMEDIASI KEUANGAN

A B
(+) (-)

LI LK= Lembaga
Keuangan: Bank &
(MI)
Non Bank ATAU
Perbankan Maya
(Shadow Banking)

LI = Lembaga (Intermediasi Keuangan ~ MI (media intermediasi)


LEMBAGA INTERMEDIASI KEUANGAN SENTRAL
(lIks): HEGENOMIK “ALAMIAH”
Grup I Grup II

A B C D
(+) (-) (+) (-)

LIK1 LIK2

LK1 menjadi LIKS karena


hegenomik alamiah. Ada LIK1~LIKS
settlement antaraLK1 dan (MI)
LK2 dstnya
LEMBAGA INTERMEDIASI KEUANGAN SENTRAL
(lIks): HEGENOMIK “ NON-ALAMIAH”
Grup I Grup II

A B C D

LK1 LK2

LIKS muncul karena LIKS


diatur dengan UU,
misalnya, OJK
REFERENSI
Frisell, L., K. Roszbach & G. Spagnolo (2008), Governing the Governors: A Clinical
Study of Central Banks, Sveriges Riskbank Working Paper, No. 221, March.
Harris, L.,1985, Monetary Theory, McGraw-Hill
Insukindro (2020), Uang Digital Bank Sentral (Central Bank Digital Currency): Tinjauan
Konseptual & Kasus di Cina, Bahan Diskusi, BINS Jakarta via Virtual Meeting, 13
Mei
Insukindrro (2022), Konsep Uang Digital Bank Sentral (Central Bank Digital Currency ~
CBDC), Materi Diskusi, FGD Penyusunan dan Pengkinian Modul Pembelajaran
AKSP, BI Institute, 15 September
Koutsoyiannis, A. (1982), Non-Price Decisions, The Firm in a Modern Context, The
Macmillan Press Ltd.
Warjiyo, P. (eds) (2004), Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia: Sebuah
Pengantar, PPSK Bank Indonesia
Warjiyo, P. (2022), Memantapkan Sinergi dan Innovasi untuk Pemulihan Ekonomi,
Materi Ajar, Program BI Mengajar, 26 Agustus

Anda mungkin juga menyukai