Anda di halaman 1dari 3

Bab 1.

Berawal dari Cita-cita masa kecil


Ini kisah seorang anak yang bernama Yosi, yang terlahir dari
keluarga sederhana, ayahnya adalah seorang tailor yang membuka usaha
jahitan di sebuah kecamatan bernama Sungai Pakning. Ibunya seorang ibu
rumah tangga yang baik hati dan sangat penyayang kepada anak-anaknya.
Yosi memiliki seorang kakak laki-laki dan seorang adik laki-laki.
Masa kecil yosi dilalui dengan sangat bahagia walaupun yosi bukan
dimanja dengan kemewahan. Yosi kecil adalah anak yang periang dan tekun
dalam belajar. Keseharian Yosi dilalui dengan kegiatan yang bermanfaat,
pagi hari Yosi ke sekolah umum, siangnya dia mengikuti sekolah madrasah,
untuk membantu perekonomian keluarga Yosi membantu orang tuanya
dengan membawa jualan ke sekolah, yaitu berjualan es manis dan kerupuk
ubi yang diberi cabe, atau biasa disebut kerupuk pedas.Setiap hari Yosi
menjalani rutinitasnya tanpa mengeluh.
Suatu hari di sekolah dasar Yosi mendapat tugas dari guru bahasa
Indonesia untuk membuat karangan yang bercerita tentang cita-cita kalau
sudah besar nanti. Yosi menceritakan dalam karangannya itu kalau sudah
besar dia bercita-cita ingin menjadi seorang guru, dalam karangannya Yosi
menceritakan bagaimana kelak guru impiannya. Ketertarikan Yosi pada
profesi guru berawal dari kecintaannya pada guru agama Islam yang ada di
sekolahnya, guru agama Islamnya adalah sosok guru yang menyenangkan,
beliau dalam mendidik murid-muridnya dengan penuh kasih sayang, setiap
pembelajaran yang diberikannya selalu berhubungan dengan kisah para
Nabi dan Rasul, beliau selalu memberikan keteladanan yang dimiliki Nabi
dan Rasul sehingga Murid-murid tidak merasa dihakimi ketika melakukan
kesalahan. Sikap gurunya ini memberi kesan yang mendalam ke hati Yosi
sehingga dia kelak ingin menjadi guru seperti guru agamanya ini.
Yosi tidak membiarkan cita-citanya itu hanya tinggal karangan
tetapi dia membuktikan bahwa dia serius dengan cita-citanya itu dengan
selalu tekun belajar dan ini terbukti Yosi selalu mendapat nilai yang baik di
setiap jenjang sekolah yang dilaluinya, yaitu mulai SD Yosi selalu
mendapatkan rangking 1. Sekolah dasar dilalui Yosi dengan mulus tanpa
ada kendala apapun, ini berlanjut ke jenjang SMP, di SMP pun demikian
Yosi selalu menduduki peringkat Pertama, begitulah cara Yosi untuk terus
melangkah guna menggapai cita-citanya menjadi seorang Guru. Masa masa
SMP Yosi adalah masa-masa penuh kisah cinta, walaupun masih duduk di
bangku SMP Yosi mulai merasakan suka pada seorang laki-laki, dia adalah
ketua kelas Yosi ketika di kelas 1 SMP. Nama anak laki-laki itu adalah
Wira. Wira terlahir dari keluarga berada dia adalah anak seorang kepala
transito. Kesukaan Yosi kepada Wira karena dia adalah anak yang pintar,
namun sayang rasa suka Yosi bertepuk sebelah tangan, ternyata Wira
menyukai teman sebangku Yosi yang bernama Evi.
Yosi tidak patah hati walaupun cintanya hanya cinta sepihak, justru
ini menjadi pemicu Yosi untuk terus belajar guna mencapai cita-citanya
untuk menjadi seorang Guru. Yosi menamatkan SMP dengan nilai yang
sangat memuaskan sehingga dengan mulus Yosi dapat melanjutkan sekolah
ke SMA favorit yang ada di kecamatannya. Lagi-lagi Yosi mulai memiliki
rasa suka, kali ini cintanya bersambut. Yosi jatuh Cinta pada kakak kelasnya
yang bernama Ijul. Ijul adalah kakak kelas Yosi yang sudah duduk di kelas 3
SMA. Ijul setamat SMA harus melanjutkan pendidikannya jauh dari Sungai
Pakning, sehingga kisah cinta mereka harus dijalani dengan surat-suratan.
Hari-hari yang dijalani Yosi seperginya Ijul yaitu dengan menunggu
surat-surat dari Ijul. sehingga pada suatu saat ketika Yosi sudah duduk di
kelas 2 SMA surat Ijul tidak lagi jadi sesuatu yang ditunggu Yosi, karena
kesibukan sebagai anak Fisika Yosi harus lebih tekun lagi belajar, sehingga
kisah cinta Yosi dan Ijul terputus begitu saja disebabkan tidak ada lagi
komunikasi. sampai akhirnya Yosi menamatkan SMA nya dan harus
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu melanjutkan ke perguruan
tinggi. Menjadi anak Fisika membuat Yosi mulai mengaburkan cita-cita
awalnya yaitu ingin menjadi seorang guru, karena ketika itu tertanam di
hatinya bahwa kuliah di fakultas keguruan adalah tempat pelarian, ketika
tidak diterima di fakultas lain, sehingga ini menyebabkan Yosi melenceng
dari cita-cita masa SD nya. Yosi malah memilih fakultas Pertanian karena
dianggap fakultas Pertanian lebih menjanjikan

Anda mungkin juga menyukai