Anda di halaman 1dari 12

Cerita Anak Si Rajin dan Si Malas

Kajian Teori John Heron

Syatriadin1
Program Studi Doktor Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang

Sebuah cerita pendek antara Rosa dan Wati, merupakan dua pelajar sekolah dengan
karakter sangat berbeda. Dengan berbedanya karakter, seorang tenaga pendidik Pak Yosan,
selaku guru pelajaran Bahasa Indonesia, menjuluki keduanya antara si malas dan si rajin. Rosa,
merupakan siswa rajin sementara Wati merupakan siswa malas.
Rosa, memiliki karakter dengan predikat bagus, kesehariannya Rosa, rajin dalam
melaksanakan belajar, serta mengikuti berbagai organisasi sekolah salah satunya kegiatan Osis.
Setiap hari Rosa, selalu datang tepat waktu, saat apel harian, piket harian serta upacara bendera.
Rosa, selalu menggunakan waktu luang itu semaksimal mungkin, sehingga tidak ada waktu ter
buang setiap harinya. Selama dilangsungkan kegiatan sekolah, Rosa, bercerita dan memberikan
pengalaman menarik disekolah terhadap beberapa teman. Selain dari pengalaman disekolah juga
bercerita pengetahuan diluar sekolah.
Sedikit berbeda dengan temannya si Wati, selalu banyak alasan dalam berbagai kegiatan
sehingga diberi julukan si pemalas. Perbedaan karakter itulah membuat Wati, menjadi malas
dalam segara hal, tidak hanya soal pendidikan, kegiatan disekolah maupun diluar sekolahpun
tidak dikerjakannya. Setiap tugas sekolah seperti Pekerjaan Rumah (PR) tidak pernah
dikerjakannya. Tidak hanya itu, Wati, selalu memerintahkan teman atau kelompoknya malas
untuk bersekolah, bahkan selalu berhela-hela saat pelaksanaan piket harian, tidak menghormati
guru disekolah maupun diluar sekolah, pembangkang tata tertib serta pembolos.
Sikap aneh dimiliki Linda, terkadang membuat sebagian guru merasa geram, apalagi
dengan tidak ada kemauannya dalam belajar seperti saudara dan teman-teman lainnya. Beberapa
temannya yang rajin geram dengan tingkahnya, bahkan Wati, menganggap itu hal biasa.
Sebelum memulai pelajaran, guru Pak Yosan, selalu menanyakan terlebih dahulu dengan
tugas-tugas diberikannya. Salah satu tugas tersebut tentang Cerita Pendek (Cerpen) dengan tema
pendidikan. Waktu mengerjakan tugas disesuaikan dengan jadwal, tugas tersebut akan

1
Teori Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Poetjiastu e.,MA.,Ph.D
dipertanyakan satu persatu dalam rauangan saat pembelajaran berlangsung. Seluruh siswa mulai
menyiapkan tugas diberikan pak Yosan.
Pertanyaan langsung dilontarkan Pak Yosan, pada siswa bernama Rosa. “Rosa, apakah
tugas diberikan sudah dikerjakan? Dengan santai Rosa, menjawab pertanyaan Pak Yosan, sudah
pak sesuai dengan arahan dan jadwal. Pak Yosan, langsung memberikan pujian terhadap Rosa,
dengan pujian itu Rosa, merasa gembira dan senang. Pujian itu merupakan pujian bagi siswa
yang mengerjakan tugas sesuai dengan waktu dan jadwal. “Kamu memang anak cerdas” kata Pak
Yosan sambil memuji Rosa.
Kembali guru menanyakan tugas pada siswa lain salah satunya Wati. Saat guru
menanyakan tugas diberikan guru, Wati, rupanya belum mengerjakan tugas samasekali, sehingga
Pak Yosan, bingung dengan sikap Wati, semakin hari semakin malas dalam pengerjaan tugas
sekolah. Sehingga guru selalu memberikan pujian pada Rosa, yang rajin dengan mengerjakan
tugas sesuai dengan tempo waktu yang diberikan. Wati, saat itu berdalih sangat sulit
mengerjakan tugas diberikan guru. Padahal, menurut beberapa teman Wati, tugas diberikan Pak
Yosan, sangatlah mudah dan gampang dikerjakan di rumah. Guru geram dengan sikap Wati,
mengeluarkan kata-kata Wati, memang anak malas. “Tak perlu cari-cari alasan kamu Wati” itulah
kata-kata lontaran guru terhadap Wati, sehingga saat itu Wati, semakin tidak bersemangat untuk
mengikuti mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dengan ucapan tidak enak didengar ditelinga, Wati, sempat mengelak dengan kata
“Bukan begitu Pak”, dengan demikian guru tetap saja masih belum menerima alasan Wati. Selain
dari PR itu, PR guru lainpun Wati, jarang mengerjakannya, sehingga Wati dikenal siswa pemalas
yang jarang mengerjakan tugas.
Meski menjadi murid malas guru Bahasa Indonesia Wati, Pak Yosan, mencoba
memberikan gaya baru untuk menyemangati Wati, layaknya teman-teman lainnya, agar tetap
mengerjakan tugas diberikan para guru di sekolahnya. Adanya support dari Pak Yosan, Wati
diminta lebih bersemangat lagi, seperti temannya Rosa. Beberapa guru juga meminta Wati, agar
lebih mendekatkan diri dengan Rosa, agar Rosa, bisa membantunya dalam hal belajar di ruangan
maupun diluar ruangan.
Semangat dan nasehat diberikan Pak Yosan, Wati, mulai belajar mendekati Rosa, meski
apa yang disampaikan Pak Yosan, sebelumnya membuat Wati kesal. Dilihat dari aspek
pendidikan Wati, juga tidak menyukai gaya hidup Rosa, karena Rosa, merupakan kalangan
2
Teori Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Poetjiastu e.,MA.,Ph.D
menengah sementara Wati, gaya hidup kalangan keluarga berada. Meski nasihat itu, sudah
menempel pada Wati, justru Wati, memaksa Rosa, untuk mengerjakan seluruh tugas diberikan
guru padanya.
“Rosa, mulai saat ini kamu mengerjakan seluruh tugas saya” ucap Wati pada Rosa.
Dengan sikap seperti itu, Rosa, menanyakan maksud dari semuannya. Bahkan Rosa, bingung
tiba-tiba Wati, mengatakan hal itu. Dengan ucapan itu, Rosa, berpura-pura tuli saat mengerjakan
tugasnya. Bahkan Wati, akan membayarkan dengan uang, jika tugas dikerjakan oleh Rosa. Meski
akan dibayar dengan jumlah besar Rosa, tetap pada pendiriannya tidak akan mengerjakan tugas
tersebut. “Enak saja, aku ini bukan pembantumu” cetus Rosa.
Lagi-lagi Wati, mengatakan “Jangan bantah perintahku! Apa perlu bayarannya
ditambahkan? Tahukah kamu harus dipermalukan di sekolah?” sikap dan perilaku Wati,
membuat Rosa, geram, meski Pak Yosan, sempat memerintahkan Wati, untuk belajar bersama
Rosa. Sebenarnya Rosa, tidak menyukai atas sikap Wati, terhadapnya, yang terlalu memaksa.
Dengan rasa geramnya, Rosa, melontarkan “Aku tahu kamu punya banyak uang, saya minta
maaf, aku bukan orang gampang dibayar dengan rupiah orangtuamu” ungkap Rosa. Menurut
Rosa, dari berbagai diucapkan Wati, sebelumnya terlalu sombong dan tidak sadar diri dalam
setiap ucapannya. Dengan demikian muncullah percakapan baru di antara keduanya berupa:
“Aku tahu dan aku sadar dengan keberadaanku”
“Jadi sekarang kamu mau bantu aku atau tidak?”
“Aku akan membantumu, tapi dengan syarat”
“Syaratnya apa Rosa?”
“Jika kamu mau benar belajar, belajarlah karena minat bukan karena nafsu, karena dari dalam
hati pasti tugas sekolah akan terselesaikan, kamu berusaha dan tidak akan menyerah”.
Perkataan Rosa, membuat Wati, merasa malu, Wati merasa bersalah dengan apa yang
dilakukannya selam itu, ia tak menyangka bahwa teman dibencinya sangat peduli padanya, rela
mau menolongnya dan mampu membuatnya sadar akan semuanya.
“Rosa, maafkan aku” kata Wati
“Tidak apa Wati”
“Selama ini aku selalu kasar dan merendahkanmu. Tingkat egoisku tinggi dan aku terlalu
sombong, semuanya dapat kumiliki tanpa harus bekerja keras”.

3
Teori Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Poetjiastu e.,MA.,Ph.D
“Sukur jika kamu sadari semuanya. Ingat, apa yang dimilikimu itu semua milik orang tuamu.
Kamu bisa menikmati kekayaan orang tuamu, tapi itu bersifat sesaat saja. Masa Depan bukan
ditentukan banyaknya kekayaan tapi banyaknya pengetahuan dimiliki dan itu ada ditanganmu
sendiri”. Saat itu Wati, terdiam sesaat, meski Rosa, melanjutkan perbincangan pada karibnya itu.
“Jadi mulai sekarang belajarlah dengan giat agar kelak kamu berhasil dan sukses berkat
usahamu sendiri. Demikian pula ku, dengan segala keterbatasanku, aku terus belajar dengan giat
agar kelak nasibku bisa berubah tidak seperti sekarang ini.
“Kamu benar Rosa, Terimakasih. Kamu telah menyadarkan aku. Mulai sekarang, aku
akan mengubah pola hidupku. Aku ingin rajin dan berprestasi di sekolah sampi orang tuaku
bangga padaku”.
“Sama-sama Wati”
Adanya percakapan banyak dan arahan Rosa, Wati pun, sudah mulai menyadari
semuanya dan merasa senang, sudah banyak teman mulai menyayanginya, semua itu bisa dilihat
dari arahan beberapa teman sekolahnya. Sejak itulah Wati, mulai banyak belajar tentang arti
hidup dan makna hidup dalam pendidikan di sekolah. Beberapa guru termasuk Pak Yosan,
sebelumnya menilai Wati, malas kini tidak lagi seperti itu. Bahkan Wati, sudah banyak dipuji
guru dan temannya karena sikap barunya yang makin khidmat dan dicintai semua nya.
Pak Yosan, melihat Wati, sudah mulai rajin dan sudah mulai mendekati teman
sekelasnya. Bahkan mulai melakukan belajar bersama dengan semua temannya. Pujian itulah,
membuat Wati, lebih bersemangat dalam belajar serta aktif dalam berbagai kegiatan disekolah.
Sikap ego Wati, sudah mulai dihilangkan dengan adanya beberapa nasehat baru
temannya, diterima dengan penuh hati. Bahkan apa disampaikan teman sebayanya sudah
dianggap sebagai masukan atau bimbingan terhadap dirinya. Hingga berakhir cerita ini, seluruh
guru termasuk Pak Yosan dan teman Wati, yaitu Rosa, sudah tidak lagi menjalin permusuhan,
bahkan seluruhnya sudah menjadi keluarga pendidikan.

PEMBAHASAN
Dari isi cerita diatas menuturkan bahwa pembelajaran sangat penting, baik itu dikalangan
keluarga, masyarakat termasuk sekolah tempat menimba ilmu. Dari cerita pendek yang
dituturkan, mengungkapkan bahwa, pemebelajaran disekolah wajib diikuti agar seluruh tugas
dan perintah dari guru bisa diselesaikan dengan waktu yang ditentukan. Rasa malas dan bosan

4
Teori Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Poetjiastu e.,MA.,Ph.D
dalam belajar bukan hanya terjadi pada siswa malas saja melainkan rasa bosan dan jenuh juga
muncul pada siswa rajin pula.
Dengan demikian, guru pada umumnya harus memberikan rasa nyaman bagi siswa saat
melaksanakan pembelajaran di sekolah. Dari si cerpen diatas menyatakan salah satu siswa rajin
dan salah satu siswa malas. Siswa rajin selalu melaksanakan tugas sesuai dengan batas waktu
ditentukan, sementara siswa malas belum bisa memaksimalkan pembelajarannya di sekolah.
Dengan adanya dua karakter berbeda tersebut, guru harus mampu mengelola ruang kelas agar
seluruh siswa bisa melaksanakan pembelajaran dengan maksimal. Salah satu langkah belajar
mencoba menggunakan pola ceramah dan memberikan motivasi 1.
Motivasi dipandang sebagai daya dorong mental menggunakan arahan perilaku manusia
termasuk pelajar. Motivasi juga terkandung adanya suatu keinginan besar dengan mengaktifkan,
menggerakan, menyalurkan serta mengarahkan sikap dan perilaku pada individu belajar.
Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan dapat memicu timbulnya rasa semangat
siswa dan juga merubah tingkah laku manusia atau individu menuju hal lebih baik untuk dirinya
sendiri 2.
Motivasi dimiliki siswa rajin, akan mengerjakan tugas sekolah untuk menghindari
hukuman dari seorang guru 3. Motivasi lain muncul ketika melihat seorang temannya yang tidak
naik kelas. Sedangkan ada beberapa teman lainnya tidak memperdulikan semua itu, sehingga
muncullah tingkat kemalasan pada siswa. Ditinjau dari kondisi fisik si pemalas, termasuk siswa
tidak sarapan pagi, sehingga saat di sekolah pembawaannya malas dan lemas 4. Kondisi
kesehatan dan kebugaran yang baik akan mendukung proses belajar, namun jika kesehatan dan
kebugaran tidak membaik maka akan menghambat proses pembelajaran. Dengan demikian untuk
meningkatkan minat belajar perlu membuat materi semenarik mungkin dan tidak membuat siswa
tidak merasa bosan 4.
Analisis persoalan cerita diatas menggunakan beberapa kajian dan teori sehingga
menimbulkan beberapa bahasa tulisan dan perilaku seseorang terkait perbedaan karakter antara
Rosa dan Wati. Peneliti mencoba mendeskripsikan model pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan teks Cerita Pendek. Seorang guru yang akan membimbing siswa dalam
pembelajaran harus mampu mengelola pembelajaran dengan efektif. Tentu dalam hal ini akan
ada persiapan seperti dalam membuat rencana belajar serta mempersiapkan media pembelajaran.
Tentu dalam hal ini akan memotivasi siswa serta menyemangati siswa dalam pembelajaran teks
5
Teori Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Poetjiastu e.,MA.,Ph.D
cerpen tersebut. Jika siswa kurang bersemangat dalam belajar biasanya guru bercerita tentang
cerpen dan bercerita tentang beberapa orang sukses dalam pendidikan dan usaha.
Beberapa pakar pendidikan, menyatakan bahwa guru tidak hanya berpertan sebagai
tenaga pendidik, model atau teladan bagi siswanya, akan tetapi berperan sebagai pengelola
pembelajaran (manager learning) 5. Guru pada umumnya harus mampu mengelola kelas menjadi
kondusif dan memotivasi siswa supaya para siswa menjadi bersemangat dalam mengikuti mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Meski ada beberapa siswa yang membuat gaduh saat pembelajaran
berlangsung. Tentu dalam hal ini, guru langsung menindak lanjuti dengan cara menegur. Secara
keseluruhan siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan baik melalui 6:
1. Tujuan Pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan wajib dilakukan pada setiap pelajar, kegiatan ini dapat
dilakukan pada saat pembelajaran secara ,andiri di rumah. Banyak siswa memilih pelajaran
tambahan untuk peningkatan kemampuannya secara akademik. Siswa banyak melakukan itu
guna mempersiapkan diri terhadap berbagai macam ujian atau tes, seperti tes harian, ujian
tengah semester, kenaikan kelas, sampai belajar untuk masuk ke perguruan tinggi. Selain dari
itu juga terdapat berbagai tujuan belajar lain, yang bermanfaat bagi kehidupan setiap harinya.
Tujuan belajar ini juga bisa mengembangkan kecerdasan, melatih kemampuan berpikir,
serta mengolah informasi menjadi sangat baik. Selain itu bisa memberikan banyak kebebasan
pada diri seseorang. Orang yang berilmu, akan mengetahui banyak hal yang diterapkan setiap
harinya, dengan begitu, data mengatakan bahwa kegiatan belajar sampai kapanpun akan
memberikan banyak manfaat bagi setiap orang 7. Kemampuan logis dan keterampilan dalam
membuat keputusan hidup, kecerdasan terus diasah dan dikembangkan melalui guru
memberikan kegiatan belajar untuk memberikan manfaat bagi kehidupan.
Setiap pembelajaran berlangsung, guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai sesuai kompetensi dasar yang tertuang dalam RPP 8. Hal itu dilakukan guru sebelum
memulai pelajaran, agar pembelajaran bisa tercapai sesuai harapan. Seperti pada cerita Rosa
dan Wati, Pak Yosan, berharap pada kegiatan belajar mengajar siswa tidak hanya
mendapatkan ilmu akan tetapi bisa mengambil nilai-nilai yang terkandung dalam
pembelajaran.
Nilai dimaksud merupakan nilai moral, pendidikan, sosial dan lainya. Tujuan dalam
pembelajaran guru diharapkan bisa tercermin dalam kegiatan siswa baik dalam lingkungan
6
Teori Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Poetjiastu e.,MA.,Ph.D
sekolah maupun diluar sekolah seperti bakti sosial yang dilakukan masyarakat dilingkungan
sekolah.
2. Metode belajar
Guna mendekatkan diri dengan siswa, guru menggunakan metode ceramah, diskusi serta
pendekatan saintifik. Guru kebanyakan menggunakan metode ceramah di semua pertemuan
karena lebih gampang dipahami siswa, dan lebih gampang diserap serta akan mendekatkan
diri bersama siswa 9.
Sehubungan dengan permasalahan diatas bagaimana seorang guru mampu meningkatkan
minat belajar siswa, melalui pembelajaran alternatif maupun pembelajaran metode
berkelompok. Pembelajaran kelompok ini merupakan sebuah model belajar mengutamakan
pengembangan keterampilan kelompok berfungsi untuk melancarkan komunikasi dan
pembagian tugas 10. Kerja kelompok diharapkan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
di masyarakat.
Belajar kelompok tidak hanya mempelajari materi pelajaran tapi siswa dilatih untuk
menguasai keterampilan kerja kelompok. Kerja kelompok ini juga berfungsi melancarkan
hubungan kerja dan tugas. Peran hubungan kerja dapat dibagikan dengan membagikan tugas
anggota kelompoknya selama kegiatan berlangsung.
3. Melatih kemampuan berpikir
Kemampuan berpikir ini merupakan cara mempelajari ilmu bidang pengetahuan serta
dapat memberikan kesempatan, melatih, dan mengasah kemampuan berpikir. Contohnya saat
melakukan penelitian ilmiah, setiap orang didorong guna merancang strategi pengumpulan
data, melakukan analisis, hingga menarik kesimpulan dari hasil penelitiannya. Kegiatan dapat
membentuk kebiasaan yang sangat penting dari cara berpikir logis, sistematis, generalisasi
11
dan pembuktian . Tuntutan dari metode sains tersebut memberikan orang cara berpikir
tentang fenomena yang berbeda, menggunakan temuan logis dan dibenarkan.
4. Beradaptasi dengan sangat baik
Ini merupakan cara baik dalam pengembangan diri beradaptasi dengan sangat baik.
Kegiatan belajar ini dapat membuka wawasan seseorang memberikan pandangan pemikiran
lebih luas. Tentu ini akan sangat berguna guna menghadapi berbagai macam, perubahan yang
terjadi di waktu akan datang. Semakin banyak kita belajar maka semakin banyak bekal yang
diperoleh dalam menghadapi perubahan tersebut. Karena pada dasarnya perkembangan secara
7
Teori Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Poetjiastu e.,MA.,Ph.D
dinamis akan mendorong seseorang untuk beradaptasi lebih baik. Dengan begitu, masyarakat
perlu membuka pikiran dengan berbagai pengetahuan yang bermanfaat guna menghadapi
perubahan 11.
5. Tingkatkan kemandirian
Peningkatan kemandirian juga melatih seseorang menjadi lebih mandiri dan disiplin.
Untuk melakukan kegiatan secara rutin, seseorang harus meluangkan waktu khusus untuk
mempelajari suatu bidang.
6. Tingkat kemampuan mengolah informasi
Belajar mengolah informasi ini tidak kalah penting untuk peningkatan kemampuan dalam
mengolah informasi. Setiap pelajar siswa atau mahasiswa dituntut untuk mencari berbagai
informasi secara mandiri, mengolah, membandingkannya dengan sumber lain, sehingga bisa
menarik kesimpulan dari informasi yang diperoleh. Hal ini akan menjadi bekal keterampilan
12
untuk pekerjaan kehidupan akan datang . Contohnya, ketika ingin memulai usaha bisnis,
perlu mengumpulkan banyak informasi tentang pasar dan lingkungan setempat.
7. Peningkatan keterampilan sosial
Peningkatan ini, guna meningkatkan kemampuan sosial. Pendidikan dinamis merupakan
13
interaksi antara manusia yaitu, guru dan siswa . Sekolah merupakan tempat mengasah
keterampilan sosial dan menjalin hubungan yang berharga. Dengan begitu lembaga
pendidikan bisa menjadikan lingkungan baik bagi setiap orang guna peningkatan
keterampilan sosialnya.

Simpulan
Dari hasil analisis kritis dari cerita pendek Rosa dan Wati, menyatakan bahwa kedua
siswa yang memiliki karakter berbeda tersebut tidak lagi berselisih dikarenakan sudah banyak
model pembelajaran diberikan gurunya. Selain dari menggunakan model ceramah, juga
menggunakan kegiatan pembelajaran pasif seperti pekerjaan kelompok. Dengan model belajar
seperti itu maka seluruh siswa dalam ruangan Rosa dan Wati tidak lagi ada yang malas dalam
mengerjakan tugas dari guru. Malasnya siswa juga berpengaruh pada kurangnya ilmu
pengetahuan dan guru monoton pada satu metode pembelajaran. Faktor lain penyebab malasnya
siswa belajar diantaranya: 1) Faktor intrinsik, meliputi kurangnya motivasi serta sumber dari diri
siswa itu sendiri, membiasakan makan yang tidak baik, sehingga tubuh menjadi lemas pada saat

8
Teori Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Poetjiastu e.,MA.,Ph.D
pembelajaran berlangsung serta suasana hati yang sensitif saat dirumah sehingga minat terhadap
pelajaran berkurang. 2) faktor eksternal, meliputi sikap orang tua yang kurang memberikan
perhatian dan dorongan belajar, sikap guru dalam memberikan pelajaran, suasana belajar
mungkin terlalu ramai serta sarana kurang memadai untuk belajar dirumah, buku catatan yang
dicampur dan seringnya menggunakan handphone (HP).
Dengan berbagai macam faktor itu, orang tua selaku barometer kontrol diluar sekolah,
sebaiknya memuji anak saat belajar, tidak memarahi anak saat tidak mau belajar, dan orang tua
memberikan perhatian khusus saat belajar seperti menyiapkan berbagai makanan cemilan dan
minuman kesukaannya serta lebih aktif melakukan komunikasi dengan guru di sekolah anaknya,
untuk memantau perkembangan sang anak. Dengan demikian anak yang sebelumnya malas
menjadi rajin seperti teman-teman lainnya. Guru juga harus aktif berkomunikasi dengan orang
tua siswa terkait perkembangan dalam pembelajarannya.

9
Teori Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Poetjiastu e.,MA.,Ph.D
Referensi

1. Dewantara, A. harpeni, B, A. & Harnida, H. Kreativitas Guru Dalam Memanfaatkan


Media Berbasis It Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa. J. Prim. Educ. 1, 15–28 (2020).

2. 103 @ e-journal.unmuhkupang.ac.id. at
https://e-journal.unmuhkupang.ac.id/index.php/lingko/article/view/103.

3. Warif, M. Strategi Guru Kelas dalam Menghadapi Peserta Didik yang Malas Belajar Class
Teacher Strategy in Facing Lazy Students Learn. J. Tarbawi 4, 38–55 (2019).

4. Rina Bastian, Syur’aini, I. Pengaruh Sosialisasi Dalam Keluarga Terhadap Perkembangan


Sosial Anak Usia Dini Di Masyarakat Desa Koto Lamo Sumatera Barat. Indones. J. Adult
Community Educ. 2, 16–25 (2020).

5. Ravino, P. P. Analisis Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Video Pada


Pembelajaran Tematik Terpadu Di Sekolah Dasar. J. Basic Educ. Stud. 4, (2021).

6. Sulasmi, E. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Ditinjau Dari


Aspek Manajemen Minat Belajar Siswa PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek
yang memegang peran penting dalam kemajuan setiap bangsa , sudah seharusnya jika
dunia pendidikan perlu dice. J. Manaj. Pendidik. Dasar, Menengah dan Tinggi 1, 10–17
(2020).

7. Sutiari, N. L. Meningkatkan Pemahaman dan Aktivitas Belajar Siswa dalam Mengeja


Penulisan Nama Tamu pada Slip Rak Kamar Mata Pelajaran Menyediakan Layanan
Akomodasi Reception melalui Metode Pembelajaran Tutor Sebaya. J. Educ. Action Res. 3,
38 (2019).

8. Alhogbi, B. G. kesiapan dan kemampuan mahasiswa/i jurusan KPI dalam penerapan


dakwah ah bil lisan. skripsi vol. 1 21–25 (2017).

9. Novela, A. & Andi, P. PENGGUNAAN VIDEO YOUTUBE PADA PEMBELAJARAN


TEMATIK SAAT PEMBELAJARAN DARING BELAJAR PESERTA DIDIK.
Edutainment J. Ilmu Pendidik. dan Kependidikan 9, 108–117 (2021).

10
Teori Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Poetjiastu e.,MA.,Ph.D
10. Abubakar, F. Pengaruh Komunikasi Interpersonal antara Dosen dan Mahasiswa Terhadap
Motivasi Belajar dan Prestasi Akademik Mahasiswa Effect of Interpersonal
Communication Between Lecturer and Students of Learning and Achievement Motivation
for Students. J. Pekommas 18, 53–62 (2015).

11. Yonanda, D. A. PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN PKn


TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN MELALUI METODE M2M (MIND
MAPPING) KELAS IV MI MAMBAUL ULUM TEGALGONDO KARANGPLOSO
MALANG. J. Cakrawala Pendas 3, (2017).

12. Rumasi, E. et al. T i d d p. (2017).

13. Ramdan, M. MENGEMBANGKAN SIKAP RELIGIUSITAS REMAJA ( STUDI KASUS


PADA WARGA KELURAHAN KARANG TIMUR , KOTA TANGERANG ). (2022).

Biografi :

Syatriadin, merupakan dosen di Perguruan Tinggi, Sekolah Tinggi Agama Islam


Al-Amin Dompu_NTB. Kualifikasi pendidikan diperoleh Strata (S1) Teknik, Universitas
Muhammadiyah Mataram Tahun 2003, Strata (S1) Sosial Politik (Sospol) Universitas
Muhammadiyah Mataram Tahun 2006, Strata Dua (S2) Manajemen Pendidikan, STIE Indonesia
Malang, dan saat ini sedang mengambil Strata Tiga (S3) Doktor Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Malang.

11
Teori Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Poetjiastu e.,MA.,Ph.D
12
Teori Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Dwi Poetjiastu e.,MA.,Ph.D

Anda mungkin juga menyukai