PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkomunikasi antar pribadi, atau secara ringkas berkomunikasi, merupakan
keharusan bagi manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka
serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan sesamanya.
Selain itu, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dapat
dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya. Oleh karena itu, penting bagi kita
menjadi terampil berkomunikasi.
Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya
kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Setiap orang membutuhkan
hubungan sosial dengan orang-orang lainnya dan kebutuhan ini terpenuhi melalui
pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia
yang satu dengan manusia lainnya, yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi.
Pesan-pesan ini mengemuka lewat perilaku manusia. Ketika kita berbicara, kita
sebenarnya sedang berperilaku. Begitu juga ketika kita sedang melambaikan tangan,
tersenyum,bermuka asam, menganggukkan kepala, atau memberikan suatu isyarat,
kita sedang berperilaku. Sering perilaku-perilaku ini merupakan pesan-pesan, yang
mana pesan-pesan itu digunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada orang
lain.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat, selain membantu
memudahkan manusia dalam berkomunikasi dan mencari informasi maupun menerima informasi
tetapi juga menuntut manusia untuk berpikir lebih maju. Pada era teknologi informasi dan
komunikasi sekarang ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting sekali. Komunikasi
sangat dibutuhkan dalam kehidupan seseorang, bisnis dan juga pendidikan. Alat komunikasi
yang semakin canggih dan bermacam-macam menuntut manusia untuk memilikinya.
Di sekolah-sekolah, kini siswa mendapat pelajaran teknologi informasi dan komunikasi dengan
adanya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dengan begitu maka
manusia mampu mengikuti pesatnya perkembangan jaman.
Selain sebagai tugas mata pelajaran/mata kuliah TIK, disusunnya makalah ini juga karena masih
kurangnya pemahaman sebagian orangi terhadap materi-materi teknologi informasi dan
komunikasi yang berkaitan dengan komputer dan internet. Hal ini karena masih terbatasnya
perangkat komputer dan jaringan internet di daerah –daerah tertentu.
B. Tujuan:
1. Lebih memahami tentang materi pentingnya alat komunikasi,
2. Tidak salah dalam menggunakan alat-alat teknologi informasi dan komunikasi
3. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam belajar teknologi informasi
4. Meningkatkan kerjasama yang baik dalam kelompok belajar,
PKN
Visi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman
dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa
memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya dan memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur.
Misi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi membantu mahasiswa memantapkan
kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung
jawab serta memegang teguh persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
Dengan berdasarkan visi dan misi itu, maka tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum
adalah memupuk kesadaran bela negara dan berpikir komprehensif integral dikalangan
mahasiswa dalam rangka Ketahanan Nasional sebagai Geostrategi Indonesia. Geostrategi
Indonesia didasari dengan:
Untuk mendasari tujuan tersebut, maka Direktur Jendral Pendidikan Tinggi memandang perlu
menyempurnakan Kurikulum Inti Pendidikan Kewarganegaraan/ Pendidikan Kewiraan yang
ditetapkan dengan keputusan Dirjen Dikti Nomor 151/DIKTI/Kep /2000, menjadi kurikulum inti
Pendidikan Kewarganegaraan. Kemudian sebagai keseragaman terakhir tahun 2006, berdasarkan
SK Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/KEP/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di perguruan Tinggi, yang di dalamnya mencantumkan
juga substansi kajian mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Melalui pendidikan kewarganegaraan, warga Negara Kesatuan Republik Indonesia diharapkan
mampu memahami, menganalisa dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, bangsa dan negara secara berkesinambungan dan konsisten cita-cita dan tujuan
nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945.
Kompetensi secara singkat diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas yang berkewenangan
untuk menentukan sesuatu dengan penuh rasa tanggung jawab yang harus dimiliki oleh
seseorang agar mampu melaksanakan tugas dalam bidang tertentu. Kompetensi lulusan
pendidikan kewarganegaraan adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tanggung jawab
dari seorang warga negara dalam hubungan dengan negara dan memecahkan berbagai masalah
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan konsepsi Filsafat Pancasila,
menerapkan Konstitusi Negara dalam kehidupan sehari-hari serta Geopolitik Indonesia dan
Geostrategi Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap
mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan
perilaku yang:
a.Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai filsafat hidup
bangsa dan negara.
b.Berbudi pekerti kemanusiaan yang luhur serta berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
c.Berjiwa nassionalisme yang kuat, mengutamakan persatuan dan kesatuan mengatasi kelompok
dan seseorangan.
d.Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara serta sadar akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara.
e.Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara.
Dengan dasar lima perilaku di atas dijiwai oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang diterapkan pada
pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk memperluas cakrawala berpikir para
mahasiswa sebagai warga negara Indonesia sekaligus sebagai pejuang bangsa dalam usaha
menciptakan serta meningkatkan kesejahteraan dan keamanan nasional. Pendidikan
kewarganegaraan diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi kepada mahasiswa sebagai calon
pemimpin nasional di masa mendatang yang memiliki kemampuan sebagai berikut.
1.
2. Mampu menghayati dan mengimplementasikan filsafat Pancasila dan Konstitusi negara
Indonesia.
3. Mampu memahami geopolitik dan geostrategi.
Istilah kewarganegaraan berasal dari kata warga negara yang secara singkat berarti sekelompok
manusia yang menjadi anggota suatu negara. Dalam pengertian secara umum dinyatakan bahwa
warga negara merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap
negaranya dan mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap
negaranya. Hak dan kewajiban warga negara terhadap negara diatur dalam UDD 1945 dan
berbagai peraturan di bawahnya. Dalam UUD 1945 memuat tentang hak asasi manusia, yaitu
kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan terlaksananya dan tegaknya hak
asasi manusia. Seperti setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan
setiap warganegara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
Kemampuan warga negara suatu negara untuk hidup berguna dan bermakna sangat memerlukan
pembekalan masa depannya. Pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi serta seni (ipteks) yang
berlandaskan nilai-nilai keagamaan atau nilai religius dan nilai budaya bangsa sebagai panduan
atau petunjuk kehidupan bangsa Indonesia dalam bermasyarakat dan bernegara. Semangat
perjuangan bangsa merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap dan
perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan, kesanggupan dan kemauan yang luar
biasa.
Mata kuliah pendidikan kewarganegaraan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan
dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara, serta
pendidikan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara. Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi harus terus menerus ditinggkatkan
guna menjawab tantangan masa depan, sehingga para alumni memiliki semangat juang dan
kesadaran bela negara yang tinggi sesuai bidang profesi masing-masing demi tetap tegak dan
utuhnya NKRI.
PKNB 2
Mengapa masih ada mata kuliah Pkn di Universitas? Mungkin banyak yang bertanya-
tanya akan hal tersebut, dan saya akan coba menjabarkan mengapa.
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan yang dilaksanakan di
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman.Pembekalan
kepada peserta didik di Indonesia berkenaan dengan pemupukan nilai-nilai, sikap dan
kepribadian yang sesuai dengan Pancasila dan Konstitusi negara, menumbuhkan sikap
cinta tanah air, sera berwawasan kebangsaan yang luas, diandalkan dalam Pendidikan
Kewarganegaraan, yang merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi sekolah
mulai Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.
Pada tahun ajaran 2002/2003 mahasiswa semua jurusan pada semester tertentu
yang ditetapkan fakultasnya, menerima sajian mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Mata kuliah ini sebelumnya tidak pernah mereka ketahui,
karena kakak-kakak tingkat merekapun tidak memperoleh mata kuliah ini, sehingga
para mahasiswa menganggap PKn adalah mata kuliah baru.
Dengan berdasarkan visi dan misi itu, maka tujuan pendidikan kewarganegaraan
secara umum adalah memupuk kesadaran bela negara dan berpikir komprehensif
integral dikalangan mahasiswa dalam rangka Ketahanan Nasional sebagai Geostrategi
Indonesia. Geostrategi Indonesia didasari dengan:
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terdiri dari dua kata yaitu Pendidikan dan
Kewarganegaraan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara ( pasal 1 UU No.20 Tahun 2003 ).
Dengan dasar lima perilaku di atas dijiwai oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang
diterapkan pada pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk memperluas
cakrawala berpikir para mahasiswa sebagai warga negara Indonesia sekaligus sebagai
pejuang bangsa dalam usaha menciptakan serta meningkatkan kesejahteraan dan
keamanan nasional. Pendidikan kewarganegaraan diharapkan dapat menumbuhkan
apresiasi kepada mahasiswa sebagai calon pemimpin nasional di masa mendatang yang
memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Mampu menghayati dan mengimplementasikan filsafat Pancasila dan Konstitusi
negara Indonesia.
- Mampu memahami geopolitik dan geostrategi.
DEMOKRASI
Demos dan Kratos, penyusun kata demokrasi yang merupakan bahasa Yunani. Demos berarti
rakyat dan kratos berarti pemerintahan. Sehingga pengertian demokrasi secara sempit adalah
pemerintahan rakyat atau pemerintahan yang rakyatknya memiliki peranan penting yang sangat
menentukan.
Berdasarkan Hornby dkk, pengertian demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan bernegara
atau masyarakat dimana warnag negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakilnya yang dipilih, pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara,
beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan rule of law, adanya pemerintahan mayoritas
yang menghormati hak hak kelompok minoritas, dan masyarakat (baca pengertian masyarakat)
yang warga negaranya saling memberi peluang yang sama.
Istilah demokrasi pertama kali digunakan oleh kota Athena, yang dapat anda baca pada sejarah
pemerintahan. Alasan berlakunya demokrasi disana tentu saja karena jumlah penduduk di kota
tersebut terbilang masih cukup sedikit sehingga untuk berkumpul dan bermusyawarah.
Oleh karena rapat yang dilakukan secara langsung melalui suara rakyat, maka sistem
pemerintahan tersebut disebut demokrasi langsung. Pemerintahan demokrasi langsung dapat kita
temui di Indonesia. Salah satu contoh ada pada pemerintahan Desa. Kepala Desa seperti yang
kita ketahui dipilih oleh rakyat secara sederhana.
Seiring dengan berkembangnya masyarakat dan pertambahan jumlah penduduk, demokrasi
langsung sudah sangat sulit untuk dipertahankan lagi, kesulitan yang sering muncul adalah
susahnya menampung seluruh warga kota, jumlah peserta yang besar akan berakibat ricuh dan
hasil persetujuan musyawarah mufakat akan sulit untuk dicapai kecuali voting.
Bagi negara negara yang memiliki warga yang banyak, dilakukan perwakilan terhadap beberapa
sektor yang dipilih oleh warga daerah tersebut secara pemilihan umum daerah. Rakyat disini
tetap sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, atau demokrasi tidak langsung, demokrasi
perwakilan.
Baca juga pengertian demokrasi menurut para ahli
Teori terbentiknya bangsa
A. Pengertian Bangsa
Istilah bangsa terjemahan dari kata nation (bahasa Inggris) kata nation berasal dari bahasa latin,
natio artinya sesuatu telah lahir, yang bermakna keturunan. Kelompok orang yang berada dalam
satu keturunan. Nation dalam Bahasa Indonesia artinya bangsa (Talim, 2010: 244). Nation
berubah jadi national yang artinya kebangsaan. Pahamnya dinamakan nasionalisme artinya
paham atau semangat kebangsaan. Bangsa menurut KBBI adalah orang-orang yang bersamaan
asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah serta berpemerintahan sendiri.
1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi,
politik, agama, kebudayaan, komunikasi dan solidaritas
2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya, yaitu
bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap urusan dalam negerinya.
3. Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualisme, keaslian dan kekhasan.
4. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa dalam mengejar
kehormatan, pengaruh dan prestise
Sedangkan pandangan umum tentang unsur terbentuknya bangsa adalah:
Referensi
Id.wikipedia.org. Bangsa. http://id.wikipedia.org/wiki/Bangsa#cite_note-
Chotib.2Csuharno.2CAbubakar.2CCatio-3. (di akses tanggal 01 September 2014, Pukul: 14:20)
Pknsby. Bangsa Dan Negara 1. http://pknsby.wordpress.com/materi-ajar/kelas-x-2/bangsa-
dan-negara-1/. (di akses tanggal 01 September 2014, Pukul: 14:43)
Talim, S. Adi. 2010. Kamus Lengkap 50 Miliyar Inggris – Indonesia, Indonesia– Inggris. Surabaya: Surya
Ben Tata.
Wijayanti, Leni. 2011. Mendeskrepsikan Hakikat Bangsa dan Unsur-unsur Terbentuknya Negara.
http://materi-pkn.blogspot.com/2011/10/mendeskrepsikan-hakikat-bangsa-dan.html. (di
akses tanggal 01 September 2014, Pukul: 14:09).
Resolusi nihad
Seruan yang dikeluarkan oleh NU yang ditujukan kepada Pemerintah Republik Indonesia dan
umat Islam Indonesia untuk berjuang membela Tanah Air dari penguasaan kembali pihak
Belanda dan pihak asing lainnya beberapa waktu setelah proklamasi kemerdekaan.
<>
Dikeluarkan pada 22 Oktober 1945 sebagai buah keputusan yang dihasilkan dari Rapat Besar
Konsul-konsul NU se-Jawa dan Madura, 21-22 Oktober di Surabaya, Jawa Timur.
Melalui konsul-konsul yang datang ke pertemuan tersebut, seruan ini kemudian disebarkan ke
seluruh lapisan pengikut NU khususnya dan umat Islam umumnya di seluruh pelosok Jawa dan
Madura.
Berikut ini adalah isi dari Resolusi Jihad NU sebagaimana pernah dimuat di harian Kedaulatan
Rakyat, Yogyakarta, edisi No. 26 tahun ke-I, Jumat Legi, 26 Oktober 1945. Salinannya di sini
dengan menyesuaikan ejaan:
Bismillahirrahmanirrahim
Resolusi
Rapat besar wakil-wakil daerah (Konsul-konsul) Perhimpunan Nahdlatul Ulama seluruh Jawa-
Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di Surabaya:Mendengar:
Bahwa di tiap-tiap daerah di seluruh Jawa-Madura ternyata betapa besarnya hasrat ummat
Islam dan Alim ulama di tempatnya masing-masing untuk mempertahankan dan menegakkan
AGAMA, KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MERDEKA.Menimbang:
a. Bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hukum
AGAMA ISLAM, termasuk sebagai suatu kewajiban bagi tiap-tiap orang Islam
b. Bahwa di Indonesia ini warga Negaranya adalah sebagian besar terdiri dari Ummat Islam.
Mengingat:
a. Bahwa oleh pihak Belanda (NICA) dan Jepang yang datang dan berada di sini telah banyak
sekali dijalankan banyak kejahatan dan kekejaman yang mengganggu ketenteraman umum.
b. Bahwa semua yang dilakukan oleh semua mereka itu dengan maksud melanggar Kedaulatan
Republik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali menjajah di sini, maka di beberapa tempat
telah terjadi pertempuran yang mengorbankan beberapa banyak jiwa manusia.
c. Bahwa pertempuran-pertempuran itu sebagian besar telah dilakukan ummat Islam yang
merasa wajib menurut hukum agamanya untuk mempertahankan Kemerdekaan Negara dan
Agamanya.
d. Bahwa di dalam menghadapi sekalian kejadian-kejadian itu belum mendapat perintah dan
tuntutan yang nyata dari Pemerintah Republik Indonesia yang sesuai dengan kejadian-kejadian
tersebut.Memutuskan:
1. Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaya menentukan suatu
sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan
kemerdekaan Agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap fihak Belanda dan kaki tangan.
Seruan ini memiliki pengaruh yang besar dalam menggalang umat Islam khususnya untuk
berjuang mengangkat senjata melawan kehadiran Belanda setelah diproklamirkannya
kemerdekaan. Pesantren-pesantren dan kantor-kantor NU tingkat Cabang dan Ranting segera
menjadi markas Hizbullah yang menghimpun terutama pemuda-pemuda santri yang ingin
berjuang dengan semangat yang tinggi meski dengan keahlian dan fasilitas persenjataan yang
sangat terbatas.
Seruan ini juga diyakini memiliki sumbangan besar atas pecahnya Peristiwa 10 November 1945
yang terkenal dan kemudian diabadikan sebagai Hari Pahlawan. Soetomo atau terkenal dengan
panggilan Bung Tomo, pimpinan laskar BPRI dan Radio Pemberontakan, yang sering disebut
sebagai penyulut utama peristiwa 10 November diketahui memiliki hubungan yang dekat dengan
kalangan Islam.
Jauh sebelum peristiwa itu, ia diketahui telah berkawan baik dengan Wahid Hasyim, tokoh muda
NU yang penting saat itu. Karena faktor Wahid Hasyim pula ia terpilih sebagai satu-satunya
pemuda dari Surabaya yang menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru pada Juli 1945 yang
menggantikan Hokokai peninggalan Jepang.
Di luar itu, juga umum diketahui bahwa saat itu Bung Tomo kerap bertandang ke Pesantren Tebu
Ireng, Jombang, untuk menemui dan meminta restu Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari. Seruan
“Allahu Akbar” di pembuka dan penutup orasinya yang sangat membakar melalui Radio
Pemberontakan yang dipimpinnya adalah upayanya untuk merekrut kalangan pemuda Muslim di
satu sisi dan bukti kedekatan hubungannya dengan kalangan Islam.
Tidak terbatas pada Peristiwa 10 November 1945, seruan ini berdampak panjang pada masa
berikutnya. Perjuangan kemerdekaan yang melibatkan massa rakyat yang berlangsung hampir
empat tahun sesudah itu di berbagai tempat di Jawa khususnya hingga pengakuan kedaulatan
oleh Belanda pada 1949 juga banyak didorong oleh semangat jihad yang diserukan melalui
resolusi ini.
Pesan dan isi Resolusi Jihad ini jelas dan tegas. Tetapi dalam interpretasinya, terutama melalui
penyebarannya secara lisan, kadang-kadang memperoleh tekanan yang lebih keras dan luas
seperti bahwa kewajiban (fardhu ‘ain) bagi setiap muslim yang berada pada jarak radius 94 km
untuk turut berjuang. Sedangkan yang berada di luar jarak itu berkewajiban untuk membantu
saudara-saudara mereka yang berada dalam jarak radius tersebut.
Jalur “aksi perjuangan” melalui Resolusi Jihad memang harus berhadapan dengan “jalur
diplomasi” yang dipilih beberapa pemimpin nasional saat itu. Bagaimanapun ini adalah suatu
tanggapan yang cepat, tepat, dan tegas dari NU atas krisis kepercayaan dan kewibawaan sebagai
bangsa yang baru menyatakan kemerdekaannya.
Pada akhirnya, Resolusi Jihad tak lain merupakan bukti historis komitmen NU untuk membela
dan mempertahankan Tanah Air. (Sumber: Ensiklopedi NU)
Ref 2
Nakhodaku - Resolusi Jihad NU adalah salah satu bukti bahwa Umat Islam Indonesia
selalu menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Tanpa adanya Resolusi Jihad NU ini, mungkin kita masih terjajah
oleh Sekutu yang saat itu ingin kembali menguasai Indonesia setelah sukses
mengalahkan Jepang dalam perang dunia II.
Sebelum terjadinya peristiwa perang antara arek surabaya melawan tentara Inggris
tanggal 10 Nopember 1945, Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU) Hadlratussyaikh KH
Hasyim Asy'ari mengeluarkan Fatwa Jihad bagi seluruh umat islam yang berada dekat
dengan Kota Surabaya untuk mau ikut berperang melawan penjajah.
Itulah Resolusi Jihad NU yang dikeluarkan pada 22 Oktober 1945. Sejak masa
perjuangan, peran para ulama dan kyai khususnya di lingkungan pesantren dan
Nahdlatul Ulama (NU), dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, tak bisa diabaikan
apalagi dihapuskan.
Sejak zaman penjajahan Belanda, sejumlah nama ulama NU selalu berperan aktif
dalam perjuangan. Seperti Rais Akbar NU Hadlratussyaikh Hasyim Asy'ari, KH Wahab
Chasbullah (selain tokoh NU, juga pendiri Majelis Islam 'Ala Indonesia, 1937), KH
Machfudz Siddiq (Jember), KH Ma'shum (Lasem), KH. Raden Asnawi (Kudus) dll.
Para Ulama Sepuh diatas lebih banyak melakukan perjuangan diplomasi lewat
organisasi dan mengiringi proses pembentukan watak dan karakter bangsa (nation and
character building).
Ada juga sejumlah kyai NU yang memilih berjuang dengan mengangkat senjata seperti
yang dilakukan oleh KH Zainal Mustafa dari Pesantren Sukamanah (Ketua PCNU
Tasikmalaya) pada tahun 1944.
Perlawanan ini sebenarnya sebagai prolog dari perlawanan di daerah lain, Cirebon,
Cianjur, hingga Blitar atau yang terkenal dengan Pemberontakan Supriyadi Blitar.
Pada masa-masa Jepang, aktivitas persiapan perang sudah dilakukan. Bagi kalangan
pesantren telah dikenal adanya Laskar Hizbullah (kader-kader pesantren) dan Laskar
Sabilillah (para kiai dan ulama). Mereka dilatih di Cibarusah, dekat Bogor sejak 1943.
Berdasarkan hasil dari keputusan yang dihasilkan dari Rapat Besar Konsul-konsul
Nahdlatul Ulama (NU) se-Jawa dan Madura, 21-22 Oktober di Surabaya, Jawa Timur,
Maka dikeluarkanlah sebuah Resolusi Jihad untuk mempertahankan tanah air
Indonesia.
Berikut ini adalah isi dari Resolusi Jihad NU sebagaimana pernah dimuat di harian
Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, edisi No. 26 tahun ke-I, Jumat Legi, 26 Oktober 1945.
Salinan di bawah ini telah disesuaikan ejaannya untuk masa kini :
Bismillahirrahmanirrahim
Resolusi
Rapat besar wakil-wakil daerah (Konsul-konsul) Perhimpunan Nahdlatul Ulama seluruh
Jawa-Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di Surabaya:Mendengar:
b. Bahwa di Indonesia ini warga Negaranya adalah sebagian besar terdiri dari Ummat
Islam.
Mengingat:
a. Bahwa oleh pihak Belanda (NICA) dan Jepang yang datang dan berada di sini telah
banyak sekali dijalankan banyak kejahatan dan kekejaman yang mengganggu
ketenteraman umum.
b. Bahwa semua yang dilakukan oleh semua mereka itu dengan maksud melanggar
Kedaulatan Republik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali menjajah di sini, maka di
beberapa tempat telah terjadi pertempuran yang mengorbankan beberapa banyak jiwa
manusia.
Memutuskan:
Sungguh disayangkan sikap Pemerintah Indonesia yang sejak dahulu tidak mau
menghargai Resolusi Jihad NU ini sebagai salah satu sejarah penting bangsa
Indonesia. Bahkan, ada upaya untuk menghilangkan jejak peran para santri dan kyai
dalam menjaga kedaulatan bangsa Indonesia.
Namun, di luar itu semua, saya memberikan apresiasi kepada Bapak Presiden Joko
Widodo yang rencananya hari ini, tanggal 22 Oktober 2015 akan menetapkan dan
mendeklarasikan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional untuk mengenang
dan menghargai keberadaan Resolusi Jihad NU sebagai salah satu komponen sejarah
terbentuknya NKRI.
Seperti Kata Bung Karno : "Jangan sekali-sekali melupakan sejarah" dan "bangsa yang
besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa para pahlawannya".
semoga kita sebagai generasi muda Indonesia mau untuk kembali belajar sejarah
Indonesia agar kita dapat mengambil manfaat dan teladan dari cerita para pahlawan
terdahulu yang telah rela mengorbankan jiwa, raga dan hartanya demi bangsa, negara
dan agamanya.
Di Hari Kamis, 9 Muharram 1437 H yang juga bertepatan dengan tanggal 22 Oktober
2015 ini, Marilah bersama-sama kita dukung #HariSantri22Oktober dan
Gerakan #AyoMondok di Indonesia ! Allahu Akbar, Allahu Akbar,Allahu Akbar !
Diolah dari berbagai sumber
Wawasan nusantra
1. Ke dalam Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi
sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan
mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan.
2. Ke luar Bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan internasional harus
berusaha untuk mengamankan kepentingan nasional dalam semua aspek
kehidupan baik politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan, dan keamanan demi
tercapainya tujuan nasional.
Kedudukan Wawasan Nusantara berdasarkan paradigma nasional dapat
dilihat dari hirarkhi paradigma nasional sebagai berikut: