1 Kelengkapan Asesmen Pra Bedah IBS 100% 2 Kelengkapan Asesmen Pra Anestesi/Sedasi IBS 100% 3 Kepatuhan pelaksanaan monitoring status fisiologi IBS 100% selama anestesi dan sedasi dalam 4 Kepatuhan pelaksanaan monitoring proses pemulihan IBS 100% anestesi dan sedasi dalam 5 Konversi tindakan anastesi dari lokal/regional ke IBS 0% general 6 Perbedaan besar antara diagnosis pra- dan diagnosis IBS 0% pascaoperasi 7 Angka Kematian Ibu karena perdarahan IKPK ≤1% 8 Angka Kematian Ibu karena pre eklampsia IKPK ≤30% 9 Angka kematian Ibu karena sepsis IKPK ≤0,2% 10 Angka Kematian Bayi IPB <20/1000 11 Kejadian tidak dilakukannya insiasi menyusui dini IPB 0% (IMD) pada bayi baru lahir 12 Kepuasan Peserta BPJS melalui Walk Through Audit IRJ, IRI >85% (WTA) 13 Tindak lanjut & penyelesaian keluhan peserta terkait PIC BPJS 100% pelayanan kesehatan di RS 14 Kemampuan menangani lifesaving anak dan dewasa IGD 100% 15 Kejadian decubitus pada pasien koma ICU 0% 16 Kelengkapan pengisian formulir pemantauan restrain ICU 100% 17 Kelengkapan pengisian formulir ceklist transfer antar IRI, IGD 100% RS 18 Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan TCM IRI, IRJ ≥ 60 % 19 Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB IRI, IRJ ≥ 60 % 20 Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan IRI 100% strategi DOTS INDIKATOR MUTU TERKAIT PELAYANAN ANASTESI & BEDAH Judul Indikator Kelengkapan Asesmen Pra Bedah Dasar pemikiran UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Permenkes No 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √√ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Tergambarnya kepatuhan DPJP dalam melakukan pengkajian / asesmen pada saat sebelum dilakukan operasi Definisi Operasional Asesmen pra bedah dikategorikan lengkap apabila setiap kolom pada lembaran asesmen terisi sebelum tindakan operasi. Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah asesmen pra bedah yang diisi lengkap Denominator Jumlah asesmen pra bedah Target 100% Kriteria Inklusi Seluruh pasien yang akan mendapatkan tindakan pembedahan di IBS Kriteria Eksklusi Pasien yang akan mendapatkan tindakan pembedahan diluar IBS Formula Jumlah asesmen pra bedah yang diisilengkap x 100 % Jumlah asesmen pra bedah Metode pengumpulan data retrospektif Sumber data Data sekunder dari rekam medis Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien yang akan mendapatkan tindakan pembedahan di IBS Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30) 2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30) Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Kepala Ruang IBS INDIKATOR MUTU TERKAIT PELAYANAN ANASTESI & BEDAH Judul Indikator Kelengkapan Asesmen Pra Anestesi/Sedasi Dasar pemikiran UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Permenkes No 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √√ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Tergambarnya kepatuhan DPJP dalam melakukan pengkajian / asesmen pada saat sebelum dilakukan operasi Definisi Operasional Asesmen pra sedasi/ anestesi dikategorikan lengkap apabila setiap kolom pada lembaran asesmen terisi sebelum tindakan operasi. Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah asesmen pra anestesi/sedasi yang diisi lengkap Denominator Jumlah seluruh asesmen pra anestesi/sedasi Target 100% Kriteria Inklusi Seluruh pasien yang akan mendapatkan tindakan anestesi/ sedasi Kriteria Eksklusi - Formula Jumlah asesmen pra anestesi/ sedasi yang diisi lengkap x 100 % jumlah seluruh asesmen pra anestesi/ sedasi Metode pengumpulan data retrospektif Sumber data Data sekunder dari rekam medis Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien yang akan mendapatkan tindakan anestesi/ sedasi Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30) 2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30) Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Kepala Ruang IBS INDIKATOR MUTU TERKAIT PELAYANAN ANASTESI & BEDAH Judul Indikator Kepatuhan pelaksanaan monitoring status fisiologi selama anestesi dan sedasi dalam Dasar pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 519/MENKES/PER/III/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √√ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Tergambarnya kepatuhan dokter anestesi dalam melakukan monitoring status fisiologi selama operasi berlangsung untuk meminimalkan risiko dan komplikasi yang terjadi kepada pasien selama operasi berlangsung. Definisi Operasional Pelaksanaan monitoring status fisiologi dinyatakan patuh apabila tanda- tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, SpO2 dan rekam jantung) pada laporan anestesi terisi lengkap oleh dokter anestesi selama operasi berlangsung. Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah formulir pemantauan status fisiologi di laporan anestesi yang diisi lengkap Denominator Jumlah seluruh formulir pemantauan status fisiologi di laporan anestesi Target 100% Kriteria Inklusi Seluruh pasien operasi dengan tindakan anestesi dan sedasi dalam Kriteria Eksklusi - Formula Jumlah formulir pemantauan status fisiologi di laporananestesi yang diisilengkap Jumlah seluruh formulir pemantauan status fisiologi dilaporan anestesi Metode pengumpulan data retrospektif Sumber data Data sekunder dari rekam medis Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien operasi dengan tindakan anestesi dan sedasi dalam Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30) 2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30) Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Kepala Ruang IBS INDIKATOR MUTU TERKAIT PELAYANAN ANASTESI & BEDAH Judul Indikator Konversi tindakan anastesi dari lokal/regional ke general Dasar pemikiran Untuk mengevaluasi penyebab dari konversi regional anestesi ke general anestesi Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √√ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Untuk mengetahui angka kegagalan tindakan lokal/ regional anestesi Definisi Operasional Konversi tindakan anestesi dari lokal/ regional ke general adalah Perubahan/ peralihan tindakan anestesi dari lokal / regional anestesi ke general anestesi dikarenakan adanya kegagalan/ ketidakefektifan fungsi lokal/ regional anestesi Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah kasus perubahan/ peralihan regional anestesi ke general anestesi dalam 1 bulan Denominator Seluruh pasien operasi dengan tindakan anestesi lokal/ regional dalam 1 bulan Target 0% Kriteria Inklusi Seluruh pasien yang mendapatkan anestesi lokal/regional di IBS Kriteria Eksklusi - Formula Jumlah kasus perubahan atau peralihanregional anestesi ke general anestesi dalam1 bulan x 100 % Seluruh pasien operasi dengan tindakan anestesi lokal /regionaldalam 1 bulan Metode pengumpulan retrospektif data Sumber data Data sekunder dari rekam medis Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien yang mendapatkan anestesi lokal/regional di IBS Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30) 2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30) Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Kepala Ruang IBS
INDIKATOR MUTU TERKAIT PELAYANAN ANASTESI & BEDAH
Judul Indikator Perbedaan besar antara diagnosis pra- dan diagnosis pascaoperasi Dasar pemikiran Ketidakselarasan diagnosa sebelum dan setelah operasi mengindikasikan tidak maksimalnya penegakan diagnostik pra operasi. Dimensi Mutu 1. Efektif √ 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √√ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Mengetahui ketepatan penegakan diagnosa pra dan pasca operasi oleh DPJP dengan harapan menghindari kesalahan diagnosis Definisi Operasional Perbedaan besar antara diagnosis pra dan pasca operasi adalah ketidakselarasan antara diagnosis yang ditegakkan sebelum dan setelah tindakan operasi. Ketidaksesuaian ini tidak termasuk diagnosa banding dengan memfokuskan pada pasien operasi. Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah pasien dengan tindakan operasi yang diagnosa pre op tidak sesuai dengan diagnosa post operasi dalam satu bulan Denominator Seluruh pasien dengan tindakan operasi Target 0% Kriteria Inklusi Seluruh pasien dengan tindakan operasi Kriteria Eksklusi - Formula Jumlah pasien dengan tindakan operasi yang diagnosa pre op tidak sesuai dengan post operasi dalam satubulan x 100 % jumlah pasiendengan tindakan operasi Metode pengumpulan retrospektif data Sumber data Data sekunder dari rekam medis Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien dengan tindakan operasi Besar Sampel Total sampling Cara Pengambilan Total sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data
Periode Analisis & Setiap 3 bulan
Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Kepala Ruang IBS
INDIKATOR MUTU TERKAIT PONEK
Judul Indikator Angka Kematian Ibu karena perdarahan Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan persalinan Definisi Operasional Perdarahan adalah perdarahan yang terjadi pada saat kehamilan semua skala persalinan dan nifas. Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah kematian persalinan karena perdarahan Denominator Jumlah pasien persalinan dengan pendarahan Target ≤ 1% Kriteria Inklusi Seluruh kematian ibu akibat perdarahan Kriteria Eksklusi Kematian ibu dengan penyebab lain selain dari perdarahan Formula Jumlah kematian persalinan karena perdarahan x 100 % Jumlah pasien persalinan dengan perdarahan
Metode pengumpulan retrospektif
data Sumber data Data sekunder dari rekam medis Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien persalinan dengan pendarahan Besar Sampel Total sampling Cara Pengambilan Total sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Kepala Ruang IKPK
INDIKATOR MUTU TERKAIT PONEK
Judul Indikator Angka Kematian Ibu karena pre eklampsia Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan persalinan Definisi Operasional Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi pada kehamilan trimester kedua , pre- eklampsia dan eklampsia merupakan kumpulan dua dari tiga tanda, yaitu : -Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik >110mmHg -Protein uria > 5gr/24 jam 3 +4 pada pemeriksaan kualitatif -Oedem tungkai Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah kematian persalinan karena pre eklampsia Denominator Jumlah pasien persalinan dengan pre eklampsia Target ≤ 30% Kriteria Inklusi Seluruh kematian ibu akibat pre eklampsia Kriteria Eksklusi Kematian ibu dengan penyebab lain selain dari pre eklampsia Formula Jumlah kematian persalinan karena pre eklampsia x 100 % Jumlah pasien persalinan dengan pre eklampsia
Metode pengumpulan retrospektif
data Sumber data Data sekunder dari rekam medis Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien persalinan dengan pre eklampsia Besar Sampel Total sampling Cara Pengambilan Total sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Kepala Ruang IKPK
INDIKATOR MUTU TERKAIT PONEK
Judul Indikator Angka Kematian Ibu karena sepsis Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan persalinan Definisi Operasional Sepsis adalah tanda-tanda sepsis yang terjadi akibat penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidak ditangani dengan tepat oleh pasien atau penolong. Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah kematian persalinan karena sepsis Denominator Jumlah pasien persalinan dengan sepsis Target ≤ 0,2% Kriteria Inklusi Seluruh kematian ibu akibat sepsis pada kasus aborsi, persalianan dan nifas. Kriteria Eksklusi Kematian ibu dengan penyebab lain selain dari sepsis Formula Jumlah kematian persalinan karena sepsis x 100 % Jumlah pasien persalinan dengan sepsis
Metode pengumpulan retrospektif
data Sumber data Data sekunder dari rekam medis Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien persalinan dengan sepsis Besar Sampel Total sampling Cara Pengambilan Total sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Kepala Ruang IKPK
INDIKATOR MUTU TERKAIT PONEK
Judul Indikator Angka kematian bayi Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 604/Menkes/SK/VII/2008 tentang pedoman pelayanan maternal perinatal pada rumah sakit umum kelas B, kelas C,dan kelas D. Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Mengetahui mutu rumah sakit terhadap penanganan bayi baru lahir Definisi Operasional Kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi baru lahir (0-28 hari setelah lahir) Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah bayi baru lahir (0-28 hari) yang meninggal Denominator Jumlah bayi lahir (0-28 hari) Target < 20/1000 Kriteria Inklusi Bayi baru lahir (0-28 hari) Kriteria Eksklusi Bayi lahir > 28 hari Formula Jumlah bayi baru lahir (0−28 hari) yang meninggal x 1000‰ Jumlah bayilahir (0−28 hari)
Metode pengumpulan retrospektif
data Sumber data Data sekunder dari register Instalasi Perawatan Bayi Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Bayi baru lahir (0-28 hari) Besar Sampel Total sampling Cara Pengambilan Total sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Ka Ruang Instalasi Perawatan Bayi
INDIKATOR MUTU TERKAIT PONEK
Judul Indikator Kejadian tidak dilakukannya insiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir Dasar pemikiran Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu eksklusif Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Mencegah hipotermi, terjalinnya ikatan kasih sayang Definisi Operasional Pelaksanaan IMD adalah proses membiarkan bayi menyusui sendiri, dengan cara meletakkan bayi tengkurap di dada ibu segera setelah kelahiran. IMD dilakukan kepada bayi yang baru lahir dalam keadaan sehat bugar baik spontan/ normal maupun section caesaria. Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah bayi lahir sehat yang tidak dilakukan IMD Denominator Jumlah bayi lahir sehat bugar Target 0% Kriteria Inklusi Bayi lahir normal maupun sectio caesaria sehat dan bugar Kriteria Eksklusi 1. Bayi yang lahir normal maupun sectio caesaria yang sakit 2. Ibu yang tidak melakukan IMD dengan indikasi medis 3. Ibu yang terpisah dari bayi Formula Jumlah bayilahir sehat yang tidak dilakukan IMD x 100% Jumlah bayilahir sehat bugar Metode pengumpulan retrospektif data Sumber data Data sekunder dari register Instalasi Perawatan Bayi Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi bayi lahir sehat bugar Besar Sampel Total sampling Cara Pengambilan Total sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Ka Ruang Instalasi Perawatan Bayi
INDIKATOR MUTU TERKAIT PELAYANAN JKN
Judul Indikator Kepuasan Peserta BPJS melalui Walk Through Audit (WTA) Dasar pemikiran WTA merupakan instrumen yang digunakan BPJS Kesehatan dalam memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan. BPJS Kesehatan akan memberikan feedback kepada rumah sakit terkait hasil WTA yang dilakukan secara berkala dan menjadi penilaian kepuasan pasien terhadap kinerja pelayanan rumah sakit. Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan 3. Berorientasi pasien √ 4. Tepat waktu v 5. Efisien √ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Tergambarnya kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan rumah sakit yang diterima. Definisi Operasional Walk Through Audit (WTA) merupakan instrumen yang digunakan BPJS Kesehatan dalam memastikan proses pelayanan kesehatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan melalui pengisian kuesioner secara online via aplikasi. Jenis Indikator Input Proses Output √ Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Oleh sistem BPJS Kesehatan Denominator Oleh sistem BPJS Kesehatan Target 85% Kriteria Inklusi Pasien JKN yang mendapat pelayanan rawat jalan/ rawat inap di rumah sakit Kriteria Eksklusi Pasien yang tidak dijamin oleh JKN Formula Oleh sistem BPJS Kesehatan Metode pengumpulan Data dari BPJS Kesehatan data Sumber data Data dari sistem BPJS Kesehatan Instrumen Pengambilan Kuesioner via Mobile JKN Data Populasi Pasien JKN yang mendapat pelayanan rawat jalan/ rawat inap di rumah sakit Besar Sampel Minimal 30 sampel per bulan Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab PIC BPJS
INDIKATOR MUTU TERKAIT PELAYANAN RISIKO TINGGI
Judul Indikator Kemampuan menangani lifesaving anak dan dewasa Dasar pemikiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam memberikan Pelayanan Gawat Darurat Definisi Operasional Life Saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dengan urutan Circulation, Airway dan Breath Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah pasien yang mendapat pertolongan life saving di Gawat Darurat Denominator Jumlah seluruh pasien yang membutuhkan penanganan life saving di Gawat Darurat Target 100% Kriteria Inklusi Semua pasien triase merah di IGD Kriteria Eksklusi Death On Arrival (DOA), Pasien meninggal di luar IGD, Pasien PAPS Formula Jumlah pasien yang mendapat pertolonganlife saving x 100 % Jumlah seluruh pasien yang membutuhkan life saving Metode pengumpulan retrospektif data Sumber data Data sekunder dari rekam medik Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Semua pasien triase merah di IGD Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30) 2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30) Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Kepala IGD
INDIKATOR MUTU TERKAIT PELAYANAN RISIKO TINGGI
Judul Indikator Kejadian decubitus pada pasien koma Dasar pemikiran Permenkes No 27 tahun 2017 tentang Pedoman PPI Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit untuk mencegah terjadinya decubitus pada pasien koma Definisi Operasional Decubitus adalah kerusakan/ kematian kulit sampai jaringan di bawah kulit bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat. Tingkatan decubitus adalah : 1. Kemerahan pada kulit 2. Rusaknya integritas kulit partial thickness sampai dengan dermis 3. Rusaknya integritas kulit full thickness 4. Rusaknya integritas kulit full thickness dan kehilangan jaringan Decubitus yang dinilai dalam hal ini adalah decubitus yang terjadi pada pasien koma (penurunan kesadaran). Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah kasus luka decubitus pada pasien koma dalam waktu 1 bulan Denominator Jumlah seluruh pasien koma dalam waktu 1 bulan Target ≤5% Kriteria Inklusi 1. Pada pasien dewasa yang mengalami koma dan dirawat di ICU 2. Luka lecet pada bagian-bagian tubuh pasien yang terkena tekanan Kriteria Eksklusi Pasien yang sudah mengalami decubitus sebelumnya sebelum dirawat Formula Jumlah kasus lukadecubitus pada pasien koma dalam waktu 1 bulan x 100 % Jumlah seluruh pasienkoma dalam waktu 1 bulan Metode pengumpulan retrospektif data Sumber data Data sekunder dari rekam medik Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien koma di ICU Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30) 2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30) Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Kepala Ruang ICU
INDIKATOR MUTU TERKAIT PELAYANAN RISIKO TINGGI
Judul Indikator Kelengkapan pengisian formulir pemantauan restraint Dasar pemikiran Permenkes No 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan √ 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √ 6. Adil 7. Terintegrasi Tujuan Tergambarnya kepatuhan perawat dalam melakukan monitoring pelayanan penggunaan alat penghalang (restraint) Definisi Operasional Restraint adalah suatu metode /cara pembatasan /restriksi yang disengaja terhadap gerakan/perilaku pasien di dalam pengobatan/ perawatan di RS dimana terdapat kecenderungan pasien tidak kooperatif di dalam proses perawatan atau cenderung membahayakan diri sendiri atau orang lain. Formulir pemantauan restraint dinyatakan lengkap jika seluruh kolom pada Formulir tersebut sudah terisi Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah formulir pemantauan restraint yang terisi lengkap Denominator Jumlah seluruh formulir pemantauan restraint Target 100 % Kriteria Inklusi Pasien yang diberikan pelayanan penggunaan alat penghalang restraint mekanik Kriteria Eksklusi - Formula Jumlah formulir pemantauan restraint yang terisi lengkap x 100 % Jumlah seluruh formulir pemantauan restraint Metode pengumpulan retrospektif data Sumber data Data sekunder dari rekam medik Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien restraint di ICU Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30) 2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30) Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Kepala Ruang ICU
INDIKATOR MUTU TERKAIT PELAYANAN RUJUKAN
Judul Indikator Kelengkapan pengisian formulir ceklist transfer antar RS Dasar pemikiran Permenkes No 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis Dimensi Mutu 1. Efektif 2. Keselamatan 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √√ 6. Adil 7. Terintegrasi √ Tujuan Tergambarnya kepatuhan perawat dalam melakukan koordinasi kesinambungan dengan rumah sakit tujuan untuk memastikan kebutuhan pasien dapat terpenuhi di rumah sakit rujukan. Definisi Operasional Formulir cek list suatu metode /cara melakukan pengkajian terhadap pasien yang akan melakukan rujukan dan memastikan keselamatan dan keamanan pasien saat menjalani rujukan serta memastikan kebutuhan pasien di rumah sakit tujuan dapat terpenuhi. Formulir Ceklist Transfer Antar RS dikatakan lengkap apabila seluruh kolom pada formulir tersebut terisi lengkap. Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah formulir ceklist transfer antar RS yang terisi lengkap Denominator Jumlah seluruh formulir ceklist transfer antar RS Target 100% Kriteria Inklusi Pasien yang dirujuk menggunakan ambulance RS Kriteria Eksklusi - Formula Jumlah formulir ceklist transfer antar RS yang terisi lengkap Jumlah seluruh formulir ceklist transfer antar RS x 100 % Metode pengumpulan retrospektif data Sumber data Data sekunder dari rekam medik Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien yang dirujuk dengan ambulance RS Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30) 2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30) Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Kepala Sub Bidang Keperawatan
INDIKATOR MUTU TERKAIT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PASIEN TB
Judul Indikator Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan TCM Dasar pemikiran Peraturan Presiden No. 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis Dimensi Mutu 1. Efektif √ 2. Keselamatan 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √√ 6. Adil 7. Terintegrasi √ Tujuan Tergambarnya penegakan diagnostik TB sesuai ketentuan di rumah sakit Definisi Operasional Pemeriksan TCM (tes cepat molekular) merupakan standar diagnostik yang diberlakukan untuk menegakkan diagnosa tuberkulosis. Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan TCM Denominator Jumlah seluruh penegakan diagnosis TB Target ≥ 60 % Kriteria Inklusi Pasien rawat inap dan rawat jalan yang tegak diagnosis TB melalui pemeriksaan TCM Kriteria Eksklusi - Formula Jumlah penegakan diagnosis TB melalui TCM x 100 % Jumlah seluruh penegakan diagnosis TB Metode pengumpulan retrospektif data Sumber data Data sekunder dari rekam medik Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien rawat inap dan rawat jalan yang tegak diagnosis TB Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30) 2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30) Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Ka Ruang Rawat Jalan dan Rawat Inap.
INDIKATOR MUTU TERKAIT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PASIEN TB
Judul Indikator Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB Dasar pemikiran Peraturan Presiden No. 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis Dimensi Mutu 1. Efektif √ 2. Keselamatan 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √ 6. Adil 7. Terintegrasi √ Tujuan Terlaksananya data pencatatan dan pelaporan TB di RS Definisi Operasional Pencatatan dan pelaporan semua pasien TB yang berobat ke RS Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah seluruh pasien TB yang dicatat dan dilaporkan Denominator Jumlah seluruh kasus TB di RS Target ≥ 60 % Kriteria Inklusi Semua pasien TB Kriteria Eksklusi - Formula Jumlah seluruh pasienTB yang dicatat dan dilaporkan x 100 % Jumlah seluruh kasus TB di RS Metode pengumpulan retrospektif data Sumber data Data sekunder dari rekam medik Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien rawat inap dan rawat jalan yang tegak diagnosis TB Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30) 2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30) Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Ka Ruang Rawat Jalan dan Rawat Inap.
INDIKATOR MUTU TERKAIT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PASIEN TB
Judul Indikator Pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS Dasar pemikiran Peraturan Presiden No. 67 tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis Dimensi Mutu 1. Efektif √ 2. Keselamatan 3. Berorientasi pasien 4. Tepat waktu v 5. Efisien √√ 6. Adil 7. Terintegrasi √ Tujuan Terselengaranya pelayanan rawat inap bagi pasien tuberkulosis dengan strategi DOTS Definisi Operasional Pelayanan rawat inap tuberkulosis dengan strategis DOTS adalah pelayanan tuberkulosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberkulosis nasional. Penegakan diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberkulosis harus melalui pemeriksaan mikroskopis tuberkulosis, pengobatan harus menggunakan panduan obat anti tuberkulosis yang sesuai dengan standar penanggulangan tuberkulosis nasional dan semua pasien yang tuberkulosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan penanggulangan nasional. Jenis Indikator Input Proses √ Output Outcome Satuan Pengukuran persentase Numerator Jumlah semua pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap tuberkulosis yang ditangani di rumah sakit Target 100 % Kriteria Inklusi Semua pasien TB rawat inap yang ditangani dengan Strategi DOTS Kriteria Eksklusi - Formula Jumlah semua pasien rawat inaptuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS x 100 % Jumlah seluruh pasienrawat inap tuberkulosis yang dit angani di rumah sakit Metode pengumpulan retrospektif data Sumber data Data sekunder dari rekam medik Instrumen Pengambilan Formulir pengumpulan data Data Populasi Pasien rawat inap yang tegak diagnosis TB Besar Sampel 1.Total sampling (apabila jumlah populasi ≤ 30) 2. Rumus Slovin ( apabila jumlah populasi >30) Cara Pengambilan Probability Sampling – Simple Random Sampling Sampel Periode Pengumpulan Setiap bulan Data Periode Analisis & Setiap 3 bulan Pelaporan Data Penyajian data Run chart Penanggung Jawab Ka Ruang Rawat Inap.