Anda di halaman 1dari 4

MATERI WEBINAR “ESPADA”

PUSPA ARUMSARI

B. Strategi dan Edukasi terhadap Pengembangan Mahasiswa Olahraga


Di kutip dari European Journal of Physical Education and Sport Science, Vol
3, No.6 pada tahun 2017 oleh Bahieh Zarei dkk yang berjudul “Designing The
Student’s Sports Development Strategy In Kermanshah University” menyebutkan
bahwa strategi terhadap pengembangan minat dan mental seorang mahasiswa
olahraga dengan adanya Oppurtunities dan Threats yang dijelaskan pada tabel
sebagai berikut:

Oppurtunities Threats
1. Existing interest and positive attitude 1. Increasing tendency among young
of the students to the sport people to unhealthy entertainment
2. Use of the sport's top coaches 2. The willingness of students to the
3. Existing sports heroes virtual world
4. Existing the culture of exercise and 3. Lack of motivation and boredom
its attractiveness among and distraction students to participate
young students. in sports activities
5. The activity of college boards in all 4. Social and cultural obstacles for
religious and national occasions women to participate in sport student
6. homogenous population and student 5. The weakness of student sport as
sports talent bursting at the University infrastructure of sport student
7. existence the presence of student 6. The value of notification of
dormitories and boarding students advertising of media and sports clubs
8. existence the adequate space and outside the university to attract
natural conditions and weather students
conditions 7. Dedication extra-curricular sports
facilities to the students of physical
education

B. Pengembangan Prestasi Pencak Silat


Sistem pembinaan pencak silat dilakukan dengan suatu kompetisi atau
kejuaraan di Indonesia. Atlet-atlet pencak silat yang berprestasi dapat dibentuk
ditingkat daerah maupun nasional. Pencapaian prestasi dipengaruhi oleh dua
faktor diantaranya:
1. Faktor Internal (dari keadaan psikologis atlet, pemahaman taktik atau
strategi, keterampilan teknik, kemampuan fisik dan keadaan konstitusi
tubuh
2. Faktor Eksternal (dari sarana prasarana dan peralatan olahraga dan
sistem kompetisi)
3. Faktor psikologis (yang mempengaruhi prestasi atlet adalah Emotional
Quotinet (EQ)
“Menurut Goleman, EQ (Emotional Quotient) merupakan kemampuan
berempati, bela rasa, dan menghadapi diri dan perasaan orang lain,
dan motivasi untuk maju. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan
terhadap informasi akan suatu hubungan, sedangkan kecerdasan
mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan
suatu hubungan. Untuk mencapai kesuksesan hidup, orang tidak
memerlukan IQ yang tinggi, tetapi justru EQ tinggi yang sangat
dibutuhkan.”

“Daniel Goleman menjelaskan bahwa kecerdasan Intelektual (IQ) hanya


menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan
faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan
emosional atau Emotional Quotient (EQ) yaitu kemampuan memotivasi
diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur
suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.”

C. Pengembangan Pencapaian Prestasi Olahraga (Pencak Silat)


Meningkatkan performa atau prestasi maksimal dalam olahraga tidak hanya
dibutuhkan latihan fisik, teknik, taktik, dan strategi, tetapi latihan mental
memegang peranan penting untuk menghasilkan keadaan mental yang baik.
Demikian juga dalam dunia olahraga, semua cabang olahraga melibatkan mental
juga fisik. Mental yang berupa pikiran berperan sebagai pengendali.
Prestasi para olahragawan dapat dicapai bukan hanya semata-mata dengan
mengikuti apayang diperintahkan atau di dril oleh pelatih, namun mereka
memiliki pikiran positif yang mengendalikan perilaku olahraga mereka. Stratgi
dan mental sangat diperlukan dalam menghadapi pertandingan. Persiapan
mental yang berfungsi sebagai pendorong, pengontrol, pengendali dan
memerintahkan untuk melakukan motir.
Berikut adalah penjelasan mengenai mental yang harus dibentuk dalam
pembinaan dan pengembangan pencapaian prestasi olahraga yaitu:
1) Latihan Mental
Latihan mental mempunyai peranan yang penting bagi atlet
yang berguna untuk mempersiapkan kesiapan mental yang kuat
terlebih dalam menghadapi pertandingan. Latihan mental merupakan
latihan yang melibatkan keseluruhan aspek kejiwaan dalam
menghadapi berbagai macam tekanan saat pertandingan. Menurut
saya, atleat memerlukan “mental juara” yang harus dimiliki oleh
seorang juara untuk menjadi juara. Mental juara merupakan suatu
kecakapan yang dimiliki oleh seseorang, dimana kecakapan tersebut
bukan didapat atau dibawa sejak lahir, namun terbentuk karena
pengaruh lingkungan sekitar dan kemauan dalam diri olahragawan.
2) Keterampilan Mental Atleat dan Pelatih
a. Keterampilan dasar (fundation skills) meliputi “motivasi atau
motivasi berprestasi, kesadaran diri, harga diri, berfikir produktif,
dan kepercayaan diri.
b. Keterampilan performa (performance skills) meliputi “pengelolaan
energi, ketergugahan fisik optimal, ketergugahan mental optimal,
dan perhatian optimal.”
c. Keterampilan Fasilitatif (fasilitative skills) meliputi “keterampilan
interpersonal yang penting untuk melakukan komunikasi secara
efektif.”

3) Pelaksanaan Mental Training dalam menghadapi pertandingan


Dasar Mental training terdiri dari:
a. Tahap awal *Tahap Latihan Mental” antara lain:
 Latihan Pernafasan
 Latihan Konsentrasi
 Imagery atau visualization
 Pembinaan Citra (Image Building)
b. Tahap lanjutan (Penguatan komponen mental atleat)
 Pemusatan perhatian
 Kecepatan dan ketepatan reaksi
 Restrukturisasi pemikiran.

Dalam hal ini pelaksanaan dasar mental training yang telah


dilakukan diatas, terdapat mental training dalam mengadapi
pertandingan diantara:
a. Pemusatan Perhatian
“Pemusatan Perhatian terhadap kosentrasi internal dan
eksternal atleat. Pada konsentrasi internal konsentrasi terfokus
pada pengamatan, perasaan dan pemikiran individu yang
bersangkutan. Sedangkan pada konsentrasi eksternal maka
konsentrasi terfokus pada obyek yang ada di luar diri individu
yang bersangkutan. Atlet yang dapat berkonsentrasi dengan
baik adalah atlet yang menjaga keharmonisan fisik, emosi, dan
mengatur mentalnya dan memusatkan perhatian pada tugas
yang harus dikerjaka."

b. Relaksasi
“Relaksasi merupakan strategi persiapan mental untuk
mengatasi stres dan ketegangan pada atlet yang timbul pada
saat kompetisi.”
c. Mental Imagery
“Mental imagery melatih siswa/ atlet untuk mampu
membentuk khayalan-khayalan mental mengenai suatu
gerakan atau keterampilan tertentu atau mengenai apa yang
harus dilakukannya dalam situasi tertentu.”

Anda mungkin juga menyukai