Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE PADA NY.

“F” USIA 24 TAHUN P1A0


DENGAN SISA PLASENTA DI RUANG NIFAS RS AURA SYIFA
KABUPATEN KEDIRI

OLEH

DWI AYU NUR'ANI

NIM. 30720010

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE PADA NY. “F” USIA 24 TAHUN P1A0
DENGAN SISA PLASENTA DI RUANG NIFAS RS AURA SYIFA
KABUPATEN KEDIRI

TANGGAL PENGAMBILAN KASUS

07 Maret 2023

MAHASISWA

KHALISTUA YULIANITA

NIM. 30720027

PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING KLINIK/CI

.............................................. ..............................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu
hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung
pada tempat atau usia kehamilan. Penyebab kematian ibu dapat terjadi secara
langsung ataupun tidak langsung. Penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu
perdarahan sebesar 30,1%, preeklampsia sebesar 26,9%, infeksi sebesar 5,6%, dan
penyebab lain-lain sebesar 34,5% termasuk didalamnya penyebab secara tidak
langsung. Perdarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu. Kasus
perdarahan yang paling banyak ditemukan yaitu perdarahan postpartum sebesar
18,4%.
Menurut World Health Organization (WHO) memperkirakan sejumlah
150.000 wanita meninggal dunia setiap tahunnya karena perdarahan postpartum.
Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai hilangnya 500 ml atau lebih darah
setelah kala tiga persalinan selesai. Perdarahan postpartum dapat menyebabkan
masalah kesehatan berkepanjangan bagi perempuan seperti anemia. Menurut WHO
sekitar 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi perdarahan postpartum,
komplikasi paling sering adalah anemia.
Penyebab perdarahan postpartum diantaranya perdarahan yang berasal dari
tempat implantasi plasenta, riwayat perdarahan postpartum, partus lama, partus
presipitatus, persalinan dengan induksi oksitosin, multiparitas, riwayat atonia
sebelumnya, sisa plasenta, dan perdarahan karena robekan. Kondisi perdarahan
postpartum dapat pula menimbulkan masalah fisiologis dan psikologis seperti
penurunan volume urin, resiko syok hipovolemik, anemia, cemas, dan menghambat
proses laktasi. Perdarahan dapat terjadi segera setelah bayi lahir, selama pelepasan
dan setelah plasenta lahir.
Berdasarkan waktu terjadinya perdarahan postpartum dibedakan menjadi dua
bagian yaitu perdarahan postpartum primer menyebabkan kematian ibu 45%. Terjadi
selama 24 jam setelah melahirkan disebabkan oleh atonia uteri, berbagai robekan
jalan lahir dan sebagian sisa plasenta, jarang karena inversio uteri. Perdarahan
postpartum sekunder biasanya oleh karena sisa plasenta. 68-73% terjadi satu minggu
setelah bayi lahir, dan 82-88% terjadi dua minggu setelah bayi lahir.
Penyebab sisa plasenta diantaranya karena tindakan pelepasan plasenta yang
salah sehingga menyebabkan lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus, riwayat
atonia uteri atau his yang kurang baik, pijatan sebelum plasenta lepas, pemberian
uterotonika, atau riwayat retensio plasenta. Bila tidak mendapat penanganan segera
akan menyebabkan komplikasi seperti polip plasenta, perdarahan intermiten,
degenerasi ganas hingga korio karsinoma. Pada sisa plasenta apabila terjadi
perdarahan yang lebih dari normal dan telah menyebabkan perubahan tanda – tanda
vital seperti kesadaran menurun, pucat, berkeringat dingin, sesak nafas, serta tensi
dibawah 90 mmHg, serta nadi diatas 100 per menit, maka harus segera dilakukan
penanganan.
A. Tujuan
1. Tujuan umum
Melaksanakan asuhan kebidanan persalinan dengan menggunakan pendekatan
konsep manajemen kebidanan Varney dan dokumentasi SOAP.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada Ny. F Usia 24 Tahun P1A0 dengan Sisa Plasenta.
b. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas Ny. F Usia 24 Tahun
P1A0 dengan Sisa Plasenta.
c. Melakukan antisipasi masalah dalam asuhan kebidanan pada Ny. F Usia 24
Tahun P1A0 dengan Sisa Plasenta.
d. Menentukan tindakan segera jika dibutuhkan dalam asuhan kebidanan pada
Ny. F Usia 24 Tahun P1A0 dengan Sisa Plasenta.
e. Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny. F Usia 24 Tahun P1A0 dengan
Sisa Plasenta.
f. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. F Usia 24 Tahun P1A0 dengan Sisa
Plasenta.
g. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. F Usia
24 Tahun P1A0 dengan Sisa Plasenta.
h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. F Usia
24 Tahun P1A0 dengan Sisa Plasenta.
B. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi kepustakaan
Dengan mempelajari dan mencari sumber referensi dari buku dan jurnal yang
terkait dengan masalah yang ditulis. Dengan adanya banyak referensi dari buku
dan jurnal tersebut maka akan didapatkan data dasar yang bersifat ilmiah dan
teoritis.
2. Studi dokumentasi
Dengan melihat dan mempelajari kasus dari buku rekam medis di Puskesmas.
3. Observasi
Dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap klien tentang keadaan
dan perkembangan kondisi klien secara menyeluruh dengan inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi pada ibu hamil dengan kehamilan fisiologis.
4. Wawancara
Melakukan komunikasi yang dilakukan secara langsung bisa dengan sesi tanya
jawab kepada klien atau keluarga terdekat klien tentang hal – hal yang
berhubungan dengan kondisi kesehatan klien. Tujuannya yaitu untuk memperoleh
data secara langsung dari klien atau keluarga terdekat dan untuk mendapatkan
rencana penanganan masalah yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan klien.
C. Sistematika penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, tujuan, teknik pengumpulan data,
dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan konsep dasar tentang persalinan dan manajemen
kebidanan pada ibu hamil.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengkajian, interpretasi data, intervensi, implementasi,
dan evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi tentang kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada di
lapangan.
BAB V : PENUTUP
Kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Perdarahan Post Partum

1. Definisi

Pada umumnya bila terdapat perdarahan yang lebih dari normal apalagi telah menyebabkan
perubahan pada tanda vital (seperti kesadaran menurun, pucat, limbung, keringat dingin,
sesak nafas serta tensi 100x/menit) maka penanganan harus segera dilakukan (Saifuddin,
2014).

Perdarahan post partum merupakan penyebab kematian maternal terbanyak. Semua wanita
yang sedang hamil 20 minggu memiliki resiko perdarahan post partum dan sekuelenya.
Walaupun angka kematian maternal telah turun secara drastic di Negara-negara berkembang,
perdarahan post partum tetap merupakan penyebab kematian maternal terbanyak dimana
mana. (Nugroho, 2012).

Definisi perdarahan post partum saat ini belum dapat ditentukan secara pasti. Perdarahan post
partum didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah persalian vaginal
atau lebih dari 1000 ml setelah persalinan abdominal. Perdarahan dalam jumlah ini dalam
waktu kurang dari 24 jam disebut sebagai perdarahan post partum primer, dan apabila
perdarahan ini terjadi lebih dari 24 jam disebut sebagai perdarahan post partum sekunder.
(Nugroho, 2012).

2. Etiologi

Perdarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu 45% terjadi pada 24 jam
pertama setelah bayi lahir, 68-73% dalam 1 minggu setelah bayi lahir dan 82-88% dalam 2
minggu setelah bayi lahir.
Berdasarkan penyebabnya diperoleh sebaran sebagai berikut (Nugroho, 2012)

a) Kelainan darah 0,5-08%

Kausal PPP karena gangguan pembekuan darah baru dicurigai bila penyebab yang lain dapat
disingkirkan apalagi disertai ada riwayat pernah mengalami hal yang sama pada persalinan
sebelumnya. Akan adatendensi mudah terjadi perdarahan setiap dilakukan penjahitan dan
perdarahan akan merembes atau timbul hematoma pada bekas jahitan, atau suntikan
perdarahan dari gusi rongga hidung dan lain-lain. (Prawihardjo, 2010).

b) Laserasi jalan lahir 4-5%

Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma. Pertolongan
persalinan yang semakin manipulative dan traumatik akan memudahkan robekan jalan lahir
dan karena itu dihindarkan memimpin persalinan pada saat pembukaan serviks belum
lengkap. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomy, robekan spontan perineum,trauma
forceps atau vakum ekstraksi, atau karena versi ekstrasi.(Prawihardjo, 2010).

B.Sisa Plasenta

1. Definisi

Rest plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam uterus yang dapat
menimbulkan perdarahan post partum primer atau perdarahan post partum sekunder
(Alhamsyah, 2014)22. Sisa plasenta bisa diduga bila kala uri berlangsung tidak lancar, atau
setelah melakukan manual plasenta atau menemukan adanya kotiledon yang tidak lengkap
pada saat melakukan pemeriksaan plasenta dan masih ada perdarahan di ostium uteri
eksternum pada saat kontraksi rahim sudah baik dan robekan jalan lahir sudah terjahit. Untuk
itu harus dilakukan eksplorasi ke dalam rahim dengan cara manual/digital atau curettage dan
pemberian uterotonika. Anemia yang ditimbulkan setelah perdarahan dapat diberikan
transfuse sesuai dengan keperluannya. (Saifuddin, 2010).

Perdarahan sisa plasenta adalah perdarahan yang melebihi 500 cc setelah bayi lahir karena
tertinggalnya sebagian sisa plasenta termasukselaput ketuban (Saifudin, 2010).

2.Faktor Penyebab Sisa Plasenta

Sisa plasenta dan ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim dapat menimbulkan
perdarahan postpartum dini atau perdarahan pospartum lambat (biasanya terjadi dalam 6-10
hari pasca persalinan), Pada perdarahan postpartum dini akibat sisa plasenta ditandai dengan
perdarahan dari rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi rahim baik. Pada
perdarahan postpartum lambat gejalanya sama dengan subinvolusi rahim, yaitu perdarahan
yang berulang atau berlangsung terus dan berasal dari rongga rahim. Perdarahan akibat sisa
plasenta jarang menimbulkan syok.
Penilaian klinis sulit untuk memastikan adanya sisa plasenta, kecuali apabila penolong
persalinan memeriksa kelengkapan plasenta setelah plasenta lahir. Apabila kelahiran plasenta
dilakukan oleh orang lain atau terdapat keraguan akan sisa plasenta, maka untuk memastikan
adanya sisa plasenta ditentukan dengan eksplorasi dengan tangan, kuret atau alat bantu
diagnostik yaitu ultrasonografi. Pada umumnya perdarahan dari rongga rahim setelah
plasenta lahir dan kontraksi rahim baik dianggap sebagai akibat sisa plasenta yang tertinggal
dalam rongga rahim.

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala sisa plasenta menurut Anggraini (2010), adalah sebagai berikut, yaitu:

a. Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap.


b. Terjadi perdarahan rembesan atau mengucur, saat kontraksi uterus keras, darah
berwarna merah muda, bila perdarahan hebat timbul syok, pada pemeriksaan
inspekulo terdapat sisa plasenta.
c. Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang.

C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
memecahkan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian data, interpretasi data,
identifikasi diagnosa dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi, dan evaluasi. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi peran dan kegiatan
yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
memiliki kebutuhan atau masalah di bidang kesehatan ibu dan anak meliputi masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonates, keluarga berencana, serta kesehatan reproduksi
(Yuliani, 2017).

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien, data ini
termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data
subjektif dan objektif serta data penunjang.

2. Interpretasi data dasar

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah interpretasi yang benar atas data yang
telah dikumpulkan, dalam langkah ini data yang telah di interpretasikan menjadi diagnosa
kebidanan dan masalah. Keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat
diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam
asuhan terhadap pasien.

3. Diagnosa potensial

Mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial yang mungkin akan terjadi langkah ini
memberikan antisipasi bila kemungkinan dilakukan pencegahan sambil mengamati.
4. Antisipasi masalah dan rencana tindakan

Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang dilakukan secara mandiri, secara
kolaborasi atau bersifat rujukan.

5. Intervensi

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh dan disusun berdasarkan apa yang
telah teridentifikasi dari kondisi klien atau masalah yang berkaitan dengan kondisi klien.
Perencanaan yang disusun juga harus rasional dan sesuai dengan teori yang up to date dan
sesuai dengan standart pelayanan kebidanan.

6. Implementasi

Rencana asuhan yang menyeluruh dilaksanakan dengan efisien dan aman. Pelaksaan atau
implementasi ini dapat sepenuhnya dilakukan oleh bidan atau sebagian lagi oleh tenaga
kesehatan lain atau klien dan keluarga. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap
bertanggung jawab penuh untuk mengarahkan pelaksanaan dan memastikan langkah –
langkah tersebut benar – benar terlaksana. Implementasi mengacu pada intervensi.

7. Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan. Ada kemungkinan
sebagian rencana lebih efektif, sebagian yang lain belum efektif. Manajemen asuhan
kebidanan merupakan hasil pola pikir bidan yang berkesinambungan, sehingga jika ada
proses manajemen yang kurang efektif atau tidak efektif, proses manajemen dapat diulang
lagi dari awal. Evaluasi mengacu pada implementasi dan kriteria hasil (Yuliani, 2017).
BAB III

TINJAUAN KASUS

Nama Mahasiswa : KHALISTIA YULIANITA

NIM : 30720027

Tempat Praktek : Ruang Nifas RS Aura Syifa

Tanggal / Jam : 07 Maret 2023/08.00

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

1. Identitas Klien (MRS tanggal 07 Maret 2023 jam 08.00) No. Reg.: -

Nama Klien :Ny. F

Umur : 24 Tahun Nama Suami : Tn. M

Suku/Kebangsaan: Umur : 30 Tahun

Jawa/Indonesia
Suku/Kebangsaan:

Pendidikan : SMA Jawa/Indonesia

Pekerjaan : IRT Pendidikan : SMA

Penghasilan :- Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam Penghasilan :Tidak dikaji

Alamat : Ds beji Agama : Islam


2. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri luka jahitan setelah persalinnan , pengeluaran darah

sedikit banyak , dan lemas

3. Riwayat Menstruasi

Usia Menarche 13 tahun, Siklus menstruasi 28 hari (teratur/tidak teratur), lama

menstruasi + 7 hari tiap bulan, banyaknya darah 2-3 kali per hari ganti

pembalut, konsistensi cair, Dysminore iya selama menstruasi, Fluor Albus iya

sebelum menstruasi.

HPHT 28-06-2022 , HTP 05-03-2023

Keluhan saat haid : ( contreng sesuai dg keluhan )

Disminorhe Spoting Menorrhagia Premenstual

syndroma

4. Riwayat Kehamilan Sekarang

Hamil muda : Mual

Hamil Tua : Sering buang air kecil pada malam hari

Riwayat Imunisasi : TT5 (TT lengkap)

Gerakan janin pertama usia kehamilan 4,5 bulan

Tanda bahaya dan penyulit kehamilan: tidak ada

Obat/jamu yang pernah/ sedang dikonsumsi: tablet Fe, vit C, B1, BC

Keluhan BAK : Sering BAK

Keluhan BAB : Susah BAB

Kekhawatiran Khusus : Tidak ada


Periksa Hamil : TM I ( 3x ) TM II ( 3x ) TM III ( 4x )

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

Kehamilan Persalinan Nifas Anak Usia

No anak
Umur Penyul Penol Jenis Temp Penyul Penyul Seks BB/PB Menyusui H/M
sekarang

1 39-40 Tidak Bidan PN RS Tidak Nifas Laki 2900/4 Ekslusif H BBL 2

ada ada ini -laki 7 Jam

6. Riwayat Penyakit Yang pernah diderita / operasi

Nama Penyakit : Tidak ada

Pernah dirawat : Ya / Tidak Kapan : - Dimana : -

Pernah dioperasi : Ya / Tidak Kapan : - Dimana : -

7. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit diabetes

melitus, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, asma, dan penyakit kronis

yang lainnya.

8. Status Perkawinan : Ya / Tidak ( Coret Yang Tidak sesuai )

Kawin 1 kali

Kawin usia 20 tahun

Lama menikah 1 tahun


9. Riwayat Psiko Sosial Ekonomi

Respon pasen dan keluarga terhadap kehamilan : mendukung / tidak,

diharapkan / tidak, kooperatif / tidak ( Coret Yang Tidak sesuai )

Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami istri

Tempat penolong persalinan yang diinginkan : Bidan

Penghasilan keluarga : Tidak dikaji

10. Riwayat KB

Kontrasepsi yang yang pernah digunakan Belum pernah KB

Lama Pemakaian -

Masalah yang dialami -

Rencana kontrasepsi yang akan datang KB suntik

11. Riwayat Ginekologi : ( contreng yg sesuai )

Infertilitas Infeksi virus PMS

Endometriosis

Polip serviks tumor kandungan Perkosaan DUB

lain lain............................ Tidak pernah

12. Pola makan / minum / eliminasi / istirahat ( contreng yg sesuai )

Pola makan : 3 kali/hari

Pola minum : 4-5 gelas / hari, air putih


Pola eliminasi : BAK 400cc/hr, warna : jernih / kuning/ kuning pekat /

grosshematuri

BAK terkahir jam : 05.30

BAB 2 hari sekali, karakteristik : lembek / keras

BAB terakhir jam : 19.00

Pola istirahat : 5-6 jam/hari, tidur terakhir jam : 11.00

B. Data Obyektif

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 82x/ menit

Pernapasan : 20x/ menit

Suhu : 36,50C

BB (terakhir) : 60 kg (Setelah persalinan) : 55 kg

TB : 155 cm

LILA (hamil) : 28 cm

Pemeriksaan Khusus

a. Inspeksi

- Kepala : Warna rambut : Hitam


Rontok : Tidak ada

Benjolan : Tidak ada.

Ketombe : Tidak ada

- Muka Cloasma gravidarum : Tidak ada

- Mata Kelopak mata : Bentuk simetris +/+

Conjungtiva : Warna merah muda

Sklera : Warna putih +/+

Pandangan : Normal, tidak kabur

Hidung Bentuk : Simetris

Secret : Tidak ada

Polip : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

- Mulut dan gigi Bentuk : Normal

Hipersalivasi : Tidak ada

Gigi : Tidak caires

Gusi: Normal

Bibir : Lembab

Lidah : Bersih

Telinga Bentuk : Simetris +/+

Serumen : Tidak ada -/-


Kebersihan : Bersih +/+

- Leher Pembesaran vena jugularis : Tidak ada -/-

Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada

- Axilla Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada -/-

Kebersihan : Bersih +/+

- Payudara Bentuk : Simetris +/+

Hiperpigmentasi : Ada (Areola) +/+

Papila mamae : Menonjol +/-

Benjolan/Tumor : Tidak ada -/-

Keluaran : Tidak ada

- Abdomen Pembesaran : Ada

Striae Albican : Tidak ada

Striae Livida : Ada

Linea Alba : Ada

Linea Nigra : Tidak ada

Luka Parut : Tidak ada

Luka SC : Tidak ada

- Punggung Posisi tulang Belakang : Normal

- Anogenital vulva dan vagina warna : Kecoklatan

Varices : Tidak ada


Oedem :Tidak ada

Keluaran : lochea sanguelenta ,

perdarahan 400 cc

Kelainan : Tidak ada

Hemoroid : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

Keadaan luka jahit : Derajat 2, masih basah

- Ekstremitas atas dan bawah Oedem : Tidak ada

Varices : Tidak ada

Simetris : Ya

Lain lain : Tidak ada

b. Palpasi

- Leher Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

- Payudara Benjolan / Tumor : Tidak ada -/-

Keluaran : ASI

- Abdomen TFU : pertengahan sympisis pusat

Kontraksi uterus : Baik (teraba keras)

Kandung kemih : Kosong

- Ekstremitas atas dan bawah oedem : Tidak ada


lain lain : Tidak ada

Pemeriksaan Laboratorium

- Darah : HB : 11,6 gr%

Golongan darah : O

WR : NR

VDRL : NR

- Urine : Protein : Negatif

Reduksi : Negatif

Pemeriksaan Penunjang Lain ( Tidak dilakukan)

II. Interpretasi Data Dasar (07 Maret 2023 Jam : 08.10 WIB)

Data Dasar Diagnosa

Ds : Ny. “F” usia 24 tahun P1A0 2 jam

postpartum dengan sisa plasenta


1. Ibu mengatakan bernama Ny. F

usia 24 tahun

2. Ibu mengatakan bersalin normal

pada tanggal 22 maret 2023

dengan jenis kelamin laki-laki,

berat badan bayi 2900 gram,

panjang badan 49 cm

3. Ibu mengatakan nyeri luka

jahitan , keluar sedikit banyak


darah , merasa lemas

Do :

 Keadaan umum : Baik

 Kesadaran : Composmentis

 Tekanan darah : 124/85 mmHg

 Nadi : 76x/ menit

 Pernapasan : 20x/ menit

 Suhu : 36,50C

 BB (terakhir) : 60 kg (Setelah

persalinan) : 55 kg

 TB : 155 cm

 LILA (hamil) : 28 cm

 Inspeksi

 Payudara

Bentuk : Simetris +/+

Hiperpigmentasi : Ada (Areola)

+/+

Papila mamae : Menonjol +/-

Benjolan/Tumor : Tidak ada -/-


Keluaran : Tidak ada

 Anogenital

vulva dan vagina warna :

Kecoklatan

Varices : Tidak

ada

Oedem :Tidak

ada

Keluaran : lochea

rubra , perdarahan 400 cc

Kelainan : Tidak

ada

Hemoroid : Tidak

ada

Kebersihan : Bersih

Keadaan luka jahit : Derajat

2, masih basah

 Payudara

Benjolan / Tumor : Tidak ada -/-

Keluaran : ASI

 Abdomen
TFU : 2 jari bawah pusat

Kontraksi uterus : Baik (teraba

keras)

Kandung kemih : Kosong

III. Identifikasi diagnosa dan Masalah Potensial potensial

pendarahan post partum

IV. Identifikasi kebutuhan segera

dilakukan curret

V. Intervensi (07 Maret 2023 Jam : 18.15 WIB)

No Diagnosa Intervensi Rasional

Ny. F usia 24 Tujuan :

tahun P1001 2 Memberikan asuhan pada

Jam postpartum masa nifas untuk

dengan sisa mendeteksi dini adanya

plasenta. komplikasi pada masa

nifas.

Kriteria hasil :

 Keadaan umum :

Baik

 Kesadaran :
Composmentis

 Tanda-tanda

vital : TD :

110/70-130/90

mmHg. Nadi : 80-

100x / menit,

Suhu : 36,5-

37,50C,

Respirasi : 16-24x

/ menit

 TFU : 2 jari

bawah pusat

 Lochea : Lochea

rubra

 Kontraksi : Baik

(teraba keras)

 Laserasi : Derajat

II, tidak ada tanda

– tanda infeksi

1. Jalin komunikasi komunikasi terapeutik

terapeutik yang baik ibu bisa

merasa lebih nyaman dan

meningkatkan rasa saling

percaya antara ibu dan


bidan serta ibu lebih

kooperatif selama

pemeriksaan.

2. Beritahu hasil Dengan memberitahu

pemeriksaan kepada ibu hasil pemeriksaan akan

membuat ibu merasa

tenang dan tidak khawatir

dengan keadaannya saat

ini.

3. Pasangkan infus RL Dengan memberikan

dengan drip oksitosin 2 infus RL dengan drip

ampul oksitosin untuk

mencegah pendarahan

4. Beritahu ibu untuk Dengan memenuhi

memenuhi kebutuhan kebutuhan nutrisi, dapat

nutrisi ibu nifas mempercepat pemulihan

kesehatan ibu.

5. Berikan KIE tentang Pada masa postpartum

personal hygiene. ibu sangat rentan

terhadap infeksi, oleh

karea itu kebersihan diri

sangat penting terutama

pada bagian genetalia


sehingga memerlukan

perhatian khusus dalam

perawatan.

6. Beritahu untuk mobilisasi Agar cepat pemulihan

miring kanan dan kiri keadaan ibu

kemudian duduk dan

berjalan

7. Beritahu ibu penyebab Ibu dan keluarga

perdarahan yang banyak memahami

karena terdapat sisa

plasenta tetapi ibu tidak

usah khawatir karena

akan ditindak lanjuti

dengan curret

8. Berikan obat per oral ibu Ibu bersedia meminum

berupa cefad , asam obat

mefenat , dan hufa sesuai

jadwal

9. Kolaborasi dengan dokter Kolaborasi dilakukan

SpOg

VI. Implementasi (07 Maret 2023 Jam : 18.20 WIB)

No Diangosa Implementasi
.

Ny. “F” usia 24

tahun P1001 2

jam postpartum

dengan sisa

plasenta.

1. Melakukan komunikasi terapeutik kepada ibu

 Dengan cara menerapkan 5S (senyum, salam,

sapa, sopan santun) dan berbicara dengan

bahasa yang mudah dimengerti oleh ibu.

2. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu Keadaan

umum : Baik,

 Kesadaran : Composmentis

 Tanda – tanda Vital

 TD : 110/70 mmHg,

 S : 36,50C

 N : 80x/menit, P : 20x/menit,

 Kontraksi : Baik (teraba keras)

 Keluaran : lochea rubra ± 400 cc

3. Memberikan obat per oral ibu berupa cefad , asam


mefenat , dan hufa sesuai jadwal

4. Memberitahu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

ibu nifas

 Ibu harus mengonsumsi makanan yang sehat

seperti empat sehat lima sempurna

diantaranya ikan, telur, daging, susu, air,

sayuran hijau, nasi dan buah-buahan. Ibu

dilarang untuk tarak makanan. Untuk

menambah kadar hemoglobin dalam tubuh

ibu juga dianjurkan untuk mengonsumsi

makanan yang banyak mengandung zat besi

seperti daging sapi, daging ayam, telur hati

sapi, sayuran hijau, biji-bijian dll.

5. Memberikan KIE tentang personal hygiene.

 Dengan cara sering menganti pembalut dan

memberitahukan cara cebok yang benar

dengan menyiramkan air dari arah depan

kebelakang.

6. Memberitahu ibu akan dipasangkan infu RL dengan

Drip Oxsitosin untuk menghentikan perdarahan

7 Beritahu untuk mobilisasi miring kanan dan kiri

kemudian duduk dan berjalan

8. Memberitahu ibu penyebab perdarahan yang banyak

karena terdapat sisa plasenta tetapi ibu tidak usah


khawatir karena akan ditindak lanjuti dengan curret

9. Melakukan Kolaborasi dengan dokter SpOg

VII. Evaluasi (07 Maret 2023 jam 08.30)

1. Ibu kooperatif dengan bidan

2. Sudah dipasangkan infus RL dg drip oxy

3. Hasil pemeriksaan telah disampaikan

4. Memberikan obat per oral ibu berupa cefad , asam mefenat , dan hufa sesuai jadwal

5. Anjuran pemenuhan nutrisi telah disampaikan

6. KIE personal hygiene telah disampaikan

7.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan bertujuan untuk merumuskan kesenjangan antara teori dan kasus nyata
pada asuhan kebidanan pada Ny. “F” Usia 24 Tahun P1A0 dengan Sisa Plasenta di Ruang
Nifas RS AURA SYIFA pada tanggal 07 Maret 2023 dengan menggunakan standart asuhan
kebidanan yang terdiri dari pengkajian, merumuskan diagnosa kebidanan, melaksanakan
asuhan kebidanan dan melakukan evaluasi serta pendokumentasian asuhan kebidanan dengan
metode 7 langkah Varney.
1. Pengkajian
Keluhan utama pada Ny. “F” adalah mengeluarkan darah banyak dan
merasakan nyeri perut. Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan praktek yang ada dilapangan.
Pada data obyektif, Pemeriksaan umum didapatkan hasil keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, Tekanan darah : 110/70
mmHg, suhu : 36,5 °C, nadi : 88 x/menit, respirasinya : 20 x/menit, BB (sebelum
hamil) : 60 kg (sekarang) : 55 kg, TB : 155 cm, dan LLA : 28 cm. dan pada
pemeriksaan dalam dan laboratorium didapatkan hasil bahwa semua normal. Pada
tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada
dilapangan.
2. Interpretasi data dasar
Dari data yang diperoleh saat melakukan pengkajian dapat ditegakkan
diagnosa kebidanan yaitu Ny. “F” Usia 24 Tahun P1A0 dengan Sisa Plasenta, tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
3. Identifikasi diagnosa potensial
Pada kasus ini, penulis tidak menemukan tanda-tanda infeksi atau komplikasi
yang mungkin akan terjadi pada ibu maupun janin karena penanganan ibu bersalin
atas indikasi KPD dengan tindakan pemasangan infus, dan pemberian obat injeksi
Cefotamix telah sesuai dengan teori, sehingga tidak ada diagnosa potensial terjadi
dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Identifikasi tindakan segera
Pada kasus Ny. “F” tindakan segera yang dilakukan adalah kolaborasi dengan
dokter dalam menangani postnatal care dengan sisa plasenta (Curretage). Pada
tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada
dilapangan.
5. Intervensi
Perencanaan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
6. Implementasi
Pada pelaksanaan didapatkan hasil semua rencana telah disusun sesuai asuhan
kebidanan dan pada pelaksanaan sudah semua dilakukan sesuai SOAP dengan
hasil tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara sistematis untuk melihat keefektifan dari asuhan
dan tidak ditemukan kesenjangan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dalam pemberian asuhan kebidanan pada
didapatkan hasil :
1. Pelaksanaan pengkajian pada Ny. “F” Usia 24 Tahun P1A0 dengan Sisa Plasenta,
tidak didapatkan kesenjangan antara teori dengan fakta.
2. Pelaksanaan diagnosa ditegakkan berdasarkan pengkajian dalam masa kehamilan,
diagnosa kehamilan yaitu Ny. “F” Usia 24 Tahun P1A0 dengan Sisa Plasenta,
sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan fakta.
3. Dari diagnosa yang telah dibuat, penulis menyimpulkan bahwa dalam melakukan
asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. “F” tidak ada masalah potensial, maka
tidak perlu dilakukan antisipasi masalah, sehingga tidak ada kesenjangan antara
teori dengan fakta.
4. Berdasarkan asuhan yang telah diberikan, tidak terdapat tindakan segera disaat
melakukan asuhan pada Ny. “F” sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dengan fakta.
5. Perencanaan yang telah dibuat sesui dengan kebutuhan yang diperlukan oleh Ny.
“F” melalui pendekatan manajemen kebidanan sesuai dengan diagnosa, masalah
dan kebutuhan, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan fakta.
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan yang direncanakan pada Ny. “F” tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan fakta.
7. Setelah melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan perencanaan dan
pelaksanaan maka dilakukan evaluasi, sehingga bisa diketahui asuhan yang telah
diberikan pada Ny. “F” tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan fakta.
8. Pelaksanaan dokumentasi asuhan kebidanan pada Ny. “F” tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan fakta.
B. Saran
Berdasarkan hasil penerapan asuhan kebidanan penulis mempunyai beberapa
pemikiran sebagai saran dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
1. Bagi instansi pendidikan
Dapat dijadikan sebagai dokumentasi dan juga bahan pembelajaran bagi
mahasiswi yang lain dalam melakukan asuhan kebidanan khususnya kepada ibu
bersalin.
2. Bagi pasien
Sebagai edukasi serta wawasan baru yang dapat dijadikan motivasi oleh
pasien,
3. Bagi penulis
Bagi penulis asuhan komprehensif ini dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan serta pemahaman mengenai asuhan kebidanan persalinan.

Anda mungkin juga menyukai