Makalah Tentang Masa Pubertas
Makalah Tentang Masa Pubertas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap mahluk hidup yang diciptakan Allah SWT ke alam raya ini pasti mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Begitu juga dengan manusia sebagai bagian dari
mahluk hidup, pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan walaupun dengan
tingkat periodisasi yang berbeda-beda.
Pada peristiwa pertumbuhan akan tampak adanya penambahan jumlah atau ukuran
dari hal-hal yang telah ada, sedangkan pada peristiwa perkembangan akan tampak
adanya sifat-sifat yang baru, yang berbeda dari yang sebelumnya, sehingga biasanya
peristiwa perkembangan itu menjadi sebuah masalah yang harus dialami dan dihadapi
oleh setiap individu.
Masa remaja awal atau masa puber merupakan masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa remaja sebenarnya sehingga masa ini sering terjadi kegoncangan jiwa.
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk membahas tentang perkembangan
seseorang (peserta didik) pada masa remaja awal (masa puber) dalam sebuah makalah
yang berjudul Perkembangan Remaja Awal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini yaitu
1. Apakah yang dimaksud dengan masa pubertas?
2. Apa saja ciri-ciri pada masa puber?
3. Apasaja kriteria masa pubertas?
4. Bagaimana perubahan tubuh yang terjadi pada masa puber?
5. Apa akibat dari perubahan fisik masa puber terhadap sikap dan perilaku?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin diketahui
pada makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian masa pubertas
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pada masa puber
3. Untuk mengetahui kriteria masa pubertas
4. Untuk mengetahui perubahan tubuh yang terjadi pada masa puber
5. Untuk mengetahui akibat dari perubahan fisik masa puber terhadap sikap dan
perilaku
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Pubertas
Masa remaja awal atau masa pra puber adalah masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa remaja sebenarnya (masa pubertas), dimana seorang anak yang telah
besar (puber = anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya
belum siap termasuk kelompok orang dewasa.
Masa pubertas“ (berasal dari bahasa latin “pubescere”, artinya mendapat rambut
kemaluan), yakni masa awal terjadinya pematangan seksual. Dalam rangkaian proses
perkembangan seseorang, masa puber tidak mempunyai tempat yang jelas. Sulit
membedakan antara masa puber dengan masa remaja karena masa puber adalah
bagian dari masa remaja dan pubertas sering dijadikan sebagai pertanda awal
seseorang memasuki masa remaja. Ketika seorang anak mengalami pubertas, berarti
dia anggap sudah memasuki masa remaja, yakni masa transisi dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa.
Meskipun sering tidak mempunyai tempat yang jelas dalam rangkaian proses
perkembangan manusia, masa pubertas mempunyai arti khusus dalam kehidupan
seseorang. Betapa tidak, pada masa pubertas inilah terjadi perubahan-perubahan besar
dan dramatis dalam perkembangan seorang anak, baik dalam pertumbuhan atau
perkembangan fisik, kognitif, maupun dalam perkembangan psikososial anak.
Waktu datangnya masa pubertas tidak dapat diketahui secara pasti. Ada anak-anak
yang memulai masa pubertasnya pada usia yang lebih awal dan ada pula yang lebih
belakangan. Biasanya, anak perempuan mulai memasuki masa pubertas lebih awal 2
tahun dibandingkan dengan anak laki-laki. Menurut sejumlah ahli perkembangan,
pada anak perempuan pubertas terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak
laki-laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun.
Menurut Sigmund Freud, masa pra puber atau remaja awal berada pada fase genital,
dimana pada fase ini terjadi kesenangan atau kegairahan seksual yang sesungguhnya,
bersamaan dengan terjadinya perkembangan fisiologis yang berhubungan dengan
kematangan kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin adalah kelanjar yang bermuara
langsung di saluran darah. Dengan melalui pertukaran zat yang ada di antara jaringan-
jaringan kelenjar dengan pembuluh rambut di dalam kelenjar tadi. Zat-zat yang keluar
itu disebut hormon, selanjutnya hormon-hormon tadi memberikan stimulasi pada
tubuh anak, sedemikian rupa. Sehingga anak merasakan adanya rangsangan-
rangsangan tertentu. Suatu rangsangan hormonal ini menyebabkan rasa tidak tenang
pada diri anak, suatu rasa yang belum pernah dialami sebelumnya pada akhir dunia
anak-anaknya yang cukup menggembirakan.
Peristiwa kematangan tersebut pada perempuan terjadi 1,5 sampai 2 tahun lebih awal
daripada laki-laki. Terjadi kematangan jasmani bagi perempuan biasanya ditandai
dengan adanya menstruasi (mensis/t=bulan=datang bulan). Sedangkan pada laki-laki
ditandai dengan keluarnya sperman pertama, biasanya lewat bermimpi merasakan
kepuasan seksual.
Kematangan atas jenis kelamin tersebut, banyak tergantung dengan iklim, lingkungan
budaya setempat, bangsa dan lain-lain, sehingga peristiwa ini tiap-tiap bangsa di
dunia seringkali terjadi perbedaan waktunya yang menyolok. Contoh bagi Indonesia
dan Perancis terjadi pada usia 13-14 tahun (karena adanya kesamaan iklim). Tetapi di
negeri panas, Arab Saudi umur 11-12 dan di malabar pada umur 8-9, di negeri dingin
Siberia pada umur 17-19 tahun.
Batasan usia remaja awal (pra puber) yang umum digunakan para ahli antara umur
12-15 tahun. Tetapi menurut Monks, Knoers dan Haditono (2001) batasan usia pra
puber antara umur 10-13 tahun.
1. Ciri-Ciri Primer
Ciri-ciri primer disini maksudnya ialah ciri-ciri yang menunjukkan pada organ tubuh
secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri-ciri primer pria dan
wanita berbeda. Adapun ciri-ciri primer tersebut yaitu :
a. Bagi laki-laki ditandai dengan keluarnya sperma pertama kali yang dikenal
dengan “mimpi basah”
Hal ini dipengaruhi oleh hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar
bawah otak (pituitary gland). Hormon ini merangsang testis sehingga testis
menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa.
b. Bagi perempuan ditandai dengan menstruasi (menarche)
Yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang gadis. Hal ini
dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium) yang terletak dalam
rongga perut wanita bagian bawah, didekat uterus yang berfungsi memproduksi
sel-sel telur dan hormon-hormon estrogen dan progesteron. Progesteron berfungsi
untuk mematangkan sel telur, sedangkan estrogen mempengaruhi pertumbuhan
sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang atau mengatur siklus haid atau
menstruasi.
2. Ciri-Ciri Sekunder
Ciri-ciri sekunder adalah ciri-ciri jasmaniah yang tidak langsung berhubungan sengan
proses reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan laki-laki dan
perempuan. Adapun ciri-ciri sekundernya, yaitu :
a. Bagi laki-laki
1) Tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis dan lainnya.
Sudah lazimnya dalam kehidupan ditemukan seorang anak yang baru menginjak
remaja ini ditandai dengan tumbuhnya bulu-bulu halus di sebagian tubuh, seperti
janggut, kumis dan lain sebagainya. Hal ini terjadi karena rangsangan kelenjar
endoktrin yang bermuara di dalam darah.
3. Ciri-ciri Tersier
Cir-ciri tersier merupakan ciri-ciri yang berakibat dari dua ciri-ciri diatas. Diantaranya
sebagai berikut.
1) Perubahan sikap dan perilaku
2) Munculnya perasaan-perasaan negatif pada diri anak
3) Ingin melepas diri dari orang tua
4) Anak ingin menyamakan dirinya dengan orang dewasa
Pubertas (puberty) ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual
terjadi dengan pesat. Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan
timbulnya pubertas dan untuk memastikan tahap Pubertas tertentu yang telah dicapai
adalah menstruasi, basah malam , bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air
seni dan foto sinar X dari perkembangan tulang.
Bagi anak laki-laki, kriteria yag dipakai adalah basah malam. Selama tidur, penis
kadang-kadang menjadi tegang, dan bibit atau cairan yang mengandung sperma
dipancarkan. Ini merupakan cara yang normal bagi organ reproduksi pria untuk
membebaskan diri dari jumlah bibit yang berlebihan . Namun, tidak semua anak laki-
laki mengalami gejala ini dan tidak semua menyadarinya. Selanjutnya, basah malam
seperti menstrusi, terjadi setelah beberapa perkembangan pubertas terjadi dan
karenanya tidak dapat digunakan sebagai kriteria yang tepat untuk menentukan
terjadinya pubertas.
Analisis kimia terhadap air seni anak laki-laki yang oertama dipagi hari dapat
merupakan cara yang efektif untuk menentukan kematangan seksual, seperti halnya
ananlisis terhadap air seni wanita, yang dipakai untuk menentukan ada tidaknya
estrogen, yaitu hormon gonadotrofik wanita. Namun, kesulitan praktis untuk
memperoleh contoh dari air seni anak laki-laki pada pagi hari dan cara ini agak
terbatasi pada anak perempuan.
Foto sinar-X dari berbagai bagian tubuh, terutama tangan dan lutut, selama tumbuh
pesat praremaja dapat menunjukan apakah masa puber mulai dan menunjukan tingkat
kemajuan pubertas. Sampai sekarang, cara yang memakai foto sinar-X merupakan
metode yang dapat dipercaya untuk menentukan kematangan seksual, meskipun
seperti halnya analisis kimia terhadap air seni pagi hari mempunyai kesulitan prtaktis
tertentu yang tidak memungkinkan metode ini dipakai secara luas.
1. Perkembangan Fisik
Secara umum terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik yang sangat pesat dalam
masa remaja awal (12 / 13 tahun). Menurut Dr. Zakiah Darajadjat, bahwa diantara hal
yang kurang menyenangkan remaja adalah adanya beberapa bagian tubuh yang cepat
pertumbuhannya, sehingga mendahului bagian yang lain seperti kaki, tangan, hidung
yang mengakibatkan cemasnya remaja melihat wajah dan tubuhnya yang kurang
bagus.
a. Perubahan Tubuh Pada Masa Puber
Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting di
mana tubuh anak dewasa yaitu perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh,
perkembangan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
Bagi anak laki-laki, permulaan periode pertumbuhan pesat tinggi tubuh dimulai rata-
rata pada usia 12,8 tahun dan rata-rata berakhir pada 15,3 tahun, dengan puncaknya
pada empat belas tahun. Peningkatan tinggi badan yang terbesar terjadi setahun
sesudah dimulainya masa puber. Sesudahnya, pertumbuhan menurun dan dan
berlangsung lambat sampai usia dua puluh atau dua uluh satu tahun. Karena periode
pertumbuhan yang lebih lama, anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan
pada saat sudah matang.
Pertambahan berat tidak hanya karna lemak,tetapi juga karena tulang dan jaringa otot
bertambah besar. Jadi, meskipun anak puber dengan pesat bertambah berat, tetapi
seringkali kelihatannya kurus dan kering. Pertambahan berat yang paling besar pada
anak perempuan terjadi sesaat sebelum dan sesudah menstrusi. Setelah itu
pertambahan berat badan hanya sedikit. Bagi anak laki-laki, pertambahan berat badan
maksimum terjadi setahun atau dua tahun setelah anak perempuan dan mencapai
puncaknya pada usia enam belas tahun, setelah itu pertambahan berat badan hanya
sedikit.
Percepatan pertumbuhan berat badan juga terjadi dalam penambahan berat badan,
yakni sekitar 13 Kg bagi anak laki-laki dan 10 Kg bagi anak perempuan. Pertumbuhan
ini lebih mudah dipengaruhi melalui diet, latihan dan gaya hidup umumnya.
Kegemukan selama masa puber bagi anak laki-laki dan anak perempuan tidaklah
aneh. Antara usia sepuluh dan dan dua belas tahun, di sekitar permulaan terjadinya
pertumbuhan pesat, anak cenderung menumpuk lemak di perut, di sekitar puting susu,
di pinggul dan paha, di pipi, leher dan rahang. Lemak ini biasanya hilang setelah
kematangan masa puber dan pertumbuhan pesat tinggi badan dimulai, meskipun ada
yang menetap sampai dua tahun lebih selama awal masa puber.
Tidak lama sebelum masa puber, tungkai kaki lebih panjang daripada badan dan
keadaan ini bertahan sampai sekitar usia lima belas tahun. Pada anak yang lambat
matang, pertumbuhan tungkai kaki berlangsung lebih lama daripada anak yang cepat
matang, sehingga tungkai kaki lebih panjang. Tungkai kaki anak yang cepat matang
cenderung pendek, gemuk sedangkan tungkai kaki yang lambat matang pada
umumnya lebih ramping.
Pola yang sama terjadi pada pertumbuhan lengan, yang pertumbuhannya mendahului
pertumbuhan pesat badan, sehingga tampaknya terlalu panjang. Seperti halnya dengan
pertumbuhan tungkai kaki, pertumbuhan lengan dipengaruhi oleh usia kematangan.
Anak-anak yang cepat matang yang mempunyai tungkai kaki lebih pendek daripada
tungkai kaki anak yang lambat matang. Sampai pertumbuhan lengan dan tungkai kaki
mendekati sempurna, barulah tercapai perbandingan yang baik dengan tangan dan
kaki, yang keduanya mencapai ukurannya kematangan pada awal masa puber.
Perubahan-perubahan pada ciri-ciri seks primer pada pria ini sangat dipengaruhi oleh
hormon, terutama hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak
(pituitary gland). Hormon perangsang pria ini merangsag testis, sehingga testis
menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa. Sperma yang
dihasilka dalam testis selama masa remaja ini, memungkinkan untuk mengadakan
reproduksi untuk pertama kalinya. Karena itu, kadang-kadang sekitar usia 12 tahun,
anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami penyemburan air mani (ejaculation of
semen) mereka yang pertama atau yang dikenal dengan istilah “mimpi basah”.
Sementara itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan
munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan manarche, yaitu menstruasi yang
pertama kali dialami oleh gadis. Terjadinya menstruasi yang pertama ini memberi
petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan telah matang, sehingga
memungkinkan mereka untuk mengandung dan melahirkan anak. Munculnya
menstruasi pada perempuan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur
(ovarium). Ovarium terletak dalam rongga perut wanita bagian bawah, di dekat uterus
yang berfungsi memproduksi sel-sel (ovum) dan hormon-hormon estrogen dan
progesteron. Hormon progresteron bertugas untuk mematangkan dan mempersiapkan
sel telur (ovum) sehingga siap untuk dibuahi. Sedangkan hormon estrogen adalah
hormon yang mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh
seseorang. Hormon ini juga mengatur siklus menstruasi.
Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah
perubahan lain, yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar
daerah kelamin, pembesaran pinggul daan bahu. Selanjutnya, ketika percepatan
pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris
berkembang pesat.
2. Perkembangan Kognitif
Pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan remaja awal, pertumbuhan otak
anak wanita meningkat lebih cepat dalam usia 11 tahun dibandingkan pertumbuhan
otak pria, tetapi pertumbuhan otak anak pria di usia 13 tahun meningkat 2 kali lebih
cepat dibandingkan dengan kecepatan pertumbuhan otak anak perempuan seusianya.
Selain itu terdapat pula bukti-bukti hasil penelitian yang menyimpulkan hal yang
menyangkut pola dan cara berpikir remaja cenderung mengikuti orang dewasa yang
telah menunjukkan kemampuan berpikirnya. Ini mengisyaratkan adanya sisi positif
dari perkembangan kemampuan psikis remaja awal. Sisi positif pertumbuhan otak dan
perkembangan kemampuan berpikir remaja, memanglah berimplikasi terhadap
praktek-praktek pendidikan di sekolah.
Menurut teori Piaget ada dua perkembangan kognitif pada diri anak, yakni sebagai
berikut.
a. Anak sudah mulai berpikir secara abstrak dan hipotesis, anak mampu
memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi.
b. Anak mulai berpikir secara sistematik, mampu memikirkan segala
kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan suatu masalah.
4. Perkembangan Sosial
Pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks dan perkembangan seksual remaja awal,
pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (gonads) remaja, sesungguhnya merupakan
bagian integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh.
Lebih jauh lagi bahwa kematangan seksual dalam usia remaja awal dan parohan
pertama remaja akhir mempunyai korelasi positif dengan perkembangan sosial
mereka. Hal semacam ini ditunjukkan oleh hasil penelitian James dan Moore terhadap
remaja yang berusia antara 12-21 tahun dengan jumlah sampel 535 orang.
Perkembangan perilaku seksual yang lebih bersangkutan dengan diri remaja,
diantaranya yang sangat menonjol dan penting adalah onani atau masturbasi. Hal-hal
seperti tentang seks ini tentu saja berpengaruh terhadap minat mereka pada sekolah
atau pelajaran.
Pribadi diartikan sebagai organisme yang dinamis dalam sistem fisik dan psikis yang
menentukan keunikan seseorang menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Remaja
dengan citra dirinya, menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya terutama
lingkungan sosial misalnya remaja menyadari adanya sifat-sifat sikap sendiri yang
baik dan buruk. Moral adalah standar yang muncul dari agama dan lingkungan sosial
remaja, memberikan konsep yang baik dan buruk, patut atau tidak, layak dan tidak
layak secara mutlak.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan perkembangan sosial anak pada usia ini terlihat
pada hal-hal berikut ini.
a. Perubahan sikap dan perilaku, sebagaimana yang diistilahkan oleh Psikolog
David Elkind dengan egosentrisme yakni kecenderungan remaja untuk menerima
dunia dari perspektifnya sendiri.
b. Munculnya perasaan-perasaan negatif pada diri anak
c. Ingin melepas diri dari orang tua.
d. Anak ingin menyamakan dirinya dengan orang dewasa.
E. Masalah yang Terjadi Pada Masa Puber
1. Masalah Fisik
Hal yang dikhawatirkan adalah bentuk badan yang terlalu gemuk, kurus, pendek,
tinggi. Wajah yang kurang tampan atau cantik.
a) Gemuk dan Kurus
Pada masa ini lazimnya bagi anak-anak sekarang gemuk menjadi permasalahan
dalam hidupnya, sehingga timbullah inisiatif yang sebenarnya merugikan bagi
diri seorang anak. Seperti apa yang dikenal dengan istilah diet kata orang
sekarang, yang salahnya dalam hal ini ialah terkadang anak-anak salam dalam
memahami diet tersebut, sehingga untuk diet anak terkadang menahan-nahan
makan. Inilah yang berbahaya bagi seorang anak, yang diet karena makan yang
tidak teratur sehingga menimbulkan bahaya yang kedua yaitu kurus, juga jadi
masalah dalam kehidupan seorang anak. Jika diet atau kurusnya karena
mengurangi pola makan.
b) Pendek dan Tinggi
Pendek sering mengakibatkan timbulnya cemoohan dari teman-teman seorang
anak, sehingga bahayanya berdampak pada psikologisnya.
2. Masalah Psikologi
Dapat dimengerti bahwa akibat yang luas dari masa puber pada keadaan fisik anak
juga mempengaruhi sikap dan perilku. Namun ada bukti yang menunjukkan bahwa
perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi pada saat ini lebih merupakan akibat
dari perubahan sosial daripada perubahan kelenjar yang berpengaruh pada
keseimbagan tubuh. Semakin sedikit simpati dan pengertian yang diterima anak puber
dari orang tua, kakak-asik, guru-guru dan teman-teman, dan semakin besarnya
harapan sosial pada periode ini, semakin besar akibat psikologis dari perubahan-
perubahan fisik.
Perubahan masa puber terhadap sikap dan perilaku yang paling umum, paling serius,
dan paling kuat seperti dipaparkan dibawah ini.
1. Ingin Meyendiri
Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi anak-anak biasanya menarik diri
dari teman-temannya dan dari berbagai kegiatan keluarga dan sering bertengkar
dengan teman-teman dan anggota keluarga. Gejala menarik diri ini mencakup
ketidakinginan berkomunikasi dengan orang-orang lain.
2. Bosan
Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-
tugas sekolah,kegiatan sosial dan kehidupan pada umumnya. Akibatnya, anak
sedikit sekali bekerja sehingga prestasi diberbagai bidang cenderung menurun.
3. Inkoordinasi
Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan
dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah
pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap.
4. Antagonisme sosial
Anak puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan
menentang. Permusuhan terbuka antara dua jenis kelamin berlainan di ungkapkan
dalam kritik dan komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya
masa puber, anak kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan
lebih sabar kepada orang lain.
5. Emosi yang meninggi
Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis
karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masapuber.
Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah
marahn suasana hati yang negatif sangat sering terjadi selama masa prahaid dan
awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik, ketegangan mulai
berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.
6. Hilangnya kepercayaan diri
Anak-anak yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri, sekarang menjadi kurang
percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dan
karena kritik yang bertubi-tubi dari orang tua dan teman-temannya. Banyak anak
laki-laki dan perempuan setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.
7. Terlalu sederhana
Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi
sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang lain akan
memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk.
Pada umumnya pengaruh masa puber lebih banyak pada anak perempuan dari
pada anak laki-laki, sebagian disebabkan karena anak perempuan biasanya lebih
cepat matang dari pada anak laki-laki dan sebagian karena banyak hambatan-
hambatan sosial mulai di tekankan pada perilaku anak perempuan justru pada saat
anak perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari berbagai pembatasan.
Karena mencapai masa puber lebih dulu, anak perempuan lebih cepat
menunjukkan tanda-tanda perilaku yang mengganggu dari pada anak laki-laki.
Tetapi perilaku anak perempuan lebih cepat stabil dari pada anak laki-laki dan
anak perempuan mulai berperilaku seperti sebelum masa puber.
Sementara itu, akibat psikologis juga timbul karena kebingungan yang berasal dari
harapan sosial orang tua, guru dan orang lainnya. Anak laki-laki dan perempuan
diharapkan berbuat sesuai dengan standar-standar yang pantas untuk usia mereka. Hal
ini relatif mudah kalau pola perilaku mereka terletak pada tingkat perkembangan yang
sesuai. Namun anak yang kematangannya belum siap untuk memenuhi harapan-
harapan sosial menurut usianya cenderung mengalami masalah.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Masa remaja awal atau masa pra puber adalah masa peralihan dari masa anak-anak
menuju masa remaja sebenarnya, dimana seorang anak yang telah besar ini sudah
ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap termasuk kelompok
orang dewasa. Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-
anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Menurut sejumlah ahli
perkembangan, pada anak perempuan pubertas terjadi sekitar usia 10 tahun,
sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada usia sekitar 12 tahun. Batasan usia remaja
awal (pra puber) yang umum digunakan adalah antara umur 12-15 tahun.
Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya pubertas dan
untuk memastikan tahap pubertas tertentu yang telah dicapai adalah haid, basah
malam, bukti yang diperoleh dari analisis kimia terhadap air seni dan foto sinar-X dari
perkembangan tulang.
Ketika seseorang memasuki masa pra puber maka akan terlihat ciri-ciri pada jasmani
maupun rohaninya (kejiwaannya). Ciri-ciri pada masa pra puber terbagi menjadi tiga
yaitu ciri-ciri primer yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Ciri-ciri
sekunder yang berhubungan dengan tanda-tanda jasmaniah yang membedakan antara
laki-laki dan perempuan. Ciri-ciri tersier, yang berhubungan dengan psikologis
(kejiwaan).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/
#h1=id&source=hp&blw=&bih=&q=perkembangan+pra+puber & btn G.
Mujib, Abdul dkk. 2002. Nuansa Nuansa Psikologi Islam. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persana Cetakan ke-2