Asma merupakan salah satu penyakit umum yang diderita oleh banyak orang. Pada tahun 2016, WHO
memperkirakan lebih dari 339 juta orang di seluruh dunia menderita asma. Penyakit ini bahkan
menyebabkan 417.918 kematian di tingkat global. Asma dapat menimbulkan sejumlah gejala yang
berkisar dari ringan hingga berat, sehingga harus dikendalikan agar tak mengancam jiwa. Di sisi lain, ada
pula kekhawatiran pada sebagian orang mengenai apakah asma menular atau tidak.
Asma bukan penyakit menular. Kondisi ini merupakan penyakit kronis pada saluran udara di paru-paru
yang meradang dan menyempit, serta dapat menghasilkan lendir berlebih.Faktor risiko terbesar untuk
mengembangkan penyakit asma adalah terhirupnya zat atau partikel yang dapat memicu reaksi alergi
atau mengiritasi saluran udara.Ketika asma menyerang, lapisan saluran bronkial membengkak dan
menyebabkan saluran udara menyempit sehingga mengurangi aliran udara yang masuk dan keluar dari
paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan beragam gejala, seperti:
esak napas
S
Mengi yang berulang saat mengeluarkan napas
Dada sesak atau nyeri
Pilek atau u yang memperburuk sesak napas dan mengi
Sulit tidur
Kelelahan di siang hari
Berkurangnya tingkat aktivitas.
Gejal-gejala di atas bisa terjadi beberapa kali dalam sehari atau minggu. Gejala yang dirasakan bahkan
dapat memburuk saat melakukan aktivitas sik atau pada malam hari. Selain itu, gejala-gejala ini juga
akan kambuh kembali jika Anda terpapar pemicu asma.
Penyebab asma
Asap tembakau dapat memicu asma
Faktor genetik dan lingkungan dipercaya berperan dalam mengembangkan asma. Di samping itu, ada
pula beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya serangan asma:
ungau debu
T
Bulu hewan peliharaan
Serbuk sari
Asap tembakau
Zat kimia
Polusi udara
Udara dingin
Gairah emosional yang ekstrem, seperti kemarahan atau ketakutan
Latihan sik
Obat-obatan tertentu, seperti aspirin, beta-blocker, dan obat antiradang
nonsteroid
Infeksi saluran pernapasan, misalnya u
Sul t dan pengawet yang ditambahkan ke beberapa jenis makanan atau
minuman, termasuk udang, buah kering, kentang olahan, bir, dan anggur
Penyakit GERD yang membuat asam lambung naik kembali ke
kerongkongan.
Anda harus menghindari faktor-faktor pemicu di atas agar serangan asma tidak kambuh. Selain itu,
mengendalikan faktor-faktor tersebut juga dapat meningkatkan kualitas hidup Anda.
1. Hindari pemicu
Hindarilah pemicu asma. Misalnya, kekambuhan asma Anda akibat debu, bulu binatang atau udara maka
hindarilah pemicu tersebut.
2. Latihan pernapasan
Latihan pernapasan dapat membantu Anda menghirup lebih banyak udara ke dalam dan ke luar paru-
paru. Seiring waktu, teknik ini juga dapat meningkatkan kapasitas paru-paru dan mengurangi gejala asma
yang parah. Dokter dapat membantu Anda mempelajari latihan pernapasan untuk asma.
3. Bronkodilator
Bronkodilator bekerja dalam beberapa menit untuk mengendurkan otot yang mengencang di sekitar
saluran udara. Obat ini tersedia sebagai inhaler atau nebulizer. Obat-obatan ini hanya digunakan untuk
membantu Anda bernapas kembali dengan cepat jika terjadi gejala atau serangan asma. Cobalah duduk
tegak saat menggunakan inhaler atau nebulizer. 2-6 isapan obat akan membantu meringankan
gejala. Akan tetapi, jika gejala terus berlanjut selama lebih dari 20 menit dan penggunaan bronkodilator
untuk kedua kalinya tidak membantu, segera cari bantuan medis darurat.
Antiradang
Kortikosteroid dan obat antiradang lainnya dapat membantu mengurangi pembengkakan dan produksi
lendir di saluran udara sehingga membuat Anda lebih mudah untuk bernapas.
Antikolinergik
Obat ini membantu menghentikan otot-otot menegang di sekitar saluran udara. Biasanya diminum setiap
hari dalam kombinasi dengan obat antiradang.