Anda di halaman 1dari 4

BLEFARITIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2

KEPALA UPTD PUSKESMAS


UPTD PUSKESMAS
Hj. EMYATUN, SKM
PUGUNG RAHARJO
NIP.19660411 198603 2 004

1. Pengetian Blefaritis adalah radang pada tepi kelopak mata (margo palpebra) yang dapat disertai
terbentuknya ulkus dan dapat melibatkan folikel rambut.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Agar petugas dapat memahami dan
memberikan pengobatan yang tepat pada pasien blefaritis.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No 441/01/pkm Pg R/VI/2016 Tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Permenkes No. 5 tahun 2014
1. Petugas memanggil nama pasien
2. Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medic.
3. Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah terdapat keluhan berupa:
a. Gatal pada tepi kelopak mata.
b. Rasa panas pada tepi kelopak mata.
c. Merah/hiperemis pada tepi kelopak mata.
d. Terbentuk sisik yang keras dan krusta terutama disekitar bulu mata
e. Kadang disertai kerontokan bulu mata (madarosis), putih pada bulu mata
(poliosis) dan trikiasis.
f. Dapat keluar sekret yang mengering selama tidur, sehingga ketika bangun
kelopak mata sukar dibuka.
4. Petugas menanyakan faktor resiko, seperti:
a. Kelainan kulit, misalnya dermatitis seboroik.
b. Higiene personal dan lingkungan yang kurang baik.
5. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign.
6. Petugas melakukan pemeriksaan klinis:
 Skuama atau krusta pada tepi kelopak
 Bulu mata rontok
 Dapat ditemukan tukak yang dangkal pada tepi kelopak mata
 Dapat terjadi pembengkakan dan merah pada kelopak mata
 Dapat terbentuk krusta yang melekat erat pada tepi kelopak mata. Jika krusta
5. Prosedur dilepaskan, bisa terjadi perdarahan.
7. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik
apakah terdapat tanda patognomosis.
8. Petugas memberikan farmakoterapi berdasarkan keluhan, berupa :
a. Non-medikamentosa
 Membersihkan kelopak mata dengan lidi kapas yang dibasahi air
hangat
 Membersihkan dengan shampo atau sabun
 Kompres hangat selama 5-10 menit.
b. Medikamentosa
Apabila ditemukan ulkus pada kelopak mata, dapat diberikan salep atau tetes
mata antibiotik hingga gejala menghilang.
9. Petugas mengedukasi pasien:
 Memberikan informasi kepada pasien bahwa kulit kepala, alis mata, dan
tepi palpebra harus selalu dibersihkan terutama pada pasien dengan
dermatitis seboroik
 Memberitahu pasien dan keluarga untuk menjaga higiene personal dan
lingkungan
10. Pasien dengan blefaritis perlu dirujuk ke layanan sekunder bila terdapat minimal
satu dari kelainan dibawah ini:
 Tajam penglihatan menurun
 Nyeri sedang atau berat
BLEFARITIS
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
UPTD PUSKESMAS Halaman :2/2
PUGUNG RAHARJO
 Kemerahan yang berat atau kronis
 Terdapat keterlibatan kornea
 Episode rekuren
Tidak respon terhadap terapi
11. Petugas menulis resep atau rujukan (bila diperlukan).
12. Petugas menyerahkan resep atau rujukan kepada pasien
13. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, diagnose dan terapi kedalam rekam medic
pasien
14. Petugas menandatangani rekam medic
15. Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan.

Perawat memanggil sesuai


dengan nomor urut

Perawat menganamnesa
pasien

Perawat memeriksa tanda


tanda vital pasien
Perawat menulis diagnosa &
terapi dalam buku registeresep

Dokter melakukan
pemeriksaan fisik
6. Bagan Alir
Dokter menegakkan
diagnosis
Pearawat menulis diagnosa &
terapi dalam RM

Dokter menuliskan resep

Dokter melakukan KIE

Pasien meletakkan resep di apotek


resep

7. Hal-hal yang perlu Resep ditulis sesuai dengan obat yang ada diapotek
diperhatikan
8. Unit terkait Pendaftaran, Poli Umum, Laboratorium, Apotek, Rekam Medik
9. Dokumen terkait Rekam medik, Buku Register
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

10. Rekaman histori


perubahan

Halaman :
MONITORING KEPATUHAN Disahkan oleh
Kepala Puskesmas
TERHADAP SOP
No. Kode :
Terbitan :

DAFTAR No. Revisi :


TILIK Tgl. Mulai :
UPTD PUSKESMAS Hj. EMYATUN, SKM
Berlaku :
PUGUNG RAHARJO NIP.19660411 198603 2 004
Halaman : 2 halaman

Nama petugas :……………………………………………………………………………………………


Tanggal pelaksanaan :…………………………………………………………………………………………….

NO LANGKAH KEGIATAN YA TIDAK


1. Apakah Petugas memanggil nama pasien

2. Apakah Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medic.


3. Apakah Petugas melakukan anamnesa pada pasien apakah terdapat keluhan berupa:
 Gatal pada tepi kelopak mata.
 Rasa panas pada tepi kelopak mata.
 Merah/hiperemis pada tepi kelopak mata.
 Terbentuk sisik yang keras dan krusta terutama disekitar bulu mata
 Kadang disertai kerontokan bulu mata (madarosis), putih pada bulu mata
(poliosis) dan trikiasis.
 Dapat keluar sekret yang mengering selama tidur, sehingga ketika bangun kelopak
mata sukar dibuka.
4. Apakah Petugas menanyakan faktor resiko, seperti:
 Kelainan kulit, misalnya dermatitis seboroik.
 Higiene personal dan lingkungan yang kurang baik.
5. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan vital sign.
6. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan klinis:
 Skuama atau krusta pada tepi kelopak
 Bulu mata rontok
 Dapat ditemukan tukak yang dangkal pada tepi kelopak mata
 Dapat terjadi pembengkakan dan merah pada kelopak mata
 Dapat terbentuk krusta yang melekat erat pada tepi kelopak mata. Jika krusta
dilepaskan, bisa terjadi perdarahan.
7. Apakah Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik apakah terdapat tanda patognomosis.
8. Apakah Petugas memberikan farmakoterapi berdasarkan keluhan, berupa :
a. Non-medikamentosa
 Membersihkan kelopak mata dengan lidi kapas yang dibasahi air hangat
 Membersihkan dengan shampo atau sabun
 Kompres hangat selama 5-10 menit.
b. Medikamentosa
Apabila ditemukan ulkus pada kelopak mata, dapat diberikan salep atau tetes
mata antibiotik hingga gejala menghilang.
9. Apakah Petugas mengedukasi pasien:
 Memberikan informasi kepada pasien bahwa kulit kepala, alis mata, dan tepi
palpebra harus selalu dibersihkan terutama pada pasien dengan dermatitis
seboroik
 Memberitahu pasien dan keluarga untuk menjaga higiene personal dan
lingkungan
10. Apakah Pasien dengan blefaritis perlu dirujuk ke layanan sekunder bila terdapat
minimal satu dari kelainan dibawah ini:
 Tajam penglihatan menurun
 Nyeri sedang atau berat
 Kemerahan yang berat atau kronis
 Terdapat keterlibatan kornea
 Episode rekuren
 Tidak respon terhadap terapi
11. Apakah Petugas menulis resep atau rujukan (bila diperlukan).
12. Apakah Petugas menyerahkan resep atau rujukan kepada pasien
13.

14. Apakah Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, diagnose dan terapi kedalam rekam
medic pasien
15. Apakah Petugas menandatangani rekam medic
16. Apakah Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan

Coliance rate (CR) :…………………%

……………………………………………

Pelaksana/auditor

………………………………………….....

NIP:……………………………………….

Anda mungkin juga menyukai