1
REFLECTIVE LEARNING
A. Penjabaran Pengalaman
2
melahirkan (Medforth et al., 2013)terapi lemon memiliki kandungan yang dapat
membunuh bakteri meningokokus, bakteri typus, memiliki efek anti jamur, dan
efek untuk menetralisir bau yang tidak menyenangkan,nserta menghasilkan efek
anti cemas, anti depresi, anti stress, dan untuk mengangkat dan memfokuskan
pikiran (Saridewi, 2018) aromaterapi lemon terbukti memiliki efek
menguntungkan pada emesis gravidarum. Menurut penelitian (Kia, 2018)
frekuensi emesis gravidarum turun selama empat hari menggunakan aromaterapi
lemon inhalasi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Erick et al
wanita hamil yang menggunanakan aromaterapi lemon untuk meredakan mual
muntahnya sangat efektif ketika mereka menggunakan aromaterapi lemon
tersebut. Menurut (Rofiah, 2019) ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum
setelah diberikan aromaterapi lemon megalami penurunan frekuensi mual
muntah yang dialaminya dengan kata lain penggunaan aromaterapi lemon sangat
efektif untuk menekan emesis gravidarum. berdasarkan hasil penelitian lemon
inhalasi aromaterapi dapat menurunkan frekuensi mual muntah pada ibu hamil
trimester 1 (Journal stikim, 2018).
Saya sedang berusaha membantu ibu hamil tersebut untuk mengatasi
emesis gravidarum yang dialaminya dengan menggunakan aromatherapy lemon
inhalasi. Berdasarkan teori dan jurnal yang ada aromaterapi lemon sangat efektif
dalam menekan kasus emesis gavidarum yang dialami oleh ibu hamil. Oleh
karena itu Saya harus terus berusaha memperluas wawasan saya tentang cara
mengatasi emesis gravidarum sehingga ketika saya menemukan ibu hamil yang
mengalami emesis gravidarum saya dapat membantunya.
3
sebagian besar komplikasi obstetric yang mengancam jiwa bisa diprediksi atau
dicegah.
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) ANC merupakan prosedur
rutin yan dilakukan oleh tenaga keshatan dalam membinasuatu hubungan dalam
proses pelayanan pada ibu hamil untukmmempersiapkan persalinan.
ANC Yang baik dan efektif sesuai SOP akan membantu usaha untuk
menurunkan AKI Dan AKB
A.Meningkatkan fektifitas ANC
Untuk itu perlu kita pahami tujuan ANC yaitu:
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik mental ibu dan bayi
dengan memberikan penddikan engenainutrisi kebersihan diri da proses
persalinan
2. Mendetesi dan menatalaksana komplikasi medus bedah ataupun obstetric
selama kehamilan
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapakan menghadapi
komplkasi
4. Membantu menyiapkan ibu untuenyusu degan sukses menjalankan nifas
normal dan meraat anak secara fisik,psikologis dan social
B. Adapun ANC akan efektif apabila meliputi hal2 sebagai berikut :
1. Asuhan diberikan oleh tenaga professional secara berkesinambungan
2. Persipan persalinan yang baik dengan memperkirakan komplikasi
3. Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit ( tetanus
toxoid,suplemen gizi pencegahana komsumsi alcohol dll) Mendeteksi
dini komplikasi serta perawatan penyakit yang diderita bumil (HIV<
spilis Tuberkolosis Hepatitis penyakit medis laiinnya Hipertensi DM dll
C. Asuhan ANC secara Tradisional
Seperti dalam asuhan antenatal, sebelum dikenal adanya asuhan
berdasarkan evidence based, asuhan yang diberikan berdasarkan tradisional.
Asuhan yang banyak berkembang saat ini sebenarnya berasal dari model yang
berkembang di Eropa pada awal decade abad ini. Lebih mengarah ke ritual
4
dari pada rasional. Biasanya asuhan ini lebih mengarah ke frekuensi dan
jumlah dari pada terhadap unsur yang mengarah kepada tujuan yang essensial.
D. Pentingnya deteksi penyakit dan bukan penilaian/pendekatan resiko
Pendekatan resio yang mempunyai rasionalisasi bahwa asuhan
antenatal adalah melakukan screening untuk memprediksi faktor-faktor risiko
untuk memprediksi suatu penyakit, tapi berdasarkan hasil studi di zaire
membuktikan bahwa 71% persalinan macet tidak bisa diprediksi, 90% ibu
yang diidentifikasi berisiko tidak pernah mengalami komplikasi dan 88% dari
wanita yang mengalami perdarahan pasca persalinan tidak memiliki riwayat
yang prediktif. Pendekatan risiko mempunyaai nilai prediksi lebih buruk, Oleh
karena itu tidak dapat membedakan mereka yang akan mengalami dan yang
mengalami komplikasi, juga keamanan palsu oleh karenan banyak ibu yang
dimasukkan dalam risiko rendah mengalami komplikasi, namun mereka tidak
pernah mendapat informasi mengenai komplikasi kehamilan dan cara
penangananya. Bila terpaku pada ibu risiko tinggi maka pelayanan pada
wanita hamil yang sebetulnya bisa berisiko akan terabaikan. Dapat dikatakan
bahwa setap wanita hamil mempunyai risiko untuk mengalami komplikasi dan
harus mempunyai akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas. Bahwa
wanita yang digolongkan dalam risiko rendah bisa saja mengalami
komplikasi.
Jadi pendekatan risiko bukan merupakan strategi yang efesien
atatupun efektif untuk menurunkan angka mortalitas ibu karena:
1. Factor risiko tidak dapat memperkirakan komplikasi, biasanya bukan
penyebab langsung terjadinya komplikasinya.
2. Apa yang akan anda lakukan bila mengidentifikasi pasien risiko tinggi dan
apa yang harus dilakukan pada pasien dengan resiko rendah?
3. Mortalitas ibu relative rendah pada populasi yang berisiko (semua wanita
dalam usia subur). Factor risiko tersebut bukan merupakan indicator yang
baik dimana para ibu mungkin akan mengalami kompliksi.
5
4. Mayoritas ibu yang mengalami komplikasi dianggap berisiko rendah
sebagian besar ibu yang dianggap berisiko rendah melahirkan bayinya
tanpa komplikasi.
5. Setiap wanita hamil berisiko mengalami komplikasi dan harus mempunyai
akses terhadap asuhan ibu bersalin yang berkualitas sehingga pendekatan
risiko tidak efektif.
6. Bahkan wanita berisiko rendah pun bisa mengalami komplikasi.
7. Tidak ada jumlah penapisan yang bisa membedakan wanita mana yang
akan membutuhkan asuhan kegawat daruratan dan mana yang tidak
memerlukan asuhan tersebut.
Atas dasar itu dianjurkan untuk memberikan intervensi yang
berorientasi pada tujuan yang akan memberikan kerangka asuhan antenatal
yang efektif meliputi:
a. Deteksi dini penyakit.
b. Konseling dan promosi kesehatan.
c. Persiapan persalinan.
d. Kesiagaan menghadapi komplikasi (birth preparedness,
complicationreadiness).
Permaslahan dengan pendekatan risiko:
1) Mempunyai nilai prediksi yang buruk dan tidak bisa membedakan ibu
yang akan mengalami komplikasidan yang tidak.
2) Memakai sumber daya yang jarang didapat – banyak ibu yang
dimasukkan ke dalam kelompok “risiko tinggi” tidak pernah
mengalami komplikasi tetapi memakai suber daya yang jarang
didapat.
3) Keamanan palsu – banyak ibu yang dimasukkan dalama kelompok
“risiko rendah” mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu
bagaimana cara mengetahui atau cara menganggapi komplikasi
tersebut.
6
C. Kesimpulan
Tujuan dari ANC adalah :
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik mental ibu dan bayi dengan
memberikan penddikan engenainutrisi kebersihan diri da proses persalinan
2. Mendetesi dan menatalaksana komplikasi medus bedah ataupun obstetric
selama kehamilan
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapakan menghadapi
komplkasi
4. Membantu menyiapkan ibu untuenyusu degan sukses menjalankan nifas
normal dan meraat anak secara fisik,psikologis dan social
Dari pembahasan diatas, antara penalaman dengan teori yang ada dapat
disimpulkan bahwa penanganan terhadap Emesis Gravidarum pada ibu hamil
trimester I dapat dilakukan dengan beberapa cara. Bisa dengan cara medis
menggunakan medika mentosa/obat-obatan, atau bisa menggunakan asuhan
komplementer yaitu dengan penggunaan aromatherapy lemon.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
Saridewi, W. (2018). Pengaruh Aromaterapi Lemon terhadap Emesis Gravidarum di
Praktik Mandiri Bidan Wanti Mardiwati. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol 17 (03
Sastrawinata, S. 2005. Obstetri Patologi. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo