Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integrital dari pembanguanan

nasional yang bertujuan mewujudkan derajat kesehatan optimal seperti telah

diamanahkan dalam mukadim undang-undang dasar 1945 (UUD 1945). Pembangunan

kesehatan pada dasarnya menyangkut kehidupan fisik, mental, social budaya dan

ekonomi yang dalam perkembangannya telah mengalami orientasi, baik tata nilai maupun

pemikiran terutama mengenai upaya pemecahan masalah kesehatan, termasuk kesehatan

reproduksi (kespro) dan keluarga berencana (KB) seperti yang tercantum pada bagian

keenam dan ketujuh dalam undang-undang No.36 tahun 2009 Tentang kesehatan.

Selanjutnya pada pasal 23 Undang –Undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Jenis

tenaga kesehatan dijabarkan pada pasal 11 Undang-Undang No.36 tahun 2014 tentang

tenaga kesehatan, yang menyebutkan bahwa jenis tenaga kesehatan terdiri dari 13 jenis

tenaga kesehatan, yang salah satunya tenaga kebidanan. Pasal 11 ayat 5 menjelaskan

bahwa dalam kelompok tenaga kebidanan adalah bidan.

Bidan adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan program pendidikan

kebidanan baik didalam negeri maupun diluar negeri yang diakui secara sah oleh

pemerintah pusat dan telah memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik kebidanan,

yang telah dijelaskan dalan Undang-undang No.4 Tahun 2019. Tenaga bidan

melaksanankan pelayanan kebidanan sebagai subsistem dari pelayanan kesehatan.

Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB salah satunya dengan asuhan kebidanan

berkesinambungan sehingga komplikasi selama kehamilan sampai nifas dapat terdeteksi

sedini mungkin. Asuhan kebidanan berkesinambungan merupakan suatu asuhan yang


berkualitas yang diberikan secara continuity of care oleh seorang bidan terhadap

klien/pasien mulai dari masa prakonsepsi, masa kehamilan, persalinan, nifas dan KB

berdasarkan standar asuhan kebidanan yang diberikan yang dapat dilakukan secara

mandiri, kolaborasi, atau rujukan dalam upaya menjaga kesehatan ibu secara fisik dan

psikologis serta deteksi dini komplikasi dan penyulit yang memerlukan tindakan segera.

Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang kesehatan dan Permenkes No.28

Tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, Mengamanatkan agar

setiap tenaga kesehatan, khususnya bidan yang menjalankan praktik, wajib memiliki

Surat Tanda Registrasi (STR) yang berlaku selama 5 tahun. Bidan yang akan

menjalankan praktik dan /atau pekerjaan keprofesiannya harus kompeten yang dibuktikan

dengan sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi. Sesuai Undang – Undang N0.36

tahun 2014 pasal 46 bahwa setiap tenaga kesehatan yang menjalankan praktik di bidang

kesehatan harus memiliki izin dalam bentuk Surat Izin Praktik Bidan (SIPB), sebagai

bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada bidan yang akan menjalakan praktik

kebidanan setelah memenuhi persyaratan. Untuk mendapatkan SIPB, syaratnya adalah

STR yang masih berlaku.

Sebagai seorang pemberi layanan kesehatan bidan harus dapat melaksanakan

pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan

berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola segala sesuatu tentang kliennya

sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di

perlukan pemahaman mengenai dasar-dasar manajemen dan perencanaan

pengorganisasian dalam pelayanan kebidanan sehingga pelayanan yang diberikan

berkualitas.
Menurut Yuki (2010) dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses

pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan

kepada klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan

pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.

Perencanaan adalah suatu proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan,

menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya. Perencanaan akan

memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan

dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan

merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Di

bidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk menumbuhkan,

merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan kebutuhan dan

sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan

menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut (Stoner

dan Freeman, 2012).

Berdasarkan hal diatas, setelah memenuhi persyaratan secara administrasi

berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam membuat Tempat Praktek Mandiri

BIdan (TPMB), yang telah memiliki STR dan SIPB serta lahan praktek yang memadai

sesuai standar, maka penulis akan mempaparkan managemen kebidana dalam

pengelolaan tempat Praktek mandiri bidan di TPMB Bidan “I”. Adapun pertama kali

berdiri TMB Bidan “I” pada tahun 2014, menjalankan prakteknya dengan mengacu pada

kode etik bidan secara global.


1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan penulisan makalah ini agar penulis memahami tentang membuat
manajemen Kebidanan dalam pengelolaan Tempat Praktek mandiri Bidan Sesuai
Standar.

1.2.1 Tujuan Khusus


a. Memahami tentang manajemen pengelolaan pelayanan kebidanan berbasis
fasilitas pelayanan di TPMB Bidan I Tahun 2023
b. Memahami tentang perencanaan pengelolaan pelayanan kebidanan berbasis
fasilitas pelayanan di TPMB Bidan I Tahun 2023
c. Mampu melalukan perencanaan pengelolaan pelayanan kebidanan berbasis
fasilitas pelayanan di TPMB Bidan I Tahun 2023
d. Mampu melakukan evaluasi terhadap perencanaan pengelolaan pelayanan
kebidanan berbasis fasilitas pelayanan di I Tahun 2023

1.3 Manfaat

1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan manajemen Kebidanan
dalam pengelolaan Tempat Praktek mandiri Bidan Sesuai Standar.
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat dijadikan bahan evaluasi bagi klinik dalam melakukan manajemen kebidanan
dalan pengelolaan pelayanan Tempat Praktek mandiri bidan yang sesuai standar.dan
pelayanan komplementer agar mampu melakukan manajemen pelayanan yang lebih
baik dan sesuai dengan prosedur pelayanan.
3. Bagi Lembaga Institusi Pendidikan
Menambah bahan refensi buku untuk mahasiswa tentang manajemen
pengelolaan pelayanan berbasis fasilitas pelayanan dan mampu mengembangkan nya.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep dan Prinsip Manajemen Secara Umum

2.1.1. Definisi Manajemen

Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done). Manajemen adalah

mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan, kemudian menyelesaikannya. Manajemen adalah

menentukan tujuan dahulu secara pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju)

dan mencapainya. Sebenarnya, kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagemen,

yang memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur”. Berikut ini beberapa definisi manajemen

secara umum menurut beberapa ahli :

a. G.R. Terry : Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan

organisasional atau maksud maksud yang nyata.

b. Hilman: Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain

dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.

c. c. Ricky W. Griffin: Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara

efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan

perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,

terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.


d. d. Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian,

penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

e. e. William H. Newman: Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan

memperoleh hasil tertentu melalui orang lain.

f. f. Renville Siagian: Manajemen adalah suatu bidang usaha yang bergerak dalam bidang

jasa pelayanan dan dikelola oleh para tenaga ahli terlatih serta berpengalaman.

g. g. Prof. Eiji Ogawa: Manajemen adalah perencanaan, pengimplementasian dan

pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk sistem pembuatan barang yang dilakukan oleh

organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja

yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.

h. h. Federick Winslow Taylor: Manajemen adalah suatu percobaan yang sungguhsungguh

untuk menghadapi setiap persoalan yang timbul dalam pimpinan perusahaan (dan

organisasi lain) atau setiap sistem kerjasama manusia dengan sikap dan jiwa seorang

sarjana dan dengan menggunakan alat-alat perumusan.

i. i. Henry Fayol: Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu, merancang,

mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Lyndak F. Urwick:

Manajemen adalah Forecasting (meramalkan), Planning (perencanaan), Organizing

(pengorganisiran), Commanding (memerintahkan), Coordinating (pengkoordinasian) dan

Controlling (pengontrolan). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama

melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya. Secara umum manajemen juga

dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengajarkan tentang proses untuk
memperoleh tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan sejumlah orang atau

sumber milik organisasi.

2.1.2 Teori-teori manajemen

a. Teori manajemen ilmiah ( Scientific Management Theory ) Teori mengatakan

bahwa manager pada tingkat bawah sangat penting, karena berhubungan langsung

dengan proses produksi, dan menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi

mencapai target yang ditentukan (Frederick W. Taylor )5.

b. b. Teori administratif ( Administratif Theory) Teori ini menganggap yang penting

adalah organisasi pada tingkat teratas, karena segala sesuatu dapat berjalan

dengan baik jika para manajer dapat manajer dapat menggerakkan organisasi

sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen.

c. c. Teori motivasional ( motivational Theory ) Teori ini mengatakan bahwa efektif

manajer adalah seseorang yang dapat memotivasi stafnya untuk bekerja lebih baik

dengan memperhatikan staf tersebut.

d. d. Teori situasional ( Situational Theory ) Teori ini berdasarkan pada asumsi dasar

untuk melakukan motivasi pada seseorang untuk melakukan pekerjaan, yang

berhubungan dengan :

1) Pencapaian tujuan yang diharapkan.

2) Kepuasan pribadi

3) 3) Reward

2.1.3. Prinsip-prinsip manajemen

a. Efisiensi Efisiensi adalah bagaimana mencapai akhir dengan hanya

menggunakan sarana yang perlu, atau dengan menggunakan sarana sesedikit


mungkin. Efisiensi adalah ukuran mengenai hubungan antara hasil yang dicapai

dan usaha yang telah di keluarkan (misalnya oleh seorang tenaga kesehatan).

b. Efektivitas Efektivitas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah

tercapai, efektivitas merupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh

manajemen.

c. Rasional dalam mengambil keputusan Pengambilan keputusan yang rasional

sangat diperlukan dalam proses manajemen. Keputusan merupakan suatu pilihan

dari dua atau lebih tindakan. Dalam istilah manajemen, pengambilan keputusan

merupakan jawaban atas pertanyaan tentang perkembangan suatu kegiatan.

2.2 MANAJEMEN KEBIDANAN

Berdasarkan uraian di atas mengenai konsep manajemen secara umum kami akan membahas

bagaimana manajemen kebidanan manajemen kebidanan kaitannya dengan peran dan fungsi

seorang bidan di dalam prakteknya secara professional, dituntut tanggungjawab manajerial yang

bermutu. Untuk itu metode ilmiah akan dapat dilakukan bila telah memahami betul teknik –

teknik manajemen yang adekuat. Artinya di dalam prakteknya yang penuh tanggungjawab itu

dilakukan menggunakan teori-teori dan prinsip manajemen , yang telah diakui secara nasional

maupun internasional. Dengan perkataan lain, bidan praktek telah menggunakan manajemen

kebidanan yang adekuat dalam memberikan asuhan kebidanan pada kliennya.

2.2.1 Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis dalam member

asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.

Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam
memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.

Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode

untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan,

keterampilan suatu keputusan yang berfokus pada klien. Pengertian manajemen kebidanan

menurut beberapa sumber :

a. Menurut buku 50 tahun IBI, 2007 Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang

digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis

mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

b. Menurut Depkes RI, 2005 Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan

pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan

asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

c. Menurut Helen Varney (1997) Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah

yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan dalam rangkaian tahapan

yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.


A. Bidan Praktek Mandiri

Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di bidang


kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang yang menjalankan praktek harus memiliki
Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan
atau program. (Imamah, 2012)
Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk menjalankan
prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat obatan. Namun pada
kenyataannya BPM sekarang kurang memperhatikan dan memenuhi kelengkapan praktek
serta kebutuhan kliennya. Di samping peralatan yang kurang lengkaptindakan dalam
memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat dengan klien. Sehingga masyarakat
berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan praktek mandiri tersebut kurang memuaskan.
(Rhiea,2011). Menurut Permenkes nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan
praktik bidan, Bidan memiliki kewenangan untuk meberikan pelayanan kesehatan ibu,
pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana.

B. Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri

Standarisasi Tempat Praktek Mandiri bidan yang harus dipenuhi

a. Papan petunjuk pelayanan papan nama bidan memuat :

Nama,nomor STRB,Nomor SIPB,ukuran 60x90 cm dengan warna dasar putih

dan tulisan Hitam


b. Alur Pelayanan : Ruang Tunggu,Ruang Periksa dan Konseling,Ruang

Bersalin,Ruang Nifas,WC/Kamar Mandi,dan Pencegahan Infeksi

c. Jadwal Kebersihan Harian dan Mingguan

d. Arsip Laporan (Puskesmas dan IBI)

e. Dokumentasi

 Kesehatan Ibu dan KB

1) Buku Pendaftaran

2)

3) Buku Kunjungan KIA dan KB

4) Buku Register Ibu Hamil dan KB

5) Kartu Bantu Ibu Hamil dan KB

6) Buku Pink KIA dan Kartu akseptor KB

7) Formulir Rujukan kehamilan dan KB

8) Surat Keterangan Hamil

9) Formulir Inform Consent

10) Formulir Surat Permohonan Cuti Bersalin

11) Buku Kohort Ibu

12) Formulir Laporan Ibu hamil dan KB

 Kesehatan Anak

1) Buku Register Bayi

2) Kartu Bantu Imunisasi Bayi

3) Buku Kunjungan bayi


4) Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Bayi

5) Buku Kohort Bayi

6) Formulir Laporan Imunisasi

 Persalinan dan Nifas

1) Buku Register Persalinan

2) Formulir Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin

3) Formulir Inform Consent Perawatan dan Tindakan

4) Formulir Surat Pernyataan Pasien

5) Formulir surat Penolakan Tindakan Medis

6) Formulir Surat Pernyataan Bersedia IMD

7) Formulit Partograf

8) Fornulir Rujukan Maternal dan Neonatal

9) Formulir penolakan Rujukan Pasien

10) Formulir Surat Kematian

11) Buku Kunjungan Ibu Nifas dan Bayi

 Administrasi

1) Kantong Persalinan

2) Formulir Perincian Biaya Persalinan

3) Buku keuangan harian

4) Buku Keuangan Bulanan

5) Buku Stock Obat Obatan

6) Buku Inventaris Barang

7) Buku Catatan Labolaturium


8) Buku Permintaan Vaksin

9) Surat Pemesanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

f. Poster

1) Ruang Tunggu : Kawaasan Tanpa Rokok,HIV Aids,Perkembangan

Janin,Rujuk Ibu,tumbuh kembang anak,tips hidup sehat,3M

2) Ruang Periksa : Tanda Bahaya dalam kehamilan,Perkembangan

Janin,Tumbuh Kembang anak,Imunisasi Dasar,Sistem

Reproduksi,Pengukur Tinggi Badan,poster Pengukur Tinggi Badan.

3) Ruang Bersalin :APN,Posisi Mengedan,Anapilatik

Syok,IMD,Tatalaksana Atonia Uteri,Rujuk ibu,Penatalaksaan kala

II,Posisi Mengedan,Doa dipermudah Melahirkan,table Downe

Score,Pemberian untuk Preklamsia dan eklamsia,Manajemen Bayi Aru

Lahir Dengan Asfiksia.

4) Ruang Pencegahan Infeksi: Cuci Tangan Yang Efektif,Pembuatan

Larutan Klorin 0,5%,Proses Peralatan Bekas pakai atau Sterilisasi .

5) Ruang Nifas : Asi Ekslusif,Posisi Menyusui yang Benar,Tanda

Bahaya Ibu Nifas,Senam Hamil

g. Sarana dan Prasarana

 Fasilitas Fisik

1) Ruang Praktek memiliki sirkulasi dan ventilasi udara serta cahaya yang

cukup

2) Ruang Tunggu menggunakan Kursi


3) Hubungan antara ruang ditata sedemikian rupa supaya terlihat

baik,aman,bersih dan rapih

4) Tempat cuci tangan menggunakan air mengalir diruang bersalin

5) WC menggunakan air mengalir

6) Terdapat tempat sampah medis dan non medis

 Perlengkapan/peralatan dasar

1) Meja pendaftaran

2) Tensi meter

3) Stetoscop

4) Timbanga dewasa dan Timbangan bayi

5) Pita LILA

6) Temperatur gun

7) Pengukur tinggi badan

8) Metlin

9) Doppler

10) Meja Tempa periksa

11) Oksigen

12) Tiang Infus

13) Tempat resusitasi Bayi

14) Peralatan asuhan BBL

15) Lampu sorot

16) Emergency Set

17) MgSo4
18) Obat abapilatik syock

19) Alat pemeriksaa laboraturium sederhana

20) Reflex patella

21) Kulkas Vaksin

22) Sterilisator

23) Alat rebus

 Peralatan dan pecegahan Infeksi

1) Wastafel

2) Bahan habis pakai

3) Cairan Disinfektan

4) APD,Schoort,kacamata,face shiled

5) Sarung tangan karet

6) Safety Box dan tempat sampah

7) Alat sterilisasi

h. Pengamatan dan Konseling

1) Teknik konseling

2) Penggunaan Alat Bantu/Peraga

3) Poster

4) Penggunaan rekam medik

i. Pengamatan Pelayanan

2) Klien baru atau lama

j. Penapisan Medis

k. Asuhan Kebidanan
a) ANC

b) INC

c) PNC

d) BBL

D. Kelengkapan Administrasi, Peralatan, Sarana, Dan Prasarana Bidan Praktek Swasta

1. ADMINISTRASI B. PERALATAN STERIL


a) Memiliki papan nama bidan praktek swasta - Klem pean
b) Mempunyai SIPB dan masih berlaku - Klem kocher
c) Ada visi dan misi - Korentang
d) Ada falsafah - Gunting tali pusat
e) Memiliki buku standar pelayanan kebidanan - Gunting benang
f) Ada buku pelayanan KB - Gunting episiotomy
g) Ada buku standar pelayanan kebidanan - Kateter karet / metal
neonatal - Pinset anatomis
h) Ada buku register pasien - Pinset chirurgic
i) Ada format catatan medic - Speculum vagina
- Mangkok metal kecil
- Pengikat tali pusat
- Pengisap lendir
- Tampon tang dan tampon
vagina
- Pemegang Jarum
- Jarum kulit dan otot
- Sarung tangan
- Benang suter + catgut
- Doek steril
2. PERALATAN DAN OBAT-OBATAN C. BAHAN HABIS PAKAI
A. PERALATAN TIDAK STERIL - Kapas
- Tensimeter - Kain kasa
- Stetoskop biokuler - Plester
- Stetoskop monokuler - Handuk
- Timbangan dewasa - Pembalut wanita
- Timbangan bayi D.FORMULIR YANG
- Pengukuran panjang bayi DISEDIAKAN
- Thermometer - Formulir Informed Consent
- Oksigen dalam regulator - Formulir ANC
- Ambu bag dengan masker resusitasi - Partograf
(ibu+bayi) - Formulir persalinan / nifas dan
- Penghisap lendir KB
- Lampu sorot - Formulir rujukan
- Penghitung nadi - Formulir surat kelahiran
- Sterilisator - Formulir permintaan darah
- Bak instrument dengan tutup - Formulir kematian
- Reflek Hammer E. OBAT-OBATAN
- Alat pemeriksaan Hb (Sahli) - Roborantia
- Set pemeriksaan urine (protein + reduksi) - Vaksin
- Pita pengukur - Syok anafilak
- Plastik penutup instrument steril - - Adrenalin 1:1000
- Sarung tangan karet untuk mencuci alat - - Anti histamine
- Apron / celemek - - Hidrokortison
- Masker - - Aminophilin 230 mg / 10ml
- Pengaman mata - - Dopamine
- Sarung kaki plastik - Sedatife
- Infus set - Antibiotik
- Standar infuse - Uterotonika
- Semprit disposable - Antipiretika
- Tempat kotoran / sampah - Koagulantika
- Tempat kain kotor - Anti kejang
- Tempat plasenta - Glyserin
- Pot - Cairan infuse
- Piala ginjal / bengkok - Obat luka
- Sikat, sabun dan tempatnya - Cairan desinfektan
- Kertas lakmus - Obat penanganan asphiksia pada BBL
- Semprit glyserin
- Gunting verband ASUHAN BAYI ROOMING-IN /
- Spateln lidah RAWAT GABUNG
- IUD kit MEDIA PENYULUHAN
- Implant kit KESEHATAN
- Covis a. Ada poster di dinding
- Suction Pesan-pesan ASI Ekslusif
- Gergaji implant Pesan Immunisasi
Pesan Vitamin A
Persalinan
Tanda Bahaya
b. Ada leaflet e. Dapur
c. Ada booklet f. Kamar mandi
d. Ada majalah bidan g. Ruang cuci pakaian/alat
e. dan lainnya h. Ruang tunggu
5. SARANA i. Wastafel
a. Rumah terbuat dari tembok j. Tempat sampah
b. Lantai keramik h. Tempat parkir
c. Ruang tempat periksa
d. Ruang perawatan

A. Pelayanan Yang Diberikan Pada Bidan Praktek Mandiri


Dalam bidan praktek mandiri memberikan pelayanan yang meliputi :
1.         Penyuluhan Kesehatan
2.         Konseling KB
3.         Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara)
4.         Asuhan Persalinan
5.         Perawatan Nifas (senam nifas)
6.         Perawatan Bayi
7.         Pelayanan KB ( IUD, AKBK, Suntik, Pil )
8.         Imunisasi ( Ibu dan Bayi )
9.         Kesehatan Reproduksi Remaja
10.      Perawatan Pasca Keguguran.

2.1 Manajemen Pelayanan


2.1.1 Prinsip manajemen kebidanan di PMB
a) Praktik kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya
keluarga yang berkualitas.
b) Praktik kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
kewenangan bidan dalam menjalankan praktik mandiri mencakup: Pelayanan
kebidanan yang ditujukan kepada ibu dan anak, pelayanan kesehatan masyarakat,
Praktik kebidanan tersebut diatas dapat dibagi sesuai dengan wilayah kerja
yasitumenjadi praktik kebidanan rumah sakit, Praktik kebidanan puskesmas, Praktik
kebidanan polindes,Praktik kebidanan mandiri.
c) Sesuai dengan namanya, bila praktik kebidanan diberikan oleh perseorangan bidan
yang tidak terkait disebut dalam sebuah institusi/lembaga pelayanan kesehatan
(seperti rumah sakit, puskesmas maupun polindes), maka disebut sebagai praktik
kebidanan mandiri (sering disebut bidan praktik swasta).
d) Dalam melaksanakan praktik kebidanan mandiri seorang bidan harus memegang
prinsip kepatuhan terhadap aturan dan hukum, etika profesi, profesionalisme dan
keahlian, orientasi pelayanan dan tanggungjawab sosial, memperhatikan
kesinambungan usaha, sinergi dan kerjasama, pengembangan bertahap, memisahkan
usaha dengan pribadi.
e) Bidan harus mempunyai jiwa entrepreneur (kewirausahaan) yang akan
meningkatkan peluang keberhasilan seorang bidan dalam mengembangkan
usahanya, disamping itu diperlukan pula karakteristik sebagai pemimpin yang
mampu memimpin diri sendiri maupun mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu
melalui penerapan manajemen praktik kebidanan mandiri diharapkan bidan dapat
memberikan pelayanan lebih baik.
f) Dengan mengetahui manajemen, maka peluang keberhasilan seorang bidan dalam
mengembangkan praktiknya di masyarakat dapat meningkat, kemampuan bidan
dalam penerapan praktik kebidanan dapat meningkat dan bidan dapat mengetahui
langkahlangkah dalam memberikan praktik kebidanan secara mandiri.
2.1.2 Manajemen Pengelolaan Dan Pelayanan Yang Menjadi Tanggung Jawab Bidan Di
TPMB
Secara umum manajemen adalah proses mencapai tujuan yang telah ditentukan
bersama dan melalui orang lain. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka
proses manajemen terdiri dari: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian.
a) Perencanaan
- Adalah proses yang menghasilkan suatu uraian rinci dan langkah-langkah yang
akan di lakukan untuk mencapai tujuan Hasil dari proses perencanaan adalah
Perencanaanadalah proses yang menghasilkan suatu uraian rinci dan langkah
tentang langkah-langkah yang akan dilakukan / dilaksanakan untuk mencapai
tujuan.
- Hasil dari proses perencanaan adalah rencana (plan). Beberapa contoh
kegiatan/aktivitas yang dilakukan dalam perencanaan adalah Menetapkan
target/sasaran apa yang akan dicapai tahun depan, bulan depan, minggu depan
dst. misalnya tahun depan sudah dapat memberikan pelayanan lengkap kepada
ibu dan anak dengan fasilitas lengkap. Selain itu berfungsi menetapkan langkah-
langkah, tindakan, kegiatan yang akan dilakukan dalam 1 tahun ke depan, bulan
ke depan, 1 minggu ke depan .

b) Pengendalian
- Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa pelaksanaan telah
dijalankan dan tujuan tercapai. Prosesnya mencakup aktivitas monitor,
mengevaluasi dan mengambil tindak lanjut untuk menghindari penyimpangan
terhadap rencana. Beberapa contoh kegiatan pengendalian antara lain: 1)
Mengumpulkan data realisasi untuk suatu tujuan dan menyusunnya menjadi
laporan. 2) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan mengecek apakah ada yang
kurang, ada yang tidak sesuai dengan rencana, jadwal, dana dst. 3) Segera
mengambil tindakan bila ada yang tidak sesuai dengan rencana. Ketrampilan
seorang bidan dalam menjalankan kegiatan manajemen walaupun secara
sederhana akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan hasil dan pengembangan
yang berkelanjutan dari jasapelayanan yang diberikan.

2.1.3 Refleksi Pada Praktik Pelayanan Kebidanan Di TPMB


- Refleksi praktik dalam pelayanan kebidanan dimaksudkan sebagai bentuk
pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan, dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan
kebidanan) meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan
(manusiaperilaku, lingkungan & pelayanan kesehatan).
- Dalam praktek kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat
dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan,
baik sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh ketrampilan bidan
untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien.
- Bidan merupakan ujung tombak memberikan pelayanan yang berkuliatas dan sebagai
tenaga kesehatan yang professional, bekerja sebagai mitra masyarakat, khususnya
keluarga sebagai unit terkecilnya, yang berarti bidan memiliki posisi strategis untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik komprehensif
(berkesinambungan, terpadu, dan paripurna), yang mencakup upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam upaya mencapai terwujudnya paradigma
sehat. Jadi seorang bidan dituntut untuk menjadi individu yang professional dan
handal memberikan pelayanan yang berkualitas karena konsep kerjanya berhubungan
dengan nyawa manusia.

2.1.4 Advokasi, Negosiasi, Kolaborasi Interprofesional Dalam Tim Kerja Selama


Memberikan Pelayanan Kebidanan Di TPMB
- Advokasi terhadap kebidanan merupakan sebuah upaya yang dilakukan orang-orang
di bidang kebidanan, utamanya promosi kesehatan, sebagai bentuk pengawalan
terhadap kesehatan. Advokasi ini lebih menyentuh pada level pembuat kebijakan,
bagaimana orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan bisa memengaruhi para
pembuat kebijakan untuk lebih tahu dan memerhatikan kesehatan.
- Advokasi dapat dilakukan dengan memengaruhi para pembuat kebijakan untuk
membuat peraturan-peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan
tersebut dapat menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat
dapat terwujud di masyarakat. Advokasi bergerak secara top-down (dari atas ke
bawah). Melalui advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik. Agar
pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan
(kebidanan).
- Advokasi adalah suatu cara yang digunakan guna mencapai suatu tujuan yang
merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan
mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan public secara bertahap maju.
Misalnya kita memberikan promosi kesehatan dengan sokongan dari kebijakan
public dari kepala desa sehingga maksud dan tujuan dari informasi kesehatan bias
tersampaikan dengan kemudahan kepada masyarakat atau promosi kesehatan yang
kita sampaikan dapat menyokong atau pembelaan terhadap kaum lemah (miskin)
- Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. Bidan sebagai advocator
mempunyai tugas antara lain:
 Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam pelayanan
kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak mampu melindungi kepentingan
mereka sendiri.
 Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang relevan dan informasi
kesehatyan dan membertikan dukungan sosial.
 Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan berbagai
program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
 Melakukan upaya agar para pengambil keputusan tersebut meyakini atau
mempercayai bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu di dukung 104
melalui kebijakan atau keputusan politik dalam bentuk peraturan,
UndangUndang, instruksi yang menguntungkan kesehatan public dengan
sasaran yaitu pejabat legislatif dan eksekutif. Para pemimpin pengusaha,
organisasi politik dan organisasi masyarakat baik tingkat pusat, propinsi,
kabupaten, keccamatan desa kelurahan.
- Pelayanan Kolaborasi /kerjasama bidan di PMB terdiri dari:
 Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
 Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
 Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
 Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
 Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
 Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
 Dalam praktik pelayanan kebidanan, layanan kolaborasi adalah asuhan
kebidanan yang diberikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua
pemberi pelayanan yang terlibat. Misalnya: bidan, dokter, dan atau tenaga
kesehatan profesional lainnya. Bidan merupakan anggota tim.
 Bidan meyakini bahwa dalam memberi asuhan harus tetap menjaga,
mendukung, dan menghargai proses fisiologis manusia. Intervensi dan
penggunaan teknologi dalam asuhan hanya atas indikasi. Rujukan yang efektif
dilakukan untuk menjamin kesejahteraan ibu dan bayinya.
 Bidan adalah praktisi yang mandiri. Bidan bekerja sama mengembangkan
kemitraan dengan anggota dan kesehatan lainnya. Dalam
melaksanakantugasnya, bidan melakukan kolaborasi, konsultasi, dan perujukan
sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan, dan kemampuannya.

2.1.5 Pengelolaan Ruangan Dan Asuhan Sesuai Dengan Kebutuhan Pasien Di PMB
- Dalam bidan praktek mandiri memberikan pelayanan yang meliputi : Penyuluhan
Kesehatan, Konseling KB, Antenatal Care (senam hamil, perawatan payudara),
Asuhan Persalinan , Perawatan Nifas (senam nifas) , Perawatan Bayi , Pelayanan
KB (IUD, AKBK, Suntik, Pil), Imunisasi (Ibu dan Bayi), Kesehatan Reproduksi
Remaja dan Perawatan Pasca Keguguran.
- Pelayanan persalinan yang dilakukan oleh bidan di PMB harus memperhatikan
persiapan ruangan dan kondisi PMB.
 Apakah cukup hangat dan aman?
 Apakah tersedia ruangan yang akan digunakan untuk menolong persalinan?
 Apakah tersedia air mengalir?
 Apakah kebersihan cukup terjamin?
- Bidan dalam menjalankan prakteknya harus memiliki tempat dan ruangan praktek
yang memenuhi persyaratan kesehatan, menyediakan tempat tidur untuk persalinan,
minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur, memilki peralatan minimal sesuai dengan
ketentuan dan melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku, menyediakan
obat- obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.
- Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau
fotocopy izin prakteknya di ruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat. Bidan
dalam prakteknya menyediakan lebih dari 5 tempat tidur, harus memperkerjakan
tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya.
- Bidan yang menjalankan praktek harus mempunyai peralatan minimal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan harus tersedia di tempat prakteknya. Peralatan yang
wajib dimiliki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis pelayanan yang
diberikan .
- Dalam menjalankan tugas bidan harus senantiasa mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan sesama bidan mengikuti
kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh organisasi profesi ,memelihara dan
merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap dan berfungsi
dengan baik

2.1.6 Manajemen Pengelolaan Bahan Habis Pakai Termasuk Obat, Cairan Dan Alat
Yang Dibutuhkan Dalam Pelayanan Kebidanan Di PMB
- Persyaratan obat dan bahan habis pakai Praktik Mandiri Bidan meliputi pengelolaan
obat dan bahan habis pakai yang diperlukan untuk pelayanan antenatal, persalinan
normal, penatalaksanaan bayi baru lahir, nifas, keluarga berencana, dan penanganan
awal kasus kedaruratan kebidanan dan bayi baru lahir.
- Obat dan bahan habis pakai hanya diperoleh dari apotek melalui surat pesanan
kebutuhan obat dan bahan habis pakai. Bidan yang melakukan praktik mandiri harus
melakukan pendokumentasian surat pesanan kebutuhan obat dan bahan habis pakai
serta melakukan pengelolaan obat yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

2.1.7 Melakukan Manajemen Sistem Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di PMB


- Pencegahan Infeksi Dengan Melakukan Cuci Tangan.
- Tahapan yang di lakukan untuk cuci tangan: Basahi tangan dengan air yang
mengalir sampai bersih, tuang 3 – 5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh
permukaan tangan, 106 meratkan dengan telapak tangan, gosok punggung dan
selasela jari, gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari, jari-jari sisi dalam dari
kedua tangan saling mengunci, gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya, gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak
tangan kiri dan selanjutnya, bilas kedua tangan dengan air mengalir, keringkan
dengan handuk sekali pakai atau tissue towel sampai benar-benar kering, gunakan
handuk sekali pakai atau tissue towel untuk menutup kran.
- Penggunaan Alat Perlindungan Diri dengan Menggunakan Sarung Tangan DTT
Steril Sarung tangan yang di pakai dalam pertolongan persalinan berfungsi untuk
mencegah kontak tangan petugas kesehatan dan dengan darah dan cairan tubuh
pasien, membrane mukosa, kulit yang tidak utuh, instrument / alat dan permukaan
yang terkontaminasi. Sarung tangan dapat mencegah kontak mikroorganisme yang
terdapat pada tangan petugas kesehatan. Sarung tangan yang standar di gunakan
adalah sarung tangan yang steril untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke
dalam tubuh ibu dan bayi pada saat melakukan pertolongan persalinan .
- Penggunaan Alat Perlindungan Diri dengan Menggunakan Apron / celemek.
2.1.8 Pengembangan Diri Dalam Sistem Pelayanan Kebidanan Di PMB (Praktek Mandiri
Bidan)

Pelayanan Kebidanan di PMB (Praktek Bidan Mandiri) merupakan pelayanan


kebidanan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa
menyusui dan masa antara dua kehamilan, bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra
sekolah, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan, serta pelayanan keluarga berencana.
Pengembangan diri mengacu pada Bidan sebagai Profesi memiliki ciri-ciri :
1. Bidan disiapkan melalui pendidikan formal

2. Bidan memiliki alat yang dijadikan panduan dalam menjalankan profesinya yaitu standar
pelayana kebidanan, kode etik dan etika kebidanan.

3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam menjalankan profesinya

4. Bidan memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya, pengembangan diri bidan


PMB didasarkan atas ijin praktek yang legal dan ter registrasi

5. Bidan memberi pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai kewenangannya dalam
PMB
6. Bidan memiliki organisasi profesi, sebagai wadah PMB pro aktif dalam kegiatan IBI

7. Bidan memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat yang
menjadi ciri khas dan daya tarik sendiri di PMB nya

8. Besifat dinamis yaitu mengikuti trend dan perkembangan zaman

Contoh pengembangan diri di PMB dapat dilakukan dengan cara


mengembangkan diri melalui pendidikan yang lebih tinggi atau melanjutkan sekolah
kejenjang yang lebih tinggi demi mengembangkan diri dan PMB nya. Dapat pula dengan
mengikuti pelatihan APN, pelatihan ABPK, mengikuti seminar yg berkaitan dengan PMB
dalam pelayanan yg baik, seminar dalam pengetahuan bidan terkini, dll.
Selain itu juga bidan di PMB dapt mengikuti perkembangan sistem era digital
karena segala macam data rekam medik saat ini sudah mulai tersinkronisasi dengan
digitalisasi. Dan melakukan pelayanan kebidanan terintegrasi yang sesuai dengan
Evidence Based ilmu yang up to date.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 TPMB BIDAN

3.2 LINGKUP MAN

3.2.1 Jumlah SDM

Jumlah sumber daya manusia (SDM) atau petugas yang ada di Praktek Mandiri Bidan (PMB)

Farida fransiska adalah 2 orang. Jumlah tersebut sudah cukup dalam pelayanan yang dilakukan di

bidan I.

3.2.2 Status SDM


Kedua petugas yang ada satu bidan utama (bidan Indriyani), satu prakarya. Jumlah petugas

tersebut dalam menjalankan fungsinya bcukup dan seimbang dengan jumlah pasien yang ada .

3.2.3 Stuktur organisasi dan alur koordinasi

BIDAN PEMILIK

INDRIYANI

PRAKARYA

3.2.4 Rerata jumlah pasien

Pasien yang datang rata-rata setiap harinya 10-20 orang dan dengan berbagai maksud dan keluhan

obstetric seperti sekedar ANC, Bersalin, hiperemisis gravidarum, nifas, Pelayanan KB, Pelayanan

Kespro, Imunisasi, pelayanan Komplementer. Jumlah pasien tersebut belum seimbang dengan

jumlah petugas/bidan yang ada pada PMB Indriyani.

3.2.5 Tupoksi (tugas pokok dan fungsi)

Petugas Fungsi/Tugas

Bidan Pemilik - Melakukan kompetensi bidan

- Melakukan kompetensi bidan seperti

pelayanan ANC dan pelayanan KB

Prakarya Membantu membersihkan dan menyiapkan


peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan.

3.2.6 Klasifikasi pendidikan formal dan non formal


Semua bidan yang ada di PMB pernah dan sering mengikuti beberapa pelatihan sebagai

upaya peningkatan kualitas pelayanan dan merupaka pendidikan non formal. Pendidikan

formal yang dimiliki bidan utama di PMB Farida adalah S1 (strata 1).

3.2.7 Jumlah tenaga bidan yang bekerja per shif atau per hari

Bidan yang bekerja di PMB Indriyani dibagi menjadi 2 sift, sift 1 pukul 08.00-17.00, sift ke 2

pukul 17.00-08.00.

3.2.8 Jenis pasien dengan (total care/partial care/minimal care)

Pasien yang datang ke PMB Indriyani dengan keadaan berat/emergency akan segera dirujuk

sehingga tidak ada pasien dengan total care. Pasien dengan partial care seperti hiperemisis

gravidarum jarang, sekitar satu pasien setiap bulan. Pasien minimal care setiap hari pasti ada sekitar

5 orang

1.1 LINGKUP MATERIAL

3.3.1 Inventaris sarana dan prasarana ruangan (alat medis,penunjang,fasum) Sarana dan prasarana

yang ada di PMB Indriyani sudah sesuai standart yang ad.

3.3.2 Denah ruangan


PMB bidan Farida memiliki 1 kamar bersalin dengan 2 tempat tidur, 1 kamar nifas

dengan 1 tempat tidur, 1 kamar pemeriksaan dengan 1 tempat tidur. Ruangan yang

dimiliki PMB sudah memenuhi standart.

3.4 LINGKUP MONEY

PMB bidan Indri berdiri dengan dana pribadi dari pemilik yaitu bidan Indri, dana

perijinan pun dari pemilik. Tidak ada dana promosi dikarenakan PMB tidak pernah

melakukan promosi . Untuk pemasukan dan pengeluaran bulanan tidak menentu.

3.5 LINGKUP MACHINERY

Pada PMB terdapat beberapa alat utama seperti partus set, sterilisator, kulkas untuk

vaksin, lemari obat, autoklaf, dopler, pelaksanaannya dilakukan oleh bidan pemilik.

3.6 LINGKUP MARKET

3.6.1 Cara pemasaran

PMB Indri tidak melakukan pemasaran dengan menggunakan media seperti whatapp dan

istagram, para pasien mengetahui dari cerita pasien yang sudah pernah datang ke PMB

tersebut atau bisa disebut pemasaran dari mulut ke mulut.

3.6.2 Target pemasaran

Target PMB adalah Pasangan Usia Subur, ibu hamil, bersalin, bayi, nifas dan KB,

Imunisasi, pelayanan Kespro.

3.6.3 Evaluasi keefektifan pemasaran

Tehnik pemasaran melalu media tidak terlalu efektif dikarnakan banyak pasien yang

tidak memiliki HP.

3.7 LINGKUP METHOD


37.1 Alur/cara penerimaan pasien baru

Pasien datang menunggu antrian di ruang tunggu, jika sudah waktu antriannya maka

segera masuk ke ruang pemeriksaan. Antrian tergantung urutan datang dan sesuai

kesadaran. Keadaan ini belum sesuai dengan standart yang ada yakni dengan memakai

nomor antrian.

3.7.2 Alur/cara timbang terima

Secara tertulis dan lisan. Ada buku untuk menulis status pasien dan apa saja yang telah

dilakukan dan juga di jelaskan secara lisan mengenai pemantauan terakhir dan apa saja

yang harus dilakukan selanjutnya.

3.7.3 Alur/cara refleksi diskusi kasus

Saat ada kasus bidan melakukan deteksi dini, apabila masih belum yakin dengan diagnosis yang

telah ditegakkan, bidan berkonsultasi dan berkolaborasi dengan dokter obgyn.

3.7. 4 Alur/cara sentralisasi obat

Obat diberikan langsung oleh bidan ke pasien yang sebelumnya bidan mendapatkan obat dengan

cara membeli di apotek dan sales obat. Pengecekan obat dilakukan 1 minggu sekali.

3.7.5 Alur/cara pembuangan limbah medis

Limbah medis diangkut secara kolektif sebulan 2x, bekerjasama dengan perusahaan

limbah PT.Madifest selama 5 tahun

3.7.6

Jadwal pelayanan yang dilakukan di PMB Bd.Indriyani yaitu sebagai berikut :

 Pelayanan ANC : Setiap hari


 Pasien KB : Setiap hari
 Pasien imunisasi :Setiap 2 minggu
 Pasien berobat balita dan batita : Setiap hari
 Keseluruhan : Bulanan

3.7.7Alur/cara perencanaan pasien pulang


Pasien pulang pada PMB tanpa perencanaan sebelumnya. Jika saat pemeriksaan terakhir

kondisi pasien sudah baik maka boleh langsung pulang, namun jika kondisi belum

membaik maka diminta tetap tinggal di PMB minimal sehari semalam.

3.7.8 Alur/Pencatatan Keuangan

Pencatatan keuangan dilakukan setiap hari, baik pengeluaran ataupun pemasukan. Yang

kemudian dimasukan ke laporan keuangan bulanan.

3.7.9 System/format dokumentasi

(Lengkap/terlampir)

Anda mungkin juga menyukai