Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya

pembangunan manusia Indonesia disamping pendidikan dan ekonomi, karena

dengan kesehatan, seseorang akan mempunyai kesempatan dan kemampuan

yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan pendidikan serta ekonominya

sebagai langkah peningkatan kualitas sumber daya.1 Indonesia menjamin

warganya untuk dapat hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan.2

Kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu penyebab penyakit,

manusia sebagai tuan rumah, dan lingkungan hidup.3 Makna dari manusia

sebagai tuan rumah adalah manusia sebagai obyek yang dihinggapi penyakit

dipengaruhi oleh daya tahan yang dimilikinya. Secara garis besar, daya tahan

tubuh dipengaruhi oleh perilaku manusia itu sendiri. Menurut Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO), faktor yang mempengaruhi kesehatan meliputi

benda hidup, benda mati, peristiwa alam, faktor lingkungan buatan manusia,

keturunan, dan perilaku.4 Hendrick L.Blum menyatakan ada empat faktor yang

mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan,

dan hereditas.5

1
2

Empat faktor utama yang mempengaruhi kesehatan harus dijadikan

sasaran dalam upaya kesehatan, baik pemeliharaan ataupun peningkatan, agar

didapatkan hasil yang efisien. Perilaku memiliki peranan penting dalam

menentukan derajat kesehatan setiap individu. Perilaku memberikan pengaruh

besar kedua setelah faktor lingkungan terhadap kesehatan.5

Hasil laporan Riskesdas tahun 2018 didapatkan beberapa data mengenai

perilaku penduduk Indonesia usia remaja. Sebanyak 95,7% anak usia remaja

sudah melaksanakan sikat gigi, namun hanya 1,7% saja yang telah

melakukannya dengan benar. Berkaitan dengan perilaku konsumsi tembakau,

sebesar 35% anak usia remaja menjadi perokok aktif setiap hati, dan 0,9%

lainnya merokok dengan intensitas kadang-kadang. Data lain adalah mengenai

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) penduduk secara umum yaitu sebanyak

82,6% penduduk telah buang air besar dengan benar, 47% penduduk yang

dapat melakukan cuci tangan menggunakan sabun dengan benar, 26,1%

penduduk masuk dalam kategori kurang aktif beraktivitas, perilaku terhadap

penyedap mencapai 77,3%, penduduk yang menjadi perokok aktif mencapai

24,3%, dengan intensitas kadang-kadang sebanyak 5%, dan mantan perokok

sebanyak 4%.6

Perilaku, dalam hal ini tindakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

pikiran dan perasaan, orang yang berarti (panutan), sumber daya, dan budaya.

Pikiran dan perasaan dibentuk oleh pengetahuan, kepercayaan, sikap, dan nilai

yang dimiliki. Pengetahuan dapat berasal dari pengalaman yang dimiliki


3

seseorang ataupun informasi dari sumber lain yang lebih tahu, seperti guru,

orang tua, teman, buku, majalah dan lainnya.5

Teori Green menyebutkan bahwa perilaku terbentuk atas 3 faktor utama

yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Faktor

predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat, tradisi dan

kepercayaan masyarakat terhadap hal yang berkaitan, sistem nilai yang dianut

masyarakat, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi. Faktor pemungkin

meliputi ketersediaan sarana dan prasarana bagi masyarakat. Sikap dan

perilaku tokoh yang disegani menjadi faktor penguat terbentuknya perilaku.

Perilaku terbentuk sebagai refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, namun

pengetahuan merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan dalam

pembentukan perilaku.7

Individu bertindak didasarkan pada pengetahuan yang dimilikinya,

karena tindakan merupakan cerminan dari pengetahuan yang dimiliki. Namun,

faktanya tidak semua individu dengan pengetahuan yang tinggi bertindak

sesuai tingkat pengetahuannya. Tidak sedikit individu dengan pengetahuan

baik melakukan tindakan yang buruk karena tidak menerapkan pengetahuan

yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.7

Mahasiswa Papua datang ke Kota Semarang adalah untuk mengenyam

pendidikan yang lebih tinggi. Mereka memiliki visi dan misi untuk

mengembangkan sumber daya manusia Papua yang lebih baik, serta

mewujudkan cita-cita mahasiswa Papua menjadi anggota masyarakat yang

berkualitas dan mampu berperan aktif di bidangnya masing-masing. Terdapat


4

dua faktor yang perlu mendapat perhatian khusus saat berhadapan dengan

masalah kesehatan usia remaja yaitu faktor sosial budaya dan faktor pengaturan

masyarakat, termasuk juga dengan mahasiswa yang kebanyakan usia remaja di

Asrama Mahasiswa Dogiyai di Kota Semarang.

Pengetahuan dan sikap perilaku hidup sehat yang dimiliki oleh

mahasiswa yang tinggal di Asrama Mahasiswa Dogiyai berasal dari banyak

sumber, termasuk pendidikan kesehatan yang telah mereka terima dari kampus.

Namun, sosial budaya dan peraturan yang berlaku dan kedisiplinan di Asrama

Mahasiswa Dogiyai diduga tidak dapat menimbulkan perbedaan pengetahuan

dan sikap tentang perilaku hidup sehat di asrama tersebut.

Berdasarkan analisis latar belakang diatas, penulis tertarik untuk

mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan

sehat dengan pola hidup sehat di Asrama Mahasiswa Dogiyai Kota Semarang.

B. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : “Bagaimana hubungan antara perilaku (pengetahuan,

sikap, dan praktek) PHBS dengan pola hidup sehat di Asrama Mahasiswa

Dogiyai Kota Semarang ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan perilaku PHBS dengan pola hidup sehat di Asrama

Mahasiswa Dogiyai Kota Semarang.


5

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui karakteristik mahasiswa yang tinggal di Asrama

Mahasiswa Dogiyai Kota Semarang.

b. Mengetahui hubungan pengetahuan PHBS dengan pola hidup sehat di

Asrama Mahasiswa Dogiyai Kota Semarang .

c. Mengetahui hubungan sikap PHBS dengan pola hidup sehat di Asrama

Mahasiswa Dogiyai Kota Semarang .

d. Mengetahui hubungan praktek PHBS dengan pola hidup sehat di

Asrama Mahasiswa Dogiyai Kota Semarang .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dalam

bentuk tulisan ilmiah khususnya mengenai masalah yang berhubungan

dengan perilaku hidup bersih dan sehat dan dampak yang diakibatkan dari

perilaku tidak hidup sehat.

2. Bagi Program Studi

Menambah referensi dan informasi ilmiah di perpustakaan program studi

Kesehatan Masyarakat STIKES HAKLI Semarang.

3. Bagi Pembaca dan Masyarakat

Dapat dijadikan sebagai sumber referensi tentang pola hidup sehat.


6

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup keilmuan

Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari keilmuan kesehatan

masyarakat bidang peminatan Epidemiologi khususnya Epidemiologi

Perilaku.

2. Lingkup Materi

Penelitian ini dibatasi pada hubungan antara perilaku (pengetahuan, sikap,

dan praktek) PHBS dengan pola hidup sehat di Asrama Mahasiswa Dogiyai

Kota Semarang.

3. Lingkup Lokasi

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Asrama Mahasiswa Dogiyai Kota

Semarang

4. Lingkup Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional.

5. Lingkup Sasaran

Sasaran dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang tinggal di Asrama

Mahasiswa Dogiyai Kota Semarang.

6. Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2020.


7

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.2 Keaslian Penelitian

No. Nama Peneliti Metode & Hasil


dan Judul Variabel
Penelitian
1. Pengetahuan Deskriptif Pengetahuan sebagian besar
dan sikap Komparatif responden tentang perilaku
remaja tentang -Pengetahuan hidup sehat pada kategori
perilaku hidup remaja tentang sedang. Berdasarkan hasil
sehat di Panti perilaku hidup penelitian tentang sikap remaja
Asuhan sehat di panti asuhan Evangeline
Evangeline -Sikap remaja Booth dan asrama Madani,
Booth dan tentang keseluruhan responden
Asrama perilaku hidup memiliki sikap positif. Hasil
Madani/Martia sehat penelitian menunjukkan
Lindawaty/2012 bahwa tidak terdapat
perbedaan pengetahuan dan
sikap remaja tentang perilaku
hidup sehat di panti asuhan
Evangeline Booth dan asrama
Madani (p = 0,764; p = 0,364)
2. Hubungan Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan
pengetahuan korelasional adanya hubungan positif yang
PHBS dengan -Pengetahuan rendah antara pengetahuan
pola hidup sehat PHBS PHBS dengan pola hidup sehat
siswa di SD -Pola hidup siswa di SDN Tamanan (nilai
negeri Tamanan sehat siswa koefisien korelasi sebesar
Bantul/Titi Sari 0,320 pada proporsi
Banun/2016 signifikansi 0,000<0,01)

Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

di atas sebelumnya adalah : Penelitian ini belum pernah dilakukan di

Asrama Mahasiswa Dogiyai Kota Semarang, serta jenis penelitian yang

akan digunakan.

Anda mungkin juga menyukai