Anda di halaman 1dari 7

MENGANALISIS KONSEP DAN MISKONSEPSI MATERI KELAS X PADA

MULTIMEDIA YANG PERNAH DIBUAT

1. Konsep
Konsep adalah cara mengelompokkan dan mengkategorikan secara mental
berbagai macam objek atau peristiwa yang mirip dalam hal tertentu. Konsep
meningkatkan pemikiran kita dalam beberapa cara. Salah satunya konsep mengurangi
kompleksitas dunia, dan mengklasifikasik objek atau peristiwa yang sama membuat
kehidupan lebih sederhana dan mudah dipahami. Sedangkan menurut Ausubel konsep
merupakan benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri khas dan
yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol. Karena setiap orang
memiliki pengalaman yang berbeda-beda maka penafsiran setiap orang terhadap
banyak konsep mungkin berbeda-beda.

2. Miskonsepsi
A. Definisi
Miskonsepsi adalah konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau
pengertian yang diterima oleh pakar dalam bidang itu. Konsep awal atau intuisi yang
tidak sesuai bisa terdapat dalam semua bidang sains seperti biologi, kimia, dan
terutama pada bidang fisika. Menurut David Hammer miskonsepsi dapat dipandang
sebagai suatu konsepsi atau struktur kognitif yang melekat dengan kuat dan stabil di
benak siswa yang sebenarnya menyimpang dari konsepsi yang dikemukakan para
ahli. Sedangkan menurut Brown miskonsepsi didefinisikan sebagai suatu pandangan
yang naif atau suatu gagasan yang tidak cocok dengan pengertian ilmiah yang
sekarang di terima.
Menurut The National Research Council (NRC) terdapat lima tipe
miskonsepsi yang dapat menghambat pembelajaran:
a) Prakonsepsi
b) Kepercayaan
c) Kesalahpahaman konsep
d) Miskonsepsi karena bahasa daerah
e) Miskonsepsi faktual

B. Penyebab Miskonsepsi
Miskonsepsi dapat berasal dari siswa sendiri dari guru yang menyampaikan
konsep yang keliru, metode mengajar yang kurang tepat dan penyebab lainnya.
Penyebab dari adanya miskonsepsi adalah sebagai berikut:
1) Miskonsepsi dari sudut filsafat konstruktivisme
Secara filosofis terjadinya miskonsepsi pada siswa dapat dijelaskan dengan
filsafat konstruktivisme. Filsafat konstruktivisme secara singkat nyatakan bahwa
pengetahuan itu dibentuk (konstruksi) oleh siswa sendiri dalam kontak dengan
lingkungan tantangan dan bahan yang dipelajari. Oleh karena siswa sendiri yang
mengkonstruksi, dapat saja terjadi siswa telah melakukan konstruksi itu sejak awal
sebelum mereka mendapatkan pelajaran formal tentang bahan tertentu.
2) Siswa
Miskonsepsi dalam bidang fisika paling banyak berasal dari diri siswa sendiri.
Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam beberapa hal antara
lain, prakonsepsi atau konsep awal siswa, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik,
reasoning yang tidak lengkap atau salah intuisi yang salah, tahap perkembangan
kognitif siswa, kemampuan siswa, dan minat belajar siswa
3) Guru/Pengajar
Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang dibawa oleh
guru fisika. Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan fisika secara tidak
benar akan menyebabkan siswa mendapatkan miskonsepsi. Beberapa guru fisika
sendiri tidak memahami konsep fisika dengan baik sehingga salah pengertian ini
diteruskan kepada siswa.
4) Buku Teks
Buku teks juga dapat menyebabkan miskonsepsi, baik itu karena bahasanya
sulit atau karena penjelasannya tidak benar miskonsepsi tetap diteruskan. Para peneliti
menemukan bahwa beberapa miskonsepsi datang dari buku teks. Kurangnya gambar
dalam buku juga merupakan penyebab terjadinya miskonsepsi.
5) Konteks
Kesalahan konteks dapat berupa pengalaman yang dimiliki siswa, bahasa
seharihari pada lingkungan siswa, penjelasan orang tua atau orang lain yang keliru,
dan media sosial yang biasa dipakai siswa.
6) Metode Mengajar
Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang menekankan
satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti, meskipun membantu siswa menangkap
bahan tetapi sering mempunyai dampak jelek yaitu memunculkan miskonsepsi siswa.
Maka guru perlu kritis dengan metode yang digunakan dan tidak membatasi diri
dengan satu metode saja.

Sebab Utama Sebab Khusus


Siswa  Prakonsepsi
 Pemikiran asosiatif
 Pemikiran humanistik
 Reasoning yang tidak
lengkap/salah
 Intuisi yang salah
 Tahap perkembangan kognitif
siswa
 Kemampuan siswa
 Minat belajar siswa
Guru/Pengajar  Tidak menguasai bahan dan tidak
kompeten
 Bukan lulusan dari bidang ilmu
fisika
 Tidak membiarkan siswa
mengungkapkan gagasan/ide
 Relasi guru-siswa tidak baik
Buku Teks  Penjelasan keliru
 Salah tulis, terutama dalam rumus
 Tingkat kesulitan penulisan buku
terlalu tinggi bagi siswa
 Siswa tidak tahu membaca buku
teks
 Buku fiksi sains kadang-kadang
konsepnya menyimpang demi
menarik pembaca
 Kartun sering memuat miskonsepsi
Konteks  Pengalaman siswa
 Bahasa sehari-hari berbeda
 Teman diskusi yang salah
 Keyakinan dan agama
 Penjelasan orang tua/orang lain
yang keliru
 Konteks hidup siswa (TV, radio,
film yang keliru)
 Perasan senang/tidak senang;
bebas atau tertekan
Cara Mengajar  Hanya berisi ceramah dan menulis
 Langsung ke dalam bentuk
matematika
 Tidak mengungkapkan
miskonsepsi siswa
 Tidak mengoreksi PR yang salah
 Model analogi
 Model praktikum
 Model diskusi
 Model demonstrasi yang sempit
 Non-multiple intelligences

Dari miskonsepsi yang terdapat pada siswa maka diperlukan cara mengatasi
miskonsepsi pada siswa. Secara garis besar langkah yang digunakan untuk membantu
mengatasi miskonsepsi adalah:

1. Mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa


2. Mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut
3. Mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi

Untuk mengatasi miskonsepsi, The National Research Council (NRC)


memberikan tips yaitu:
a. Antisipasi miskonsepsi yang paling umum pada materi pelajaran dan
kemungkinan miskonsepsi lainnya.
b. Meyakinkan siswa untuk menguji kerangkap konseptual mereka
dengan berdiskusi dengan siswa lain atau dengan alat uji yang lain.
c. Pikirkan cara untuk menunjukan miskonsepsi umum yang dialami
siswa melalui demonstrasi dan praktikum.
d. Sering mengingatkan kembali miskonsepsi yang umum terjadi pada
siswa.
e. Selalu menilai dan menilai kembali kebenaran konsep siswa.
MISKONSEPSI-MISKONSEPSI PADA MATERI FLUIDA STATIS

MATERI MINGGU KE 2

Adapun miskonsepsi-iskonsepsi yang ada pada materi fluida statis yaitu :

1. Tidak dapat membedakan antara massa dan berat dengan anggapan bahwa massa
adalah berat suatu benda.
Untuk menjawab miskonsepsi yang ada dapat materi fluida statis ini yaitu kita harus
mencari tahu dulu arti kedua nya agar tidak terdapat miskonsepsi lagi.
Massa adalah banyaknya materi dalam suatu benda dengan satuan Kilogram (Kg).
Sedangkan berat merupakan banyaknya gaya yang bekerja pada suatu benda dengan
satuan berupa Newton (N).
Dari pengertian diatas jelas kita lihat bahwa massa dan berat itu berbeda dimana
massa adalah banyak materinya sedangkan berat adalah banyak nya gaya yang
berkerja pada benda. Dengan adanya pengertian ini, diharapkan agar kita tidak
miskonsepsi lagi di materi mengenai fluida statis ini.

2. Tidak terdapat materi mengenai teganga permukaan air sedangkan tegangan


permukaan air berhubungan dengan fluida statis juga
Untuk menjawab miskonsepsi yang terdapat pada materi fluida statis ini dapat kita
simpulkan bahwa :
Konsep Tegangan permukaan air yang berkaitan dengan fluida statis adalah fenomena
fisika yang timbul karena interaksi antara molekul-molekul air di permukaan air. Ini
disebabkan oleh ketegangan yang terjadi di antarmuka antara air dan udara. Beberapa
konsep penting terkait tegangan permukaan air pada fluida statis adalah sebagai
berikut:

Molekul-molekul air di permukaan air mengalami gaya tarik-menarik yang lebih kuat
dengan molekul-molekul air sekitarnya daripada dengan molekul-molekul udara di
atasnya. Ini menyebabkan molekul-molekul air di permukaan cenderung tertarik ke
dalam air, menciptakan lapisan permukaan yang lebih padat.

3. Kurang dapat memahami perbedaan massa jenis fluida dengan volume fluida
a. Massa Jenis Fluida
 Massa jenis fluida adalah besaran yang mengukur seberapa padat atau
ringan suatu fluida. Ini adalah massa per unit volume dari fluida tersebut.
 Satuan umum untuk massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m³)
dalam sistem internasional (SI).
 Massa jenis dapat bervariasi tergantung pada jenis fluida. Sebagai contoh,
air memiliki massa jenis sekitar 1000 kg/m³.
b. Volume Fluida
 Volume fluida adalah besaran yang mengukur seberapa banyak ruang yang
ditempati oleh suatu fluida.
 Satuan umum untuk volume adalah meter kubik (m³) dalam SI.
 Volume fluida bergantung pada jumlah fluida yang ada dan bentuk wadah
tempat fluida tersebut berada.
Perbedaan utama antara kedua konsep ini adalah bahwa massa jenis adalah sifat
intrinsik dari fluida yang tidak bergantung pada jumlah fluida tersebut, sementara
volume fluida bergantung pada jumlah dan bentuk dari fluida tersebut. Massa jenis
mengukur seberapa padat atau ringan suatu fluida, sementara volume mengukur
seberapa banyak ruang yang ditempati oleh fluida tersebut.

Anda mungkin juga menyukai