Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/280628006

ANALISIS DATA GAYABERAT KOMBINASI DENGAN MENGGUNAKAN


GRAVIMETER ABSOLUT (A10) DAN GRAVIMETER RELATIF (LACOSTE
ROMBERG)

Article · August 2015

CITATIONS READS

2 5,806

1 author:

Mahmud Yusuf
Meteorological Climatological and Geophysical Agency
44 PUBLICATIONS   57 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Aplikasi metode gaya berat mikro antar waktu untuk pemantau intrusi air laut di Semarang Utara View project

4D Gravity Monitoring Sea Water Instrution and Land Subsidance in Semarang View project

All content following this page was uploaded by Mahmud Yusuf on 04 August 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS DATA GAYABERAT KOMBINASI DENGAN MENGGUNAKAN
GRAVIMETER ABSOLUT (A10) DAN GRAVIMETER RELATIF (LACOSTE
ROMBERG)

Mahmud Yusuf(1)
(1)
Geophysical Instrumentation Subdivision, Meteorological Climatological and Geophysical
Agency,

ABSTRAK
Gravimeter absolute dan gravimeter relative dapat digunakan untuk studi geodinamika, yang
umumnya memiliki respon anomali gayaberat yang kecil. Dalam penelitian ini diajukan
suatu alternatif teknik akusisi untuk memberikan efisiensi waktu maupun biaya operasional,
dengan akurasi yang tinggi. Metode yang digunakan yaitu kombinasi pengukuran gayaberat
absolut dan relatif yang disebut hybrid-gravity. Pada metode tersebut menggunakan dua titik
acuan absolut yang berbeda sebagai tutupan, dengan metode ini dapat mengurangi faktor
drift hingga 50% bila dibandingkan dengan metode relatif yang normal, dan juga
memungkinkan untuk dilakukan kalibrasi pada alat gravimeter relative secara bersamaan.
Kemudian digunakan metode statistik uji t pada sampel yang berpasangan digunakan untuk
komparasi hasil pengukuran absolute dengan metode hybrid-gravity dan hasilnya selisih
rata-rata nilai gayaberat absolut dan metode hybrid-gravity memiliki nilai rata-rata yang
kecil, dan metode hybrid-gravity dapat dikatakan identik dengan nilai gayaberat absolut
berdasarkan nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari tingkat signifikansinya.
Kata Kunci : Pengukuran gayaberat absolut, Pengukuran gayaberat Relatif, Hybrid-gravity,
Koreksi drift
ABSTRACT
Absolute and relative gravimeter gravimeter can be used in geodynamic study, generally
has small gravity anomaly response. In this study an alternative acquisition technique is
proposed in order to provide more efficient operation time, and to give high accuracy output.
This method is combination between absolute and relative gravity measurement are called
hybrid-gravity. This method uses two different absolute points as a looping. This method has
show better accuracy when compared with normal method, and can reduce the drift factor up
to 50%. With this method also allows for calibration of relative gravimeter performed
simultaneously. Statistic method paired sample t test used to compare absolute measurement
result and hybrid-gravity measurement. And the result showed difference average of absolute
measurement and hybrid-gravity method has almost equal, and hybrid-gravity method can be
said to be identical with absolute gravity measurement result based on the probability value
obtained is greater than level of significance.
Key word : Absolute gravity, Relative gravity, hybrid-gravity, drift correction

I. PENDAHULUAN tersebut, maka diperlukan alat ukur


Metoda gayaberat merupakan salah satu gayaberat dengan resolusi dan akurasi
metoda geofisika yang banyak digunakan yang tinggi, dan untuk studi tersebut dapat
untuk studi geodinamika dan untuk digunakan alat gravimeter absolut. Namun
estimasi struktur geologi. Penerapan karena cakupan area survey yang luas dan
metode gayaberat dalam hal untuk sebaran titik yang banyak, maka
mengidentifikasi sumber anomali dekat diperlukan alat yang lebih mudah dalam
permukaan yang berhubungan dengan transportasi yaitu dengan menggunakan
dinamika lingkungan pada umumnya alat gravimeter relatif.
memiliki respon anomali yang kecil.
Mengingat anomali gayaberat kecil
Begitu banyak desain sensor yang telah digunakan adalah FG5 yang merupakan
dikembangkan namun secara umum ada generasi sebelum A10 dari perusahaan
empat tipe alat yang diperluas untuk Micro-g. Penelitian yang dilakukannya
keperluan survey metode gayaberat, untuk mengevaluasi kemampuan
diantaranya pendulum, benda jatuh bebas repeatability, reproductibility dan
(free-fall), torsion balance dan pegas. Dari uncertainty (ketidakpastian) yang
keempat tipe tersebut alat ukur gayaberat merupakan parameter dasar pada akurasi
dibagi dua jenis yaitu gravimeter absolut gravimeter absolut.
dan gravimeter relatif. Gravimeter absolut
adalah alat yang mengukur nilai gayaberat II. LANDASAN TEORI
sebenarnya secara langsung di titik Pengamatan gayaberat dapat dilakukan
pengukuran, sedangkan gravimeter relatif dengan dua cara :
hanya mengukur perbedaan nilai gayaberat Pengukuran Absolut
di suatu tempat relatif terhadap titik acuan Pengukuran absolut (mutlak) yaitu
yang nilai gayaberatnya telah diketahui. pengamatan gayaberat (g) secara langsung
Gravimeter relatif lebih banyak digunakan misalnya dengan mengamati benda jatuh
dalam kegiatan penelitian gayaberat bebas atau ayunan. Cara ini biasanya
karena lebih mudah dioperasikan dipergunakan untuk menentukan nilai
(portable), namun mempunyai efek gayaberat titik acuan absolut. Nilai titik
apungan (drift) akibat sistem pada pegas acuan absolut ini kemudian akan
yang sulit untuk diprediksi nilai digunakan untuk menetukan nilai
koreksinya dan besarannya cukup gayaberat titik lainnya, dengan cara
signifikan sehingga perlu dihilangkan. melakukan pengamatan relatif terhadap
Sedangkan Gravimeter absolut memiliki titik acuan absolut tersebut. Untuk
akurasi yang tinggi dan tidak ada efek mendapatkan nilai gayaberat absolut
drift. digunakan cara :
Karena masalah drift alat pada gravimeter Benda jatuh Bebas (Falling body)
relatif memberikan kontribusi yang cukup Prinsip benda jatuh bebas ini adalah
besar pada ketidakpastian pengukuran, dengan mengukur jarak yang dilalui
maka perlu dikembangkan teknik sebuah benda jatuh dalam selang waktu
pengukuran untuk mengurangi faktor drift yang tertentu, dinyatakan dalam
sehingga dapat menghasilkan hasil persamaan:
pengukuran yang lebih akurat. Pada 1 2 2s
penelitian ini akan dibahas tentang analisis s= g t g= 2
2 atau t …
hasil pengukuran dengan metode hybrid-
gravity yaitu dengan kombinasi gravimeter (2.1)
absolut dan relatif secara simultan dengan dimana : g = gayaberat
harapan pengukuran gayaberat di lapangan s = jarak
lebih teliti dengan biaya yang lebih murah. t = waktu
Studi untuk monitoring gayaberat micro Nilai s dan t harus mempunyai ketelitian
telah banyak dilakukan oleh beberapa yang sangat tinggi. Prinsip benda jatuh
peneliti. Sugihara dan Ishido, 2008 bebas digambarkan pada gambar dibawah
melakukan pengukuran gayaberat dengan ini.
kombinasi antara gravimeter absolut dan
gravimeter relatif untuk memonitor
reservoir geothermal dalam memetakan
perubahan massa bawah permukaan pada
lapangan geothermal di Jepang.
Selanjutnya Palinkas, 2010 melakukan
penelitian untuk studi kelayakan
pengukuran absolut dalam geodinamika
dengan alat gravimeter absolut yang Gambar 1. Ilustrasi Benda Jatuh Bebas
Gravimeter absolut portable A10 relatif terhadap titik acuan yang nilai
dioperasikan dengan prinsip benda jatuh gayaberatnya telah diketahui. Pengukuran
bebas (free-fall method). Dimana sebuah relatif biasanya digunakan dengan alat
benda berupa kaca reflector di jatuhkan sistem pegas. Perubahan gayaberat dapat
dalam sebuah vacuum chamber, dan dibaca dari perubahan simpangan pegas.
poisisnya diamati secara akurat dengan Berdasarkan hukum Hooke dinyatakan
menggunakan laser interferometer. (A-10 bahwa perubahan panjang pegas sebanding
Portable GravimeterUser’s Manual). dengan gayaberat maka:
BIPM (Bureau International de Poids et F= m.g = k.l …(2.2)
Mesures) sebuah lembaga internasional dan ∆l = (m/k)x∆g …(2.3)
dalam pengukuran menyatakan bahwa dimana m = massa
metode benda jatuh bebas merupakan
k = konstanta elastisitas pegas
metode utama untuk mengukur gayaberat.
∆l = perubahan panjang pegas
Gravimeter absolut A10 memiliki tingkat ∆g = perubahan gayaberat
akurasi dan presisi yang tinggi, serta Perubahan panjang pegas akibat gayaberat
mudah dipindah-pindahkan untuk kelas digambarkan pada gambar dibawah ini.
gravimeter absolut, karena didesain untuk
keperluan survey lapangan maupun
keperluan di laboratorium. A10
dioperasikan dengan mengunakan tenaga
baterai 12 V dan baterai yang mudah diisi
ulang, sehingga dapat melakukan
pengukuran dengan cepat menurut catatan
pengukuan gravimeter absolut per hari
dapat mengukur sebanyak 20 titik amat,
namun disesuaikan dengan kondisi
lapangan. Gambar 3. Ilustrasi Gravimeter Sistem
Pegas
Untuk mengukur gayaberat di suatu
tempat (titik 1) dinyatakan dalam:
g1=kX1 + gacuan … (2.4)
dan pengukuran pada titik 2 adalah
g2=kX2 + gacuan …(2.5)
Jadi perbedaan hasil pengukuran
g2-g1 = k(X2-X1) sehingga nilai gayaberat
di titik 2 adalah :
g2= g1 + k(X2 - X1)
g2 = g1 + (g2 - g1)
g2 = g1 + ∆g
…(2.6)
A) B)
dimana :
g1 = nilai gayaberat di titik yang telah
Gambar 2. A) Komponen Benda Jatuh memiliki nilai gayaberat
Bebas B) Komponen Dalam Gravimeter ∆g = Perbedaan hasil pengukuran
Absolut A10 g2 = nilai gayaberat di titik 2 yang diamati
Pengukuran Relatif
Pengukuran relatif yaitu merupakan suatu Variasi nilai gayaberat yang diukur
cara untuk mendapatkan nilai g secara biasanya sangat kecil sehingga diperlukan
tidak langsung dengan mengukur suatu alat yang memiliki kepekaan dalam
perbedaan nilai gayaberat di suatu tempat
pengukuran, nilai simpangan pegas Pada gravimeter relatif dengan sistem
kemudian dikonversi dalam satuan pegas dilengkapi dengan masa yang
gayaberat dalam cm/dt2 atau dalam Gal, tergantung bebas pada ujungnya. Karena
namun karena kecilnya nilai variasi sifat elastisitas pegas, maka sistem pegas
gayaberat maka suatu alat dirancang untuk tidak kembali ke kedudukan semula.
dapat mengukur sampai besaran mGal. Koreksi karena sifat pegas ini disebut
Prinsip gravimeter pegas ini mulai koreksi apungan (drift), dan selalu
digunakan pada tahun 1930-an. Pada menunjukan perubahan setiap waktu dari
banyak pengukuran gayaberat metode nilai pembacaan pada titik ukur yang
gayaberat relatif lebih banyak digunakan sama. Dan dapat dianggap linier untuk
karena peralatannya lebih sederhana. waktu yang relatif pendek kurang dari 4
jam (Jacob, 2010). (Osazuwa, 1988)
Koreksi Data Gayaberat memberikan model matematis untuk
Menurut (Olejnik and Divis,2002) hasil menurunkan persamaan koreksi drift
pengukuran percepatan gayaberat yang dengan asumsi linier, dinyatakan dalam :
didapat disetiap titik pengukuran ( g 2−g 1 )−(g 02−g 01)
μ= …
memenuhi persamaan : (t 2−t 1)
g= ̂g k k 0+ ∑ oi (t)+ ∑ o i + Z ( t)
I II
..
(2.8)
(2.7) ...2.1
Dimana ̂g adalah nilai percepatan …(2.20)
Dimana g1 dan g2 adalah nilai gayaberat
k k0 absolut tiap titik yang ditentukan pada satu
gravitasi dan adalah faktor skala
kitaran/loop , dan g01 dan g02 adalah nilai
dan faktor skala tambahan, dan
bacaan alat pada titik 1 dan 2 dan t 1 dan t2
∑ i (t)+∑ oiII jumlah koreksi akibat
o I
adalah waktu pengukuran.(Osazuwa,
pengaruh ekternal dan internal dari 1988) menunjukan bahwa jika kitaran
pengukuran dan Z(t) adalah koreksi dilakukan pada titik yang sama, maka nilai
apungan (drift) dalam fungsi waktu yang g1 - g2 = 0. Jika waktu pengukuran pada
hanya dilakukan pada pengukuran titik berikutnya adalah ts, maka koreksi
gayaberat relatif. Faktor koreksi eksternal drift pada titik tersebut adalah:
dan internal yang berpengaruh pada δs=μ (t s−t 1 ) …. 2.9
pengukuran sebagai berikut:
Faktor ekternal III. METODE
1. Pasang surut bumi dan pasang Aplikasi Survey Hybrid-Gravity
surut laut,
2. Perubahan tekanan udara Pada penelitian ini digunakan data primer
3. Pengaruh hidrogeologi sebanyak 84 titik pengukuran yang akan
4. Polar motion dianalisis dengan kombinasi menggunakan
Faktor Internal alat gravimeter absolut dan relatif.
1. Faktor kalibrasi Sedangkan keseluruhan titik yang diukur
2. Kesalahan periodic * oleh gravimeter absolut ada 471 titik. Alat
3. Drift (apungan ) * gravimeter absolut yang di gunakan
4. Kemiringan alat (Tilt effect) adalah A10 Micro-g S/N #07,#21, dan #13
5. Pengaruh Barometrik dua digunakan untuk mengukuran
6. Mechanical hysteresis * dilapangan dan satu sebagai cadangan, dan
7. Pengaruh suhu alat gravimeter Lacoste Romberg seri D
8. Medan Magnet bumi 1158 Aliod.
9. Tegangan yang tidak stabil
Adapun lokasi penelitian dilakukan di
*) berpengaruh hanya pada gravimeter daerah prospek migas di Jawa dengan
relatif.
kontur ketinggian yang relatif rata pada • Monitoring pada reservoir pada
ketinggian 50 meter diatas permukaan laut. lapangan migas dan geothermal

Pada penelitian ini diajukan modifikasi • Pemantauan aktifitas gunung api


pengukuran metode profile dengan
kombinasi pengukuran absolut. Dari • Pemantauan subsidence / uplift.
model yang diajukan dibuatkan tiga
skema model pengukuran diantaranya : • Pemantauan aktifitas pergerakan
sesar.
1. Metode profile Normal, yaitu
pengukuran gayaberat relatif dimana Kelebihan dari metode hybrid-gravity ini
tiap-tiap titik pengukuran diturunkan adalah penggunakan kedua alat dapat
dari satu “base absolut ” yang telah saling menutupi kekurangan, dimana alat
diketahui nilai gayaberatnya. (Gambar absolut yang akurat namun kurang
4.13 A) fleksibel dan dapat dikombinasikan
2. Metode profile Hybrid-gravity1, yaitu dengan hasil pengukurang relatif yang
pengukuran gayaberat relatif dengan kurang akurat namun cukup portable
titik-titik pengukuran diturunkan dari sehingga dapat dilakukan pengukuran pada
dua titik “base absolut” yang berbeda. area yang cukup luas dan medan yang sulit
(Gambar 4.13 B) namun dapat memberikan hasil dengan
akurasi yang tinggi.
3. Metode profile Hybrid-gravity2, yaitu
pengukuran gayaberat relatif dengan
titik-titik pengukuran diturunkan dari IV. ANALISA DATA DAN HASIL
tiga titik “base absolut”, dengan Penelitian yang dilakukan meliputi tahap-
interval looping kurang dari 4 jam. tahap yaitu. Studi pustaka untuk
(Gambar 4.13 C) mengumpulkan informasi-informasi yang
terkait dengan penelitian ini khususnya
yang terkait dengan metode gayaberat, dan
Gambar 4. Skema Model Pengukuran kombinasi pengukuran gayaberat absolut
dan relatif. Studi tentang metode
pengukuran gayaberat absolut dan relatif,
serta koreksi yang dilakukan pada kedua
metode tersebut. Studi tentang faktor
kesalahan pada pengukuran gayaberat
relatif. Pengolahan data pengukuran relatif
dengan tutupan/kitaran (looping) yang
berbeda-beda, pertama yaitu dengan
metode normal, kedua metode kombinasi
gayaberat absolut dan gayaberat relatif
(Hybrid-gravity), kemudian dilakukan
Gambar 5 a) b) Pengukuran analisis perbandingan antara hasil dari
Pengukuran Gayaberat Relatif metode normal dan metode hybrid-gravity
Gayaberat Absolut dengan nilai gayaberat absolut. Dan
digunkan metode statistik uji-t
berpasangan. Alur pengolahan data secara
keseluruhan digambarkan pada diagram
Metode Hybrid-gravity telah banyak dibawah ini. Kemudian hasil dari
digunakan dalam penelitian geofisika penelitian ini memberikan rekomendasi
diantaranya: untuk pengukuran kombinasi gravimeter
absolut dan relatif.
lainnya. Jousset, 1995 menurunkan nilai
Gambar 6. Diagram Alur Pengolahan koefisien kalibrasi dengan regresi antara
Data hasil nilai alat yang dikalibrasi dengan
Pasang surut bumi nilai acuan, dengan persamaan berikut:

∆ gacuan=a . ∆ gobs +b …(4.1)


Untuk koreksi pasang surut bumi
gravimeter absolut A10 menyediakan
koreksi secara teoritis melalui software Dimana Δgacuan adalah perubahan niali
pengolahan data dengan program gayaberat absolut,”a” adalah koefisien
ETGTAB (Wenzel, 1996), dengan kalibrasi, Δgobs adalah nilai gayaberat hasil
menggunakan model potensial yang pengukuran dan “b” adalah kesalahan alat.
dikembangkan Tamura (Tamura, 1987).
Ampliduto maksimum rata-rata dari Dengan memasukan faktor kalibrasi dalam
pengaruh pasang surut sebesar 100 µGal.. perhitungan maka dapat menurunkan
Dibawah ini adalah perbandingan koreksi pengaruh drift pada alat, pada gambar
tide teoritis dan observasi yang diamati di dibawah dapat dilihat nilai drift yang turun
daerah penelitian. sekitar 50%.

Gambar 8. Perbandingan Koreksi Drift


Gambar 7. Grafik Perbandingan Pasang
Dari ketiga metode perhitungan yang
Surut Bumi Teoritis dan Observasi
digunakan nilai koreksi drift dengan
Nilai gayaberat absolut hasil pembacaan metode Hybrid-gravity1 yaitu yang
alat kemudian dikoreksi dengan tide menggunakan dua base absolut pada
teoritis dan tide observasi, dan dikoreksi semua pengukuran menghasilkan nilai
dengan faktor eksternal lain yang koreksi drift yang lebih kecil, dengan kata
berpengaruh. lain metode Hybrid-gravity dapat
Dengan metode hybrid-gravity dapat menurunkan pengaruh drift pada
dilakukan kalibrasi pada alat gravimeter pengukuran.
relatif. Faktor kalibrasi didapat dengan
cara membandingkan perubahan nilai
gayaberat absolut dari dua titik absolut
dengan perubahan nilai gayaberat hasil
pengukuran gravimeter relatif di titik yang
sama, seperti ditunjukan pad persamaan
dibawah ini. Tujuan kalibrasi ini adalah
untuk menguji nilai konversi gravimeter
Relatif. Penggunaan tabel konversi ini Gambar 9. Perbandingan Total Drift Per
khusus untuk gravimeter relatif jenis Hari
Lacoste Romberg. Sedangkan pada tipe Untuk menganalisis kinerja dan akurasi
yang lain faktor kalibrasi dikalikan dengan dari pengukuran gayaberat relatif terhadap
hasil pembacaan alat sebelum nilai gayaberat absolut. Di hitung nilai
ditambah/dikurangi dengan koreksi
kesalahan absolut dari masing-masing titik • Angka probabilitas/2 > 0.025,
pengukuran Di bawah ini adalah analisis maka Ho diterima
statistik dari kedua koreksi tide yang • Angka probabilitas/2 <0.025, maka
digunakan pada ketiga metode pengukuran Ho ditolak
yang digunakan.
Tabel 1. Hasil Uji-t Pengukuran
gayaberat Absolut dan Relatif

Dari analisis korelasi didapatkan nilai


Gambar 10. Plot Kesalahan Absolute
koefisien korelasi dari metode Hybrid-
Dari data grafik dan tabel diatas diperoleh
gravity 1 memiliki nilai korekasi yang
hasil dengan metode Hybrid-gravity 1
tinggi dibandingkan dengan metode
diperoleh hasil yang lebih baik dengan
looping yang lain, baik pada koreksi tide
jumlah data yang dapat diterima ( nilai
teori dengan nilai koefisien korelasi 0.999
dibawah ±22 Gal) sebanyak 29 titik
dan pada koreksi tide observasi 0.997 dan
pengamatan atau 30% dari total jumlah
dengan nilai probabilitas dibawah 0.05
titik pengukuran dengan nilai RMS 62.9
( bisa dilihat dari nilai signifikansi nya
µGal.
0.000). Hal ini menunjukan adanya
Untuk menganalisis perbandingan antara korelasi yang kuat antara hasil pengukuran
nilai gayaberat absolut dan nilai gayaberat gayaberat absolut dengan hasil pengukuran
relatif yang dilakukan dengan beberapa gayaberat relatif yang menggunakan
metode looping tersebut digunakan metode metode Hybrid-gravity 1. Dari ringkasan
statsitik uji-t pada sample yang data statistik dibawah ini menunjukan
berpasangan, artinya dianalisis hasil hasil rata-rata pengukuran gayaberat
pengukuran pada titik yang sama namun absolut dan gayaberat relatif dengan
dengan perlakuan yang berbeda. metode Hybrid-gravity 1 memiliki nilai
Kemudian dibandingkan dengan hasil rata-rata yang hampir sama dengan nilai
gayaberat absolutnya. Untuk melihat selisih rata-rata 0.23 Gal untuk koreksi
keidentikan hasil pengukuran gayaberat tide teoritis yang diterapkan
absolut dan gayaberat relatif dilakukan uji
V. KESIMPULAN DAN SARAN
hipotesis sebagai berikut :
Dari hasil analisa data diatas, dalam
Ho = Kedua rata-rata hasil pengukuran penerapan metode gayaberat untuk studi
adalah identik ( tidak berbeda secara geodinamika yang memberikan respon
nyata). anomali gayaberat yang sangat kecil, maka
Hi = Kedua rata-rata hasil pengukuran perlu suatu teknik akusisi yang lebih
tidak identik (berbeda secara nyata). akurat namun dapat menjangkau area
survey yang cukup luas. Dari hasil
Untuk kasus yang menerapkan koreksi tide penelitian terhadap hasil pengukuran
teoritis, hasil uji t yang dilakukan gayaberat absolut dan gayaberat relatif,
diperoleh hasil ditunjukan tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa :
dibawah ini. Berdasarkan nilai
1. Teknik akusisi dengan metode
probabilitas, uji dua sisi setiap sisi dibagi
kombinasi pengukuran gayaberat
dua sehingga.
absolut dan gayaberat relatif (hybrid-
gravity) terbukti memiliki akurasi yang BIPM, IEC, IFCC, ISO, IUPAC,
lebih baik bila dibandingkan dengan IUPAP, OIML. ISO-GUM
metode Normal. Dalam koreksi drift International Organization for
dengan metode hybrid-gravity dapat Standardization, Geneva,
mengurangi koreksi drift hingga 50%. Switzerland
Dan sekaligus dapat dilakukan kalibrasi http://www.bipm.org/en/publicatio
pada pengukuran gayaberat relatif. ns/guides/gum.html
Jacob, T., J. Chery, R. Bayer, N. Le
2. Dengan memasukan faktor kalibrasi Moigne, J. P. Boy, P. Vernant, and
dalam perhitungan data gayaberat F. Boudin., 2009, Time‐lapse
relatif, pada metode hybrid-gravity juga surface to depth gravity
dapat mengurangi koreksi drift hingga measurements on akarst system
lebih 50% dengan akurasi koreksi drift reveal the dominant role of the
sebesar 22µGal. epikarst as a water storage entity,
Geophys. J. Int., 177, 347–360,
3. Dari analisa korelasi didapatkan bahwa doi:10.1111/j.1365-246X.
metode hybrid-gravity memiliki nilai 2009.04118.x.
korelasi yang lebih tinggi dibandingkan Olejník,S. and Diviš, K., 2002, Gravity
dengan metode looping yang lain, baik system 1995 on the Czech
pada tide teori maupun tide observasi Republic territory. Geodetický a
dengan koefisien korelasi mendekati 1. kartografický obzor, 48(90), No. 8,
145–161, (in Czech)
Osazuwa, I. B., 1988, Cascade model for
the removal of drift from
4. Dari data statistik ditunjukan bahwa
gravimetric data. Survey Review,
beda rata-rata pengukuran gayaberat
29: (228), 295-303.
absolut dan gayaberat relatif dengan
Torge,W., 1989, Gravimetry. deGruyter,
metode hybrid-gravity kurang dari 10
Berlin, 465pp.
µGal.
Tamura, Y., 1987, A harmonic
development of the tide generating
potential, Bull. Inf. Marees Terr.,
99, 6813–6855
VI. DAFTAR PUSTAKA

GUM - Guide to the Expression of


Uncertainty in Measurement: 1995,

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai