Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

GLOBAL WARMING
( PEMANASAN GLOBAL )

Disusun Oleh:

•Moh Raihanul Jinan 07


•Herlina Nanda Utami 05
•Naura Usroti Wahida 09
•Rohmatul Laili 14

MADRASAH ALIYAH NEGRI


BANGKALAN
2022-2023
KATA PENGHANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa sehingga tulisan ini
dapat diselesaikan. Tulisan ini dibuat untuk membagikan pengetahuan tentang Pemanasan
Global, penyebab dan antisipasinya, agar pembaca mengerti dan dapat ikut berperan serta
dalam menyelamatkan bumi. Terima kasih kami ucapkan kepada MAN BANGKALAN
terutama

1. Bapak Kepala Sekolah Drs.H. Ali Wafa,M.PdI


2. Ibu Cicik Lusiana, S.T

Kami sadar bahwa tulisan ini belum sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun
tentu akan kami terima dengan senang hati demi kesempurnaan tulisan ini.

Bangkalan , 26 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGHANTAR.........................................................................................................I
DAFTAR ISI.........................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pemanasan Global.....................................................................................................3
B. Penyebab Pemanasan Global..................................................................................3
C. Dampak Pemanasan Global......................................................................................4

BAB III ANTISIPASI TERHADAP PEMANASAN GLOBAL


A. Mengurangi Peningkatan Gas Rumah Kaca..............................................................12
B. Mengurangi Polusi Udara Karna Bahan Bakar.........................................................12
C. Mengurangi Efek Rumah Kaca..................................................................................
D. Mengurangi Penggunaan CFC......................................................................................
E. Antisipasi Hutan Gundul ............................................................................................
F. Mengurangi Gas Metan...........................................................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran ........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemanasan global (Global Warming) beberapa tahun terakhir menjadi topik atau
isu yang paling penting. Hal ini dikaitkan dengan perubahan lingkungan yang sangat
ekstrem, maupun dampak yang ditimbulkannya. Banyak negara yang ikut peduli terhadap
hal tersebut tanpa terkecuali Indonesia. Pemanasan global (Global Warming) bukan istilah
asing lagi bagi bangsa Indonesia. Pemanasan global merupakan proses meningkatnya suhu
atmosfer bumi dan menipisnya lapisan ozon yang disebabkan oleh efek rumah kaca. Suhu
atmosfer bumi diperkirakan terus mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir.
Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebagian besar penyebab
pemanasan global dikarenakan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah
kaca, terutama emisi karbon (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2013).
Efek rumah kaca dan emisi karbon banyak disebabkan oleh aktivitas manusia, baik berasal
dari kegiatan sehari-hari maupun kegiatan ekonomi. Pemborosan energi merupakan
penyebab utama kenaikan emisi gas rumah kaca. Sementara itu, penggunaan energi di
Indonesia mengalami peningkatan sebesar 4,1% per tahun, terutama pada sektor industri
energi padat seperti tekstil, semen, keramik, dan baja (Dewan Energi Indonesia, 2014). Hal
ini menunjukkan bahwa aktivitas industri banyak memberikan efek negatif bagi bumi,
khususnya aktivitas dari penggunaan energi yang mengakibatkan efek rumah kaca dan emisi
karbon.
Pada dasarnya tujuan dari kegiatan ekonomi adalah memperoleh laba dengan sebesar-
besarnya. Namun, mayoritas pelaku ekonomi di Indonesia dalam memperoleh laba kurang
memperhatikan efek dari kegiatannya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Perlu
adanya kesadaran dari pelaku ekonomi untuk mengurangi penggunaan energi yang
mengakibatkan peningkatan emisi karbon dan efek rumah kaca. Berbagai peraturan
nasional dan internasional pun dibuat dalam
rangka pertanggungjawaban perusahaan atas aktivitasnya yang menghasilkan emisi karbon
dan gas rumah kaca. Selain peraturan banyak juga gerakan-gerakan yang di lakukan
pemerintah salah satunya yaitu gerakan Car Free Day
Car free day atau hari bebas kendaraan ialah suatu keadaan dimana pada hari itu
masyarakat dilarang menggunakan kendaraan bermotor mereka ketika melintasi jalan-jalan
tertentu atau rute-rute tertentu yang telah ditetapkan. Car free day ini sendiri pertama kali
dilakukan di Negara Perancis yakni pada tahun 90-an, tepatnya pada 22 September 1998.
Gagasan ini dikemukakan oleh menteri lingkungan hidup Perancis dengan tema “Di Kotaku
tanpa Mobil”. Tujuan dari pelaksanaan Car free day ini sendiri ialah untuk menekan atau
mengurangi emisi gas buang yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor . Sementara di
Indonesia sendiri Car free day pertama kali dilaksanakan di Jakarta pada bulan April tahun
2008. Kemudian kegiatan ini berkembang dan mulai menjamur ke kota-kota besar di seluruh
Indonesia, termasuk di kota Solo. Di kota Solo sendiri Car free day pertama kali di
laksanakan pada tanggal 30 Mei 2010 dan dibuka oleh wakil Walikota Surakarta . Pada awal
pelaksanaannya, solo Car free day diberlakukan di sepanjang Jl. Slamet Riyadi ( perempatan
Purwosari sampai bundaran geladak), yakni sejauh 3,74 Km. Kemudian pada
perkembangannya, kegiatan ini diperluas tidak hanya sepanjang Jl. Slamet Riyadi, yakni dari
perempatan Purwosari sampai bundaran geladak, tetapi juga sampai melebar ke Jl.
Diponegoro yakni dari simpang empat pasar pon sampai simpang tiga Mangkunegaran. Solo
Car free day merupakan upaya penekanan tingkat polusi udara yang di timbulkan oleh emisi
gas buang kendaraan bermotor dan lingkungan hidup sehingga sudah saatnya Kota Surakarta
melaksanakan pembatasan atau pengurangan penggunaan kendaraan bermotor menambah
ruang pendistrian atau pejalan kaki dan ruang hijau kota . Acara solo Car free day yang
mempunyai take line “bebas emisi, bebas berkreasi” ini dilaksanakan setiap hari minggu pagi
dari pukul 05.00-09.00 WIB. Setidaknya ada 4 segmentasi dalam pelaksanaan solo Car free
day ini, yakni segmen olahraga, segmen edukasi, segmen seni dan budaya dan yang ke empat
segmen Entertainment.

Di Bangkalan sendiri pertama kali melakukan gerakan Car Free Day pada Minggu
(7/9/2014) pagi, Para Warga mengikuti Car Free Day (CFD) dengan sangat antusias .
Mereka mengayuh sepeda ontel yang dimulai dari depan Pendopo Agung Bangkalan, Jalan
Letnan rombongan melintasi Jalan Panglima Sudirman, Jalan Trunojoyo, dan Jalan Halim
Perdana Kusuma. Kemudian belok kanan ke Jalan Soekarno-Hatta dan berakhir di depan
Stadion Gelora Bangkalan (SGB).

Rute yang dilalui peserta CFD sekira 20 KM. Kegiatan CFD sendiri mendapat respon
positif dari masyarakat. Meskipun baru pertama digelar secara resmi, peserta yang ikut
membludak. Tidak hanya dari kalangan instansi di lingkungan Pemkab Bangkalan, tetapi
juga dari masyarakat umum, sehingga semakin menambah semarak CFD tersebut. Mulai hari
ini Pemkab Bangkalan menetapkan kawasan Senenan sampai depan Mapolres Bangkalan,
Jalan Soekarno-Hatta, sebagai area CFD. "Ini kegiatan yang bagus buat kesehatan tubuh.
Karena selama seminggu disibukkan masalah kerja, dengan bersepeda bisa menghilangkan
kepenatan sambil menghirup udara segar," terang salah seorang peserta CFD, Muhammad
Sulton.

Sementara itu, Bupati Bangkalan, RK Muh Makmun Ibnu Fuad, menyatakan,


kegiatan CFD dilakukan sebagai salah satu upaya mengantisipasi kenaikan BBM, yang
sebentar lagi bakal naik. Selain itu, manfaat bersepeda sendiri bisa sehat dan bebas polusi.
“Sekaligus juga sebagai wahana rekreasi. Kami berharap masyarakat bisa membudayakan
bersepeda. Saya sudah mengarahkan dinas bersepeda setiap hari dengan cara bergantian,"
terang Makmun. Ia menambahkan, pihaknya juga meminta kepada sekolah nantinya bisa
mengimbau siswa memakai sepeda ontel. Kegiatan CFD akan digelar secara rutin setiap hari
Minggu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, Penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:


a. Bagaimana kondisi Indonesia saat ini dengan adanya pemanasan global?

b. Bagaimana langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasi pemanasan global?

c. Apa saja dampak yang di rasakan adanya pemanasan global ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat atau pembaca
tentang pemanasan global, penyebab, bahaya dan antisipasi, agar manusia di bumi sadar akan
lingkungannya dan merubah pola hidup yang selama ini kurang baik sehingga makhluk di
bumi selamat dari bahaya yang diakibatkan adanya pemanasan global.

D. Manfaat Penulisan

a. Untuk penulis dan pembaca: menambah wawasan tentang apa, penyebab, bahaya dan
antisipasi terhadap pemanasan global sehingga masyarakat paham akan bahaya pemanasan
global sehingga diharapkan pola hidup sehari-hari lebih baik dalam rangka
untuk menyelamatkan lingkungan.

b. Untuk pemerintah: agar kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan harus diterapkan
secara ketat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemanasan Global

Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata udara, atmosfer,
laut, dan daratan Bumi. Periode perubahan iklim juga pernah terjadi di masa lalu, namun
perubahan iklim yang terjadi pada saat ini jauh lebih cepat dan bukanlah dikarenakan oleh
sebab-sebab alamiah. Penyebab utama yang menimbulkan pemanasan iklim pada saat ini
ialah pencemaran gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2) dan metana. Pembakaran
bahan bakar fosil seperti batu bara, bensin, dan solar untuk produksi energi ialah pemasok
terbesar dari pencemaran ini. Beberapa faktor tambahan lainnya ialah seperti sejumlah
praktik pertanian tertentu, proses industri, dan penggundulan hutan. Karena sifatnya yang
transparan, gas rumah kaca dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga memanaskan
permukaan Bumi. Namun ketika gelombang ultraviolet dari sinar matahari diserap lalu
dipancarkan kembali oleh permukaan bumi menjadi radiasi inframerah, gas-gas rumah kaca
tersebut menyerapnya, memerangkap panas di sekitar permukaan bumi dan menyebabkan
pemanasan global.

Akibat perubahan iklim, gurun pasir meluas, sementara gelombang panas dan
kebakaran liar menjadi lebih umum. Peningkatan pemanasan di Kutub Utara telah
berkontribusi pada mencairnya tanah es yang sebelumnya selalu membeku, mundurnya
glasial, dan hilangnya es laut. Suhu yang lebih tinggi juga menyebabkan badai yang lebih
intens, kekeringan, dan cuaca ekstrem lainnya. Perubahan lingkungan yang cepat di
pegunungan, terumbu karang, dan Kutub Utara memaksa banyak spesies untuk pindah atau
punah. Perubahan iklim mengancam manusia dengan kelangkaan air dan makanan,
peningkatan banjir, panas yang ekstrem, lebih banyak penyakit, dan kerugian ekonomi.
Migrasi manusia dan konflik dapat terjadi sebagai akibatnya. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menyebut perubahan iklim sebagai ancaman terbesar bagi kesehatan global di abad
ke-21. Bahkan jika upaya untuk meminimalisir pemanasan di masa depan berhasil, beberapa
efek akan terus berlanjut selama berabad-abad. Ini termasuk kenaikan permukaan laut, dan
lautan yang lebih hangat dan dengan pH yang lebih asam.
Banyak dari dampak-dampak ini telah dirasakan pada tingkat pemanasan 1,2 °C saat
ini. Peningkatan pemanasan lebih lanjut akan memperbesar dampak-dampak ini dan dapat
memicu terjadinya titik kritis, seperti mencairnya lapisan es Greenland. Di bawah Persetujuan
Paris pada tahun 2015, negara-negara secara kolektif sepakat untuk menjaga agar pemanasan
tetap "berada di bawah 2 °C". Namun, dengan komitmen yang dibuat di bawah persetujuan
tersebut, pemanasan global masih akan mencapai sekitar 2,7 °C pada akhir abad ini.
Membatasi pemanasan hingga 1,5 °C akan membutuhkan pengurangan separuh dari tingkat
emisi karbon pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2050.

Melakukan pengurangan emisi secara signifikan akan memerlukan peralihan dari


pembakaran bahan bakar fosil dan menuju penggunaan listrik yang dihasilkan dari sumber
rendah karbon. Hal ini termasuk menghentikan secara bertahap pembangkit listrik tenaga
batu bara, meningkatkan penggunaan angin, matahari, dan jenis energi terbarukan lainnya,
serta mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penggunaan energi. Listrik perlu
menggantikan bahan bakar fosil untuk menggerakkan transportasi, memanaskan ataupun
mendinginkan bangunan, dan mengoperasikan fasilitas industri. Karbon juga dapat
dihilangkan dari atmosfer, misalnya dengan meningkatkan cakupan hutan dan dengan bertani
dengan metode menangkap karbon dalam tanah. Meskipun umat manusia dapat beradaptasi
terhadap perubahan iklim melalui upaya-upaya seperti perlindungan garis pantai yang lebih
baik, namun langkah-langkah tersebut tidak dapat mencegah risiko dari dampak yang parah,
meluas, dan permanen.

C. Penyebab Pemanasan Global


Beberapa penyebab pemanasan global adalah gaya hidup, pola konsumsi dan
pertumbuhan penduduk yang tidak teratur, ditambah dengan beragam aktivitas manusia yang
adakalanya merusak lingkungan. Berikut ini diuraikan beberapa penyebab adanya pemanasan
global.

•Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari matahari. Sebagian besar
energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi
ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi.
Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya.
Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.

Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer Bumi akibat menumpuknya


jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, metana dan di nitrogen
monoksida yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas
tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas rumah kaca berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap
di bawahnya. Namun, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup
yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-
rata sebesar 15 °C, bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C dari suhunya semula, jika tidak
ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan
Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan
mengakibatkan perubahan iklim yang sangat mengancam.

•Efek umpan balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan
akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan
menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri
merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di
udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang
dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan
balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan relatif udara hampir
konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini
hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

•Variasi Matahari
Artikel utama: Variasi Matahari Terdapat hipotesis yang menyatakan bahwa variasi
dari matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi
kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan
akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas matahari akan memanaskan stratosfer
sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian
bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas
matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Penipisan lapisan ozon juga dapat
memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun
1970-an. Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi
mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta
efek pendinginan sejak tahun 1950.

•Polusi Udara Karena Bahan Bakar

Bahan bakar mesin kendaraan bermotor, seperti mobil, sepeda motor dan kendaraan
lainnya menghasilkan gas karbon dioksida yang tidak bisa diteruskan keluar angkasa
sehingga panas akan mengendap di bumi, sehingga mengakibatkan bumi semakin panas

•Penggundulan Hutan

Perusakan hutan akan menyebabkan pemanasan global, karena hutan memiliki fungsi
menyerap gas karbon dioksida, dan hutan merupakan penghasil oksigen. Semakin banyak
terjadinya penebangan liar atau penggundulan hutan maka jumlah karbon dioksida akan
makin banyak, berkumpul di atmosfer sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Kondisi ini mempunyai arti bahwa oksigen di bumi akan semakin berkurang, padahal semua
makhluk di bumi memerlukan oksigen, sehingga dapat membahayakan kelangsungan hidup
makhluk hidup di bumi. Penggundulan hutan atau deforestasi juga menyebabkan kecepatan
perubahan iklim dan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati. Deforestasi banyak
disebabkan karena adanya alih fungsi hutan, misalnya adanya berbagai komoditas pertanian
seperti jagung dan kedelai yang memerlukan lahan yang tidak sedikit. Terjadinya deforestasi
akan menambah buruk pemanasan global karena hutan sebagai penghasil oksigen dan paru-
paru dunia ditebangi dan diganti dengan komoditas pertanian sehingga menyebabkan
penipisan lapisan ozon di atmosfer

•Polusi Metana Karena Peternakan, Pertanian, dan Perkebunan

Selain karbon dioksida, unsur yang berperan besar dalam menyebabkan global
Warming adalah gas metana. Gas metana yang mempunyai kadar tinggi dapat mengurangi
kadar oksigen pada atmosfer bumi sampai sekitar 19,5%. Pada kadar yang lebih tinggi
apabila gas metana bercampur dengan udara, dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan
•Boros Penggunaan Listrik

Faktor penyebab pemanasan global yang lainnya adalah penggunaan listrik yang
boros. Pemborosan listrik membuat cadangan energi listrik menjadi semakin menipis karena
energi listrik memerlukan pembakaran batu bara sehingga meningkatkan pemanasan global.
Oleh karena itu sebaiknya pemakaian listrik digunakan secara efisien sesuai dengan
keperluan agar tidak menyebabkan pemanasan global.

• Polusi Udara Akibat Industri Pabrik

Pertumbuhan pembangunan industri, disamping memberikan dampak positif, di sisi


lain juga memberikan dampak negatif, berupa pencemaran udara dan kebisingan, baik yang
terjadi di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang dapat
membahayakan kesehatan manusia. Industri pabrik menyebabkan banyaknya asap yang
dihasilkan, dan dapat mengakibatkan polusi udara yang akan membuat lingkungan tercemar
dan terjadinya pemanasan global. Zat yang keluar dari proses industri berupa zat yang
berbahaya seperti Karbon Monoksida, Hidrokarbon, dan senyawa lainnya yang dapat
membahayakan kesehatan alam dan manusia. Jadi pengoperasian industri berpotensi
menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas udara

•Penggunaan CFC Secara Berlebihan

Chlorofluorocarbon (CFC) adalah suatu bahan kimia yang diproduksi untuk berbagai
kebutuhan peralatan rumah tangga seperti AC atau pendingin ruangan dan kulkas. Sekitar
tahun 1970 zat-zat kimia seperti (CFC) dan hydrochlorofluorocarbon (HCFC) sudah
menyebabkan adanya penipisan lapisan ozon. Zat kimia perusak lapisan ozon ini sangat
stabil, sehingga bisa mencapai stratosfer secara utuh. Ketika zat tersebut berada di stratosfer,
kemudian zat kimia ini diubah oleh radiasi ultraviolet sinar matahari dan mengeluarkan atom-
atom klorin perusak ozon. Setelah lapisan ozon menipis, banyaknya bahaya ultraviolet yang
mencapai bumi bertambah antara lain menyebabkan perubahan ekosistem, kanker kulit, dan
katarak. Pada zaman sekarang, banyak sekali kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, dan
barang yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut banyak sekali yang menggunakan CFC.
Sebagian masyarakat menggunakan CFC dengan jumlah yang banyak, dan hal ini
berlangsung selama bertahun-tahun, senyawa-senyawa kimia tersebut secara luas dipakai
untuk pendingin ruangan (AC), media pendingin pada lemari es (kulkas), bahan pelarut, dan
proses pembuatan plastik.

C. Dampak Pemanasan Global


Para ilmuwan menggunakan model komputer dari suhu, pola presipitasi, dan sirkulasi
atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuwan
telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca,
tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

•Iklim mulai tidak stabil

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara
dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain
di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih
sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah
subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair.
Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari
akan cenderung untuk meningkat.

Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut malah
akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan
karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek
insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan
yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, di
mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembapan yang tinggi
akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat
Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam
seratus tahun terakhir ini.[33] Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat
menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai
(hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar.
Pola cuaca menjadi tidak terprediksi.

•Peningkatan permukaan laut

Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang
stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih
memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10–25
cm (4 – 10 inci) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih
lanjut 9–88 cm pada abad ke-21.

Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah pantai.
Kenaikan 100 cm akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah
Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan
meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk
melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat
melakukan evakuasi dari daerah pantai.

Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai.
Kenaikan 50 cm (20 inci) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika
Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang
sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Everglades,
Florida.

•Suhu global cenderung meningkat

Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih
banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat.
Bagian selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih
tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis
semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun
yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack
(kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair
sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami
serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

•Gangguan ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan
mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-
spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan
pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat
berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

•Dampak sosial dan politik

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang


berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat
menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malagizi. Perubahan cuaca
yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat
menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan
kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan
perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit,
seperti: diare, malagizi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-
lain.

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air
(waterborne disensus) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).
Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru
untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa
spesies vektor penyakit (eq aedes aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten
terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi
kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah
dikarenakan perubahan ekosistem yang ekstrem ini. Hal ini juga akan berdampak perubahan
iklim (Climate Change) yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu
seperti ISPA (kemarau panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak
menentu)

Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga
berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan
polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti asma, alergi, coccidioidomycosis,
penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.
BAB III

ANTISIPASI TERHADAP PEMANASAN GLOBAL

Perilaku manusia dan faktor-faktor lain yang berdampak terhadap kenaikan suhu
lautan menyebabkan pemanasan global yang berdampak terhadap mencairnya es di Antartika
sehingga mengakibatkan kenaikan permukaan air laut. Sebenarnya pemanasan global telah
terjadi sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, akan tetapi dampaknya baru mulai
dirasakan sekarang. Untuk mengantisipasi atau mengurangi terjadinya pemanasan global.
Maka harus dicari penyebab atau akar permasalahannya. Berikut ini langkah yang harus
ditempuh dalam antisipasi atau mengurangi pemanasan global:

A. Mengurangi Peningkatan Gas Rumah Kaca

Beberapa hal yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca

•Efisiensi Dalam Bidang Energi.

a) Lampu yang tidak di gunakan dimatikan


b) Peralatan elektronik yang tidak di gunakan tidak dalam posisi stand by, dan
alat dari sumber listrik di cabut
c) Memanfaatkan sinar matahari untuk penerangan dan juga untuk mengeringkan
cucian

• Mengurangi frekuensi penggunaan kendaraan pribadi

a) Untuk jarak kurang dari 500m berjalan kaki


b) Menggunakan sepeda sebagai alat transportasi Karena tidak memiliki gas
buang
c) Untuk jarak 3km bisa berbagi kendaraan atau menggunakan transportasi umum

• Mengurangi penggunaan air minum dalam botol kemasan dan sedotan

a) Membawa tempat minum sendiri


b) Bila memungkinkan, menghindari pemakaian sedotan plastik karna dapat
menghasilkan emisi karbon yang cukup besar
• Mengurangi sampah organik

a) Sampah organik di olah menjadi kompos


b) Dilakukan pemisahan organik dan anorganik

B. Mengurangi Polusi Udara Karna Bahan Bakar

a) Penggunaan Transportasi Massal oleh Masyarakat


b) Pemberian ijin kendaraan umum kecil dibatasi, kendaraan massal
diperbanyak,
c) Kontrol terhadap kepemilikan kendaraan pribadi dan pembatasan usia
kendaraan.
d) Uji emisi kendaraan bermotor secara berkala
e) Penegakan disiplin lalu lintas

C. Mengurangi Efek Rumah Kaca

a) Penggunaan energi listrik di rumah dikurangi atau dihemat agar penggunaan


batu bara dan emisi CO2 berkurang.
b) Penggunaan transportasi umum dan menghindari penggunaan transportasi
pribadi,
c) Menggunakan kendaraan ramah lingkungan, seperti sepeda atau kendaraan
listrik
d) Menggunakan energi terbarukan dan ramah lingkungan, seperti panel surya
e) Menggunakan pupuk organik
f) Mengolah limbah ternak menjadi biogas untuk mengurangi emisi CH4
g) Melakukan reboisasi agar siklus karbon bisa kembali seimbang
h) Mengurangi pemakaian plastik dengan membawa botol minum sendiri atau
menggunakan tas kain saat berbelanja
i) Membiasakan daur ulang sampah, terutama plastik

D. Mengurangi Penggunaan CFC

a) Mematikan AC ketika tidak di pakai


b) Tidak menggunakan Kulkas terus menerus

E. Antisipasi Hutan Gundul

a) Melakukan reboisasi
b) Menggunakan sistem tebang pilih
c) Melakukan penanaman kembali

F. Mengurangi Gas Metana


a) Menggunakan pakan pilihan
b) Mengolah kotoran ternak dengan bijak
c) Mengurai sampah guna mengurangi pembusukan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada intinya penyebab pemanasan global adalah perilaku manusia, dan berdasarkan
hasil yang telah diuraikan terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan Penyebab Pemanasan
Global antara lain

a. Meningkatnya gas rumah kaca

b. Polusi udara akibat pemakaian bahan bakar

c. Efek rumah kaca

d. Penggunaan CFC secara berlebihan

e. Penggundulan hutan

f. Polusi metana karena peternakan, pertanian, dan perkebunan

g. Penggunaan listrik yang boros

h. Polusi udara akibat industri pabrik polusi udara akibat industri pabrik

i. Sampah plastik

A.2. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pemanasan Global

Pemanasan global akan meningkatkan suhu di permukaan bumi, dan dapat


menyebabkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan ekosistem lainnya karena adanya
perubahan iklim dunia. Salah satu contoh dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global
adalah mencairnya geleser dan es di kutub. Pencairan geleser ini akan mengakibatkan
naiknya permukaan air laut dan membuat sebagian daerah terendam air laut. Bagi negara
kepulauan seperti Indonesia, hal tersebut dapat menyebabkan pulau-pulau kecil tenggelam.
Dampak buruk lainnya akibat pemanasan global adalah curah hujan yang tinggi, kegagalan
panen, hilangnya terumbu karang, kepunahan berbagai spesies, hingga penipisan lapisan ozon
pada atmosfer bumi. Dampak yang lain adalah adanya perubahan iklim, atau fenomena
penyimpangan iklim, misalnya terjadinya tiga bencana hidrometeorologi, yaitu angin puting
beliung, banjir, dan tanah longsor, bahkan mungkin ditambah dengan gelombang laut yang
tinggi yang dapat menelan korban jiwa manusia. Kerugian yang diakibatkan oleh adanya
bencana tersebut bukan hanya kerugian jiwa saja, akan tetapi juga ada kerugian
materiil ,sebagai contoh adalah adanya kerusakan pemukiman, kerusakan infrastruktur, dan
masih banyak lagi kerusakan yang lainnya.

A.3. Antisipasi Terhadap Pemanasan Global

1. Mengurangi konsumsi energi, misalnya lampu yang tidak digunakan dimatikan, peralatan
elektronik yang tidak digunakan tidak dalam posisi stand by, dan alat dari sumber listrik
dicabut, memanfaatkan sinar matahari untuk penerangan dan juga untuk mengeringkan
cucian pakaian, mengurangi frekuensi penggunaan kendaraan bermotor pribadi.

2. Tidak menggunakan CFC

3. Tidak melakukan penggundulan hutan

4. Pakan ternak dipilih jenis yang menghasilkan gas metana yang paling sedikit

5. Mengurangi penggunaan plastik

6. Menggunakan energi alternatif

7. Penempatan pabrik industri disesuaikan dengan tempat yang sesuai dengan peruntukan
ruangnya, supaya tidak mengganggu lingkungan.

8. Deteksi dini Suhu Permukaan Air Laut (SPL)

B. Saran

Manusia mempunyai peran penting untuk ikut serta mengembalikan keseimbangan


Lingkungan, karena aktivitas manusia merupakan unsur yang dominan dalam terjadinya
Ekosistem yang terganggu, Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal
Semestinya sadar akan pentingnya menyelamatkan lingkungan hidup. Dapat menciptakan
Lingkungan yang baik, sehingga perlu adanya edukasi terhadap masyarakat tentang
Pentingnya menyelamatkan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Moh. Raihanul Jinan,2022,pemanasan global

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

http://repository.uki.ac.id

http://e-journal.uajy.ac.id

https://www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai