Anda di halaman 1dari 3

Bukti Adanya Allah swt.

Untuk memahami eksistensi keberadaan Tuhan agar kita tidak hanya disebut sebagai
penganut agama warisan, tentunya kita memerlukan pemikiran agar benar-benar kita yakin
bahwa tuhan itu memang ada tanpa menimbulkan banyak tanda tanya mendasar dalam hati.
Karena sifat/fitrah dari manusia pada dasarnya adalah selalu ingin tahu, termasuk ingin tahu
mengenai asal muasal kehidupannya dan apa tujuannya ia hidup. Apakah hanya sekedar
hidup dari buah cinta ibu bapaknya ataukah ada yang mengatur kehidupan dengan segala
yang ada atau ada yang menciptakannya. Karena jika hanya ditanamkan doktrin bahwa kita
hidup diciptakan oleh Tuhan tanpa kita tahu siapa Tuhan itu tentunya akan menimbulkan
kontradiksi besar dalam kehidupan mendatang ketika kita menemukan pendapat lain yang
bertolak belakang dengan doktrin yang telah lama tertanam.
Sebelumnya coba kita perhatikan percakapan guru dan murid berikut :
Guru menggambar di papan tulis dan bertanya pada muridnya :
"Mengapa gambar tersebut ada di papan tulis?" (Karena ada yang menggambarnya!)
"Jika tadi tak ada yang menggambar, apakah gambar tersebut akan ada?" (Tidak!)
"Kalau begitu, segala sesuatu yang ada, karena ada yang mengadakannya. Gambar itu ada
karena ada yang menggambarnya. Kita ada karena ada yang menciptakan. Alam semesta ini
ada karena ada yang mengadakan. Siapa yang menciptakan kita?" (Allah!)
"Berarti Sang Pencipta itu memang ada!"
Di antara sesuatu yang wajib diterima oleh akal adalah bahwa setiap sesuatu yang ada
pastilah ada yang mengadakan. Begitu pula dengan alam semesta ini, tentu ada yang
menjadikannya “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang
menciptakan (diri mereka sendiri)?” (QS.52:35). Bukti- bukti eksistensi Allah dapat ditinjau
berdasarkan beberapa dalil, yaitu :

1. Dalil Fitrah
Manusia diciptakan dengan fitrah bertuhan, sehingga kadangkala disadari atau
tidak, disertai belajar ataupun tidak naluri berketuhanannya itu akan bangkit.
Firman Allah
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (al-A’raf:172)
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan
mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat
dipalingkan (dari menyembah Allah)?, (az-Zukhruf:87)

‫ُك ُّل َم ْولُ ْو ٍد ي ُْولَ ُد َعلَى ْالف ِْط َر ِة َفَأ َب َواهُ ُي َهوِّ دَا ِن ِه َأ ْو ُي َنص َِّرا ِن ِه َأ ْو ُي َمجِّ َسا ِن ِه‬
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan sesungguhnya kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Al Bukhari)
Ayat dan hadis tersebut menjelaskan kondisi fitrah manusia yang bertuhan.
Ketuhanan ini bisa difahami sebagai ketuhanan Islam, karena pengakuannya
bahwa Allah swt adalah Tuhan. Selain itu adanya pernyataan kedua orang tua yang
menjadikannya sebagai Nasrani, Yahudi atau Majusi, tanpa menunjukkan kata
menjadikan Islam terkandung maksud bahwa menjadi Islam adalah tuntutan fitrah.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa secara fitrah, tidak ada manusia yang menolak
adanya Allah sebagai Tuhan yang hakiki, hanya kadang-kadang faktor luar bisa
membelokkan dari Tuhan yang hakiki menjadi tuhan-tuhan lain yang menyimpang.

2. Dalil Aqli
Akal yang digunakan untuk merenungkan keadaan diri manusia, alam semesta dia
dapat membuktikan adanya Tuhan. Di antara langkah yang bisa ditempuh untuk
membuktikan adanya Tuhan melalui akal adalah dengan beberapa teori, antara lain

a. Teori Sebab.
Segala sesuatu pasti ada sebab yang melatarbelakanginya. Adanya sesuatu pasti ada
yang mengadakan, dan adanya perubahan pasti ada yang mengubahnya. Mustahil
sesuatu ada dengan sendirinya. Mustahil pula sesuatu ada dari ketiadaan.
Pemikiran tentang sebab ini akan berakhir dengan teori sebab yang utama (causa
prima), dia adalah Tuhan.

b. Teori Keteraturan.
Alam semesta dengan seluruh isinya, termasuk matahari, bumi, bulan dan bintang-
bintang bergerak dengan sangat teratur. Keteraturan ini mustahil berjalan dengan
sendirinya, tanpa ada yang mengatur. Siapakah yang mempu mengatur alam
semesta ini selain dari Tuhan?

3. Dalil Naqli

Meskipun secara fitrah dan akal manusia telah mampu menangkap adanya Tuhan,
namun manusia tetap membutuhkan informasi dari Allah swt untuk mengenal dzat-
Nya. Sebab akal dan fitrah tidak bisa menjelaskan siapa Tuhan yang sebenarnya.
Allah menjelaskan tentang jati diri-Nya di dalam Al-Qur’an:
“ Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-
Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah,
Tuhan semesta alam.”(al-A’raf:54)

"Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan


Allah untuk orang-orang yang beriman . Dan pada penciptaan kamu dan pada
binatang-binatang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang meyakini." (QS. Al-Jaatsiyat 3-4).
“Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari
langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada
perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berakal.”
(QS. Al Baqarah : 163-164)

"Berfikirlah kamu tentang makhluk Allah tetapi jangan kamu fikirkan tentang Dzat
Allah. Sebab, kamu tidak akan sanggup mengira- ngira tentang hakikatnya yang
sebenarnya." (HR. Abu Nu'im dalam "Al-Hidayah" ; sifatnya marfu', sanadnya
dhoif tetapi isinya shoheh)

Konsep Ketuhanan Menurut Beberapa Agama

Sebagaimana disinggung pada pertemuan yang lalu tentang istilah dari akidah dan
kita juga mengenal tauhid yaitu ada tauhid rububiyah(rabb), tauhid mulkiyah(raja),
tauhid uluhiyah(sesmbahan), semua itu erat kaitannya dengan eksitensi Allah di
balik alam semesta ini. Sebagai makhluk, manusia dengan potensi akal yang
dimilikinya pasti bertanya-tanya siapa pencipta alam semesta yang sangat indah
ini, yang mengtur evolusi kehidupannya dari tiada menjadi ada. Bahkan mungkin
akal manusia juga bertanya tentang eksistensi dan tingkat intelegasinya sendiri.
Akhirnya manusia dapat menrik kesimpulan bahwa pasti ada dzat yang
mempunyai super power melebihi power yang dimiliki oleh segala makhluk di
dunia. Walaupun akal manusia tidak dapat menemukan jawabannya secara faktual,
karena potensi manusia sangatlah terbatas jadi semaksimal kita menelitinya akan
tetap ada kekurangan .Disinilah fungsi firman allah swt yang memberikan
informasi yang valid melalui informasi(Rasulullah saw) terpercaya bahwa dialah
Allah yang menciptakan dan mengtur segala yang ada di dunia ini.

Anda mungkin juga menyukai