07.10.16 DRAFT Modul Inhouse Training Full
07.10.16 DRAFT Modul Inhouse Training Full
MODUL PELATIHAN
PENINGKATAKAN
KAPASITAS STAF KPH
Panduan bagi seluruh pihak untuk meningkatkan kapasitas Working
sumber daya manusia dalam pengelolaan hutan yang sensitif Group on
terhadap masalah sosial Forest Land
Tenure
(WG-Tenure)
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
MODUL
PELATIHAN
PENINGKATAN KAPASITAS
STAF KPH
2015
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
PENGANTAR MODUL
PENINGKATAN KAPASITAS STAF KPH
DALAM PENGELOLAAN HUTAN YANG SENSITIF
TERHADAP MASALAH SOSIAL
i
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
ii
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
iii
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
iv
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
v
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
Waktu Pelatihan
Peserta Pelatihan
vi
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
vii
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
1
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
MATERI
TEKNIK KOMUNIKASI
2
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
3
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
4
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
5
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
6
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
7
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
8
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
9
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
10
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
11
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
12
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
KEBIJAKAN KEHUTANAN
13
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
14
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
15
Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas Staf KPH
TEKNIK KOMUNIKASI
Oleh : Suwito
Tujuan dan Hasil yang diharapkan :
Tujuan: Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan,
staf KPH, sehingga dapat digunakan untuk menunjang
tugasnya sehari-hari.
Hasil: memiliki pengetahuan teknik komunikasi, agar
mampu berkomunikasi dengan pihak-pihak lain,
terutama masyarakat.
Metode Belajar:
Belajar bersama, interaktif
Tukar Pengalaman &
gagasan
Ceramah, diskusi, simulasi,
praktek
“Senang – Serius – Sukses” 2
Materi Belajar
Pengantar
Proses
Teknik Menyimak
Teknik
Parafrase
Teknik
Bertanya
Mengatasi hambatan
komunikasi
3
Komunikasi:
Pengertian, Prinsip dasar dan sikap-sikap kunci
Pengertian Komunikasi:
Proses penyampaian informasi, pesan dan ide/ gagasan dengan
menggunakan simbol-simbol berupa kata-kata, gambar, tulisan,
dan lain-lain. 4
PRINSIP DASAR & SIKAP-SIKAP KUNCI
Prinsip dasar :
(1) Dipercaya;
(2) Disukai (daya tarik)
(3) Tanggung jawab
(4) Jujur, terbuka, berani
Sikap-sikap kunci :
(1) Minat;
(2) Empati;
(3) Bersikap positif
5
Menyimak :
Memperhatikan
secara seksama, hati-
hati dan berfikir
kreatif
6
Menyimak berbeda dengan
hanya mendengar
7
Beberapa anjuran dalam menyimak,
Jangan …..
• Berbicara tergesa-gesa
• Interupsi
• Menghakimi
• Loncat ke solusi
• Terpengaruh oleh emosi pembicara
8
Teknik Parafrase
Membantu mengutarakan
pembicaraan orang lain
dengan kata-kata sendiri
yang lebih sederhana, tapi
tidak mengubah
maksud/makna
9
Teknik bertanya
Mengapa perlu
bertanya?
10
Tipe Pertanyaan:
11
Probing:
12
5W (who, where, when, what, why)
+1H (how)
Keyakinan/
Nilai-nilai
Gagasan Why
Fakta
What How
13
Mengatasi hambatan komunikasi dalam praktek sehari-hari
14
Tips mengatasi hambatan komunikasi dalam
praktek sehari-hari
1. Mengenali Tipe dan Gaya Komunikasi orang lain, agar dapat
menyesuaikan diri dengan lawan bicara.
2. Melatih Pengendalian perasaan/emosi dan pikiran saat
berkomunikasi dalam himpitan persoalan. Latihan rutin
mengontrol lisan agar tetap positif di saat sulit untuk
pendewasaan diri.
3. Perkaya Kosa Kata dengan Kata-kata Yang yang bisa
membuat lawan anda terkejut dan kagum.
4. Perkaya/gali informasi dan pengetahuan sebanyak-banyaknya
terkait dengan bidang tugas dan lingkungan kerja.
5. Hindari Stereotip (Penilaian/pandangan hanya berdasar
persepsi)
Sumber: http://gofaztrack.com/blog/4-urgensi-materi-training-komunikasi/#sthash.6K6aoGnn.dpuf
15
PENINGKATAN KAPASITAS STAF KPH
NEGOISASI DAN MEDIASI
ADR/APS
Mediasi
Dan
Teknik Mediasi
2
APA ITU KONFLIK....?????
3
Konflik
4
Kenapa Konflik Terjadi
Dalam Pengelolaan SDA
Pelaku: Masyarakat Pelaku: Negara dan Pengusaha
5
Wujud Konflik
• Latent conflict (konflik tersembunyi)
Konflik tersembunyi dicirikan dengan adanya tekanan-tekanan yang
tidak nampak yang tidak sepenuhnya berkembang dan belum tereskalasi
ke dalam polarisasi konflik yang tinggi. Seringkali satu atau dua pihak
boleh jadi belum menyadari konflik bahkan yang paling potensial pun.
• Emerging conflict (konflik mencuat)
Konflik mencuat adalah konflik perselisihan dimana pihak-pihak yang
berselisih terindentifikasi. Mereka mengakui adanya sengketa, dan
kebanyakan permasalahnya jelas, tapi proses negosiasi dan penyelesaian
masalahnya belum berkembang.
• Manifest conflict (konflik terbuka)
Konflik terbuka adalah konflik dimana pihak-pihak yang berselisih
secara aktif terlibat dalam perselisihan yang terjadi, mungkin sudah
mulai untuk bernegosiasi, dan mungkin juga mencapai jalan buntu.
6
7
ALTERNATIVE DISPUTE
RESOLUTION (ADR)/ALTERNATIF
PENYELESAIN SENGKETA (APS)
8
Pilihan Penyelesaian konflik
Litigasi/Pengadilan
9
• Apa itu ADR/APS?
“Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga
penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui
prosedur yang disepakati para pihak, yakni
penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli”.
(Pasal 1 ayat 10, UU No 30 tahun 1999).
Mediasi:
Penyelesaian sengketa melalui proses perundingan para pihak dengan dibantu
oleh mediator (Perma No. 1 tahun 2008, untuk mencapai suatu kesepakatan
yang dapat diterima oleh semua pihak)
Konsiliasi:
Usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk mencapai
persetujuan dan menyelesaikan perselisihan itu (Kamus Besar B. Indonesia)
Arbitrase:
Cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang
didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para
pihak yang bersengketa (UU No.30 tahun 1999) 11
Kenapa Muncul ADR/APS?
Tuntutan Dunia Bisnis
Waktu lama
Proses
Penyelesaian Sengketa
Melalui
Kurang Jujur
Jalur Pengadilan
Kurang Netral
13
Non Litigasi :
Keuntungan & Karakteristik ADR/APS
(Fuad dan Maskanah, 2000)
Cepat
ADR
Sukarela
Proses
Non Judicial Penyelesaian Sengketa Sesuai
(luwes) di luar Kebutuhan
Jalur Pengadilan
Rahasia
Netral
14
Negosiasi
16
APA ITU NEGOSIASI...???
17
Negosiasi adalah Komunikasi dua arah yang
dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat
kedua belah pihak memiliki kepentingan yang
berbeda (www.hukum.uns.ac.id)
18
TUJUAN NEGOSIASI
Mempengaruhi pihak
lawan untuk
memberikan/melakukan
sesuatu
Mencapai kesepakatan
dalam rangka mengadakan
transaksi atau
menyelesaikan sengketa
Membuat kesepakatan
yang baik, bijaksana, dan
memperbaiki hubungan
antara para pihak
19
TIGA KONSEP
PENTING YANG HARUS DIPAHAMI
SEORANG NEGOSIATOR
BATNA ( Best Alternative to a Negotiated Agreement) , yaitu
langkah-langkah atau alternatif-alternatif yang akan
dilakukan oleh seorang negosiator bila negosiasi tidak
mencapai kesepakatan.
1. Ketajaman pikiran/kelihaian
2. Sabar
3. Kemampuan beradaptasi
4. Daya tahan
5. Kemampuan bersosialisasi
6. Konsentrasi
7. Kemampuan berartikulasi
8. Memiliki selera humor
21
KEMUNGKINAN
AKHIR DALAM NEGOISASI
23
(1) MENYUSUN AGENDA
25
(3) Memanggil Saksi Ahli
28
(6) Membuat tenggat waktu (deadline)
29
(6) Good Guy Bad Guy
30
(7) MERUBAH KEPUTUSAN KETIKA KESEPAKATAN
TERCAPAI
31
(8) INTIMIDASI
32
TEHNIK KUNCI BERNEGOISASI
35
DASAR PELAKSANAAN MEDIASI
• Sesuai landasan filosofi dan ideologi bangsa (sila ke-4 Pancasila) dan hukum
Islam;
• Aspek keadilan.
36
MAINSTREAMING MEDIASI
Murah Hub. baik
Cepat Sukarela
Mediasi
Non Judicial Sesuai
(luwes) Kebutuhan
Rahasia
Netral
37
Pelaksanaan Mediasi
1. Mediasi di Pengadilan (diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Perdata
Pasal 130 HIR (Jawa dan Madura) /154 RBg
(luar Jawa dan Madura), kemudian diperjelas
melalui Peraturan Mahkamah Agung Nomor
1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan
2. Mediasi di Luar Pengadilan (diatur dalam
banyak perundang-undangan)
38
KENAPA MEDIASI COCOK DALAM
PENYELESAIAN KONFLIK SDA???
41
MEMULAI PROSES MEDIASI
• Mediator memperkenalkan diri dan para pihak
• Menekankan adanya kemauan para pihak untuk menyelesaikan masalah
melalui mediasi
• Menjelaskna pengertian mediasi dan peran mediator
• Menjelaskan prosedur mediasi
• Menjelaskan pengertian kaukus
• Menjelaskan parameter kerahasiaan
• Menguraikan jadwal dan lama proses mediasi
• Menjelaskan kembali aturan main dalam proses perudingan
• Memberikan kesempatan kepada para pihak untuk bertanya dan
menjawab (mandat para pihak)
42
MERUMUSKAN MASALAH
DAN MENYUSUN AGENDA
• Mengidentifikasi topik-topik umum
permasalahan, menyepakati sub topik
permasalahan yang akan dibahas dan
menentukan urutan sub topik yang akan dibahas
dalam proses perundingan
• Menyusun agenda perundingan
43
MENGEMBANGKAN PILIHAN
PENYELESAIAN SENGKETA
44
MENGUNGKAPKAN
KEPENTINGAN TERSEMBUNYI
47
MENCAPAI
KESEPAKATAN FORMAL
48
TAHAP PASCA MEDIASI
50
(Dalam Implementasi)
1
2
3
“Hutan Litigasi
Sexy” Resolusi
Konflik
“Multi Pihak
berkepentingan ADR
dan merasa KONFLIK
memiliki” Negosiasi
Fasilitasi
Mediasi
Konsultasi
Mitigasi Koordinasi
Konflik Konsiliasi
Arbitrase
4
Silahkan tuliskan satu kata/frasa yang
terbayang dibenak Anda ketika
mendengar kata “KONFLIK”
5
• Hubungan antara dua pihak atau lebih yg memiliki, atau yg merasa
memiliki, sasaran2 yg tdk sejalan (Fisher et al, 2001).
• Benturan yang terjadi antara dua pihak atau lebih, yang disebabkan adanya
perbedaan nilai, status, kekuasaan, dan kelangkaan sumberdaya (LATIN,
2000)
6
HUBUNGAN SOSIAL: PERBEDAAN KEPENTINGAN:
•Hubungan emosi yang kuat •Kebutuhan dan cara untuk
•Salah persepsi atau stereotip memenuhinya atau tata
• Kurang/salah Komunikasi cara maupun mental
•Repetisi perilaku negatif Psikologis
PERBEDAAN
STRUKTRUAL:
Tidak meratanya distribusi
kekuasaan/kewenangan,
dan Sumberdaya,
Pengambilan Keputusan,
Faktor fisik, geografis,
PERBEDAAN DATA: dan lingkungan
• Kurang informasi, salah PERBEDAAN NILAI:
informasi, •Nilai pandangan hidup,
• Perbendaan pandangan norma, ideologi, agama
dalam relevansi data •Nilai universal seperti HAM
•Ukuran kriteria evaluasi
• Perbedaan interpretasi,
• Perbedaan prosedur penilaian
Sumber: Moore (1996); Boedhi dkk (2001) 7
Gambaran Konflik/Sengketa di Kawasan Hutan
180
Data sementara sampai dengan Januari 2015
160 o Hutan Konservasi : 102
kasus
140 o Hutan Produksi terkait perizinan : 319
kasus
120 o Hutan Produksi dan Hutan Lindung non-
100 izin : 152
kasus
80
Jumlah
60 : 573 kasus
40
20
0
Sumatera Jawa Bali Nusa Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Tenggara
Sumber: Ditjen Planologi Kehutanan, Ditjen BUK dan Ditjen PHKA (2015)
8
Klaim status tanah adat (vertikal) Klaim distribusi lahan (vertikal,horizontal)
Klaim status tanah non adat (vertikal) Klaim tata batas (vertikal)
9
Tumpang Tindih IUPHHK-HA/HT dengan Wilayah Adat
Berdasarkan Hasil Pemetaan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)
No. Provinsi HP HPK HPT Jumlah
1 Aceh 1.377 0 7.820 9.197
HA 1.311 7.820 9.131
HT 66 66
2 Kalimantan Barat 129.663 281 213.678 343.622
HA 20.212 67 145.283 165.562
HT 109.451 214 68.395 178.060
3 Kalimantan Selatan 28.696 0 1.459 30.155
HA 12.809 12.809
HT 15.887 1.459 17.346
4 Kalimantan Tengah 17.151 3.628 65.140 85.919
HA 11.608 3.628 65.135 80.370
HT 5.544 6 5.549
5 Kalimantan Timur 51.349 826 58.938 111.112
HA 39.692 91 58.295 98.078
HT 11.656 736 643 13.035
6 Maluku 30 5.251 5.281
HA 30 5.251 5.281
7 Maluku Utara 155 7 5.389 5.551
HA 155 7 5.389 5.551
8 Nusa Tenggara Barat 627 627
HT 627 627
9 Papua 9.821 1.556 11.377
HA 9.821 1.556 11.377
10 Papua Barat 2.062 27.624 1.637 31.322
HA 2.062 27.624 1.637 31.322
11 Riau 14.790 22 8.834 23.646
HT 14.790 22 8.834 23.646
12 Sulawesi Selatan 0 0 180 180
HA 30 30
HT 149 149
13 Sulawesi Tengah 2.757 1.234 15.270 19.261
HA 2.751 1.234 14.945 18.929
HT 6 325 332
Jumlah (Ha) 257.820 33.652 385.778 677.250 10
Pendekatan sistematis untuk
memahami kompleksitas berbagai Instrumen yang dipergunakan
status penguasaan tanah para pihak, untuk mengetahui gaya
kepentingan dan klaim para pihak,
serta hak dan kekuatan para pihak
bersengketa yg dimanifestasikan
untuk menjustifikasi klaim dan konflik oleh para pihak dalam rangka
yg diciptakan. menentukan alternatif
“Untuk melihat potret masalah tenurial penyelesaian sengketa terbaik.
secara lebih jelas, bukan
menyelesaikannya”
11
1) Mencermati Kondisi Sengketa
1) Memetakan Objek
yang Terjadi
2) Analisis (Potensi ) Konflik
2) Memetakan Parapihak
Tenurial (Dimensi dan Sejarah
3) Memetakan Apa Saja yang
Konflik)
menjadi Obyek/Akar Sengketa
3) Analisis Parapihak dan
4) Menentukan Gaya Sengketa
Hubungannya.
yang Dimanifestasikan oleh
4) Memahami Perspektif Aktor
Parapihak
Lokal
5) Menentukan Alternatif
5) Analisis Kebijakan
Penyelesaian Sengketa
6) Pilihan Kebijakan (Rekomendasi
Alternatif).
12
1) Memetakan Objek
2) Analisis (Potensi ) Konflik Tenurial (Dimensi & Sejarah Konflik)
3) Analisis Parapihak dan Hubungannya
4) Menentukan Gaya Sengketa yang Dimanifestasikan Parapihak
5) Memahami Perspektif Aktor Lokal
6) Analisis Kebijakan
7) Pilihan Kebijakan (Rekomendasi Alternatif Penyelesaian).
13
1) Bentuk Tim Kerja
2) Tentukan/Sepakati Unit Analisis
3) Kumpulkan Data Sekunder Pendukung
4) Buat Instrumen Pengumpulan Data dan Siapkan Peralatan
5) Kumpulkan Data Lapangan (Survey Lapangan)
6) Rekap dan Analisis Data (Analisis Obyek, Analisis Stakeholder, Analisis
Konflik dan Analisis Gaya Sengketa)
7) Simpulkan Gambaran Konflik di Lapangan
8) Simpulkan Hasil Analisis Kebijakan.
9) Rekomendasikan Alternatif Pemecahan Masalah
14
Langkah
TIM
UNIT
ANALISIS
DATA
SEKUNDER
INSTRUMEN
& ALAT
SURVEY
LAPANGAN
ANALISIS
DATA
KONFLIK &
KEBIJAKAN
REKOMENDASI
15
Langkah
TIM
Rata dan Agata : adalah proses
penilaian cepat (1-2 minggu)
Perlu Tim yang Solid (minimal 3
orang)
Bagi tugas sesuai dengan
kompetensi :
o Perpetaan, GPS dan GIS.
o Komunikator-fasilitator
o Peraturan dan kebijakan. 16
Langkah
TIM
Unit Analisis adalah lokus atau lingkup
UNIT
assesmen akan dilakukan.
ANALISIS
RaTA bersifat gambaran umum, untuk Unit
Analisis tertentu.
Unit Analisis bisa berupa :
o Masyarakat (desa/ kampung) :
masyarakat adat, pendatang
(transmigran/spontan)
o Pemerintah (Nasional/Daerah, KPH,
Resort KPH)
o Pengusaha (kelapa sawit, tambang, hutan
dsb.-nya) 17
Langkah
TIM
Data pendukung terkait Unit Analisis
UNIT dari berbagai sumber.
ANALISIS
Membantu untuk memahami situasi
(hal-hal terkait Unit Analisis).
DATA
SEKUNDER Mengetahui kebijakan dan aturan
terkait
Menentukan entry point
Semakin lengkap semakin baik
18
Langkah
TIM
19
Langkah
TIM
UNIT
ANALISIS Temui Tokoh Masyarakat (Kepala Desa, Kepala Adat,
Tokoh Agama, dll).
DATA Jelaskan maksud dan tujuan dengan jelas.
SEKUNDER
Sepakati skenario dan jadwal pelaksanaan assesmen
INSTRUMEN lapangan (FGD, Wawancara Mendalam, Ground
& ALAT Survey, dll)
Sedapat mungkin libatkan masyarakat dalam
SURVEY pelaksanaan assesmen (PRA)
LAPANGAN Kumpulkan data dari berbagai pihak terkait (termasuk
kelompok marginal & perempuan)
Lakukan teknik trianggulasi.
Temukan fakta bukan persepsi.
Perhatikan etika dan nilai-nilai lokal
20
Langkah
Gaya
TIM Obyek Dimensi Stakeholder Eskalasi Sengketa
UNIT
ANALISIS
DATA
SEKUNDER
INSTRUMEN
& ALAT
SURVEY
LAPANGAN
ANALISIS
DATA
21
Langkah
TIM Obyek
UNIT Buatlah Peta Unit Analisis.
ANALISIS
Overlay-kan dengan Peta-Peta dari
DATA
SEKUNDER
para pihak yang memiliki klaim.
Tentukan wilayah yang menjadi
INSTRUMEN
& ALAT
obyek konflik (jika dimungkinkan
hitung luasannya dan berapa banyak
SURVEY
LAPANGAN
pihak yang terkena dampak/
terlibat).
ANALISIS
DATA
22
Langkah
TIM Obyek
UNIT
ANALISIS
DATA
SEKUNDER
INSTRUMEN
& ALAT
SURVEY
LAPANGAN
ANALISIS
DATA
23
Langkah
TIM Obyek Dimensi
UNIT
ANALISIS Sejarah Keberadaan Masyarakat/Sejarah
DATA
Konflik
SEKUNDER Tata Kuasa, Tata Ijin dan Tata Kelola
INSTRUMEN &
Lahan oleh para pihak .
ALAT Dampak/akibat konflik
SURVEY Upaya-upaya penyelesaian yang
LAPANGAN pernah dilakukan (jika ada).
ANALISIS
DATA
24
Langkah
Obyek Dimensi
25
Langkah
TIM Obyek Dimensi Stakeholder
UNIT
ANALISIS
DATA
SEKUNDER
INSTRUMEN
& ALAT
SURVEY
LAPANGAN
Tentukan Pihak yang bersengketa dan parapihak
ANALISIS pendukungnya.
DATA Analisis kepentingan dan pengaruh/kekuatan dari
masing-masing pihak.
Buatlah diagram/peta para pihak.
26
Langkah
Obyek Dimensi Stakeholder
TIM
UNIT
ANALISIS
DATA
SEKUNDER
INSTRUMEN
& ALAT
SURVEY
LAPANGAN
ANALISIS
DATA
27
Langkah
Obyek Dimensi Stakeholder Eskalasi
TIM
UNIT ANALISIS
DATA
SEKUNDER
INSTRUMEN &
ALAT
SURVEY
LAPANGAN
ANALISIS DATA
28
Gaya menghindar
Tinggi Kompetisi Kolaborasi o Menolak adanya sngkMengubah topik
penyebab sengketa ke topik lainnya
yang bukan penyebab sengketa,
o Menghindari diskusi tentang sengketa,
o Berperilaku tidak jelas (tidak ingin
Kompromi membangun komitmen)
Assertiveness
Gaya kompetisi
o Tindakan-tindakan agresif,
o Mementingkan pihak sendiri,
o Menekan pihak lain, dan
o Berperilaku tidak kooperatif.
Gaya kolaborasi
Rendah
29
Langkah
TIM
Obyek Dimensi Stakeholder Eskalasi Gaya Sengketa
UNIT
ANALISIS
DATA
SEKUNDER Analisis Gaya Sengketa hanya dilakukan
terhadap Aktor-Aktor Utama Konflik.
INSTRUMEN
& ALAT Pengukuran Gaya Sengketa dapat dilakukan
dengan 2 Pendekatan :
SURVEY
LAPANGAN o Kuantitatif (Instrumen Thomas Kilman)
o Kualitatif (Kunci Agata)
ANALISIS
DATA
30
Langkah
Gaya
TIM Obyek Dimensi Stakeholder Eskalasi
Sengketa
UNIT
ANALISIS
DATA
SEKUNDER
INSTRUMEN
& ALAT
SURVEY
LAPANGAN
ANALISIS
DATA
31
Langkah
TIM
UNIT
ANALISIS
Menghindar
33
Inventarisasi
Klasifikasi Rekomendasi
konflik Penyelesaian
Pemangkuan
(HK)
Kepastian
Resolusi hukum
Perizinan (HL Konflik Keadilan
dan HP Kemanfaatan
34
Landasan Hukum: Landasan Hukum:
1. TAP MPR No. 1. TAP MPR No.
IX/MPR/2001 IX/MPR/2001
2.
3.
Putusan MK No.45/2011
PP No. 06/2007 jo. PP.
Permasalahan 2. Putusan MK No. 34/2011,
No.45/2011 dan No.
03/2008 Tenurial 35/2012
4. PP No. 28/2011 3. PP No. 24/1997
5. Perber 4 K/L Tahun 2014 4. PP No. 10/2010
6. Permenhut terkait HKm, 5. Perber 4 K/L Tahun 2014
HD, HTR dan Kemitraan 6. Permen Agraria No.
7. ... Penelitian 03/1997
Data Fisik dan Data 7. Permenhut P. 44/2012 jo
P.62/2013
Yuridis 8. ...
Hak Perubahan
Resolusi Peruntukan
Akses/Ruang Konflik
Kelola Bersama kawasan hutan
35
Pengalaman Implementasi Rata & Agata di KPHP Benakat Bukit Cogong
36
Studi Kasus
WG on Forest and Land Tenure dan KPHP BBC didukung oleh The Asia
Foundation
Tim Assesor :
Ketua : Dwi Rahmanendra
(WG-Tenure)
Anggota :
•Desi (KPHP Model BBC)
•Nur Eko Atminar W (Dinas Bunhut Kab. PALI)
•Mujiyanto (KPHP Model BBC)
•Syarifuddin Baharsyah (KPHP Model BBC)
•Joshua (KPHP Model BBC)
•Eko Saputra (KPHP Model BBC)
37
Desa Bumi Makmur
Kec. Muara Lakitan
Kab. Musi Rawas
38
Kronologis Kegiatan Assesmen
43
Kronologis Kegiatan Assesmen
47
Kronologis Kegiatan Assesmen
5
UU RI 41/1999
JR
AMAN MK 35/2012
6
UU RI 41/1999
JR
AMAN MK 35/2012
Frasa
Pasal 67 (1) “Sepanjang HUTAN
…” dihapus. NEGARA
7
Penguasaan dan Pemanfaatan
Kehutanan Ke Depan
Status
Hutan
Status
Tanah
8
Pengelolaan Hutan
Berdasarkan UU Kehutanan 41/1999
Pasal 17
• (1) Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilaksanakan untuk tingkat:
a. propinsi,
b. kabupaten/kota, dan
c. unit pengelolaan.
• (2) Pembentukan wilayah pengelolaan hutan tingkat unit pengelolaan dilaksanakan dengan
mempertimbangkan karakteristik lahan, tipe hutan, fungsi hutan, kondisi daerah aliran sungai, sosial
budaya, ekonomi, kelembagaan masyarakat setempat termasuk masyarakat hukum adat dan batas
administrasi Pemerintahan.
• (3) Pembentukan unit pengelolaan hutan yang melampaui batas administrasi Pemerintahan karena
kondisi dan karakteristik serta tipe hutan, penetapannya diatur secara khusus oleh Menteri.
Penjelasan Ps.17:
• KPHL, KPHP, KPHK, KPHKM, KPHA, KPDAS.
9
NORMA
UMUM
UU Kehutanan No.41/1999
• Pasal 74-76
• Penyelesaian di pengadilan dan di luar
pengadilan
• Bantuan pihak ketiga dan atau NGO
• Batasan 1) pengembalian suatu hak;
2) besarkan ganti rugi; 3) tindakan
pemulihan fungsi hutan.
10
NORMA UMUM
UU Kehutanan No.41/1999
• Pasal 71 - 73
• Gugatan perwakilan masyarakat
• Batasan tuntutan thd
pengelolaan hutan yg tdk sesuai
per UU an
• Hak Gugat Pemerintah
• Legal standing NGO ber-BH,
punya tujuan dan AD utk
pelestarian hutan
11
Peraturan dan
Kebijakan • UU 41/1999 tidak memandatkan PP
Operasional
• Surat Edaran Menhut 75/2004,
tentang Masalah Hukum Adat dan
Tuntuntan Ganti Rugi oleh MHA
• SK Menhut 90/2011 Tim
Taskforce Penyelesaian konflik
Kawasan Hutan
• Tahun 2012, baru ada tupoksi khusus
SURAT fasilitasi dan mediasi yang diberikan
KEPUTUSAN kepada Pusdal (permenhut 33/2012)
12
Peraturan dan
Kebijakan • Permenhut 44/2012 jo Permenhut
Operasional 62/2013, penyelesaian hak pihak ketiga
dalam konteks pengukuhan kawasan hutan
• Surat Edaran No.1 Tahun 2013, tentang
Putusan MK 35/2012
• SK Menhut 199/2012 Tim Kerja
Rencana Makro Tenurial Kehutanan
• PB.3 /Menhut-II/2014 ttg Tatacara
Penyelesaian Penguasaan Tanah di dalam
SURAT Kawasan Hutan
KEPUTUSAN • Perpres 16/2015 tentang Stuktur Kementeri
LHK Ditjen PS dan Kemitraan LH
13
• UU 41/1999 Pasal 5 ayat (1)
Skema
Pemberdayaan • PP 44/2004, PP 6/2007 jo. PP
Masyarakat 3/2008
• Permenhut 89/2014 Hutan
Desa
• Permenhut 88/2014 tentang
HKm.
• Permenhut 39/2013 Kemitraan
HUTAN DESA, • Permenhut No. P.55/Menhut-
HKM, HTR, II/2011 jo No. P.31/Menhut-
KEMITRAAN II/2013 tentang Tata Cara
Permohonan IUP HTR dalam
Hutan Tanaman 14
Initiatif
• Pembentukan DKN
Para Pihak Desk Konflik
Komisi Konflik
• Fasilitasi – Mediasi
oleh Lembaga
HUTAN DESA,
Independen
• Berbagai inisiatif di
HKM, HTR,
KEMITRAAN
Daerah
15
Masalah
• 33 Ribu Desa di Dalam Kawasan
Hutan (2009), 18 ribu desa (2014)
• BPN: 7.628 kasus yang
dilaporkan oleh masyarakat
kepada BPN.
• KPA: 1.753 sengketa atau konflik
tanah
HUTAN DESA,
HKM, HTR,
KEMITRAAN
• Sawit Watch: 663 kasus yang
terjadi di 20 provinsi.
16
HUMA (2014)
17
Gambaran Konflik/Sengketa di Kawasan Hutan
180
Data sementara sampai dengan Januari 2015
160
Hutan Konservasi : 102 kasus
Hutan Produksi terkait perizinan : 319 kasus
140
Hutan Produksi dan Hutan Lindung non-izin : 152 kasus
Jumlah : 573 kasus
120
100
80
60
40
20
0
Sumatera Jawa Bali Nusa Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Tenggara
Pemerintah
Kabupaten/ Kota Pembuktian Klaim
Hak Pihak Ketiga
Akses/Ruang - Peta Kawasan Hutan
- Peta penggunaan tanah saat ini
Kelola Bersama BPN (Tim IP4T) - Surat Keterangan yg dimiliki
(HKm, HD,
Kemitraan)
Tidak Penelitian Ya Peta Penggunaan,
Data Fisik dan Penguasaan Tanah
Data Yuridis dan tekstual.
Surat pernyataan
penguasaan fisik
Kementerian Kehutanan tanah secara
sporadik
(kades + 2 saksi)
Perubahan Batas
Kawasan Hutan/RTRW
Penegasan/ Pengakuan Penerbitan Tanda Bukti
Hak dari BPN Hak
20
Perkembangan
Perubahan sdg
dibahas
• Revisi PP
44/2004 tentang
perencanaan
Kehutanan
HUTAN DESA,
HKM, HTR,
KEMITRAAN
21