Pemanasan global pada saat ini sudah menjadi salah satu isu lingkungan terpenting yang
tengah dihadapi dunia pada saat ini. Dampak dari perubahan iklim yang semakin nyata
telah menyadarkan kita akan urgensi tindakan untuk segera mengatasi masalah tersebut.
Penyebab utama pemanasan global salah satunya adalah peningkatan emisi gas rumah
kaca, terutama karbon dioksida (CO2), yang berasal dari berbagai aktivitas manusia,
Seperti asap pembakaran pabrik, pembakaran sampah sembarangan, pelepasan freon
pada AC dan Kulkas ke atsmosfer bumi termasuk juga transportasi yang berpartisipasi
besar dalam menyumbang gas rumah kaca setelah pabrik yang membuang asap
pembakaran ke udara lepas. Yuna, adalah seorang mahasiswa baru yang masih
beradaptasi dengan lingkungan kampus, mengalami momen refleksi penting ketika dia
menyadari dampak potensial dari emisi karbon.
Sikap Yuna yang awalnya menganggap langit kelabu dan penurunan kualitas udara
sebagai sesuatu yang wajar mencerminkan pandangan banyak individu terhadap
perubahan lingkungan di sekitar mereka. Fenomena ini sering disebut sebagai "bias
normalitas," di mana kondisi ekologis yang merosot seiring waktu dianggap sebagai
keadaan normal, terutama bagi generasi yang tumbuh dalam lingkungan semacam itu.
Meskipun begitu, kesadaran Yuna terhadap kondisi lingkungan yang semakon merosot
itu adalah langkah pertama yang penting dalam memahami dan pengatasan dampak
pemanasan global.
Penting bagi kita semua, terutama generasi muda seperti Yuna, untuk berpartisipasi
dalam upaya mengurangi emisi karbon. Ada beberapa langkah yang dapat diambil
individu untuk mengurangi dampak emisi karbon dari kendaraan bermotor dan gaya
hidup mereka. Pertama, Yuna bisa mempertimbangkan untuk berbagi kendaraan dengan
teman atau menggunakan transportasi umum atau bisa juga menggunakan kendaraan
listrik jika memungkinkan. Ini dapat mengurangi jumlah kendaraan bermotor di jalan
dan, bisa membantu dalam mengurangi emisi karbon.
Kedua, Yuna bisa memilih kendaraan lebih ramah lingkungan, seperti mobil listrik atau
kendaraan bermotor hibrida, yang menghasilkan emisi jauh lebih rendah dibandingkan
dengan kendaraan bermotor konvensional berbahan bakar fosil. Ketiga, Yuna dapat
mempraktikkan gaya berkendara yang lebih efisien, seperti menghindari percepatan
yang tiba-tiba dan menerapkan prinsip pengemudi hemat bahan bakar. Atau biasa
disebut dengan eco driving
Namun, perubahan perilaku individu saja tidak akan cukup untuk mengatasi masalah
emisi karbon secara keseluruhan. Inilah di mana peran teknologi dan inovasi (iptek)
juga sangat penting dalam hal ini. Iptek dapat memberikan solusi yang lebih efektif dan
berkelanjutan dalam mengurangi emisi karbon. Beberapa contoh peran iptek dalam
mengatasi pemanasan global melalui pengurangan emisi karbon antara lain:
2. Energi Terbarukan: Iptek Juga berperan dalam pengembangan dan penerapan sumber
energi terbarukan seperti energi angi, surya, dan hidrogen. Mengganti bahan bakar fosil
dengan sumber energi terbarukan juga dapat mengurangi emisi karbon dari sektor
energi.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut, bagaimana peran iptek dalam mengatasi kasus
tersebut, perlu diingat juga bahwa iptek hanya akan berhasil jika didukung oleh
komitmen dan tindakan konkret dari masyarakat serta kebijakan pemerintah yang
mendukung akan hal tersebut. Yuna dan individu lainnya perlu menjadi bagian dari
gerakan yang mendorong pengembangan dan juga implementasi solusi teknologi untuk
mengurangi emisi karbon.