Anda di halaman 1dari 11

JURNAL TUGAS AKHIR

STUDI IDENTIFIKASI DAN EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN


AIR LIMBAH (IPAL) KOMUNAL DI KECAMATAN MANGGALA KOTA
MAKASSAR

Oleh :

NURUL AZIZAH
D121 10 269

PROGRAM STUDI TEKNIK LLINGKUNGAN


JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

1
STUDI IDENTIFIKASI DAN EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN
AIR LIMBAH (IPAL) KOMUNAL DI KECAMATAN MANGGALA KOTA
MAKASSAR

Mary Selintung 1, Achmad Zubair 2 , Nurul Azizah 3

ABSTRAK : Pertumbuhan penduduk yang cepat di Kota Makassar berbanding terbalik


dengan pelayanan sanitasi terpadu yang tersedia. Kecamatan Manggala merupakan salah satu
contoh kecamatan dimana terdapat beberapa kawasan padat penduduk yang memiliki sistem
sanitasi terpadu yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal. Namun, IPAL yang
terbangun belum mencukupi dan belum menggambarkan kualitas yang memenuhi standar, tidak
berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada pemeliharan IPAL dan akhirnya
terbengkalai. Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi lokasi yang membutuhkan IPAL
komunal di Kecamatan Manggala agar pembangunan IPAL tepat sasaran dengan cara survey
lokasi dan mengevaluasi IPAL komunal yang sudah ada di Kecamatan Manggala dengan menguji
parameter TSS, BOD, COD, Amonia (NH 3), Minyak dan lemak, dan pH dari air sampel inlet dan
outlet dari IPAL lalu membandingkannya dengan baku mutu Pergub Sulsel No. 69 Tahun 2010
agar diketahui efektifitas dari pengolahan IPAL tersebut. Berdasarkan hasil survey didapatkan 29
titik lokasi identifikasi IPAL di kecamatan Manggala. Sedangkan untuk hasil evaluasi IPAL di 3
kelurahan didapatkan bahwa pada Kelurahan Antang dan Kelurahan Batua hanya nilai TSS yang
tidak memenuhi baku mutu sedangkan pada Kelurahan Tamangapa terdapat 3 parameter yang
tidak memenuhi baku mutu yaitu TSS, BOD, dan COD.

Kata Kunci : Limbah, IPAL Komunal, Manggala, Identifikasi, Evaluasi

ABSTARCT : Rapid population growth in Makassar is inversely proportional to the


capacity of integrated sanitation services which available. Subdistrict Mangala is one example of
the sub-district where there are some densely populated areas have a integrated sanitation system
that is Waste Water Treatment Plant (WWTP) Communal. However, WWTP which built not
enough and not describe of the quality that meets the standards, not sustainable, and lack of
attention to the maintenance the WWTP and ultimately abandoned. This study aims to identify
locations that require communal wastewater treatment in Manggala so that the construction of the
WWTP is targeted by way survey location and evaluate existing WWTP in District Mangala to test
the parameters of TSS, BOD, COD, ammonia (NH3), Oils and grease, and pH of the sample water
in inlet and outlet of the WWTP and compares the quality standards of South Sulawesi governor
regulations number 69 In 2010, in order to know the effectiveness of the wastewater treatment.
Based on survey results obtained 29 points in the district WWTP location identification Mangala.
As for the results of the evaluation the WWTP in three villages found that the Village Antang and
Village Batua only TSS values that do not meet quality standards while at the Village Tamangapa
there are three parameters that do not meet the quality standard that TSS, BOD, and COD.

Key Word : Waste, Communal WWTP, Mangala, Identification, Evaluation

1
Professor, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
2
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
3
Mahasiswi, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA

2
PENDAHULUAN restaurant/ rumah makan dan tempat
Latar Belakang rekreasi.
Kota Makassar adalah salah Air limbah rumah tangga adalah
satu kota di Indonesia yang memiliki limbah yang berasal dari
pola perkembangan pembangunan permukiman penduduk yang pada
dan pertumbuhan penduduk yang umumnya terdiri atas buangan dari
cepat dimana dampak yang berakibat dapur, air kamar mandi, air cucian,
pada perubahan lingkungan yang dan kotoran manusia. Salah satu
kurang mendapat perhatian, sehingga solusi efisien untuk masalah ini
sering muncul permasalahan yang adalah pembangunan IPAL (Instalasi
sulit diatasi. Berbagai persoalan Pengolahan Air Limbah) komunal
lingkungan di Kota Makassar bagi masyarakat.
memiliki hubungan yang signifikan IPAL komunal adalah tempat
dengan kondisi cakupan layanan pengolahan air limbah domestik
sanitasi bagi masyarakat yang belum dalam skala besar yang dipakai
merata dan belum menggambarkan secara bersama-sama oleh beberapa
kualitas yang memenuhi standar. rumah tangga. Namun, ada juga
Beberapa hal yang mendorong IPAL yang sudah di bangun malah
terjadinya hal diatas, juga disebabkan terbengkalai karena beberapa faktor
lemahnya perencanaan pembangunan terutama salah sasaran dan tidak
sanitasi, yang ditandai dengan adanya pemeliharaan lanjutan oleh
pembangunan sanitasi tidak terpadu, masyarakat.
salah sasaran, tidak sesuai Beberapa IPAL komunal
kebutuhan, tidak berkelanjutan, serta khususnya di Kota Makassar sudah
kurangnya perhatian masyarakat ada seperti dikawasan padat
pada perilaku hidup bersih dan sehat. penduduk di Kecamatan Manggala.
Pengertian sanitasi itu sendiri Kepadatan penduduk di Kecamatan
adalah perilaku yang disengaja dalam Manggala dari tahun ke tahun
pembudayaan hidup bersih dengan menurut Badan Pusat Statistik pada
maksud mencegah manusia tahun 2010 mencapai 41 jiwa/Ha
bersentuhan langsung dengan hingga pada tahun 2012 kepadatan
kotoran dan bahan buangan penduduk mencapai angka 51
berbahaya lainnya dengan harapan jiwa/Ha. Kepadatan penduduk yang
usaha ini akan menjaga dan terus meningkat ini tidak berbanding
meningkatkan kesehatan manusia. lurus dengan pelayanan sanitasi.
Contoh permasalahan sanitasi yang Berdasarkan kenyataan yang
paling banyak terjadi dan telah diuraikan dalam latar
berhubungan langsung dengan belakang tersebut, penulis tertarik
masyarakat adalah air limbah untuk melakukan penelitian dengan
domestik. judul “Identifikasi dan Evaluasi
Kemenetrian Lingkungan Hidup Instalasi Pengolahan Air Limbah
(2003) mendefinisikan air limbah Komunal di Kecamatan Manggala”
domestik sebagai air limbah yang
berasal dari perumahan atau Rumusan Masalah
pemukiman, perkantoran, pusat 1. Lokasi mana saja yang
perbelanjaan/ perdagangan, membutuhkan dan memenuhi
syarat pembangunan Instalasi

3
Pengolahan Air Limbah (IPAL) tingkat kepadatan di kecamatan
komunal di Kecamatan Manggala
Manggala? Tabel 1. Jumlah Penduduk dan
2. Bagaimana kualitas effluent dari Tingkat Kepadatan di
Instalasi Pengolahan Air Limbah Kecamatan Manggala
(IPAL) komunal di Kecamatan (Arsip, 2013)
Manggala?

METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan 2
metode yaitu identifikasi dan
evaluasi. Untuk identifikasi
dilakukan survey lokasi yang
memenuhi syarat untuk
pembangunan IPAL komunal di
Kecamatan Manggala. Sedangkan, Kelurahan yang memiliki
untuk evaluasi di lakukan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah
menguji air sampel inlet dan outlet Kelurahan Batua, sedangkan
dari IPAL yang sudah ada di kelurahan dengan kepadatan
Kecamatan Manggala dan penduduk terendah adalah Kelurahan
membandingkannya dengan Pergub Tamanggapa. Kepadatan penduduk
Sulsel No. 69 Tahun 2010 mengenai di Kecamatan Manggala meningkat
Baku Mutu Air Limbah Bagi tiap tahunnya. Pada tahun 2010
Kegiatan Domestik, agar diketahui kepadatan penduduknya yaitu 41
apakah sistem pengolahan masih jiwa/Ha hingga tahun 2012 menjadi
efektif atau tidak sehingga 51 jiwa/Ha.
menghasilkan effluent yang masih
memenuhi baku mutu atau tidak. Variabel yang Diamati
Variabel yang ditinjau dalam
Tempat dan Waktu Penelitian pengolahan air limbah domestik
Penelitian ini dilakukan pada IPAL komunal ini adalah Kadar
Kecamatan BOD, COD, TSS, minyak dan
Manggala Kota Makassar. Untuk lemak, NH3 dan pH yang diuji di
waktu penelitian evaluasi, Balai Besar Laboratorium Kesehatan
pengambilan air sampel inlet dan Makassar.
outlet IPAL Komunal dilakukan pada
tanggal 18 agustus 2014. Sedangkan Menghitung Persen Efektivitas
untuk identifikasi, survey identifikasi Perhitungan nilai efektivitas
IPAL Komunal dilakukan pada dilakukan agar di ketahui keefektivan
tanggal 20-21 september 2014. dari sistem pengolahan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Gambaran Umum Kecamatan komunal dalam mengolah limbah
Manggala domestik sebelum di alirkan ke
Berikut merupakan Tabel badan air. Rumus persen (%) nilai
mengenai jumlah penduduk dan efektivitas adalah sebagai berikut

4
2. Memiliki permasalahan sanitasi
yang mendesak segera ditangani
seperti pencemaran limbah atau
Persamaan 1. Persen Efektifitas terjadinya genangan.
(Sugiarto, 1987) 3. Tersedia lahan yang cukup, 100
m2 untuk 1 (satu) unit bangunan
Keterangan : A = Kadar parameter
Instalasi Pengolah Air Limbah
pada inlet
(IPAL) Komunal.
B = Kadar parameter
4. Tersedia Sumber Air.
pada outlet
5. Adanya saluran/sungai untuk
menampung efluent pengolahan
HASIL DAN PEMBAHASAN air limbah.
6. Elevasi muka tanah lahan perlu
Instalasi Pengolahan Air Limbah diperhatikan terutama untuk jalur
(IPAL) Komunal di Kecamatan yang dilewati jaringan pipa.
Manggala 7. Jalan menuju calon lokasi lahan
Kecamatan Manggala IPAL sebaiknya memungkinkan
memiliki layanan sanitasi berbasis untuk dilewati truk/ kendaraan
masyarakat seperti IPAL komunal pembawa material.
yang tersebar di beberapa kelurahan
Berdasarkan penjelasan di
yang dapat dilihat pada tabel 2
atas mengenai pertimbangan
berikut.
penentuan lokasi pembangunan
Tabel 2. Jumlah IPAL Komunal Instalasi Pengolahan Air Limbah
yang ada di Kecamatan (IPAL) komunal secara persyaratan
Manggala (Arsip, 2013) teknis, berikut ini hasil identifikasi
lokasi Instalasi Pengolahan Air
(IPAL) komunal di Kecamatan
Manggala yang dapat dilihat pada
Tabel 3 mengenai identifikasi lokasi
IPAL Komunal.
Tabel 3. Identifikasi Lokasi IPAL
Komunal di Kecamatan
Manggala

Identifikasi IPAL Komunal di


Kecamatan Manggala
Dalam menentukan lokasi
pembangunan IPAL Komunal yang
baik dan memenuhi persyaratan
teknis diperlukan berbagai
pertimbangan dari segi teknis seperti
hal berikut :
1. Kawasan pemukiman padat
kumuh.

5
Dari hasil survey dan analisa IPAL komunal agar diketahui jumlah
data didapatkan 29 lokasi yang IPAL yang dibutuhkan masyarakat di
diidentifikasi dapat dibangunkan Kecamatan Manggala dan IPAL
IPAL komunal di Kecamatan yang belum terbangun pada lokasi
Manggala. Pemilihan lokasi yang memenuhi persyaratan teknis.
identifikasi IPAL se-Kecamatan Yang kedua untuk evaluasi kinerja
Manggala dilakukan berdasarkan IPAL komunal adalah untuk
kepadatannya. Karena menurut mengetahui efektivitas dari IPAL
Lampiran II Peraturan Menteri yang telah terbangun dengan cara
Pekerjaan Umum No. menguji air sampel inlet dan outlet
01/PRT/M/2014 mengenai Standar dari IPAL dan wawancara dengan
Pelayanan Minimal Bidang beberapa pengguna IPAL tersebut.
Pekerjaan Umum dan Penataan 1. Evaluasi Tingkat Kebutuhan
Ruang yaitu kriteria ketersediaan Instalasi Pengolahan Air Limbah
sistem jaringan dan pengolahan air (IPAL) Komunal di Kecamatan
limbah adalah bahwa kepadatan Manggala
penduduk >300 jiwa/Ha diharapkan
memiliki sebuah sistem jaringan dan Dari hasil survey didapatkan
pengolahan air limbah terpusat bahwa tingkat kebutuhan IPAL
dengan kualitas effluent instalasi komunal di Kecamatan Manggala
pengolahan air limbah tidak belum terpenuhi sepenuhnya, masih
melampaui baku mutu air limbah banyak pembangunan IPAL komunal
domestik yang telah ditetapkan. yang dibutuhkan agar terciptanya
Lokasi identifikasi semuanya sanitasi yang terpadu dan tidak
memiliki sarana air bersih yang mencemari lingkungan ataupun air
cukup, namun saat kemarau panjang tanah. Berikut tabel 4 mengenai
datang masyarakat mulai kesulitan tingkat kebutuhan IPAL komunal
mendapatkan air bersih, ini bisa masyarakat di Kecamatan Manggala.
berpengaruh pada kinerja IPAL yang Tabel 4. Tingkat Kebutuhan IPAL di
akan dibangun. Pemilihan lahan Kecamatan Manggala
lokasi pembangunan IPAL dipilih
dekat dengan jalan utama agar dapat
memudahkan pengangkutan material
saat pembangunan IPAL komunal di
lokasi yang telah di identifikasi.
Sedangkan untuk pengaliran hasil
pengolahan atau effluent dari IPAL
di lokasi identifikasi terdapat fasilitas
drainase.

Evaluasi IPAL Komunal di


Kecamatan Manggala
Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Komunal di
Kecamatan Manggala di bagi Dari Tabel 4 di atas dapat
menjadi dua macam yaitu yang dilihat bahwa tingkat kebutuhan
pertama evaluasi tingkat kebutuhan

6
IPAL komunal di Kecamatan Anaerobic fluidized bed biofilter
Manggala yaitu 36. Jumlah IPAL yang merupakan pengolahan dengan
yang sudah ada yaitu hanya 7 dari. sistem anaerobic biofilter
Untuk IPAL yang perlu dibangun menggunakan bio-ball sebagai media
lagi di Kecamatan Manggala yaitu 29 melekatnya mikroorganisme, yang
IPAL komunal dengan jumlah disusun secara bertingkat untuk
pemanfaat 8.990 jiwa. mengoptimalkan proses anaerobic.
Jadi, komponen dari sistem ini yaitu :
2. Evaluasi Kinerja Instalasi
1) Bak inlet untuk menyaring
Pengolahan Air Limbah (IPAL)
material kasar sebelum masuk
Komunal di Kecamatan Manggala
unit IPAL dilengkapi dengan
Instalasi Pengolahan Air screen
Limbah di Kecamatan Manggala 2) Imhoff tank untuk proses
yang sudah terbangun jumlahnya ada pengendapan yang terdiri dari 2
7 IPAL yaitu, di Kelurahan Antang komponen.
dan Batua memiliki 2 IPAL. Komponen I untuk pengendapan
Sedangkan pada Kelurahan dan proses anaerobic.
Tamangapa, Kelurahan Borong dan Komponen II untuk memisahkan
Manggala memiliki masing-masing 1 buangan lama dan baru melalui
IPAL. Berikut Tabel 5 mengenai aliran up-flow menuju tanki
lokasi, luas, jumlah penduduk dan biofilter.
pengguna IPAL di Kecamatan 3) Anaerobic fluidized bed biofilter
Manggala. dilengkapi dengan media bio-ball
sebagai tempat melekat dan
Tabel 5. Lokasi, Luas, Jumlah pertumbuhan bakteri anaerobic
Penduduk,dan Pengguna yang disusun secara bertingkat
IPAL komunal (Arsip,2013) untuk mengoptimalkan proses
anaerobic.
4) Bak outlet berfungsi untuk
monitoring kualitas dan
pengambilan sampel air
dilengkapi dengan penutup grill.
Proses pengolahan anaerobic
biofilter menggunakan media bioball
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut
ini.

Sistem Pengolahan IPAL Komunal


Teknologi sistem pengolahan
IPAL komunal yang digunakan pada
IPAL di Kecamatan Manggala dalah
gabungan antara anaerobic fluidized Gambar 1. Proses Pengolahan Imhoff
bed bio-filter dan imhoff tank. Jadi tank Biofilter dengan
imhoff tank merupakan tahap awal Media Bioball
yaitu pengendapan kemudian

7
Hasil Evaluasi
Pada evaluasi hanya akan di direncanakan mempengaruhi
gunakan 3 IPAL komunal saja yaitu effluent, hal ini dikarenakan jika
Kelurahan Antang, batua, dan debit air limbah kurang maka
Tamangapa karena terdapat 2 makanan untuk mikroorganisme juga
kelurahan yang memiliki 2 IPAL di berkurang sehingga banyak
lokasi yang sama, sedangkan 2 IPAL mikroorganisme yang mati karena
yang lainnya sudah tidak berfungsi tidak mendapat makanan. Hal itulah
lagi. yang menyebabkan kurangnya
kefektifan dari pengolahan IPAL
1) Kelurahan Antang
tersebut.
Hasil uji sampel inlet dan
outlet pada IPAL komunal di
3) Kelurahan Tamangapa
Kelurahan Antang RT 06 RW 01
dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini Hasil uji sampel inlet dan
Tabel 6. Hasil Uji Sampel IPAL outlet pada IPAL komunal di
Komunal di Kelurahan Kelurahan Tamangapa dapat dilihat
Antang pada Tabel 8 berikut.
Dari tabel dapat dilihat bahwa
pada Kelurahan Antang parameter Tabel 8. Hasil Uji Sampel IPAL
TSS melebihi baku mutu. Hal ini Komunal Kelurahan
dikarenakan kurangnya pemeliharaan
dan pembersihan bak kontrol
masing-masing warga sehingga
IPAL tidak berjalan efektif.

2) Kelurahan Batua
Hasil uji sampel inlet dan
outlet pada IPAL komunal di
Kelurahan Batua dapat dilihat pada
Tabel 7 berikut.
Tamangapa
Tabel 7. Hasil Uji Sampel IPAL Dari tabel dapat dilihat terdapat 3
Komunal Kelurahan Batua parameter yang melebihi baku mutu
Dari tabel diatas dapat dilihat yaitu TSS, BOD, dan COD.
bahwa parameter TSS masih Banyaknya parameter yang tidak
memenuhi baku mutu ini
dikarenakan ada sampah padat yang
masuk pada bak Inlet. Dan juga pada
saat pengambilan air sampel terjadi
penyumbatan pada bak inlet.
Sedangkan pada outlet air yang
keluar masih ada pasir dan kotoran-
kotoran kecil di dalamnya.
Pembersihan bak kontrol, bak inlet
melebihi baku mutu. Debit air limbah dan pengontrolan bak imhoff tank
yang kurang dari debit yang sangat diperlukan pada sistem

8
pengolahan anaerobic biofilter Grafik 2. Perbandingan Inlet dan
karena pengolahan tidak efektif jika Outlet Parameter NH3
banyak terdapat padatan yang masuk Dari Grafik 2 diatas dapat
ke dalam bak bioball. Jika padatan dilihat pada grafik menunujukkan di
bertumpuk pada bioball maka akan Kelurahan Antang nilai NH3
terjadi blocking, yang akhirnya air mengalami penurunan dari inlet ke
limbah hanya melewati reaktor yang outlet. Sedangkan pada Kelurahan
tidak tersumbat saja, hal inilah yang Batua dan Tamangapa nilai inlet
menyebabkan kinerja IPAL menurun mengalami kenaikan ke nilai outlet.
drastis. Hal ini dikarenakan amonia
merupakan ciri khas dari limbah
Grafik Hasil Uji Parameter domestik yaitu produk utama dari
Berikut ini merupakan grafik penguraian limbah nitrogen seperti
parameter yang menunjukkan pada urin dan feses yang masuk ke
perbandingan antara hasil uji dalam sistem pengolahan air limbah.
parameter inlet dan outlet Instalasi Jadi saat penguraian urin dan feses
Pengolahan Air Limbah (IPAL) akan menghasilkan amonia oleh
komunal ditiap kelurahan dengan sebab itu pada outlet ada nilai
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan amonia yang semakin meningkat.
No. 69 Tahun 2010 mengenai baku
mutu air limbah bagi kegiatan 3) Biologycal Oxygen Demand (BOD)
domestik (Kawasan permukiman,
restoran, perniagaan, dan apartemen).

1) Zat Padat Tersuspensi (TSS)

Grafik 3. Perbandingan Inlet dan


Outlet Parameter BOD
dengan Baku Mutu
Dari Grafik 3 di atas dapat
dilihat grafik menunjukkan bahwa
Grafik 1. Perbandingan Inlet dan hanya di Kelurahan Tamangapa nilai
outlet Parameter TSS dengan Baku outlet melebihi baku mutu. Hal ini
Mutu dikarenakan saat pengambilan air
Dari Grafik di 1 dapat dilihat sampel IPAL ini dalam keadaan
bahwa nilai hasil uji TSS pada tersumbat pada bak screening dan
Kelurahan Antang, Batua, dan bak pengolahan inilah penyebab
Tamangapa melebihi Baku mutu. kinerja IPAL menurun drastis
2) (NH3) sehingga effluent yang dihasilkan
melebihi baku mutu.

9
4) Chemycal Oxygen Demand untuk parameter minyak dan lemak
(COD) memenuhi baku mutu Pergub No. 69
Tahun 2010.

Grafik 4. Perbandingan Inlet dan


Outlet Parameter COD 6) pH
dengan Baku Mutu Grafik 6. Perbandingan Inlet dan
Outlet Parameter pH
Dari Grafik 4 dapat dilihat dengan Baku Mutu
bahwa grafik menunjukkan hanya
Kelurahan Tamangapa yang hasil uji Dari Grafik 6 diatas dapat
parameter COD pada outletnya dilihat grafik menunjukkan bahwa
melebihi baku mutu. Hal ini nilai parameter pH pada inlet
dikarenakan saat pengambilan air maupun outlet seluruh IPAL masih
sampel IPAL ini dalam keadaan berkisar pada baku mutu pH yang
tersumbat pada bak screening dan telah ditetapkan yaitu 6-9. Jadi
bak pengolahan inilah penyebab semua IPAL untuk parameter pH
kinerja IPAL menurun drastis memenuhi baku mutu Pergub No. 69
sehingga effluent yang dihasilkan Tahun 2010.
melebihi baku mutu.
KESIMPULAN DAN SARAN
5) Minyak & Lemak Kesimpulan
1. Identifikasi yang dilakukan di
Kecamatan Manggala
menghasilkan 29 titik lokasi
Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) Komunal yang tersebar di
6 Kelurahan.
2. Hasil evaluasi pengujian air
sampel inlet dan outlet yang
Grafik 5. Perbandingan Inlet dan Outlet
Parameter Minyak & Lemak dilakukan pada Kelurahan
dengan Baku Mutu Antang, Batua dan Tamangapa
didapatkan bahwa pada Kelurahan
Dari Grafik 5 diatas dapat Antang dan Batua parameter yang
dilihat grafik menunjukkan bahwa tidak memenuhi baku mutu yaitu
nilai parameter minyak & lemak TSS sedangkan untuk Kelurahan
pada outlet seluruh IPAL sangatlah Tamangapa ada 3 parameter yang
kecil yaitu < 0,1. Jadi semua IPAL

10
tidak memenuhi baku mutu yaitu Anonim. 2012. Kecamatan
TSS, BOD, dan COD. Manggala dalam Angka 2012.
Makassar : Badan Pusat Statistik
Saran Kota Makassar.
1. Pengontrolan terhadap IPAL Anonim. 2013. Kecamatan
semestinya tidak berhenti pada Manggala dalam Angka 2013.
saat pembangunan selesai, mesti Makassar : Badan Pusat Statistik
ada tindak lanjut evaluasi yang Kota Makassar.
rutin dan berkala agar IPAL dapat Keputusan Menteri Negara
berfungsi dengan baik. Lingkungan Hidup No. 112 tahun
2. Harus ada pembersihan yang rutin 2003, Baku Mutu Air Limbah
pada bak kontrol masing- masing Domestik
warga dan bak inlet agar sampah Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
padat yang tersaring pada No. 69 Tahun 2010, Baku Mutu
screening tidak menyumbat aliran dan Kriteria Kerusakan
air limbah. Lingkungan Hidup
3. Perencanaan sistem pengolahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
IPAL komunal harus disesuaikan No. 01/PRT/M/2014, Standar
dengan jumlah debit air bersih Pelayanan Minimal Bidang
yang digunakan masyarakat di Pekerjaan Umum dan Penataan
lokasi pembangunan. Ruang
4. Perlu diperhitungkan untuk desain Rencana Kerja Masyarakat (RKM)
IPAL komunal dengan 4 bak Tahun 2012, Sanitasi Perkotaan
proses pengolahan yaitu Berbasis Masyarakat Kelurahan
Anaerobic baffled reactor, Antang.
Anaerobic biofilter, dan proses Rencana Kerja Masyarakat (RKM)
Aerobic yaitu RBC dengan Imhoff Tahun 2012, Sanitasi Perkotaan
tank. Berbasis Masyarakat Kelurahan
Manggala.
Daftar Pustaka Rencana KerjaMasyarakat (RKM)
Anonim. 2010. Kecamatan Tahun 2012, Sanitasi Perkotaan
Manggala dalam Angka 2010. Berbasis Masyarakat Kelurahan
Makassar : Badan Pusat Statistik Tamangapa.
Kota Makassar. Sudjarwo, Hermanto dan Nao
Anonim. 2011. Kecamatan Tanaka. 2014. Manual
Manggala dalam Angka 2011. Teknologi Tepat Guna
Makassar : Badan Pusat Statistik Pengolahan Air Limbah.
Kota Makassar. PUSTEKLIM. Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai