Anda di halaman 1dari 4

DEFINISI EJAAN

Ejaan adalah cara atau aturan penulisan kata-kata yang digunakan untuk merepresentasikan suara-
suaranya dalam bahasa tertentu. Ini membantu orang untuk menyusun kata-kata dengan benar dan
konsisten dalam tulisan mereka

PERKEMBANGAN EJAAN DI INDONESIA

Perkembangan ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan sepanjang sejarahnya. Salah
satu momen penting adalah perubahan ejaan yang dikenal sebagai "Ejaan Yang Disempurnakan" pada
tahun 1972. Perubahan ini menghasilkan aturan baru dalam penulisan beberapa kata dan penghapusan
beberapa huruf yang dianggap tidak perlu. Selain itu, ada juga revisi ejaan pada tahun 2016 yang lebih
memperhatikan pemenuhan fonem (bunyi-bunyi bahasa) dalam penulisan. Perubahan ini bertujuan
untuk lebih mendekati pelafalan sehari-hari. Perkembangan teknologi dan komunikasi juga telah
mempengaruhi cara orang berinteraksi dengan bahasa tulisan, termasuk di dalamnya penggunaan
bahasa dalam media sosial dan pesan singkat, yang kadang-kadang mengakibatkan variasi dalam
penggunaan ejaan. Selain itu, upaya terus-menerus dilakukan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan ejaan dalam rangka memudahkan pemahaman dan konsistensi dalam bahasa
Indonesia.

KAIDAH EJAAN

Kaidah ejaan adalah aturan-aturan yang ditetapkan dalam bahasa tertentu untuk mengatur cara
penulisan kata-kata dengan benar. Di dalam bahasa Indonesia, beberapa kaidah ejaan yang umum
termasuk:

Kaidah Fonemik: Penulisan mengikuti bunyi-bunyi (fonem) dalam bahasa yang diucapkan. Misalnya,
"cinta" dieja dengan huruf "c" bukan "ch".

Kaidah Etimologis: Beberapa kata mengikuti ejaan yang lebih menggambarkan asal kata atau kata
dasarnya, seperti "tunas" bukan "tunaz".

Kaidah Prefiks dan Sufiks: Penggunaan awalan (prefiks) dan akhiran (sufiks) yang sesuai dengan kaidah
ejaan. Contohnya, "berlari" bukan "belari".
Kaidah Pemenggalan Kata: Penulisan kata-kata yang terbagi menjadi beberapa bagian harus mengikuti
kaidah pemenggalan yang tepat.

Kaidah Penggunaan Huruf Kapital: Penggunaan huruf kapital untuk kata-kata tertentu seperti nama
tempat, nama diri, dan judul.

Kaidah Penggunaan Tanda Baca: Penulisan tanda baca yang sesuai untuk memisahkan kalimat,
mengindikasikan kutipan, dan lain-lain.

Kaidah Penggunaan Angka dan Satuan: Penulisan angka, bilangan, dan satuan pengukuran yang
mengikuti kaidah ejaan yang berlaku.

Kaidah-kaidah tersebut membantu menjaga konsistensi dalam ejaan bahasa Indonesia, sehingga tulisan
menjadi jelas, mudah dipahami, dan sesuai dengan norma bahasa.

EBI (EJAAN BAHASA INDONESIA) YANG DISEMPURNAKAN

"Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan" (EBI) adalah revisi besar dalam sistem ejaan bahasa
Indonesia yang diperkenalkan pada tahun 1972. EBI bertujuan untuk memudahkan pemahaman dan
penggunaan bahasa Indonesia dengan menghilangkan beberapa aturan yang dianggap kompleks serta
mengikuti lebih dekat pelafalan sehari-hari.

Beberapa perubahan utama dalam EBI antara lain:

Penghapusan Huru Eja Belanda: EBI menghapus beberapa aturan huruf eja yang berakar dari bahasa
Belanda dan digantikan dengan aturan yang lebih sesuai dengan bahasa Indonesia.

Penggantian "oe" dengan "u": EBI menggantikan penggunaan "oe" dengan "u," misalnya "oesaha"
menjadi "usaha."

Penggantian "dj" dengan "j" dan "tj" dengan "c": Penggunaan huruf "dj" diganti dengan "j" dan "tj"
diganti dengan "c," seperti "djalan" menjadi "jalan" dan "tjinta" menjadi "cinta."

Penghilangan Double Huru Eja: Beberapa penggunaan double huruf eja dihilangkan, seperti "negeri"
bukan "neegeri."

Penggunaan "k" pada Akhir Kata: Penggunaan "k" pada akhir kata yang diambil dari bahasa Belanda
dihilangkan, misalnya "faktor" bukan "faktork."
EBI ini bertujuan untuk menjadikan ejaan bahasa Indonesia lebih konsisten, sederhana, dan sesuai
dengan fonem atau bunyi-bunyi dalam bahasa. Walaupun telah mengalami beberapa revisi lebih lanjut,
EBI tetap menjadi dasar ejaan bahasa Indonesia hingga saat ini.

PERBEDAAN EBI DAN PUEBI DALAM KAIDAH

1. Lingkup dan Kedalaman Panduan:


EBI: EBI adalah revisi ejaan bahasa Indonesia yang diperkenalkan pada tahun 1972. Ini
memberikan aturan-aturan dasar yang mengubah banyak aspek ejaan yang lebih kompleks dari
versi sebelumnya.
PUEBI: PUEBI, yang merupakan panduan yang dikeluarkan oleh Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, memberikan panduan yang lebih rinci dan mendalam tentang ejaan bahasa
Indonesia yang berlaku saat ini. Ini mencakup banyak contoh dan penjelasan untuk membantu
pengguna mengerti dan menerapkan ejaan dengan benar.
2. Inklusi dan Penjelasan Kaidah:
EBI: EBI memberikan perubahan besar dalam ejaan dan beberapa aturan dasar. Namun, tidak
sekomprehensif PUEBI dalam hal penjelasan, contoh, dan kasus-kasus khusus.
PUEBI: PUEBI memberikan panduan yang lebih lengkap, dengan penjelasan lebih mendalam
tentang kaidah ejaan, penggunaan huruf kapital, tanda baca, pemenggalan kata, dan aspek-
aspek lain dari ejaan. PUEBI juga mencakup contoh-contoh kasus dan penjelasan mengenai
variasi ejaan yang mungkin ditemui.
3. Penyesuaian Terhadap Perubahan Bahasa:
EBI: EBI mencerminkan perubahan besar dalam bahasa dan aturan ejaan, tetapi tidak mencakup
semua perubahan yang telah terjadi sejak tahun 1972.
PUEBI: PUEBI diperbarui secara berkala untuk mencerminkan perubahan-perubahan dalam
bahasa dan budaya. Ini memungkinkan panduan ini tetap relevan dan akurat dalam menjelaskan
ejaan yang sesuai dengan perkembangan terkini.

PUEBI merupakan panduan yang lebih modern, komprehensif, dan mendalam dalam menjelaskan
kaidah ejaan dan penggunaan bahasa Indonesia yang benar.

KESALAHAN DALAM PENGGUNAAN EJAAN DALAM LARAS ILMIAH


Kesalahan Ejaan Dasar: Kesalahan ejaan dasar seperti ejaan huruf, penggunaan "h" atau "ng,"
penggantian "k" dengan "c," dan sebagainya.

Penggunaan Huruf Kapital yang Tidak Tepat: Huruf kapital seharusnya hanya digunakan pada awal
kalimat, untuk nama diri, judul, dan hal-hal yang memang membutuhkan penekanan.

Penggunaan Tanda Baca yang Salah: Tanda baca yang digunakan secara salah atau terlalu banyak dapat
mengganggu alur baca dan pemahaman.

Pemenggalan Kata yang Tidak Tepat: Penempatan tanda hubung atau pemenggalan kata yang salah
dapat mengganggu pemahaman dan bahkan merubah makna.

Ketidakkonsistenan dalam Ejaan: Perlu menjaga konsistensi ejaan dalam seluruh tulisan ilmiah,
termasuk dalam penggunaan istilah atau kata-kata khusus.

Kata-kata Asing yang Tidak Konsisten: Jika menggunakan kata-kata asing, pastikan ejaan dan penulisan
yang konsisten sesuai dengan aturan bahasa Indonesia.

Ejaan untuk Istilah Teknis: Penting untuk memastikan ejaan yang tepat untuk istilah-istilah teknis atau
istilah khusus yang digunakan dalam disiplin ilmu tertentu.

Kesalahan Penggunaan Kata: Penggunaan kata yang tidak tepat atau pilihan kata yang ambigu dapat
mengaburkan pesan yang ingin disampaikan.

Penggunaan Singkatan dan Akronim: Pastikan penggunaan singkatan dan akronim konsisten dan
dijelaskan dengan baik saat pertama kali muncul dalam tulisan.

Kutipan dan Sumber: Pastikan kutipan tepat dan mencantumkan sumber dengan benar sesuai format
yang digunakan dalam bidang ilmu yang relevan.

Menghindari kesalahan ejaan dan menjaga konsistensi adalah kunci penting dalam penulisan ilmiah
yang berkualitas. Maka dari itu, pengeditan dan proofreading yang cermat sangatlah penting sebelum
publikasi.

Anda mungkin juga menyukai