MUHAMMAD RIFANI
NRP. 03211740000056
Dosen Pengajar:
Ir. Bowo Djoko Marsono, M.Eng.
NIP. 19650317 199102 1 001
Dosen Asistensi:
Bieby Voijant Tangahu, S.T., M.T., Ph.D.
NIP. 19710818 199703 2 001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkah, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas “Detail Engineering Design
(DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Mojokerto Tahun 2020” ini tepat
pada waktunya.
Tugas ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan dari mata kuliah “Perencanaan
Bangunan Pengolahan Air Minum”. Dalam penyusunan tugas ini, penyusun banyak
memperoleh bimbingan dan masukan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda bapak Ir. Taufik Elhakim, yang selalu memotivasi anak ketiganya sebagai
seorang insinyur, bahkan saat sudah tiada. Semoga amal ibadah bapak diterima oleh
Allah SWT. Maafkan atas segala dosa yang pernah diperbuat oleh anakmu ini.
Beristirahatlah dengan tenang dan damai di sisi Allah SWT.
2. Bapak Ir. Bowo Djoko Marsono, M.Eng. selaku dosen pengajar mata kuliah
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum yang senantiasa memberikan ilmu.
3. Bu Bieby Voijant Tangahu, S.T., M.T., Ph.D. selaku dosen asistensi mata kuliah
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum yang senantiasa memberikan ilmu.
4. Ibu, adik dan kakak-kakak yang senantiasa mendoakan anak dan saudaranya dalam
setiap doa yang dipanjatkan. Terima kasih atas dukungan dan nasehatnya selama ini.
5. Teman-teman angkatan 2017 dan seluruh kakak dan adik tingkat yang selalu
membantu, baik secara langsung ataupun dalam doa.
6. Kabinet Nyala Karya HMTL ITS 2020 yang membantu meringankan beban kerja serta
selalu memberikan semangat ataupun doa. Nyala tercita! Karya tercipta!
Penyusunan tugas ini telah dilakukan semaksimal mungkin, namun layaknya manusia
biasa, penyusun menyadari bahwa dalam tugas ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Akhir kata,
semoga penyusunan tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa Departemen Teknik
Lingkungan ITS.
i
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
DAFTAR ISI
ii
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
iii
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
iv
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
DAFTAR TABEL
v
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Tabel 14.9 Volume Pekerjaan Total IPAM Kota Mojokerto ................................................. 156
Tabel 14.10 Koefisien Kebutuhan Bahan & Pekerja Perkuatan Talud Pasangan Batu Kali Belah
15/20 cm (1 pc : 1/4 kpr : 5 ps) ............................................................................................. 157
Tabel 14.11 Koefisien Kebutuhan Bahan & Pekerja Pekerjaan Dinding Beton Bertulang (150
kg besi + bekisting) ............................................................................................................... 157
Tabel 14.12 Koefisien Kebutuhan Pekerja Penggalian Tanah............................................... 158
Tabel 14.13 Koefisien Kebutuhan Pekerja Pembuangan Tanah ............................................ 158
Tabel 14.14 BOQ Intake ........................................................................................................ 159
Tabel 14.15 BOQ Prasedimentasi .......................................................................................... 160
Tabel 14.16 BOQ Pengaduk Cepat ........................................................................................ 161
Tabel 14.17 BOQ Pengaduk Lambat ..................................................................................... 162
Tabel 14.18 BOQ Sedimentasi .............................................................................................. 163
Tabel 14.19 BOQ Filtrasi ....................................................................................................... 164
Tabel 14.20 BOQ Desinfeksi ................................................................................................. 165
Tabel 14.21 BOQ Reservoir .................................................................................................. 166
Tabel 14.22 RAB Intake ........................................................................................................ 167
Tabel 14.23 RAB Prasedimentasi .......................................................................................... 168
Tabel 14.24 RAB Pengaduk Cepat ........................................................................................ 169
Tabel 14.25 RAB Pengaduk Lambat ..................................................................................... 170
Tabel 14.26 RAB Sedimentasi ............................................................................................... 171
Tabel 14.27 RAB Filtrasi ....................................................................................................... 172
Tabel 14.28 RAB Desinfeksi ................................................................................................. 173
Tabel 14.29 RAB Reservoir................................................................................................... 174
Tabel 14.30 RAB IPAM Kota Mojokerto.............................................................................. 175
vi
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
DAFTAR GAMBAR
vii
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Mojokerto merupakan salah satu kota di Propinsi Jawa Timur yang terletak di bagian
barat dari wilayah Propinsi Jawa Timur. Kota Mojokerto terletak di tengah-tengah Kabupaten
Mojokerto. Wilayahnya merupakan dataran rendah. Secara umum, wilayah Kota Mojokerto
dapat dibagi menjadi 3 Kecamatan. Kecamatan Prajurit Kulon di sebelah timur, Kecamatan
Kranggan di tengah wilayah dan Kecamatan Magersari di sebelah barat. Kota Mojokerto adalah
kota studi yang direncanakan akan mendapatkan pelayanan penyediaan air minum. PDAM
Kota tersebut masih belum cukup untuk memasok air kepada penduduk Kota Mojokerto. Kota
ini dianggap berpotensi karena di kota tersebut dilalui oleh 3 sungai besar yang dapat
digunakan sebagai bahan baku untuk penyediaan air minum yaitu Sungai Brantas, Sungai
Brangkal dan Sungai Sadar (BPS, 2017). Kota Mojokerto memiliki potensi dalam
pengembangan produksi air minum untuk sistem distribusi wilayahnya.
Kepentingan air di suatu daerah adalah mutlak dan perlu bagi setiap penduduknya. Air,
sebagai salah satu kebutuhan pokok, banyak sekali kegunaannya. Mulai dari air bersih untuk
minum dan dikonsumsi. Hal ini tentu saja sangat penting mengingat air adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari kehidupan seluruh makhluk hidup. Seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk, maka kebutuhan manusia terhadap air bersih pun semakin meningkat. Dengan
semakin meningkatnya permintaan terhadap air bersih dan sumber air bersih alami hanya
terbatas, lama kelamaan sumber air bersih tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan. Oleh
karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut di atas dilakukan dengan pengolahan air
permukaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Perkembangan industri yang sangat pesat juga meningkatkan kebutuhan air untuk proses-
proses industri. Kebutuhan air untuk industri dan domestik yang besar menunjukkan bahwa
pembangunan instalasi pengolahan air bersih dengan air baku yang berasal dari air permukaan
sangat diperlukan. Dengan alasan tersebut maka diperlukan adanya perencanaan bangunan
pengolahan air minum yang terpadu.
Pembangunan instalasi pengolahan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air tersebut
harus disesuaikan dengan kondisi sosial, ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat. Di
negara-negara maju proyek instalasi air bersih menggunakan proses mekanisasi dan
otonomisasi untuk mengurangi biaya yang tinggi akibat penggunaan tenaga kerja yang banyak.
Di negara berkembang seperti Indonesia, penggunaan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak
akan mengurangi biaya operasi akibat murahnya tenaga kerja, sehingga lebih ekonomis dan
lebih murah operasionalnya dibandingkan dengan penggunaan teknologi yang canggih.
Oleh karena itu, perlu adanya kajian yang diwujudkan dalam suatu laporan pekerjaan
mengenai perencanaan teknis Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Kota Mojokerto
2020, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air minum seluruh penduduk kota Mojokerto.
1
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
1.2 Tujuan
Maksud pembuatan perencanaan bangunan air minum Kota Mojokerto ini bertujuan untuk:
Menentukan jenis pengolahan air minum yang tepat sesuai dengan karakteristik air
baku.
Merencanakan rangkaian proses pengolahan yang paling efektif untuk memperoleh
kualitas air minum yang diinginkan.
Mendesain unit-unit pengolahan yang telah direncanakan agar menghasilkan
kualitas air minum yang diinginkan.
Ruang lingkup dari tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Mojokerto ini
meliputi:
a. Analisa Kualitas Air Baku dengan ketentuan:
Kekeruhan = 600 NTU
Debit Pengolahan = 472,32 L/detik
Beda tinggi muka air minimum sungai terhadap muka tanah di IPA = 4 meter
Jarak lokasi Intake ke IPA = 400 meter
pH (parameter tambahan) =5
b. Pendahuluan (Ruang Lingkup dan Metodologi Tugas).
c. Tiga alternatif rangkaian pengolahan dan preliminary design-nya. Alternatif
pengolahan sebagai berikut:
Intake
Pretreatment
Koagulasi
Flokulasi
Sedimentasi
Filter
Desinfeksi
Unit lain (sesuai parameter tambahan, jika ada)
d. Perencanaan detail tiap unit pengolahan dari alternatif yang dipilih meliputi; kriteria
disain, perhitungan dimensi, gambar sketsa dan gambar autocad.
e. Layout dan profil hidrolis.
f. Volume pekerjaan (BOQ) dan rencana anggaran biaya (RAB).
g. Lampiran gambar disain unit pengolahan (gambar denah, gambar potongan, gambar
detail).
2
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
Kota Mojokerto merupakan salah satu kotamadya di Jawa Timur yang terdiri dari 3
kecamatan, 18 Kelurahan, 175 Rukun Warga (RW), 676 Rukun Tetangga (RT) dengan luas
tota 16,47 km². Kota Mojokerto merupakan satu-satunya daerah di Jawa Timur yang memiliki
luas wilayah terkecil dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Kota Mojokerto terletak ± 50
km arah barat dari Kota Surabaya. Kota Mojokerto terletak pada jalur jalan alternatif Surabaya-
Semarang dan Surabaya-Solo. Selain itu, Kota Mojokerto menjadi pusat administrasi
pemerintahan, perdagangan, pendidikan kesehatan dan rekreasi. Batas daerah sebelah Utara
berbatasan dengan Sungai Brantas, yang membentang memisahkan wilayah Kota dengan
Kabupaten. Di sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Mojoanyar Kabupaten
Mojokerto. Sedangkan di sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sooko
Kabupaten Mojokerto. Gambar peta batas administrasi bisa dilihat pada gambar 3.1.
3
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Secara umum wilayah Kota Mojokerto dapat dibagi menjadi 3 Kecamatan. Kecamatan
Prajurit Kulon di sebelah timur, Kecamatan Kranggan di tengah wilayah dan Kecamatan
Magersari di sebelah barat. Pembagian wilayah administrasi dapat dilihat pada tabel 3.1.
4
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Kota Mojokerto mempunyai letak yang strategis karena berada di tengah pusat kegiatan
usaha ekonomi kerakyatan dari Kabupaten Mojokerto. Demografi dan kondisi ekonomi
Pemerintah Kota Mojokerto terletak ditengah-tengah Kabupaten Mojokerto, terbentang 7⁰ 27’
0,16’’ sampai dengan 7⁰ 29’37,11’’ Lintang Selatan dan 112⁰ 27’ 24’’ Bujur Timur. Wilayah
kota mojokerto merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 22 m diatas permukaan
air laut dengan kondisi permukaan tanah agak miring ke Timur dan Utara antara 0-3 %. Dengan
demikian dapat terlihat bahwa Kota Mojokerto mempunyai permukaan tanah yang relatif datar
sehingga aliran sungai/saluran menjadi relatif lebih lambat yang mengakibatkan terjadinya
pendangkalan saluran yang dapat menyebabkan banjir. Jenis tanah pada Kota Mojokerto adalah
tanah alluvial dan grumosol.
Struktur geologi Kota Mojokerto sebagian besar termasuk jenis alluvial yang mempunyai
kadar mineral dan organisme yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan jenis tanah tersebut
merupakan campuran dari tanah liat dengan pasir halus yang berwarna hitam kelabu dengan
daya penahan air yang cukup baik dan dapat menyerap air. Struktur tanah ini cukup baik
sehingga dapat menyerap air hujan dengan baik.
Kota Mojokerto memiliki 3 sungai yang melewatinya yaitu DAS Brantas sepanjang 3,5
km yang merupakan batas utara dari Kota Mojokerto, DAS Kali Brangkal sepanjang 2,25 km
dan DAS Kali Sadar sepanjang 2 km dimana seluruhnya dapat dimanfaatkan untuk kehidupan
penduduk Kota Mojokerto antara lain sebagai air baku air minum, pertanian, irigasi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut.
5
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Kota Mojokerto dengan luas wilayah terkecil di Indonesia dan kepadatan penduduk yang
tinggi menyebabkan terjadinya pergeseran lahan dari agraris menjadi non agraris. Sebagian
besar dari lahan tersebut berasal dari lahan pertanian yang sejak 3 tahun terakhir telah bergeser
menjadi lahan perumahan maupun lahan perkantoran dan ruko-ruko. Tahun 2017, Tanah yang
bukan sawah tersebut yaitu seluas 1.472,88 hektar, terdiri dari 1.234,84 hektar digunakan untuk
bangunan perumahan, halaman dan pekarangan. Selebihnya adalah merupakan tegal, kebun,
dan lainnya. Penggunaan tanah sawah untuk Kota Mojokerto yaitu seluas 528,76 hektar.
Tabel 2.2 Luas Lahan Bukan Sawah per Kecamatan Menurut Penggunaannya (Ha)
Pekarangan, Tegal, Kebun, Lahan
Kecamatan Bangunan, Ladang, tidak Lainnya
Halaman Huma diusahakan
Prajurit Kulon 235,30 123,07 - 35,42
Magersari 364,47 0,15 - 27,54
Kranggan 635,07 0,20 - 51,66
Total 1.234,84 123,42 - 114,62
(Sumber: Kota Mojokerto Dalam Angka 2018
Tabel 2.3 Luas Lahan Sawah per Kelurahan Menurut Pengairan (Ha)
Setengah Tadah
Kecamatan Teknis Lainnya
Teknis Hujan
Prajurit Kulon 176,09 - - -
Magersari 275,19 - - -
Kranggan 77,48 - - -
Total 528,76 - - -
(Sumber: Kota Mojokerto Dalam Angka 2018)
6
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Berdasar hasil dari Registrasi Penduduk Akhir Tahun 2017, Kota Mojokerto mempunyai
penduduk sebanyak 142.625 jiwa yang tersebar di 3 kecamatan dan 18 kelurahan. Penduduk
laki-laki sebanyak 70.729 jiwa atau sebesar 49,59 persen; dan penduduk yang berjenis kelamin
perempuan adalah sebanyak 71.896 atau sebesar 50,41 persen. Dari komposisi penduduk laki-
laki dan perempuan itu bisa dilihat bahwa Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Mojokerto
adalah sebesar 98,38 persen; artinya di setiap 100 penduduk wanita terdapat 98 penduduk laki-
laki.
Besarnya jumlah penduduk di Kota Mojokerto dengan luas wilayah yang sangat kecil akan
menyebabkan kepadatan Kota Mojokerto menjadi sangat tinggi, yaitu 8.660 penduduk per
kilometer persegi (km2) di tahun 2017. Pada tahun 2017 wilayah yang mempunyai tingkat
kepadatan tertinggi adalah Kelurahan Mentikan, yaitu sebesar 39.974 jiwa per km2; disusul
oleh Kelurahan Miji sebesar 23.957 jiwa per km2; selanjutnya Kelurahan Jagalan sebesar
19.181 jiwa per km2..
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk per Kelurahan Kota Mojokerto
Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk
Kecamatan Kelurahan
(Jiwa) (Jiwa/Km2)
Surodinawan 4.827 4.731
Prajurit Kulon 5.275 5.080
Blooto 4.138 4.118
Prajurit Kulon
Mentikan 5.020 4.725
Kauman 2.327 2.306
Pulorejo 5.337 5.217
Gunung Gedangan 4.992 4.898
Kedundung 10.601 10.212
Balongsari 6.034 5.703
Magersari
Gedongan 1.900 1.811
Magersari 4.300 4.004
Wates 15.045 14.176
Kranggan 10.250 9.358
Meri 5.512 5.507
Jagalan 2.333 2.167
Kranggan
Miji 6.938 6.232
Sentanan 1.879 1.826
Purwotengah 1.393 1.450
Total Keseluruhan 142.625 8.660
(Sumber: Kota Mojokerto Dalam Angka 2018)
7
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
8
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Wates 1 - 1 26 1 1
Kranggan 2 - 1 15 2
Meri - - - 9 1
Jagalan 1 - - 6 1
Kranggan
Miji - - - 10 1
Sentanan - - - 4
Purwotengah - - - 3
Total Keseluruhan 6 3 6 167 11 5
9
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Air baku merupakan salah satu bahan dasar dalam proses pengolahan air minum yang
diambil dari sumber-sumber yang memenuhi standar baku mutu. Sumber air baku harus
tersedia dalam jumlah besar agar dapat memenuhi kebutuhan air minum daerah perencanaan.
Penentuan sumber air baku untuk pengolaah harus mempertimbangkan data yang didapat
melalui penelitian secara periodik antara 5-10 tahun (Kawamura, 1991).
Sumber air baku yang dapat diolah untuk digunakan sebagai air minum adalah
air tanah dan air permukaan.
a. Air Permukaan
Air permukaan merupakan air yang berada pada permukaan, contohnya
sungai, rawa, danau, dan mata air. Di Indonesia, air permukaan sangat banyak
ditemukan. Namun, kualitas air permukaan umumnya buruk terutama di Negara
Indonesia. Buruknya kualitas air permukaan disebabkan oleh kandungan-
kandungan yang terdapat dalam air permukaan seperti kekeruhan, zat organik,
kadar logam berat, warna, dan lain lain yang menyebabkan air permukaan tidak
dapat langsung dikonsumsi.
Sebagai sumber air baku untuk air minum, maka air permukaan harus
memenuhi kualitas oksigen yang terlarut, pH yang sesuai, kandungan zat padat,
kandungan bakteri, kehadiran zat beracun, temperatur dan parameter lainnya.
Air permukaan biasanya dijadikan alternatif bila kuantitas atau kualitas air tanah
tidak memenuhi syarat sebagai bahan baku air minum. (Al Layla, 1978). pH
yang diingkan pada air permukaan diantara 6,5 dan 8,5 untuk menajga
kelangsungan hidup air. Air permukaan yang banyak digunakan untuk sumber
air baku pengolahan air minum adalah air sungai dan air danau.
b. Air Tanah
Air tanah merupakan air yang berada di lapisan kedap di bawah tanah.
Kualitas air tanah jika digunakan sebagai bahan baku pengolahan air minum
jauh lebih baik daripada air permukaan. Namun, pada perencanan menggunakan
air tanah sebagai baku mutu air minum tidak dapat dalam jumlah yang besar.
Penggunaan jumlah air tanah dalam jumlah besar dapat merubah sistem air
tanah dan dapat mengubah perubahan tanah. Penggunaan air tanah hanya
digunakan utuk mensuplai air baku yang kekurangan sumber air baku pada
kondisi tertentu, pada kasus ini jika musim kemarau berkepanjangan.
10
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Sumber air baku yang diambil harus mempertimbakan dengan ketat aspek dan
syarat air baku tersebut dapat digunakan atau tidak. Penentuan syarat air baku
dengan data penelitian sumber yang dilakukan secara periodik dan harus terus di
pantau dan dievaluasi mengingat sangat mutlak agar kandungan air baku memenuhi
syarat.
Syarat air baku ada beberapa aspek, diantaranya adalah aspek kualitas,
kontinuitas, dan kuantitas. Dalam aspek kualitas harus melihat seberapa banyak
kandungan air yang terkontaminasi secara fisik, kimia, microbiologi, dan radiologi
(Kawamura,1991). Syarat fisik diantaranya adalah suhu, rasa, bau, warna,
kekeruhan, dan zat pada terlaur. Syarat kimia diantaranya adalah pH, zat organik,
dan anorganik. Syarat mikrobiologis diantaranya adalah bakteri patogen dan
sejenisnya. Syarat radiologi diantarnya adalah bebas dari paparan bahan radioaktif.
Penentuan sumber air baku harus dipertimbangkan secara matang. Karena dari
hal ini menentukan standard penting untuk kesehatan konsumen air minum dan
teknik pengolahan yang akan digunakan. Sebisa mungkin syarat air baku tersebut
dapat dipenuhi, namun jika tidak memungkinkan untuk memenuh segala standard
yang ditentunkan dapat menjadi pertimbangan dalam teknik pengolahan yang akan
digunakan.
Sama halnya dengan penentuan syarat air baku, penetuan sumber harus melihat
penelitian sumber air baku yang dilakukan secara periodik. Hal ini bertujuan agar
pemilihan sumber air baku benar-benar sesuai dengan syarat, instalasi dikemudian
hari, dan hal-hal lain menyangkut pengolahan air minum.
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan air sehingga memenuhi syarat atau
baku mutu air tersebut layak langsung diminum. Air minum yang disuplai kepada publik harus
menyediakan keamanan dan estetika menarik air minum dan terlepas dari gangguan dan biaya
yang masuk akal (Kawamura, 1991).
Air minum harus memiliki standar. Standar air minum bergantung dari kebijakan
pemeritah pusat maapun pemerintah pusat (Kawamura, 1991). Kebijakan standar layak air
11
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
minum melihat kondisi suatu negara yang bersangkutan. Standar air minum dapat ditentukan
oleh badan yang ditunjuk pemerintah lokal maupun melihat peraturan yang ditetapkan secara
global. Selain pemerintah lokal dan EPA, World Health Organization (WHO) juga memiliki
standard kualitas air minum.
Secara umum kualitas air minum melihat aspek-aspek yang ditentukan seperti bahan
organik, mikrobiologi, bahan organik buatan, dan bahan anorganik. Seperti contoh pada
standard untuk mikrobiologi yang terkandung, syarat turbiditas air minum tidak boleh lebih
dari 0.5 NTU, kandungan virus, giardia, dan total coliform harus nol. Secara umum standar air
minum dapat dilihat pada Permenkes No. 492 Tahun 2010. Standar kulitas air minum tersebut
nantinya akan menjadi acuan dasar dalam penentuan proses pengolahan yang akan digunakan.
Selain melihat itu juga, dapat menjadi pertimbangan acuan biaya yang digunakan untuk
memenuhi agar kandungan air minum memenuhi syarat.
Tahapan dan periode perencanaan saling terkait satu sama lain. Pentahapan perencanaan
dapat dibuat dalam satu, dua, dan seterusnya tahapan sesuai dengan kebutuhan air dan
tersedianya dana. Periode perencanaan dapat berlangsung selama 5, 10, atau 20 tahun
tergantung pada skala ekonomi yang ada di daerah tersebut sesuai dengan analisa ekonominya
(ASCE-AWWA, 1990).
12
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Evaluasi lokasi bangunan pengolahan didasarkan pada jarakanya dari intake, lay
out bangunan yang diperoleh, akibat terhadap lingkungan sekitar dan metode dari
ditribusi yang akan direncanakan. Menentukan lokasi bangunan pengolahan
merupakan salah satu hal yang penting dalam perencanaan bangunan pengolahan.
Beberapa yang perlu diperhatikan adalah:
a. Diusahakan cukup dekat dengan sumber air dan konsumen sehingga dapat
menghemat biaya distribusi, perpipaan transmisi, dsb.
b. Lokasi geografis.
c. Kondisi Geologis (Kondisi Tanah). Perlu diperhatikan bagaimana
membangun pondasi yang kokoh dan sesuai dengan karekteristik tanah yang
ada.
d. Ketersediaan dari sumber tenaga dan fasilitas penunjang lainnya.
e. Biaya konstruksi.
f. Keamanan operasi dan instalasi sebagai bangunan vital terhadap
kemungkinan gangguan dari luar.
g. Kemungkinan perluasan di masa yang akan datang. Tanah yang tersedia
harus cukup luas sehingga masih mungkin untuk dilakukan pengembangan
atau perluasan di kemudian hari.
h. Transport menuju instalasi, demi lancarnya pengangkutan bahan-bahan
kimia dan tenaga operator.
i. Jika distribusi air secara gravitasi dan tanpa menggunakan menara air, maka
ketinggian lokasi instalasi harus cukup.
Dalam instalasi pengolahan air minum, tata letak bangunan pengolahan perlu
direncanakan sebaik mungkin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan bangunan pengolahan air minum adalah disesuaikan dengan urutan
proses pengolahan atau sesuai dengan diagram alir. Disesuaikan dengan tipe desain,
misalnya dengan memperhatikan besar nilai debit dan keuntungan dan kerugian
dalam tata letak bangunan. Harus memudahkan dalam pegoperasian, misal:
a. Letak bangunan yang memerlukan bahan kimia harus berdekatan dengan
tempat menyiapkan larutan atau bahan kimia tersebut.
b. Letak bagian-bagian yang perlu mendapatkan pengawasan jaraknya sekecil
mungkin, agar mudah dalam pengawasan operator.
c. Perlu disediakan labolatorium untuk pengujian kualitas air setelah melewati
bangunan pengolahan, dimana jarak laboratorium cukup dekat dengan
tempat pengambilan contoh yang diperiksa secara berkala.
d. Adanya tempat untuk mengontrol peralatan )ruang perpipaan, ruang kontrol,
rumah pompa,dll)
13
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
e. Ada jarak yang cukup antara bangunan, sehingga memudahkan lalu lalang
petugas atau cukup lapang apabila diperlukan perbaikan, dsb.
3.5.1 Intake
Dalam merencanakan bangunan intake, ada beberapa faktor penting yang perlu
diperhatikan untuk dapat memilih bangunan intake yang paling sesuai. Faktor-faktor
pentin tersebut antara lain kualitas sumber air, kondisi iklim, fluktuasi aliran air, arah
aliran air, kondisi geografis dan geologis, kondisi ekonomi, serta regulasi pemerintah
yang bersangkutan yang sedang berlaku.
Sesuai dengan fungsinya untuk mengambil air baku, bangunan intake dapat
dibangun pada tepi sungai, danau, maupun reservoir. Bangunan intake juga dapat
didesain untuk mengambil air tanah. Dimana bangunan intake akan dibangun,
bergantung pada dari mana air baku diambil. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan letak bangunan intake adalah (Al Layla, 1978):
a. Bangunan intake harus diletakkan di lokasi dimana tidak terjadi arus yang
terlalu deras yang dapat merusak bangunan intake.
b. Tanah di sekitar bangunan intake harus stabil.
c. Lokasi bangunan intake mudah dijangkau.
d. Pipa inlet harus ada di bawah permukaan air untuk mencegah masuknya
benda-benda terapung secara tidak sengaja, dan harus berada di atas dasar
sungai atau danau untuk menghindari masuknya material-material yang
mengendap.
e. Sedikit berjarak dengan tepian sungai agar menghindari pencemaran ke
daratan.
f. Berada pada bagian hulu.
14
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Pemilihan lokasi sistem intake pada sungai perlu didasarkan pada hal-hal berikut:
a. Mendapatkan kualitas air baku terbaik dan menggunakan prosedur yang tepat
tanpa mencemari sumber air.
b. Memperkirakan kemungkinan adanya perubahan arah aliran sungai.
c. Meminimalisasi efek pembentukan es, banjir, dan puing-puing yang
mengambang, navigasi sungai, dan lonjakan arus.
d. Menyediakan akses yang mudah untuk perbaikan dan perawatan bangunan
intake.
e. Menyediakan ruang manuver yang cukup untuk adanya kendaraan.
f. Memungkinkan adanya penambahan fasilitas di masa depan.
g. Mempertahankan kecepatan aliran air yang cukup ketika musim kemarau.
h. Meminimalisasi efek adanya bangunan intake terhadap kehidupan akuatik di
sungai.
i. Mendapatkan kondisi geologis yang baik.
Beberapa alternatif model bangunan intake yang ada, yaitu: submerged intake,
intake tower, suspended intake, siphon intake, floating intake, dan movable intake.
Floating intake dan moveable intake dapat digunakan ketika tinggi air di sungai
cenderung berubah-ubah secara drastis, masalah banjir sering terjadi, dan kapasitas
intake sangat kecil yaitu dibawah 5 mgd atau 0,2 m3/s. (Kawamura, 1991).
3.5.2 Koagulasi
15
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
3.5.3 Flokulasi
16
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
d. Kondisi Lokal
Kondisi lokal harus dianalisa ketika memilih tipe dari proses flokulasi
yang sesuai. Lima faktor utama yang harus dievaluasi antara lain topografi,
kondisi iklim, ketersediaan layanan, kemampuan petugas dalam
pengoperasian, dan level dari teknologi lokal.
e. Biaya
Biaya selalu menjadi pertimbangan penting. Modal dan biaya operasi serta
perawatan harus diperhitungkan.
g. Faktor Lainnya
Faktor lainnya seperti karakteristik hidrolik dari tangki flokulasi dan
removal lumpur harus tergabung selama fase perencanaan (Kawamura,
1991). Pemilihan proses flokulasi harus berdasarkan dengan kriteria berikut:
Tipe dari proses pengolahan, sebagai contoh konvensional, filtrasi
langsung, softening, pengkondisian lumpur.
Kualitas air baku, sebagai contoh kekeruhan, warna, dan suhu.
17
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
3.5.4 Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel solid dari suspensi menggunakan gaya
gravitasi dimana suspensi terpisah menjadi cairan yang lebih jernih dan suspensi yang
lebih pekat. (Al Layla, 1978). Salah satu pengolahan air minum dan air limbah yang paling
umum digunakan adalah proses sedimentasi. Proses sedimentasi digunakan untuk
menghilangkan partikel diskrit, flokulen, dan presipitat daam pengolahan air. Proses
sedimentasi dibagi menjadi 4 kategori berdasarkan konsentrasi suspensi dan partikel
flokulen. 4 katagori tersebut adalah pengendapan diskrit, pengendapan flokulen, zona
pengendapan, dan pengendapan kompresi. (Al-Layla, 1978). Pengendapan diskrit dan
flokulen berkaitan dengan pencairan suspensi.
Pada zona pengendapan, massa dari partikel flokulen pada suspensi secara
keseluruhan tetap karena partikel flokulen begitu dekat dan adanya gaya antar partikel
menyebabkan mereka berada pada posisi relatif tetap satu sama lain.
Proses sedimentasi didesain untuk menghilangkan padatan yang dapat terendap oleh
pengendapan gravitasi agar dapat memaksimalkan unit proses selanjutnya seperti filtrasi.
Proses sedimentasi dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu grit chamber (plain sedimentation)
dan sedimentation tanks (clarifiers). Kriteria dari pengklasifikasian ini adalah ukuran,
kualitas, dan nilai spesifik gravity dari partikel yang terpisahkan,
Efisiensi proses sedimentasi dipengaruhi oleh karakteristik air baku yang digunakan.
Salah satu kunci dari keefektifan proses sedimentasi adalah bagaimana hasil dari proses
koagulasi dan flokulasi. Tiga konfigurasi utama untuk perencanaan tangki sedimentasi,
yaitu: (Kawamura, 1991)
Tangki persegi panjang dengan aliran horizontal adalah konfigurasi tangki yang sering
digunakan karena stabilitas hidroliknya. Tipe tangki ini juga dapat diprediksi performanya
dan mampu untuk menyaingi flow rate yang dua kali lebih besar dari desain yang
18
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
direkomendasikan tanpa perubahan signifikan pada kualitas airnya. Terlebih lagi, sistem
aliran horizontal lebih mudah dioperasikan.
Dalam pengolahan air minum, karakteristik air baku perlu diperhatikan. Jika air baku
yang digunakan berasal dari sungai tempat pernah terjadi banjir bandang, maka proses
pengolahan sebaiknya menggunakan Grit chamber agar pasir dan lumpur dapat
terendapkan. Grit chamber adalah proses plain sedimentation yang menghilangkan partikel
diskrit yang berukuran lebih besar dari 15 µm.
3.5.5 Filter
Menurut Al-Layla pada tahun 1978, partikel tersuspensi dan partikel koloid di dalam
air tidak bisa mengendap secara sempurna hanya dengan menggunakan proses
sedimentasi. Untuk lebih menyempurnakan proses penyisihan partikel tersuspensi dan
partikel koloid di dalam air, dapat dilakukan dengan menggunakan proses filtrasi. Proses
filtrasi sendiri adalah suatu proses di mana air dilewatkan pada pasir dan kombinasi kerikil-
kerikil untuk mendapatkan hasil air yang lebih baik.
Bakteri dan sejenisnya dapat dengan efektif dihilangkan dengan menggunakan proses
filtrasi. Selain itu filtrasi juga dapat mengurangi warna, rasa, bau, kadar besi juga kadar
19
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
mangan yang terdapat di dalam air. Proses pengurangan kadar-kadar tersebut tidak lepas
dengan adanya proses fisika dan kimia yang terjadi di dalam proses filtrasi itu sendiri.
Beberapa faktor yang berkontribusi di dalam proses removal filter ini adalah:
Proses penyaringan yang terjadi di setiap lapisan permukaan filter.
Proses sedimentasi di dalam filter.
Kontak antara partikel flok dengan lapisan kerikil atau dengan flok yang sudah
terkumpul di atas lapisan filter.
Proses adsorpsi atau proses eletrokinetik.
Proses koagulasi di dalam filter.
Proses bilogis di dalam filter
Penggabungan zat-zat koloid di dalam filter
20
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
c. Pressure Filters
Menurut Al-Layla pada tahun 1978, pressure filters identik dengan filter
yang memanfaatkan sistem gravitasi. Hanya saja pressure filters diletakan pada
wadah kedap terbuat dari baja yang didesain untuk tekanan di atas 10 atm. Laju
pada pressure filters bisa mencapai 15m/hr, namun tetap harus hati-hati dalam
penggunaan nya. Bila pada desain awal dan pengoperasian pressure filters tidak
dilakukan secara benar maka kualitas bakteri yang terdapat pada effluent tidak
terdagradasi dengan baik.
21
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
3.5.6 Desinfeksi
Menurut Al-Layla (1978), syarat desinfektan yang digunakan dalam desinfeksi antara
lain:
Dapat mematikan semua jenis organisme patogen.
Ekonomis dan dapat dilaksanakan dengan mudah.
Tidak menyebabkan air menjadi toksik dan berasa.
Dosis diperhitungkan agar terdapat residu untuk mengatasi adanya kontaminan
mikroba.
Dalam proses desinfeksi, senyawa yang sering digunakan sebagai desinfektan adalah
klor (Cl2), ozon (O3), klorin dioksida (ClO2), dan sinar ultra violet (Reynolds, 1982).
a. Klorinasi
Klorin merupakan senyawa yang paling sering digunakan sebagai
disinfektan. Klorin yang digunakan umumnya berupa gas klorin atau klorin cair
atau senyawa klorin yang terdiri dari CaOCl2 dan Ca(OCl)2. Klorin bereaksi
dengan air pada pH 5-6 akan membentuk hypochlorus dan hydrochloric acid.
Senyawa klor dapat mematikan bakteri karena oksigen yang terbebaskan dari
senyawa asam hypochlorus mengoksidasi beberapa bagian yang penting dari sel
bakteri sehingga rusak.
22
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
b. Ozonisasi
Merupakan oksidan yang sangat kuat lebih kuat dibanding asam hipoklorit.
Air yang diozonisasi dilewatkan pada filter arang aktif yang bertindak sebagai
kontraktor biologis agar organisme saprofit membongkar zat yang
terbongkarsecara biologis.
c. Klorin dioksida
Kekuatannya melebihi klorin. Prinsip ini dimaksudkan untuk memperoleh
klorin bebas, sedangkan ClO2 bebas bertahan melebihi HClO. Pada eisinfeksi
terminal dosis antara 0,1-3 mg/L dan untuk menghilangkan bau dan rasa dosis
dipakai sampai 10 mg/L.hari.
3.5.7 Reservoir
Reservoir distribusi diperlukan dalam suatu sistem distribusi air minum karena
konsumsi air yang berfluktuasi. Pada saat pemakaian air dibawah konsumsi air rata-
rata, maka suplai air yang berlebihan akan ditampung dalam reservoir untuk
mengimbangi pemakaian air yang lebih besar dari pemakaian air rata-rata. Selain itu
reservoir distribusi juga dipakai untuk memberikan tekanan yang cukup pada setiap
titik agar air dapat memancar dengan tekanan yang diinginkan.
Kapasitas reservoir ditentukan oleh fluktuasi pemakaian air dan pengaliran yang
terjadi dalam 1 hari yang dapat ditentukan dengan metode analisis yang didasarkan
pada akumulasi kuantitas, baik pengaliran maupun pemakaian sehari-hari. Ground
reservoir menerima suplai air langsung dari Instalasi Pengolahan Air Minum
(IPAM) sedangkan elevated menerima suplai air dari ground reservoir melalui
pompa, lalu mengalirkannya secara gravitasi menuju area pelayanan.
23
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB IV
PERENCANAAN AWAL
Pada perencanaan suatu bangunan, jangka waktu perencanaan merupakan salah satu hal
penting. Initial years adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan konstruksi bangunan
dan bangunan yang siap beroperasi. Sedangkan design years adalah tahun dimana bangunan
mencapai kapasitas yang direncanakan.
Dalam tugas perencanaan ini, periode perencanaan yang digunakan adalah selama 20
tahun mulai tahun 2020. Perencanaan bangunan pengolahan ini dilakukan langsung dalam satu
tahapan. Sedangkan initial years direncanakan selama kurang lebih 3 tahun termasuk waktu
untuk perencanaan, masa tender, dan waktu pembangunan instalasi. Periode desain secara
umum ditentukan berdasarkan faktor-faktor berikut:
Pada perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum ini kapasitas produksi atau kapasitas
pengolahan didasarkan pada kebutuhan air penduduk Kota Mojokerto tahun 2029. Kebutuhan
air meliputi kebutuhan air domestik, yaitu berdasarkan penduduk Kota Mojokerto dan juga
kebutuhan air non-domestik berdasarkan jumlah fasilitas umum di Kota Mojokerto pada tahun
2029. Debit yang direncanakan pada perencanaan ini adalah sebesar 393.6 L/detik.
Kapasitas produksi didasarkan pada kebutuhan air rata-rata pada tahun 2029.
Direncanakan kapasitas produksi sebesar 120% dari kebutuhan air rata-rata, yaitu sebesar
472.32 L/detik.
Air baku yang digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan air minum di daerah
perencanaan diperoleh dari air Sungai Brantas dengan cara sistem pemompaan ke Instalasi
Pengolahan Air. Kualitas air baku untuk pengolahan air minum pada bangunan perencanaan
ini adalah sebagai berikut:
24
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Seperti layaknya air sungai yang ada di sebagian besar wilayah di Indonesia, kandungan
lumpur yang tersuspensi pada air yang dapat menyebabkan kekeruhan air cukup tinggi. Selain
itu, kandungan organik dan anorganik mempengaruhi kekeruhan pada air.
Keberadaan pH yang bersifat asam mampu menyebabkan korosi atau melarutkan logam,
sehingga hal ini perlu di netralisasi. Menurunnya derajat keasamaan dari air sungai dapat
dipengaruhi oleh zat-zat logam pada batuan ataupun pencemaran dari pertambangan.
Kondisi yang dimiliki oleh Air Baku belum memenuhi standar baku mutu air minum.
Standar kualitas air minum yang digunakan di Indonesia adalah Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tahun 2010 yang didalamnya sudah mencakup
persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan radiologis.
25
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Secara umum proses pengolahan air minum dibedakan atas pengolahan lengkap dan tidak
lengkap. Adapun bangunan pengolahan yang diperlukan dalam pengolahan lengkap antara
lain:
b. Screening
Berfungsi untuk menyaring bahan-bahan yang mengapung dan berukuran besar
yang terdapat pada sumber air baku.
c. Grit Chamber
Berfungsi untuk meremoval partikel grit yang terbawa oleh aliran air.
26
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
d. Bak Ekualisasi
Berfungsi untuk menenangkan fluktuasi air baku jika menggunakan pemompaan
pada intake.
e. Bak Pembagi
Berfungsi untuk membagi air jika digunakan lebih dari satu unit bangunan di dalam
perencanaan.
f. Prasedimentasi
Berfungsi untuk:
Tempat pengendapan partikel diskrit dan material-material kasar lainnya
yang mempunyai spesific gravity 1,2 dan diameter 0,05 mm yang bisa
mengendap secara gravitasi.
Mengurangi beban pada unit pengolahan selanjutnya.
i. Sedimentasi
Berfungsi untuk memisahkan flok-flok yang terbentuk dalam pengaduk lambat,
yaitu partikel yang dapat mengendap secara gravitasi.
j. Filtrasi
Berfungsi untuk memisahkan atau menyaring flok-flok yang tidak terendapkan
pada bak sedimentasi dengan media penyaring tertentu.
l. Reservoir Instalasi
Berfungsi untuk mensuplai semua kebutuhan instalasi dan memberikan tinggi
tekan yang cukup untuk pencucian filter.
m. Reservoir Distribusi
Berfungsi, antara lain:
27
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Untuk menampung air yang sudah memenuhi syarat hasil dari pengolahan.
Sebagai bak kontak dengan adanya inlet untuk memasukkan kaporit dan
kapur.
Sebagai equalizing storage untuk pemakaian air ke resevoir instalasi dan
konsumen.
Aerasi
8. CO2 Agresif
Penambahan kapur
28
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
29
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Dalam perencanaan ini adalah parameter yang akan diolah yaitu kekeruhan dan pH.
Dasar pemilihan suatu unit pengolahan didasarkan pada beberapa hal, diantaranya adalah:
a. Karakteristik limbah sebelum dan sesudah pengolahan (efisiensi pengolahan).
b. Biaya investasi serta operasional dan maintenance (O&M).
c. Ketersediaan lahan.
Daftar unit pengolahan untuk menurunkan tingkat kekeruhan dan menetralkan pH beserta
efisiensi pengolahan ditunjukkan oleh tabel 4.4 berikut ini.
Rangkaian alternatif pengolahan yang dibuat berdasarkan karakteristik dari air baku itu
sendiri. Untuk itu, perlu dilakukan pemilihan jenis pengolahan. Pemilihan jenis pengolahan
30
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
dilakukan atas dasar jenis pengolahan yang mampu menghasilkan efluen yang paling optimal
dengan berbagai pertimbangan baik itu secara ekonomis maupun teknis.
Dari karakteristik air baku di atas, maka dapat diperoleh beberapa macam rangkaian
alternatif proses pengolahan seperti berikut pada gambar 4.1 hingga 4.3.
Setelah membuat 3 opsi alur pengolahan maka dapat dihitung efisiensi pengolahan pada
masing-masing alternatif pengolahan berdasarkan data efisiensi removal pada tabel 4.4, hasil
hitungan ditunjukkan oleh tabel 4.5 di bawah ini.
31
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa hasil pengolahan untuk semua alternatif
pengolahan sudah memenuhi baku mutu untuk parameter yaitu kekeruhan dan pH. Terdapat
beberapa perbedaan netralisan dan unit dalam tiap alternatifnya. Unit-unit yang digunakan
antara lain:
32
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
b. Prasedimentasi/Roughing Filter
Berfungsi untuk:
Tempat pengendapan partikel diskrit dan material-material kasar lainnya yang
mempunyai spesific gravity 1,2 dan diameter 0,05 mm yang bisa mengendap
secara gravitasi.
Mengurangi beban pada unit pengolahan selanjutnya.
d. Sedimentasi
Berfungsi untuk memisahkan flok-flok yang terbentuk dalam pengaduk lambat,
yaitu yang dapat mengendap secara gravitasi.
e. Filtrasi
Berfungsi untuk memisahkan atau menyaring flok-flok yang tidak terendapkan
pada bak sedimentasi dengan media penyaring tertentu.
g. Reservoir
Berfungsi untuk mensuplai semua kebutuhan instalasi dan memberikan tinggi
tekan yang cukup untuk pencucian filter. Selain itu juga dapat berfungsi untuk:
Untuk menampung air yang sudah memenuhi syarat hasil dari pengolahan.
Sebagai equalizing storage untuk pemakaian air ke resevoir instalasi dan
konsumen.
33
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Dari hasil perbandingan diatas, penggunaan unit prasedimentasi dipilih agar dapat
memudahkan perawatan. Selain itu air olahan memiliki kekeruhan diatas 150 NTU sehingga
unit Prasedimentasi lebih efektif untuk digunakan. Adapun untuk penggunaan bahan netralisan
yaitu kapur dan soda api yang perbandingannya dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini.
Dari hasil perbandingan diatas, penggunaan kapur dipilih agar meminimalisir kebutuhan
serta dengan kapur proses netralisasi hasilnya juga sudah baik waluapun kurang jernih.
Kejernihan tersebut dapat dinaikkan saat proses sedimentasi dan filtrasi pada unit lainnya.
Maka, alternatif pengolahan pertama menggunakan Unit Prasedimentasi dan Netralisan
Kapur dipilih sebagai pengolahan untuk air minum Kota Mojokerto.
4.7.1 Pompa
a. kriteria kapasitas dan cadangan pompa air baku harus memenuhi ketentuan
berikut:
kapasitas pompa air baku (10–20) % lebih besar dan kapasitas rencana
unit paket instalasi pengolahan air;
34
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
b. Cylindrical Strainer
Kriteria desain sama dengan bell mouth strainer.
Harus digunakan pada saat head air cukup tinggi di atas strainer.
Strainer sebaiknya terletak 0,6 – 1 m dibawah level air terendah (jika tidak
mempunyai lubang di bagian atas), sedangkan untuk strainer yang
memiliki lubang sebaiknya 1 m dibawah level air terendah.
35
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
f. Barscreen
Pembersihan manual:
Kecepatan melalui bar (v) = 0,3-0,6 m/detik
Lebar bar (w) = 4,0-8,0 m
Kedalaman bar (D) = 25-50 mm
Jarak antar batang = 25-75 mm
Slope vertikal = 450- 600
Headloss = 150 mm
Headloss max = 800 mm
Pembersihan mekanik:
Kecepatan melalui bar (v) = 0,6-1,0 m/detik
Lebar bar (w) = 8,0-10,0 m
Kedalaman bar (D) = 50-75 mm
Jarak antar batang = 10-50 mm
Slope vertikal = 750- 850
Headloss = 150 mm
Headloss max = 800 mm
36
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Unit prasedimentasi adalah unit untuk pemisahan partikel solid yang bersifat
diskrit dari air olahan. Kriteria yang digunakan pada unit Prasedimentasi yaitu SNI
6774-2008. Adapun kriteria desainnya dapat dilihat pada tabel 4.8.
37
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Kriteria Perencanaan untuk Unit Koagulasi (Saringan Cepat) dapat dilihat pada
tabel berikut.
Unit flokulasi digunakan membentuk partikel flok dari inti-inti flok. Kriteria
perencanaan untuk unit flokulasi (pengaduk lambat) yang digunakan yaitu SNI
6774-2008. Kriteria desain dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.
38
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Unit sedimentasi adalah unit untuk pemisahan partikel solid yang bersifat
flokulen dari air olahan dari proses koagulasi-flokulasi. Kriteria yang digunakan
pada unit Sedimentasi yaitu SNI 6774-2008. Adapun kriteria desainnya dapat dilihat
pada tabel 4.11.
39
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
40
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
a. Kriteria Netralisan
harus berupa bahan alkalin;
1. kapur (CaO), dibubuhkan dalam bentuk larutan dengan konsentrasi
larutan 5 % sampai dengan 20%;
2. soda abu (Na2CO3) dibubuhkan dalam bentuk larutan, dengan
konsentrasi larutan 5% sampai dengan 20%;
3. soda api (NaOH), dibubuhkan dalam bentuk larutan, dengan
konsentrasi larutan maksimum 20%;
dosis bahan alkalin ditentukan berdasarkan percobaan;
pembubuhan bahan alkalin secara gravitasi atau pemompaan, dibubuhkan
sebelum dan atau sesudah pembubuhan koagulan
b. Bak netralisan
bak dapat menampung larutan selama 8 jam sampai dengan 24 jam;
diperlukan 2 buah bak yaitu 1 buah bak pengaduk manual atau mekanis
dan 1 buah bak pembubuh;
bak harus dilindungi dari pengaruh luar dan tahan terhadap beban alkalin
Unit filtrasi berfungsi untuk memisahkan atau menyaring flok-flok yang tidak
terendapkan pada bak sedimentasi dengan media penyaring tertentu.. Kriteria yang
digunakan pada unit Filtrasi yaitu SNI 6774-2008. Adapun kriteria desainnya dapat
dilihat pada tabel 4.11.
Minimum 5
1 Jumlah Bak Saringan N = 12Q0,5 *) -
bak
Kecepatan Penyaringan
2 6-11 6-11 12-33
(m/jam)
41
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Jenis Saringan
Saringan dg
Saringan
No Unit Pencucian Saringan
Biasa
Antar Bertekanan
(Gravitasi)
Saringan
3 Pencucian:
Sistem Pencucian Tanpa/dengan Tanpa/dengan Tanpa/dengan
Blower & Blower & Blower &
atau Surface atau Surface atau Surface
Wash Wash Wash
Kecepatan (m/jam) 36-50 36-50 72-198
Lama Pencucian 10-15 10-15 -
(menit)
Periode antara dua 18-24 18-24 -
pencucian (jam)
Ekspansi (%) 30-50 30-50 30-50
4 Media Pasir:
Tebal (mm) 300-700 300-700 300-700
Single Media 600-700 600-700 600-700
Media Ganda 300-600 300-600 300-600
Ukuran Efektif, ES 0,3-0,7 0,3-0,7 -
(mm)
Koef. Keseragaman 1,2-1,4 1,2-1,4 1,2-1,4
(UC)
Berat Jenis (kg/dm3) 2,5-2,65 2,5-2,65 2,5-2,65
Porositas 0,4 0,4 0,4
Kadar SiO2 > 95% > 95% > 95%
5 Media Antrasit:
Tebal (mm) 400-500 400-500 400-500
Ukuran Efektif, ES 1,2-1,8 1,2-1,8 1,2-1,8
(mm)
Koef. Keseragaman 1,5 1,5 1,5
(UC)
Berat Jenis (kg/dm3) 1,35 1,35 1,35
Porositas 0,5 0,5 0,5
42
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Jenis Saringan
Saringan dg
Saringan
No Unit Pencucian Saringan
Biasa
Antar Bertekanan
(Gravitasi)
Saringan
6 Filter botom/Dasar
Saringan:
1) Lapisan Penyangga
dari atas ke bawah:
Kedalaman (mm) 80-100 80-100 -
Ukuran Butir (mm) 2-5 2-5 -
Kedalaman (mm) 5-10 5-10 -
Ukuran Butir (mm) 80-100 80-100 -
Kedalaman (mm) 80-100 80-100 -
Ukuran Butir (mm) 10-15 10-15 -
Kedalaman (mm) 80-150 80-150 -
Ukuran Butir (mm) 15-30 15-30 -
2) Filter Nozel:
Lebar Slot Nozel < 0,5 < 0,5 < 0,5
(mm)
Presentase Luas Slot > 4% > 4% > 4%
Nozel terhadap Luas
Filter (%)
*) Untuk saringan dengan jenis kecepatan menurun
**) Untuk saringan dengan jenis kecepatan konstan, harus dilengkapi dengan
pengatur aliran otomatis
(Sumber: SNI 6774-2008)
a. Kriteria Desinfektan
Jenis densifektan yang digunakan
1. gas klor (Cl2), kandungan klor aktif minimal 99%;
2. kaporit atau kalsium hipoklorit (CaOCl2) x H2O kandungan klor aktif
(60-70) %;
3. sodium hipoklorit (NaOCl), kandungan klor aktif 15%;
Dosis klor ditentukan berdasarkan dpc yaitu jumlah klor yang dikonsumsi air
besarnya tergantung dari kualitas air bersih yang di produksi serta ditentukan
dari sisa klor di instalasi (0,25-0,35) mg/l.
b. Pembubuhan Desinfektan
gas klor disuntikan langsung ke instalasi pengolahan air bersih, pembubuhan
gas menggunakan peralatan tertentu yang memenuhi ketentuan yang berlaku;
43
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
4.8.1 Intake
Diketahui:
Jumlah Unit Intake yang direncanakan yaitu 1 bak.
Debit (Q) = 472,32 L/detik
Waktu detensi (td) = 15 menit (< 20 menit)
Kedalaman (H) = 7 m (direncanakan)
Freeboard = 0,3 m (direncanakan)
Rasio P:L =2
Tebal dinding = 0,25 m
44
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 60,73 m2
60,73
=√
2
=6m
Cek td = V/Q
= (12 m x 6 m x 7 m) / (472,32 L/detik /1000 m3/L)
= 914,6 detik
= 17,8 menit (< 20 menit)
4.8.2 Prasedimentasi
Diketahui:
Bak persegi (aliran horizontal)
Jumlah Unit Prasedimentasi yang direncanakan yaitu 2 bak
Debit (Qtot) = 472,32 L/detik
Debit (Q) per bak = Qtot / jumlah bak
= 472,32 L/detik / 2 bak
= 236,16 L/detik
Waktu detensi (td) = 3 jam (3-5)
Kedalaman = 3 m (3-4)
Rasio P:L =4
Tebal dinding = 0,25 m
45
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
(Asurface) = 2.550,52 m3 / 3 m
= 850,17 m2
850,17
=√
4
= 12 m
Panjang (P) = 4L
= 4 x 12 m
= 48 m
Diketahui:
Unit Mekanis
Jumlah Unit Pengadukan yang direncanakan yaitu 2 bak
Debit (Qtot) = 472,32 L/detik
Debit (Q) per bak = Qtot / jumlah bak
= 472,32 L/detik / 2 bak
= 236,16 L/detik
Gradien kecepatan = 900/detik
Waktu detensi (td) = 5 detik (1-5)
Rasio P:L =1
Kedalaman = 1,5 m
Tebal dinding = 0,25 m
46
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Panjang (P) =L
=1m
Diketahui:
Unit Mekanis
Jumlah Unit Pengadukan yang direncanakan yaitu 2 bak
Debit (Qtot) = 472,32 L/detik
Debit (Q) per bak = Qtot / jumlah bak
= 472,32 L/detik / 2 bak
= 236,16 L/detik
G1 = 60/detik
G2 = 40/detik
G3 = 20/detik
Grata-rata = 40/detik
Waktu detensi (td) = 30 menit (30-40)
Rasio P:L =3
Kedalaman = 1,5 m
Tebal dinding = 0,25 m
47
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
(Asurface) = 3L x L
= 3L2
𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒
Lebar (L) =√
3
283,39
=√
3
= 10 m
4.8.5 Sedimentasi
Diketahui:
Bak persegi (aliran horizontal)
Jumlah Unit Sedimentasi yang direncanakan yaitu 2 bak
Debit (Qtot) = 472,32 L/detik
Debit (Q) per bak = Qtot / jumlah bak
= 472,32 L/detik / 2 bak
= 236,16 L/detik
Waktu detensi (td) = 1,5 jam (1,5-3)
Over Flow Rate (OFR) = 2 m3/m2.jam (0,8-2,5)
Rasio P:L =4
Tebal dinding = 0,25 m
Kedalaman = V/Asurface
= 1.275,26 m3 / 425,09 m2
= 3 m (3-6)
48
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
425,09
=√
4
= 9m
Panjang (P) = 4L
=4x9m
= 36 m
4.8.6 Filtrasi
Diketahui:
Jumlah Unit Filtrasi yang direncanakan yaitu 4 bak
Debit (Qtot) = 472,32 L/detik
Debit (Q) per bak = Qtot / jumlah bak
= 472,32 L/detik / 4 bak
= 118,08 L/detik
Kec. Filtrasi = 10 m/jam (6-11)
Kedalaman =3m
Rasio P:L =2
Tebal dinding = 0,25 m
42,51
=√
2
= 5m
49
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Panjang (P) = 2L
=2x5m
= 10 m
4.8.7 Desinfeksi
Diketahui:
Jumlah Unit Desinfeksi yang direncanakan yaitu 1 bak
Debit (Qtot) = 472,32 L/detik
Debit (Q) per bak = Qtot / jumlah bak
= 472,32 L/detik / 2 bak
= 236,16 L/detik
Waktu detensi (td) = 30 menit
Rasio P:L =2
Kedalaman =3m
Tebal dinding = 0,25 m
283,39
=√
2
= 12 m
Panjang (P) = 2L
= 2 x 12 m
= 24 m
50
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
4.8.8 Reservoir
Diketahui:
Jumlah Reservoir yang direncanakan yaitu 1 bak.
Qmaks = 452,64 L/detik
Debit = 20% x Qmaks
= 90,53 L/detik
Waktu detensi (td) = 8 jam
Kedalaman (H) = 3 m (direncanakan)
Rasio P:L =2
Tebal dinding = 0,25 m
869,07
=√
2
= 21 m
Panjang (P) = 2L
= 2 x 21 m
= 42 m
51
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Kebutuhan luas lahan total adalah 50% hingga 200% dari luas lahan unit pengolahan
dan non-pengolahan. Hal ini direncanakan untuk mendukung IPAM beroperasi selama
beberapa tahun kedepan apabila terdapat perluasan. Adapun luas lahan non-pengolahan
yaitu 30% hingga 50% dari luas lahan unit pengolahan. Bangunan non-pengolahan antara
lain; kantor administrasi, laboratorium, pos jaga, akses jalan, ruang terbuka hijau, dll.
52
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB V
DED INTAKE
Bangunan intake berfungsi sebagai penyadap atau penangkap air baku yang berasal dari
sumbernya, dalam hal ini sungai. Sungai mempunyai parameter yang sangat kompleks yang
menjadi dasar desain intake. Dalam perencanaan ini, air sungai digunakan sebagai air baku
sehingga intake yang digunakan merupakan jenis River Intake. River intake umumnya
berbentuk sumur pengumpul dengan pipa penyadap.
Dengan menggunakan air sungai sebagai air bakunya, terjadinya fluktuasi terhadap badan
air sangatlah mungkin terjadi, terutama pada musim hujan dan musim kemarau. Hal tersebut
dapat mempengaruhi kinerja dari Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) sehingga
dikhawatirkan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) tidak mampu bekerja secara optimal.
Untuk itu digunakan intake dengan 3 pipa sadap sadap yang diletakkan pada HWL (High Water
Level), AWL (Average Water Level) dan LWL (Low Water Level) serta 3 buah pompa guna
mengantisipasi perubahan muka air yang terjadi sehingga air baku tetap dapat diambil dan
terjamin kontinuitasnya. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
intake, adalah (Razif, 1986):
Dipilih aliran yang tidak deras karena dapat menyebabkan terputusnya aliran air baku
untuk air minum.
Tanah disekitar intake diusahakan cukup stabil sehingga tidak mudah tererosi.
Dipilih aliran air yang bebas dari hambatan dan gangguan.
Terletak cukup jauh dari sumber kontaminan.
Sebaiknya diletakkan dibagian hulu.
53
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Untuk menghindari adanya sampah yang masuk ke pipa sadap air baku, maka perlu diberi
penambahan screen (penyaring). Screen terdapat pada inlet sumur pengumpul. Screen
berfungsi untuk menyaring padatan atau bentuk lainnya yang terkandung dalam air baku.
Adapun berdasarkan jenisnya, screen dibagi menjadi 2 tipe berdasarkan perbedaan bukaan atau
54
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
jarak antar bar, yaitu saringan kasar (coarse screen) dan saringan halus (fine screen). Nilai
faktor bentuk dari setiap jenis bar pada screen berbeda-beda dan dapat dilihat pada tabel 5.1
berikut.
Direncanakan Screen yang digunakan yaitu Screen dengan bentuk bar Shape edge
rectangular dengan pembersihan manual.
Diketahui :
1. Debit rencana = 472,32 L/detik
2. Lebar screen (L) = 4,0 m (4-8)
3. Kemiringan bar = 45° (30-45)
4. Lebar bukaan (b) = 0,05 m
5. Lebar batang (w) = 0,01 m
6. Kedalaman (H) = 7 m (kedalaman sumur pengumpul)
𝑄𝑎𝑣𝑒
7. Kecepatan (vstream) = 𝐿𝑥𝐻
= 0,01 m/detik
Perhitungan :
𝐿−𝑏
1. Jumlah bar (n) =
𝑏+𝑤
4 − 0,05
=
0,05 + 0,01
= 65,8 bar
= 66 bar
2. Jumlah bukaan antar bar = n+1
= 67 bukaan
3. Lebar bukaan total (Lt) = nxb
= 67 x 0,05
= 3,35 m
4. Panjang kisi terendam air = H / sin (45°)
= 7 / sin(45°)
= 9,90 m
5. Koefisien efisiensi = (Lt / L) x 100%
55
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= (3,35/4) x 100%
= 83,75 %
6. Kecepatan aliran saat 𝑄𝑎𝑣𝑒
=
melalui kisi bersih (Vsbersih) 𝐿𝑡 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑖𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟
326 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 10−3 𝑚3 /𝐿
=
3,35 𝑥 9,90
= 0,01 m/detik (OK)
7. Faktor bentuk = 2,42
𝑣2
8. hv = ( )
2𝑔
0,012
= ( )
2 𝑥 9,81
= 0,0000103 m
4
w 3
= hv sin
b
4
0,01 3
= 2,42 0,0000103 sin 45
0,05
9. Headloss normal = 0,0000020 m
10. Saat clogging (50% tersumbat)
Lebar bukaan total (Lt) = 50% x Lt
= 50% x 3,35
= 1,68 m
Kecepatan aliran melalui kisi 𝑄𝑎𝑣𝑒
=
(vclogging) 𝐿𝑡 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑖𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎𝑚 𝑎𝑖𝑟
326 𝐿/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 10−3 𝑚3 /𝐿
=
1,68 𝑥 9,90
= 0,03 m/detik
4
w 3
Headloss clogging = hv sin
b
4
0,01 3 0,03 2
= 2,42 sin 45
0,05 2 x9,81
= 0,000008 m (OK)
Dari hasil perhitungan dapat diketahui juga bahwa headloss saat clogging lebih besar
daripada headloss saat bersih sehingga memenuhi persyaratan.
Dalam pengambilan air baku dari sungai, diperlukan pipa sadap untuk mengalirkan air ke
sumur pengumpul. Untuk menjaga kontinuitas suplai air baku, pipa sadap harus direncanakan
sebaik mungkin. Terjadinya fluktuasi terhadap badan air sangatlah mungkin terjadi, terutama
56
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
pada musim hujan dan musim kemarau. Hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja dari Instalasi
Pengolahan Air Minum (IPAM) sehingga dikhawatirkan Instalasi Pengolahan Air Minum
(IPAM) tidak mampu bekerja secara optimal. Untuk itu digunakan intake dengan 3 pipa sadap
yang diletakkan di HWL (High Water Level), AWL (Average Water Level) dan LWL (Low
Water Level) yang berguna untuk mengantisipasi perubahan muka air yang terjadi sehingga air
baku tetap dapat diambil dan terjamin kontinyuitasnya. Berikut ini adalah hasil perhitungan
pipa sadap yang diperoleh.
Diketahui :
1. Debit = 472,32 L/detik
2. v rencana = 1,00 m/detik
3. Jumlah pipa sadap = 3 buah
4. Jarak sungai ke Intake = 5m
Perhitungan :
1. Luas pipa sadap (A) = Q/v rencana
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) / 1 m/detik
= 0,47 m²
4𝑥𝐴
2. Diameter pipa sadap (D) = √
3,14
4 𝑥 0,47
= √
3,14
= 0,776 m
= 0,793 m (diameter dalam pasaran)
Diameter luar pipa sadap = 900 mm
1
3. A Pipa Cek = 𝑥 3,14 𝑥 𝐷2
4
1
= 𝑥 3,14 𝑥 0,7932
4
= 0,49 m²
4. v cek = Q/A Pipa Cek
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) / 0,49 m2
= 0,96 m/detik
5. C = 140
6. Panjang pipa sadap = Jarak sungai ke Intake
= 5,00 m
1,85
𝑄
7. Hf = [ ] 𝑥𝐿
0,000155 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2,63
1,85
472,32
= [ ] 𝑥5
0,000155 𝑥 140 𝑥 79,32,63
= 0,004 m
𝑣2
8. Hv =
2𝑔
57
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
0,962
=
2 𝑥 9,81
= 0,0467 m
9. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,004 m + 0,0467 m
= 0,0510 m
Sumur pengumpul digunakan untuk mengumpulkan air dari pipa sadap sebelum dipompa
ke unit berikutnya. Dengan kebutuhan air yang akan diolah atau debit sebesar 472,32 L/detik,
maka dimensi sumur pengumpul tidak terlalu besar namun cukup digunakan untuk meletakkan
pompa dan memungkinkan untuk dilakukannya perawatan.
Diketahui :
1. Debit = 472,32 L/detik
2. Freeboard = 0,30 m
3. n kekasaran = 0,015
4. Tebal dinding = 0,25 m
5. td = 15 menit
= 900 detik
6. High Water Level (HWL) = 6m
7. Average Water Level (AWL) = 4m
8. Low Water Level (LWL) = 2m
9. Rasio P:L = 2
Perhitungan :
1. Volume (V) = Q x td
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) x 900 detik
= 425,1 m³
2. Kedalaman (H) = HWL + 1
= 6+1
= 7m
3. A surface (As) = V/H
= 425,1 m3 / 7 m
= 60,73 m²
𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒
4. Lebar (L) = √
2
60,73
= √
2
= 5,51 m
= 6m
5. Panjang (P) = 2xL
58
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 2x6
= 12 m
6. cek td = V digunakan/Q
= (12 x 6 x 7) /(472,32 L/detik x 10-3 m3/L)
/ 60 menit/detik
= 17,78 menit (OK)
5.5 Pompa
Pompa mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kelancaran proses pengolahan,
antara lain untuk dapat menaikkan level muka air ke daerah yang lebih tinggi. Dalam
perencanaan ini, beda tinggi muka air minimum sungai terhadap muka tanah di Instalasi
Pengolahan Air Minum (IPAM) adalah 4 m dan jarak dari pompa intake ke Instalasi
Pengolahan Air Minum (IPAM) adalah 400,00 m.
Diketahui :
Terdapat 4 pompa Centrifugal (1 untuk cadangan)
1. Debit = 472,32 L/detik
2. Q tiap pompa = 157,44 L/detik
= 9,45 m³/menit
Perhitungan :
1. Head Rencana
H suction = 7 m (kedalaman sumur pengumpul)
H ke rumah pompa = 1 m (direncanakan)
H discharge = 1m
H sisa tekan = 1m
Head Statis = H suction + H ke rumah pompa + H discharge + H
sisa tekan
Head Statis = 10 m
Selanjutnya diplot pada grafik pompa. Pada perencanaan kali ini digunakan pompa
dengan merk EBARA. Pipa yang digunakan yaitu pipa PN 10 dengan nilai C= 140.
59
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
2. Tipe Pompa :
merek Ebara
Tipe = 300x200 CNEA
Berat = 625 kg
D Suction = 300 mm
312,8 mm (Dluar = 355 mm)
3. D Discharge = 250 mm
277,6 mm (Dluar = 315 mm)
1
4. A suction = 𝑥 3,14 𝑥 𝑑²
4
1
= 𝑥 3,14 𝑥 0,312²
4
= 0,077 m²
1
5. A discharge = 𝑥 3,14 𝑥 𝑑²
4
1
= 𝑥 3,14 𝑥 0,277²
4
= 0,060 m²
6. v Suction = Qpompa/Asuction
= (157,44 L/detik x 10-3 m3/L) / 0,077 m²
= 2,0 m/detik
7. v Discharge = Qpompa/Adischarge
= (157,44 L/detik x 10-3 m3/L) / 0,060 m²
= 2,6 m/detik
60
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
61
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB VI
DED PRASEDIMENTASI
Unit prasedimentasi merupakan unit dimana terjadi proses pengendapan partikel diskrit.
Partikel diskrit adalah partikel yang tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, maupun berat
pada saat mengendap. Pengendapan dapat berlangsung dengan efisien apabila syarat-syaratnya
terpenuhi. Efisiensi pengendapan tergantung pada karakteristik aliran, sehingga perlu diketahui
karakteristik aliran pada unit tersebut. Karakteristik aliran dapat diperkirakan dengan bilangan
Reynolds dan bilangan Froude (Kawamura, 2000). Bentuk unit prasedimentasi yang umum
digunakan adalah rectangular dan circular serta terdiri dari empat zona seperti pada gambar
6.1, yaitu zona inlet (a), zona pengendapan (d), zona outlet (b), dan zona lumpur(c). Dalam
tugas ini akan direncanakan bak sedimentasi jenis rectangular.
62
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Diketahui :
1. Jumlah = 2 bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per bak = 236,16 L/detik
4. Suhu = 28°C
5. µ = 0,0009963 kg/m.detik
6. ρ air = 996,26 kg/m³
7. ʋ = 0,0000008934 m2/detik
8. g = 9,81 m/detik²
9. td = 3,0 jam (3-5)
10. Kedalaman (H) = 3 m (3-4)
11. Rasio P:L = 4
Perhitungan :
1. Volume (V) = Q x td
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) x (3 jam x 3.600 detik/jam)
= 2.550,52 m³
2. Asurface (As) = V/H
= 2.550,52 m3 / 3 m
= 850,17 m²
𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒
3. Lebar (L) = √
4
850,17
= √
4
= 14,58 m
= 15 m
4. Panjang (P) = 4xL
= 60 m
5. Free board = 0,3 m
6. Volume Digunakan (V) = PxLxH
= 60 x 15 x 3
= 2.700,00 m³
7. Cek td = V/Q
= 2.700,00 m³ / (236,16 L/detik x 10-3 m3/L)
= 11.433 detik
= 3,18 jam (OK)
8. vh = Q / (L x H)
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / (15 x 3)
= 0,0052 m/detik
= 5,25 mm/detik
9. vs = Q / (P x L)
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / (60 x 15)
= 0,0003 m/detik
63
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 0,26 mm/detik
10. k = 0,04
11. f = 0,02
12. Ss=Sg = 2,56
1
13. Diameter Partikel = 18 𝑥 𝑣𝑠 𝑥 ʋ 2
( )
𝑔 (𝑆𝑔 − 1)
1
= 18 𝑥 0,0003 𝑥 0,0000008934 2
( )
9,81 (2,56 − 1)
Diameter Partikel = 0,000017 m
14. Jari Jari Hidrolis (R) = (L x H) / (L + 2H)
(15 x 3) / (15 + (2 x 3))
2,14 m
15. Nre = (vh x R) / ʋ
= 0,0052 m/detik x 2,14 m / 0,0000008934 m2/detik
= 12.588 (> 2.000, Tidak OK)
16. Nfr = vh2 / ( g x R)
= 0,00522 m/detik / (9,81 m/detik2 x 2,14 m)
= 0,0000013 (<10-5, Tidak OK)
1
Karena vh < vsc, maka tidak terjadi penggerusan. Sedangkan untuk alirannya, dikarenakan
belum memenuhi, maka perlu ditambahkan Perforated baffle untuk mengubah aliran menjadi
steady uniform.
Zona inlet berfungsi untuk tempat memperhalus transisi aliran dari aliran influen ke aliran
steady uniform dengan bantuan perforated baffle (jika diperlukan) sebelum masuk ke zona
pengendapan. Zona inlet terdiri dari, saluran pembagi, saluran inlet dan perforated baffle. Air
berasal dari pipa dari sumur pengumpul.
Air baku berasal dari pompa Intake yang dialirkan ke saluran ini. Karena
direncanakan terdapat 2 bak prasedimentasi, maka digunakan saluran pembagi.
Diketahui :
64
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
1. Jumlah = 1 saluran
3. Debit = 472,32 L/detik
4. Debit per saluran = 472,32 L/detik
5. v rencana = 1,00 m/detik
6. Rasio L:H = 1
7. Panjang (P) = (Lebar Bak x Jumlah Bak) + (2 x
tebal dinding)
= (15 x 2) + (2 x 0,25)
= 30,5 m
8. Koefisien Gesek (n) = 0,015
9. Kedalaman (H) = Q/v
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00
m/detik)
= 0,69 m
= 0,7 m
10. Lebar (L) = 0,7 m
11. Free board = 0,3 m
12. Volume (V) = 21,35 m³
65
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Air yang berasal dari saluran pembagi dimasukkan ke unit prasedimentasi melalui
saluran inlet. Saluran inlet dilengkapi dengan pintu air untuk mengontrol kecepatan dan
keperluan O&M.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran per bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 236,16 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
6. Panjang (P) = 1 m (direncanakan)
7. Koefisien Gesek (n) = 0,015
8. Kedalaman (H) = Q/v
(236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00
=
m/detik)
= 0,49 m
= 0,5 m
9. Lebar (L) = 0,5 m
10. Free board = 0,3 m
11. Volume (V) = 0,4 m³
66
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 0,0455 m
6. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,0022 + 0,0455
= 0,0477 m
Diketahui :
1. Jumlah = 1 per bak
2. Diameter Lubang (d) = 10 cm
= 0,1 m
3. Lebar baffle (b) = Lebak bak
= 15 m
4. Lebar baffle (b) = Tinggi bak
= 3m
5. Jarak perforated baffle dari inlet = 1m
6. Koefisien kontraksi (c) = 0,60
7. v rencana = 1,00 m/detik
1
8. Luas tiap lubang = 𝑥 3,14 𝑥 𝑑 2
4
1
= 𝑥 3,14 𝑥 0,12
4
= 0,008 m2
9. Luas baffle yang terendam air = bxh
= 15 x 3
= 45 m2
𝑄
10. Luas total lubang =
𝑐𝑥𝑣
(236,16 L/detik x 10−3 m3 /L)
=
0,60 𝑥 1,00 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,39 m2
11. Jumlah lubang (n) = Luas total lubang / Luas tiap lubang
67
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
0,39 m2 / 0,008 m2
= 50 buah
12. Susunan Lubang
Horizontal = 10 buah
Vertikal = 5 buah
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑎𝑓𝑓𝑙𝑒 − (∑ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑑)
13. Jarak horizontal antar lubang (sh) =
(∑ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 + 1)
15 − (10 𝑥 0,1)
=
(10 + 1)
= 1,27 m
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑓𝑓𝑙𝑒 − (∑ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑑)
14. Jarak vertikal antar lubang (sv) =
(∑ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 + 1)
3 − (5 𝑥 0,1)
=
(5 + 1)
= 0,42 m
15. R = ¼ x d lubang
= ¼ x 0,1
= 0,025 m
16. vh = Q/ Luas baffle yang terendam air
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / 45 m2
= 0,005 m/detik
17. Nre = (vh x R) / ʋ
0,005 m/detik x 0,025 m /
= 0,0000008934 m2/detik
= 164 (< 2.000, OK)
18. Nfr = Vh2 / ( g x R)
0,0072 m/detik / (9,81 m/detik2 x
= 0,025 m)
= 0,00018 (>10-5,OK)
19. Headloss = v2 / 2g
= 1,002 / (2 x 9,81)
= 0,0510 m
Zona lumpur merupakan tempat menampung material yang diendapkan berupa lumpur
endapan. Zona lumpur didesain memiliki kemiringan tertentu agar mempermudah pada saat
pembersihan lumpur. Kemiringan yang cukup terutama untuk pembersihan yang dilakukan
secara manual. Apabila zona berbentuk datar, maka diperlukan scrapper sebagai ‘penyapu
lumpur’. Sebelum didesain ruang lumpur, perlu diketahui debit lumpur yang dihasilkan.
Mass Balance :
1. Jumlah = 2 bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 236,16 L/detik
68
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Setelah ditemukan debit lumpur yang dihasilkan, selanjutnya dapat direncanakan ruang
lumpur. Pada perencanaan ini didesain ruang lumpur berbentuk bangun trapesium.
Ruang Lumpur :
1. Kedalaman (H) = 1 m (1/3 dari kedalaman bak)
2. P1 = 15 m (Lebar bak)
3. L1 = 15 m (Lebar bak)
4. P2 = 10 m (2/3 P1)
5. L2 = 10 m (2/3 P1)
6. A1 = P1 x L1
= 15 x 15
69
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 225 m²
7. A2 = P2 x L2
= 10 x 10
= 100 m²
𝐻
8. Volume Ruang Lumpur = 𝑥 (𝐴1 + 𝐴2 + √𝐴1 𝑥 𝐴2
3
1
= 𝑥 (225 + 100 + √225 𝑥 100
3
= 158,33 m²
9. Waktu Pengurasan = Volume Lumpur / Debit Lumpur
= 158,33 m3 / 171 m³/hari
= 0,93 hari
= 1 hari
Lumpur yang dihasilkan dikuras dengan bantuan pompa non-clogging centrifugal untuk
memudahkan O&M.
Zona outlet biasanya terdiri dari pelimpah (weir) yang dirancang sedemikian rupa untuk
memperhalus transisi dari zona pengendapan ke aliran efluen. Efluen yang telah terolah pada
bak prasedimentasi lalu dialirkan melalui weir, yang akan dialirkan menuju pengolahan
selanjutnya. Pemilihan desain outlet sangat tergantung pada lebar bak, debit air yang dialirkan
70
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
serta weir loading rate, Jenis pelimpah yang umumnya digunakan berbentuk rectangular dan
v-notch. Pada zona outlet juga terdapat saluran outlet dan saluran pengumpul.
Diketahui :
1. WLR = 6 m³/m.jam (<11)
= 0,0017 m³/m.detik
2. Debit per bak = 236,16 L/detik
3. Lebak bak (L) = 15 m
4. Pweir = Q / WLR
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / 0,0017 m3/m.detik
= 142 m
5. Lebar Gutter (b) = 1m
𝑄
6. H Gutter (h) =
1,375 𝑥 𝑏
(236,16 L/detik x 10−3 𝑚3 /L)
=
1,375 𝑥 1 𝑚
= 0,17 m
= 0,20 m
7. Freeboard = 0,3 m
𝑄
8. H air = 2
1,848 𝑥 𝑏 3
(236,16 L/detik x 10−3 𝑚3 /L)
= 2
1,848 𝑥 13
= 0,09 m
= 0,10 m
1
2 3
9. H kritis = [(𝑄/𝑏) ]
𝑔
1
−3 3 2 3
= [((236,16 L/detik x 10 𝑚 /L)/1) ]
9,81
71
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 0,28 m
= 0,30 m
10. Panjang Gutter = Lebar bak – (2 x b)
= 15 – (2 x 1)
= 13 m
11. Jumlah Gutter = (Pweir – Lebar Bak)/(2 x Panjang Gutter)
= (142– 15) / (2 x 13)
= 4,88 buah
= 5 buah
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑎𝑘 − (𝑛 𝑥 𝑏)
12. Jarak antar Gutter = ( )
𝑛+1
15 − (5 𝑥 1)
= ( )
5+1
= 1,67 m
Direncanakan saluran ini untuk mengalirkan air dari unit prasedimentasi ke unit
saluran pengumpul. Dilengkapi pintu air.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran per bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 236,16 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
6. Panjang (P) = 1 m (direncanakan)
7. Koefisien Gesek (n) = 0,015
8. Kedalaman (H) = Q/v
(236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00
=
m/detik)
= 0,49 m
= 0,5 m
9. Lebar (L) = 0,5 m
10. Free board = 0,3 m
11. Volume (V) = 0,4 m³
72
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
2
𝑣𝑥𝑛
3. Slope = ( 2 )
𝑅3
2
0,94 𝑥 0,015
= ( 2 )
0,1673
= 0,0022
4. Hf = P x Slope
= 1 x 0,0022
= 0,0022 m
𝑣2
5. Hv =
2𝑔
0,942
=
2 𝑥 9,81
= 0,0455 m
6. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,0022 + 0,0455
= 0,0477 m
Direncanakan saluran ini untuk mengumpulkan air olahan dari setiap bak unit
prasedimentasi sebelum dialirkan menuju unit selanjutnya.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 236,16 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
6. Panjang (P) = (Lebar Bak x Jumlah Bak) + (2 x tebal dinding)
= 15 x 2 + (2 x 0,25)
= 30,5 m
7. Koefisien Gesek (n) = 0,015
8. Kedalaman (H) = Q/v
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00 m/detik)
= 0,69 m
= 0,7 m
9. Lebar (L) = 0,7 m
10. Free board = 0,3 m
11. Volume (V) = 21,35 m³
73
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
74
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB VII
DED PENGADUK CEPAT
Koagulasi secara umum didefnisikan sebagai penambahan zat kimia (koagulan) ke dalam
air baku dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar partikel koloid sehingga
partikel-partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok halus. Pada koagulasi akan terjadi:
Penurunan tegangan permukaan (zeta potensial) melalui proses netralisasi muatan dan
adsorpsi.
Presipitasi dari koagulan akan menyatukan koloid.
Adsorpsi dan pembentukan jembatan antar partikel.
Koagulan adalah bahan kimia yang berfungsi sebagai pengikat partikel penyebab
kekeruhan pada air agar terjadi gumpalan atau flok yang mudah diendapkan. Koagulan dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu koagulan primer dan coagulant aid. Contoh koagulan antara lain
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3 .l4(H2O)) atau Poly Aluminium Chloride (Al10(OH)15Cl15).
Pembubuhan koagulan ke pengaduk cepat dilakukan secara gravitasi atau pemompaan.
Koagulasi dapat dilakukan dengan cara pengadukan hidrolis, mekanik, dan pneumatik.
Pengadukan secara mekanik adalah metode yang paling umum digunakan karena sangat efektif
dan fleksibel dalam operasionalnya. Pada umumnya pengaduk mekanik menggunakan alat
pengaduk poros vertikal seperti turbine, paddle, atau propeller. Selain itu juga unit pengadukan
ini dapat digunakan untuk menetralisir dengan penggunaan netralisan, baik kapur (CaO), soda
abu (Na2CO3) atau soda api (NaOH).
75
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Bak pengaduk berbentuk persegi, dimana bak ini dilengkapi dengan motor pengaduk,
dinding baffle untuk mengatur aliran dan gril plat baja. Dimensi bak tergantung dari waktu
tedensi.
Diketahui :
1. Jumlah bak = 2 bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per bak = 236,16 L/detik
4. Gradien kecepatan = 900 /detik (>750)
5. Waktu detensi (td) = 5 detik (1-5)
6. Rasio P:L = 1
7. µ = 0,0009963 kg/m.detik
8. ρ = 996,26 kg/m³
9. ʋ = 0,0000008934 m²/detik
10. g = 9,81 m/detik²
Dimensi :
1. Volume (V) = Q x td
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) x 5 detik
= 1,2 m³
2. H = 1,5 m (direncanakan)
3. A surface (As) = V/H
= 1,2 m³ / 1,5 m
= 0,8 m²
4. Lebar (L) = √𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒
= √0,8
= 0,9 m
= 1m
5. Panjang (P) = 1m
Jarak Baffle dari = 0,3 m
6. Inlet
7. Tebal dinding = 0,25 m
8. Freeboard = 0,30 m
Selanjutnya perlu diperhitungkan kebutuhan daya bagi motor penggerak yang digunakan
untuk pengadukan. Digunakan gradien kecepatan untuk bisa memperhitungkan daya motor.
Motor yang digunakan untuk menggerakan alat pengaduk pada perencanaan ini digunakan
Impeller Flat Paddle 2 Blades, yang perlu diperhitungan kecepatannya. Selain itu juga perlu
diketahui headloss dan alirannya, bilangan Reynold lebih dari 10.000 sebagai syarat proses
pengadukan cepat.
76
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Besar Power
1. Power (P) = G2 x µ x V
= 900/detik x 0,0009963 kg/m.detik x ( 1 x 1 x 1,5)
= 1.210 Watt
= 1,21 kW
77
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Zona inlet berfungsi sebagai tempat masuk sebelum ke bak pengadukan . Zona inlet terdiri
dari, saluran pembawa dari unit prasedimentasi sebelumnya, saluran pembagi dan saluran inlet.
Saluran pembawa yaitu saluran yang mengalirkan air dari bak prasedimentasi.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 472,32 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
6. Panjang (P) = 30 m (direncanakan)
7. Koefisien Gesek (n) = 0,015
8. Kedalaman (H) = Q/v
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00 m/detik)
= 0,69 m
= 0,7 m
9. Lebar (L) = 0,7 m
10. Free board = 0,3 m
11. Volume (V) = 21,0 m³
78
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
0,962
=
2 𝑥 9,81
= 0,0474 m
6. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,0437 + 0,0474
= 0,0910 m
Saluran ini digunakan untuk membagi air baku yang ada mengalir ke 2 bak unit
pengaduk cepat yang direncanakan.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 472,32 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
6. Panjang (P) = 10,5 m (direncanakan)
7. Koefisien Gesek (n) = 0,015
8. Kedalaman (H) = Q/v
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00
m/detik)
= 0,69 m
= 0,7 m
9. Lebar (L) = 0,7 m
10. Free board = 0,3 m
11. Volume (V) = 7,35 m³
79
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 10,5 x 0,0015
= 0,0153 m
𝑣2
5. Hv =
2𝑔
0,962
=
2 𝑥 9,81
= 0,0474 m
6. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,0153 + 0,0474
= 0,0626 m
Saluran dilengkapi dengan pintu air untuk mengatur kecepatan dan kebutuhan
O&M.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran per bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 236,16 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
6. Panjang (P) = 1 m (direncanakan)
7. Koefisien Gesek (n) = 0,015
8. Kedalaman (H) = Q/v
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00 m/detik)
= 0,49 m
= 0,5 m
9. Lebar (L) = 0,5 m
10. Free board = 0,3 m
11. Volume (V) = 0,4 m³
80
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
2
0,94 𝑥 0,015
= ( 2 )
0,1673
= 0,0022
4. Hf = P x Slope
= 1 x 0,0022
= 0,0022 m
𝑣2
5. Hv =
2𝑔
0,942
=
2 𝑥 9,81
= 0,0455 m
6. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,0022 + 0,0455
= 0,0477 m
Air yang diolah memiliki kekeruhan tinggi-alkalinitas rendah. Dengan dosis koagulan
relatif rendah, air jenis ini mudah dikoagulasi dengan mekanisme netralisasi muatan. Koagulasi
menggunakan garam-garam logam mengeluarkan ion hidrogen. Ion hidrogen ini menetralkan
alkalinitas. Hidrogen yang dihasilkan dari penambahan 1 mg/L alum akan menetralkan 0,5
mg/L alkalinitas. pH rendah dipengaruhi oleh alkalinitas yang rendah. Apabila akalinitas awal
air rendah, reduksi selanjutnya akan menghilangkan kemampuan buffernya dan pH akan turun
dengan cepat. Apabila nilai pH harus dipertahankan untuk menghasilkan koagulasi yang baik
dan juga alkalinitas harus ada untuk pembentukan flok hidroksida, maka alkalinitas air harus
dipertahankan dengan bantuan bufer buatan. Hal ini dilakukan dengan penambahan kapur,
Ca(OH)2 atau soda abu (Na2CO3).
Koagulan dan netralisan yang ditambahkan ke bak koagulasi berupa larutan. Sehingga
diperlukan bak untuk menyimpan dan melarutkan padatan. Dosis kapur yang digunakan untuk
menaikkan nilai pH yang bernilai 4 menjadi netral dengan bantuan netralisan berikut. Pada
percobaan oleh Faisal dan Syarifudin (2014), digunakan dosis optimum sebesar 3,23 mL/L
Ca(OH)2 dalam 1 Liter air dengan konsentrasi 2% untuk menaikkan pH air menjadi netral.
Pembubuhan dibantu dengan sebuah bak direncanakan memiliki dimensi yang dapat
81
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
ditemukan dengan dosis optimum yang digunakan. Bahan kimia yang sudah ada dimasukkan
ke bak dan diaduk secara mekanik dengan tenaga manusia.
Kebutuhan Kapur :
1. Jumlah bak = 2 bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per bak = 236,16 L/detik
4. Konsentrasi Kapur = 2%
5. Dosis Pembubuhan = 3,23 mL/L
6. ρ Kapur = 3.340 kg/m3
7. Kebutuhan Kapur = Q x Dosis Pembubuhan
= (236,16 L/detik x 20 mL/L x 86.400 detik/hari x 10-6
mL/m3)
= 65,91 m3/hari
= 4.402,48 kg/hari
82
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
9. Freeboard = 0,3 m
10. Tebal Dinding = 0,25 m
Pembubuhan dibantu dengan pipa yang mengalir secara gravitasi ke bak pengaduk cepat.
Dengan itu, perlu direncanakan dimensi pipa.
Pipa Pembubuhan :
1. Jumlah bak = 2 bak
2. Debit Pembubuhan = 65,91 m³/hari
= 45,77 L/menit
3. v rencana = 1,00 m/detik
4. Panjang Pipa (P) = 1,50 m
5. A Pipa = Q / v rencana
= (65,91 m3/hari / 86.400 detik/hari)/ 1,00 m/detik
= 0,000763 m²
1
6. Diameter Pipa = 4𝑥𝐴 2
( )
3,14
1
= 4 𝑥 0,000763 2
( )
3,14
= 0,03117 m
= 31,17 mm
= 0,044 m ((Dluar = 50 mm)
7. Cek v = Q/A
(565,91 m³/hari / 86.400 detik/hari) / (1/4 x 3,14 x
= 0,0442)
= 0,50 m/detik
Selanjutnya dapat dihitung penggunaan koagulan serta bak pembubuh menggunakan dosis
optimum yang sudah didapatkan dari hasil uji jartest yaitu sebesar 20 mg/L.
Kebutuhan Tawas :
1. Jumlah bak = 2 bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per bak = 236,16 L/detik
4. Konsentrasi Tawas = 10 %
5. Dosis Pembubuhan = 20 mg/L
6. Kadar Tawas = 70 %
7. ρ Tawas = 1.760 kg/m³
8. ρ Air = 1.000 kg/m³
9. Kebutuhan Tawas = Q x Dosis Pembubuhan / Kadar Tawas
= (236,16 L/detik x 20 mg/L x 86.400 detik/hari x 10-6 kg/mg) /
70%
= 82,33 kg/hari
83
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Pembubuhan dibantu dengan pipa yang mengalir secara gravitasi ke bak pengaduk cepat.
Dengan itu, perlu direncanakan dimensi pipa.
84
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
5. A Pipa = Q / v rencana
= (5,58 m3/hari / 86.400 detik/hari)/ 1,00 m/detik
= 0,000065 m²
1
6. Diameter Pipa = 4𝑥𝐴 2
( )
3,14
1
= 4 𝑥 0,000065 2
( )
3,14
= 0,00907 m
= 9,07 mm
= 0,044 m ((Dluar = 50 mm)
7. Cek v = Q/A
= (5,58 m³/hari / 86.400 detik/hari) / (1/4 x 3,14 x 0,0442)
= 0,04 m/detik
Zona outlet terdiri dari saluran outlet yang mengalir langsung menuju unit pengaduk
lambat.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran per bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 236,16 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
6. Panjang (P) = 1 m (direncanakan)
7. Koefisien Gesek (n) = 0,015
8. Kedalaman (H) = Q/v
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00 m/detik)
= 0,49 m
= 0,5 m
9. Lebar (L) = 0,5 m
10. Free board = 0,3 m
11. Volume (V) = 0,4 m³
85
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
2
𝑣𝑥𝑛
3. Slope = ( 2 )
𝑅3
2
0,94 𝑥 0,015
= ( 2 )
0,1673
= 0,0022
4. Hf = P x Slope
= 1 x 0,0022
= 0,0022 m
𝑣2
5. Hv =
2𝑔
0,942
=
2 𝑥 9,81
= 0,0455 m
6. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,0022 + 0,0455
= 0,0477 m
Gambar layout dan detail potongan dari unit Pengaduk Cepat terlampir.
86
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB VIII
DED PENGADUK LAMBAT
Flokulasi merupakan proses pembentukan partikel flok yang besar dan padat agar dapat
diendapkan. Tujuan pengadukan lambat adalah untuk menghasilkan gerakan air secara
perlahan sehingga terjadi kontak antar partikel untuk membentuk gabungan partikel hingga
berukuran besar. Efisiensi proses flokulasi tergantung pada kondisi di mana mikroflok kecil
teragregasi menjadi partikel yang lebih besar dan pada jumlah total tumbukan partikel selama
flokulasi. Oleh karena itu, proses flokulasi bergantung pada gradien kecepatan (G) dan nilai
Gtd. Nilai Gtd menunjukkan jumlah tumbukan selama proses agregasi dalam proses flokulasi.
Nilai Gtd yang tinggi mengindikasikan bahwa terjadi proses tumbukan dengan jumlah yang
tinggi. Sebaliknya, jika nilai gradien kecepatan (G) terlalu besar, maka justru akan menghambat
dari proses pembentukan flok yang lebih besar. Namun jika nilai G tidak mencukupi, tumbukan
antar partikel juga tidak dapat terjadi dan flok yang dihasilkan kurang maksimal dan mudah
terpecah kembali.
Bak flokulasi seringkali didesain untuk menghasilkan proses flokulasi secara bertahap
dengan nilai G yang mengecil seiring air yang diolah melewati bak flokulasi. Hal ini
menghasilkan penumpukan yang cepat dari flok yang kecil dan padat, yang kemudian
teragregasi pada nilai G rendah menjadi partikel yang lebih besar, padat, dan cepat mengendap.
Flokulasi dapat dilakukan dengan cara pengadukan hidrolis, mekanik, dan pneumatik.
Pengadukan secara mekanik adalah metode yang paling umum digunakan karena sangat efektif
dan fleksibel dalam operasionalnya. Pada umumnya pengaduk mekanik menggunakan alat
pengaduk poros vertikal seperti turbine, paddle, atau propeller.
Pada perencanaan ini, digunakan pengadukan secara mekanis dengan 3 kompartemen yang
memiliki gradient kecepatan berbeda-beda, menurun dari kompartemen 1 hingga kompartemen
3.
87
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Bak pengaduk berbentuk persegi, dimana bak ini dilengkapi dengan perforated baffle,
motor pengaduk dan jembatan gril plat baja. Ukuran tiap kompartemen yaitu lebar bak dikali
dengan panjang bak yang sudah dibagi 3.
Diketahui :
1. Jumlah bak = 2 bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per bak = 236,16 L/detik
4. G1 = 60/detik
5. G2 = 40/detik
6. G3 = 20/detik
7. Gradien rata-rata = 40 /detik (60-10)
8. Waktu detensi (td) = 30 menit (30-45)
9. td per kompartemen = 10 menit
10. Rasio P:L = 3
11. Kompartemen X:L = 1
12. µ = 0,0009963 kg/m.detik
13. ρ = 996,26 kg/m³
14. ʋ = 0,0000008934 m²/detik
15. g = 9,81 m/detik²
Dimensi :
1. Gtd = G rata-rata x td
= 40/detik x (30 menit x 60 detik/menit)
= 72.000 (50.000-100.000, OK)
2. Volume (V) = Q x td
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) x (30 menit x 60 detik/menit)
= 425,1 m³
3. H = 1,5 m (direncanakan)
4. A Surface (As) = V/H
= 425,1 m³ / 1,5 m
= 283,4 m²
𝐴 𝑆𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒
5. Lebar (L) = √
3
283,4
= √
3
= 9,7 m
= 10 m
6. Lebar Kompartemen (X) = L
= 10 m
7. Panjang (P) = 3 x Lebar Kompartemen
88
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 3 x 10
= 30 m
8. Tebal dinding = 0,25 m
9. Freeboard = 0,30 m
Selanjutnya perlu diperhitungkan kebutuhan daya bagi motor penggerak yang digunakan
untuk pengadukan. Digunakan gradien kecepatan untuk bisa memperhitungkan daya motor.
Motor yang digunakan untuk menggerakan alat pengaduk, yang dimana pada perencanaan ini
digunakan Impeller Flat Paddle 2 Blades, yang perlu diperhitungan kecepatannya. Selain itu
juga perlu diketahui headloss tiap kompartemen.
Besar Power :
1. P1 = G12 x µ x V
= 60/detik x 0,0009963 kg/m.detik x (10 x 10 x 1,5)
= 538 Watt
= 0,54 kW
2. P2 = G22 x µ x V
= 40/detik x 0,0009963 kg/m.detik x (10 x 10 x 1,5)
= 239 Watt
= 0,24 kW
3. P3 = G32 x µ x V
= 20/detik x 0,0009963 kg/m.detik x (10 x 10 x 1,5)
= 60 Watt
= 0,06 kW
89
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
1
= ( 𝑃1 𝑥 𝑔 )
3
5. N1
𝜌𝑥𝐾𝑥𝐷 5
1
= ( 538 𝑥 9,81 3
)
996,26 𝑥 1,7 𝑥 2,55
= 0,32 rps
= 19,03 rpm
1
= ( 𝑃2 𝑥 𝑔 )
3
6. N2
𝜌 𝑥 𝐾 𝑥 𝐷5
1
= ( 239 𝑥 9,81 3
)
996,26 𝑥 1,7 𝑥 2,55
= 0,24 rps
= 14,52 rpm
1
= ( 𝑃3 𝑥 𝑔 )
3
7. N3
𝜌 𝑥 𝐾 𝑥 𝐷5
1
= 60 𝑥 9,81 3
( )
996,26 𝑥 1,7 𝑥 2,55
= 0,15 rps
= 9,15 rpm
𝐺12 𝑥 µ 𝑥 𝑡𝑑
8. Headloss 1 =
𝜌𝑥𝑔
2
60 𝑥 0,0009963 𝑥 5
=
996,26 𝑥 9,81
= 0,220 m
𝐺22 𝑥 µ 𝑥 𝑡𝑑
9. Headloss 2 =
𝜌𝑥𝑔
402 𝑥 0,0009963 𝑥 5
=
996,26 𝑥 9,81
= 0,098 m
𝐺32 𝑥 µ 𝑥 𝑡𝑑
10. Headloss 3 =
𝜌𝑥𝑔
2
20 𝑥 0,0009963 𝑥 5
=
996,26 𝑥 9,81
= 0,024 m
Diketahui :
1. Jumlah = 1 per bak
2. Diameter Lubang (d) = 10 cm
= 0,1 m
3. Lebar baffle (b) = Lebak bak
90
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 10 m
4. Lebar baffle (b) = Tinggi bak
= 1,5 m
5. Tebal = 0,25 m
6. Koefisien kontraksi (c) = 0,60
7. v rencana = 1,0 m/detik
1
8. Luas tiap lubang = 𝑥 3,14 𝑥 𝑑 2
4
1
= 𝑥 3,14 𝑥 0,12
4
= 0,008 m2
9. Luas baffle yang terendam air = bxh
= 10 x 1,5
= 15 m2
𝑄
10. Luas total lubang =
𝑐𝑥𝑣
(236,16 L/detik x 10−3 m3 /L)
=
0,60 𝑥 1,00 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,39 m2
11. Jumlah lubang (n) = Luas total lubang / Luas tiap lubang
0,39 m2 / 0,008 m2
= 50 buah (digenapkan)
12. Susunan Lubang =
Horizontal = 10 buah
Vertikal = 5 buah
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑎𝑓𝑓𝑙𝑒 − (∑ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑑)
13. Jarak horizontal antar lubang (sh) =
(∑ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 + 1)
10 − (10 𝑥 0,1)
=
(10 + 1)
= 0,82 m
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑓𝑓𝑙𝑒 − (∑ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑑)
14. Jarak vertikal antar lubang (sv) =
(∑ 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 + 1)
1,5 − (5 𝑥 0,1)
=
(5 + 1)
= 0,17 m
15. R = ¼ x d lubang
= ¼ x 0,1
= 0,025 m
16. vh = Q/ Luas baffle yang terendam air
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / 15 m2
= 0,016 m/detik
17. Nre = (Vh x R) / ʋ
0,016 m/detik x 0,025 m /
= 0,0000008934 m2/detik
= 441 (< 2000, OK)
91
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Zona inlet terdiri dari saluran inlet yang mengalir langsung dari unit pengaduk cepat.
Saluran ini merupakan saluran outlet unit pengaduk cepat. Dilengkapi pintu air.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran per bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 236,16 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
6. Panjang (P) = 1 m (direncanakan)
7. Koefisien Gesek (n) = 0,015
8. Kedalaman (H) = Q/v
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00 m/detik)
= 0,49 m
= 0,5 m
9. Lebar (L) = 0,5 m
10. Free board = 0,3 m
11. Volume (V) = 0,4 m³
92
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
𝑣2
5. Hv =
2𝑔
0,942
=
2 𝑥 9,81
= 0,0455 m
6. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,0022 + 0,0455
= 0,0477 m
Zona outlet terdiri dari saluran outlet yang mengalir langsung menuju ke unit sedimentasi.
Dilengkapi dengan pintu air.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran per bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 236,16 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
6. Panjang (P) = 1 m (direncanakan)
7. Koefisien Gesek (n) = 0,015
8. Kedalaman (H) = Q/v
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00 m/detik)
= 0,49 m
= 0,5 m
9. Lebar (L) = 0,5 m
10. Free board = 0,3 m
11. Volume (V) = 0,4 m³
93
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
4. Hf = P x Slope
= 1 x 0,0022
= 0,0062 m
𝑣2
5. Hv =
2𝑔
0,942
=
2 𝑥 9,81
= 0,0455 m
6. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,0022 + 0,0455
= 0,0477 m
Dari perhitungan diatas didapatkan data untuk setiap kompartemen yang ada dan dapat
dilihat pada tabel 8.1.
94
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB IX
DED SEDIMENTASI
Unit sedimentasi merupakan unit dimana terjadi proses pengendapan partikel flokulen
yang terbentuk dari proses kaogulasi-flokulasi. Partikel flokulen adalah partikel yang selama
proses pengendapan mengalami perubahan bentuk, ukuran, dan densitas. Perubahan ini terjadi
karena partikel flokulen yang berasal dari proses koagulasi dan flokulasi bereaksi dengan bahan
kimia atau koagulan sehingga saling berdekatan dan membentuk partikel-partikel yang lebih
besar dari keadaan awalnya.. Efisiensi pengendapan tergantung pada karakteristik aliran,
sehingga perlu diketahui karakteristik aliran pada unit tersebut. Karakteristik aliran dapat
diperkirakan dengan bilangan Reynolds dan bilangan Froude (Kawamura, 2000). Bentuk unit
sedimentasi yang umum digunakan adalah rectangular dan circular serta terdiri dari empat zona
seperti pada gambar 9.1, yaitu zona inlet, zona pengendapan, zona outlet, dan zona lumpur.
Dalam tugas ini akan direncanakan bak sedimentasi jenis rectangular.
Diketahui :
1. Jumlah = 2 bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per bak = 236,16 L/detik
4. Suhu = 28°C
5. µ = 0,0009963 kg/m.detik
6. ρ air = 996,26 kg/m³
95
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
7. ʋ = 0,0000008934 m2/detik
8. g = 9,81 m/detik²
9. td = 1,5 jam (1,5-3)
10. OFR = 2 m3/m2.jam (0,8-2,5)
= 0,0006 m3/m2.detik
11. Rasio P:L = 4
Perhitungan :
1. Volume (V) = Q x td
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) x (1,5 jam x 3.600 detik/jam)
= 1275,26 m³
2. Asurface (As) = Q / OFR
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / 0,0006 m3/m2.detik
= 425,09 m²
3. Kedalaman (H) = V/As
= 1.275,26 m³ / 425,09 m²
= 3m
𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒
4. Lebar (L) = √
4
425,09
= √
4
= 10,31 m
= 11 m
5. Panjang (P) = 4xL
= 44 m
6. Free board = 0,3 m
7. Volume Digunakan (V) = PxLxH
= 44 x 11 x 3
= 1.452,00 m³
8. Cek td = V/Q
= 1.452,00 m³ / (236,16 L/detik x 10-3 m3/L)
= 6.148 detik
= 1,71 jam (OK)
9. vh = Q / (L x H)
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / (11 x 3)
= 0,0072 m/detik
= 7,16 mm/detik
10. vs = Q / (P x L)
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / (44 x 11)
= 0,0005 m/detik
= 0,49 mm/detik
11. k = 0,04
12. f = 0,02
96
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Karena vh < vsc, maka tidak terjadi penggerusan. Sedangkan untuk alirannya perlu
ditambahkan Plate Settler untuk mengubah aliran menjadi steady uniform.
Zona inlet berfungsi untuk tempat memperhalus transisi aliran sebelum masuk ke zona
pengendapan. Zona inlet terdiri dari saluran inlet yang merupakan saluran outlet dari unit
pengaduk lambat. Dilengkapi pintu air.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran per bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 236,16 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
97
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Zona lumpur merupakan tempat menampung material yang diendapkan berupa lumpur
endapan. Zona lumpur didesain memiliki kemiringan tertentu agar mempermudah pada saat
pembersihan lumpur. Kemiringan yang cukup terutama untuk pembersihan yang dilakukan
secara manual. Apabila zona berbentuk datar, maka diperlukan scrapper sebagai ‘penyapu
lumpur’. Sebelum didesain ruang lumpur, perlu diketahui debit lumpur yang dihasilkan.
98
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Mass Balance :
1. Jumlah = 2 bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 236,16 L/detik
4. Removal Kekeruhan (%R) = 80%
5. [TSS] = NTU per bak / 1,4109
= 160 / 1,4109
= 113 mg/L
6. Massa TSS teremoval = Q x %R x [TSS]
236,16 L/detik x 80% x 113 mg/L x 86.400
=
detik/hari x 10-6 kg/mg
= 2.082,50 kg/hari
7. Massa Tawas per bak = 582,98 kg/hari
8. Massa Kapur per bak = 4.402,48 kg/hari
9. Total Solid = Massa TSS teremoval + massa tawas +
massa kapur
= 2.082,50 kg/hari + 582,98 kg/hari + 4.402,48
kg/hari
= 7.067,96 kg/hari
10. % Air = 95 %
11. % Solid = 5%
12. ρ Solid = 2.650 kg/m³
13. ρ Air = 1.000 kg/m³
100
14. Massa Lumpur = 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑆𝑆 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑚𝑜𝑣𝑎𝑙
5
100
= 𝑥 7.067,96 kg/hari
5
= 141.359,19 kg/hari
15. ρ Lumpur = (% Air x ρ Air) + (% Solid x ρ Solid)
= (95% x 1000 kg/m3) + (5% x 2650 kg/m3)
= 1.083 kg/m³
16. Debit Lumpur = Massa Lumpur / ρ Lumpur
= 141.359,19 kg/hari / 1.083 kg/m³
= 130,59 m³/hari
Setelah ditemukan debit lumpur yang dihasilkan, selanjutnya dapat direncanakan ruang
lumpur. Pada perencanaan ini didesain ruang lumpur berbentuk bangun trapesium.
99
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Ruang Lumpur
1. Kedalaman (H) = 1,00 m (1/3 dari kedalaman bak)
2. P1 = 11 m (Lebar bak)
3. L1 = 11 m (Lebar bak)
4. P2 = 7 m (2/3 P1)
5. L2 = 7 m (2/3 P1)
6. A1 = P1 x L1
= 11 x 11
= 144 m²
7. A2 = P2 x L2
= 7x7
= 49 m²
𝐻
8. Volume Ruang Lumpur = 𝑥 (𝐴1 + 𝐴2 + √𝐴1 𝑥 𝐴2
3
1
= 𝑥 (144 + 49 + √144 𝑥 49
3
= 82,33 m²
9. Waktu Pengurasan = Volume Lumpur / Debit Lumpur
= 82,33 m3 / 130,59 m³/hari
= 0,63 hari
= 1 hari
Lumpur yang dihasilkan dikuras dengan bantuan pompa non-clogging centrifugal untuk
memudahkan O&M.
100
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
1
5. Diameter Pipa Penguras = (4 𝑥 𝐴 )2
3,14
1
= 4 𝑥 0,111 2
( )
3,14
= 0,376 m
= 0,397 m (Dluar = 450 mm)
6. v cek = Q/A
= 0,167 m3/detik / (1/4 x 3,14 x 0,3972)
= 1,35 m/detik
Zona outlet terdiri dari pelimpah (weir) yang dirancang sedemikian rupa untuk
memperhalus transisi dari zona pengendapan ke aliran efluen dan plate settler untuk
memperhalus aliran. Efluen yang telah terolah pada bak sedimentasi lalu dialirkan melalui weir
dan plate settler, yang akan dialirkan menuju pengolahan selanjutnya. Pemilihan desain outlet
sangat tergantung pada lebar bak, debit air yang dialirkan serta weir loading rate, Jenis
pelimpah yang umumnya digunakan berbentuk rectangular dan v-notch. Pada zona outlet juga
terdapat saluran pengumpul.
Diketahui :
1. WLR = 6 m³/m.jam (<11)
= 0,0017 m³/m.detik
2. Debit per bak = 236,16 L/detik
3. Lebak bak (L) = 11 m
4. Pweir = Q / WLR
= (236,16 L/detik x 10-3 m3/L) / 0,0017 m3/m.detik
= 142 m
5. Lebar Gutter (b) = 1m
𝑄
6. H Gutter (h) =
1,375 𝑥 𝑏
(236,16 L/detik x 10−3 𝑚3 /L)
=
1,375 𝑥 1 𝑚
= 0,17 m
= 0,20 m
7. Freeboard = 0,3 m
𝑄
8. H air = 2
1,848 𝑥 𝑏 3
101
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Plate settler digunakan untuk memperhalus aliran air yang ada. Plate settler diletakan
pada zona outlet karena lebih efektif penggunaannya. Direncanakan Plate Settler yang
digunakan dari plat baja dengan kemiringan tertentu, yang diletakkan sepanjang pelimpah.
Diketahui :
1. Jumlah = 2 bak
102
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Saluran ini digunakan untuk mengalirkan air olahan dari bak sedimentasi menuju
saluran pengumpul. Dilengkapi pintu air.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran per bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 236,16 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
103
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Air olahan yang berasal dari 2 bak dikumpulkan sebelum disalurkan ke saluran
outlet dengan saluran ini.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran
2. Debit = 472,32 L/detik
104
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
105
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB X
DED FILTRASI
Tujuan penyaringan adalah untuk memisahkan padatan tersuspensi dari dalam air
yang diolah. Pada penerapannya filtrasi digunakan untuk menghilangkan sisa padatan
tersuspensi yang tidak terendapkan pada proses sedimentasi. Pada pengolahan air
buangan, filtrasi dilakukan setelah pengolahan kimia-fisika.
Di dalam sistem pengolahan air minum, Sistem filtrasi atau penyaringan secara
garis besar dikelompokkan seperti pada Gambar 10.1. Sistem filtrasi secara gravitasi
dibedakan berdasarkan kecepatan penyaringan. Selain itu juga dikelompokkan
berdasarkan media filter yang digunakan.
Saringan pasir cepat yang digunakan untuk penyaringan dengan kecepatan 40 kali lebih
besar dari pada saringan pasir lambat. Oleh karena kecepatan penyaringannya besar maka
sebelum proses penyaringan harus dilakukan proses koagulasi – flokulasi dengan pembubuhan
bahan kimia. Rapid sand filter menggunakan sistem gravitasi. Di dalam sistem saringan pasir
cepat secara garis besar terdiri dari beberapa bagian antara lain; bak filter, media penyaring
(lapisan pasir dan/atau lapisan lain), lapisan penyangga yang terdiri dari batu kerikil/grave,
serta sistem drainase (under drain system). Luas filter tergantung dengan kecepatan filtrasi (vf)
dan fakotr lainnya. Pasir yang digunakan untuk media saringan pasir cepat harus cukup keras
(kuat) dan mempunyai kualitas yang merata (uniform), dan mengandung kwarsa dengan
konsentrasi yang cukup tinggi.
106
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Filter harus secara efektif dicuci dan dibersihkan. Sewaktu-waktu, akan terjadi
penyumbatan pada media filter karena partikel yang terbawa tertahan. Untuk mengurangi hal
tersebut, digunakan sistem kombinasi surface washing dan backwash dengan mengalirkan air
dengan arah terbalik dari filter. Maka, kebutuhan akan backwash harus direncanakan baik
kehilangan tekanan ataupun ekspansi yang terjadi pada media selama proses backwash.
Pada perencanaan ini digunakan Rapid Sand Filter dengan Dual Media, media yang
digunakan yaitu media pasir silika dan antrasit sebagai media filter serta media kerikil sebagai
media penyangga. Dilakukan sistem backwash untuk pencucian media.
Bak filter direncanakan berbentuk persegi. Jumlah bak yang digunakan yaitu n = 12 x
0,5
Q . Dari hasilnya didapatkan 3 bak. Filtrasi harus digunakan dengan bak berjumlah genap
sehingga digenapkan menjadi 4 bak.
Dimensi :
1. Jumlah Unit Filter = 4 bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per bak = 118,08 L/detik
4. Kecepatan filtrasi (vf) = 10 m/jam (6-11)
= 0,0028 m/detik
5. Rasio P:L = 2
6. Asurface (As) = Q / vf
= 118,08 L/detik x 10-3 m3/L / 0,0028 m/detik
= 43 m²
𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒
7. Lebar (L) = √
2
43
= √
2
= 4,6 m
= 5,0 m
8. Panjang (P) = 2xL
= 2x5
= 10,0 m
9. Panjang Tambahan untuk = 1,25 m
Pelimpah
10. Tebal dinding = 0,25 m
11. Freeboard = 0,30 m
12. Cek vf = Q / (P x L)
= 118,08 L/detik x 10-3 m3/L / (10 m x 5 m)
= 0,0024 m/detik
= 8,50 m/jam (6-11, OK)
107
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Penggunaan media akan menentukan headloss media filter dan tinggi ekspansi saat
backwash. Media yang digunakan merupakan media pasir dan antrasit, sesuai dengan SNI
6774:2008. Sedangkan media penyangga yang digunakan yaitu kerikil. Data yang digunakan
pada perencanaan ini dapat dilihat pada tabel 10.1 dan 10.4.
108
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
109
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
110
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Vs
Faktor Vs υ dp g
Media Sg Nre CD Hitungan
Bentuk (m/detik) (m²/detik) (m) (m/detik²)
(m/detik)
41,97 1,97 0,034
0,034 14,33 3,75 0,025
0,0005
0,025 10,38 4,55 0,022
0,022 9,42 4,82 0,022
0,100 58,76 1,61 0,045
0,045 26,25 2,60 0,035
0,035 0,0007 20,61 3,01 0,033
0,033 19,17 3,14 0,032
0,032 18,76 3,19 0,032
Antrasit 0,75 0,0000008934 1,35 9,81
0,100 77,23 1,36 0,056
0,056 42,93 1,94 0,047
0,00092
0,047 36,00 2,15 0,044
0,044 34,15 2,22 0,044
0,100 92,34 1,22 0,064
0,064 59,22 1,60 0,056
0,056 0,0011 51,83 1,73 0,054
0,054 49,80 1,77 0,053
0,053 49,21 1,79 0,053
0,100 372,96 0,53 0,372
0,372 1387,89 0,24 0,552
0,552 2058,57 0,19 0,621
0,621 0,0034 2317,01 0,18 0,644
0,644 2400,69 0,17 0,651
0,651 2426,38 0,17 0,653
0,653 2434,14 0,17 0,653
0,100 847,93 0,32 0,718
0,718 6087,20 0,10 1,297
1,297 10995,99 0,07 1,549
1,549 13130,45 0,06 1,633
1,633 0,00773 13848,20 0,06 1,659
1,659 14071,08 0,06 1,667
1,667 14138,64 0,06 1,670
1,670 14158,97 0,06 1,671
1,671 14165,07 0,06 1,671
0,100 1700,25 0,21 1,253
Kerikil 0,0000008934
0,98 1,253 2,65 9,81 21295,66 0,05 2,674
2,674 45459,54 0,03 3,357
3,357 57072,27 0,03 3,594
3,594 0,0155 61103,38 0,02 3,668
3,668 62367,34 0,02 3,691
3,691 62751,60 0,02 3,698
3,698 62867,34 0,02 3,700
3,700 62902,11 0,02 3,700
0,100 2950,75 0,15 1,947
1,947 57444,47 0,03 4,744
4,744 139972,59 0,02 6,197
6,197 182844,30 0,01 6,714
6,714 198103,87 0,01 6,877
0,0269
6,877 202925,40 0,01 6,927
6,927 204394,62 0,01 6,942
6,942 204837,45 0,01 6,946
6,946 204970,49 0,01 6,948
6,948 205010,42 0,01 6,948
111
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Vs
Faktor Vs υ dp g
Media Sg Nre CD Hitungan
Bentuk (m/detik) (m²/detik) (m) (m/detik²)
(m/detik)
0,100 5374,97 0,11 3,145
3,145 169062,42 0,01 8,851
8,851 475716,65 0,01 12,072
12,072 648841,67 0,01 13,250
13,250 712157,16 0,01 13,625
Kerikil 0,98 13,625 0,0000008934 2,65 0,049 9,81 732330,26 0,01 13,739
13,739 738492,90 0,01 13,774
13,774 740351,78 0,01 13,784
13,784 740910,36 0,01 13,788
13,788 741078,01 0,01 13,789
13,789 741128,31 0,01 13,789
(Sumber: Hasil Perhitungan)
Contoh perhitungan (vs 0,1 m/detik pada media pasir diameter 0,0005):
1. Faktor bentuk = 0,82
2. Vs = 0,001 m/detik
3. υ = 0,0000008934 m²/detik
4. Sg = 1,35
5. dp = 0,0005 m
6. g = 9,81 m/detik2
7. Nre = 𝛹 𝑥 𝑣 𝑥 𝑑𝑝
𝜐
= 0,82 𝑥 0,100 𝑥 0,0005
0,0000008934
= 45,89
8. CD = 18,5
𝑁𝑟𝑒 0,6
= 18,5
45,890,6
= 1,86
9. vs =
4 𝑔 (𝑆𝑔 − 1)𝑑𝑝
√
3 𝐶𝐷
=
4 9,81 (2,5 − 1)0,0005
√
3 1,86
= 0,073
Syarat kedua media tersebut tidak tercampur pada saar setelah backwash adalah vs antrasit
pada diameter terbesar < vs pasir pada diameter terkecil. Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan
bahwa vs antrasit pada diameter terbesar adalah 0,053 m/detik sedangkan vs pasir pada
diameter terkecil adalah 0,063 m/detik. Dengan demikian, tidak terjadi intermixing karena
0,053 m/detik < 0,063 m/detik.
Selanjutnya perlu dihitung headloss pada proses filtrasi. Headloss yang dihitung yaitu saat
keadaan normal dan saat clogging. Rumus yang digunakan yaitu,
112
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Keterangan:
hf = headloss atau kehilangan tekanan (m)
L = tebal media (m)
k = konstanta (k = 5)
υ = viskositas kinematis (m2/detik)
Vf = kecepatan filtrasi
f = porositas media
g = percepatan gravitasi
Ψ = faktor bentuk
x = fraksi berat
d = geometric mean diameter of grain size distribution
= (d1d2)0,5
Untuk menghitung headloss di media filter (pasir dan antrasit) serta media penyangga
x
(kerikil), perlu dihitung terlebih dahulu nilai ∑ 2 pada masing-masing media tersebut
d
x
dengan menggunakan data distribusi media. Hasil perhitungan nilai ∑ pada masing-
d2
masing media dapat dilihat pada tabel 10.6 hingga tabel 10.8.
x
Tabel 10.6 Hasil Perhitungan ∑ Pada Media Pasir
d2
Diameter Fraksi
US Tebal
Rata- Berat x
Sieve Media d d² x/d²
Rata Partikel (%)
Number (cm)
(cm) (%)
40 - 30 0,05 9 2,7
38 0,06 0,0035 108,57
30 - 20 0,07 29 8,7
20 - 18 0,092 22 6,6
42 0,10 0,0101 41,50
18 - 16 0,11 20 6
16 - 12 0,142 18 5,4
20 0,17 0,0284 7,04
12 - 8 0,2 2 0,6
Total 30 100 157,12
(Sumber: Hasil Perhitungan)
113
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
x
Tabel 10.7 Hasil Perhitungan ∑ Pada Media Antrasit
d2
Diameter Fraksi
US Tebal
Rata- Berat x
Sieve Media d d² x/d²
Rata Partikel (%)
Number (cm)
(cm) (%)
40 - 30 0,05 5 2
30 0,06 0,0035 85,71
30 - 20 0,07 25 10
20 - 18 0,092 60 24
70 0,10 0,0101 69,17
18 - 16 0,11 10 4
Total 40 100 154,88
(Sumber: Hasil Perhitungan)
x
Tabel 10.8 Hasil Perhitungan ∑ Pada Media Kerikil
d2
%
Diameter
Fraksi Tebal
Rata-
Berat Media d² x/d²
Rata
Partikel (cm)
(cm)
(%)
0,34 10 4 0,12 0,87
0,773 15 6 0,60 0,25
1,55 20 8 2,40 0,08
2,69 25 10 7,24 0,03
4,9 30 12 24,01 0,01
Total 40 1,25
(Sumber: Hasil Perhitungan)
x
Setelah nilai ∑ didapatkan selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus diatas.
d2
Keadaan normal :
𝑘 (1 − 𝑓2 ) 6 𝑥
1. HfPasir = (𝐿) (𝑉𝑓)(𝜐 ) 3 ( )∑ 2
𝑔 𝑓 𝛹 𝑑
5 (1 − 0,402 ) 6
= (0,3) 𝑥 𝑥 (0,28)(0,008934 ) 𝑥 3 𝑥 ( ) 𝑥 157,12
981 0,40 0,82
= 0,180 m
𝑘 (1 − 𝑓2 ) 6 𝑥
2. HfAntrasit = (𝐿) (𝑉𝑓)(𝜐 ) 3 ( )∑ 2
𝑔 𝑓 𝛹 𝑑
5 (1 − 0,502 ) 6
= (0,4) 𝑥 𝑥 (0,28)(0,008934 ) 𝑥 3 𝑥 ( ) 𝑥 154,88
981 0,50 0,75
= 0,100 m
𝑘 (1 − 𝑓2 ) 6 𝑥
3. HfKerikil = (𝐿) (𝑉𝑓)(𝜐 ) 3 ( )∑ 2
𝑔 𝑓 𝛹 𝑑
114
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
5 (1 − 0,382 ) 6
= (0,4) 𝑥 𝑥 (0,28)(0,008934 ) 𝑥 𝑥 ( ) 𝑥 1,25
981 0,383 0,98
= 0,002 m
4. Hf total = HfPasir + HfAntrasit + HfKerikil
= 0,282 m
Kecepatan backwash yang direncanakan harus bisa membuat semua media terfluidasi yang
ditandai dengan terjadinya ekspansi. Perhitungan kecepatan backwash didasarkan pada media
dengan media terbesar yaitu pasir dengan diameter 2 mm.
Kecepatan Backwash :
1. Headloss Clogging = 1,250 m
2. vs media terbawah = 0,308 m/detik
3. Porositas (f) = 0,40
4. Kecepatan Backwash (vb) = vs x f4,5
= 0,308 x 0,404,5
= 0,005 m/detik
Ketinggian ekspansi media filter dihitung dengan menentukan porositas saat ekspansi (fe)
dengan menggunakan rumus berikut ini,
𝑣𝑏 0,22
fe = ( )
𝑣𝑠
115
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Porositas saat ekspansi (fe) tiap media harus dihitung untuk tiap diameter media yang
berbeda. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 10.8.
Dengan data diatas dapat dihitung tinggi ekspansi yang terjadi pada tiap media.
116
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
𝑥
4. Tinggi ekspansi media (Le) = (1 − 𝑓)(𝐿)∑
(1 − 𝑓𝑒)
= (1 − 0,50)(0,4)(2,76)
= 55,16 cm
= 0,552 m
5. Rasio Ekspansi = ((Le – L) / L) x 100%
= ((0,552 – 0,4) / 0,4) x 100%
= 37,9%
6. Headloss Ekspansi (hLe) = (Sg - 1) (Le) (1-f)
= (1,35 - 1) (0,552) (1-0,50)
= 0,10 m
Ekspansi Media Kerikil :
1. Tebal (L) = 400 mm
2. Sg = 2,65 kg/dm³
3. Porositas (ε) = 0,38
4. vs = 0,653 m/detik (diameter terbesar)
5. vb = vs x f4,5
= 0,653 x 0,384,5
= 0,0084 m/detik (< vs, tidak terjadi ekspansi)
6. Headloss = (Sg - 1) (L) (1-f)
= (2,65 - 1) (0,4) (1-0,38)
= 0,41 m
Headloss Backwash :
1. Total Headloss = hLepasir + hLeantrasit + hLkerikil
= 0,32 m + 0,10 m + 0,41 m
= 0,83 m
Kebutuhan Backwash :
1. Jumlah bak = 4 bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per bak = 118,08 L/detik
4. Qb = vb x (P x L)
= 0,05 m/detik x (10 m x 5 m)
= 0,25 m³/detik
5. Waktu Backwash (t) = 10 menit
6. Vb = Qb x t
= 0,25 m³/detik x 10 menit x 60 detik/menit
= 149,69 m³
7. Vb total = Jumlah bak x Vb
= 4 x 149,69 m³
= 598,77 m³
8. Produksi filter per hari = Debit per bak x 86400 detik/hari
= 118,08 L/detik x 86400 detik/hari
= 10202,08 m³
9. Volume Air Backwash (%) = (Vb / Produksi filter per hari) x 100%
117
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Zona inlet terdiri dari saluran pembawa, saluran pembagi, pipa inlet dan pelimpah.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 472,32 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
6. Panjang (P) = 30 m (direncanakan)
7. Koefisien Gesek (n) = 0,015
8. Kedalaman (H) = Q/v
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00 m/detik)
= 0,69 m
= 0,7 m
9. Lebar (L) = 0,7 m
10. Free board = 0,3 m
11. Volume (V) = 21,0 m³
118
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 0,0437 m
𝑣2
5. Hv =
2𝑔
0,962
=
2 𝑥 9,81
= 0,0474 m
6. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,0437 + 0,0474
= 0,0910 m
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran
3. Debit = 472,32 L/detik
4. Debit per saluran = 472,32 L/detik
5. v rencana = 1,00 m/detik
6. Rasio L:H = 1
7. Panjang (P) = (Panjang Bak x Jumlah Bak) + (6 x
tebal dinding)
= (5 x 4) + (6 x 0,25)
= 21,5 m
8. Koefisien Gesek (n) = 0,015
9. Kedalaman (H) = Q/v
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00
m/detik)
= 0,69 m
= 0,7 m
10. Lebar (L) = 0,7 m
11. Free board = 0,3 m
12. Volume (V) = 15,05 m³
119
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
2
0,96 𝑥 0,015
= ( 2 )
0,2333
= 0,0015
4. Hf = P x Slope
= 21,5 x 0,0015
= 0,0313 m
𝑣2
5. Hv =
2𝑔
0,962
=
2 𝑥 9,81
= 0,0474 m
6. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,0313 + 0,0474
= 0,0786 m
Direncanakan pipa ini untuk mengalirkan air dari masuk ke bak filtrasi.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran per bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 118,08 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Panjang (P) = 1 m (direncanakan)
6. C = 140
7. A pipa = Q/v
= (118,08 L/detik x 10-3 m3/L) / 1,00 m/detik
= 0,118 m2
4𝐴
8. Diameter Pipa = √
3,14
4 𝑥 0,118
= √
3,14
= 0,388 m
= 0,397 m (Dluar = 450 mm)
9. A pipa cek = ¼ x 3,14 x D2
= ¼ x 3,14 x 0,397
= 0,12 m2
120
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 0,96 m/detik
2. R = 3,14 x D
= 3,14 x 0,397
= 1,245 m
1,85
𝑄
3. Hf = [ ] 𝑥𝐿
0,000155 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2,63
1,85
118,18
= [ ] 𝑥1
0,000155 𝑥 140 𝑥 39,72,63
= 0,002 m
𝑣2
4. Hv =
2𝑔
0,962
=
2 𝑥 9,81
= 0,0466 m
5. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,002 + 0,0466
= 0,0485 m
Perhitungan :
1. Jumlah = 1 buah per bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 118,08 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
6. Panjang (P) = Panjang Bak
= 10,0 m
7. Kedalaman = 0,3 m (direncanakan)
8. yu = 0,3 m (direncanakan)
9. yc = yu Gutter / 1,73
= 0,17 m
𝑄
10. Lebar =
√(𝑦𝑐)2 𝑥 𝑔
118,08 𝑥 10−3
=
√(0,17)2 𝑥 9,81
= 0,22 m
11. Letak = Lepasir + Leantrasit + Lkerikil + D Manifold + 0,2 + 0,1
= 0,357 + 0,552 + 0,400 + 0,450 + 0,2 + 0,1
= 2,06 m
121
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Zona outlet terdiri dari sistem underdrain, pipa outlet, saluran pengumpul dan saluran outlet.
Sistem underdrain terdiri dari pipa lateral, orifice dan pipa manifold yang
direncanakan berdasar kecepatan backwash (vb).
Pipa Manifold :
1. v rencana = 2,5 m/detik
2. Qb = 0,25 m³/detik
3. Jarak Ujung Pipa Dengan = 0,2 m
Dinding (d)
4. Panjang Pipa Manifold = Panjang Bak - d
= 10 – 0,2
= 9,80 m
5. A Pipa Manifold = Qb / v rencana
= 0,25 m³/detik / 2,5 m/detik
= 0,100 m²
4𝐴
6. D Pipa Lateral = √
3,14
4 𝑥 0,100
= √
3,14
= 0,357 m
= 0,397 m (Dluar = 450 mm)
7. A digunakan = ¼ x 3,14 x D2
= ¼ x 3,14 x 0,3972
= 0,123 m²
8. v cek = Qb / A digunakan
= 0,25 m3/detik / 0,123 m²
122
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 2,0 m/detik
Pipa Lateral :
1. D pipa Lateral = 0,044 m (direncanakan, Dluar = 50 mm)
2. Jarak Antar Pipa (s) = 0,20 m
3. Jarak Ujung Pipa Dengan = 0,20 m
Dinding (d)
4. n Pipa Lateral = Panjang Pipa Manifold / ( s + Dluar)
= 9,80 m / (0,2 m + 0,05 m)
= 39,20 buah
= 39 buah
5. Q tiap Pipa Lateral = Qb / n
= 0,25 m3/detik / 39
= 0,006 m³/detik
6. A Pipa Lateral = ¼ x 3,14 x D2
= ¼ x 3,14 x 0,0442
= 0,002 m²
7. v cek = Q tiap Pipa Lateral / A Pipa Lateral
= 0,006 m3/detik / 0,002 m²
= 3,25 m/detik
8. Panjang Pipa Lateral = (½ x Lebar Bak) – (½ x Dluar) - d
= (½ x 5) – (½ x 0,05) – 0,2
= 2,28 m
9. A Total Pipa Lateral = A Pipa Lateral x n Pipa Lateral
= 0,002 m² x 39
= 0,06 m2
Orifice :
1. D Orifice = 0,010 m
2. Rasio A Orifice : A bak = 0,005
3. A Orifice = ¼ x 3,14 x D2
= ¼ x 3,14 x 0,0102
= 0,0000785 m²
4. A Total Orifice = (A Bak) x 0,005
= (50 m2) x 0,005
= 0,25 m²
5. n Orifice Total = A Total Orifice / A Orifice
= 0,25 m² / 0,0000785 m²
= 3.184,7 buah
= 3.184 buah
6. n Orifice per Pipa Lateral = n Orifice Total / n Pipa Lateral
= 3.184 / 39
= 81,6 buah
= 81 buah
123
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Direncanakan pipa ini untuk mengalirkan air keluar dari bak filtrasi menuju ke
saluran pengumpul.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 pipa per bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 118,08 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Panjang (P) = 1 m (direncanakan)
6. C = 140
7. A pipa = Q/v
= (118,08 L/detik x 10-3 m3/L) / 1,00 m/detik
= 0,118 m2
4𝐴
8. Diameter Pipa = √
3,14
4 𝑥 0,118
= √
3,14
= 0,388 m
= 0,397 m (Dluar = 450 mm)
9. A pipa cek = ¼ x 3,14 x D2
= ¼ x 3,14 x 0,397
= 0,12 m2
124
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
0,962
=
2 𝑥 9,81
= 0,0466 m
5. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,002 + 0,0466
= 0,0485 m
Saluran pengumpul digunakan untuk mengumpulkan air olahan dari 4 bak filtrasi
yang berasal dari pipa outlet sebelum dialirkan ke saluran outlet ke unit desinfeksi.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran
3. Debit = 472,32 L/detik
4. Debit per saluran = 472,32 L/detik
5. v rencana = 1,00 m/detik
6. Rasio L:H = 1
7. Panjang (P) = (Panjang Bak x Jumlah Bak) + (6 x
tebal dinding)
= (5 x 4) + (6 x 0,25)
= 21,5 m
8. Koefisien Gesek (n) = 0,015
9. Kedalaman (H) = Q/v
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00
m/detik)
= 0,69 m
= 0,7 m
10. Lebar (L) = 0,7 m
11. Free board = 0,3 m
12. Volume (V) = 15,05 m³
125
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
2
0,96 𝑥 0,015
= ( 2 )
0,2333
= 0,0015
4. Hf = P x Slope
= 21,5 x 0,0015
= 0,0313 m
𝑣2
5. Hv =
2𝑔
0,962
=
2 𝑥 9,81
= 0,0474 m
6. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,0313 + 0,0474
= 0,0786 m
Untuk kedalaman bak Filtrasi adalah tinggi letak wash through (2,06) + kedalaman wash
thorugh (0,3 m) + headloss saat clogging (1,25 m) sehingga didapatkan kedalaman bak Filtrasi
sebesar 3,61 m (tanpa freeboard).
126
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB XI
DED DESINFEKSI
Klor merupakan bahan yang paling umum digunakan sebagai desinfektan karena efektif
pada konsentrasi rendah, murah, dan membentuk sisa klor jika diterapkan pada dosis yang
mencukupi. Dosis klor adalah jumlah klor yang ditambahkan pada air untuk menghasilkan
residu spesifik pada akhir waktu kontak. Hasil sisa (residu) adalah dosis dikurangi kebutuhan
klor yang digunakan oleh komponen dan materi organik yang ada di dalam air. Dosis klor yang
dibutuhkan pada proses pengolahan ditentukan dengan uji laboratorium atau pilot plant. Dosis
klor dapat bervariasi tergantung pada kualitas air, temperatur dan kondisi iklim. Umumnya,
dosis klor berada pada rentang 0,2 sampai 4 mg/L. Beberapa jenis desinfektan yang biasa
digunakan antara lain sebagai berikut:
Gas klor (Cl2), kandungan khlor aktif minimal 99%
Kaporit atau kalsium hipoklorit (CaOCl2).H2O, kandungan khlor aktif 60 – 70%
Sodium hipoklorit (NaOCl), kandungan khlor aktif 15%
Pada perencanaan ini digunakan desinfektan berupa kaporit dengan dosis optimum
kaporit 0,5 mg/L (Komala & Agustina, 2014). Dosis tersebut merupakan dosis saat
penggunaannya mencapai Breakpoint Chlorination (BPC) yang cukup untuk menghasilkan
sisa khlor bebas. Sisa khlor bebas pada air baku tetap dipertahankan selama distribusi air agar
tetap menjaga kualitas air dari organisme penyebab penyakit. Dibutuhkan bak untuk mengaduk
dan bak untuk pembubuhan. Tujuan pemisahan ini agar saat terjadi homogenisasi antara kaporit
dan air olahan tidak terjadi kontak dengan zat lain yang dapat mengurangi efektifitas proses
desinfeksi.
127
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Kaporit yang dibubuhkan ke dalam air olahan memerlukan bak yang dapat menampung
dan memproses kaporit yang digunakan dalam waktu injeksi yang direncanakan.
Diketahui :
1. Jumlah bak = 1 bak
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per bak = 472,32 L/detik
4. Gradien kecepatan = 900/detik
5. Waktu detensi (td) = 300 detik (5 menit)
6. Rasio P:L = 2
7. µ = 0,0009963 kg/m.detik
8. ρ = 996,26 kg/m³
9. ʋ = 0,0000008934 m²/detik
10. g = 9,81 m/detik²
Dimensi :
1. Volume (V) = Q x td
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) x 300 detik
= 141,7 m³
2. H = 3 m (direncanakan)
3. A surface (As) = V/H
= 141,7 m³ / 3 m
= 47,2 m²
𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒
= √
4. Lebar (L) 2
47,2
= √
2
= 5m
5. Panjang (P) = 2xP
= 2x5
= 10 m
6. Tebal dinding = 0,25 m
7. Freeboard = 0,30 m
Selanjutnya perlu diperhitungkan kebutuhan daya bagi motor penggerak yang digunakan
untuk pengadukan. Digunakan gradien kecepatan untuk bisa memperhitungkan daya motor.
Motor yang digunakan untuk menggerakan alat pengaduk, yang dimana pada perencanaan ini
digunakan Impeller Flat Paddle 2 Blades, yang perlu diperhitungkan kecepatannya.
128
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Besar Power
1. Power (P) = G2 x µ x V
= 900/detik x 0,0009963 kg/m.detik x (5 x 10 x 3)
= 121.046 Watt
= 121,05 kW
Kebutuhan Kaporit :
1. Jumlah bak = 1 bak
2. Debit = 472,32 L/detik
129
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Pembubuhan dibantu dengan pipa yang mengalir secara gravitasi ke bak pengaduk.
Dengan itu, perlu direncanakan dimensi pipa.
Pipa Pembubuhan :
1. Jumlah bak = 1 bak
2. Debit Pembubuhan = 0,0139 m³/hari
3. v rencana = 1,00 m/detik
4. Panjang Pipa (P) = 1,00 m
5. A Pipa = Q / v rencana
= (0,0139 m3/hari / 86.400 detik/hari)/ 1,00 m/detik
= 0,0000002 m²
130
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
1
6. Diameter Pipa = 4𝑥𝐴 2
( )
3,14
1
= 4 𝑥 0,0000002 2
( )
3,14
= 0,00045 m
= 0,45 mm
= 0,044 m ((Dluar = 50 mm)
7. Cek v = Q/A
= (0,0139 m³/hari / 86.400 detik/hari) / (1/4 x 3,14 x
0,0442)
= 0,00011 m/detik
Terdiri dari saluran pembawa yang mengaliran air dari unit filtrasi.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 saluran
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 472,32 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Rasio L:H = 1
6. Panjang (P) = 5 m (direncanakan)
7. Koefisien Gesek (n) = 0,015
8. Kedalaman (H) = Q/v
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) / (1,00 m/detik)
= 0,69 m
= 0,7 m
9. Lebar (L) = 0,7 m
10. Free board = 0,3 m
11. Volume (V) = 3,5 m³
131
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
2
0,96 𝑥 0,015
= ( 2 )
0,2333
= 0,0015
4. Hf = P x Slope
= 5 x 0,0015
= 0,0073 m
𝑣2
5. Hv =
2𝑔
0,962
=
2 𝑥 9,81
= 0,0474 m
6. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,0073 + 0,0474
= 0,0546 m
Direncanakan pipa outlet yang mengalirkan air dari unit desinfeksi ke reservoir.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 pipa
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 472,32 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Panjang (P) = 5 m (direncanakan)
6. C = 140
7. A pipa = Q/v
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) / 1,00 m/detik
= 0,472 m2
4𝐴
8. Diameter Pipa = √
3,14
4 𝑥 0,472
= √
3,14
= 0,776 m
= 0,793 m (Dluar = 900 mm)
9. A pipa cek = ¼ x 3,14 x D2
= ¼ x 3,14 x 0,793
= 0,49 m2
132
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 0,96 m/detik
2. R = 3,14 x D
= 3,14 x 0,793
= 2,490 m
1,85
𝑄
3. Hf = [ ] 𝑥𝐿
0,000155 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2,63
1,85
472,32
= [ ] 𝑥5
0,000155 𝑥 140 𝑥 79,32,63
= 0,004 m
𝑣2
4. Hv =
2𝑔
0,962
=
2 𝑥 9,81
= 0,0467 m
5. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,004 + 0,0467
= 0,0510 m
133
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB XII
DED RESERVOIR
Reservoir distribusi diperlukan dalam suatu sistem distribusi air minum karena konsumsi
air yang berfluktuasi. Pada saat pemakaian air di bawah konsumsi rata-rata, maka supply air
yang berlebihan akan ditampung dalam reservoir untuk mengimbangi pemakaian air yang lebih
besar dari pemakaian air rata-rata. Selain itu, reservoir distribusi juga dipakai untuk
memberikan tekanan yang cukup pada setiap titik agar air dapat memancar dengan tekanan
yang diinginkan. Dalam perencanaan ini, digunakan 1 reservoir berupa ground reservoir yang
didistribusikan secara langsung tanpa menggunakan pompa.
Dalam perencanaan bangunan pengolahan air minum Kota Mojokerto ini hanya terdapat
1 macam Reservoir, yaitu Ground Reservoir. Ground Reservoir menerima suplai air langsung
dari Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) kemudian dialirkan menuju area pelayanan. Pada
Ground Reservoir ini, besarnya suplai air dari Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) adalah
100% dengan asumsi aliran air mengalir secara kontinyu selama 24 jam. Perhitungan
persentase pengaliran air per jamnya yaitu sebagai berikut:
Hasil perhitungan fluktuasi pemakaian air (unit konsumsi) dan selisih suplai dapat dilihat
pada tabel 12.1.
134
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
% % Kumulatif Kumulatif %
Jam Selisih Total
Pengaliran Konsumsi Selisih Pengaliran
11.00-12.00 4,17 4,17 0,00 -4,13 50,04 45,913
12.00-13.00 4,17 4,17 0,00 -4,12 54,21 50,087
13.00-14.00 4,17 4,17 0,00 -4,12 58,38 54,26
14.00-15.00 4,17 4,17 0,00 -4,12 62,55 58,433
15.00-16.00 4,17 4,17 0,00 -4,11 66,72 62,607
16.00-17.00 4,17 8,33 -4,16 -8,28 70,89 62,613
17.00-18.00 4,17 8,33 -4,16 -12,44 75,06 62,62
18.00-19.00 4,17 4,17 0,00 -12,44 79,23 66,793
19.00-20.00 4,17 4,17 0,00 -12,43 83,4 70,967
20.00-21.00 4,17 4,17 0,00 -12,43 87,57 75,14
21.00-22.00 4,17 0 4,17 -8,26 91,74 83,48
22.00-23.00 4,17 0 4,17 -4,09 95,91 91,82
23.00-24.00 4,17 0 4,17 0,08 100,08 100,16
Jumlah 100 100
(Sumber: Hasil Perhitungan)
Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan antara selisih kumulatif terbesar (16,68%) dan
terkecil (-12,44%). Sehingga dapat diketahui bahwa kapasitas Ground Reservoir adalah
29,12%. Selanjutnya direncanakan ukuran Ground Reservoir menggunakan debit harian
maksimum. Di dalam Ground Reservoir dilengkapi dengan Baffle, Pipa Vent dan Wash Out.
Hal ini berfungsi untuk mengatur aliran, membuang udara yang tertahan serta mengosongkan
Reservoir apabila perlu dilakukan O&M.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 bak
2. Debit harian maksimum = 452,64 L/detik
3. td = 8 jam
= 28800 detik
4. Kedalaman (H) = 3 m (direncanakan)
5. Rasio P:L = 2
6. Suplai Reservoir per jam = 4,17%
Perhitungan :
1. Kapasitas = 29,12%
2. Volume (V) = Q x td
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) x 28800 detik
= 3796,08 m³
3. Asurface (As) = V/H
= 3796,08 m3 / 3 m
= 1265,36 m²
135
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
𝐴𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒
4. Lebar (L) = √
2
1265,36
= √
2
= 25,2 m
= 26 m
5. Panjang (P) = 2xL
= 2 x 26
= 52 m
6. Freboard = 0,3 m
7. Tebal Dinding = 0,25 m
Direncanakan pipa inlet yang mengalirkan air dari unit desinfeksi ke reservoir. Pipa inlet
merupakan pipa outlet unit desinfeksi.
Diketahui :
1. Jumlah = 1 pipa
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 472,32 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Panjang (P) = 5 m (direncanakan)
6. C = 140
7. A pipa = Q/v
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) / 1,00 m/detik
= 0,472 m2
4𝐴
8. Diameter Pipa = √
3,14
4 𝑥 0,472
= √
3,14
= 0,776 m
= 0,793 m (Dluar = 900 mm)
9. A pipa cek = ¼ x 3,14 x D2
= ¼ x 3,14 x 0,793
= 0,49 m2
136
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
2. R = 3,14 x D
= 3,14 x 0,793
= 2,490 m
1,85
𝑄
3. Hf = [ ] 𝑥𝐿
0,000155 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2,63
1,85
472,32
= [ ] 𝑥5
0,000155 𝑥 140 𝑥 79,32,63
= 0,004 m
𝑣2
4. Hv =
2𝑔
0,962
=
2 𝑥 9,81
= 0,0467 m
5. Total Headloss = Hf + Hv
= 0,004 + 0,0467
= 0,0510 m
Diketahui :
1. Jumlah = 1 pipa
2. Debit = 472,32 L/detik
3. Debit per saluran = 472,32 L/detik
4. v rencana = 1,00 m/detik
5. Panjang (P) = 5 m (direncanakan)
6. C = 140
7. A pipa = Q/v
= (472,32 L/detik x 10-3 m3/L) / 1,00 m/detik
= 0,472 m2
4𝐴
8. Diameter Pipa = √
3,14
4 𝑥 0,472
= √
3,14
= 0,776 m
= 0,793 m (Dluar = 900 mm)
9. A pipa cek = ¼ x 3,14 x D2
= ¼ x 3,14 x 0,793
= 0,49 m2
137
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
138
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB XIII
PROFIL HIDROLIS
Profil hidrolis merupakan gambaran aliran air yang mengalir pada setiap unit pengolahan
air minum. Pada perencanaan ini digunakan sistem pempompaan dari unit Intake dan
dilanjutkan secara gravitasi ke unit-unit selanjutnya hingga ke Ground Reservoir. Tinggi air
pada tiap unit dipengaruhi oleh headloss yang terjadi selama proses pengolahan air minum.
Data-data headloss yang didapatkan pada perencanaan tiap unit digunakan dan dapat dilihat
pada data dibawah.
Diketahui :
Intake :
1. Muka Air = 2m
2. Pipa Sadap = 0,0510 m
3. Head Pompa = 10,42 m
Prasedimentasi :
1. Saluran Pembagi = 0,0918 m
2. Saluran Inlet = 0,0477 m
3. Bak Prasedimentasi = 0,0510 m
4. Saluran Outlet = 0,0477 m
5. Saluran Pengumpul = 0,0917 m
6. Total = 0,3299 m
Koagulasi :
1. Saluran Pembawa = 0,0910 m
2. Saluran Pembagi = 0,0626 m
3. Saluran Inlet = 0,0477 m
4. Bak Pengaduk Cepat = 0,4128 m
5. Total = 0,6141 m
Flokulasi :
1. Saluran Inlet = 0,0477 m
2. Kompartemen 1 = 0,2202 m
3. Kompartemen 2 = 0,0979 m
4. Kompartemen 3 = 0,0245 m
5. Total = 0,3902 m
Sedimentasi :
1. Saluran Inlet = 0,0477 m
2. Bak Sedimentasi = 0,0510 m
2. Saluran Outlet = 0,0477 m
139
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Filtrasi :
1. Saluran Pembawa = 0,0910 m
2. Saluran Pembagi = 0,0786 m
3. Pipa Inlet = 0,0485 m
4. Pipa Outlet = 0,0485 m
5. Saluran Pengumpul = 0,0786 m
6. Total = 0,3453 m
Desinfeksi :
1. Saluran Inlet = 0,0546 m
2. Bak Desinfeksi = 0,0760 m
3. Total = 0,1306 m
Reservoir :
1. Pipa Inlet = 0,0510 m
2. Ground Reservoir = 3,0 m
3. Pipa Outlet = 0,0510 m
4. Total = 3,1020 m
Dengan menggunakan data berikut dapat dibuat profil hidrolis tiap unit pengolahan yang
dapat dilihat pada tabel 13.1.
Intake
Muka Air +1,95
Head Pompa 10,42
Outlet +12,37
Prasedimentasi
Inlet +12,37
Hf total 0,3299
Outlet +12,04
Koagulasi
Inlet +12,04
Hf total 0,6141
Outlet +11,43
Flokulasi
Inlet +11,43
Hf total 0,3902
Outlet +11,04
140
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Sedimentasi
Inlet +11,04
Hf total 0,2264
Outlet +10,81
Filtrasi
Inlet +10,81
Hf total 0,3453
Outlet +10,47
Desinfeksi
Inlet +10,47
Hf total 0,1306
Outlet +10,34
Reservoir
Inlet +10,34
Hf total 3,1020
Outlet +7,23
(Sumber: Hasil Perhitungan)
141
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
BAB XIV
BOQ & RAB
Pada perencanaan proyek ini, perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) didasarkan atas kebutuhan bangunan yang ada pada IPAM. Yang perlu
diperhatikan dalam BOQ dan RAB ini antara lain kebutuhan untuk penggalian tanah,
pemasangan dinding beton dan pelengkap bangunan.
Sebelum dapat dihitung BOQ dari tiap unit, perlu dihitung volume pekerjaan yang
dilakukan. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui volume dari struktur yang
direncanakan serta volume tanah yang digali maupun diangkut dari lokasi proyek. Selain itu
juga dihitung pekerjaan pembuatan dinding beton. Pekerjaan yang dilakukan pada tiap unit
bangunan dapat dilihat dibawah ini.
Intake :
1. Intake - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
2. Barscreen - Pengerasan Talud Pasangan Batu Kali + Penggalian Tanah
3. Pipa Sadap Air Baku - Penggalian Tanah
4. Pengadaan Alat Pelengkap
Prasedimentasi :
1. Zona Pengendapan - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
2. Zona Lumpur - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
3. Perforated Baffle - Pekerjaan Beton Bertulang
4. Saluran Pembagi - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
5. Saluran Inlet -Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
6. Saluran Outlet - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
7. Saluran Pengumpul - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
8. Pengadaan Alat Pelengkap
Pengaduk Cepat :
1. Bak Pengaduk Cepat - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
2. Baffle - Pekerjaan Beton Bertulang
3. Saluran Pembawa - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
4. Saluran Pembagi - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
5. Saluran Inlet - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
6. Bak Netralisan - Pekerjaan Beton Bertulang
7. Bak Koagulan - Pekerjaan Beton Bertulang
8. Pipa Pembubuh Netralisan - Penggalian Tanah
9. Pengadaan Alat Pelengkap
142
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Pengaduk Lambat :
1. Bak Pengaduk Cepat - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
2. Baffle - Pekerjaan Beton Bertulang
3. Saluran Inlet - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
4. Pengadaan Alat Pelengkap
Sedimentasi :
1. Zona Pengendapan - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
2. Zona Lumpur - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
3. Saluran Inlet - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
4. Saluran Outlet - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
5. Saluran Pengumpul - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
6. Pengadaan Alat Pelengkap
Filtrasi :
1. Bak Filtrasi - Pekerjaan Beton Bertulang
2. Baffle - Pekerjaan Beton Bertulang
3. Saluran Pembawa - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
4. Saluran Pembagi - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
5. Pipa Inlet Filtrasi - Penggalian Tanah
6. Pipa Outlet Filtrasi - Penggalian Tanah
7. Pipa Outlet Backwash - Penggalian Tanah
8. Pipa Inlet Backwash - Penggalian Tanah
9. Pengadaan Alat Pelengkap
Desinfeksi :
1. Bak Desinfeksi - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
2. Baffle - Pekerjaan Beton Bertulang
3. Saluran Pembawa - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
4. Bak Pembubuh - Pekerjaan Beton Bertulang
5 Pipa Pembubuh - Penggalian Tanah
6. Pengadaan Alat Pelengkap
Reservoir :
1. Reservoir - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
2. Baffle - Pekerjaan Beton Bertulang
3 Pipa Inlet - Penggalian Tanah
4. Pipa Outlet - Penggalian Tanah
5. Pipa Washout - Penggalian Tanah
6. Pengadaan Alat Pelengkap
Untuk unit Filtrasi serta bak pembubuh netralisan, koagulan dan desinfektan tidak
dilakukan penggalian tanah. Selanjutnya dapat diperhitungkan volume pekerjaan dari tiap unit.
Volume pekerjaan dapat dilihat pada tabel 14.1 hingga tabel 14.8.
143
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
144
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Prasedimentasi
145
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Prasedimentasi
Saluran Outlet - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 1,00 m
2 Lebar = 0,50 m
3 Kedalaman = 0,80 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 1,58 m³
6 Volume Bagian Dalam = 0,40 m³
7 Volume Beton = 1,18 m³
8 Jumlah Unit = 2 unit
9 Volume Total Struktur = 3,15 m³
10 Volume Total Beton = 2,35 m³
Saluran Pengumpul - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 30,50 m
2 Lebar = 0,70 m
3 Kedalaman = 1,00 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 46,50 m³
6 Volume Bagian Dalam = 21,35 m³
7 Volume Beton = 25,15 m³
(Sumber: Hasil Perhitungan)
146
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Pengaduk Cepat
Baffle - Pekerjaan Beton Bertulang
7 Volume Total Beton = 2,40 m³
Saluran Pembawa - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 30,00 m
2 Lebar = 0,70 m
3 Kedalaman = 1,00 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 45,75 m³
6 Volume Bagian Dalam = 21,00 m³
7 Volume Beton = 24,75 m³
Saluran Pembagi - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 10,50 m
2 Lebar = 0,70 m
3 Kedalaman = 1,00 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 16,50 m³
6 Volume Bagian Dalam = 7,35 m³
7 Volume Beton = 9,15 m³
Saluran Inlet - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 1,00 m
2 Lebar = 0,50 m
3 Kedalaman = 0,80 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 1,58 m³
6 Volume Bagian Dalam = 0,40 m³
7 Volume Beton = 1,18 m³
8 Jumlah Unit = 2 unit
9 Volume Total Struktur = 3,15 m³
10 Volume Total Beton = 2,35 m³
Bak Netralisan - Pekerjaan Beton Bertulang
1 Panjang = 4,00 m
2 Lebar = 4,00 m
3 Kedalaman = 1,80 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 41,51 m³
6 Volume Bagian Dalam = 28,80 m³
7 Volume Beton = 12,71 m³
8 Jumlah Unit = 2 unit
9 Volume Total Struktur = 83,03 m³
10 Volume Total Beton = 25,43 m³
147
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Pengaduk Cepat
Bak Koagulan - Pekerjaan Beton Bertulang
1 Panjang = 1,00 m
2 Lebar = 1,00 m
3 Kedalaman = 1,80 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 4,61 m³
6 Volume Bagian Dalam = 1,80 m³
7 Volume Beton = 2,81 m³
8 Jumlah Unit = 2 unit
9 Volume Total Struktur = 9,23 m³
10 Volume Total Beton = 5,63 m³
Pipa Pembubuh Netralisan - Penggalian Tanah
1 Panjang = 1,50 m
2 Lebar = 0,05 m
3 Kedalaman = 0,05 m
4 Volume Struktur = 0,0038 m³
5 Jumlah Unit = 2 unit
6 Volume Total Struktur = 0,01 m³
Pipa Pembubuh Koagulan - Penggalian Tanah
1 Panjang = 1,50 m
2 Lebar = 0,05 m
3 Kedalaman = 0,05 m
4 Volume Struktur = 0,0038 m³
5 Jumlah Unit = 2 unit
6 Volume Total Struktur = 0,01 m³
(Sumber: Hasil Perhitungan)
148
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Pengaduk Lambat
149
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Sedimentasi
Zona Lumpur - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
7 Kedalaman = 1 m
8 Tebal Dinding = 0,25 m
9 Volume Struktur = 114,48 m³
10 Volume Bagian Dalam = 82,33 m³
11 Volume Beton = 32,15 m³
8 Jumlah Unit = 2 unit
9 Volume Total Struktur = 228,96 m³
10 Volume Total Beton = 64,29 m³
Saluran Inlet - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 1,00 m
2 Lebar = 0,50 m
3 Kedalaman = 0,80 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 1,58 m³
6 Volume Bagian Dalam = 0,40 m³
7 Volume Beton = 1,18 m³
8 Jumlah Unit = 2 unit
9 Volume Total Struktur = 3,15 m³
10 Volume Total Beton = 2,35 m³
Saluran Outlet - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 1,00 m
2 Lebar = 0,50 m
3 Kedalaman = 0,80 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 1,58 m³
6 Volume Bagian Dalam = 0,40 m³
7 Volume Beton = 1,18 m³
8 Jumlah Unit = 2 unit
9 Volume Total Struktur = 3,15 m³
10 Volume Total Beton = 2,35 m³
Saluran Pengumpul - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 22,50 m
2 Lebar = 0,70 m
3 Kedalaman = 1,00 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 34,50 m³
6 Volume Bagian Dalam = 15,75 m³
7 Volume Beton = 18,75 m³
(Sumber: Hasil Perhitungan)
150
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
151
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Filtrasi
Pipa Inlet Filtrasi - Penggalian Tanah
5 Jumlah Unit = 4 unit
6 Volume Total Struktur = 0,81 m³
Pipa Outlet Filtrasi - Penggalian Tanah
1 Panjang = 1,00 m
2 Lebar = 0,45 m
3 Kedalaman = 0,45 m
4 Volume Struktur = 0,20 m³
5 Jumlah Unit = 4 unit
6 Volume Total Struktur = 0,81 m³
Pipa Outlet Backwash - Penggalian Tanah
1 Panjang = 1,00 m
2 Lebar = 0,45 m
3 Kedalaman = 0,45 m
4 Volume Struktur = 0,20 m³
5 Jumlah Unit = 4 unit
6 Volume Total Struktur = 0,81 m³
Pipa Inlet Backwash - Penggalian Tanah
1 Panjang = 1,00 m
2 Lebar = 0,45 m
3 Kedalaman = 0,45 m
4 Volume Struktur = 0,20 m³
5 Jumlah Unit = 4 unit
6 Volume Total Struktur = 0,81 m³
(Sumber: Hasil Perhitungan)
152
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Desinfeksi
Baffle - Pekerjaan Beton Bertulang
5 Volume Beton = 11,00 m³
Saluran Pembawa - Pekerjaan Beton Bertulang + Penggalian Tanah
1 Panjang = 5,00 m
2 Lebar = 0,70 m
3 Kedalaman = 1,00 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 8,25 m³
6 Volume Bagian Dalam = 3,50 m³
7 Volume Beton = 4,75 m³
Bak Pembubuh - Pekerjaan Beton Bertulang
1 Panjang = 1,00 m
2 Lebar = 1,00 m
3 Kedalaman = 0,80 m
4 Tebal Dinding = 0,25 m
5 Volume Struktur = 2,36 m³
6 Volume Bagian Dalam = 0,80 m³
7 Volume Beton = 1,56 m³
Pipa Pembubuh - Penggalian Tanah
1 Panjang = 1,00 m
2 Lebar = 0,05 m
3 Kedalaman = 0,05 m
4 Volume Struktur = 0,0025 m³
(Sumber: Hasil Perhitungan)
153
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Reservoir
Baffle - Pekerjaan Beton Bertulang
7 Jumlah Baffle = 7 buah
8 Volume Total Beton = 75,60 m³
Pipa Inlet - Penggalian Tanah
1 Panjang = 5,00 m
2 Lebar = 0,90 m
3 Kedalaman = 0,90 m
4 Volume Struktur = 4,05 m³
Pipa Outlet - Penggalian Tanah
1 Panjang = 5,00 m
2 Lebar = 0,90 m
3 Kedalaman = 3,30 m
4 Volume Struktur = 14,85 m³
Pipa Washout - Penggalian Tanah
1 Panjang = 5,00 m
2 Lebar = 0,90 m
3 Kedalaman = 4,20 m
4 Volume Struktur = 18,90 m³
(Sumber: Hasil Perhitungan)
Beberapa contoh perhitungan pada volume pekerjaan: (Bak, saluran, baffle dan
penanaman pipa):
154
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
= 2 x 359,01 m³
= 718,03 m³
155
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui secara total volume pekerjaan dari tiap unit
pengolahan yang dapat dilihat pada tabel 14.9.
156
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Total Pekerjaan
Penggalian Tanah
1 Intake = 834,30 m³
2 Prasedimentasi = 7.185,03 m³
3 Pengaduk Cepat = 74,64 m³
4 Pengaduk Lambat = 1.316,18 m³
5 Sedimentasi = 3.903,18 m³
6 Filtrasi = 81,99 m³
7 Desinfeksi = 213,27 m³
8 Reservoir = 5.324,55 m³
9 Total = 18.933,14 m³
(Sumber: Hasil Perhitungan)
Perhitungan Bill of Quantity (BOQ) didasarkan atas koefisien yang digunakan pada Harga
Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Kota Mojokerto 2019. Adapun koefisien dari bahan dan
pekerja dari tiap pekerjaan dapat dilihat pada tabel 14.10 hingga 14.13.
Tabel 14.10 Koefisien Kebutuhan Bahan & Pekerja Perkuatan Talud Pasangan Batu
Kali Belah 15/20 cm (1 pc : 1/4 kpr : 5 ps)
No Bahan & Pekerja Koefisien Satuan
1 Semen PC 50 kg 2,3172 zak
2 Pasir Pasang 0,5266 m³
3 Batu Kali Belah 15/20 cm 1,2 m³
4 Kapur Gamping 0,0264 m³
5 Mandor 0,075 orang.hari
6 Kepala Tukang 0,06 orang.hari
7 Tukang 0,6 orang.hari
8 Pembantu Tukang 1,5 orang.hari
(Sumber: HSPK Kota Mojokerto 2019)
Tabel 14.11 Koefisien Kebutuhan Bahan & Pekerja Pekerjaan Dinding Beton Bertulang
(150 kg besi + bekisting)
No Bahan & Pekerja Koefisien Satuan
1 Semen PC 40 kg 8,4 zak
2 Pasir Beton 0,54 m³
3 Batu Pecah Mesin 1/2 cm 0,81 m³
4 Besi Beton Polos Dia 6 mm 157,5 kg
5 Kawat Beton 2,25 kg
6 Kayu Meranti Bekisting 0,24 m³
7 Kayu Kamper Balok 3/5 0,16 m³
8 Polywood Teball 9 mm 2,8 lembar
157
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Dari nilai koefisien yang ada di HSPK yang digunakan lalu dapat dihitung kebutuhan
bahan atau pekerja yang diperlukan dalam perencanaan. Setiap jenis pekerjaan memiliki
volume yang berbeda-beda. Koefisien tiap bahan & pekerja dikali dengan volume pekerjaan
yang sudah didapatkan sebelumnya sesuai unit pengolahan. BOQ yang dihitung yaitu pada
semua unit yang direncanakan, dari Intake, Prasedimentasi, Pengaduk Cepat, Pengaduk
Lambat, Sedimentasi, Filtrasi, Desinfeksi dan Reservoir. Hasil perhitungan BOQ tiap unit
pengolahan pada IPAM Kota Mojokerto dapat dilihat dibawah ini yaitu pada tabel 14.14 hingga
14.21. Contoh perhitungan: (BOQ Unit Intake)
158
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
159
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
160
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
161
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
162
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
163
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
164
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
165
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari unit pengolahan didasarkan atas HSPK Kota
Mojokerto Tahun 2019 serta survei harga produk pasaran untuk alat pelengkap seperti pipa,
motor pengaduk, gutter, aksesoris pipa dll. RAB dari tiap unit pengolahan dapat dilihat pada
tabel 14.22 hingga 14.29.
166
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
167
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
168
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
169
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
170
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
171
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
172
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
173
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
174
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui total biaya yang direncanakan dalam
perencanaan bangunan pengolahan air minum kota Mojokerto pada tabel dibawah ini.
175
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
DAFTAR PUSTAKA
176
Muhammad Rifani / 03211740000056
Detail Engineering Design (DED) Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Kota Mojokerto Tahun 2020
LAMPIRAN
177
Muhammad Rifani / 03211740000056
TEKNIK LINGKUNGAN
FTSPK ITS
2020
RUMAH POMPA
TUGAS BESAR
BARSCREEN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
SUMUR PENGUMPUL
PERENCANAAN
BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
MANHOLE KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2020
PIPA SADAP ∅ 900 mm
B
UNIT INTAKE
A 2.00
A
8.00
4.00 6.00 2.00 DOSEN
Beton Bertulang
Kolom
Tanah
DENAH INTAKE Muka Air
SKALA 1:200
MAHASISWA
Muhammad Rifani
NRP
03211740000056
LAMPIRAN DARI
1 17
RUMAH POMPA
PENGUMPUL SAMPAH
1.00
PIPA SADAP ∅ 900 mm SUMUR PENGUMPUL
2.00
MANHOLE 4.00
BARSCREEN 2.00
TEKNIK LINGKUNGAN
HWL +6 m FTSPK ITS
2020
AWL +4 m PIPA DISCHARGE ∅ 315 mm
7.00 TUGAS BESAR
LWL +2 m POMPA CENTRIFUGAL DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
PERENCANAAN
45° BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2020
5.00 12.00
7.00
POTONGAN A-A
SKALA 1:200 DOSEN
LEGENDA
7.00 Kolom
Tanah
LWL +2 m
Muka Air
MAHASISWA
Muhammad Rifani
NRP
03211740000056
POTONGAN B-B
SKALA 1:100 LAMPIRAN DARI
2 17
ZONA PENGENDAPAN
SALURAN INLET TEKNIK LINGKUNGAN
FTSPK ITS
RUANG LUMPUR
WEIR GUTTER 2020
DOSEN
30.50
B C Ir. Bowo Djoko Marsono, M.Eng.
NIP. 19650317 199102 1 001
LEGENDA
15.00
10.00 Beton Bertulang
Kolom
DENAH PRASEDIMENTASI Tanah
MAHASISWA
Muhammad Rifani
NRP
03211740000056
LAMPIRAN DARI
3 17
RUANG LUMPUR
WEIR & GUTTER
PERFORATED BAFFLE
60.00
+12,37 m 13.00 +12,04 m TEKNIK LINGKUNGAN
FTSPK ITS
2020
3.00
1.00 15.00
TUGAS BESAR
10.00
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
PERENCANAAN
BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
PIPA PENGURAS ∅ 450 mm
POTONGAN A-A KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2020
SKALA 1:400
UNIT PRASEDIMENTASI
0.20
3.00 1.00 1.67 MAHASISWA
Muhammad Rifani
NRP
03211740000056
LAMPIRAN DARI
POTONGAN C-C
SKALA 1:100 4 17
4.00
TEKNIK LINGKUNGAN
FTSPK ITS
2020
TUGAS BESAR
4.00 PIPA PEMBUBUH KAPUR ∅ 50 mm DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
PERENCANAAN
BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2020
SALURAN OUTLET
DOSEN
LEGENDA
Beton Bertulang
MOTOR PENGGERAK
1.00 Kolom
PLAT BAJA Tanah
B
Muka Air
03211740000056
B LAMPIRAN DARI
1.00
5 17
PIPA PEMBUBUH KAPUR ∅ 50 mm
MOTOR PENGGERAK
PLAT BAJA
DINDING BAFFLE
TEKNIK LINGKUNGAN
FTSPK ITS
2020
+12,04 m
+11,43 m
0.50
UNIT PENGADUK CEPAT
IMPELLER FLAT 2 BLADES
0.70 1.00 1.00 1.00
DOSEN ASISTENSI
Beton Bertulang
Kolom
Tanah
1.50 Muka Air
MAHASISWA
Muhammad Rifani
NRP
6 17
TEKNIK LINGKUNGAN
30.00 FTSPK ITS
MOTOR PENGGERAK 2020
10.00 10.00 10.00
DOSEN
DOSEN ASISTENSI
LEGENDA
SALURAN OUTLET
Beton Bertulang
Kolom
B Tanah
SALURAN INLET PERFORATED BAFFLE
Muka Air
03211740000056
LAMPIRAN DARI
7 17
MOTOR PENGGERAK
TEKNIK LINGKUNGAN
FTSPK ITS
2020
+11,43 m +11,04 m
TUGAS BESAR
0.42 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
1.50 PERENCANAAN
BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2020
2.50
10.00 10.00
10.00
UNIT PENGADUK LAMBAT
POTONGAN A-A
SKALA 1:100 DOSEN
DOSEN ASISTENSI
MAHASISWA
1.50 Muhammad Rifani
NRP
10.00 10.00 03211740000056
TEKNIK LINGKUNGAN
RUANG LUMPUR B FTSPK ITS
2020
SALURAN OUTLET
TUGAS BESAR
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
PERENCANAAN
BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
A A KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2020
UNIT SEDIMENTASI
DOSEN
22.51
B Ir. Bowo Djoko Marsono, M.Eng.
NIP. 19650317 199102 1 001
0.33
DOSEN ASISTENSI
Beton Bertulang
0.70 Kolom
1.00 7.00 1.00 Tanah
11.00
44.00 Muka Air
03211740000056
LAMPIRAN DARI
9 17
ZONA PENGENDAPAN
WEIR GUTTER
RUANG LUMPUR
44.00
+11,04 m +10,86 m TEKNIK LINGKUNGAN
FTSPK ITS
2020
3.00
POTONGAN A-A
SKALA 1:200 UNIT SEDIMENTASI
DOSEN
0.10 MAHASISWA
Muhammad Rifani
POTONGAN B-B DETAIL PLATE SETTLER NRP
SKALA 1:200 SKALA 1:10 03211740000056
LAMPIRAN DARI
10 17
SISTEM UNDERDRAIN TEKNIK LINGKUNGAN
FTSPK ITS
2020
UNIT FILTRASI
DOSEN
DOSEN ASISTENSI
LEGENDA
1.25 10.00
PIPA OUTLET ∅ 450 mm Beton Bertulang
B
Kolom
Tanah
Muka Air
PIPA BUANGAN BACKWASH ∅ 450 mm
03211740000056
LAMPIRAN DARI
11 17
WASH THROUGH
MEDIA ANTRASIT
MEDIA PASIR
PIPA INLET ∅ 450 mm
1.25 10.00
TEKNIK LINGKUNGAN
MEDIA KERIKIL (PENYANGGA) FTSPK ITS
+13,26 m 2020
DOSEN
DOSEN ASISTENSI
LEGENDA
+14,09 m
0.30 Beton Bertulang
+13,26 m 0.22
0.30 Kolom
3.61 0.22 3.61
0.40 0.55 Tanah
0.30 0.36
0.40 0.40 Muka Air
Muhammad Rifani
( PROSES FILTRASI ) ( PROSES BACKWASH )
NRP
03211740000056
SKALA 1:100
12 17
PIPA PEMBUBUH KAPORIT ∅ 450 mm
BAK PEMBUBUH KAPORIT
1.00
JEMBATAN PLAT BAJA
A A
TEKNIK LINGKUNGAN
FTSPK ITS
2020
5.00
0.70 TUGAS BESAR
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
PERENCANAAN
BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2020
5.00 10.00 5.00
UNIT DESINFEKSI
DENAH DESINFEKSI
SKALA 1:100 DOSEN
MOTOR PENGGERAK
DOSEN ASISTENSI
BAFFLE
Bieby Voijant Tangahu, S.T., M.T., Ph.D.
NIP. 19710818 199703 2 001
Muhammad Rifani
NRP
SKALA 1:100
13 17
TEKNIK LINGKUNGAN
FTSPK ITS
2020
MANHOLE
TUGAS BESAR
52.00 DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
PIPA INLET ∅ 900 mm PERENCANAAN
BAFFLE BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
B 1.50 KOTA MOJOKERTO
PIPA OUTLET ∅ 900 mm TAHUN 2020
GROUND RESERVOIR
RUMAH POMPA
A A
DOSEN
26.00
Ir. Bowo Djoko Marsono, M.Eng.
NIP. 19650317 199102 1 001
DOSEN ASISTENSI
LEGENDA
PIPA WASHOUT
Beton Bertulang
Kolom
Tanah
Muka Air
03211740000056
LAMPIRAN DARI
14 17
PIPA INLET ∅ 900 mm
PIPA VENT
SKALA 1:400
DOSEN
DOSEN ASISTENSI
LEGENDA
Beton Bertulang
3.00
Kolom
Tanah
Muka Air
POTONGAN B-B
SKALA 1:200 MAHASISWA
Muhammad Rifani
NRP
03211740000056
LAMPIRAN DARI
15 17
TEKNIK LINGKUNGAN
FTSPK ITS
2020
C E G TUGAS BESAR
I DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
A +12,04 m +11,04 m +10,47 m
PERENCANAAN
BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
+7,23 m KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2020
+2,00 m
PROFIL HIDROLIS
MAHASISWA
Muhammad Rifani
NRP
PROFIL HIDROLIS 03211740000056
TANPA SKALA
LAMPIRAN DARI
16 17
A
LAYOUT IPAM
SKAL1:800
TEKNIK LINGKUNGAN
FTSPK ITS
2020
TUGAS BESAR
DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)
KETERANGAN: I PERENCANAAN
BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
A. INTAKE I. RUMAH POMPA KOTA MOJOKERTO
B. PRASEDIMENTASI J. KANTOR TAHUN 2020
C. PENGADUK CEPAT K. RUANG KONTROL
D. PENGADUK LAMBAT L. LABORATORIUM
E. SEDIMENTASI M. LAHAN KOSONG
N. PARKIR LAYOUT IPAM
F. FILTRASI
G. DESINFEKSI O. POS JAGA
H. RESERVOIR H N
DOSEN
M DOSEN ASISTENSI
B
O
Bieby Voijant Tangahu, S.T., M.T., Ph.D.
G NIP. 19710818 199703 2 001
LEGENDA
K L
F Beton Bertulang
J
Kolom
Tanah
Muka Air
MAHASISWA
C D E Muhammad Rifani
NRP
03211740000056
LAMPIRAN DARI
17 17