Anda di halaman 1dari 5

A.

Perkembangan Public Relations di Indonesia

Menurut Jeffkins (1980). "Hubungan adalah sistem komunikasi untuk membangun niat baik."
Humas merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh itikad baik, kepercayaan,
saling pengertian dan reputasi yang baik di mata masyarakat atau masyarakat. Selain itu, humas
juga merupakan upaya untuk menciptakan hubungan harmonis antara lembaga atau organisasi
dengan masyarakat melalui proses komunikasi timbal balik dua arah. Dapat dikatakan bahwa
sejarah PR sama tuanya dengan perkembangannya seiring dengan keberadaan masyarakat itu
sendiri. Tugas PR selalu berjalan seiring dengan peradaban.

Meskipun sejarah humas dapat ditelusuri kembali ke abad ke-15, namun baru pada awal abad ke-
19 atau awal abad ke-20 dunia humas berkembang pesat. Perusahaan mulai menyadari
pentingnya periklanan untuk menarik pelanggan dan investor. Bisnis di seluruh Amerika Serikat
mendirikan kantor pers untuk mendistribusikan berita yang menguntungkan mereka dan tidak
menguntungkan pesaing mereka. Perusahaan-perusahaan yang bersaing ini memediasi
kepentingan masing-masing melalui hubungan masyarakat. Saat ini konsep humas sudah tidak
asing lagi di Indonesia. Berbeda dengan tahun 1970an, bahkan di tahun 80an masih banyak
yang bertanya-tanya. sepatah kata pun tentang PR.

Kegiatan PR mempunyai sejarah yang panjang di Indonesia. Perkembangan ini secara


konseptual dimulai pada tahun 1950-an, atau lebih tepatnya pada pertengahan abad ke-20. Perlu
dicatat bahwa untuk pertama kalinya didirikan organisasi PR di Pertamina (perusahaan minyak
negara). Saat itu, Pertamina membentuk Divisi Pengurus dan Humas (HUPMAS). Kemudian
divisi tersebut mempunyai peranan penting dalam komunikasi dan hubungan niaga antar
perusahaan, antara pelanggan dengan berbagai perusahaan, baik perusahaan negara, swasta
maupun asing.

Sejarah perkembangan kehumasan di Indonesia diikuti dengan berdirinya kegiatan Humas di


jajaran kepolisian pada tahun 1970an, kegiatan Humas juga dikembangkan di berbagai
perusahaan negara dan swasta. Istilah PR sendiri sebagai humas sebenarnya bisa dijelaskan jika
dikorelasikan dengan status. Namun konsep tersebut menjadi tidak tepat jika kegiatan tersebut
hanya berhubungan dengan orang-orang di luar organisasi. Misalnya memberikan siaran pers
kepada media, mengadakan konferensi pers, dan lain-lain.
Menurut Ruslan (2007), perkembangan humas di Indonesia terbagi menjadi 4 periode:

1. 1962

Tahun ini, Presidium kabinet Perdana Menteri Juanda menginstruksikan seluruh instansi
pemerintah Indonesia untuk secara resmi membentuk departemen hubungan masyarakat.
Departemen hubungan masyarakat pemerintah mempunyai tugas khusus.

Secara umum tugasnya adalah mengendalikan langkah-langkah pengambilan keputusan


pemerintahan sampai pelaksanaannya. Selain itu, divisi Humas juga mempunyai tugas taktis
yang meliputi pemberian informasi, motivasi, dan komunikasi dua arah untuk menciptakan citra
institusi.

2. 1967-1971

Sejarah perkembangan hubungan Indonesia terjadi pada tahun 1967 hingga tahun 1971. Hal ini
ditandai dengan terbentuknya Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (BAKOHUMAS). Tugas
Badan ini adalah memantau dan mengendalikan kegiatan pembangunan pemerintah, khususnya
di bidang hubungan masyarakat dan informasi. Selain itu, BAKOHUMAS bertugas
menyelenggarakan pelatihan khusus dan pengembangan spesialisasi tersebut.

Kemudian pada tahun 1967 dibentuk BAKOR atau koordinasi antar humas atau lembaga
pemerintah. Namun pada tahun 1970-1971, nama BAKOR diubah menjadi Bako-Humas (Badan
Koordinasi Pemerintahan Bidang Hubungan Masyarakat). Perubahan nama tersebut di atas diatur
dalam Peraturan Pendidikan No. 31/Kep/Menpen/1971.

Anggota Bako-Humas sendiri adalah instansi pemerintah, bagian hubungan masyarakat dan juga
BUMN. Berbagai anggota unit hubungan masyarakat bekerja sama untuk mengintegrasikan,
mengoordinasikan dan menyinkronkan informasi dan hubungan masyarakat.

3. 1972-1993

Periodisasi perkembangan PR di Indonesia terjadi pada tahun 1972-1993. Ciri utama


perkembangan ini adalah mulai bermunculan hubungan masyarakat antar lembaga swasta
profesional. Berikut beberapa petunjuknya:
 Mendirikan Perhuma (Persatuan Humas Indonesia) pada tanggal 15 Desember 1972.
Perkumpulan ini merupakan wadah para pengelola kehumasan baik swasta maupun
pemerintah. Misalnya. tentu saja Wardiman Djojonegoro untuk mantan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan Marah Joenoes untuk mantan Kahupmas Pertamina.
 Selain itu, Kode Etik Humas Indonesia (KEKI) lahir pada tahun 1993 ketika Konvensi
Nasional Humas diselenggarakan di Bandung. Perhumas sendiri merupakan anggota
IPRA (International Public Relations Association Organization). dan FAPRO (Humas
ASEN
 Berdirinya APPRI (Asosiasi Perusahaan Humas) pada tanggal 10 April 1987 di Jakarta
sebagai wadah para pengelola humas. Tujuan dari asosiasi ini adalah untuk membentuk
organisasi bisnis PR yang mandiri.

4. 1995 - Sekarang

Periode perkembangannya dari tahun 1995 hingga saat ini adalah sebagai berikut. Perkembangan
PR mulai terjadi di kalangan profesional swasta, khususnya di sektor jasa. Indikator
pembangunannya adalah sebagai berikut:

 Asosiasi Humas Hotel Bintang (H-3) didirikan pada tanggal 27 November 1995. Tujuan
didirikannya asosiasi ini adalah sebagai wadah bagi asosiasi profesi di bidang PR pada
industri restoran. Perkumpulan ini masih lekat dengan PHRI atau Persatuan Hotel dan
Restoran Indonesia.
 FORKAMAS (Forum Komunikasi Humas Antar Bank) dibuka pada tanggal 13
September 1996. Merupakan wadah resmi bagi para pengelola kehumasan bank-bank
pemerintah, swasta, dan asing yang beroperasi di Indonesia.
 SK BAPEPAM No. 63/1996 Peraturan ini mengatur tentang kewajiban perusahaan atau
emiten yang terdaftar di pasar Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta untuk
memiliki lembaga sekretaris perusahaan.
 Perkumpulan Humas Indonesia akan dibentuk kemudian. PRSI didirikan di Jakarta pada
tanggal 11 November 2003. Orang pertama yang memimpin Masyarakat Humas
Indonesia adalah Agustus Parengkuan. Dia adalah salah satu jurnalis utama Kompani.
Selain itu, mantan presiden termasuk di dalamnya
Pembentukan organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kesadaran, pengaruh,
kekompakan dan juga partisipasi para anggotanya dalam kegiatan profesional baik di tingkat
nasional maupun internasional.

B. Perkembangan Humas di Indonesia

Saat ini istilah humas semakin dikenal di Indonesia. Berbeda pada tahun 1970an, bahkan pada
tahun 80an banyak orang yang bertanya-tanya tentang konsep humas. Seorang perempuan yang
bekerja di bidang PR bahkan mempunyai image negatif karena identik dengan melobi,
mendampingi tamu, dan bersorak.

Jika menelusuri sejarah panjang peradaban, hubungan tersebut sudah ada di Indonesia sejak
zaman Mataram, atau saat Panembahani Senopati menyatakan dirinya dan keturunannya
berpasangan dan mendapat perlindungan dari Ratu Pantai Selatan. Hal ini dilakukan untuk
bersaing dengan Adipati Pantai Utara yang lebih mampu memperoleh restu para wali.

Dalam konteks modern, sejarah kehumasan Indonesia dimulai pada tanggal 18 Agustus 1945,
ketika Bung Karno memutuskan untuk menunda rapat PPPKI dalam siaran pers tentang
pemilihan presiden sebelum konstitusi dirumuskan. Namun para sejarawan humas sepakat
bahwa humas sejati di Indonesia dimulai dengan deklarasi 17 Agustus 1945. Berikut
perkembangannya. Berkat teknologi, proyek mercusuar ini bergambar bersama Radio Republik
Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI). Dalam perkembangannya, pengurus
tersebut dibentuk oleh DEPPEN, Sekretaris Negara, Perwakilan Pers, DEKPOMINFO dan lain-
lain. Saat ini, banyak orang atau Perusahaan menggunakan jasa konsultan PR seperti Johns
Hopkins, Inscore, Adcom, dll

Menurut Effendy (1985), humas di Indonesia dimulai pada tahun 1950. Perkembangan humas di
Indonesia mengalami kemajuan sesuai dengan kondisi politik dan pemerintahan pada saat itu.
Saat itu, pemerintah Indonesia menyadari bahwa bangsa Indonesia perlu mengetahui segala
perkembangan yang terjadi sejak Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Berangkat
dari pemikiran itulah humas mulai dilembagakan dengan nama PR, karena aktivitasnya lebih
banyak dilakukan di luar organisasi.

Menurut Kasal (2003), humas di Indonesia mulai berkembang seiring dengan berkembangnya
humas di dunia atau Asia. PR awalnya digunakan dalam bisnis dalam bentuk seperti Olimpiade
Korea Selatan, Glassnot Perestroika, Kasus Lemak Babi 1988 dan lain-lain. Olimpiade 1988
yang diselenggarakan di Korea Selatan menggunakan jasa konsultan PR. Olimpiade merupakan
ajang internasional yang menarik perhatian semua orang bahkan hingga saat ini. Korea Selatan
ingin tampil sebagai tuan rumah untuk menunjukkan eksistensinya, salah satunya dengan
membuka pasar dunia untuk memasarkan produknya. PR bekerja dalam hal ini. Kegiatan PR
pertama kali digunakan oleh pihak swasta Indonesia dengan perusahaan minyak PERTAMINA.
Memang humas di Indonesia sudah banyak digunakan di berbagai sektor baik di pemerintahan
maupun swasta. Pihak-pihak tersebut memahami dan menggunakan konsep PR dengan
pemahaman yang berbeda-beda dan bentuk implementasi yang berbeda-beda.

PR merupakan suatu upaya yang direncanakan secara terus-menerus dan sadar untuk
membangun dan memelihara hubungan antara organisasi dan masyarakat, yaitu. PR digunakan
untuk menciptakan hubungan.

Anda mungkin juga menyukai