HUBUNGAN MASYARAKAT
NIM : 1801124386
DOSEN PEMBIMBING :
UNIVERSITAS RIAU
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja
dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian
antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR) adalah sebuah seni
sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya,
memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan program-
program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga
tersebut maupun masyarakat yang terkait.
Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu
yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta,
merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah
dicapainya. Public relation atau hubungan masyarakat masih merupakan bidang baru
terutama di Indonesia. Lahirnya public relations seperti yang dipraktekan sekarang ialah
karena adanya kemajuan-kemajuan dalam berbagai macam bidang itu. Kemajuan yang
sekaligus merupakan juga kekuatan-kekuatan dalam masyarakat, memisahkan manusia
kedalam berbagai kelompok atau golongan, yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri
dan berusaha untuk mencapai tujuan itu dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka untuk menciptakan kerja sama, public relations
merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini, dimana orang-orangnya
bergerak diberbagai bidang, misalnya dalam bidang industri, perusahaan, pendidikan,
pemerintahan, kerokhanian, social ekonomi, politik perburuan dan sebagainya. Banyak
orang tidak percaya dan sulit mempercayai bahwa humas bermanfaat bagi organisasi atau
lembaganya, anggapan itu dikarenakan kesalahan penerapan humas itu sendiri, penerapan
humas terkadang cenderung tidak terintegrasi dengan bagian yang lain, dan tidak terencana
dengan baik , padahal humas tidak beda dengan fungsi manajemen yang lainnya, yang
memerlukan perencanaan, pengorganisasian, aksi dan evaluasi, dalam arti kerja humas
haruslah terencana dengan baik, dan dirumuskan tujuannya serta ditentukan tingkat
keberhasilannya.
Pendekatan public relations memang tidak harus dilihat semata-mata sebagai aparat
kelembagaan, seperti dalam wujud Bagian Humas atau Biro Humas. Yang utama, memang,
penerapannya sebagai metode komunikasi oleh tiap karyawannya. Mengingat diperlukan
waktu panjang untuk mengusahakan tiap karyawan mampu menerapkan public relations
sebagai metode komunikasi dalam kehidupan dan kegiatan sehari-harinya, hadirnya public
relations sebagai lembaga di lingkungan pemerintah kabupaten dan kota masih diperlukan.
Selain dua pendekatan itu, masih dimungkinkan pendekatan ketiga yakni peran humas
dirangkap top manager atau perangkat pemerintah lain. Kemungkinan lainnya, pemerintah
mempekerjakan konsultan jasa di bidang public relations yang berada di luar struktur
pemerintahan, terus-menerus atau secara insidental.
PERTANYAAN :
BAB II
PEMBAHASAN
Kemudian pada tahun 1954, secara resmi HUMAS diterapkan pada jajaran
kepolisian. Dilanjutkan di berbagai instansi pemerintah dan perusahaan swasta pada tahun
1970-an.
Jika dikaitkan dengan state of being, dan sesuai dengan method of communication,
maka istilah Humas dapat dipertanggung jawabkan. Tetapi, jika kegiatan yang dilakukan
oleh Kepala Hubungan Masyarakat itu, hanya mengadakan hubungan dengan khalayak di
luar organisasi, misalnya menyebarkan press release ke massa media, mengundang
wartawan untuk jumpa pers atau wisata pers, maka istilah hubungan masyarakat tersebut
tidaklah tepat apabila dimaksudkan sebagai terjemahan dari public relations.
Bapak Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan public relations di Indonesia
dalam 4 periode sebagai berikut :
Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas). Tata kerja
badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah dalam pembangunan,
khususnya di bidang penerangan dan kehumasan, serta melakukan pembinaan dan
pengembangan profesi kehumasan.
Tahun 1967, berdiri Koordinasi antar Humas Departemen/ Lembaga Negara yang
disingkat “Bakor” yang secara ex officio dipimpin oleh pimpinan pada setiap departemen.
Tahun 1970- 1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan Koordinasi Kehumasan
Pemerintah ) yang diatur melalui SK Menpen No. 31/Kep/Menpen/tahun 1971. Yang
menjelaskan sebagai institusi formal dalam lingkungan Departemen Penerangan RI.
Bakohumas tersebut beranggotakan Humas departemen, Lembaga Negara serta unit usaha
negara/BUMN. Kerjasama antara Humas departemen/institusi tersebut menitikberatkan
pada pemantapan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam operasi penerangan dan
kehumasan.
Periode ini ditandai dengan munculnya Public Relations kalangan profesional pada
lembaga swasta umum. Dengan indikator sebagai berikut:
Periode ini Public Relations berkembang di kalangan swasta bidang profesional khusus
( spesialisasi PR/HUMAS bidang industri pelayanan jasa). Dengan indikator sebagai berikut:
* Berdirinya PRSI ( Pulic Relations Society of Indonesia ) pada tanggal 11 november 2003
di Jakarta. ini menyerupai PRSA ( Public Relations Society of Amerika), sebuah organisasi
profesional yang bergengsi dan berpengaruh serta mampu memberikan sertifikasi akreditasi
PR Profesional (APR) di Amerika yang diakui secara internasional.
PRSI atau Masyarakat PR Indonesia (MAPRI) pertama kali dipimpin oleh August Parengkuan
seorang wartawan senior harian Kompas dan mantan ketua Perhumas-Indonesia. Tujuan
organisasi ini adalah meningkatkan kesadaran, kepedulian, kebersamaan, pemberdayaan
serta pastisipasi para anggotanya untuk berkiprah sebagai PR professional dalam aktivitas
secara nasional maupun internasional.
PERTANYAAN :
Definisi Humas
Pada dasarnya, humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi
tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial
(perusahaan) maupun organisasi yang nonkomersial. Kebutuhan akan kehadirannya tidak
bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena humas merupakan salah satu
elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting humas
sebagai sumber informasi terpecaya kian terasa pada era globalisasi dan “banjir informasi”
seperti saat ini.
Humas, yang merupakan terjemahan dari istilah Public Relations atau PR. Kedua
istilah ini akan dipakai secara bergantian. Itu terdiri dari beberapa bentuk komunikasi yang
terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan
dengannya.
Menurut definisi kamus Institute of Public Relations (IPR), sebuah lembaga humas
terkemuka di Inggris dan Eropa (November 1987), “humas adalah keseluruhan upaya yang
dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap
khalayaknya”. Jadi, humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian
rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu
berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Kegiatan humas sama sekali tidak bisa
dilakukan secara sembarangan atau dadakan.
Tujuan humas itu sendiri adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah
organisasi yang bersangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak lain yang
berkepentingan (atau, lazim disebut sebagai seluruh “khalayak” atau publiknya).
Menurut kamus Fund and Wagnal, American Standard Desk Dictionary (1994), istilah
humas diartikan sebagai segenap kegiatan dan teknik atau kiat yang digunakan oleh
organisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan
yang baik dari pihak luar terhadap keberadaaan dan sepakterjangnya. Istilah “kiat” dalam
definisi ini mengindikasikan bahwa humas harus menggunakan metode manajemen
berdasarkan tujuan (Management By Objectives).
Selain keluar humas pemerintahan dan politik juga harus memungkinkan untuk
memberi masukan dam saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan
dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi, baik yang sedang
dilaksanakan, akan dilaksanakan ataupun yang sedang diusulkan.
Kesadaran masyarakat tentang pengaruh keputusan industri dan bisnis terhadap hal-
hal di atas dan masyarakat sebagai sasaran market industri dan bisnis di sisi yang lain,
menimbulkan kesadaran kalangan industri dan bisnis untuk memperhatikan dan melibatkan
peranan masyarakat terhadap keputusan mereka. Sehingga ada hibungan timbal balik yang
merupakan ciri dan konsep humas. Mereka berdua pada akhirnya memiliki kesadaran dan
tanggungjawab dalam memelihara ketertiban, pertahanan, konservasi alam dan ekonomi.
Dari sisi manajemen (perusahaan),hal ni memerlukan perhatian yanh lebih untuksenantiasa
memberitahu masyarakat terhadap masalah-masalah,alasan-alasan dan pembenaran atas
keputusan-keputusan manajemen. Sebaliknya, mereka juga harus mengetahui lebih banyak
tentang masyarakat dam kepentingan mereka atau kepentingan golongan –golonagn
khusus, yakni yang dapat mempengaruhi dampak terhadap industri dan bisnis.
Humas Sosial
Termasuk dalam hal ini humas yang berada dalm kepolisian karena kepolisian telah
menjadi perhatian masyarakat dalm hubungannya terhadap kelompok minoritas, hak warga
Negara, penyalahgunaan obat bius, kejahatan, ketertiban umum dan sebagainya. Sebagai
hasilnya banyak golongan penegak hokum merasa perlu untuk membentuk grup-grup
penasihat warga Negara dan merangkap sebagai pejabat humas untuk bekerjasama dengan
mereka dan para media massa. Singkatnya, penegak hokum perlu mendengarkan dan
tanggap terhadap kepentingan umum supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan
baik.
2.Humas Profesi
Maksud penerapannya adalah untuk mendapat pengakuan dan keprofesionalan dan
publikasi tentang apa yang telah mereka lakukan bagi kepentingan umum. Kampanye
kesehatan, sadar hokum, massa information, perngumpulan dan, publikasi perkembangan
teknologi kedokteran dan terobosan-terobosan baru hasil penelitian, pengalaman
dramatisdalam mencari berita,produksi dan pemutaran film-film profesi adalah contoh
penerapan humas profesi dokter, pengacara, waatawan, artis dan sebagainya.
Tidak ada catatan yang pasti, mulai kapan profesi humas mulai berkembang di
Indonesia. Namun yang jelas, praktek humas dalam pengertiannya yang paling hakiki sudah
ada di Nusantara sebelum kedatangan Belanda.
Diluar itu masih banyak asosiasi-asosiasi humas yang relatif independen. Misalnya,
H3 (Himpunan Humas Hotel), yang terbentuk pada tanggal 23 Februari 1995, atau Jayakarta
PR Club. Perkembangan kelembagaan humas ini turut memberi andil yang penting bagi
perkembangan profesi humas di Indonesia.
PERTANYAAN :
Kegiatan-kegiatan Humas
Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers, guest guide/open huose,
announcer,presenter, desk informations dan sebagainya. Kegiatan komunikasi nonverbal
meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special event, riset/peneliian, pers kliping dan
sebagainya.
* Media Relations, seperti menjalin hubungan baik dengan media, karna kerja humas
tidak akan pernah berhasil tanpa adanya kerjasama yang baik dengan media, jadi hubungan
itu harus dijaga dengan baik dan tidak ada yang dirugikan.
* Mengadakan kerja sama dengan individu atau kelompok yang dapat merugikan
individu-individu lainnya, baik dari segi moral maupun segi lainnya.
Dalam buku Public Relations : Teori dan Praktek yang ditulis oleh Djanalis Djanaid (1993)
disebutkan dua fungsi PR yaitu :
1. Fungsi Konstruktif
Dianalogikan sebagai “penata jalan “.Jadi, humas merupakan “garda” terdepan yang
dibelakangnya terdiri dari “rombongan” tujuan-tujuan perusahaan.Peranan humas dalam
hal ini mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi untuk
mengetahui kepentingan publik,mengevaluasi perilaku publik maupun organisasi untuk
direkomendasikan kepada manajemen,menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling
pengertian,percaya dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik atau organisasi
yang diwakilinya.
2. Fungsi Korektif
Sementara Cutlip and Center mengatakan bahwa fungsi PR meliputi hal-hal berikut :
o Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi
dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan.
o Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik,baik internal maupun
Peranan humas dapat dibedakan menjadi 2 yakni peranan manajerial yang dikenal
dengan peranan di tingkat messo (manajemen) dapat diuraikan menjadi 3 peranan,yakni
expert pereciber communication,problem solving process facilitator dan communicatoin
facilitator dan juga peranan teknis .Sehingga bisa dijelaskan lebih jauh terdapat 4 peranan
yakni :
Yakni petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen/krisis.Dia
menjadi anggota tim bahkan bila tidak memungkinkan menjadi leader dalam penanganan
krisis manajemen.
§ Communicatoin Facilitator
Petugas humas sebagai fasilitayor atau jembatan komunikasi antara publik dengan
perusahaan sebagai media atau penegah bila ada misscommunication.
§ Technician Communication
Petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi yang menyediakan layanan di
bidang humas.
Tugas Humas
Ada 3 tugas humas dalam organisasi yang berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi
humas yakni :
Pada era globalisasi saat ini sangat dibutuhkan adanya sumber daya manusia yang
memang benar-benar berkualitas. Hal ini untuk mendukung adanya persaingan yang sangat
ketat baik dalam dunia karir, pendidikan dan yang lain.
Tidak terlepas pula dalam hal profesi. Semuanya harus dituntut menjadi profesional.
Agar tidak tersingkir oleh adanya persaingan. Seperti halnya profesi public relations (PR)
yang keberadaannya sangat penting. Selain itu, profesi public relations merupakan suatu
profesi yang menantang dan memiliki prospek yang baik untuk kedepannya. Baik untuk
sebuah perusahaan, organisasi, ataupun dalam sektor yang lain seperti dalam
pemerintahan.
Public Relation sebenarnya suatu bidang yang sangat potensial di masa yang akan
datang karena posisinya yang sangat strategis. Public relations yang dahulu dengan sekarang
sangat berbeda. Dahulu, seorang public relations identik sebagai event organizer,
membawakan tas direktur, atau menemani ibu pejabat berbelanja. Namun, kini seorang
public relations atau humas harus bisa membuka ruang dalam menjembatani investasi dan
ruang pasar penjualan produk. Dalam bidang komunikasi dan public relations atau humas
kini menjadi salah satu ujung tombak sektor industri untuk bersaing dalam era globalisasi.
Seperti contoh pada bidang dunia kerja atau untuk sebuah perusahaan. Dalam era
globalisasi, profesi public relations atau bidang kehumasan ini akan sangat berperan karena
merupakan ujung tombak dari suatu perusahaan yang dipegangnya.
Perusahaan yang tidak memanfaatkan bidang tersebut akan tertinggal karena tidak
menguasai perolehan dan penyebaran informasinya. Keberadaan bidang komunikasi dan
public relations atau hubungan masyarakat bukan hanya perlu untuk membina hubungan
dengan pihak luar. Namun pula, ini sangat penting untuk memberikan informasi ke dalam,
baik kepada pimpinan maupun sesama karyawan sendiri. Suatu perusaan yang nyaman
harus melakukan suatu keterbukaan antara karyawan dengan atasannya. Agar tidak terjadi
adanya suatu kesalahpahaman yang akan menimbulkan suatu kesenjangan dalam
perusahaan tersebut. Hal inilah yang menjadi suatu tugas dari seorang public relations
dalam perusahaan.
Dalam sebuah pemerintahan, public relations atau bidang kehumasan juga sangat
diperlukan. Pada saat yang sekarang ini, pemerintahan harus terbuka. Tidak seperti zaman
dahulu. Dalam era keterbukaan ini masyarakat bisa mempertanyakan kebijakan pemerintah
dan pemerintah harus mengkomunikasikan atau menginformasikan kebijakannya kepada
masyarakat. Di sinilah Public Relations dibutuhkan untuk mengkomunikasikan atau
menginformasikan semua kebijakan pemerintah kepada semua masyarakat. Agar tercapai
semua tujuan yang akan dicapainya.
Profesi public relation pada zaman sekarang atau pada era globalisasi ini sangat
memanfaatkan adanya fasilitas penyebaran informasi yang sangat canggih yaitu internet.
Kini internet semakin memasyarakat. Siapa saja boleh untuk mengaksesnya. Hal ini
memudahkan seorang public relations untuk menyebarluaskan segala informasinya. Karena
antara instansi yang satu dengan yang lain sangat memerlukan tukar informasi seluas-
luasnya demi mewujudkan visi misi yang diembannya.
Kesimpulannya, profesi public relations atau bidang kehumasan untuk era globalisasi
ini sangat dibutuhkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan sumber
daya manusia atau publik yang semakin cerdas pula. Baik untuk perusahaan yang berfungsi
untuk menyebarkan informasi, ataupun untuk bidang pemerintahan dan yang lain yang
berfungsi untuk menginformasikan kebijakannya kepada masyarakat. Dalam menjalankan
profesinya, menjadi sarana utama bagi seorang public relations masa depan.
Citra Sebagai Sasaran Humas
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi, biasanya adalah
pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Citra bayangan adalah
citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra
ini cenderung positif, bahkan terlalu positif karena kita bisa membayangkan hal yang serba
hebat mengenai diri sendiri sehingga kita pun percaya bahwa orang-orang lain juga memiliki
pandangan yang tidak kalah hebatnya atas diri kita.
Citra ini kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan
yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan
citra bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan
semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang
bersangkutan yang biasanya tidak memadai. Biasanya pula, citra ini cenderung negatif
karena humas memang menghadapi dunia yang bersifat memusuhi, penuh prasangka,
apatis dan diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkan suatu citra yang tidak fair.
Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak
sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra harapan lebih baik atau lebih
menyenangkan daripada citra yang ada, walaupun dalam kondisi tertentu, citra yang terlalu
baik juga bisa merepotkan. Namun secara umum, yang disebut sebagai citra harapan itu
memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik. Citra harapan biasanya dirumuskan dan
diperjuangan untuk menyambut sesuatu yang relatif baru, yakni ketika khalayak belum
memiliki informasi yang memadai.
Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki banyak unit dan pegawai. Masing-masing
unit dan individu tersebut memiliki perangai dan perilaku tersendiri, sehingga secara
sengaja atau tidak mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan
citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.
Kedua macam citra bersumber dari adanya citra-citra yang berlaku (current images)
yang bersifat dan negatif. Citra humas yang idelah adalah kesan yang benar, yakni
sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan
yang sesungguhnya. Itu berarti tidak seyogianya “dipoles agar lebih indah dari warna
aslinya”, karena hal itu justru dapat mengacaukannya. Suatu citra yang sesungguhnya bisa
dimunculkan kapan saja, termasuk ditengah terjadinya musibah atau sesuatu yang buruk.
Caranya adalah dengan menjelaskan secara jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik itu
informasi yang salah atau suatu perilaku yang keliru.
Pemolesan citra (yang tidak sesuai dengan fakta yang ada) pada dasarnya tidak
sesuai dengan hakikat humas itu sendiri. Kalangan manajemen dan pemasaran yakni
mereka yang sering membeli dan menyalahgunakan humas sehingga merusakkan nama baik
dunia kehumasan, suatu pemikiran yang keliru bahwasanya pemolesan citra itu merupakan
suatu usaha yang sah-sah saja. Tentu saja hal ini tidak bisa dibenarkan. Dalam rangka
menegakkan kredibilitas humas maka segala macam usaha pemolesan citra harus dihindari.
Perbedaan pokok antara humas yang nyata dan yang semu (tidak nyata) terletak
pada ada-tidaknya tujuan-tujuan tertentu, atau bisa-tidaknya hasil humas itu di ukur. Para
pengkritik humas sering mengatakan bahwa humas itu adalah sesuatu yang tidak nyata
sehingga hasilnya pun mustahil diukur. Satu-satunya alasan mengapa hasil-hasil dari
kegiatan-kegiatan humas tidak bisa diukur adalah tidak adanya tujuan yang menjadi
pedoman atau patokan pengukuran.
Tujuan yang tepat tidak muncul begitu saja. Kita bisa menemukan tujuan yang paling
tepat hanya dengan duduk dibelakang meja dan memerintahkan orang-orang lain untuk
melakukan ini dan itu. Ada dua cara untuk menetapkan tujuan. Cara pertama adalah dengan
mengadakan riset khusu guna mengindentifikasi masalah yang sekiranya memerlukan solusi
humas. Misalnya saja rendahnya antusiasme para pengecer untuk memasarkan suatu
produk, atau sikap apatis staf atas rencana perusahaan untuk menanamkan modal dalam
sektor industri mesin secara besar-besaran. Cara kedua adalah dengan mengadakan
serangkaian diskusi atau konsultasi secara mendalam dengan para pimpinan departemen
atau kalangan staf inti guna mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan komunikasi paling
mendasar yang mereka rasakan.
Ruang lingkup tujuan humas itu sendiri ternyata sedemikian luas. Namun
sehubungan dengan keterbatasan sumber daya, maka kita harus selalu membuat prioritas.
Penyusunan prioritas merupakan suatu hal yang mutlak perlu, mengingat tujuan
yang lebih banyak ketimbang sumber daya yang tersedia karena jenis sumber daya itu
sendiri bervariasi, kita perlu menyimak lebih jauh perumusan skala prioritas (seleksi tujuan)
atas keterbatasan beberapa sumber daya pokok. Yang pertama adalah sumber daya waktu.
Semua organisasi dan individu pasti menghadapi batasan waktu dalam mengejar tujuan-
tujuannya.
Yang kedua adalah sumber daya dana atau uang yang tersedia untuk membiayai
usaha-usaha dalam mencapai suatu tujuan. Jumlah dana senantiasa menentukan jumlah
dan kualitas staf dari suatu perusahaan atau organisasi, serta nilai pekerjaan yang akan
disajikan oleh para konsultan humas.
Bagaimana suatu program humas, baik itu yang berjangka panjang maupun
berjangka pendek (untuk satu peristiwa tunggal), harus direncanakan dengan cermat dan
hati-hati, sedemikian rupa sehingga akan diperoleh hasil-hasil yang nyata. Tetapi mengapa
kita perlu menyusun program humas? Dari sekian banyak alasan, ada empat yang paling
menonjol bagi dilakukannya perencanaan humas.
a) Untuk menetapkan target-target operasi humas yang nantinya akan menjadi tolak ukur
atas segenap hasil yang diperoleh.
b) Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.
d) Untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas personel yang ada, daya
dukung dari berbagai peralatan fisik, serta anggaran dana yang tersedia.
Tanpa adanya suatu program yang terencana, seorang praktisi humas akan terpaksa
beroperasi secara instingtif sehingga ia mudah kehilangan arah. Ia akan selalu tergoda
mengerjakan hal-hal baru, sementara hal-hal yang lama belum terselesaikan. Pada akhirnya,
ia akan sulit memastikan sejauh mana kemajuan yang telah dicapai, dan apa saja hasil-hasil
konkret yang telah dihasilkannya.
Salah satu model perencanaan humas adalah apa yang disebut sebagai “model enam
langkah”. Model ini sudah diterima secara luas oleh para praktisi humas profesional.
Adapun keenam tahapannya yaitu sebagai berikut :
a) Pengenalan situasi
b) Penetapan tujuan
c) Definisi khalayak
e) Perencanaan anggaran
f) Pengukuran hasil
PERTANYAAN :
1. SEBUTKAN PERBEDAAN HUMA NYATA DAN HUMAS SEMU!
2. CARA APA YANG DIGUNAKAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN & PRIORITAS?
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja
dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian
antara sebuah lembaga atau institusi dengan masyarakat.
Humas (PR) adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa
kecenderungan, meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan
institusi atau lembaga dan melaksanakan program-program terencana yang dapat
memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang
terkait.
Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu
yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta,
merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah
dicapain.
1. Adanya sinkronisasi antara tujuan organisasi dengan tujuan individu dalam organisasi.
9. The right man in the right place (orang yang tepat untuk bidang atau jabatan tertentu)
10. Balas jasa (gaji atau imbalan) harus setimpal dengan jasa yang diberikan
Maksud dan tujuan dari human relations dalam suatu organisasi atau perusahaan yaitu :
v Untuk mengurangi aspek negatif atau konflik yang terjadi antara sesama bawahan atau
antara bawahan dan atasan
v Agar kita mengetahui hubungan kerja dengan faktor psikologis, sosiologis, komunikasi
serta ekologi
1. Adanya loyalitas
Adanya loyalitas yang dimaksud disini adalah kesetiaan antara atasan dan bawahan.
Contoh :
e. Tidak menganggap bawahan sebagai mesin karena bawahan juga ingin dihargai, diakui
kemampuan dan kemauanya dapat dikembangkan secara teratur sampai tingkat yang
maksimal.
f. Pimpinan mau mengakui dan menghargai pelaksanaan tugas dengan baik oleh
bawahan. Bentuk penghargaannya dapat berupa: kenaikan pangkat, kenaikan gaji, hadiah,
surat penghargaan atau kombinasi dari beberapa hal tersebut.
Adanya kegairan kerja adalah akibat dari suasana kerja yang menyenangkan, dilihat dari
jenis pekerjaan dan lingkungan kerja.
a. Bawahan telah menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu karena suasana kerja
yang menyenangkan.
b. Seorang bawahan yang sangat antusias melakukan pekerjaan dari atasan karena
lingkungan kerja sangat mendukung, nyaman, dan aman.
Suatu organisasi yang baik adalah suatu organisasi yang dipimpin secara demokratis. Sifat
keterbukaan dari organisasi yang demokratis dimanifestasikan terutama oleh hubungan
kerja yang informal.
a. Sifat keterbukaan dari organisasi yang demokratis diterapkan terutama oleh hubungan
kerja yang informal tanpa melupakan segi yang formal dari hubungan kerja tersebut.
b. Dalam melaksanakan tugas yang diberikan tidak terpaku pada prosedur kerja tertentu
yang dapat menyebabkan kelambatan dalam menyelesaikan tugas tersebut.
Moral adalah sesuatu dari dalam diri seseorang yang mendasari orang untuk melakukan
kerja. Moral yang tinggi adalah moral yang bersifat positif.
Disiplin yang tinggi adalah seseorang dapat tepat waktu dan menempatkan sesuatu secara
tepat.
c. Seseorang yang sedang menghadiri suatu rapat dewan direksi harus bisa
menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang ada.
d. Tidak banyak penyelewengan, merupakan akibat dari moral yang tinggi dan disiplin
yang tinggi.
B. Prinsip Komunikasi :
3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan
dilakukan.
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama
berkomunikasi.
6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yang membantu
atau umpan balik.
10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi untuk
mengerti
Public Relations dalam Organisasi
Bahwa kedudukan humas atau PR adalah menilai sikap masyarakat (public) agar
tercipta keserasian antara masyarkat dan kebijaksanaan organisasi/instansi. Karena mulai
dari aktivitas, program Humas, tujuan dan hingga sasaran (target) yang hendak dicapai oleh
organisasi/instansi tersebut tidak terlepas dari dukungan, serta kepercayaan citra positif
dari pihak publiknya. Dalam menjalankan fungsinya seorang Humas, sebagai pejabat humas
dituntut untuk memiliki empat kemampuan, yaitu:
b. Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif,
inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya.
Dan peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi Humas (public relations practitioner)
dalam suatu organisasi/instansi, antara lain:
2) Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaan public
policynya. Jangan sampai pesan atau informasi tersebut membingungkan atau
menghasilkan sesuatu yang kadang-kadang tidak jelas arahnya, sehingga pesan-pesan akan
menjadi sulit untuk diterima oleh public.
3) Pihak Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau memprediksi
sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan data atau sumber
informasi actual dan factual, yang menyangkut kepentingan organisasi maupun
publiknyaPeran Public Relations dalam Organisasi.
Fungsi manajemen, meliputi 1 bertatap tujuan
Ahmad S. Adnanputra, M.A., M.S., pakar Humas dalam naskah workshop berjudul PR
Strategy (1990), mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana
(plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada
akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Tahapan
fungsi-fungsi manajemen, tahap pertama adalah menetapkan tujuan (objektif) yang hendak
diraih, posisi tertentu atau dimensi yang ingin dicapai sesuai dengan perencanaan yang
telah diperhitungkan dengan baik oleh pihak-pihak yang terlibat dalam manajemen suatu
organisasi bersangkutan. Berikutnya adalah strategi “apa dan bagaimana” yang digunakan
dalam perencanaan untuk mencapai suatu tujuan organisasi/lembaga.
Kemudian, program kerja yang merupakan suatu strategi yang “dijabarkan” dalam
langkah -langkah yang telah dijadwalkan. Terakhir, yang paling menentukan adalah unsur
anggaran yang sudah dipersiapkan, yang merupakan “dana dan daya”, berfungsi sebagai
pendukung khusus yang dialokasikan untuk terlaksananya suatu strategi program kerja
manajemen Humas/PR. Mengacu kepada pola strategi Public Relations (1990) tersebut ,
maka menurut Ahmad S. Adnanputra, Presiden Institut Bisnis dan Manajemen Jayakarta,
batasan pengertian tentang strategi Public Relations adalah: “
Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna m encapai tujuan public relations
dalam kerangka suatu rencana public relations”
Pada akhirnya akan tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan. Tahap-
tahap kegiatan strategi public relation
Menurut Astrid S. Sutanto mengutip pendapat Cutlip & Center dalam Kusumastuti (2004 :
26) tugas Public Relation perusahaan adalah :
-Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instansi dengan publik.
-Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan barang dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
-Mencegah pergeseran penggunaan barang atau jasa yang sejenis dari pesaing
perusahaan oleh konsumen
Seperti diketahui pelanggan merupakan orang yang paling penting karena dengan adanya
pelanggan, Perusahan dapat menjalankan fungsinya.
Dengan menyadari bahwa pelanggan adalah raja, maka petugas Public Relation harus
menyadari :
- Apa keinginan dari pelanggan
- Memberikan pelayanan yang baik, ramah, sopan agar mendapat penilaian yang
positif dari pelanggan mengenai perusahaan tersebut.
- Menangani keluhan pelanggan :
- Mendengar dengan penuh perhatian
- Tidak menyalahkan pihak lain dan mengambil tanggung jawab dan inisiatif untuk
membantu pelanggan.
- Mencatat apa yang diinginkan pelanggan.
- Memastikan bahwa anda tahu keinginan pelanggan.
- Memberikan bantuan pemecahan masalah
PERTANYAAN:
DAFTAR PUSTAKA
Sumber utama :
Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori & Profesi Kehumasan serta aplikasinya di Indonesia.
Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sumber pendukung :
http://missdaniar29.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-humas-dan-pr.html
http://dimazghunawan.blogspot.com/2011/06/prospek-profesi-pr-di-era-globalisasi.html
Onong. U, Effendy. 1993. Human Relations dan Public Relations. Manda Maju.
Ruslan. Rosady. 1998. Manajemen PR & Media Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.