Anda di halaman 1dari 7

PERANCANGAN STABILISASI TANAH

UNTUK STABILISASI FONDASI


BAGAN ALIR
PERANCANGAN STABILISASI TANAH UNTUK STABILISASI FONDASI
Mulai

Data Pengujian Tanah:


1. Analisis Ayakan
2. Batas Atterberg

Penentuan Jenis Bahan


Stabilisasi untuk Stabilisasi
(After NAASRA, 1986)

Stabilisasi Dua Tahap dengan


Kapur dan Semen

Cek Kriteria Tidak


Bahan Stabilisasi
Sudah Sesuai

Ya

A
BAGAN ALIR
PERANCANGAN STABILISASI TANAH UNTUK STABILISASI FONDASI
A

Perancangan Campuran

Penentuan Kadar Kapur (L) Penentuan Kadar Semen (PC)


Desain Desain

Camp. Tanah Camp. Tanah Camp. Tanah Camp. Tanah


Semen 4 % Semen 6 % Semen 8 % Semen 10 %
+ Kapur 4 % + Kapur 6 % + Kapur 8 % + Kapur 10 %

Camp. Tanah + % Kapur Desain


Pengujian Batas Atterberg
+ % Semen

Penentuan Kadar Kapur Desain


Camp. Tanah Camp. Tanah Camp. Tanah Camp. Tanah
dengan PI < 20%
+ % Kapur + % Kapur + % Kapur + % Kapur
Desain + Desain + Desain + Desain +
Tidak Semen 4 % Semen 6 % Semen 8 % Semen 10 %
Kadar Kapur
4 % – 10 %

Ya B
BAGAN ALIR
PERANCANGAN STABILISASI TANAH UNTUK STABILISASI FONDASI
B

Menentukan Kadar Air Optimum


Pengujian Kepadatan (OMC) & Kepadatan Kering
Camp. Tanah + % Kapur Desain Maksimum (MDD) Desain
+ % Semen

Pengujian Kepadatan
Kadar Air Optimum (OMC) & Camp. Tanah + % Kapur Desain +
Kepadatan Kering Maksimum (MDD) % Semen Desain

Pengujian UCS Tidak


Kepadatan
Sesuai

Penentuan Kadar Semen (PC) Desain Ya


dengan UCS target 24 kg/cm2
Trial di Lapangan

Tidak
Kadar Semen
4 % – 10 % Selesai

Ya
URAIAN PERANCANGAN STABILISASI TANAH UNTUK STABILISASI FONDASI
1. Menentukan jenis bahan stabilisasi berdasarkan hasil pengujian analisis ayakan dan pengujian batas atterberg

Hasil
Jenis Pengujian
Pengujian
Gradasi (analisis ayakan)
- Lolos # ¾ in (19 mm) 100
- Lolos # No. 4 (4,75 mm), % 86
- Lolos # No. 10 (2,00 mm), % 71
- Lolos # No. 40 (0,425 mm( 63
- Lolos # No. 200 (0,075 mm), % 39
Batas Atterberg
- Batas cair (LL), % 57
Berdasarkan data hasil pengujian analisis ayakan didapatkan butiran yang lolos
- Batas plastis (PL), % 27
ayakan no 200 = 39%, dan nilai PI = 30 % maka digunakan stabilisasi dengan
- Indek plastisitas (PI), % 30
menggunakan kapur. Namun karena stabilitasi dengan kapur sangat
bergantung pada waktu dan suhu maka peningkatan kekuatan berlangsung
lambat. Untuk itu stabilisasi dilakukan secara dua tahap menggunakan kapur
dan semen. Penggunaan kapur adalah untuk menurunkan sifat plastisitas
tanah hingga mencapai PI < 20%. Sementara itu semen digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dengan UCS target 24 kg/cm2.
URAIAN PERANCANGAN STABILISASI TANAH UNTUK STABILISASI FONDASI
2. Menentukan kadar kapur dalam campuran
• Kadar kapur ditentukan dengan variasi 4%, 6%, 8%, dan 10%
• Mencampurkan tanah dengan kapur sesuai dengan variasi yang ada dan waktu pemeraman bervariasi 1 – 3
hari. Kemudian melakukan pengujian batas Atterberg untuk mendapatkan nilai indeks plastisitas tanah (IP).
• Menentukan kadar kapur desain yang akan digunakan dimana nilai IP campuran tanah < 20%. Kadar kapur
yang digunakan adalah dalam rentang 4% - 10%.
3. Menentukan kadar semen dalam campuran
• Kadar semen ditentukan dengan variasi 4%, 6%, 8%, dan 10%
• Mencampurkan tanah dengan kapur sesuai dengan % kapur desain kemudian diperam sesuai dengan waktu
pemeraman desain.
• Mencampurkan campuran tanah + kapur dengan semen sesuai dengan variasi yang ada.
• Melakukan uji pemadatan tanah dan didapatkan kadar air optimum (OMC) dan kepadatan kering maksimum
(MDD).
• Melakukan pemadatan tanah sesuai dengan OMC dan MDD yang didapatkan sebelumnya kemudian
dilakukan pengujian UCS.
• Menentukan kadar semen desain dari kurva hubungan nilai kadar semen dengan nilai pengujian UCS
dimana nilai kadar semen yang digunakan adalah kadar semen pada nilai UCS target 24 kg/cm2.
URAIAN PERANCANGAN STABILISASI TANAH UNTUK STABILISASI FONDASI
4. Menentukan kadar air optimum (OMC) desain dan kepadatan kering maksimum (MDD) desain
• Kadar air optimum (OMC) desain didapatkan dari grafik hubungan variasi kadar semen dengan kadar air
optimumnya. Kadar air optimum desain yang digunakan adalah kadar air pada % kadar semen desain yang
digunakan.
• Kepadatan kering maksimum (MDD) desain didapatkan dati grafik hubungan variasi kadar semen dengan
kepadatan kering maksimumnya. Kepadatan kering maksimum (MDD) desain yang digunakan adalah nilai
kepadatan kering pada % kadar semen desain yang digunakan.
5. Melakukan percobaan terhadap stabilisasi tanah desain di lapangan

Anda mungkin juga menyukai