Perancangan Stabilisasi Tanah
Perancangan Stabilisasi Tanah
Ya
A
BAGAN ALIR
PERANCANGAN STABILISASI TANAH UNTUK STABILISASI FONDASI
A
Perancangan Campuran
Ya B
BAGAN ALIR
PERANCANGAN STABILISASI TANAH UNTUK STABILISASI FONDASI
B
Pengujian Kepadatan
Kadar Air Optimum (OMC) & Camp. Tanah + % Kapur Desain +
Kepadatan Kering Maksimum (MDD) % Semen Desain
Tidak
Kadar Semen
4 % – 10 % Selesai
Ya
URAIAN PERANCANGAN STABILISASI TANAH UNTUK STABILISASI FONDASI
1. Menentukan jenis bahan stabilisasi berdasarkan hasil pengujian analisis ayakan dan pengujian batas atterberg
Hasil
Jenis Pengujian
Pengujian
Gradasi (analisis ayakan)
- Lolos # ¾ in (19 mm) 100
- Lolos # No. 4 (4,75 mm), % 86
- Lolos # No. 10 (2,00 mm), % 71
- Lolos # No. 40 (0,425 mm( 63
- Lolos # No. 200 (0,075 mm), % 39
Batas Atterberg
- Batas cair (LL), % 57
Berdasarkan data hasil pengujian analisis ayakan didapatkan butiran yang lolos
- Batas plastis (PL), % 27
ayakan no 200 = 39%, dan nilai PI = 30 % maka digunakan stabilisasi dengan
- Indek plastisitas (PI), % 30
menggunakan kapur. Namun karena stabilitasi dengan kapur sangat
bergantung pada waktu dan suhu maka peningkatan kekuatan berlangsung
lambat. Untuk itu stabilisasi dilakukan secara dua tahap menggunakan kapur
dan semen. Penggunaan kapur adalah untuk menurunkan sifat plastisitas
tanah hingga mencapai PI < 20%. Sementara itu semen digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dengan UCS target 24 kg/cm2.
URAIAN PERANCANGAN STABILISASI TANAH UNTUK STABILISASI FONDASI
2. Menentukan kadar kapur dalam campuran
• Kadar kapur ditentukan dengan variasi 4%, 6%, 8%, dan 10%
• Mencampurkan tanah dengan kapur sesuai dengan variasi yang ada dan waktu pemeraman bervariasi 1 – 3
hari. Kemudian melakukan pengujian batas Atterberg untuk mendapatkan nilai indeks plastisitas tanah (IP).
• Menentukan kadar kapur desain yang akan digunakan dimana nilai IP campuran tanah < 20%. Kadar kapur
yang digunakan adalah dalam rentang 4% - 10%.
3. Menentukan kadar semen dalam campuran
• Kadar semen ditentukan dengan variasi 4%, 6%, 8%, dan 10%
• Mencampurkan tanah dengan kapur sesuai dengan % kapur desain kemudian diperam sesuai dengan waktu
pemeraman desain.
• Mencampurkan campuran tanah + kapur dengan semen sesuai dengan variasi yang ada.
• Melakukan uji pemadatan tanah dan didapatkan kadar air optimum (OMC) dan kepadatan kering maksimum
(MDD).
• Melakukan pemadatan tanah sesuai dengan OMC dan MDD yang didapatkan sebelumnya kemudian
dilakukan pengujian UCS.
• Menentukan kadar semen desain dari kurva hubungan nilai kadar semen dengan nilai pengujian UCS
dimana nilai kadar semen yang digunakan adalah kadar semen pada nilai UCS target 24 kg/cm2.
URAIAN PERANCANGAN STABILISASI TANAH UNTUK STABILISASI FONDASI
4. Menentukan kadar air optimum (OMC) desain dan kepadatan kering maksimum (MDD) desain
• Kadar air optimum (OMC) desain didapatkan dari grafik hubungan variasi kadar semen dengan kadar air
optimumnya. Kadar air optimum desain yang digunakan adalah kadar air pada % kadar semen desain yang
digunakan.
• Kepadatan kering maksimum (MDD) desain didapatkan dati grafik hubungan variasi kadar semen dengan
kepadatan kering maksimumnya. Kepadatan kering maksimum (MDD) desain yang digunakan adalah nilai
kepadatan kering pada % kadar semen desain yang digunakan.
5. Melakukan percobaan terhadap stabilisasi tanah desain di lapangan