Anda di halaman 1dari 6

Inovasi Teknologi

Semua teori baru mengenai pertumbuhan, lokasi ekonoi, serta perdagangan strategis
semakin memberikan peran yang begitu penting untuk perubahan teknologi dalam hal
menentukan sifat serta dinamika ekonomi dunia. Pada abad ke-21 dimulai, kemajuan dari
teknologi dalam computer dan telekomunikasi telah memaksa agar negara-negara dapat
membuat penyesuaian yang besar didalam kebijakan dan struktur perekonomian mereka.
Teknologi sudah membuat dunia yang beruah-ubah dengan skala ekonomi dan persaingan
yang tidak sempurna di mana pola perdagangan, lokasi kegiatan ekonomi, serta tingkta
pertumbuhan lebih semaunya dan bergantung daripada masa lalu pada strategi
perusahaan swasta dan kebijakan nasional. Pentingnya peningkatana teknologi didalam
urusan ekonomi telah mengakibatkan adanya perubahan sebagai berikut :

a. Perkembangan Teknologi dan Daya Saing Internasional


Desain, manufaktur, serta distribusi yang berbasikan pada elektronik sudah
sangat mengurangi jarak waktu antara inovasi produk baru dengan produksi serta
pemasarannya, dan hal ini telah menyediakan tanggapan yang cepat dan fleksibel
terhadap perubahan permintaan. Akibat yang diberikan yaitu diversifikasi produk
menjadi meningkat dan kegiatan seperti desain, distribus, dan layanan menjadi
penting sebagai sebuah factor persaingan. Meningkatnya kepentingan aktivitas non-
manufaktur berarti bahwa pentingnya suatu biaya produksi dalam menentukan
biaya total telah menurun; hasilnya yaitu produsen yang berbiaya rendah bisa saja
kehilangan sebagian dari keunggulan kompetitif mereka sebelumnya. Penempatan
dari bahan baru dan proses penghematan sumber daya juga mengurangi
pentingnya komoditas tradisional dalam perdagangan internasional, mengurangi
harga komoditas, dan dengan demikian merugikan produsen komoditas di seluruh
dunia (termasuk di Amerika Serikat)
b. Organisasi Prosuksi dan Inoasi Teknologi
Perekonomian di sunia sedang dalam fase lain dari revolusi industry yang
telah dimulai pada akhir abad ke-18. Tahap pertama, berdasarkan dari besi dan
tenaga uap yang ditandai dengan kebangkitan sistem pabrik; terjadi di inggris raya
dan menyebabkan keunggulan industry dan internasional inggris. Fase kedua, fase
ini dimulai pada akhir abad ke-19 dan berdasarkan pada baja, minyak bumi,bahan
kimia, listrik, serta mesin pembakaran internal; terjadi di Amerika Serikat, dan
tingkat lebih rendah di Jerman. Fase – fase ini telah mencapai perkembangan
tertinggi dengan lahirnya jalur perakitan dan produksi massal (diberikannya label
“Fordisme” oleh banyak penulis). Pemimpin atau pemiliki teknologi menjadi bangsa
yang kuat. Pada fase awal revolusi industry, negara industry merupakan yang paling
dominan dalam menggunakan kekuatannya untuk membentuk kembali urusan
dunia demi kepentingan ekonomi dan politiknya. Ekspansi ekonomi pemimpin
tekonologi dengan melalui perdagangan dan investasi asing, memberikan sebuah
pilihan kepada negara-negara lain untuk mengadopsi metode produksi baru atau
mundur dan mau tidak mau tertinggal dalam persaingan ekonomi gelobal.
Dimulai dari tahun 1970-an, perusahaan jepang meraih kepemimpinan
internasional satu demi satu dalam salah satu sector industry. Hal ini sebagian besar
disebabkan karena penerapan produksi ramping – pengenalan lingkaran kualitas,
ketergantungan pada persediaan tepat waktu (kanba), dan computerized
automation – menjadikannya pusat proses produksi Jepang; teknik ini di rintis oleh
Toyota. Keunggulan jepang dalam proses manufaktur dibandingkan dengan inovasi
produk sudah menjadi kunci keberhasilan ekpor Jepang, walupun ditemukan
banyak ekspor Jepang yang paling berhasil berada di Amerika Serikat. Jepang
berhasil dalam menciptakan produk-produk dalam volume tinggi tetapi
menggunakan biaya yang rendah namun meiliki kualitas yang unggul. Akan tetapi
setelah beberapa tahun, setelah produksi ramping milik Jepang menyebar ke banyak
negara keuntungan produktif Jepang menurun begitu saja. Selama tahun 1990-an,
perusahaan-perusahaan di Amerika, melalui perampingan, investasi besar-besaran
dalam computer, den perkembangan perusahaan baru mendapatkan kembali
banyak daya saing yang telah hilang pada pertengahan 1980-an.
c. Globalisasi, Persaingan Intensif, dan Aliansi Transnasional
Banyaknya perkembangan di tahun 1990-an yang mana meningkatkan
globalisasi ekonomi dunia serta mengintensifkan persaingan internasional pada
beberapa hal. Pengurangan biaya transportasi dan komunikasi berkontribusi pada
pertumbuhan globalisasi di bidang perdagangan, investasi, dan produksi.
Perusahaan multinasional raksasa menjadi lebih sentral didalam pengelolaan
perdagangan dan organisasi produksi seluruh dunia, dan perdagangan intrafirm
atau terkelola, daripada transaksi berbasis pasar atau perdagangan senjata,
diperluas ke porsi yang jauh lebih besar dari perdagangan internasional. Cakupan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang terus berkembang dan kompresi
waktu antara inovasi dan komersialisasi memberikan dorongan lain untuk aliansi
antarperusahaan. Mengetahui bahwa tidak ada satupun perusahaan individu yang
dapat mempin dalam setiap industry, han ini menjadikan ada semakin banyaknya
perusahaan yang mulai mencari mitra di negara lain.
d. Perkembangan Teknologi dan Internasional Divisi Tenaga Kerja
Perkembangan teknologi dengan secara signifikan mempengaruhi
keunggulan kompratif negara maju dan negara berkembang; dampak yang sangat
menonjol dalam kemajuan pesat industri elektronik Asia Pasifik yaitu pada 1980-an
dan awal 1990-an, dimana pengaruh dari perkembangan teknologi mengubah cara
pembagian kerja internasional. Pada dekade terakhir di abad ke-20, negara – negara
maju terutama America serikat, berubah menjadi ekonomi jasa atau “masyarakat
pasca-industri” yang mana berdasarkan dari penciptaan, pemprosesan, dan
distribusi informasi. Munculnya ekonomi jasa berate bahwa layanan seperti layanan
berbasis informasi adalah input yang berkembang ke dalam produksi barang keras;
input ini memungkinkan untuk mengahsilkan barang yang lebih banyak dan
memiliki kualitas yang jauh lebih tinggi. Sifat manufaktur berubah dan mengurangi
lapangan kerja di sektor manufaktur tradisional pada saat bersamaan dengan
peningkatan volume output manufaktur.19Pada akhir abad kesembilan belas,
transisi serupa terjadi ketika masyarakat berbasis pertanian bergeser ke
masyarakat berbasis manufaktur dan industrialisasi mengubah produksi pangan.
Disaat yang berbarengan, yakni ketika negara-negara maju menjadi ekonomi yang
berorientasi pada layanan, manufaktur yang lebih tradisionla bergerak ke arah
negara-negara Asia Pasifik yang kurang berkembang, pada tingkat yang lebih
rendah ke bagian dunia ketiga. Banyak negara yang mulai bergeser pada akhir abad
yang awalnya eksportir komoditas utama menajdu eksportir barang manufaktur.
e. Akses Terbatas ke Teknologi Terkemuka
Teori-teori baru berbeda dengan teori neoklasik yang sejauh mana mereka
berasumsi bahwasannya inovasi teknologi dapat dimonopoli oleg seorang
innovator. Ekonomi neoklasik mengasumsikan bahwa teknologi merupakan barang
public yang tersedia secara menyeluruh untuk semua perusahaan; yaitu, bahwa
pengetahuan teknis tidak bisa dengan mudah untuk dimonopoli begitu saja. Tidak
ada batasan perusahaan dari mulai ukuran, kebangsaan, atupun fitur lainnya
memiliki kesempatan yang sama untuk dapat mengambil dan memanfaatkan hasil
dari kemajuan ilmiah dan teknis diseluruh dunia. Ketika sebuah perusahaan
membuat keputusan investasi, asumsi dari neoklasik yakni bahwa mereka dapat
menggabungkan teknologi termutahir pada pabrik barunya dan dengan demikian
menjadi suatu kompetitif di dalam pasar dunia.
Teori pertumbuhan, lokasi, dan perdagangan baru mengasumsikan
kebalikannyam bahwa teknologi dapat dan sedang setidaknya untuk sementara,
diambil alih serta dimonopoli oela para inovatornya. Pada awal abad ke-21, ara
pemimpin teknologi (Jepang,Amerika Serikat, dan Eropa Barat) berupaya untuk
membatasi transmisi teknologi kekayaan intelektual mereka, terutama dari
gangguan pembangunan negara. Meskipun upaya untuk melindungi hak kekayaan
intelektual terhadap pembajakan merupakan hal yang tepat dalam banyak kasus,
namun upaya tersebut dapat menyebabkan teknonasionalisme dan bahkan
penolakan teknologi medis yang penting ke negara-negara miskin.
f. Lompatan Teknologi
Teori pertumbuhan baru didasari pada asumsi bahwa perubahan teknologi
pada umumnya bersifat incremental didalam paradigm teknologi yang stabil serta
para perusahaan ologopolistik miliki harapan untuk bisa mempertahankan
keunggulan mereka dari para pesaingnya denga melalui investasi berkelanjutan
pada teknologi yang sudah stabil. Teori ini juga memperlihatkan mengenai
lompatan teknologi yang dimana terkadang dapat menjelaskan mengenai
pembalikan yang drastic di antara perusahaan dan negara dalam kekayaan ekonomi
serta posisi relative mereka, sehingga terkadang dapat mengubah hierarki dan
struktur sistem internasional. Teori pertumbuhan baru mungkin saja ikut
berkontribusi bukan hanya kepada pemahaman mengenai kebangkitan dan
kemunduran bangsa-bangsa saja, akan tetapi juga untuk bisa meningkatkan
pemahaman mengenai konflikpolitik internasional yang dimana sering
menimbulkan pergeseran status internasional.
Jika kemajuan teknologi ini bersifat revolusioner, maka seorang pemimpin
teknologi mungkin tiba-tiba akan menemukan dirinya berada pada posisi yang tidak
menguntungkan dan bahkan mungkin perlu memulai yang baru serta melakukan
investasi besar dalam teknologi barunya. Sedangkan pemimpin dari tekonologi yang
memiliki upah tinggi serta investasi yang besar dalam teknologi mutakhir akan
memiliki sedikit atau tidak ada insentif untuk dapat mengambil keuntungan dari
teknologi revolusioner. Pada saat perubahan teknologi incremental normal, skala
hasil yang meningkat pada umumnya menguntungkan para pemimpin ekonomi.
Akan tetapi, denagn cara ini keberhasilan dala satu tahap pembangunan ekonomi
juga dapat menciptakan hambatan untuk keberhasilan pada tahap berikutnya.
g. Kompetisi Intensif untuk Kepemimpinan Teknologi
Bangkitnya negara-negara tertentu menjadi keunggulan global, misalnya saja
Inggris Raya, Amerika Serikat, Jerman dan jug Jepang. Merekamenghasikannya dari
kemampuan yang mereka miliki untuk dapat memanfaatkan revolusi industry
pertama dan kedua. Di akhir abad ke-19, negara-negara besar berjuang satu sama
lain untuk dapat menguasai produksi massal sementara pada akhir abad ke-20 dan
di awal abad ke-21 medan pertempuran sudah terletak di antar industry computer
yang berteknologi tinggi dan ekonomi informasi. Perkembangan teknologi di setiap
pergantian abad memberikan harapan besar bahwasemua ekonomi pada akhirnya
dapat memeperoleh manfaat. Teknologi baru ini begitu penting untuk daya saing
perekonomian dan kekuatan nasional sehingga perjuangan untuk menentukan
negara mana yang akan bisa memipin dan mana yang akan mejadi pengikut
perkembangan serta eksploitasi teknologi revolusioner ini semakin intensif. Di
tahun- tahun awal abad ke-21, Inggris raya mencapai keunggulan teknologi dan
Amerika Serikat menikmatinya pada abad ke-19 dan ke-20. Jangkauan serta biaya
ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang terlalu tinggi untuk suatu negara
untuk dapat memperoleh posisi monopoli dalam setiap sector teknologi. Akan tetapi
persaingan akan berlangsung dengan sengit, karena adanya kendali atas apa yang
disebut dengan “nerve centers” abad ke-21 akan dipertaruhkan pada perjuangan ini.

Anda mungkin juga menyukai