Anda di halaman 1dari 93

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN CONTUINITY OF CARE PADA NY.

S U
SIA 23 TAHUN G1 P0 A0 DI PMB BD H TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

ROSYATI
19801038

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


STIKes MITRA RIA HUSADA
JAKARTA
2021
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN CONTUINITY OF CARE PADA NY.S U
SIA 23 TAHUN G1 P0 A0 DI PMB BD H TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Bidan (Bdn)
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada Jakarta

ROSYATI
19801038

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


STIKes MITRA RIA HUSADA
JAKARTA
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir ini diajukan oleh :


Nama : ROSYATI
NIP : 19801038
Program Studi : PROFESI
Judul LTA : ASUHAN KEBIDANANAN DENGAN CONTUINITY
OF CARE PADA NY.S 23 TAHUN G1P0A0 HAMIL
TM III,PERSALINAN, BBL DAN NIFAS DI PMB BD H
TAHUN 2021

Telah siap diujikan dihadapan dewan penguji sebagai bagian persyaratan yang diper
lukan untuk memperoleh gelar Bidan (Bdn) pada Program Studi Profesi Bidan STI
Kes Mitra RIA Husada Jakarta

Menyetujui
Pembimbing

Imelda Diana Marsilia,SST.SKM.,M.Keb


NIDN: 0303038001

Ditetapkan di : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada


Tanggal : 15-03-2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir dengan Judul: Asuhan Kebidanan dengan Contuinity of care
pada Ny.S umur 23 tahun G1P0A0 hamil TM III,persalinan,BBL, dan nifas di BP
M Bd H tahun 2021
Penyusun : ROSYATI
NIM : 19801038
Dan telah diujikan dan disahkan pada hari senin,15/03/2021

Penguji Penguji

(Imelda Diana M, SST.,SKM.,M.Keb) ( Sri Kubillawati,SSiT,M.Kes )


NIDN : 0303038001 NIDN : 0314087301

Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Bidan
STIKes MITRA RIA HUSADA

( Yulita Nengsih, S.SiT,M.Kes )


NIDN : 0304078503

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :ROSYATI
NIM : 19801038
Judul LTA : “ASUHAN KEBIDANAN CONTUINITY PADA NY.S
UMUR 23 TAHUN GI P0 A0 DI PMB BD H TAHUN 2021”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan LTA ini berdasarkan hasil penelit
ian,pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri,baik untuk naskah laporan maupun k
egiatan pemberian asuhan yang tercantum sebagai bagian dari LTA ini.Jika terdapat
karya orang lain,saya akan mencantumkan sumber yang jelas.

Demikian pernyatraan ini saya buat dengan sesungguhnya,dan apabila di kemudian


hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,maka saya be
rsedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh kar
ena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di STIKes
Mitra RIA Husada Jakarta.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pi
hak manapun.

Tasikmalaya, Maret 2021


Mahasiswa,

Rosyati
NIM : 19801038

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan Rahmat
Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Contuinity of Care Pada NY S GI P0 A0 di PMB Bd H di Kp Singkir D
s Singkir kec Cikalong Kab Tasikmalaya tahun 2021 ”, sebagai salah satu syarat me
nyelesaikan pendidikan Profesi Kebidanan pada Program Studi profesi Bidan di Sti
kes Mitra Ria Husada Jakarta tahun 2021.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,oleh
karena itu maka pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasi
h kepada :

1. Dra. Sri Danti Anwar, MA. selaku Ketua STIKes Mitra RIA Husada, yang telah
memberikan kesempatan kepada mahasiswa profesi kebidanan di STIKes Mitra
RIA Husada Jakarta untuk menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
2. Imelda Diana Marsilia, SKM, M.Keb selaku Waket I dan dosen pembimbing di
STIKes Mitra RIA Husada Jakarta yang telah mendukung dan membimbing
serta mengarahkan untuk terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.
3. Ninin Nirawati,M.Ed.PA, M.Kes, selaku waket 2 STIKes Mitra RIA Husada
Jakarta yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
4. Yulita Nengsih,S.SiT, M.Kes selaku Kaprodi Profesi Bidan.
5. Sri Kubillawati,S.SiT,M.Kes selaku pembimbing yang telah membimbing
terselesaikannya LTA ini.
6. Teristimewa kepada orang tua saya, keluarga saya, dan saudara saudara saya ya
ng telah memberikan dukungan moril dan materil serta kasih sayang dan doa yan
g tulus kepada penulis sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan den
gan baik
7. PMB Bd Halimah, yang telah memberikan tempat dan waktu untuk melakukan
penyusunan Laporan Tugas Akhir.
8. Ibu dan keluarga responden atas kerjasamanya yang baik.

v
9. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam ini

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan berkat atas segala amal
baik yang diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi semua piha
k yang dimanfaatkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Penulis

vi
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI............................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN..................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penyusunan LTA..........................................................................2
1.4 Manfaat.....................................................................................................3
1.5 Ruang Lingkup.........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5
2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan Komplementer....5
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Persalinan dengan Komplementer.....17
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan
Komplementer..........................................................................................26
2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Nifas dengan Komplementer.............34
2.5 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan dengan Komplementer. .41
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................46
3.1 Identifikasi Pasien....................................................................................46
3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Komplementer....................46
3.3 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan dengan Komplementer...................51
3.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan Komplementer..........54

vii
3.5 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Komplementer.....................56
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................59
4.1 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan........................................................59
4.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan.........................................................62
4.3 Asuhan Kebidanan Pada BBL..................................................................64
4.4 Asuhan Kebidanan Pada Nifas.................................................................67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................69
5.1 Kesimpulan...............................................................................................70
5.2 Saran.........................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................71
LAMPIRAN

viii
DAFTAR BAGAN

Tabel 2.1 : Hubungan TFU dengan usia kehamilan................................................6


Tabel 2.2 : Rkomendasi penambahan berat badan selama kehamilan.....................6
Tabel 2.3 : Tanda APGAR.......................................................................................27
Tabel 2.4 : Perubahan normal uterus selama post partum.......................................35
Tabel 2.5 : Perbedaan lochia masa nifas..................................................................35
Tabel 6 : Jadwal bimbingan.....................................................................................80

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin.............................................................................................................73
2. Surat Balasan.......................................................................................................74
3. Informed Consent................................................................................................75
4. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Komplementer...............................................76
5. Lembar Konsultasi..............................................................................................80
6. Partograf..............................................................................................................81
7. Daftar Riwayat Hidup Penulis............................................................................83

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
masih menjadi prioritas program kesehatan di Indonesia. Bidan sebagai pemb
eri asuhan kebidanan memiliki posisi strategi untuk berperan dalam upaya me
nurunkan AKI dan AKB. AKI di Indonesia masih sangat tinggi, AKI sebany
ak 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup1. AKI mengalami penuruna
n menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup1. AKB sebesar 22,23
per 1.000 kelahiran hidup2. Dan AKI masih menduduki 305 per 100.000 kela
hiran hidup3,dan di provinsi Jawabarat AKI tahun 2019 sebanyak 684
orang6,tahun 2020 AKI sebanyak 745 orang4. Sedangkan di Kabupaten Tasik
malaya AKI mencapai 23 0rang pada tahun 2019 5
dan 2020 sebanyak 23
orang5.
Penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia pada tahun 2015 di didomin
asi oleh tiga penyebab utama yaitu perdarahan sebesar 30,3%, hipertensi dala
m kehamilan (HDK) sebesar 27,1% dan infeksi 7,3%. Sementara itu penyeba
b lain-lain juga berperan cukup besar dalam kematian ibu, sebesar 40,8%. Pen
yebab lain-lain tersebut seperti kondisi penyakit kanker, ginjal, jantung, tuber
kulosis, dan penyakit lain yang diderita ibu6.
Salah satu usaha untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia yaitu
dengan pemberian asuhan secara berkesinambungan atau Continuity Of Care
(COC). Continuity of Care (COC) merupakan model asuhan kebidanan yang
diberikan kepada pasien dilakukan secara berkesinambungan. Penggunaan m
odel ini mampu memberikan proses pembelajaran yang unik dimana bidan m
enjadi lebih memahami tentang ibu hamil,bersalin,BBL dan nifas.
Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan memiliki posisi strategis untu
k berperan mendampingi dan memantau ibu hamil pada proses kehamilan d
an pasca kehamilan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan bidan untuk me

1
2

mbantu mengurangi AKI dan AKB yaitu dengan memberikan asuhan kebid
anan yang berkesinambungan (continuity of care).
Continuity of care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubun
gan yang terus-menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berk
elanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu kewaktu yang me
mbutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga profesiona
l kesehatan. Layanan kebidanan harus disediakan mulai prakonsepsi, awal k
ehamilan, selama semua trimester, persalinan dan nifas sampai enam mingg
u pertama postpartum.

1.2 Perumusan Masalah


Bahaya yang dapat terjadi pada ibu masa hamil,persalinan dan nifas bisa
terjadi tiba-tiba dan tidak bisa diprediksi sebelumnya.Salah satunya adalah terj
adi perdarahan pada saat proses persalinan atau kejadian kegawat daruratan la
in yang bisa datang kapan saja. Pada setiap fase reproduksi Ny.S mempunyai
beberapa indikasi risiko tinggi dalam kehamilan dan persalinan. Dari keadaan
tersebut penulis dapat merumuskan masalah yaitu “Bagaimana Asuhan Kebida
nan Berkesinambungan saat Kehamilan, Persalinan,BBL dan nifas, dan Keluar
ga Berencana pada Ny S usia 23 Tahun bisa berlangsung dengan aman dan sel
amat?”

1.3 Tujuan Penyusunan LTA


1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan pada Ny.
S umur 23 tahun G1P0A0 pada masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, ni
fas dan keluarga berencana sesuai dengan standar asuhan kebidanan ko
mplementer.
1.3.2 Tujuan Khusus
A. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan kompl
ementer pada Ny. S usia 23 tahun
B. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada persalinan komplementer
terhadap Ny. S usia 23 tahun
3

C. Mampu memberikan asuhan kebidanan BBL dengan komplementer


pada By. Ny. S usia 23 tahun.
D. Mampu memberikan asuhan kebidanan Nifas dengan kompkementer
pada Ny.S usia 23 tahun.
E. Mampu memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana dengan
komplementer pada Ny.S usia 23 tahun.

1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Hasil laporan ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tenta
ng asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir dan nifas

1.4.2 Praktis
A. Institusi
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai masukan dalam melaksa
nakan dan mengimplementasikan teori asuhan kebidanan berkesinamb
ungan yang didapatkan dibangku kuliah.
B. Profesi
Hasil laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai sumbangan teoritis m
aupun aplikatip bagi profesi bidan dalam asuhan kebidanan komprehens
ip pada ibu hamil,bersaliun,nifas,BBL dan keluarga berencana.
C. Ibu Hamil
Agar ibu hamil dapat mengenali sedini mungkin tanda bahaya pada
masa hamil, besalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana sehi
ngga memungkinkan segera mencari pertolongan untuk mendapatkan p
enanganan segera.

1.5 Ruang Lingkup


4

Ruang lingkup asuhan kebidanan berkesinambungan atau continuity of c


are ini meliputi asuhan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir dan nifas, dilaksanakan di PMB Halimah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan


2.1.1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sper
matozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga kelahiran bayi, kehamilan normal ak
an berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bula
n menurut kalender internasional7 .
Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita d
alam siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir d
engan permulaan persalinan. Selama kehamilan ini terjadi perubahanper
ubahan, baik perut, fisik maupun fsikologi ibu8.
A. Standar kunjungan ANC minimal
Pelayanan kesehatan ibu hamil juga harus memenuhi 6x frekuen
si pemeriksaan minimal, yaitu dua kali pada trimester pertama (usia
kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehami
lan12-24 minggu), dan tiga kali pada trimester ketiga (usia kehamila
n 24 minggu sampai persalinan)9 Standar waktu pelayanan tersebut d
ianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau
janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan
dini komplikasi kehamilan9.
B. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kehamilan Trimester III
1. Perubahan Fisiologis
a. Sistem Reproduksi
b. Uterus
Kapasitas awal kurang dari 10 ml meningkat menjadi 5000
ml atau lebih8.
Volume total isi uterus pada aterm adalah sekitar 5 liter m
eski dapat juga mencapai 20 liter atau lebih. Pada akhir kehami

5
6

lan uterus telah mencapai kapasitas 500-1000 kali lebih besar d


aripada keadaan tidak hamil. Peningkatan berat uterus juga set
ara sehingga pada aterm organ ini memiliki besar sekitar 1100
g9.
Tabel 2.1. Hubungan TFU dengan Usia Kehamilan

Usia Kehamilan(mi
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
nggu)
16 Pertengahan pusat-symphisis
20 2 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-processus xiphoideus
36 1 jari di bawah processus xiphoideus
40 3 jari di di bawah processus xiphoideus
Sumber : manuaba,2010

c. Sistem Metabolisme
Pada ibu hamil Basal Metabolic Rate (BMR) meningkat hi
ngga 15-20 % yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir da
n membutuhkan banyak kalori untuk dipenuhi sesuai kebutuha
nnya10.
Tabel 2.2 Rekomendasi Penambahan Berat Badan
Selama Kehamilan Berdasarkan IMT

Kategori IMT Rekomendasi (kg)


Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemelli 16 – 20,5
Sumber : Saifuddin, 2009

2. Perubahan Psikologis
Trimester III disebut periode penantian dengan penuh waspad
a karena ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Sej
umlah ketakutan muncul seperti ibu merasa khawatir bayi yang di
lahirkannya tidak normal, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik y
7

ang timbul sewaktu melahirkan. Rasa tidak nyaman timbul kemba


li karena perubahan body image yaitu merasa dirinya aneh dan jel
ek10.
C. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III
1. Nyeri punggung bagian atas dan bawah
Nyeri punggung bawah semakin terasa seiring bertambahnya
usia kehamilan akibat pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh
wanita hamil. Hal ini dikarenakan berat uterus yang membuat wa
nita harus menopang saat berjalan sehingga wanita berjalan denga
n posisi lordosis.
2. Insomnia
Menurut Varney (2007) insomnia ini bisa terjadi pada wanita
hamil ataupun tidak hamil. Biasanya terjadi karena adanya kecem
asan, kekhawatiran dan terlalu gembira8.
3. Konstipasi
Konstipasi adalah gangguan pencernaan yang disebabkan kar
ena peningkatan kadar progesteron sehingga gerak peristaltik usus
menjadi lambat dan penekanan pada usus akibat dari semakin bes
arnya uterus10.
4. Sering buang air kecil
Keinginan buang air kecil terus menerus pada kehamilan trim
ester III dikarenakan penekanan uterus yang semakin membesar p
ada kandung kemih10.
5. Kenceng-kenceng pada trimester III
Kenceng-kenceng yang dialami ibu disebut dengan Braxton h
icks atau his palsu. Braxton hicks meningkat pada satu atau dua m
inggu sebelum persalinan, hal ini erat kaitannya dengan meningka
tnya jumlah reseptor oksitosin dan gap junction diantara sel-sel m
yometrium yang akan menyebabkan rasa tidak nyaman dan diang
gap sebagai persalinan palsu7.
D. Faktor Risiko pada Kehamilan
8

Faktor risiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat menyeba
bkan kemungkinan risiko/bahaya terjadinya komplikasi pada persali
nan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan
bayinya. Faktor risiko pada ibu hamil dikelompokkan dalam 3 kelom
pok I, II, III, berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan, dan sif
at/tingkat risikonya.
1. Kelompok Faktor Risiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri/APGO)
Kelompok ini di cirikan dengan 7 terlalu yaitu terlalu muda, t
erlalu tua, terlalu terlambat, terlalu lama, terlalu cepat, terlalu pen
dek, terlalu banyak dan 3 pernah yaitu pernah gagal kehamilan, pe
rnah operasi sectio caessarea, dan pernah mengalami persalinan d
engan bantuan alat (vakum, manual plasenta, tranfusi darah).
Riwayat abortus termasuk dalam salah satu bagian dari kelom
pok faktor risiko I karena hal ini termasuk ke dalam kategori pern
ah gagal kehamilan. Riwayat abortus dapat mengakibatkan adany
a keguguran berulang, plasenta previa, dan kelahiran prematur. Ja
rak kelahiran, umur, dan riwayat abortus mempunyai hubungan y
ang bermakna dengan kejadian plasenta previa11.
Ibu yang mempunyai riwayat abortus kemungkinan kejadian
prematuritas sebesar 1,4 kali pada ibu yang mengalami satu kali a
bortus dan 1,9 kali pada ibu yang mengalami dua kali abortus. Ke
jaidan keguguran pada trimester kedua meningkatkan kemungkin
an abortus, persalinan prematur dan gangguan pertumbuhan janin
dan kematian janin dalam rahim pada kehamilan berikutnya11.
Kejadiannya sekitar 3 – 5 %. Data dari beberapa studi menunj
ukkan bahwa setelah 1 kali abortus spontan mempunyai risiko 15
% untuk mengalami keguguran lagi.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibatakib
at tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 ming
gu atau buah kehamilan belum sampai mampu untuk hidup di luar
kandungan7.
9

Faktor yang menyebabkan terjadinya abortus, yaitu kelainan


pertumbuhan hasil konsepsi, usia ibu, dan jarak Kehamilan12.
Anak terkecil <2 tahun termasuk dalam salah satu bagian dari
kelompok faktor risiko I karena hal ini termasuk ke dalam kategor
i terlalu cepat hamil. Ibu hamil dengan yang jarak kelahirannya de
ngan anak terkecil <2 tahun , kesehatan fisik dan rahim ibu masih
butuh istirahat. Ada kemungkinan ibu masih dalam menyusui dan
anak tersebut masih membutuhkan asuhan dan perhatian orang tu
a13.
Penyebab jarak kehamilan <2 tahun antara lain ibu yang tidak
menyusui dapat mengalami ovulasi dini 1-2 bulan setelah melahir
kan. Menunggu menstruasi pertama memberikan risiko kehamilan
karena ovulasi dapat terjadi sebelum menstruasi, dan bila ibu tida
k menggunakan alat kontrasepsi, kurang lebih 1 dari 10 ibu akan
hamil lagi meskipun masih tetap belum mengalami haid lagi/ame
nore14.
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan jarak keha
milan <2 tahun antara lain: perdarahan setelah bayi lahir karena k
ondisi ibu masih lemah, bayi prematur atau belum cukup bulan, b
ayi dengan BBLR13.
Pertolongan yang dapat diberikan antara lain: memberikan KI
E untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, Memb
erikan KIE tentang gizi seimbang, dan membuat perencanaan pers
alinan secara aman13.
2. Kelompok Faktor Risiko II (Ada Gawat Obstetri/AGO)
Terdapat 8 faktor risiko yang terdapat pada kelompok II yaitu
penyakit ibu hamil (anemia, malaria, tuberkolusa paru, payah jant
ung, kencing manis, PMS, dll), preeklampsia ringan, hamil kemba
r/gemeli, hamil kembar air/Hydramnion, hamil lebih bulan/hamil
serotinus, janin mati di dalam rahim ibu, letak sungsang dan letak
lintang.
10

Anemia dalam kehamilan adalah dimana kondisi ibu dengan


kadar Hb di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,
5 gr% pada trimester II7.
Nilai ambang batas kadar hemoglobin menurut WHO dibagi
dalam 3 kategori yaitu normal 11gr/dl, anemia ringan 8-11gr/dl , a
nemia berat < 8gr/dl.
Dampak anemia yang dapat terjadi pada ibu hamil saat keha
milan yaitu dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambat
an tumbuh kembang janin, perdarahan antepartum. Pada saat pers
alinan dapat terjadi gangguan his saat mengejan, kala I lama, kala
II lama, kala III dapat diikuti dengan retensio plasenta, kala IV da
pat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri. Saat
nifas dapat terjadi subinvolusi uteri dan mudah terjadi infeksi pue
rperium, sedangkan pada bayi dapat terjadi kematian intruterine, b
erat badan lahir rendah, dan dapat terjadi cacat bawaan15.
Penanganan anemia defisiensi besi , anemia ringan dengan ka
dar hemoglobin 9-10gr% membutuhkan 60 mg/hari zat besi dan 4
00 mg asam folat peroral maka fe yang diberikan cukup sekali seh
ari1. Pada anemia sedang diberikan 120 mg zat besi sehingga keb
utuhan zat besi 2x1. Pemberian tablet Fe 60 mg/hari dapat menin
gkatkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan15.
3. Kelompok Faktor Risiko III (Ada Gawat Darurat Obstetri/ADG
O)
Kelompok faktor risiko III mempunyai 2 faktor risiko , pada
kelompok ini terdapat ancaman nyawa pada ibu dan bayi. Faktor r
isiko tersebut antara lain perdarahan antepartum dan preeklampsia
berat.
E. Antenatal Care (ANC) Terpadu
Berdasarkan buku Pedoman Pelayanan Antenatal Care Terpadu
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2010, pelayanan yang b
erkualitas terdiri dari:
11

1. Timbang berat badan.


Dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan unt
uk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
2. Ukur lingkar lengan atas (LiLA).
Dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil beri
siko Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil mengalami kekuran
gan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dima
na LiLA kurang dari 23,5 cm.
3. Ukur tekanan darah.
Dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan unt
uk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) p
ada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah
dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)
4. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU).
Dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan unt
uk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur (set
elah kehamilan 24 minggu).
5. Hitung denyut jantung janin (DJJ).
Dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali k
unjungan antenatal. DJJ normal yaitu 120-160 kali/menit.
Pemeriksaan DJJ dapat menggunakan linex atau Doopler.
6. Tentukan presentasi janin.
Dilakukan dengan pemeriksaan palpasi Leopold untuk menen
tukan letak janin, presentasi, posisi, dan jumlah janin.
7. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil ha
rus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil
diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada
ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini.
8. Beri tablet tambah darah (tablet besi).
12

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus me


ndapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberik
an sejak kontak pertama

9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus).


Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal yaitu
pemeriksaan golongan darah, kadar hemoglobin darah (Hb), prote
in dalam urin. kadar gula darah, darah Malaria, tes Sifilis, HIV da
n BTA.
10. Tatalaksana/penanganan Kasus.
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pe
meriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ib
u hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan t
enaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani diruju
k sesuai dengan sistem rujukan.
Pada kasus Ny.S asuhan komplementer yang diberikan adal
ah senam hamil trimester III.
Kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses yang ala
mi dan menimbulkan rasa sakit. Namun banyak wanita yang me
rasakan sakit tersebut lebih parah dari seharusnya karena banyak
dipengaruhi oleh rasa panik dan stres. Senam hamil adalah salah
satu cara yang dapat membantu wanita hamil untuk mengatasi k
ecemasannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keikutsert
aan senam hamil dalam mengurangi kecemasan primigravida dal
am menghadapi persalinan di Puskesmas Kecamatan wilayah ba
rat Tahun 2015. Jenis Penelitian ini adalah quasy eksperimental
dengan jenis rancangan non equivalent control group. Populasi d
alam penelitian ini adalah semua ibu hamil Primigravida trimest
er ketiga yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Keca
matan wilayah barat tahun 2015 terdiri dari kelompok kontrol da
n kelompok perlakuan. Teknik analisis data dengan uji T test unt
13

uk melihat perbedaan dari keikutsertaan senam hamil pada kelo


mpok kontrol dan kelompok perlakuan. Hasil uji statistic indepe
ndent T test diketahui bahwa nilai p=0,00 dengan α=0,05 dinyat
akan bahwa senam hamil efektif dalam mengurangi kecemasan i
bu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan.
Memasuki fase trimester ketiga kehamilan, ibu hamil pasti
mulai waspada dan mengalami banyak keluhan. Selain stres me
mikirkan bagaimana nanti ketika persalinan tiba, keluhan secara
fisik pun pasti banyak dirasakan.
Keluhan yang biasa dirasakan seperti sulit bangun dari temp
at tidur, perut yang semakin berat, nyeri punggung, kaki membe
ngkak, gerak jadi terbatas, dan sebagainya. Hal ini memang waj
ar terjadi pada kehamilan trimester ketiga.
Nah, sebagai persiapan persalinan, biasanya ada beberapa h
al yang perlu dilakukan oleh ibu. Selain rutin melakukan pemeri
ksaan ke dokter untuk memantau perkembangan bayi di dalam k
andungan, ibu juga dianjurkan untuk lebih banyak bergerak dan
melakukan senam hamil pada TM III
Apalagi jika ibu baru hamil pertama kali, pasti mengharapk
an proses persalinan yang normal. berikut ada beberapa geraka
n senam untuk ibu hamil trimester ketiga yang sebaiknya di laku
kan, untuk melancarkan proses persalinan nanti.
1. Senam Kegel
14

Gambar 2.1 :Gerakan kegel pada senam hamil.


Gerakan senam kegel berguna untuk melatih otot-otot p
anggul agar lebih siap menghadapi persalinan. Senam kegel i
ni juga bisa menguatkan otot di sekitar area organ intim, hing
ga ke rahim. Gerakannya sederhana dan bisa ibu lakukan di r
umah.
Cara melakukannya adalah dengan mengontraksikan ot
ot di sekitar vagina dengan gerakan seperti menahan buang ai
r kecil. Senam kegel bisa dilakukan sambil duduk ataupun be
rdiri dengan 3-10 hitungan dan lakukan berulang sampai dela
pan kali. Senam kegel bisa bisa dilakukan 4xsehari.
2. Senam Jongkok

Gambar 2.2 gerakan senam


gambar 2.2 gerakan senam jongkok
Pada kehamilan trimester ketiga perut sudah semakin b
erat. Cobalah untuk melatih otot paha dan panggul agar lebih
kuat. Apalagi saat persalinan nanti, kekuatan bagian otot sang
at dibutuhkan demi kelancaran persalinan.
Gerakan senam jongkok sangat mudah, letakkan tangan
di pinggang, renggangkan kedua kaki sampai selebar bahu, g
erakkan tubuh naik dan turun.
Mulailah dengan posisi berdiri, lalu pelan-pelan turunk
an badan ke posisi jongkok. Jaga posisi punggung agar tetap t
15

egak lurus. Tahan, lalu atur napas secara normal sekitar 10 hit
ungan.
Setelah itu berdiri lagi secara perlahan. Untuk mendapa
tkan hasil yang optimal, gerakan ini bisa diulangi sampai tiga
kali. Tapi jangan dipaksakan jika sudah Lelah.
3. Senam Yoga Kupu-kupu

Gambar 2.3 gerakan yoga kupu-kupu


Senam yoga kupu-kupu atau sering disebut pose tailor
berguna untuk melatih otot paha. Dengan begitu, ibu bisa me
minimalkan risiko sakit punggung, seiring dengan makin bera
tnya beban kandungan.
Melakukan gerakan yoga kupu-kupu ini sangat mudah,
bisa mulai dengan posisi duduk bersila dan posisi punggung t
egak lurus. Tempelkan kedua telapak kaki , lalu perlahan turu
nkan posisi lutut sampai menyentuh lantai. Tahan posisi terse
but kurang lebih 10-20 hitungan, kemudian ulangi sampai tig
a kali.
4. Senam Angkat Panggul
16

Gambar 2.4 gerakan senam angkat panggul


Otot perut juga menjadi bagian paling penting untuk m
embantu kelancaran persalinan . Nah, dengan melakukan lati
han angkat panggul, maka otot perut akan lebih rileks dan sia
p menghadapi proses persalinan.
Cara melakukannya, pertama-tama ibu harus berbaring
telentang. Tekuk kedua lutut ke atas sambil meratakan pungg
ung di matras atau lantai. Tarik napas lewat hidung, lalu kenc
angkan otot-otot pada bokong dan perut, lalu angkat panggul
ke atas.
Tahan sampai lima hitungan, lalu turunkan perlahan-lah
an dan kembali ke posisi awal.

5. Senam Yoga Ball


17

Gambar 2.5 gerakan senam yaga ball


Gerakan senam ini membutuhkan bantuan alat yoga bal
l. Fungsinya untuk mengurangi rasa nyeri yang sering datang
pada bagian punggung bawah pada kehamilan trimester ketig
a. Dalam kondisi tidak hamil, sebenarnya banyak gerakan-ger
akan yang bisa dilakukan dengan yoga ball, tapi ada gerakan
ringan yang bisa dilakukan di rumah.
Pertama-tama, duduklah di atas bola dengan punggung
tegak lurus. Jangan tegang dan relaksasikan seluruh otot. Lal
u lebarkan kedua kaki sampai sejajar dengan pinggul. Angkat
dan luruskan kedua tangan ke depan, tahan 5-10 hitungan.
Tarik napas, lalu hembuskan sambil menurunkan tanga
n. Lakukan pengulangan senam hamil ini sebanyak beberapa
kali.
Itulah beberapa gerakan senam hamil yang bisa dilaku
kan selama kehamilan trimester ketiga.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Persalinan dengan Komplementer


2.2.1 Pengertian Persalinan
A. Tanda Mulai Persalinan :
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontra
ksi yang semakin pendek.
2. Terasa nyeri di abdomen dan menjalar ke pinggang.
3. Terjadi perlunakan serviks dan pembukaan serviks
4. Terjadi pengeluaran lendir dan darah karena kapiler pembuluh dar
ah pecah
5. Dapat disertai dengan pecahnya ketuban12.
B. Tahap-tahap Persalinan :
1. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pe
mbukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm)16.
Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten, dimana
18

pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal kontra


ksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap
sampai pembukaan 3 cm, berlangsung selama 7-8 jam dan fase ak
tif dimulai dari pembukaan serviks 4cm sampai 10cm7. Lamanya
kala 1 untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigr
avida sekitar 8 jam16.
2. Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengk
ap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi16.
3. Kala III
Kala III persalinan dimulai segera setelah lahirnya bayi dan berak
hir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Biasanya berlan
gsung 5-10 menit. Risiko perdarahan pada kala III ini meningkat
apabila lebi lama dari 30 menit. Tanda-tanda pelepasan plasenta y
aitu tetesan atau pancaran kecil darah yang mendadak, pemanjang
an tali pusat yang terlihat pada introitus vagina, perubahan bentuk
uterus dari diskoid ke bentuk globuler seaku uterus berkontraksi d
engan sendirinya, perubahan posisi uterus; uterus meninggi di dal
am abdomen karena bagian terbesar plasenta dalam segmen bawa
h uterus atau ruang vagina atas mendesak uterus keatas8.
4. Kala IV
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhirnya dua ja
m setelah proses tersebut. Pada kala IV kadang disertai dengan ro
bekan pada perinium.
Robekan perinium dibagi dalam 4 tingkat:
a. Tingkat I: robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina den
gan atau tanpa mengenai kulit perinium.
b. Tingkat II: robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot pe
rinei transversalis, tetapi tidak mengenai otot sfingter ani.
c. Tingkat III: robekan mengenai perinium sampai dengan otot
19

sfingter ani.
d. Tingkat IV: robekan mengenai perinium sampai dengan otot sf
ingter ani dan mukosa rektum.
Robekan sekitar klitoris dan uretra dapat menimbulkan perdaraha
n hebat dan mungkin sangat sulit untuk diperbaiki. Apabila terjadi
robekan maka harus dilakukan penjahitan untuk menghentikan ter
jadinya perdarahan7.Selama kala IV, kondisi ibu harus dipantau se
tiap 15 menit pada jam pertama setelah plasenta lahir, dan setiap 3
0 menit pada jam kedua setelah persalinan. Asuhan dan pemantau
an pada kala IV adalah kesadaran penderita, tekanan darah, nadi,
dan pernapasan dan suhu; kontraksi rahim yang keras; perdarahan
yang mungkin terjadi dari plasenta rest, luka episiotomi, perlukaa
n pada serviks; kandung kemih dikosongkan karena dapat mengga
ngu kontraksi rahim16.
C. Persalinan Presipitatus
Menurut Donges (2007), partus presipitatus adalah persalinan be
rlangsung sangat cepat. Kemajuan cepat dari persalinan, berakhir kur
ang dari 3 jam dari awitan kelahiran, dan melahirkan di luar rumah s
akit adalah situasi kedaruratan yang membuat terjadi peningkatan res
iko komplikasi dan/atau hasil yang tidak baik pada klien. Jarang terja
di pada primipara, sering terjadi pada kehamilan lebih dari satu (mult
ipara)17.
Penyebab Partus Presipitatus yaitu saat proses persalinan dikar
enakan tahanan yang rendah pada bagian jalan lahir, kontraksi uterus
dan rahim yang terlalu kuat, Pada keadaan yang sangat jarang dijum
pai oleh tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak men
yadari adanya proses-proses persalinan yang sangat kuat itu15.
Tanda dan gejala partus presipitatus dapat mengalami ambang n
yeri yang tidak biasanya atau tidak menyadari kontraksi abdominal.
Kemungkinan tidak ada kontraksi yang dapat diraba, bila terjadi pad
a ibu yang obesitas. Ketidaknyamanan punggung bagian bawah (tida
20

k dikenali sebagai tanda kemajuan persalinan). Kontraksi uterus yan


g lama/hebat, ketidak-adekuatan relaksasi uterus diantara kontraksi.
Dorongan mengejan15.
Partus presipitatus jarang disertai dengan komplikasi maternal y
ang serius jika serviks mengadakan penipisan serta dilatasi dengan m
udah, vagina sebelumnya sudah teregang dan perineum dalam keada
an lemas (relaksasi). Namun demikian, kontraksi uterus yang kuat di
sertai serviks yang panjang serta kaku, dan vagina, vulva atau perine
um yang tidak teregang dapat menimbulkan ruptur uteri atau laserasi
yang luas pada serviks, vagina, vulva atau perineum. Dalam keadaan
yang terakhir, emboli cairan ketuban yang langka itu besar kemungki
nannya untuk terjadi. Uterus yang mengadakan kontraksi dengan kek
uatan yang tidak lazim sebelum proses persalinan bayi, kemungkinan
akan menjadi hipotonik setelah proses persalinan tersebut dan sebaga
i konsekuensinya, akan disertai dengan perdarahan dari tempat impla
ntasi plasenta17 . Pada bayi dapat mengalami trauma intrakranial, per
darahan otak (karena bayi tidak sempat melakukan molding/penyesu
aian kepala janin dengan jalan lahir, serta asfiksia intrauterine17.
Kontraksi uterus spontan yang kuat dan tidak lazim, tidak mung
kin dapat diubah menjadi derajat kontraksi yang bermakna oleh pem
berian anastesi. Jika tindakan anastesi hendak dicoba, takarannya har
us sedemikian rupa sehingga keadaan bayi yang akan dilahirkan itu t
idak bertambah buruk dengan pemberian anastesi kepada ibunya.
Penggunaan anastesi umum dengan preparat yang bisa menggan
ggu kemampuan kontraksi rahim, seperti haloton dan isofluran, serin
gkali merupakan tindakan yang terlalu berani. Tentu saja, setiap prep
arat oksitasik yang sudah diberikan harus dihentikan dengan segera.
Preparat tokolitik, seperti ritodrin dan magnesium sulfat parenteral, t
erbukti efektif. Tindakan mengunci tungkai ibu atau menahan kepala
bayi secara langsung dalam upaya untuk memperlambat persalinan
Menampilkan hasil untuk teknik pijat endorphin.
21

Endorphin Massage, merupakan pijat yang menggunakan teknik


sentuhan serta pemijatan ringan, sehingga dapat menormalkan kemb
ali kondisi denyut jantung dan tekanan darah ibu hamil. Hal ini juga
menyebabkan ibu hamil lebih rileks dan memicu perasaan nyaman m
elalui permukaan kulit.
Pada kasun Ny. S ini,Asuhan komplementer yang diberikan pad
a saat persalinan adalah tekhnik akupresur.
Banyak wanita mengalami nyeri selama persalinan dan melahirk
an. Pemilihan metode tradisional seperti akupresur mampu mengura
ngi nyeri persalinan yang dilakukan di beberapa titik akupuntur. Tuj
uan artikel ini adalah mengkaji efektivitas akupresur yang digunakan
untuk mengurangi rasa nyeri selama persalinan. Metode: Artikel ini
menggunakan metode studi tinjauan pustaka dari jurnal ilmiah denga
n tema akupresur pada persalinan. Jurnal yang ditelaah dalam artikel
ini berasal dari The Cochrane Library 2011, Proquest dan Science Di
rect. Hasil: Nyeri yang terjadi selama persalinan diakibatkan kontrak
si uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama
persalinan. Hal ini Efektivitas Akupresur Selama Persalinan Jurnal Il
miah Bidan, VOL.I, NO.2, 2016 15 mengakibatkan naiknya tekanan
darah, denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketega
ngan pada otot. Akupresur dapat memudahkan proses persalinan kar
ena meningkatkan efektivitas kontraksi pada uterus. Akupresur juga
membantu memproduksi hormon endorpine yang berfungsi mengura
ngi rasa sakit. Metode ini tidak memiliki efek samping atau kerugian
pada pasien dan dapat dilakukan oleh bidan, perawat maupun suami
selama persalinan. Kesimpulan: Banyak ibu memilih akupresur seba
gai metode penghilang rasa nyeri selama persalinan, metode ini dise
babkan karena murah, mudah dipelajari, dan cukup efektif untuk me
ngurangi nyeri selama persalinan namun studi lanjutan mengenai efe
ktifitas akupresur masih perlu dilakukan untuk hasil yang lebih valid.
Banyak wanita mengalami nyeri selama persalinan dan melahirkan.
22

Pemilihan metode tradisional seperti akupresur mampu mengurangi


nyeri persalinan yang dilakukan di beberapa titik akupuntur. Menuru
t Tiran (2006 dikutip dari 1) meningkatnya metode pengobatan altern
atif disebabkan karena ketidakpuasan terhadap pengobatan medis ko
nvensional dan adanya kepercayaan bahwa pengobatan medis memil
iki efek samping. Akupresur dapat memudahkan proses persalinan k
arena meningkatkan efektivitas kontraksi pada uterus. Akupresur jug
a membantu memproduksi hormon endorpine yang berfungsi mengu
rangi rasa sakit. Metode ini tidak memiliki efek samping atau kerugi
an pada pasien dan dapat dilakukan oleh bidan, perawat maupun sua
mi selama persalinan.(2) Dengan menggunakan studi literatur, tujuan
artikel ini adalah mengkaji efektifitas akupresur selama persalinan. C
luet (2002 dikutip dari 1) membagi metode alternatif atau non medis
menjadi enam kategori, yaitu: 1) mind-body seperti yoga, hipnosis, d
an terapi relaksasi; 2) metode alternative seperti Homoepathy dan pe
ngobatan tradisional China; 3) metode penyembuhan manual seperti
pijat dan refleksiologi; 4) penyembuhan secara farmakologik dan bio
logik; 5) bioelektromagnetik seperti magnet; dan 6) pengobatan herb
al. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Brown, Douglas dan Floo
d (2001, dikutip dari 3)
Menurut penelitian yang dilakukan olah Brown, Douglas dan flo
od (2011),bahwa dengan tekhnik akupressur dan massage merupaka
n tekhnik yang paling epektif untuk menurunkan nyeri saat persalina
n.
Tekhnik acupressure :
Titik-titik akupresur untuk induksi persalinan alami
1. Titik limpa 6 (spleen 6 point / SP6)
23

Gambar 2.7 posisi titik limpa (SP 6)


Titik limpa 6 (SP6) umum digunakan sebagai titik akupresur
di segala kondisi, termasuk untuk induksi persalinan. Menurut De
bra Betss dalam bukunya The Essential Guide to Acupuncture in
Childbirth and Pregnancy, akupresur pada titik SP6 berguna untu
k merangsang kontraksi rahim dan mengurangi rasa sakit selama
kontraksi berlangsung.
Titik yang juga dikenal sebagai Sanyinjiao atau persimpanga
n tiga yin ini terletak di atas pergelangan kaki bagian dalam, tepat
nya di belakang tulang kering (betis bawah). Para terapis atau dou
la lebih sering fokus pada titik ini dan melakukan teknik pemijata
n selama 60 sampai 90 menit untuk merangsang kontraksi.
Cara melakukan: Letakkan empat jari Anda di atas tulang pergel
angan kaki bagian dalam untuk menemukan letak SP6. Kemudian
berikan pijatan pada titik ini menggunakan jari telunjuk selama sa
tu menit. Berikan jeda satu menit, kemudian ulangi dengan cara y
ang sama.
2. Titik kandung kemih 60 (bladder 60 point / BL60)

Gambar 2.8 posisi titik kandung kemih/BL 60


Titik BL60 terletak di antara pergelangan kaki dan tendon Ac
hilles. Tendon Achilles adalah jaringan ikat yang menghubungkan
otot betis di belakang kaki bawah ke tulang tumit Anda. Titik yan
g disebut dengan Kunlun ini bermanfaat untuk meringankan nyeri
persalinan dan mengurangi penyumbatan atau hambatan saat pers
alinan.
24

Cara melakukan: Pijat lembut titik BL60 dengan menggunakan j


empol selama beberapa menit, lakukan gerakan melingkar hingga
kontraksi mulai terasa.
3. Titik perikardium 8 (pericardium 8 point)

Gambar 2.9 posisi titik pericardium/PC8


Titik perikardium (PC8), dikenal sebagai Laogong, terletak
di pusat telapak tangan dan sangat berguna untuk menginduksi pe
rsalinan. Untuk menemukannya, coba kepalkan tangan Anda dan
perhatikan dimana letak ujung jari tengah Anda menyentuh telapa
k tangan. Nah, di situlah letak PC8.
Cara melakukan: Setelah menemukan titik PC8, gunakan jempol
tangan Anda yang lainnya untuk memberikan pijatan lembut pada
titik pC8. Lakukan pemijatan selama beberapa detik dan rasakan
manfaatnya.
4. Titik kandung kemih 67 (bladder 67 point)

Gambar 2.10 titik kandung kemih/BL 67


Dikenal sebagai Zhiyin, titik kandung kemih 67 (BL67) dip
ercaya dapat mengubah posisi janin dan merangsang kontraksi rah
im. Titik BL67 terletak di bagian kaki, tepatnya di luar ujung jari
kelingking dan dekat dengan tepi kuku kaki.
25

Cara melakukan: Berikan tekanan yang kuat pada BL67 dengan


menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti gerakan mencubit j
ari kaki Anda. Kemudian pijat titik BL67 hingga kontraksi muncu
l.
5. Titik usus besar 4 (large intestine 4 point)

Gambar 2.11 titik usus besar/L14


Titik usus besar 4 (LI4) paling banyak digunakan dalam tera
pi akupresur. Dikenal dengan nama Hoku, titik ini terletak pada s
udut anyaman jempol dan jari telunjuk.
Sama seperti BL67, titik LI4 juga dapat menginduksi persalinan d
an menyebabkan bayi masuk ke rongga panggul. Tidak hanya itu,
titik LI4 juga dapat meringankan rasa sakit akibat kontraksi yang
datang.
Cara melakukan: Berikan tekanan lembut pada anyaman jempol
dan jari telunjuk Anda selama satu menit dengan gerakan melingk
ar. Ketika kontrasi mulai terasa, hentikan gerakan akupresur dan l
anjutkan kembali saat kontraksi mereda. Berikan jeda satu menit
untuk istirahat, kemudian ulangi dengan cara yang sama.
6. Titik kandung kemih 32 (bladder 32 point)

Gambar 2.12 titik kandung kemih 32/bl 32


26

Titik kandung kemih 32 (BL32) disebut juga dengan Ciliao,


terletak di punggung bawah antara lesung bokong Anda. Pijatan d
i titik ini bermanfaat untuk memicu kontraksi dan membantu meri
ngankan masalah sistem reproduksi wanita.
Cara melakukan: Berikan pijatan pada titik BL32 dengan arah k
e bawah atau menuju bokong. Lakukan secara beberapa menit sa
mpai Anda merasakan adanya kontraksi.

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan


Komplementer
2.3.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertam
a kelahiran. Bayi baru lahir akan mengalami penurunan berat badan fisi
ologis sampai dengan 10 %, pada hari kedua dan ketiga. Hal ini disebab
kan oleh karena pengeluaran mekonium dan penggunaan energi dan asu
pan kalori yang relatif rendah (bayi hanya mendapatkan asupan ASI). P
ada hari kesepuluh sampai keempat belas akan tercapai kembali berat b
adan7 lahir.
Pengkajian kondisi umum bayi pada menit pertama dan kelima den
gan menggunakan nilai apgar18.
Tabel 2. 3. Tanda APGAR
Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
Appearance (warna Biru, pucat Tubuh merah muda, eks Seluruh tubuh merah
kulit) tremitas biru muda
Pulse Tidak ada Kurang dari 100 kali pe Lebih dari 100 kali pe
(frekuensi jantung) r menit r menit
Grimace Tidak ada Meringis minimal Batuk atau bersin
(respon terhadap ra
ngsang)
Active Lunglai Fleksi ekstremitas Aktif
(Tonus otots)
Respiration (pernap Tidak ada Lambat, tidak, teratur Baik atau menangis
asan)

Sumber : Myles, 2009


27

Dari hasil pemeriksaan APGAR score, dapat diberikan penilaian kondis


i bayi baru lahir sebagai berikut:
1. Nilai 7-10 : Normal
2. Nilai 4-6 : Asfiksia ringan-sedang
3. Nilai 0-3 : Asfiksia Berat
2.3.2 Penanganan bayi baru lahir antara lain;
A. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat yang benar dapat mengurangi insiden infek
si pada neonatus. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat adalah
menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih7.
B. Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian Nutrisi
Segera setelah dilahirkan bayi diletakkan di dada atau perut atas
ibu selama paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan pada
bayi untuk mencari dan menemukan putting ibunya Manfaat IMD ad
alah membantu stabilisasi pernafasan, mengendalikan suhu tubuh, m
enjaga kolonisasi kuman yang aman, dan mencegah infeksi nosokom
ial7.
C. Pencegahan hipotermi
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap s
uhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membu
atnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat7.
D. Pemberian Injeksi Vitamin K
Pemberian vitamin K dapat menurunkan insiden kejadian perdar
ahan akibat defisiensi vitamin K1 (PDVK) yang dapat menyebabkan
kematian neonatus. Dosis pemberian vit 0,5-1 mg secara IM7.
E. Pemberian Salep Mata
Pemberian antibiotik profilaksis pada mata dapat mencegah terja
dinya konjungtivitis17.
Konjungtivitis pada bayi baru lahir sering terjadi terutama pada
bayi dengan ibu yang menderita penyakit menular seksual. Konjungt
ivitis ini muncul pada 2 minggu pertama setelah kelahiran. Profilaksi
28

s mata yang sering digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1%, salep
mata eritromisin, dan salep mata tetrasiklin.
F. Injeksi Hepatitis-0
Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-2 jam setelah pember
ian Vitamin K1 secara intramuskular. Imunisasi Hepatitis B bermanf
aat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur
penularan ibu-bayi18.
2.3.3 Keadaan Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir dikatakan normal apabila;18
A. Frekuensi napas 40-60 kali per menit
B. Frekuensi denyut jantung 120-160 kali per menit
C. Suhu badan bayi 36,5 – 37,5oC
D. Berat badan bayi 2500-4000 gram
E. Umur kehamilan 37 – 40 mg
F. Gerakan aktif dan warna kulit kemerahan
G. Panjang lahir 48-52 cm
H. Kepala normal 33-37 cm

Pada kasus bayi Ny. S ini diberikan asuhan komplementer pijat ba


yi,karena menurut teori Widyani,2007 bahwa sentuhan pemijatan terhad
ap jaringan otot ataupun posisi otot dapat dipulihkan dan diperbaiki sehi
ngga dapat meningkatkan fungsi-fungsi organ tubuh dengan sebaik-baik
nya.Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh bayi untuk melemaskan ot
ot,sehingga peredaran darah lancer,yang dilakukan pada seluruh tubuh p
ermukaan bayi.Seni pijat adalah terapi sentuhan kulit dengan mengguna
kan tangan.Pijat meliputi manipulasi terhadap jaringan atau dengan org
an tubuh dengan tujuan pengobatan sebagai istilah yang digunakan untu
k menggambarkan gerakan manipulasi tertentu dari jaringan lunak tubu
h18.
Masa tumbuh kembang bayi merupakan masa keemasan sekaligus
masa kritis perkembangan seseorang yaitu pada usia 0-12 bulan. Dikata
kan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan ti
29

dak dapat diulang kembali. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini
bayi sangat peka terhadap lingkungan dan membutuhkan asupan gizi se
rta stimulasi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembanganya. Desai
n penelitian menggunakan pre- experiment desain dengan pendekatan O
ne Group Pre Test-Post Test Design untuk mengetahui pengaruh pijat b
ayi terhadap tumbuh kembang pada 34 bayi dengan teknik total samplin
g analisa data menggunakan uji Wilcoxon test. Hasil : Hasil dari penelit
ian yang dilakukan selama 1 bulan sebagian besar bayi yang pertamakal
i melakukan pemijatan berumur 5 bulan dan didominasi oleh jenis kela
min perempuan serta anak pertama dan kedua. Diketahui tumbuh kemb
ang sebelum dipijat yang mengalami suspect sebanyak 8 bayi dari 34 ba
yi (23,5%), setelah dipijat menjadi 31 bayi yang normal (91,2%) denga
n p value 0,025 < ? (0,05). Pijat bayi memberikan pengaruh yang signif
ikan terhadap tumbuh kembang bayi sebelum dan sesudah treatment di
Desa Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2015.
Diharapkan dapat memotivasi ibu bayi untuk dapat terus melakukan pij
at bayi secara terus menerus walaupun penelitian ini sudah berakhir, da
n dapat mengajarkan kepada masyarakat sekitar yang memiliki bayi bar
u lahir.
Bukan cuma sekedar tren, pijat bayi memang memberikan beraga
m manfaat. Manfaat pijat bayi tidak hanya bisa didapatkan dari pemijat
an oleh bidan atau tenaga Kesehatan lain,atau oleh tenaga profesional di
pusat perawatan bayi atau spa bayi, tapi juga bisa diperoleh dari pemijat
an yang Anda lakukan sendiri di rumah.
Cara memijat bayi harus dilakukan dengan lembut dan hati-hati.
Berbeda dengan orang dewasa yang otot dan kulitnya tahan terhadap te
kanan keras saat dipijat, bayi akan mudah merasa kesakitan dan cedera
bila dipijat terlalu keras. Hal ini karena otot dan kulitnya masih tipis da
n sensitif.
30

Gmbar 2.13 pijat bayi


Tidak hanya melalui pijatan, bayi juga dapat merasakan manfaat p
ijat bayi saat ia bersentuhan langsung atau mendapatkan kontak kulit de
ngan orang yang memijatnya. Sentuhan fisik ini dapat membuat bayi m
erasa senang dan nyaman.
Beberapa Manfaat Pijat Bayi
Pijat bayi merupakan salah satu cara berkomunikasi antara orang tua da
n Si Kecil. Jika dilakukan dengan benar, beberapa manfaat pijat bayi be
rikut ini dapat diperoleh Si Kecil:
I Membuat bayi merasa lebih tenang dan nyaman
Pijatan pada bayi dapat merangsang sistem saraf pusat. Sentuhan
fisik pada bayi akan mengirim sinyal ke otaknya untuk memproduksi
lebih banyak endorfin dan serotonin, yaitu hormon yang dapat memb
uat perasaan lebih bahagia dan nyaman.
Kedua hormon ini juga bermanfaat dalam membantu mengurangi ny
eri yang dirasakan bayi.
II Melancarkan pencernaan
Pijat bayi bisa membuat sistem pencernaannya menjadi lebih ny
aman dan bergerak lebih lancar. Ketika bayi rewel karena gangguan
31

pencernaan, seperti perut kembung, sembelit, atau mengalami kolik,


ia akan merasa lebih nyaman setelah mendapatkan pijatan.
III Membuat tidur lebih nyenyak
Penelitian menunjukkan bahwa pijatan pada bayi dapat membua
t siklus tidurnya lebih teratur. Ini artinya bayi akan tidur lebih banya
k di malam hari dan lebih aktif di siang hari.
Bayi yang rutin dipijat diketahui memiliki kadar melatonin yang lebi
h tinggi. Secara alami, tubuh akan memproduksi hormon melatonin k
etika hari mulai gelap. Melatonin inilah yang membuat tubuh menga
ntuk. Semakin nyenyak tidur di malam hari, semakin banyak melato
nin yang dilepaskan.
Selain itu, pijat bayi juga bermanfaat membuat tubuh bayi rileks, seh
ingga ia lebih mudah tidur nyenyak.
IV Mengurangi kadar bilirubin
Beberapa hari setelah lahir, bayi bisa menjadi kuning. Berubahn
ya warna kulit bayi menjadi kuning ini bisa disebabkan oleh mening
katnya kadar bilirubin.
Dalam suatu penelitian, diketahui bahwa bayi kuning yang mendapat
kan pijatan selama 15-20 menit dan fototerapi terlihat mengalami per
baikan yang lebih cepat daripada bayi yang hanya mendapatkan fofot
erapi. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat pijat pada bayi juga turut
berpengaruh pada penurunan kadar bilirubinnya.
V Memperkuat hubungan antara orang tua dan bayi
Memijat bayi merupakan cara sederhana namun efektif untuk m
eningkatkan dan memperkuat hubungan emosional antara orang tua
dan bayi. Sebuah penelitian bahkan mengungkapkan bahwa pijat bay
i dapat mengurangi gejala depresi pascamelahirkan dan meningkatk
an kepekaan orang tua terhadap kebutuhan bayinya.
Cara Memijat Bayi yang Benar
Sebelum memijat bayi, pastikan ruangan tempat pijat cukup han
gat dan tenang karena pijat bayi yang baik dilakukan pada kondisi ba
32

yi tanpa pakaian. Bayi juga sebaiknya dalam keadaan terjaga, tidak


mengantuk, dan sudah kenyang.
Jika bayi baru disusui atau diberi makan, tunggu dulu sampai 45
menit sebelum memijatnya agar ia tidak muntah.
Ketika hendak memijat, baringkan ia di atas handuk atau selimut
dan letakkan bantal bayi di bawah kepalanya. Gunakan minyak bayi
(baby oil) atau krim bayi, lalu gosokkan di telapak tangan Anda sam
pai terasa hangat. Setelah itu, lakukan langkah berikut:
 Usap telapak kaki dan tangan menggunakan ibu jari dari arah tu
mit kaki ke arah jari-jari kaki.
 Usap tungkai dan betis dari arah pangkal paha dengan gerakan m
elingkar.
 Untuk memijat tangan, lakukan gerakan yang sama dengan memij
at kaki, yaitu mengusap telapak tangan dan mengusap lengan den
gan gerakan melingkar.
 Silangkan tangan di atas perut dan dada, lalu pijat area ini dengan
gerakan menyilang.
 Letakkan ibu jari di perut bayi, lalu usap searah dengan jarum jam.
 Pijat kepala dan wajah bayil searah jarum jam.
 Tengkurapkan bayil, lalu usap dan berikan pijatan lembut dari leh
er sampai ke bokongnya.
Selama sesi pijat, kita bisa bersenandung, membacakan cerita, at
au mengajaknya mengobrol. Sentuh bayi dengan lembut dan hindari
gerakan menekan atau menggelitik karena akan membuatnya tidak n
yaman.
Perhatikan bagaimana respons bayi. Jika ia menggoyang-goyang
kan lengannya dan tampak senang, artinya ia menikmati pijatan yang
Anda berikan. Namun jika bayi tampak gelisah atau bahkan menangi
s, hentikan pijatan dan coba lagi di lain waktu.

2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Nifas dengan Komplementer


33

2.4.1 Pengertian Nifas


Masa nifas atau puerperium dimulai setelah lahirnya plasenta dan b
erakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum ha
mil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira sampai dengan 6 minggu
(42 hari)7.

2.4.2 Tahapan Masa Nifas


Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan yaitu;
A. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri d
an berjalan-jalan.
B. Puerperium intermedial
Suatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi s
elama kurang lebih enam sampai delapan minggu.
C. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan s
empurna terutama ibu apabila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi.
2.4.3 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Masa Nifas
A. Perubahan Fisologis
Perubahan selama masa puerperium tersebut terjadi pada14:
1. Uterus
Involusi uterus meliputi reorganisasi dan pengeluaran desid
ua/endometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan plasenta yang di
tandai dengan penurunan ukuran dan berat serta perubahan pada l
okasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lochea14.

Tabel 2. 4. Perubahan Normal Uterus selama Post Partum


Involusi Uterus TFU Berat Uterus
34

Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram


7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan si 500 gram
mpisis
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram
6 minggu Normal 50 gram

Sumber : Manuaba, 2010


2. Lokia
Lokia adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar mela
lui vagina selama puerperium14.
Tabel 2.5. Perbedaan Lokia Masa Nifas
Lokia Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks
caseosa, rambut lanugo, sisa me
konium dan sisa darah
Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur me Sisa darah bercampur
Lendir
rah
Serosa 7-14 hari Kekuningan atau ke Lebih sedikit darah dan lebih ba
cokelatan nyak serum, juga terdiri dari leu
kosit dan robekan laserasi plase
nta
Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput l
endir serviks dan serabut jaring
an yang
Mati

Sumber : Manuaba, 2010


3. Payudara
Wanita yang menyusui berespons terhadap menstimulus bayi
yang disusui akan terus melepaskan hormone dan stimulasi alveol
i yang memproduksi susu14.
4. Tekanan Darah
Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami pening
katan sementara tekanan darah. Yang akan kembali secara sponta
n ke tekanan darah sebelum hamil selama beberapa hari8.
5. Penurunan berat badan
35

Wanita mengalami penurunana berat badan rata-rata 4,5 kg p


ada waktu melahirkan. Penentu utama penurunan berat badan pas
capartum adalah peningkatan berat badan selama kehamilan. wani
ta yang mengalami peningkatan berat badan yang paling banyak a
kan mengalami penurunan berat badan yang paling besar pula14.
B. Perubahan Psikologis
Masa pasca persalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta ba
yi. Bagi ibu yang mengalami persalinan untuk pertama kalinya, ibu me
nyadari terjadinya perubahan kehidupan yang sangat bermakna selama
hidupnya. Keadaan ini ditandai dengan perubahan emosional, perubaha
n fisik secara dramatis, hubungan keluarga atau aturan serta penyesuaia
n terhadap aturan yang baru. Termasuk di dalamnya perubahan dari seo
rang perempuan menjadi seorang ibu di samping masa pasca persalinan
mungkin masa perubahan dan penyesuaian sosial ataupun perseorangan
7
.
2.4.4 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas adalah pelayanan kesehatan pada ib
u nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali ses
uai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga ha
ri pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca
persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persali
nan. Masa nifas dimulai dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca per
salinan 8 Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dar
i14:
A. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu);
B. Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);
C. Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;
D. Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif;
E. Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu
nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana;
36

Pada kasus Ny. S ini, untuk merangsang ASI lebih banyak lagi, ma
ka diberikan asuhan komplementer dengan pijat oksitosin.Pijat oksitosi
n ini dilakukan untuk merangsang oksitosin atau reflek letdown.Dengan
dilakukannya pemijatan ini,ibu akan merasa rileks,kelelahan setelah ,me
lahirkan akan hilang,sehingga dengan begitu hormone oksitosin keluar
dan ASI pun cepat keluar11. Selain itu untuk memberikan kenyamanan p
ada ibu,mengurangi bengkak,mengurangi terjadinya sumbatan ASI,mer
angsang pelepasan hormone oksitosin,mempertahankan produksi ASI s
aat ibu atau bayi sakit19.
Data Susenas 2010 menunjukkan bahwa baru 33.6% bayi di Indone
sia yang mendapat ASI eklusif , artinya masih ada sekitar 2/3 bayi di I
ndonesia yang kurang mendapatkan ASI. Pemberian ASI merupakan sal
ah satu pilar yang penting untuk kesehatan bayi karena ASI merupakan
nutrisi yang paling tepat untuk bayi baru lahir sampai minimal bayi ber
usia 6 bulan. Kabupaten Klaten berhasil meraih angka kecukupan ASI
Ekslusif tertinggi se-Indonesia. Hal ini merupakan salah satu bukti nyat
a komitmen pemerintah daerah yang kuat untuk mensukseskan program
ASI eklusif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen
dengan rancangan pre and post test dengan teknik pengambilan sampel
dengan non proabability sampling. Analisa data dilakukan dengan uji fr
iedman dan dilanjutkan dengan uji wilcoxon. Variable independent adal
ah ibu postpartum dengan intervensi pijat oxytosin dan variable depend
ent adalah produksi ASI dengan indikator berat badan, frekwensi bayi B
AK, frekwensi bayi menyusu dalam sehari dan lama tidur bayi setelah
menyusu. Instrument yang digunakan adalah checklist dan lembar obser
vasi serta timbangan. Hasil penelitian menunjukkan semua bayi dilahirk
an secara normal dengan berat badan bayi rata rata adalah 3070 grm , ra
ta rata frekwensi BAK 5 kali pada hari pertama,,rata rata frekwensi men
yusu bayi pada 24 jam pertama 8 kali, dan lama bayi menyusu 2.17 jam
pada hari pertama.Semua indicator diatas meningkat baik pada hari ke 7
dan 14. Hasil Analisa bivariat menunjukan adanya perbedaan rata rata b
37

erat badan bayi dengan p value : 0.001 ,ada perbedaan frekwensi BAK
yang bermakna dengan p value=0,001 dan ada perbedaan frekuensi men
yusu yang bermakna dengan p value=0,001 serta ada perbedaan lama ti
dur yang bermakna dengan p value=0,001. Dapat disimpulkan bahwa a
da pengaruh pijat oxytosin terhadap produksi ASI dengan indikasi berat
badan bayi, frekwensi bayi menyusu, frekwensi bayi BAK dan lama ba
yi tidur setelah menyusu.
Adapun teori pijat oksitoksin adalah sebagai berikut :
1. Apa itu pijat oksitosin?
Pijat oksitosin adalah pijatan yang dilakukan di punggung, tepat
nya di sepanjang tulang belakang sebagai upaya melancarkan keluar
nya ASI dari payudara ibu menyusui. Pijat oksitosin bisa menjadi se
makin efektif jika dilakukan secara rutin dan dilakukan dengan kele
mbutan dan rasa penuh kasih sayang.
Pijatan ini diyakini mampu memicu peningkatan produksi horm
on oksitosin. Hormon oksitosin adalah hormon yang membantu tubu
h dalam proses pengeluaran ASI. Oleh sebab itu, pijatan ini pun dike
nal dengan nama ‘pijat oksitosin’.
Perlu diketahui bahwa oksitosin merupakan hormon yang bereak
si ketika Mama mendapatkan sentuhan. Hormon ini diproduksi di ota
k bagian belakang, yang efek kerjanya mirip seperti morfin.
Dengan melancarkan produksi hormon ini, ibu akan merasa lebi
h bahagia, rileks dan bahkan dapat membantu mengurangi rasa nyeri.
Hormon ini pun sangat penting dalam proses produksi dan kelancara
n pengeluaran ASI.
Ya, hormon oksitosin juga bisa membantu mengurangi stres, ce
mas, sekaligus menurunkan tekanan darah. Rasa percaya, cinta dan b
onding pada orang terdekat juga dipengaruhi oleh hormon oksitosin.
2. Manfaat pijat oksitosin
Seperti telah dikatakan sebelumnya, salah satu manfaat dari me
lakukan pijat oksitosin adalah untuk melancarkan produksi ASI. Sela
38

in itu, pijat oksitosin juga dapat membantu membuat ibu tidur lebih
nyenyak dan mengurangi stres.
Bahkan jika dilakukan secara hati-hati pada ibu yang melahirk
an dengan cara operasi caesar, pijat oksitosin juga dapat membantu
mempercepat proses pemulihan.
Manfaat utama dari pijat oksitosin yakni:
 Melancarkan hormon oksitosin dan prolactin
Pijat oksitosin membantu meningkatkan produksi hormon ok
sitosin dan juga prolaktin. Keduanya merupakan hormon yang pe
nting bagi ibu menyusui. Bahkan pijat oksitosin sering dikaitkan j
uga dengan penurunan produksi hormon kortisol, yang dikenal se
bagai hormon stres.
Perlu diketahui juga bahwa dalam penelitian di International
Journal of Medical Research and Review tahun 2013 berhasil me
mbuktikan bahwa pijat oksitosin efektif dalam meningkatkan dan
melancarkan ASI.
 Melancarkan ASI melalui let-down reflex
Selain membantu meningkatkan produksi ASI, pijat oksitosin jug
a membantu meningkatkan let-down reflex. Ini adalah suatu prose
s pengeluaran ASI menjadi lebih lancar untuk bisa dikonsumsi ba
yi.
Jika let-down reflex terjadi, bayi akan lebih kenyang dan dapat me
ndapatkan ASI dengan cukup.
 Membuat tubuh rileks
Melakukan pijat oksitosin secara rutin juga dapat memengaruhi si
stem saraf perifer, yang kemudian membantu mengurangi nyeri se
rta melancarkan aliran darah ke seluruh jaringan tubuh. Mama pu
n bisa lebih santai, tenang, tidak stres dan tidur lebih nyenyak,
3. Cara melakukan pijat oksitosin
39

Cara untuk melakukan pijat oksitosin sebenarnya sangat mudah,


Bahkan bisa melibatkan suami untuk membantu melakukan pijat oks
itosin.
4. Hormon oksitosin saat menyusui dan cara meningkatkannya
Untuk melakukan pijat oksitosin, berikut langkah-langkah pijat oksit
osin:
1. Posisikan tubuh senyaman mungkin, lebih baik jika duduk bersan
dar ke depan sambil memeluk bantal. Jika tidak ada, juga bisa ber
sandar pada meja
2. Berikan pijatan pada kedua sisi tulang belakang dengan menggun
akan kepalan tangan. Tempatkan ibu jari menunjuk ke depan
3. Pijat kuat dengan gerakan melingkar
4. Pijat kembali sisi tulang belakang ke arah bawah sampai sebatas d
ada, mulai dari leher sampai ke tulang belikat
5. Lakukan pijatan ini berulang-ulang selama sekitar 3 menit atau sa
mpai Mama merasa benar-benar nyaman
Jika perlu, konsultasikan dulu pada pakar laktasi agar Mama dan Pap
a benar-benar memahami gerakan pijat oksitosin.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan saat pijat oksitosin
Meski memberikan manfaat ekstra untuk ibu, bukan berarti lanta
s pijat oksitosin bisa dilakukan sembarangan. Tetap ada hal-hal yang
perlu diperhatikan terkait keamanannya.
Salah satunya apabila ibu memiliki riwayat luka terbuka di area
punggung. Memberi pijatan sembarangan justru bisa membuat luka
menjadi infeksi atau mungkin semakin parah.
Oleh sebab itu, penting pula untuk memerhatikan seberapa besar
tekanan yang diberikan saat melakukan pijat. Apabila pijatan terlalu
kuat sampai menimbulkan nyeri, kurangi intensitasnya. Jangan samp
ai setelah pijat ibu justru menjadi memar.
Perhatikan juga waktunya, pijat oksitosin sebaiknya hanya dilak
ukan pada ibu yang sudah melahirkan. Hindari melakukan pijat oksit
40

osin pada ibu hamil. Pijat oksitosin dilakukan supaya kontraksi salur
an ASI bekerja, namun jika dilakukan saat hamil kontraksi otot rahi
m juga mungkin terjadi.
6. Hormon oksitosin saat menyusui dan cara meningkatkannya
Lantas apa sebenarnya kaitan antara hormon oksitosin dan prose
s menyusui? Saat menyusu, bayi akan mengisap puting payudara. Ha
l ini membuat sel saraf di payudara mengirim sinyal ke otak untuk m
elepaskan oksitosin.
Nah, saat jumlah oksitosin meningkat, hormon ini membuat kele
jar dan saluran ASI berkontraksi dan mengalirkan ASI lebih lancar.
Selain melalui pijat oksitosin, peningkatan hormon oksitosin jug
a bisa lakukan dengan beberapa cara lain. Di antaranya seperti mela
kukan hobi yang suka seperti menonton film, berbaring sambil mem
eluk si Kecil, makan bersama suami dan bahkan dengan melakukan
hubungan intim.

2.5 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada klie
n yang pelaksanaanya dilakukan dengan cara bertahap dan sistematis melalui
suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.
2.5.1 Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pi
kir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, di
agnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Jumlah prote
in dalam urine sering digunakan sebagai indeks keparahan pre-eklampsi
a. Peningkatan proteinurine yang signifikan disertai dengan berkurangn
ya haluaran urine mengindikasi adanya kerusakan ginjal16.
Berdasarkan Manajemen Varney standar asuhan kebidanan terbagi
menjadi 7 langkah yaitu8 :
A. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
41

Dilakukan pengumpulan data dasar untuk mengumpulkan semua


data yang diperlukan guna mengevaluasi keadaan klien secara l
engkap. Data terdiri atas data subjektif dan data objektif. Data subjek
tif dapat diperoleh melalui anamnesa langsung, maupun meninjau cat
atan dokumentasi asuhan sebelumnya, dan data objektif didapatkan d
ari pemeriksaan langsung pada pasien. Pada langkah pertama ini dik
umpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang ber
kaitan dengan kondisi klien.
B. Langkah II : Interprestasi Data Dasar
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan diagnosis yang sfesifik (sesuai dengan “nomenklatur sta
ndar diagnosa”) dan atau masalah yang menyertai. Dapat juga dirum
uskan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-
data yang telah dikumpulkan. Masalah dan diagnosis keduanya digu
nakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaiakan seperti dia
gnosis, tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan ke dalam s
ebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah sering berkaitan deng
an pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan. Masalah ini ser
ing menyertai diagnosa. Sebagai contoh diperoleh diagnosa “kemung
kinan wanita hamil”, dan masalah yang berhubungan dengan diagnos
a ini adalah bahwa wanita tersebut mungkin tidak menginginkan keh
amilannya.
C. Langkah III : Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensal dan
mengantisipasi penanganannya
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasark
an ragkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langka
h ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan penceg
ahan. Sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersia
p-siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman. C
ontoh: seorang wanita yang hamil pertama kali, tetapi letak janinny
42

a tidak normal (misalnya: bayi letak sungsang), yang harus diantisipa


si adalah terhadap kemungkinan kelahiran bayi tersebut apabila ingin
dilahirkan pervaginam, maka bidan harus dipertimbangkan besarnya
janin dan ukuran panggul ibu, juga harus dapat mengantisipasi terjad
inya persalinan macet (aftercoming head) pada waktu melahirkan ke
pala.
D. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untu
k melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain ber
dasarkan kondisi klien.
Bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan unt
uk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim keseh
atan yang lain sesuai kondisi klien. Dalam kondisi tertentu seorang w
anita mungkin akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan d
okter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi atau
seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan har
us mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepa
da siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajem
en asuhan kebidanan.
E. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langka
h-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajem
en terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau dian
tisipasi, dan pada langkah ini reformasi / data dasar yang tidak lengk
ap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya
meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari se
tiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisi
pasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terj
adi berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apaka
h perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan deng
an sosial-ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
43

Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah m


encakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setia
p rencana haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan
dan klien, agar dapat dilaksankan dengan efektif karena klien merup
akan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada
langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai d
engan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksankannya.
F. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan
Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diurakan pada la
ngkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan se
bagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bid
an tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab unt
uk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar langk
ah-langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bi
dan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah bertanggungjawab te
rhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh ters
ebut. Manajemen yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya sert
a meningkatkan mutu dari asuhan klien.
G. Langkah VII: Evaluasi
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberika
n, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi dalam
masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang sesuai dengan masalah dan diagnosis klien, juga benar dala
m pelaksanaannya. Disamping melakukan evaluasi terhadap hasil as
uhan yang telah diberikan, bidan juga dapat melakukan evaluasi terh
adap proses asuhan yang telah diberikan. Dengan harapan, hasil eval
uasi proes sama dengan hasil evaluasi secara keseluruhan
44
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Identifikasi Pasien


Ny. S usia 23 tahun, suku Sunda, agama Islam, Pendidikan terakhir SMP,
pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga, ini merupakan pernikahannya yang ke d
ua sudah kurang lebih menikah selama dua tahun dengan suami Tn. S 31 tahu
n, suku Sunda, agama Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan sebagai Kary
awan Swasta, beralamat di kampung Jamupu RT 05/01, desa Mandalawangi,
kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya.

3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Komplementer


3.2.1 Kunjungan ke I Tanggal 1 Februari 2021
Pada pemeriksaan kehamilan tanggal 1 februari 2021 jam 07.30 WI
B ibu memeriksakan kehamilannya di PMB Bdn Halimah. Data hasil pe
meriksaan ini didapat berdasarkan data primer dan data sekunder.
Ibu datang ingin memeriksakan kehamilannya, dan saat ini ibu men
gatakan pegal-pegal dan sering tegang di daerah perut bawah.
Riwayat Menstruasi Menarce umur 13 tahun, siklus 28- 30 hari, ter
atur, lamanya 5-6 hari, sifat darah encer, dismenorrea ya, bau khas dara
h, dan ganti pembalut 2 – 3 kali sehari. Riwayat Kehamilan ini HPHT
15-05-2020, HPL 22-02-2021 dan UK 37-38 minggu. Ibu melakukan pe
meriksaan ANC sejak umur kehamilan 13 minggu di Bidan. Frekuensi
pemeriksaan kehamilan,:ibu memeriksakan kehamilannya 2x pada trim
ester I, 3kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III sampai saat i
ni . pada UK 37-38 minggu diketahui bahwa kehamilannya normal.Perg
erakan janin yang pertama pada umur kehamilan 16 minggu, pergeraka
n janin dalam 24 jam terakhir > 10 kali.Keluhan yang dirasakan ibu pad
a trimester I yaitu maul di pagi hari, trimester II yaitu pusing, dan trime
ster III punggung dan kaki pegel-pegel dan merasakan sering kontraksi
di daerah perut bawah.

46
47

Pola nutrisi ibu makan 3 x sehari satu porsi penuh berupa nasi, sayu
r, buah, lauk dan mengkonsumsi air putih > 5 gelas perhari di selingi de
ngan susu. Pola Eliminasi BAB dan BAK Pola BAB ibu 1 kali dalam 1
hari dan BAK > 5 kali sehari . Dan tidak ada keluhan Pola aktivitas Seti
ap pagi dari jam 08.00-12.00 melakukan pekerjaan rumah seperti meny
apu, memasak, mencuci, dan pekerjaan-pekerjaan berat di bantu suami.
Tidur siang 30mnt-1 jam, tidur malam 7-8 jam setiap harinya. Pola seks
ualitas jarang dilakukan, terakhir hubungan 1 minggu yang lalu dan tida
k ada keluhan. Personal Hygiene Ibu mandi 2 kali/hari, selalu membersi
hkan alat kelamin setiap mandi, BAK dan BAB, ibu mengganti pakaian
dalam setelah mandi dan jika terasa lembab, jenis pakaian dalam yang d
igunakan adalah bahan yang dapat menyerap keringat.Riwayat imunisas
i ibu :Imunisasi TT pertama pada saat SD, TT kedua adalah SD, TT keti
ga yaitu TT catin dan TT keempat pada saat usia kehamilan 13 minggu .
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu Ibu mengatakan bah
wa kehamilan ini adalah kehamilan anak pertama dengan suami dari per
nikahannya yang ke 2. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan Ibu belum
pernah menggunakan alat kontrasepsi. Riwayat Kesehatan :Ibu tidak me
miliki dan tidak sedang menderita penyakit berat,penyakit sistemik ata
u penyakit keturunan,ibu juga tidak memiliki keturunan kembar.Ibu tida
k memiliki Riwayat penyakit alergi makanan maupun alergi obat.Pola k
ebiasaan: Ibu tidak merokok tetapi ibu adalah perokok pasif, Suami me
mpunyai kebiasaan merokok + 1 putung rokok /1 hari di luar ruangan. T
idak ada kebiasaan minum jamu-jamuan, minum-minuman keras. Tidak
ada makanan/minuman pantang. Tidak ada perubahan pola makan/minu
m.
Riwayat Psikologi Spiritual Kehamilan saat ini diinginkan oleh ibu.
Ibu sangat menunggu nunggu kelahirannya,karena tetangganya yang usi
a kehamilannya sama, sudah melahirkan dan ibu jadi merasa khawatir .
Pengetahuan ibu mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan masih kurang
Ibu mengetahui kondisinya saat ini. Ibu sangat menerima dan sangat se
48

nang dengan kehamilan saat ini, suami/keluarga sangat senang dan sem
oga ibu dan bayi selalu dalam keadaan sehat. Untuk persiapan rencana p
ersalinan ibu dan suami sudah mempersiapkan mulai dari biaya, pakaia
n ibu dan bayi, transportasi yang digunakan motor, untuk penolong pers
alinannya di bidan Rosyati . Rencana Pendonor adalah suami, orang tua
dan saudara.
O : Keadaan umum ibu baik dengan kesadaran composmentis,Tek
anan darah :110/70 mmHg, Nadi: 88 kali per menit, Pernafasan:20 kali
per menit, Suhu:36,6 ○C, tinggi badan yaitu 153cm, berat badan pada sa
at sebelum hamil 48 kg dan berat badan sekarang 59 kg, Lingkar Lenga
n Atas (LLA) 24 cm.
Pada pemeriksaan kepala dan leher didapatkan hasil tidak ditemuka
n oedema dan cloasma gravidarum pada wajah. Pada bagian mata ko
njungtiva merah muda, sklera putih. Pada mulut, bibir lembab, tidak ad
a caries gigi dan tidak ada sariawan. Pada leher tidak ada pembengkaka
n kelenjar thyroid, limfe dan vena jugularis Payu dara: Bentuk simet
ris, areola hiperpigmentasi, puting susu menonjol, colostrum sudah kelu
ar,benjolan/massa (-) Abdomen : Inspeksi pada bagian abdomen bentuk
membesar simetris , tidak ada bekas luka, dan ada strie gravidarum. Dil
akukan juga palpasi leopold dengan hasil sebagai berikut: TFU : 3 jari
di bawah PX,30cm.
Leopold I: Teraba lunak, tidak melenting yaitu bokong, Leopold II:
Perut sebelah kiri teraba memanjang yaitu punggung janin. Perut sebela
h kanan teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas, Leopold III: Terab
a keras,bulat, yaitu kepala janin, Leopold IV: kepala sudah masuk pint
u atas panggul.
Auskultasi DJJ dapat didengar di punctum maximum pada bagian k
iri bawah pusat dengan frekuensi 138 x/menit CVAT : punggung dan p
inggang tak ada nyeri ketuk.
49

Ekstremitas Pada pemeriksaan ekstremitas tidak ditemukan oedem


a/varices pada kaki, kuku terlihat bersih, pendek dan tidak pucat. Refle
x patella : +/+ kanan/kiri Genitalia
Tanda chadwick (-),varices (-),bekas luka tak ada,kelenjar bartoline
(-),pengeluaran (-),Anus : tak ada hemoroid.
Pemeriksaan USG yaitu janin tunggal, letak memanjang, presentasi
kepala, DJJ (+), gerakan Pemeriksaan Hb terakhir dilakukan tanggal 10
desember 2020 dengan hasil pemeriksaan Hb 12,6 gram %. Pada bulan
mei 2020 pemeriksaan PP Test dilakukan oleh ibu sendiri dengan hasil
positive, pemeriksaan HbsAg negative, pemeriksaan PITC negative, Sh
yphilis negatif, dan Golongan Darah B/+.
A : Diagnosa ibu : G1P0A0 hamil 38 minggu, Janin : tunggal,hidu
p intra uterin presentasi kepala, Masalah : ibu mengeluh pegal pegal da
n nyeri perut bagian bawah,ibu perokok pasif, Kebutuhan : senam hami
l dengan harapan bisa mengurangi keluhan pegal-pegal dan bisa memp
ercepat datangnya persalinan, KIE bahaya asap rokok bagi ibu dan janin.
P : Penatalaksaan dari kasus tersebut yaitu pemberian konseling, inf
ormasi, dan edukasi sebagai berikut : Menjelaskan hasil pemeriksaan ib
u dan janin, keadaan ibu baik TTV normal, tidak ada oedema, keadaan j
anin baik presentasi kepala dan DJJ normal. Ibu mengerti tentang hasil
pemeriksaan,Memberikan asuhan komplementer dengan senam hamil u
ntuk mengurangi keluhan pegal-pegal dan sering tegang di daerah perut
bawah dan semoga bisa mempercepat datangnya waktu persalinan,ibu
bisa melakukan gerakan tersebut,Memberikan KIE pada ibu tentang tan
da-tanda bahaya pada kehamilan trimester III yaitu keluar cairan berbau
dari jalan lahir, sakit kepala yang hebat disertai pandangan kabur, munt
ah yang berlebih sehingga tidak mau makan, bengkak pada kaki tangan
dan wajah, nyeri yang hebat pada bagian perut bagian bawah, menggigil
dan demam tinggi, gerakan janin berkurang atau tidak terasa,Evaluasi: I
bu dapat menyebutkan 5 dari semua tanda yang disebutkan,Memberika
n KIE pada ibu mengenai bahaya asap rokok bagi ibu dan janin dan bek
50

erja sama dengan suami untuk tidak merokok di dekat ibu,Evaluasi: Ibu
dan suami mengerti bahaya asap rokok bagi kesehatan ibu dan janin,Me
njelaskan kepada ibu persiapan persalinan dan kegawatdaruratan persali
nan,seperti packing alat-alat bayi,dari mulai pakaian bayi lengkap,pakai
an ibu lengkap,nomor kontak pemegang transfortasi seperti no tlp tukan
g ojeg,atau tetangga yang memiliki kendaraan. tidak lupa dianjurkan un
tuk menghubungi bidan,Memberitahu, dan menjelaskan ibu untuk mem
eriksakan kembali kehamilannya 1 minggu lagi pada tanggal 08 Febru
ari 2021 dan segera ke pelayanan kesehatan jika ada keluhan atau sudah
ada tanda-tanda persalinan,Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia kembali
sesuai jadwal.

3.2.2 Asuhan Kehamilan ke 2 pada tanggal 12/02/2021


Ibu memeriksakan kehamilannya di PMB Bidan Halimah. Didapatk
an hasil pemeriksaan Keadaan umum ibu baik, dengan kesadaran comp
osmentis. Pemeriksaan tanda vital diperoleh data sebagai berikut ini: tek
anan darah :120/80 mmHg, nadi: 84 kali per menit, pernafasan:26 kali p
er menit, berat badan 54 kg. Leopold I: pada bagian fundus teraba luna
k, melenting yaitu bokong janin. Leopold II: perut sebelah kiri memanja
ng keras, datar, yaitu punggung janin. Perut sebelah kanan teraba bagia
n-bagian kecil, yaitu ekstremitas janin. Leopold III: pada bagian terbaw
ah janin teraba kepala janin Leopold IV: kepala janin sudah masuk pi
ntu atas panggul TFU (Mac Donald) 30 cm, TBJ : 2490 gram. DJJ: 140
x/menit.
Analisa dari kasus ini yaitu Ibu GIP0A0 Hamil 39 minggu janin ,t
unggal,hidup,intra uterin, , presentasi kepala. Penatalaksanaan yang dib
erikan yaitu mengajarkan teknik relaksasi, KIE makan dan minum untu
k persiapan persalinan,
Asuhan yang diberikan pada kasus ini adalah KIE pada ibu teknik
relaksasi dengan menarik nafas panjang dan dalam dari hidung lalu men
geluarkan lewat mulut. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum unt
uk persiapan energi saat proses persalinan. Menganjurkan ibu untuk isti
51

rahat atau tidur miring kiri untuk membantu mempercepat penurunan ke


pala. Memberitahu ibu untuk segera kembali ke PMB Bidan H apabila s
udah ada tanda-tanda persalinan.

3.3. Asuhan Kebidanan pada Persalinan dengan Komplementer


Tanggal : 14/02/2021, Jam 01.00
Ny.S datang ke PMB Bidan Halimah jam 01.00 WIB mengeluh ken
ceng-kenceng teratur sejak jam 17.00 WIB. Hasil pemeriksaan keadaan
umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, na
di 88 x/menit, pernapasan 26 x/menit, suhu 36,70C, BB 60 KG, TB 149
cm his 4x/10 menit/40 detik, DJJ 146 x/menit, UK 38-39 minggu. Leop
old I teraba bagian bokong janin, Tinggi fundus uteri pertengahan px de
ngan pusat, TFU 30 cm, Leopold II Perut sebelah kiri teraba punggung j
anin. Perut sebelah kanan teraba bagian ekstremitas janin. Leopold III T
eraba kepala janin. Leopold IV kepala sudah masuk pintu atas panggul.
TBJ 2940 gram. DJJ 146 x/menit.
Pemeriksaan dalam dilakukan atas indikasi kenceng-kenceng teratu
r, bertujuan untuk mengetahui kemajuan persalinan dan didapatkan hasi
l vulva uretra tenang, serviks tipis, pembukaan 9 cm, selaput ketuban ut
uh, presentasi kepala,penurunan kepala H II sarung tangan lendir darah
positif, air ketuban positif.
Analisa dari pasien ini adalah diagnosa Ibu : GI P0 A0 hamil 39
minggu inpartu kala I fase aktif,Janin : Tunggal,Hidup,intra uterin,prese
ntasi kepala
Penatalaksanaan yang diberikan adalah Menjelaskan hasil pemeriks
aan pada ibu dan keluarga,Menjelaskan tanda bahaya pada kala I,Menyi
apkan alat,Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi,Melakukan observasi pers
alinan,Memberikan asuhan komplementer dengan melakukan tekhnik a
kupressur di daerah BL 32,L14,dan BL 67 dan birthball evaluasi ibu me
rasa nyaman dan bisa mengurangi rasa sakit dan his bertambah kuat,Me
nganjurkan pemenuhan nutrisi,mobilisasi dan mixtie,Menjadwalkan pe
meriksaan ulang.
52

KALA II
Tanggal : 14/02/2021 Jam : 02.30
Subjektif : Ibu mengatakan ada cairan yang keluar banyak dari jala
n lahir,Ibu mengatakan mules makin kuat dan lama,dan ada dorongan m
eneran dari dalam.
Objektif : T 100/80mmHg,Nadi 84x/’,Suhu 36◦C,pernafasan 24x/’
his 4x10’45”,BJF 148x/’,pemeriksaan dalam v/v taa portio tidak teraba
pembukaan lengkap kep HIII,UUK dep.
Analisa pada pasien ini adalah,diagnosa Ibu : GI P0 A0 hamil 39m
inggu partus kala II, Janin : Tunggal,Hidup,intra uterin,presentasi kepal
a
Penatalaksanaan yang diberikan adalah:Menjelaskan hasil pemerik
saan ibu dan janin pada keluaga,Menjelaskan Tindakan yang akan dilak
ukan,Sebelumnya petugas menggunakan APD level II, Menganjurkan i
bu untuk mengedan jika ada his,minum dan istirahat jika tidak ada his,
Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman ,Kepala bayi lahi
r kemudian mengecek lilitan tali pusat, menunggu kepala putar paksi da
n kemudian melakukan sangga susur. ,Jam 04.15 WIB Bayi lahir hidup
tunggal,spontan,menangis kuat, jenis kelamin perempuan,AS 8-9,lalu
Meletakkan bayi diatas perut ibu.
KALA III
Tanggal : 14/02/2021 Jam : 04.20
Subjektif : Ibu mengatakan perutnya mules seperti ingin mengedan kem
bali.
Objektif Ada darah menyembur dari jalan lahir,Tali pusat memanjang d
an Fundus uteri membundar.
Analisa pada pasien ini adalah PI A0 partus kala III
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah Menjelaskan has
il pemeriksaan dan Tindakan yang akan dilakukan pada ibu dan keluarg
a,ibu dan keluarga mengerti,Memberikan suntikan oksitosin 10 IU pada
paha anterolateral secara IM ,Memotong dan mengikat tali pusat, meng
53

eringkan dan menghangatkan bayi ,Melakukan IMD ,Melakukan PTT ,


Melahirkan plasenta ,Jam 04.25WIB Plasenta lahir spontan lengkap,Me
lakukan masase selama 15 detik , Mengecek kelengkapan plasenta,perd
arahan normal,Melakukan eksplorasi dan mengecek luka jalan lahir,terd
apat luka perinium derajat 2,dilakukan penjahitan dengan menggunakan
lidocaine terlebih dahulu.
KALA IV
Tanggal : 14/02/202 jam 04.45 WIB
Subjektif Ibu mengatakan sakit di daerah perinium,ibu juga mengataka
n Bahagia telah melahirkan bayinya dengan sehat dan selamat meski me
rasa lemah dan cape.
Dengan hasil pemeriksaan: Tensi 100/70mmHg, nadi 92x/’,suhu 36°C,
Pernafasan 32x/’ kontraksi uterus kuat,TFU 2 jari bawah pusat,kandu
ng kencing kosong,perdarahan normal.
Analisa dengan,diagnosa PI A0 partus kala IV,
Penatalaksanaan yang diberikan :Menjelaskan hasil pemeriksaan pada i
bu dan keluarga,bahwa keadaan ibu sudah normal,Merapihkan ibu,Men
dekontaminasi alat dan tempat ,Menjelaskan tanda bahaya pada kala IV,
ibu dan keluarga mengerti dan akan mewaspadainya, Melaksanakan pen
catatan dan pelaporan,Melakukan pemantauan kala IV berupa tekanan d
arah, nadi, pernapasan, suhu, TFU, kandung kemih setiap 15 menit pada
satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua.

3.4. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Komplementer


3.4.1 Asuhan Bayi Baru Lahir Usia 1 Jam
Tanggal 14/2/2021 Jam 05.15 wib.
Subyektif Bayi Ny S lahir tanggal 14/02/2021 jam 04.15 WIB,
perempuan anak ke 1,lahir di PMB Bidan Halimah. Bayi menangis kua
t, tonus otot baik. Hasil pemeriksaan skore APGAR 8/9, berat badan 28
00 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 33 c
m, lingkar lengan atas 11 cm, warna kulit kemerahan, mata tidak strabis
54

mus, tidak ada retraksi dada, jenis kelamin perempuan, reflek moro bai
k, reflek rooting baik, reflek sucking baik. Bayi BAB pukul 06.30 WIB.
Analisa data yaitu Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1
jam. Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu melakukan manajemen pera
watan bayi baru lahir dengan menghangatkan bayi,menjaga bayi tetap h
angat,memasang lampu sorot, melakukan isap lendir, mengeringkan ba
yi, dan mengganti kain kering. Melakukan tindakan profilaksis yaitu me
mberikan injeksi Vitamin K, salep mata, dan memberikan imunisasi He
patitis B (HB)-0 1 jam.
3.4.2 Asuhan BBL ke I usia 6 Jam
Pada tanggal 14/02/2021 pukul 10.15 WIB
Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan kuat.
Penulis melakukan pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik, tanda-
tanda vital denyut nadi 130 x/menit, suhu 36 ºC, respirasi 42 x/menit,
refleks menghisap dan menelan baik, gerakan aktif, tali pusat tidak ada
perdarahan, warna kulit kemerahan, berat badan 2800 gram, panjang
badan bayi 49 cm. Pada pemeriksaan eliminasinya BAB 2x, warna
kehitaman, bau khas. miksi 2x, warna kuning jernih.
Ditegakan diagnosa bahwa Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Ke
hamilan usia 6 jam.
Asuhan kebidanan yang diberikan seperti: Memberitahukan hasil
pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan bayi baik, ibu mengerti.
Memandikan bayi setelah 6 jam, bayi akan dimandikan pukul 06.00 wib.
Mengingatkan ibu agar tetap menjaga kehangatan bayi, ibu mengerti.
Menjelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat, ibu mengerti. Menging
atkan kembali tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, Ibu mengerti dan akan
mewaspadainya. Mengingatkan kembali tentang ASI Ekslusif selama 6
bulan, ibu mengerti. Menjadwalkan kunjungan selanjutnya, yaitu tanggal
20/02/ 2021. Ibu mengerti.

3.4.3 Pemeriksaan BBL Ke II (hari ke 6)


55

Pemeriksaan dilakukan di rumah Ny S pada tanggal 20/02/2021 jam 13


00 WIB didapatkan data sebagai berikut: Ibu mengatakan anaknya tida
k rewel. Ibu belum mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir.
Dengan hasil pemeriksaan keadaan umum baik, warna kulit kemerahan,
tali pusat basah, tidak ada infeksi dan tidak ada perdarahan tali pusat.
Analisa pada pasien ini adalah Neonatus cukup bulan sesuai masa keha
milan usia 6 hari
Masalah : Ibu belum mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir
Kebutuhan : KIE tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.
Penatalaksanaan yang diberikan adalah Memberikan KIE ASI Ekslusif
kepada ibu untuk memberikan ASI secara tidak terjadwal minimal 2 ja
m sekali kepada bayinya. Evaluasi: ibu bersedia memberikan ASI setia
p saat ,Memberikan KIE pada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bay
i. Evaluasi: ibu selalu menjaga kehangatan bayinya dengan mebedong d
an memakaikan topi,Memberitah ibu mengenai tanda-tanda bahaya bayi
baru lahir antara lain bayi tidak mau minum, kulit bayi tampak kuning/b
iru, nafas bayi cepat, terjadi perdarahan pada tali pusat, suhu tubuh ting
gi. Evaluasi: ibu bisa menyebutkan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir ,
Memberikan asuhan komplementer dengan pijat bayi,bayi kelihatan nya
man.
Memberitahu ibu untuk kontrol bayinya 5 hari lagi atau jika ada keluha
n
Evaluasi: ibu mengerti kapan harus kembali
3.4.4. Pemeriksaan BBL Ke III, Tanggal 28/02/2021 JAM 09.30 WIB
Asuhan dilakukan di rumah Ny.K pada tanggal 28/02/2021 jam 09.30.0
0 WIB
Dengan hasil Data Subjektif Ibu mengatakan bayinya tidur teratur tidak
pernah rewel dan kuat menyusu. Hasi pemeriksaan :Keadaan umum ba
yi baik, kesadaraan composmentis Suhu 36,°C, Nadi 100x/menit, RR 40
x/menit BB 3000 gram PB 49 cm Mata bersih, sklera putih, konjungtiva
merah muda, tidak ada pernafasan cuping hidung, mulut bersih, bibir le
56

mbab berwarna kemerahan, tidak ada retraksi dada, pernafasan teratur,


perut tidak kembung pusar bersih genetalia bersih, anus bersih, warna k
ulit kemerahan.
Analisa untuk pasien ini adalah Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa K
ehamilan, usia 14 hari,
Penatalaksanaan yang diberikan adalah Menjelaskan hasil pemeriksaan
kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan baik, Evaluasi :ibu mengerti dan
merasa senang dengan hasil pemeriksaannya,Mengingatkan ibu untuk s
elalu rutin membawa bayinya ke posyandu untuk timbang dan diberikan
imunisasi dasar pada bayi.
Evaluasi : ibu paham dan bersedia mengikuti anjuran bidan, Memberita
hukan ibu untuk tetap teratur memberikan ASI eksklusif sampai bayi us
ia 6 bulan tanda tambahan makanan apapun.

3.5. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Komplementer


3.5.1.Asuhan Nifas Ke 1, (6 Jam PP) Tanggal 14/02/2021 jam 10.15 WI
B
Pemeriksaan nifas dilakukan di PMB Bidan Halimah,didapatkan data se
bagai berikut:
Data Subjektif Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan dan masih meras
a lesu.
Data Objektif ditemukan hasil pemeriksaan:Pemeriksaan Umun : keada
an umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 80 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu 36,60C, Pemeriksaan fisik :
Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda, Abdomen TFU 2 jari baw
ah pusat, kontraksi keras,perdarahan normal,kandung kencing kosong.
Analisa pasien ini adalah PI A0 Nifas 6 jam Masalah :sakit di daerah p
erinium,Kebutuhan : KIE perawatan luka perinium.
Penatalaksanaan yang diberikan:Memberikan KIE pada ibu cara peraw
atan luka perinium dengan benar,Evaluasi: ibu mengerti cara perawatan
luka yang benar. Memberi ibu KIE personal higiene untuk menjaga keb
ersihan bagian kemaluan ibu dengan selalu membersihkan dengan sabu
57

n dan air mengalir setelah BAB/BAK/mandi dan mengeringkan dengan


tissu atau kain kering bersih, serta mengganti pembalut tiap 3-4 jam sek
ali atau jika dirasa tidak nyaman, Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia m
elakukannya Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang banyak m
engandung protein seperti tahu, telur, tempe, sayuran hijau dan minum
air minimal 8 gelas/hari. Evaluasi: ibu mengerti Mengajarkan pada ibu
teknik menyusui yang benar,Evaluasi: ibu bisa mempraktikan dengan p
elan-pelan Menjelaskan KIE ASI ekslusif agar ibu memberikan ASI ke
pada bayinya sesering mungkin, minimal 2 jam sekali, dan tidak membe
rikan makanan atau minuman apapun kepada bayi selama 6 bulan Eval
uasi: ibu bersedia memberika ASI eksklusif Mengajarkan pada ibu cara
mengecek kontraksi Evaluasi: ibu bisa mengecek kontraksi Memberitah
u ibu tanda-tanda bahaya ibu nifas antara lain bengkak pada kaki tangan
dan wajah, demam tinggi, perdarahan dari jalan lahir, pandangan kabur.
Evaluasi: ibu bisa menyebutkan tanda-tanda bahaya nifas Menganjurka
n ibu untuk kontrol nifas 5 hari lagi atau jika ada keluhan Evaluasi: ibu
mengerti kapan harus kembali.

3.5.2. Asuhan Nifas Ke II, Hari Ke 6 PP, Tanggal 20/02/2021 Jam 13.00 WI
B
Pemeriksaan Ny S dilakukan pada tanggal 20/02/2021 jam 13.00WIB d
i rumahnya untuk kontrol nifas. Hasil pemeriksaan Keadaan umum baik
kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/men
it, respirasi 22 x/menit, suhu 36,80C. payudara membesar simetris, ASI
lancar; abdomen TFU pertengahan pusat dengan simpisis, kontraksi ker
as; vulva pengeluaran lokea sanguilenta, jahitan rapi dan sudah mulai k
ering, tidak ada tanda-tanda infeksi.
Analisa data dari kasus ini adalah PI A0 Nifas 6 hari . Penatalaksanaan
pada kasus ini adalah Memberitahu ibu untuk makan-makanan bergizi d
an memperbanyak minum air putih, memotivasi ibu terus memberikan
ASI ekslusif kepada bayinya sesering mungkin, minimal 2 jam sekali,
58

KIE tanda bahaya nifas. Memberikan asuhan komplementer dengan pija


t oksitocin.
Kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan

3.5.3. Asuhan Nifas Ke III, Hari Ke 14 PP Tanggal 28/02/2021 Jam 09.30 W


IB
Ibu diperiksa di rumah Ny. S pada tanggal 28/02/2021 jam 09.30 WIB
Hasil pemeriksaan keadaan umum baik kesadaran composmentis, tekan
an darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu 36, 0
C, ASI lancar TFU tidak teraba luka jahitan kering,menyatu, lochea ser
osa.
Analisa: P1 A0 nifas 14 hari.
Penatalaksanaan pada kasus ini adalah Memberitahu ibu untuk makan-
makanan bergizi dan memperbanyak minum air putih, Memotivasi ibu t
erus memberikan ASI ekslusif kepada bayinya sesering mungkin, mini
mal 2 jam sekali,motivasi ibu untuk ber KB, evaluasi : ibu mengerti.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas kesesuaian antara tinjauan teori dalam ba
b 2 dengan tinjauan kasus dalam bab 3. Pembahasan ini bertujuan untuk meru
muskan kesenjangan-kesenjangan antara teori dengan kasus nyata pada asuhan
kebidanan secara continuity of care pada Ny. S usia 23 tahun GI P0A0 selama
kehamilan trimester III, persalinan, masa nifas, BBL di PMB Bdn H dengan m
enggunakan standar asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian data, peru
musan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dilanjutkan dengan SOA
P perkembangan. Berdasarkan kasus Ny.S, terdapat beberapa kesamaan dan k
esenjangan antara teori dan praktik, diantaranya sebagai berikut:

4.1 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan


Pada biodata didapatkan bahwa Ny. S berusia 23 tahun,anak pertama dari
pernikahannya yang ke dua. Pada Riwayat ANC ditemukan ibu memeriksakan
kehamilannya sebanyak 7x pemeriksaan,2x pada trimester I,3x pada trimester
II,dan 2x pada trimester III, Pemeriksaan ANC minimal 6x pemeriksaan,yaitu
2x pada trimester I,1x pada trimester II dan 3x pada trimester III9.
Pada pemeriksaan tanggal 01 februari 2021 saat usia kehamilan 38 mingg
u didapatkan data subjektif bahwa ibu mengeluh punggung pegal-pegal.
Punggung pegal-pegal merupakan salah satu ketidaknyamanan trimester I
II terjadi karena berat uterus yang membuat wanita harus menopang saat berjal
an sehingga wanita berjalan dengan posisi lordosis8.
Kenaikan berat badan ibu hamil bertambah 0,5 kg per minggu atau 6,5 kg
sampai 16 kg selama kehamilan17.Pertambahan berat badan Ny. S Selama keha
milan mengalami kenaikan 11 kg dari 48 kg sebelum hamil menjadi 59 kg. Te
rnyata Ny. S mengalami kenaikan berat badan dalam batas yang normal denga
n rekomendasi kenaikan berat badan yang dibutuhkan selama kehamilan 6,5-1
6,5 kg. tidak ada kesenjangan dengan teori.

59
60

Tekanan darah ibu hamil harus dalam batas normal (antara 110/60 mm
Hg sampai 120/60 mmHg) apabila terjadi kenaikan tekanan darah (hipertensi)
atau penurunan tekanan darah (hipotensi), hal tersebut perlu diwaspadai karen
a dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin apabila tidak ditangani secara dini
17
.Setiap kali periksa kehamilan tekanan darah Ny. A adalah 110/80 mmhg h
ingga 120/70 mmhg, tekanan darah dalam batas normal. tidak ada kesenjangan
dengan teori.
Pada saat pengkajian ditemukan Ny. S Selama hamil tidur siang ± 1-2 ja
m dan tidur malam ± 7-9 jam sehari. Sedangkan menurut teori Ibu hamil tidur
malam kurang lebih sekitar 8 jam setiap istirahat dan tidur siang kurang lebih
1 jam17.Berarti tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus nyata.
Pada kunjungan ANC Standart Pelayanan Antenatal hanya dilakukan 10
T yaitu timbang berat badan,ukur tinggi badan,ukur lila, ukur tekanan darah, u
kur tinggi fundus, pemberian tablet zat besi, pemberian tablet FE, pemberian i
munisasi TT,penentuan presentasi janin dan DJJ,tes laboratorium dan temu wi
cara, Standart pelayanan Antenatal meliputi 10T19,jadi sudah sesuai dengan te
ori.Meskipun pelayanan tersebut tidak diberikan setiap kali pemeriksaan,karen
a tindakan tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi.Seperti pemberian
TT,karena status imunisasinya sudah 4T,maka pada kehamilan ini tidak diberi
kan.Pemeriksaan lab juga hanya dilaksanakan pada pemeriksaan TM III.
Berdasarkan data objektif didapatkan pemeriksaan USG bahwa letak plas
enta berada di fundus uteri. Dan pada usia kehamilan 34 minggu plasenta dal
am posisi normal.Apabila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta
masih berada di sekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa m
enjadi jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghad
api kemungkinan keadaan darurat7. Plasenta yang berdekatan dengan ostium u
teri internum tetapi tidak menutupinya pada trimester kedua atau awal trimeste
r ketiga kemungkinan kecil akan menetap sebagai plasenta previa saat aterm9.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan rencan
a asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif, efisie
n dan aman berdasarkan evidence based kepada ibu dalam bentuk upaya prom
61

otif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Asuhan kebidanan pada ibu hamil itu
meliputi menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur tekanan
darah, mengukur LILA, mengukur TFU, menentukan status imunisasi dan me
mberikan imunisasi TT sesuai status imunisasi, memberikan tablet tambah dar
ah, menentukan presentasi janin dan menghitung DJJ, memberikan konseling
mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rek
reasi, perawatan payudara, body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan elimi
nasi, senam hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi, memberikan
pelayanan tes laboratorium sederhana, dan melakukan tatalaksana19. Juga dilak
ukan pemberian penyuluhan tentang pemenuhan nutrisi, pola istirahat, persiap
an persalinan, pemberian tablet tambah darah dan anjuran cek laboratorium. P
ada kunjungan ulang hanya dilakukan diskusi karena sebelumnya ibu sudah m
endapatkan penyuluhan tentang hal yang sama, pelaksanaan dalam bentuk dis
kusi bertujuan untuk mengkaji ulang pengetahuan ibu tentang nasihat yang tel
ah diberikan.
Sesuai dengan keluhan ibu yang merasakan pegal-pegal,maka ibu diberik
an asuhan komplementer dengan senam hamil, karena dengan senam hamil ini
bisa mengurangi keluhan pegal-pegal pada ibu hamil,salah satunya dengan Ge
rakan senam kupu-kupu.Ibu memahami Gerakan tersebut dan mengatakan
badannya yang pegal-pegal jadi lebih enak
Senam yoga kupu-kupu atau sering disebut pose tailor berguna untuk mel
atih otot paha. Dengan begitu, ibu bisa meminimalkan risiko sakit punggung,
seiring dengan makin beratnya beban kandungan.
Melakukan gerakan yoga kupu-kupu ini sangat mudah, bisa mulai denga
n posisi duduk bersila dan posisi punggung tegak lurus. Tempelkan kedua tela
pak kaki , lalu perlahan turunkan posisi lutut sampai menyentuh lantai. Tahan
posisi tersebut kurang lebih 10-20 hitungan, kemudian ulangi sampai tiga kali2
0
.

4.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan


Pada tanggal 14/02/2021, jam 01.00 WIB, Ny S datang untuk melakukan
pemeriksaan dengan usia kehamilan 39 minggu. Didapatkan data subjektif bah
62

wa ibu mengeluh kenceng-kenceng teratur dan terdapat pengeluaran lendir dar


ah. Keluar lendir bercampur darah (show) dan kekuatan his makin sering terja
di dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek 16. Dilakukan peme
riksaan dalam tanggal 14/02/2021 jam 01.00 WIB dengan hasil pembukaan se
rvix 9 cm. Tanda mulai persalinan menimbulkan perubahan pada serviks beru
pa perlunakan dan pembukaan16. Pembukaan serviks 9 cm termasuk dalam per
salinan fase aktip. Fase aktip berlangsung lebih cepat dimulai dari pembukaan
empat7.
Semua intervensi dilakukan pada saat ibu memasuki kala I fase aktif dila
tasi maksimal, seperti mengajarkan teknik relaksasi, cara mengejan yang ben
ar, memenuhi nutrisi, mobilisasi,mixie,dan mendokumentasi hasil pemeriksaa
n kedalam partograph meliputi mengukur tanda-tanda vital ibu, menghitung d
enyut jantung janin, menghitung kontraksi uterus, melakukan pemeriksaan da
lam, serta mencatat produksi urine, aseton dan protein15. Dan pada asuhan ini
pula,ibu diberikan asuhan komplementer dengan pijat akupresur di area BL 3
2,L14,dan BL 67.Ibu kelihatan lebih tenang,his makin sering dan kuat. Menur
ut penelitian yang dilakukan olah Brown, Douglas dan flood (2011),bahwa de
ngan tekhnik akupressur dan massage merupakan tekhnik yang paling epektif
untuk menurunkan nyeri saat persalinan. Akupresur adalah salah satu bentuk
pelayanan Kesehatan tradisional jenis keterampilan dengan cara merangsang
titik tertentu melalui penekanan pada permukaan tubuh dengan menggunakan
jari maupun benda tumpul untuk tujuan kebugaran atau mengatasi masalah K
esehatan19.Jadi tidak ada kesenjangan antara teori Muslihatun dengan
kenyataan.
Saat ibu memasuki kala II,sebelum melaksanakan Tindakan penuilis men
ggunakan APD terlebih dahulu,karena menurut tinjauan Cochrane yang dipubl
ikasikan pada bulan Juli 2019, penggunaan APD memberikan perlindungan ter
hadap kontaminasi virus penyakit. Pada kasus Ny.S berdasarkan data subjektif
ibu mengatakan ingin meneran dan dilakukan pemeriksaan dalam pada pukul
02.30 WIB dengan hasil dinding vagina licin, serviks tidak teraba, pembukaan
10 cm, selaput ketuban pecah, presentasi kepala, selaput ketuban positif, air ke
63

tuban jernih. Ada tekanan pada anus, vulva membuka dan perineum menonjol.
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama, kir
a-kira 2–3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggu
l sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot panggul yang melalui lengkung ref
leks yang menimbulkan rasa mengedan15. Oleh karena tekanan pada rektum, i
bu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada wakt
u his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang.
Kala II pada primi berlangsung 1½-2 jam, dan pada multi ½ -1jam 17. Berdasar
kan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. S tidak terdapat kesenjang
an dengan teori karena kala II berlangsung selama 1 jam 45 menit.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Ny S dalam persalinan kala II.
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) d
an berakhir dengan lahirnya bayi12. Pada kasus Ny S kala II berlangsung selam
a 1 jam 45 menit dan pada pukul 04.15 WIB bayi lahir spontan menangis kuat
jenis kelamin perempuan. Fase aktif akselerasi dari pembukaan 3–4 cm, dicap
ai dalam 2 jam. Fase aktif dilatasi maksimal dari pembukaan 4–9 cm, dicapai
dalam 2 jam. Fase aktif deselerasi dari pembukaan 9–10 cm selama 2 jam. Ke
majuan pembukaan 1 cm per jam untuk primipara dan 2 cm per jam untuk mul
tipara. Ada kesenjangan mengenai lama kala I. Fase aktif deselerasi berjalan te
rlalu cepat. Fase aktif dilatasi maksimal sampai deselerasi dari pembukaan 4–
10 cm selama 5 jam. Ibu tidur miring kiri dan menarik nafas panjang saat ada
kontraksi15.
Dari data objektif didapatkan data yaitu tali pusat memanjang dan terdap
at semburan darah.Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tetesan atau panc
aran kecil darah yang mendadak, pemanjangan tali pusat yang terlihat pada int
roitus vagina, perubahan bentuk uterus dari diskoid ke bentuk globuler sewakt
u uterus berkontraksi dengan sendirinya, dan perubahan posisi uterus8. Pada p
ukul 04.25 WIB plasenta lahir lengkap, kala III berlangsung selama 10 menit.
Kemudian dilakukan pengecekan laserasi yaitu terdapat laserasi derajat 2
pada mukosa vagina, kulit perinium dan otot perinium.Sesuai dengan teori dar
i Fatimah,prasetya,c2019 hal 153 yang menyatakan bahwa robeken perinium t
64

erjadi akibat ketidakmampuan otot dan jaringan lunak pelvic untuk mengakom
odasikan lahirnya janin. Maka perlu dilakukan tindakan penjahitan. Sebelum d
ilakukan penjahitan diberikan obat anestesi lidocain 1% agar tidak nyeri saat d
ilakukan penjahitan dengan menggunakan cutgat kromik 2.0.
Setelah penjahitan selesai, kemudian dilakukan asuhan pada kala IV yang
diberikan pada Ny. S antara lain : mengawasi perdarahan post partum, tinggi f
undus uteri, kontraksi uterus, tekanan darah, kandung kemih dan keadaan umu
m ibu.Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan po
stpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama16. Observasi yang dilakukan
meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernapasan, T
FU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Perdarahan dianggap m
asih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 - 500 cc. Ny. S pada kala IV ti
dak ada kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan kala IV yaitu kala pen
gawasan selama 2 jam post partum dan tidak terdapat perdarahan yang melebi
hi 500 cc.

4.3 Asuhan Kebidanan Pada BBL


Pada pemeriksaan BBL 1 jam setelah lahir didapatkan hasil pemer
iksaan sebagai berikut:
Pada pemeriksaan keadaan umum bayi baik, pemeriksaan tanda-tanda vit
al bayi didapatkan hasil suhu 36,5ºC, nadi 134 x/menit, respirasi 40x/menit. S
uhu aksila normalnya 36,5-37,5oC, pernafasan pada bayi normalnya 40-80 kali
per menit, dan nadi pada bayi normalnya 120-140 denyut per menit 20. Hasil pe
meriksaan sesuai dengan teori yang ada. Dengan BB/TB 2800gram/49cm, ling
kar dada 32, lingkar kepala 31cm, lila 11 cm8.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir disesuaikan dengan r
encana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada bayi, meliputi rencana as
uhan kebidanan yang dilakukan pada neonatus adalah memastikan bayi tetap h
angat dan mendapat ASI eksklusif, menjaga kontak kulit antara ibu dan bayi,
menutupi kepala bayi dengan topi yang hangat, memberikan pendidikan keseh
65

atan pada ibu dan atau keluarga terkait dengan permasalahan bayi yang dialam
i serta melakukan rujukan sesuai pedoman MTBS jika ada kelainan7.
Ibu dapat melakukan anjuran yang diberikan, keadaan bayi sehat. Ini men
unjukkan terdapat kesesuaian antara teori dan kasus nyata.
Bayi juga dapat obat-obat profilaksis seperti inj vit K,salp mata,dan sunti
k HB O. hal tersebut sesuai dengan teori bahwa bayi baru lahir diberikan Vita
min K untuk mencegah perdarahan di otak dan memberikan suntukan HB0 de
ngan dosis 0,5 cc diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K18.
Pada kunjungan ke I,6 jam setelah lahir Ibu mengatakan bayinya
sudah menyusu dengan kuat.Penulis melakukan pemeriksaan bahwa keadaan
umum bayi baik, tanda-tanda vital : denyut nadi 130 x/menit, suhu 36 ºC,
respirasi 42 x/menit, refleks menghisap dan menelan baik, gerakan aktif, tali
pusat tidak ada perdarahan, warna kulit kemerahan, berat badan 2800 gram,
panjang badan bayi 49 cm. Pada pemeriksaan eliminasinya BAB 2x, warna
kehitaman, bau khas. miksi 2x, warna kuning jernih.Hal ini sesuai dengan
teori 19Jadi,pada bayi S ini tidak ada kesenjangan
Pada kunjungan II (6 hari) bayi Ny. S terlihat sehat, bayi tidur pulas, me
nangis saat lapar, BAK dan BAB, bayi minum ASI setiap 2 jam. Pemenuhan n
utrisi bertujuan untuk mengkaji kecukupan nutrisi bayi. Rentang frekuensi me
nyusui yang optimal adalah antara 8-12 kali setiap hari 19. Berarti dari data diat
as tidak ada kesenjangan nutrisi antara teori dan kasus nyata.
Pada saat pemeriksaan BBL hari ke 6 ini penulis memberikan asuhan ko
mplementer dengan pijat bayi,bayi kelihatan nyaman dan tenang,dan menyusu
kuat. Sesuai dengan teori Roesli 2021 bahwa pijat bayi adalah pemijatan yang
dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus atau ransangan raba (taktil) ya
ng dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan atau organ tubu
h bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot,dan system pernafas
an serta memperlancar sirkulasi darah.Dan ini bisa membuat bayi tenang,serta
membuat bayi meningkatkan nafsu makan dengan menyusu lebih sering. Jadi
tidak terdapat kesenjangan dan Hasil dari penelitian yang dilakukan selama 1
bulan sebagian besar bayi yang pertamakali melakukan pemijatan berumur 5 b
66

ulan dan didominasi oleh jenis kelamin perempuan serta anak pertama dan ked
ua. Diketahui tumbuh kembang sebelum dipijat yang mengalami suspect seba
nyak 8 bayi dari 34 bayi (23,5%), setelah dipijat menjadi 31 bayi yang normal
(91,2%) dengan p value 0,025 < ? (0,05). Pijat bayi memberikan pengaruh ya
ng signifikan terhadap tumbuh kembang bayi sebelum dan sesudah treatment
di Desa Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2015.
Pada kunjungan neonatus pada hari ke 14. Kebijakan kunjungan neonatu
s I dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir, kunjungan neonatus II
dilakukan pada kurun waktu 3-7 hari setelah lahir, dan kunjungan neonatus III
dilakukan pada kurun waktu 8-28 hari setelah lahir 19. Dapat disimpulkan bahw
a tidak terjadi kesenjangan antara kasus nyata dengan teori.
Pada saat kunjungan neonatus III ini bayi Ny. S dalam keadan sehat, bay
i tidur pulas, tali pusat sudah kering, bayi menyusu kuat dan menangis saat lap
ar, BAK dan BAB, bayi minum ASI setiap 2 jam. BB bayi mengalami kenaika
n yaitu 3200 gram. Saat lahir rata-rata berat badan bayi di Indonesia sekitar 3.
000 gram. Setelah lahir, berat badan akan menurun karena bayi kekurangan ca
iran tubuh melalui defekasi, berkemih, proses pernapasan, dan melalui kulit se
rta jumlah asupan cairan yang sedikit. Setelah 10-14 hari pertama kelahiran ba
yi, berat badan akan meningkat kembali pada bulan-bulan berikutnya18.
Pertumbuhan berat badan bayi yang cepat terjadi sampai 2 tahun, kemudi
an secara bertahap menjadi konstan.Pertumbuhan berat badan bayi laki-laki rel
ative berbeda17.

4.4 Asuhan Kebidanan Pada Nifas


Pengkajian dilakukan pada tanggal 14/02/2021 jam 09.15 WIB.
Pada pengkajian data subjektif didapatkan bahwa ibu mengeluh nyeri pad
a jalan lahir. Dari data objektif didapatkan hasil TD 120/80, suhu 36,60C, ASI
lancar, tidak ada pembengkakan payudara, kontraksi uterus keras, TFU teraba
2 jari dibawah pusat. lochea rubra, warna merah segar, bau anyir. Pengeluaran
kolostrum berlangsung sekitar 2-3 hari dan diikuti ASI yang mulai berwarna p
utih17. Kolostrum juga banyak mengandung antibody dan anti infeksi serta dap
at menumbuh kembangkan flora dalam usus bayi, untuk siap menerima ASI16.
67

Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan


meneruskan sampai anak umur 2 tahun 18. Segera setelah plasenta lahir TFU 2 j
ari dibawah pusat. Pengeluaran lochea rubra sampai hari ke-3 yang berwarna
merah14. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. S tidak t
erjadi kesenjangan dengan teori.
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny S adalah mengajarkan ibu cara
mengecek kontraksi, mengajarkan pada ibu cara perawatan luka yang benar,
KIE personal hygiene, mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar, me
motivasi ibu untuk segera memasang IUD, dan memberitahu ibu tanda bahaya
masa nifas seperti keluar darah yang banyak dari kemaluan, pandangan kabur,
sakit kepala yang hebat, demam tinggi serta bengkak pada kaki tangan dan waj
ah.
Pada kunjungan nifas ke II (hari ke-6 post partum), didapatkan pemeriksa
an payudara bersih, tidak ada nyeri tekan, TFU pertengahan antara symfisis da
n pusat, terdapat luka jahitan yang kering, ASI lancar, lochea sanguilenta,berw
arna merah kecoklatan. Satu minggu post partum TFU pertengahan pusat- sym
fisis sedangkan lochea sanguilenta keluar hari ke 4 sampai hari ke 7 berwarna
merah kecoklatan12. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada
Ny. S tidak terjadi kesenjangan dengan teori tersebut. Asuhan kebidanan kom
plementer yang diberikan adalah asuhan pijat oksitocin. ibu kelihatan nyaman
dan ASI lebih banyak keluar,hal ini sesuai dengan teori yang dilakukan oleh U
mmah pada tahun 2014 bahwa pijat oksitocin ini bisa meningkatkan hormone
oksitocin yang dapat menenangkan ibu,sehingga ASI pun otomatis keluar.Jadi
tidak ada kesenjangan dengan teori. Hasil penelitian menunjukkan semua bayi
dilahirkan secara normal dengan berat badan bayi rata rata adalah 3070 grm , r
ata rata frekwensi BAK 5 kali pada hari pertama,,rata rata frekwensi menyusu
bayi pada 24 jam pertama 8 kali, dan lama bayi menyusu 2.17 jam pada hari p
ertama.Semua indicator diatas meningkat baik pada hari ke 7 dan 14.
Pada kunjungan nifas ke III (hari ke 14 post partum), didapatkan pemerik
saan payudara bersih, tidak ada nyeri tekan, TFU tidak teraba, terdapat luka ja
hitan yang sudah kering, ASI lancar, perdarahan pervaginam berwarna putih/l
68

ochea alba. 6 minggu post partum TFU sebesar normal sedangkan lochea alba
keluar setelah hari ke 14 berwarna merah putih16. Berdasarkan hasil pengkajia
n yang telah dilakukan pada Ny. S tidak terjadi kesenjangan dengan teori.
Asuhan kebidanan pada ibu nifas disesuaikan dengan rencana asuhan yan
g telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman b
erdasarkan evidence based kepada ibu dan atau keluarga dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelaksanaan asuhan kebidanan pa
da masa nifas, adalah: Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, tinggi fundu
s uteri, lokhea dan cairan pervaginam lainnya serta payudara, memberikan KI
E mengenai kebutuhan nutrisi, eliminasi, kebersihan diri, istirahat, mobilisasi
dini dan aktivitas, seksual, senam nifas, ASI eksklusif, cara menyusui yang be
nar, perawatan payudara dan keluarga berencana, memberikan pelayanan kelu
arga berencana pasca persalinan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Manajemen kebidanan pada pasien dengan pertolongan persalinan norma
l diamati sejak pasien memeriksakan kehamilan, persalinan, sampai dengan ni
fas dua minggu di PMB Bdn H yang beralamat di kp Singkir 01/02 desa Sin
gkir kec Cikalong dan di rumah Ny.S dari tanggal 1 Pebruari 2021 s/d 28 Peb
ruari 2021 .Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari studi kasus ini adala
h:
1. Pada saat kehamilan, telah dilakukan asuhan kehamilan pada Ny. S pe
meriksaan kehamilan sebanyak 7 kali dan tidak ditemukan adanya pen
yulit ataupun masalah, baik pada ibu maupun janin yang memerlukan
perawatan dan pengawasan khusus. Penulis berhasil membangun hubu
ngan saling percaya dengan ibu dan keluarga sehingga pengawasan ke
hamilan mudah dilakukan. Dan asuhan komplementer yang diberikan
pada Ny.S ini adalah dengan senam hamil pada TM III, seperti salah s
atunya senam kupu-kupu.
2. Pada proses persalinan tanggal 14 Pebruari 2021 Pukul 04.15 WIB Ny
S partus spontan berlangsung normal. Ibu dan bayi dalam keadaan no
rmal tidak ditemukan diagnosa atau masalah potensial karena tidak dit
emukan adanya tanda-tanda bahaya atau komplikasi pada saat persalin
an. Dan asuhan komplementer yang diberikan adalah pijat akupresure
3. Asuhan bayi baru lahir Ny. S, telah dilakukan sejak lahir, 1 jam, 6 hari
dan 2 minggu. Bayi Perempuan yang saat lahir langsung bernafas dan
menangis ini telah dilakukan asuhan sesuai standar yang berlaku dan s
elama melakukan kunjungan dilakukan pengawasan terhadap perkemb
angan bayi, diberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan bayi. Dan asuh
an komplementer yang diberikan pada BBL Ny. S adalah dengan mem
berikan pijat bayi.

69
70

4. Asuhan nifas Ny. S, 6 jam sudah melakukan mobilisasi, TFU 2 jari di


bawah pusat, lochea rubra, 6 hari TFU pertengahan pusat simfisis, loc
hea sanguilenta, 2 minggu TFU tidak teraba, lochea serosa, TFU tidak
teraba. Selama masa nifas asuhan telah dilakukan sesuai standar pelay
anan kebidanan. Asuhan komplementer yang diberikan pada Ny. S ada
lah dengan memberikan pijat oksitocin.

5.2 Saran
1. Bagi mahasiswa diharapkan lebih dalam mengkaji setiap kasus yang terja
di pada ibu hamil agar mengetahui dampak dan risiko ke depannya pada ib
u yang dapat terjadi saat kehamilan, persalinan, dan nifas serta dampak ya
ng terjadi pada bayi. Dan diharapkan dapat meningkatkan pendampingan d
alam memberikan asuhan kebidanan berkesinambungan untuk tugas akhir i
ni, sehingga untuk ke depannya pasien dapat terlayani secara berkesinamb
ungan dan cakupan pelayanan KIA dan KB di fasilitas kesehatan meningk
at.
2. Bagi bidan pelaksana agar meningkatkan kualitas pelayanan yang kompre
hensif dan melakukan pemantauan antenatal care yang ketat terutama pad
a ibu hamil dengan resiko tinggi, sehingga ibu hamil lebih siap dalam menj
alani kehamilan dan menghadapi persalinan.
3. Bagi ibu hamil agar lebih memperhatikan kesehatan dirinya sendiri dan se
gera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan jika ada masalah dengan k
esehatannya.
4. Bagi institusi akan lebih baik jika teori asuhan komplementer ini dipelajari
lebih dalam lagi sebelum menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini sehingg
a setiap asuhan, penulis dapat mendampingi dan mengkaji lebih dalam seti
ap masalah yang muncul dari hasil pemeriksaan sehingga dapat memberik
an asuhan yang sesuai dengan kondisi masalah ibu hamil.
5. Bagi PMB dibuatkan bender atau spanduk yang menjelaskan tentang
pelayanan kebidanan komplementer yang bisa dilaksanakan di PMB bd
H,sehingga bisa lebih menarik minat pasien untuk datang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI). Jakarta: BPS
2. Survey penduduk antar sensus,sufas 2015.
3. Hasil Riset Kesehatan Dasar, Rikesdas 2018.
4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa barat,laporan bulanan KIA tahun 2020
5. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa barat,laporan bulanan KIA tahun 2020
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2015
7. Saifuddin, B.A. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
8. dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
9. Varney, H.,Kriebs, J.M., Carolyn, L.G. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Volume 1. Jakarta:EGC.
10. Kementrian Kesehatan RI 2020.Buku KIA Jakarta,kemenkes dan JICA,1997
cetakan tahun 2020
11. Kusmiyati, Yuni., Heni Puji W. 2015. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta:Fitram
aya
12. Widyasih, Hesty., Suherni, Anita Rahmawati. 2013. Perawatan Masa Nifas Y
ogyakarta:Fitramaya.
13. Winknjosastro H, Saifuddin AB. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bi
na Pustaka Sarwono Prawirohardjo
14. Rochjati, P. 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Edisi 2. Surabaya: Pus
at Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP).
15. Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta:Pustaka Pelaj
ar
16. Mangkuji, B. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta:Erlangga
17. Manuaba Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan K
eluarga Berencana. Jakarta:EGC.
18. Prawiroharjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustak
a Sarwono Prawirohardjo.

71
72

19. 18. Muslihatun, Wafi Nur. 2014. Asuhan Neonatus Bayi d


an Balita. Yogyakarta:Fitramaya.
20. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Ja
karta:Kemenkes RI.
21. 20.https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/337531/gerakan-senam-ibu-
hamil-untuk-melancarkan-persalinan
73

Jakarta, 22 Februari 2021


No : 206/Ketua SMRH/II/2021
Lampiran :-
Perihal : Izin Pengambilan Pasien Laporan Tugas Akhir

Kepada Yth,
Kepala PMD Bd. Halimah
Di Kp. Singkir Desa Singkir Kec.Cikalong Kab.Tasikmalaya Jawa Barat
Dengan Hormat,
Bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswi tersebut dibawah ini :
Nama : Rosyati
NIM : 19801038
Adalah benar Mahasiswi Program Studi Profesi Bidan Semester III (Tiga) TA. 20
20/2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada Jakarta, yang bermak
sud meminta izin untuk pengambilan pasien di PMB Bd. Halimah dalam rangka p
enyusunan Laporan Tugas Akhir dari sejak hamil s/d nifas. Sehubungan dengan h
al tersebut kami mohon bantuan dan kesediaan Ibu agar memberikan izin serta bi
mbingan kepada mahasiswi tersebut di atas.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.

Tembusan :
1. Waket I dan II SMRH
2. Ketua SPMI
3. Kaprodi Profesi Bidan
4. Arsip
74

SURAT BALASAN DARI PMB


75

INFORMED CONCENT

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny.S
Suami : Tn.S
Alamat : Kp.Jamupu RT/RW 05/01Ds Mandalawangi Kec.Salopa
Telp :

Setelah mendapatkan informasi, saya bersedia untuk dilakukan tindakan pe


meriksaan kehamilan, persalinan, Bayi Baru Lahir dan masa Nifas oleh mahasiswi
Program Studi Profesi Bidan STIKes Mitra RIA Husada Jakarta,Yaitu:

Nama Mahasiswa :ROSYATI


NIM : 19801038

Tasikmalaya, 12 Februari 2021

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

(Imelda Diana Marsilia,SST,SKM.,M.Keb)


NIDN : 0303038001
76

PEMBERIAN ASUHAN KOMPLEMENTER PADA IBU HAMIL DENGAN


SENAM HAMIL
77

DOKUMENTASI ASUHAN KOMPLEMENTER PADA IBU


BERSALIN,DENGAN PIJAT AKUPRESUR
78

ASUHAN KOMPLEMENTER PADA BBL DENGAN PIJAT BAYI


79

ASUHAN KOMPLEMENTER PADA IBU NIFAS DENGAN PIJAT OKSITOCIN


80

CATATAN BIMBINGAN
LAPORAN TUGAS AKHIR (LTA) MAHASISWA PROGRA
M STUDI PROFESI BIDAN
STIKES MITRA RIA HUSADA T.A 2021

Nama Dosen Pembimbing : Imelda Diana Marsilia, SST., SKM., M.Keb


Nama Mahasiswa : Rosyati
JADWAL BIMBINGAN

HARI/ PARAF
NO URAIAN SARAN
TANGGAL PEMBIMBING
20-02-2021 Bab I dan II sesuaikan dengan buku pedo
1. Konsul BAB I dan BAB II
Hari Sabtu man LTA
27-02-2021
2. Konsul BAB III dan BAB IV Cara penulisan BAB III dengan cara narasi
Hari Sabtu
03-03-2021
3. Konsul Revisi BAB I,II,III BAB I cara penomoran sub dan sub bab
Hari Rabu
04-03-2021 Konsul Revisi BAB I s/d BA
4. Cara pembuatan daftar pustaka
Hari Kamis BV
06-03-2021 Konsul Lampiran dan Halam Cara penyimpanan susunan lampiran dan h
5.
Hari Sabtu an Depan alaman depan
10-03-2021 Revisi tambahan surat pernyataan dan sura
6. Konsul Keseluruhan BAB
Hari Rabu t balasan dari PMB
7 12-02-2021 Konsul Revisi ACC Ujian LTA
81
82
83

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama :ROSYATI
Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya,26 Juni 1974
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Menikah
Alamat : Kp Jamupu Ds. 08/01 desa Mandalawangi Kec Salopa
Kab Tasikmalaya Jawa Barat
Telepon : 081320528816
Email : rosyaticu243@gmail.com

PENDIDIKAN

Tahun 1980-1986 : SDN wangun kec Karangnunggal TSM


Tahun 1986-1989 : SMPN Setiawaras kec Cibalong TSM
Tahun 1989-1992 : SPK Muhamadiyah Tasikmalaya
Tahun 1992-1993 : PPB SPK Muhamadiyah Tasikmalaya
Tahun 2004-2006 : D3 Poltekes Tasikmalaya
Tahun 2014-2016 : D4 BPH Cirebon

PEKERJAAN

Tahun 1993-1999 : Bidan Desa di PKM Karangnunggal Tsm


Tahun 2000-sekarang : Bidan Desa di PKM Salopa Tsm

Anda mungkin juga menyukai