S U
SIA 23 TAHUN G1 P0 A0 DI PMB BD H TAHUN 2021
ROSYATI
19801038
ROSYATI
19801038
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah siap diujikan dihadapan dewan penguji sebagai bagian persyaratan yang diper
lukan untuk memperoleh gelar Bidan (Bdn) pada Program Studi Profesi Bidan STI
Kes Mitra RIA Husada Jakarta
Menyetujui
Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir dengan Judul: Asuhan Kebidanan dengan Contuinity of care
pada Ny.S umur 23 tahun G1P0A0 hamil TM III,persalinan,BBL, dan nifas di BP
M Bd H tahun 2021
Penyusun : ROSYATI
NIM : 19801038
Dan telah diujikan dan disahkan pada hari senin,15/03/2021
Penguji Penguji
Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Bidan
STIKes MITRA RIA HUSADA
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan LTA ini berdasarkan hasil penelit
ian,pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri,baik untuk naskah laporan maupun k
egiatan pemberian asuhan yang tercantum sebagai bagian dari LTA ini.Jika terdapat
karya orang lain,saya akan mencantumkan sumber yang jelas.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pi
hak manapun.
Rosyati
NIM : 19801038
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan Rahmat
Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Contuinity of Care Pada NY S GI P0 A0 di PMB Bd H di Kp Singkir D
s Singkir kec Cikalong Kab Tasikmalaya tahun 2021 ”, sebagai salah satu syarat me
nyelesaikan pendidikan Profesi Kebidanan pada Program Studi profesi Bidan di Sti
kes Mitra Ria Husada Jakarta tahun 2021.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,oleh
karena itu maka pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasi
h kepada :
1. Dra. Sri Danti Anwar, MA. selaku Ketua STIKes Mitra RIA Husada, yang telah
memberikan kesempatan kepada mahasiswa profesi kebidanan di STIKes Mitra
RIA Husada Jakarta untuk menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
2. Imelda Diana Marsilia, SKM, M.Keb selaku Waket I dan dosen pembimbing di
STIKes Mitra RIA Husada Jakarta yang telah mendukung dan membimbing
serta mengarahkan untuk terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.
3. Ninin Nirawati,M.Ed.PA, M.Kes, selaku waket 2 STIKes Mitra RIA Husada
Jakarta yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
4. Yulita Nengsih,S.SiT, M.Kes selaku Kaprodi Profesi Bidan.
5. Sri Kubillawati,S.SiT,M.Kes selaku pembimbing yang telah membimbing
terselesaikannya LTA ini.
6. Teristimewa kepada orang tua saya, keluarga saya, dan saudara saudara saya ya
ng telah memberikan dukungan moril dan materil serta kasih sayang dan doa yan
g tulus kepada penulis sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan den
gan baik
7. PMB Bd Halimah, yang telah memberikan tempat dan waktu untuk melakukan
penyusunan Laporan Tugas Akhir.
8. Ibu dan keluarga responden atas kerjasamanya yang baik.
v
9. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam ini
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan berkat atas segala amal
baik yang diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi semua piha
k yang dimanfaatkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI............................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN..................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penyusunan LTA..........................................................................2
1.4 Manfaat.....................................................................................................3
1.5 Ruang Lingkup.........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5
2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan Komplementer....5
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Persalinan dengan Komplementer.....17
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan
Komplementer..........................................................................................26
2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Nifas dengan Komplementer.............34
2.5 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan dengan Komplementer. .41
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................46
3.1 Identifikasi Pasien....................................................................................46
3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Komplementer....................46
3.3 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan dengan Komplementer...................51
3.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan Komplementer..........54
vii
3.5 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Komplementer.....................56
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................59
4.1 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan........................................................59
4.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan.........................................................62
4.3 Asuhan Kebidanan Pada BBL..................................................................64
4.4 Asuhan Kebidanan Pada Nifas.................................................................67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................69
5.1 Kesimpulan...............................................................................................70
5.2 Saran.........................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................71
LAMPIRAN
viii
DAFTAR BAGAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Izin.............................................................................................................73
2. Surat Balasan.......................................................................................................74
3. Informed Consent................................................................................................75
4. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Komplementer...............................................76
5. Lembar Konsultasi..............................................................................................80
6. Partograf..............................................................................................................81
7. Daftar Riwayat Hidup Penulis............................................................................83
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
mbantu mengurangi AKI dan AKB yaitu dengan memberikan asuhan kebid
anan yang berkesinambungan (continuity of care).
Continuity of care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubun
gan yang terus-menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berk
elanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu kewaktu yang me
mbutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga profesiona
l kesehatan. Layanan kebidanan harus disediakan mulai prakonsepsi, awal k
ehamilan, selama semua trimester, persalinan dan nifas sampai enam mingg
u pertama postpartum.
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Hasil laporan ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tenta
ng asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir dan nifas
1.4.2 Praktis
A. Institusi
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai masukan dalam melaksa
nakan dan mengimplementasikan teori asuhan kebidanan berkesinamb
ungan yang didapatkan dibangku kuliah.
B. Profesi
Hasil laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai sumbangan teoritis m
aupun aplikatip bagi profesi bidan dalam asuhan kebidanan komprehens
ip pada ibu hamil,bersaliun,nifas,BBL dan keluarga berencana.
C. Ibu Hamil
Agar ibu hamil dapat mengenali sedini mungkin tanda bahaya pada
masa hamil, besalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana sehi
ngga memungkinkan segera mencari pertolongan untuk mendapatkan p
enanganan segera.
5
6
Usia Kehamilan(mi
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
nggu)
16 Pertengahan pusat-symphisis
20 2 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-processus xiphoideus
36 1 jari di bawah processus xiphoideus
40 3 jari di di bawah processus xiphoideus
Sumber : manuaba,2010
c. Sistem Metabolisme
Pada ibu hamil Basal Metabolic Rate (BMR) meningkat hi
ngga 15-20 % yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir da
n membutuhkan banyak kalori untuk dipenuhi sesuai kebutuha
nnya10.
Tabel 2.2 Rekomendasi Penambahan Berat Badan
Selama Kehamilan Berdasarkan IMT
2. Perubahan Psikologis
Trimester III disebut periode penantian dengan penuh waspad
a karena ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Sej
umlah ketakutan muncul seperti ibu merasa khawatir bayi yang di
lahirkannya tidak normal, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik y
7
Faktor risiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat menyeba
bkan kemungkinan risiko/bahaya terjadinya komplikasi pada persali
nan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan
bayinya. Faktor risiko pada ibu hamil dikelompokkan dalam 3 kelom
pok I, II, III, berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan, dan sif
at/tingkat risikonya.
1. Kelompok Faktor Risiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri/APGO)
Kelompok ini di cirikan dengan 7 terlalu yaitu terlalu muda, t
erlalu tua, terlalu terlambat, terlalu lama, terlalu cepat, terlalu pen
dek, terlalu banyak dan 3 pernah yaitu pernah gagal kehamilan, pe
rnah operasi sectio caessarea, dan pernah mengalami persalinan d
engan bantuan alat (vakum, manual plasenta, tranfusi darah).
Riwayat abortus termasuk dalam salah satu bagian dari kelom
pok faktor risiko I karena hal ini termasuk ke dalam kategori pern
ah gagal kehamilan. Riwayat abortus dapat mengakibatkan adany
a keguguran berulang, plasenta previa, dan kelahiran prematur. Ja
rak kelahiran, umur, dan riwayat abortus mempunyai hubungan y
ang bermakna dengan kejadian plasenta previa11.
Ibu yang mempunyai riwayat abortus kemungkinan kejadian
prematuritas sebesar 1,4 kali pada ibu yang mengalami satu kali a
bortus dan 1,9 kali pada ibu yang mengalami dua kali abortus. Ke
jaidan keguguran pada trimester kedua meningkatkan kemungkin
an abortus, persalinan prematur dan gangguan pertumbuhan janin
dan kematian janin dalam rahim pada kehamilan berikutnya11.
Kejadiannya sekitar 3 – 5 %. Data dari beberapa studi menunj
ukkan bahwa setelah 1 kali abortus spontan mempunyai risiko 15
% untuk mengalami keguguran lagi.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibatakib
at tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 ming
gu atau buah kehamilan belum sampai mampu untuk hidup di luar
kandungan7.
9
egak lurus. Tahan, lalu atur napas secara normal sekitar 10 hit
ungan.
Setelah itu berdiri lagi secara perlahan. Untuk mendapa
tkan hasil yang optimal, gerakan ini bisa diulangi sampai tiga
kali. Tapi jangan dipaksakan jika sudah Lelah.
3. Senam Yoga Kupu-kupu
sfingter ani.
d. Tingkat IV: robekan mengenai perinium sampai dengan otot sf
ingter ani dan mukosa rektum.
Robekan sekitar klitoris dan uretra dapat menimbulkan perdaraha
n hebat dan mungkin sangat sulit untuk diperbaiki. Apabila terjadi
robekan maka harus dilakukan penjahitan untuk menghentikan ter
jadinya perdarahan7.Selama kala IV, kondisi ibu harus dipantau se
tiap 15 menit pada jam pertama setelah plasenta lahir, dan setiap 3
0 menit pada jam kedua setelah persalinan. Asuhan dan pemantau
an pada kala IV adalah kesadaran penderita, tekanan darah, nadi,
dan pernapasan dan suhu; kontraksi rahim yang keras; perdarahan
yang mungkin terjadi dari plasenta rest, luka episiotomi, perlukaa
n pada serviks; kandung kemih dikosongkan karena dapat mengga
ngu kontraksi rahim16.
C. Persalinan Presipitatus
Menurut Donges (2007), partus presipitatus adalah persalinan be
rlangsung sangat cepat. Kemajuan cepat dari persalinan, berakhir kur
ang dari 3 jam dari awitan kelahiran, dan melahirkan di luar rumah s
akit adalah situasi kedaruratan yang membuat terjadi peningkatan res
iko komplikasi dan/atau hasil yang tidak baik pada klien. Jarang terja
di pada primipara, sering terjadi pada kehamilan lebih dari satu (mult
ipara)17.
Penyebab Partus Presipitatus yaitu saat proses persalinan dikar
enakan tahanan yang rendah pada bagian jalan lahir, kontraksi uterus
dan rahim yang terlalu kuat, Pada keadaan yang sangat jarang dijum
pai oleh tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak men
yadari adanya proses-proses persalinan yang sangat kuat itu15.
Tanda dan gejala partus presipitatus dapat mengalami ambang n
yeri yang tidak biasanya atau tidak menyadari kontraksi abdominal.
Kemungkinan tidak ada kontraksi yang dapat diraba, bila terjadi pad
a ibu yang obesitas. Ketidaknyamanan punggung bagian bawah (tida
20
s mata yang sering digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1%, salep
mata eritromisin, dan salep mata tetrasiklin.
F. Injeksi Hepatitis-0
Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-2 jam setelah pember
ian Vitamin K1 secara intramuskular. Imunisasi Hepatitis B bermanf
aat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur
penularan ibu-bayi18.
2.3.3 Keadaan Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir dikatakan normal apabila;18
A. Frekuensi napas 40-60 kali per menit
B. Frekuensi denyut jantung 120-160 kali per menit
C. Suhu badan bayi 36,5 – 37,5oC
D. Berat badan bayi 2500-4000 gram
E. Umur kehamilan 37 – 40 mg
F. Gerakan aktif dan warna kulit kemerahan
G. Panjang lahir 48-52 cm
H. Kepala normal 33-37 cm
dak dapat diulang kembali. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini
bayi sangat peka terhadap lingkungan dan membutuhkan asupan gizi se
rta stimulasi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembanganya. Desai
n penelitian menggunakan pre- experiment desain dengan pendekatan O
ne Group Pre Test-Post Test Design untuk mengetahui pengaruh pijat b
ayi terhadap tumbuh kembang pada 34 bayi dengan teknik total samplin
g analisa data menggunakan uji Wilcoxon test. Hasil : Hasil dari penelit
ian yang dilakukan selama 1 bulan sebagian besar bayi yang pertamakal
i melakukan pemijatan berumur 5 bulan dan didominasi oleh jenis kela
min perempuan serta anak pertama dan kedua. Diketahui tumbuh kemb
ang sebelum dipijat yang mengalami suspect sebanyak 8 bayi dari 34 ba
yi (23,5%), setelah dipijat menjadi 31 bayi yang normal (91,2%) denga
n p value 0,025 < ? (0,05). Pijat bayi memberikan pengaruh yang signif
ikan terhadap tumbuh kembang bayi sebelum dan sesudah treatment di
Desa Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2015.
Diharapkan dapat memotivasi ibu bayi untuk dapat terus melakukan pij
at bayi secara terus menerus walaupun penelitian ini sudah berakhir, da
n dapat mengajarkan kepada masyarakat sekitar yang memiliki bayi bar
u lahir.
Bukan cuma sekedar tren, pijat bayi memang memberikan beraga
m manfaat. Manfaat pijat bayi tidak hanya bisa didapatkan dari pemijat
an oleh bidan atau tenaga Kesehatan lain,atau oleh tenaga profesional di
pusat perawatan bayi atau spa bayi, tapi juga bisa diperoleh dari pemijat
an yang Anda lakukan sendiri di rumah.
Cara memijat bayi harus dilakukan dengan lembut dan hati-hati.
Berbeda dengan orang dewasa yang otot dan kulitnya tahan terhadap te
kanan keras saat dipijat, bayi akan mudah merasa kesakitan dan cedera
bila dipijat terlalu keras. Hal ini karena otot dan kulitnya masih tipis da
n sensitif.
30
Pada kasus Ny. S ini, untuk merangsang ASI lebih banyak lagi, ma
ka diberikan asuhan komplementer dengan pijat oksitosin.Pijat oksitosi
n ini dilakukan untuk merangsang oksitosin atau reflek letdown.Dengan
dilakukannya pemijatan ini,ibu akan merasa rileks,kelelahan setelah ,me
lahirkan akan hilang,sehingga dengan begitu hormone oksitosin keluar
dan ASI pun cepat keluar11. Selain itu untuk memberikan kenyamanan p
ada ibu,mengurangi bengkak,mengurangi terjadinya sumbatan ASI,mer
angsang pelepasan hormone oksitosin,mempertahankan produksi ASI s
aat ibu atau bayi sakit19.
Data Susenas 2010 menunjukkan bahwa baru 33.6% bayi di Indone
sia yang mendapat ASI eklusif , artinya masih ada sekitar 2/3 bayi di I
ndonesia yang kurang mendapatkan ASI. Pemberian ASI merupakan sal
ah satu pilar yang penting untuk kesehatan bayi karena ASI merupakan
nutrisi yang paling tepat untuk bayi baru lahir sampai minimal bayi ber
usia 6 bulan. Kabupaten Klaten berhasil meraih angka kecukupan ASI
Ekslusif tertinggi se-Indonesia. Hal ini merupakan salah satu bukti nyat
a komitmen pemerintah daerah yang kuat untuk mensukseskan program
ASI eklusif. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen
dengan rancangan pre and post test dengan teknik pengambilan sampel
dengan non proabability sampling. Analisa data dilakukan dengan uji fr
iedman dan dilanjutkan dengan uji wilcoxon. Variable independent adal
ah ibu postpartum dengan intervensi pijat oxytosin dan variable depend
ent adalah produksi ASI dengan indikator berat badan, frekwensi bayi B
AK, frekwensi bayi menyusu dalam sehari dan lama tidur bayi setelah
menyusu. Instrument yang digunakan adalah checklist dan lembar obser
vasi serta timbangan. Hasil penelitian menunjukkan semua bayi dilahirk
an secara normal dengan berat badan bayi rata rata adalah 3070 grm , ra
ta rata frekwensi BAK 5 kali pada hari pertama,,rata rata frekwensi men
yusu bayi pada 24 jam pertama 8 kali, dan lama bayi menyusu 2.17 jam
pada hari pertama.Semua indicator diatas meningkat baik pada hari ke 7
dan 14. Hasil Analisa bivariat menunjukan adanya perbedaan rata rata b
37
erat badan bayi dengan p value : 0.001 ,ada perbedaan frekwensi BAK
yang bermakna dengan p value=0,001 dan ada perbedaan frekuensi men
yusu yang bermakna dengan p value=0,001 serta ada perbedaan lama ti
dur yang bermakna dengan p value=0,001. Dapat disimpulkan bahwa a
da pengaruh pijat oxytosin terhadap produksi ASI dengan indikasi berat
badan bayi, frekwensi bayi menyusu, frekwensi bayi BAK dan lama ba
yi tidur setelah menyusu.
Adapun teori pijat oksitoksin adalah sebagai berikut :
1. Apa itu pijat oksitosin?
Pijat oksitosin adalah pijatan yang dilakukan di punggung, tepat
nya di sepanjang tulang belakang sebagai upaya melancarkan keluar
nya ASI dari payudara ibu menyusui. Pijat oksitosin bisa menjadi se
makin efektif jika dilakukan secara rutin dan dilakukan dengan kele
mbutan dan rasa penuh kasih sayang.
Pijatan ini diyakini mampu memicu peningkatan produksi horm
on oksitosin. Hormon oksitosin adalah hormon yang membantu tubu
h dalam proses pengeluaran ASI. Oleh sebab itu, pijatan ini pun dike
nal dengan nama ‘pijat oksitosin’.
Perlu diketahui bahwa oksitosin merupakan hormon yang bereak
si ketika Mama mendapatkan sentuhan. Hormon ini diproduksi di ota
k bagian belakang, yang efek kerjanya mirip seperti morfin.
Dengan melancarkan produksi hormon ini, ibu akan merasa lebi
h bahagia, rileks dan bahkan dapat membantu mengurangi rasa nyeri.
Hormon ini pun sangat penting dalam proses produksi dan kelancara
n pengeluaran ASI.
Ya, hormon oksitosin juga bisa membantu mengurangi stres, ce
mas, sekaligus menurunkan tekanan darah. Rasa percaya, cinta dan b
onding pada orang terdekat juga dipengaruhi oleh hormon oksitosin.
2. Manfaat pijat oksitosin
Seperti telah dikatakan sebelumnya, salah satu manfaat dari me
lakukan pijat oksitosin adalah untuk melancarkan produksi ASI. Sela
38
in itu, pijat oksitosin juga dapat membantu membuat ibu tidur lebih
nyenyak dan mengurangi stres.
Bahkan jika dilakukan secara hati-hati pada ibu yang melahirk
an dengan cara operasi caesar, pijat oksitosin juga dapat membantu
mempercepat proses pemulihan.
Manfaat utama dari pijat oksitosin yakni:
Melancarkan hormon oksitosin dan prolactin
Pijat oksitosin membantu meningkatkan produksi hormon ok
sitosin dan juga prolaktin. Keduanya merupakan hormon yang pe
nting bagi ibu menyusui. Bahkan pijat oksitosin sering dikaitkan j
uga dengan penurunan produksi hormon kortisol, yang dikenal se
bagai hormon stres.
Perlu diketahui juga bahwa dalam penelitian di International
Journal of Medical Research and Review tahun 2013 berhasil me
mbuktikan bahwa pijat oksitosin efektif dalam meningkatkan dan
melancarkan ASI.
Melancarkan ASI melalui let-down reflex
Selain membantu meningkatkan produksi ASI, pijat oksitosin jug
a membantu meningkatkan let-down reflex. Ini adalah suatu prose
s pengeluaran ASI menjadi lebih lancar untuk bisa dikonsumsi ba
yi.
Jika let-down reflex terjadi, bayi akan lebih kenyang dan dapat me
ndapatkan ASI dengan cukup.
Membuat tubuh rileks
Melakukan pijat oksitosin secara rutin juga dapat memengaruhi si
stem saraf perifer, yang kemudian membantu mengurangi nyeri se
rta melancarkan aliran darah ke seluruh jaringan tubuh. Mama pu
n bisa lebih santai, tenang, tidak stres dan tidur lebih nyenyak,
3. Cara melakukan pijat oksitosin
39
osin pada ibu hamil. Pijat oksitosin dilakukan supaya kontraksi salur
an ASI bekerja, namun jika dilakukan saat hamil kontraksi otot rahi
m juga mungkin terjadi.
6. Hormon oksitosin saat menyusui dan cara meningkatkannya
Lantas apa sebenarnya kaitan antara hormon oksitosin dan prose
s menyusui? Saat menyusu, bayi akan mengisap puting payudara. Ha
l ini membuat sel saraf di payudara mengirim sinyal ke otak untuk m
elepaskan oksitosin.
Nah, saat jumlah oksitosin meningkat, hormon ini membuat kele
jar dan saluran ASI berkontraksi dan mengalirkan ASI lebih lancar.
Selain melalui pijat oksitosin, peningkatan hormon oksitosin jug
a bisa lakukan dengan beberapa cara lain. Di antaranya seperti mela
kukan hobi yang suka seperti menonton film, berbaring sambil mem
eluk si Kecil, makan bersama suami dan bahkan dengan melakukan
hubungan intim.
46
47
Pola nutrisi ibu makan 3 x sehari satu porsi penuh berupa nasi, sayu
r, buah, lauk dan mengkonsumsi air putih > 5 gelas perhari di selingi de
ngan susu. Pola Eliminasi BAB dan BAK Pola BAB ibu 1 kali dalam 1
hari dan BAK > 5 kali sehari . Dan tidak ada keluhan Pola aktivitas Seti
ap pagi dari jam 08.00-12.00 melakukan pekerjaan rumah seperti meny
apu, memasak, mencuci, dan pekerjaan-pekerjaan berat di bantu suami.
Tidur siang 30mnt-1 jam, tidur malam 7-8 jam setiap harinya. Pola seks
ualitas jarang dilakukan, terakhir hubungan 1 minggu yang lalu dan tida
k ada keluhan. Personal Hygiene Ibu mandi 2 kali/hari, selalu membersi
hkan alat kelamin setiap mandi, BAK dan BAB, ibu mengganti pakaian
dalam setelah mandi dan jika terasa lembab, jenis pakaian dalam yang d
igunakan adalah bahan yang dapat menyerap keringat.Riwayat imunisas
i ibu :Imunisasi TT pertama pada saat SD, TT kedua adalah SD, TT keti
ga yaitu TT catin dan TT keempat pada saat usia kehamilan 13 minggu .
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu Ibu mengatakan bah
wa kehamilan ini adalah kehamilan anak pertama dengan suami dari per
nikahannya yang ke 2. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan Ibu belum
pernah menggunakan alat kontrasepsi. Riwayat Kesehatan :Ibu tidak me
miliki dan tidak sedang menderita penyakit berat,penyakit sistemik ata
u penyakit keturunan,ibu juga tidak memiliki keturunan kembar.Ibu tida
k memiliki Riwayat penyakit alergi makanan maupun alergi obat.Pola k
ebiasaan: Ibu tidak merokok tetapi ibu adalah perokok pasif, Suami me
mpunyai kebiasaan merokok + 1 putung rokok /1 hari di luar ruangan. T
idak ada kebiasaan minum jamu-jamuan, minum-minuman keras. Tidak
ada makanan/minuman pantang. Tidak ada perubahan pola makan/minu
m.
Riwayat Psikologi Spiritual Kehamilan saat ini diinginkan oleh ibu.
Ibu sangat menunggu nunggu kelahirannya,karena tetangganya yang usi
a kehamilannya sama, sudah melahirkan dan ibu jadi merasa khawatir .
Pengetahuan ibu mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan masih kurang
Ibu mengetahui kondisinya saat ini. Ibu sangat menerima dan sangat se
48
nang dengan kehamilan saat ini, suami/keluarga sangat senang dan sem
oga ibu dan bayi selalu dalam keadaan sehat. Untuk persiapan rencana p
ersalinan ibu dan suami sudah mempersiapkan mulai dari biaya, pakaia
n ibu dan bayi, transportasi yang digunakan motor, untuk penolong pers
alinannya di bidan Rosyati . Rencana Pendonor adalah suami, orang tua
dan saudara.
O : Keadaan umum ibu baik dengan kesadaran composmentis,Tek
anan darah :110/70 mmHg, Nadi: 88 kali per menit, Pernafasan:20 kali
per menit, Suhu:36,6 ○C, tinggi badan yaitu 153cm, berat badan pada sa
at sebelum hamil 48 kg dan berat badan sekarang 59 kg, Lingkar Lenga
n Atas (LLA) 24 cm.
Pada pemeriksaan kepala dan leher didapatkan hasil tidak ditemuka
n oedema dan cloasma gravidarum pada wajah. Pada bagian mata ko
njungtiva merah muda, sklera putih. Pada mulut, bibir lembab, tidak ad
a caries gigi dan tidak ada sariawan. Pada leher tidak ada pembengkaka
n kelenjar thyroid, limfe dan vena jugularis Payu dara: Bentuk simet
ris, areola hiperpigmentasi, puting susu menonjol, colostrum sudah kelu
ar,benjolan/massa (-) Abdomen : Inspeksi pada bagian abdomen bentuk
membesar simetris , tidak ada bekas luka, dan ada strie gravidarum. Dil
akukan juga palpasi leopold dengan hasil sebagai berikut: TFU : 3 jari
di bawah PX,30cm.
Leopold I: Teraba lunak, tidak melenting yaitu bokong, Leopold II:
Perut sebelah kiri teraba memanjang yaitu punggung janin. Perut sebela
h kanan teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas, Leopold III: Terab
a keras,bulat, yaitu kepala janin, Leopold IV: kepala sudah masuk pint
u atas panggul.
Auskultasi DJJ dapat didengar di punctum maximum pada bagian k
iri bawah pusat dengan frekuensi 138 x/menit CVAT : punggung dan p
inggang tak ada nyeri ketuk.
49
erja sama dengan suami untuk tidak merokok di dekat ibu,Evaluasi: Ibu
dan suami mengerti bahaya asap rokok bagi kesehatan ibu dan janin,Me
njelaskan kepada ibu persiapan persalinan dan kegawatdaruratan persali
nan,seperti packing alat-alat bayi,dari mulai pakaian bayi lengkap,pakai
an ibu lengkap,nomor kontak pemegang transfortasi seperti no tlp tukan
g ojeg,atau tetangga yang memiliki kendaraan. tidak lupa dianjurkan un
tuk menghubungi bidan,Memberitahu, dan menjelaskan ibu untuk mem
eriksakan kembali kehamilannya 1 minggu lagi pada tanggal 08 Febru
ari 2021 dan segera ke pelayanan kesehatan jika ada keluhan atau sudah
ada tanda-tanda persalinan,Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia kembali
sesuai jadwal.
KALA II
Tanggal : 14/02/2021 Jam : 02.30
Subjektif : Ibu mengatakan ada cairan yang keluar banyak dari jala
n lahir,Ibu mengatakan mules makin kuat dan lama,dan ada dorongan m
eneran dari dalam.
Objektif : T 100/80mmHg,Nadi 84x/’,Suhu 36◦C,pernafasan 24x/’
his 4x10’45”,BJF 148x/’,pemeriksaan dalam v/v taa portio tidak teraba
pembukaan lengkap kep HIII,UUK dep.
Analisa pada pasien ini adalah,diagnosa Ibu : GI P0 A0 hamil 39m
inggu partus kala II, Janin : Tunggal,Hidup,intra uterin,presentasi kepal
a
Penatalaksanaan yang diberikan adalah:Menjelaskan hasil pemerik
saan ibu dan janin pada keluaga,Menjelaskan Tindakan yang akan dilak
ukan,Sebelumnya petugas menggunakan APD level II, Menganjurkan i
bu untuk mengedan jika ada his,minum dan istirahat jika tidak ada his,
Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman ,Kepala bayi lahi
r kemudian mengecek lilitan tali pusat, menunggu kepala putar paksi da
n kemudian melakukan sangga susur. ,Jam 04.15 WIB Bayi lahir hidup
tunggal,spontan,menangis kuat, jenis kelamin perempuan,AS 8-9,lalu
Meletakkan bayi diatas perut ibu.
KALA III
Tanggal : 14/02/2021 Jam : 04.20
Subjektif : Ibu mengatakan perutnya mules seperti ingin mengedan kem
bali.
Objektif Ada darah menyembur dari jalan lahir,Tali pusat memanjang d
an Fundus uteri membundar.
Analisa pada pasien ini adalah PI A0 partus kala III
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah Menjelaskan has
il pemeriksaan dan Tindakan yang akan dilakukan pada ibu dan keluarg
a,ibu dan keluarga mengerti,Memberikan suntikan oksitosin 10 IU pada
paha anterolateral secara IM ,Memotong dan mengikat tali pusat, meng
53
mus, tidak ada retraksi dada, jenis kelamin perempuan, reflek moro bai
k, reflek rooting baik, reflek sucking baik. Bayi BAB pukul 06.30 WIB.
Analisa data yaitu Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1
jam. Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu melakukan manajemen pera
watan bayi baru lahir dengan menghangatkan bayi,menjaga bayi tetap h
angat,memasang lampu sorot, melakukan isap lendir, mengeringkan ba
yi, dan mengganti kain kering. Melakukan tindakan profilaksis yaitu me
mberikan injeksi Vitamin K, salep mata, dan memberikan imunisasi He
patitis B (HB)-0 1 jam.
3.4.2 Asuhan BBL ke I usia 6 Jam
Pada tanggal 14/02/2021 pukul 10.15 WIB
Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan kuat.
Penulis melakukan pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik, tanda-
tanda vital denyut nadi 130 x/menit, suhu 36 ºC, respirasi 42 x/menit,
refleks menghisap dan menelan baik, gerakan aktif, tali pusat tidak ada
perdarahan, warna kulit kemerahan, berat badan 2800 gram, panjang
badan bayi 49 cm. Pada pemeriksaan eliminasinya BAB 2x, warna
kehitaman, bau khas. miksi 2x, warna kuning jernih.
Ditegakan diagnosa bahwa Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Ke
hamilan usia 6 jam.
Asuhan kebidanan yang diberikan seperti: Memberitahukan hasil
pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan bayi baik, ibu mengerti.
Memandikan bayi setelah 6 jam, bayi akan dimandikan pukul 06.00 wib.
Mengingatkan ibu agar tetap menjaga kehangatan bayi, ibu mengerti.
Menjelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat, ibu mengerti. Menging
atkan kembali tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, Ibu mengerti dan akan
mewaspadainya. Mengingatkan kembali tentang ASI Ekslusif selama 6
bulan, ibu mengerti. Menjadwalkan kunjungan selanjutnya, yaitu tanggal
20/02/ 2021. Ibu mengerti.
3.5.2. Asuhan Nifas Ke II, Hari Ke 6 PP, Tanggal 20/02/2021 Jam 13.00 WI
B
Pemeriksaan Ny S dilakukan pada tanggal 20/02/2021 jam 13.00WIB d
i rumahnya untuk kontrol nifas. Hasil pemeriksaan Keadaan umum baik
kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/men
it, respirasi 22 x/menit, suhu 36,80C. payudara membesar simetris, ASI
lancar; abdomen TFU pertengahan pusat dengan simpisis, kontraksi ker
as; vulva pengeluaran lokea sanguilenta, jahitan rapi dan sudah mulai k
ering, tidak ada tanda-tanda infeksi.
Analisa data dari kasus ini adalah PI A0 Nifas 6 hari . Penatalaksanaan
pada kasus ini adalah Memberitahu ibu untuk makan-makanan bergizi d
an memperbanyak minum air putih, memotivasi ibu terus memberikan
ASI ekslusif kepada bayinya sesering mungkin, minimal 2 jam sekali,
58
Pada bab ini penulis membahas kesesuaian antara tinjauan teori dalam ba
b 2 dengan tinjauan kasus dalam bab 3. Pembahasan ini bertujuan untuk meru
muskan kesenjangan-kesenjangan antara teori dengan kasus nyata pada asuhan
kebidanan secara continuity of care pada Ny. S usia 23 tahun GI P0A0 selama
kehamilan trimester III, persalinan, masa nifas, BBL di PMB Bdn H dengan m
enggunakan standar asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian data, peru
musan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dilanjutkan dengan SOA
P perkembangan. Berdasarkan kasus Ny.S, terdapat beberapa kesamaan dan k
esenjangan antara teori dan praktik, diantaranya sebagai berikut:
59
60
Tekanan darah ibu hamil harus dalam batas normal (antara 110/60 mm
Hg sampai 120/60 mmHg) apabila terjadi kenaikan tekanan darah (hipertensi)
atau penurunan tekanan darah (hipotensi), hal tersebut perlu diwaspadai karen
a dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin apabila tidak ditangani secara dini
17
.Setiap kali periksa kehamilan tekanan darah Ny. A adalah 110/80 mmhg h
ingga 120/70 mmhg, tekanan darah dalam batas normal. tidak ada kesenjangan
dengan teori.
Pada saat pengkajian ditemukan Ny. S Selama hamil tidur siang ± 1-2 ja
m dan tidur malam ± 7-9 jam sehari. Sedangkan menurut teori Ibu hamil tidur
malam kurang lebih sekitar 8 jam setiap istirahat dan tidur siang kurang lebih
1 jam17.Berarti tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus nyata.
Pada kunjungan ANC Standart Pelayanan Antenatal hanya dilakukan 10
T yaitu timbang berat badan,ukur tinggi badan,ukur lila, ukur tekanan darah, u
kur tinggi fundus, pemberian tablet zat besi, pemberian tablet FE, pemberian i
munisasi TT,penentuan presentasi janin dan DJJ,tes laboratorium dan temu wi
cara, Standart pelayanan Antenatal meliputi 10T19,jadi sudah sesuai dengan te
ori.Meskipun pelayanan tersebut tidak diberikan setiap kali pemeriksaan,karen
a tindakan tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi.Seperti pemberian
TT,karena status imunisasinya sudah 4T,maka pada kehamilan ini tidak diberi
kan.Pemeriksaan lab juga hanya dilaksanakan pada pemeriksaan TM III.
Berdasarkan data objektif didapatkan pemeriksaan USG bahwa letak plas
enta berada di fundus uteri. Dan pada usia kehamilan 34 minggu plasenta dal
am posisi normal.Apabila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta
masih berada di sekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa m
enjadi jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk menghad
api kemungkinan keadaan darurat7. Plasenta yang berdekatan dengan ostium u
teri internum tetapi tidak menutupinya pada trimester kedua atau awal trimeste
r ketiga kemungkinan kecil akan menetap sebagai plasenta previa saat aterm9.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan rencan
a asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif, efisie
n dan aman berdasarkan evidence based kepada ibu dalam bentuk upaya prom
61
otif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Asuhan kebidanan pada ibu hamil itu
meliputi menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur tekanan
darah, mengukur LILA, mengukur TFU, menentukan status imunisasi dan me
mberikan imunisasi TT sesuai status imunisasi, memberikan tablet tambah dar
ah, menentukan presentasi janin dan menghitung DJJ, memberikan konseling
mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rek
reasi, perawatan payudara, body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan elimi
nasi, senam hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi, memberikan
pelayanan tes laboratorium sederhana, dan melakukan tatalaksana19. Juga dilak
ukan pemberian penyuluhan tentang pemenuhan nutrisi, pola istirahat, persiap
an persalinan, pemberian tablet tambah darah dan anjuran cek laboratorium. P
ada kunjungan ulang hanya dilakukan diskusi karena sebelumnya ibu sudah m
endapatkan penyuluhan tentang hal yang sama, pelaksanaan dalam bentuk dis
kusi bertujuan untuk mengkaji ulang pengetahuan ibu tentang nasihat yang tel
ah diberikan.
Sesuai dengan keluhan ibu yang merasakan pegal-pegal,maka ibu diberik
an asuhan komplementer dengan senam hamil, karena dengan senam hamil ini
bisa mengurangi keluhan pegal-pegal pada ibu hamil,salah satunya dengan Ge
rakan senam kupu-kupu.Ibu memahami Gerakan tersebut dan mengatakan
badannya yang pegal-pegal jadi lebih enak
Senam yoga kupu-kupu atau sering disebut pose tailor berguna untuk mel
atih otot paha. Dengan begitu, ibu bisa meminimalkan risiko sakit punggung,
seiring dengan makin beratnya beban kandungan.
Melakukan gerakan yoga kupu-kupu ini sangat mudah, bisa mulai denga
n posisi duduk bersila dan posisi punggung tegak lurus. Tempelkan kedua tela
pak kaki , lalu perlahan turunkan posisi lutut sampai menyentuh lantai. Tahan
posisi tersebut kurang lebih 10-20 hitungan, kemudian ulangi sampai tiga kali2
0
.
tuban jernih. Ada tekanan pada anus, vulva membuka dan perineum menonjol.
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama, kir
a-kira 2–3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggu
l sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot panggul yang melalui lengkung ref
leks yang menimbulkan rasa mengedan15. Oleh karena tekanan pada rektum, i
bu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada wakt
u his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang.
Kala II pada primi berlangsung 1½-2 jam, dan pada multi ½ -1jam 17. Berdasar
kan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. S tidak terdapat kesenjang
an dengan teori karena kala II berlangsung selama 1 jam 45 menit.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Ny S dalam persalinan kala II.
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) d
an berakhir dengan lahirnya bayi12. Pada kasus Ny S kala II berlangsung selam
a 1 jam 45 menit dan pada pukul 04.15 WIB bayi lahir spontan menangis kuat
jenis kelamin perempuan. Fase aktif akselerasi dari pembukaan 3–4 cm, dicap
ai dalam 2 jam. Fase aktif dilatasi maksimal dari pembukaan 4–9 cm, dicapai
dalam 2 jam. Fase aktif deselerasi dari pembukaan 9–10 cm selama 2 jam. Ke
majuan pembukaan 1 cm per jam untuk primipara dan 2 cm per jam untuk mul
tipara. Ada kesenjangan mengenai lama kala I. Fase aktif deselerasi berjalan te
rlalu cepat. Fase aktif dilatasi maksimal sampai deselerasi dari pembukaan 4–
10 cm selama 5 jam. Ibu tidur miring kiri dan menarik nafas panjang saat ada
kontraksi15.
Dari data objektif didapatkan data yaitu tali pusat memanjang dan terdap
at semburan darah.Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tetesan atau panc
aran kecil darah yang mendadak, pemanjangan tali pusat yang terlihat pada int
roitus vagina, perubahan bentuk uterus dari diskoid ke bentuk globuler sewakt
u uterus berkontraksi dengan sendirinya, dan perubahan posisi uterus8. Pada p
ukul 04.25 WIB plasenta lahir lengkap, kala III berlangsung selama 10 menit.
Kemudian dilakukan pengecekan laserasi yaitu terdapat laserasi derajat 2
pada mukosa vagina, kulit perinium dan otot perinium.Sesuai dengan teori dar
i Fatimah,prasetya,c2019 hal 153 yang menyatakan bahwa robeken perinium t
64
erjadi akibat ketidakmampuan otot dan jaringan lunak pelvic untuk mengakom
odasikan lahirnya janin. Maka perlu dilakukan tindakan penjahitan. Sebelum d
ilakukan penjahitan diberikan obat anestesi lidocain 1% agar tidak nyeri saat d
ilakukan penjahitan dengan menggunakan cutgat kromik 2.0.
Setelah penjahitan selesai, kemudian dilakukan asuhan pada kala IV yang
diberikan pada Ny. S antara lain : mengawasi perdarahan post partum, tinggi f
undus uteri, kontraksi uterus, tekanan darah, kandung kemih dan keadaan umu
m ibu.Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan po
stpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama16. Observasi yang dilakukan
meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernapasan, T
FU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Perdarahan dianggap m
asih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 - 500 cc. Ny. S pada kala IV ti
dak ada kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan kala IV yaitu kala pen
gawasan selama 2 jam post partum dan tidak terdapat perdarahan yang melebi
hi 500 cc.
atan pada ibu dan atau keluarga terkait dengan permasalahan bayi yang dialam
i serta melakukan rujukan sesuai pedoman MTBS jika ada kelainan7.
Ibu dapat melakukan anjuran yang diberikan, keadaan bayi sehat. Ini men
unjukkan terdapat kesesuaian antara teori dan kasus nyata.
Bayi juga dapat obat-obat profilaksis seperti inj vit K,salp mata,dan sunti
k HB O. hal tersebut sesuai dengan teori bahwa bayi baru lahir diberikan Vita
min K untuk mencegah perdarahan di otak dan memberikan suntukan HB0 de
ngan dosis 0,5 cc diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K18.
Pada kunjungan ke I,6 jam setelah lahir Ibu mengatakan bayinya
sudah menyusu dengan kuat.Penulis melakukan pemeriksaan bahwa keadaan
umum bayi baik, tanda-tanda vital : denyut nadi 130 x/menit, suhu 36 ºC,
respirasi 42 x/menit, refleks menghisap dan menelan baik, gerakan aktif, tali
pusat tidak ada perdarahan, warna kulit kemerahan, berat badan 2800 gram,
panjang badan bayi 49 cm. Pada pemeriksaan eliminasinya BAB 2x, warna
kehitaman, bau khas. miksi 2x, warna kuning jernih.Hal ini sesuai dengan
teori 19Jadi,pada bayi S ini tidak ada kesenjangan
Pada kunjungan II (6 hari) bayi Ny. S terlihat sehat, bayi tidur pulas, me
nangis saat lapar, BAK dan BAB, bayi minum ASI setiap 2 jam. Pemenuhan n
utrisi bertujuan untuk mengkaji kecukupan nutrisi bayi. Rentang frekuensi me
nyusui yang optimal adalah antara 8-12 kali setiap hari 19. Berarti dari data diat
as tidak ada kesenjangan nutrisi antara teori dan kasus nyata.
Pada saat pemeriksaan BBL hari ke 6 ini penulis memberikan asuhan ko
mplementer dengan pijat bayi,bayi kelihatan nyaman dan tenang,dan menyusu
kuat. Sesuai dengan teori Roesli 2021 bahwa pijat bayi adalah pemijatan yang
dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus atau ransangan raba (taktil) ya
ng dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan atau organ tubu
h bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot,dan system pernafas
an serta memperlancar sirkulasi darah.Dan ini bisa membuat bayi tenang,serta
membuat bayi meningkatkan nafsu makan dengan menyusu lebih sering. Jadi
tidak terdapat kesenjangan dan Hasil dari penelitian yang dilakukan selama 1
bulan sebagian besar bayi yang pertamakali melakukan pemijatan berumur 5 b
66
ulan dan didominasi oleh jenis kelamin perempuan serta anak pertama dan ked
ua. Diketahui tumbuh kembang sebelum dipijat yang mengalami suspect seba
nyak 8 bayi dari 34 bayi (23,5%), setelah dipijat menjadi 31 bayi yang normal
(91,2%) dengan p value 0,025 < ? (0,05). Pijat bayi memberikan pengaruh ya
ng signifikan terhadap tumbuh kembang bayi sebelum dan sesudah treatment
di Desa Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2015.
Pada kunjungan neonatus pada hari ke 14. Kebijakan kunjungan neonatu
s I dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir, kunjungan neonatus II
dilakukan pada kurun waktu 3-7 hari setelah lahir, dan kunjungan neonatus III
dilakukan pada kurun waktu 8-28 hari setelah lahir 19. Dapat disimpulkan bahw
a tidak terjadi kesenjangan antara kasus nyata dengan teori.
Pada saat kunjungan neonatus III ini bayi Ny. S dalam keadan sehat, bay
i tidur pulas, tali pusat sudah kering, bayi menyusu kuat dan menangis saat lap
ar, BAK dan BAB, bayi minum ASI setiap 2 jam. BB bayi mengalami kenaika
n yaitu 3200 gram. Saat lahir rata-rata berat badan bayi di Indonesia sekitar 3.
000 gram. Setelah lahir, berat badan akan menurun karena bayi kekurangan ca
iran tubuh melalui defekasi, berkemih, proses pernapasan, dan melalui kulit se
rta jumlah asupan cairan yang sedikit. Setelah 10-14 hari pertama kelahiran ba
yi, berat badan akan meningkat kembali pada bulan-bulan berikutnya18.
Pertumbuhan berat badan bayi yang cepat terjadi sampai 2 tahun, kemudi
an secara bertahap menjadi konstan.Pertumbuhan berat badan bayi laki-laki rel
ative berbeda17.
ochea alba. 6 minggu post partum TFU sebesar normal sedangkan lochea alba
keluar setelah hari ke 14 berwarna merah putih16. Berdasarkan hasil pengkajia
n yang telah dilakukan pada Ny. S tidak terjadi kesenjangan dengan teori.
Asuhan kebidanan pada ibu nifas disesuaikan dengan rencana asuhan yan
g telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman b
erdasarkan evidence based kepada ibu dan atau keluarga dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelaksanaan asuhan kebidanan pa
da masa nifas, adalah: Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, tinggi fundu
s uteri, lokhea dan cairan pervaginam lainnya serta payudara, memberikan KI
E mengenai kebutuhan nutrisi, eliminasi, kebersihan diri, istirahat, mobilisasi
dini dan aktivitas, seksual, senam nifas, ASI eksklusif, cara menyusui yang be
nar, perawatan payudara dan keluarga berencana, memberikan pelayanan kelu
arga berencana pasca persalinan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Manajemen kebidanan pada pasien dengan pertolongan persalinan norma
l diamati sejak pasien memeriksakan kehamilan, persalinan, sampai dengan ni
fas dua minggu di PMB Bdn H yang beralamat di kp Singkir 01/02 desa Sin
gkir kec Cikalong dan di rumah Ny.S dari tanggal 1 Pebruari 2021 s/d 28 Peb
ruari 2021 .Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari studi kasus ini adala
h:
1. Pada saat kehamilan, telah dilakukan asuhan kehamilan pada Ny. S pe
meriksaan kehamilan sebanyak 7 kali dan tidak ditemukan adanya pen
yulit ataupun masalah, baik pada ibu maupun janin yang memerlukan
perawatan dan pengawasan khusus. Penulis berhasil membangun hubu
ngan saling percaya dengan ibu dan keluarga sehingga pengawasan ke
hamilan mudah dilakukan. Dan asuhan komplementer yang diberikan
pada Ny.S ini adalah dengan senam hamil pada TM III, seperti salah s
atunya senam kupu-kupu.
2. Pada proses persalinan tanggal 14 Pebruari 2021 Pukul 04.15 WIB Ny
S partus spontan berlangsung normal. Ibu dan bayi dalam keadaan no
rmal tidak ditemukan diagnosa atau masalah potensial karena tidak dit
emukan adanya tanda-tanda bahaya atau komplikasi pada saat persalin
an. Dan asuhan komplementer yang diberikan adalah pijat akupresure
3. Asuhan bayi baru lahir Ny. S, telah dilakukan sejak lahir, 1 jam, 6 hari
dan 2 minggu. Bayi Perempuan yang saat lahir langsung bernafas dan
menangis ini telah dilakukan asuhan sesuai standar yang berlaku dan s
elama melakukan kunjungan dilakukan pengawasan terhadap perkemb
angan bayi, diberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan bayi. Dan asuh
an komplementer yang diberikan pada BBL Ny. S adalah dengan mem
berikan pijat bayi.
69
70
5.2 Saran
1. Bagi mahasiswa diharapkan lebih dalam mengkaji setiap kasus yang terja
di pada ibu hamil agar mengetahui dampak dan risiko ke depannya pada ib
u yang dapat terjadi saat kehamilan, persalinan, dan nifas serta dampak ya
ng terjadi pada bayi. Dan diharapkan dapat meningkatkan pendampingan d
alam memberikan asuhan kebidanan berkesinambungan untuk tugas akhir i
ni, sehingga untuk ke depannya pasien dapat terlayani secara berkesinamb
ungan dan cakupan pelayanan KIA dan KB di fasilitas kesehatan meningk
at.
2. Bagi bidan pelaksana agar meningkatkan kualitas pelayanan yang kompre
hensif dan melakukan pemantauan antenatal care yang ketat terutama pad
a ibu hamil dengan resiko tinggi, sehingga ibu hamil lebih siap dalam menj
alani kehamilan dan menghadapi persalinan.
3. Bagi ibu hamil agar lebih memperhatikan kesehatan dirinya sendiri dan se
gera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan jika ada masalah dengan k
esehatannya.
4. Bagi institusi akan lebih baik jika teori asuhan komplementer ini dipelajari
lebih dalam lagi sebelum menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini sehingg
a setiap asuhan, penulis dapat mendampingi dan mengkaji lebih dalam seti
ap masalah yang muncul dari hasil pemeriksaan sehingga dapat memberik
an asuhan yang sesuai dengan kondisi masalah ibu hamil.
5. Bagi PMB dibuatkan bender atau spanduk yang menjelaskan tentang
pelayanan kebidanan komplementer yang bisa dilaksanakan di PMB bd
H,sehingga bisa lebih menarik minat pasien untuk datang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI). Jakarta: BPS
2. Survey penduduk antar sensus,sufas 2015.
3. Hasil Riset Kesehatan Dasar, Rikesdas 2018.
4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa barat,laporan bulanan KIA tahun 2020
5. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa barat,laporan bulanan KIA tahun 2020
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2015
7. Saifuddin, B.A. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
8. dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
9. Varney, H.,Kriebs, J.M., Carolyn, L.G. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Volume 1. Jakarta:EGC.
10. Kementrian Kesehatan RI 2020.Buku KIA Jakarta,kemenkes dan JICA,1997
cetakan tahun 2020
11. Kusmiyati, Yuni., Heni Puji W. 2015. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta:Fitram
aya
12. Widyasih, Hesty., Suherni, Anita Rahmawati. 2013. Perawatan Masa Nifas Y
ogyakarta:Fitramaya.
13. Winknjosastro H, Saifuddin AB. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bi
na Pustaka Sarwono Prawirohardjo
14. Rochjati, P. 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Edisi 2. Surabaya: Pus
at Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP).
15. Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta:Pustaka Pelaj
ar
16. Mangkuji, B. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta:Erlangga
17. Manuaba Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan K
eluarga Berencana. Jakarta:EGC.
18. Prawiroharjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustak
a Sarwono Prawirohardjo.
71
72
Kepada Yth,
Kepala PMD Bd. Halimah
Di Kp. Singkir Desa Singkir Kec.Cikalong Kab.Tasikmalaya Jawa Barat
Dengan Hormat,
Bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswi tersebut dibawah ini :
Nama : Rosyati
NIM : 19801038
Adalah benar Mahasiswi Program Studi Profesi Bidan Semester III (Tiga) TA. 20
20/2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada Jakarta, yang bermak
sud meminta izin untuk pengambilan pasien di PMB Bd. Halimah dalam rangka p
enyusunan Laporan Tugas Akhir dari sejak hamil s/d nifas. Sehubungan dengan h
al tersebut kami mohon bantuan dan kesediaan Ibu agar memberikan izin serta bi
mbingan kepada mahasiswi tersebut di atas.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.
Tembusan :
1. Waket I dan II SMRH
2. Ketua SPMI
3. Kaprodi Profesi Bidan
4. Arsip
74
INFORMED CONCENT
Nama : Ny.S
Suami : Tn.S
Alamat : Kp.Jamupu RT/RW 05/01Ds Mandalawangi Kec.Salopa
Telp :
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
CATATAN BIMBINGAN
LAPORAN TUGAS AKHIR (LTA) MAHASISWA PROGRA
M STUDI PROFESI BIDAN
STIKES MITRA RIA HUSADA T.A 2021
HARI/ PARAF
NO URAIAN SARAN
TANGGAL PEMBIMBING
20-02-2021 Bab I dan II sesuaikan dengan buku pedo
1. Konsul BAB I dan BAB II
Hari Sabtu man LTA
27-02-2021
2. Konsul BAB III dan BAB IV Cara penulisan BAB III dengan cara narasi
Hari Sabtu
03-03-2021
3. Konsul Revisi BAB I,II,III BAB I cara penomoran sub dan sub bab
Hari Rabu
04-03-2021 Konsul Revisi BAB I s/d BA
4. Cara pembuatan daftar pustaka
Hari Kamis BV
06-03-2021 Konsul Lampiran dan Halam Cara penyimpanan susunan lampiran dan h
5.
Hari Sabtu an Depan alaman depan
10-03-2021 Revisi tambahan surat pernyataan dan sura
6. Konsul Keseluruhan BAB
Hari Rabu t balasan dari PMB
7 12-02-2021 Konsul Revisi ACC Ujian LTA
81
82
83
Nama :ROSYATI
Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya,26 Juni 1974
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Menikah
Alamat : Kp Jamupu Ds. 08/01 desa Mandalawangi Kec Salopa
Kab Tasikmalaya Jawa Barat
Telepon : 081320528816
Email : rosyaticu243@gmail.com
PENDIDIKAN
PEKERJAAN