Anda di halaman 1dari 94

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN CONTUINITY OF CARE PADA NY.

S
USIA 23 TAHUN G1 P0 A0 DI PMB BD H TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

ROSYATI
19801038

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


STIKes MITRA RIA HUSADA
JAKARTA
2021
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN CONTUINITY OF CARE PADA NY.S
USIA 23 TAHUN G1 P0 A0 DI PMB BD H TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Bidan (Bdn)
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada Jakarta

ROSYATI
19801038

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


STIKes MITRA RIA HUSADA
JAKARTA
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir ini diajukan oleh :


Nama : ROSYATI
NIP : 19801038
Program Studi : PROFESI
Judul LTA : ASUHAN KEBIDANANAN DENGAN CONTUINITY
OF CARE PADA NY.S 23 TAHUN G1P0A0 HAMIL
TM III,PERSALINAN, BBL DAN NIFAS DI PMB BD H
TAHUN 2021

Telah siap diujikan dihadapan dewan penguji sebagai bagian persyaratan yang
diperlukan untuk memperoleh gelar Bidan (Bdn) pada Program Studi Profesi Bidan
STIKes Mitra RIA Husada Jakarta

Menyetujui
Pembimbing

Imelda Diana Marsilia,SST.SKM.,M.Keb


NIDN: 0303038001

Ditetapkan di : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada


Tanggal : 15-03-2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir dengan Judul: Asuhan Kebidanan dengan Contuinity of care
pada Ny.S umur 23 tahun G1P0A0 hamil TM III,persalinan,BBL, dan nifas di BPM
Bd H tahun 2021
Penyusun : ROSYATI
NIM : 19801038
Dan telah diujikan dan disahkan pada hari senin,15/03/2021

Penguji Penguji

(Imelda Diana M, SST.,SKM.,M.Keb) ( Sri Kubillawati,SSiT,M.Kes )


NIDN : 0303038001 NIDN : 0314087301

Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Bidan
STIKes MITRA RIA HUSADA

( Yulita Nengsih, S.SiT,M.Kes )


NIDN : 0304078503

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :ROSYATI
NIM : 19801038
Judul LTA : “ASUHAN KEBIDANAN CONTUINITY PADA NY.S
UMUR 23 TAHUN GI P0 A0 DI PMB BD H TAHUN 2021”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan LTA ini berdasarkan hasil


penelitian,pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri,baik untuk naskah laporan
maupun kegiatan pemberian asuhan yang tercantum sebagai bagian dari LTA ini.Jika
terdapat karya orang lain,saya akan mencantumkan sumber yang jelas.

Demikian pernyatraan ini saya buat dengan sesungguhnya,dan apabila di kemudian


hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di STIKes
Mitra RIA Husada Jakarta.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari
pihak manapun.

Tasikmalaya, Maret 2021


Mahasiswa,

Rosyati
NIM : 19801038

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
RahmatNya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Contuinity of Care Pada NY S GI P0 A0 di PMB Bd H di Kp
Singkir Ds Singkir kec Cikalong Kab Tasikmalaya tahun 2021 ”, sebagai salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan Profesi Kebidanan pada Program Studi profesi
Bidan di Stikes Mitra Ria Husada Jakarta tahun 2021.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,oleh
karena itu maka pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :

1. Dra. Sri Danti Anwar, MA. selaku Ketua STIKes Mitra RIA Husada, yang telah
memberikan kesempatan kepada mahasiswa profesi kebidanan di STIKes Mitra
RIA Husada Jakarta untuk menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
2. Imelda Diana Marsilia, SKM, M.Keb selaku Waket I dan dosen pembimbing di
STIKes Mitra RIA Husada Jakarta yang telah mendukung dan membimbing serta
mengarahkan untuk terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.
3. Ninin Nirawati,M.Ed.PA, M.Kes, selaku waket 2 STIKes Mitra RIA Husada
Jakarta yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
4. Yulita Nengsih,S.SiT, M.Kes selaku Kaprodi Profesi Bidan.
5. Sri Kubillawati,S.SiT,M.Kes selaku pembimbing yang telah membimbing
terselesaikannya LTA ini.
6. Teristimewa kepada orang tua saya, keluarga saya, dan saudara saudara saya yang
telah memberikan dukungan moril dan materil serta kasih sayang dan doa yang
tulus kepada penulis sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan
baik
7. PMB Bd Halimah, yang telah memberikan tempat dan waktu untuk melakukan
penyusunan Laporan Tugas Akhir.
8. Ibu dan keluarga responden atas kerjasamanya yang baik.

v
9. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan berkat atas segala amal
baik yang diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi semua pihak
yang dimanfaatkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Penulis

vi
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penyusunan LTA ......................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................... 3
1.5 Ruang Lingkup ........................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan Komplementer ... 5
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Persalinan dengan Komplementer .... 17
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan
Komplementer ......................................................................................... 26
2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Nifas dengan Komplementer ............ 34
2.5 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan dengan Komplementer .. 41
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................. 46
3.1 Identifikasi Pasien .................................................................................... 46
3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Komplementer ................... 46
3.3 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan dengan Komplementer ................... 51
3.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir dengan Komplementer ......... 54
3.5 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Komplementer .................... 56

vii
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 59
4.1 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan ....................................................... 59
4.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan ........................................................ 62
4.3 Asuhan Kebidanan Pada BBL ................................................................. 64
4.4 Asuhan Kebidanan Pada Nifas ................................................................ 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 69
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 70
5.2 Saran ........................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 71
LAMPIRAN

viii
DAFTAR BAGAN

Tabel 2.1 : Hubungan TFU dengan usia kehamilan ................................................ 6


Tabel 2.2 : Rkomendasi penambahan berat badan selama kehamilan .................... 6
Tabel 2.3 : Tanda APGAR ...................................................................................... 27
Tabel 2.4 : Perubahan normal uterus selama post partum ...................................... 35
Tabel 2.5 : Perbedaan lochia masa nifas ................................................................. 35
Tabel 6 : Jadwal bimbingan .................................................................................... 80

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin ............................................................................................................ 73


2. Surat Balasan ...................................................................................................... 74
3. Informed Consent ............................................................................................... 75
4. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Komplementer .............................................. 76
5. Lembar Konsultasi ............................................................................................. 80
6. Partograf ............................................................................................................. 81
7. Daftar Riwayat Hidup Penulis ............................................................................ 83

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
masih menjadi prioritas program kesehatan di Indonesia. Bidan sebagai
pemberi asuhan kebidanan memiliki posisi strategi untuk berperan dalam
upaya menurunkan AKI dan AKB. AKI di Indonesia masih sangat tinggi, AKI
sebanyak 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup1. AKI mengalami
penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup1. AKB
sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup2. Dan AKI masih menduduki 305 per
100.000 kelahiran hidup3,dan di provinsi Jawabarat AKI tahun 2019 sebanyak
684 orang6,tahun 2020 AKI sebanyak 745 orang4. Sedangkan di Kabupaten
Tasikmalaya AKI mencapai 23 0rang pada tahun 2019 5 dan 2020 sebanyak
23 orang5.
Penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia pada tahun 2015 di
didominasi oleh tiga penyebab utama yaitu perdarahan sebesar 30,3%,
hipertensi dalam kehamilan (HDK) sebesar 27,1% dan infeksi 7,3%.
Sementara itu penyebab lain-lain juga berperan cukup besar dalam kematian
ibu, sebesar 40,8%. Penyebab lain-lain tersebut seperti kondisi penyakit
kanker, ginjal, jantung, tuberkulosis, dan penyakit lain yang diderita ibu6.
Salah satu usaha untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia yaitu
dengan pemberian asuhan secara berkesinambungan atau Continuity Of Care
(COC). Continuity of Care (COC) merupakan model asuhan kebidanan yang
diberikan kepada pasien dilakukan secara berkesinambungan. Penggunaan
model ini mampu memberikan proses pembelajaran yang unik dimana bidan
menjadi lebih memahami tentang ibu hamil,bersalin,BBL dan nifas.
Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan memiliki posisi strategis untuk
berperan mendampingi dan memantau ibu hamil pada proses kehamilan dan
pasca kehamilan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan bidan untuk

1
2

membantu mengurangi AKI dan AKB yaitu dengan memberikan asuhan


kebidanan yang berkesinambungan (continuity of care).
Continuity of care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin
hubungan yang terus-menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang
berkelanjutan berkaitan dengan kualitas pelayanan dari waktu kewaktu yang
membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga
profesional kesehatan. Layanan kebidanan harus disediakan mulai
prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua trimester, persalinan dan nifas
sampai enam minggu pertama postpartum.

1.2 Perumusan Masalah


Bahaya yang dapat terjadi pada ibu masa hamil,persalinan dan nifas bisa
terjadi tiba-tiba dan tidak bisa diprediksi sebelumnya.Salah satunya adalah
terjadi perdarahan pada saat proses persalinan atau kejadian kegawat daruratan
lain yang bisa datang kapan saja. Pada setiap fase reproduksi Ny.S mempunyai
beberapa indikasi risiko tinggi dalam kehamilan dan persalinan. Dari keadaan
tersebut penulis dapat merumuskan masalah yaitu “Bagaimana Asuhan
Kebidanan Berkesinambungan saat Kehamilan, Persalinan,BBL dan nifas, dan
Keluarga Berencana pada Ny S usia 23 Tahun bisa berlangsung dengan aman
dan selamat?”

1.3 Tujuan Penyusunan LTA


1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan pada Ny.S
umur 23 tahun G1P0A0 pada masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas
dan keluarga berencana sesuai dengan standar asuhan kebidanan
komplementer.
1.3.2 Tujuan Khusus
A. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan dengan
komplementer pada Ny. S usia 23 tahun
B. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada persalinan komplementer
terhadap Ny. S usia 23 tahun
3

C. Mampu memberikan asuhan kebidanan BBL dengan komplementer


pada By. Ny. S usia 23 tahun.
D. Mampu memberikan asuhan kebidanan Nifas dengan kompkementer
pada Ny.S usia 23 tahun.
E. Mampu memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana dengan
komplementer pada Ny.S usia 23 tahun.

1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Hasil laporan ini dapat digunakan untuk menambah wawasan
tentang asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin,
bayi baru lahir dan nifas

1.4.2 Praktis
A. Institusi
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai masukan dalam
melaksanakan dan mengimplementasikan teori asuhan kebidanan
berkesinambungan yang didapatkan dibangku kuliah.
B. Profesi
Hasil laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai sumbangan teoritis
maupun aplikatip bagi profesi bidan dalam asuhan kebidanan
komprehensip pada ibu hamil,bersaliun,nifas,BBL dan keluarga
berencana.
C. Ibu Hamil
Agar ibu hamil dapat mengenali sedini mungkin tanda bahaya pada
masa hamil, besalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana
sehingga memungkinkan segera mencari pertolongan untuk
mendapatkan penanganan segera.
4

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup asuhan kebidanan berkesinambungan atau continuity of
care ini meliputi asuhan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir dan nifas, dilaksanakan di PMB Halimah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan


2.1.1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga kelahiran bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional7 .
Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita
dalam siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir
dengan permulaan persalinan. Selama kehamilan ini terjadi
perubahanperubahan, baik perut, fisik maupun fsikologi ibu8.
A. Standar kunjungan ANC minimal
Pelayanan kesehatan ibu hamil juga harus memenuhi 6x frekuensi
pemeriksaan minimal, yaitu dua kali pada trimester pertama (usia
kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia
kehamilan12-24 minggu), dan tiga kali pada trimester ketiga (usia
kehamilan 24 minggu sampai persalinan)9 Standar waktu pelayanan
tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil
dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan
penanganan dini komplikasi kehamilan9.
B. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kehamilan Trimester III
1. Perubahan Fisiologis
a. Sistem Reproduksi
b. Uterus
Kapasitas awal kurang dari 10 ml meningkat menjadi 5000
ml atau lebih8.
Volume total isi uterus pada aterm adalah sekitar 5 liter
meski dapat juga mencapai 20 liter atau lebih. Pada akhir

5
6

kehamilan uterus telah mencapai kapasitas 500-1000 kali lebih


besar daripada keadaan tidak hamil. Peningkatan berat uterus
juga setara sehingga pada aterm organ ini memiliki besar sekitar
1100g9.
Tabel 2.1. Hubungan TFU dengan Usia Kehamilan
Usia
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Kehamilan(minggu)
16 Pertengahan pusat-symphisis
20 2 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-processus xiphoideus
36 1 jari di bawah processus xiphoideus
40 3 jari di di bawah processus xiphoideus
Sumber : manuaba,2010
c. Sistem Metabolisme
Pada ibu hamil Basal Metabolic Rate (BMR) meningkat
hingga 15-20 % yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir
dan membutuhkan banyak kalori untuk dipenuhi sesuai
kebutuhannya10.
Tabel 2.2 Rekomendasi Penambahan Berat Badan
Selama Kehamilan Berdasarkan IMT
Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemelli 16 – 20,5
Sumber : Saifuddin, 2009

2. Perubahan Psikologis
Trimester III disebut periode penantian dengan penuh waspada
karena ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Sejumlah ketakutan muncul seperti ibu merasa khawatir bayi yang
dilahirkannya tidak normal, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang timbul sewaktu melahirkan. Rasa tidak nyaman timbul
7

kembali karena perubahan body image yaitu merasa dirinya aneh


dan jelek10.
C. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III
1. Nyeri punggung bagian atas dan bawah
Nyeri punggung bawah semakin terasa seiring bertambahnya
usia kehamilan akibat pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh
wanita hamil. Hal ini dikarenakan berat uterus yang membuat
wanita harus menopang saat berjalan sehingga wanita berjalan
dengan posisi lordosis.
2. Insomnia
Menurut Varney (2007) insomnia ini bisa terjadi pada wanita
hamil ataupun tidak hamil. Biasanya terjadi karena adanya
kecemasan, kekhawatiran dan terlalu gembira8.
3. Konstipasi
Konstipasi adalah gangguan pencernaan yang disebabkan
karena peningkatan kadar progesteron sehingga gerak peristaltik
usus menjadi lambat dan penekanan pada usus akibat dari semakin
besarnya uterus10.
4. Sering buang air kecil
Keinginan buang air kecil terus menerus pada kehamilan
trimester III dikarenakan penekanan uterus yang semakin
membesar pada kandung kemih10.
5. Kenceng-kenceng pada trimester III
Kenceng-kenceng yang dialami ibu disebut dengan Braxton
hicks atau his palsu. Braxton hicks meningkat pada satu atau dua
minggu sebelum persalinan, hal ini erat kaitannya dengan
meningkatnya jumlah reseptor oksitosin dan gap junction diantara
sel-sel myometrium yang akan menyebabkan rasa tidak nyaman
dan dianggap sebagai persalinan palsu7.
D. Faktor Risiko pada Kehamilan
8

Faktor risiko adalah kondisi pada ibu hamil yang dapat


menyebabkan kemungkinan risiko/bahaya terjadinya komplikasi pada
persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu
dan bayinya. Faktor risiko pada ibu hamil dikelompokkan dalam 3
kelompok I, II, III, berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan,
dan sifat/tingkat risikonya.
1. Kelompok Faktor Risiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri/APGO)
Kelompok ini di cirikan dengan 7 terlalu yaitu terlalu muda,
terlalu tua, terlalu terlambat, terlalu lama, terlalu cepat, terlalu
pendek, terlalu banyak dan 3 pernah yaitu pernah gagal kehamilan,
pernah operasi sectio caessarea, dan pernah mengalami persalinan
dengan bantuan alat (vakum, manual plasenta, tranfusi darah).
Riwayat abortus termasuk dalam salah satu bagian dari
kelompok faktor risiko I karena hal ini termasuk ke dalam kategori
pernah gagal kehamilan. Riwayat abortus dapat mengakibatkan
adanya keguguran berulang, plasenta previa, dan kelahiran
prematur. Jarak kelahiran, umur, dan riwayat abortus mempunyai
hubungan yang bermakna dengan kejadian plasenta previa11.
Ibu yang mempunyai riwayat abortus kemungkinan kejadian
prematuritas sebesar 1,4 kali pada ibu yang mengalami satu kali
abortus dan 1,9 kali pada ibu yang mengalami dua kali abortus.
Kejaidan keguguran pada trimester kedua meningkatkan
kemungkinan abortus, persalinan prematur dan gangguan
pertumbuhan janin dan kematian janin dalam rahim pada
kehamilan berikutnya11.
Kejadiannya sekitar 3 – 5 %. Data dari beberapa studi
menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus spontan mempunyai
risiko 15 % untuk mengalami keguguran lagi.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh
akibatakibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut
9

berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum sampai mampu


untuk hidup di luar kandungan7.
Faktor yang menyebabkan terjadinya abortus, yaitu kelainan
pertumbuhan hasil konsepsi, usia ibu, dan jarak Kehamilan12.
Anak terkecil <2 tahun termasuk dalam salah satu bagian dari
kelompok faktor risiko I karena hal ini termasuk ke dalam kategori
terlalu cepat hamil. Ibu hamil dengan yang jarak kelahirannya
dengan anak terkecil <2 tahun , kesehatan fisik dan rahim ibu masih
butuh istirahat. Ada kemungkinan ibu masih dalam menyusui dan
anak tersebut masih membutuhkan asuhan dan perhatian orang
tua13.
Penyebab jarak kehamilan <2 tahun antara lain ibu yang tidak
menyusui dapat mengalami ovulasi dini 1-2 bulan setelah
melahirkan. Menunggu menstruasi pertama memberikan risiko
kehamilan karena ovulasi dapat terjadi sebelum menstruasi, dan
bila ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi, kurang lebih 1 dari 10
ibu akan hamil lagi meskipun masih tetap belum mengalami haid
lagi/amenore14.
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan jarak
kehamilan <2 tahun antara lain: perdarahan setelah bayi lahir
karena kondisi ibu masih lemah, bayi prematur atau belum cukup
bulan, bayi dengan BBLR13.
Pertolongan yang dapat diberikan antara lain: memberikan
KIE untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur,
Memberikan KIE tentang gizi seimbang, dan membuat
perencanaan persalinan secara aman13.
2. Kelompok Faktor Risiko II (Ada Gawat Obstetri/AGO)
Terdapat 8 faktor risiko yang terdapat pada kelompok II yaitu
penyakit ibu hamil (anemia, malaria, tuberkolusa paru, payah
jantung, kencing manis, PMS, dll), preeklampsia ringan, hamil
kembar/gemeli, hamil kembar air/Hydramnion, hamil lebih
10

bulan/hamil serotinus, janin mati di dalam rahim ibu, letak


sungsang dan letak lintang.
Anemia dalam kehamilan adalah dimana kondisi ibu dengan
kadar Hb di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5
gr% pada trimester II7.
Nilai ambang batas kadar hemoglobin menurut WHO dibagi
dalam 3 kategori yaitu normal 11gr/dl, anemia ringan 8-11gr/dl ,
anemia berat < 8gr/dl.
Dampak anemia yang dapat terjadi pada ibu hamil saat
kehamilan yaitu dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas,
hambatan tumbuh kembang janin, perdarahan antepartum. Pada
saat persalinan dapat terjadi gangguan his saat mengejan, kala I
lama, kala II lama, kala III dapat diikuti dengan retensio plasenta,
kala IV dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia
uteri. Saat nifas dapat terjadi subinvolusi uteri dan mudah terjadi
infeksi puerperium, sedangkan pada bayi dapat terjadi kematian
intruterine, berat badan lahir rendah, dan dapat terjadi cacat
bawaan15.
Penanganan anemia defisiensi besi , anemia ringan dengan
kadar hemoglobin 9-10gr% membutuhkan 60 mg/hari zat besi dan
400 mg asam folat peroral maka fe yang diberikan cukup sekali
sehari1. Pada anemia sedang diberikan 120 mg zat besi sehingga
kebutuhan zat besi 2x1. Pemberian tablet Fe 60 mg/hari dapat
meningkatkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan15.
3. Kelompok Faktor Risiko III (Ada Gawat Darurat Obstetri/ADGO)
Kelompok faktor risiko III mempunyai 2 faktor risiko , pada
kelompok ini terdapat ancaman nyawa pada ibu dan bayi. Faktor
risiko tersebut antara lain perdarahan antepartum dan preeklampsia
berat.
E. Antenatal Care (ANC) Terpadu
11

Berdasarkan buku Pedoman Pelayanan Antenatal Care Terpadu


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2010, pelayanan yang
berkualitas terdiri dari:
1. Timbang berat badan.
Dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
2. Ukur lingkar lengan atas (LiLA).
Dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil
berisiko Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm.
3. Ukur tekanan darah.
Dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg)
pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah
dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria)
4. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU).
Dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan
umur kehamilan. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur
(setelah kehamilan 24 minggu).
5. Hitung denyut jantung janin (DJJ).
Dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ normal yaitu 120-160 kali/menit.
Pemeriksaan DJJ dapat menggunakan linex atau Doopler.
6. Tentukan presentasi janin.
Dilakukan dengan pemeriksaan palpasi Leopold untuk
menentukan letak janin, presentasi, posisi, dan jumlah janin.
7. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil
harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil
12

diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada


ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini.
8. Beri tablet tambah darah (tablet besi).
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
diberikan sejak kontak pertama

9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus).


Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal yaitu
pemeriksaan golongan darah, kadar hemoglobin darah (Hb),
protein dalam urin. kadar gula darah, darah Malaria, tes Sifilis, HIV
dan BTA.
10. Tatalaksana/penanganan Kasus.
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada
ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan
tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk
sesuai dengan sistem rujukan.
Pada kasus Ny.S asuhan komplementer yang diberikan
adalah senam hamil trimester III.
Kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses yang
alami dan menimbulkan rasa sakit. Namun banyak wanita yang
merasakan sakit tersebut lebih parah dari seharusnya karena
banyak dipengaruhi oleh rasa panik dan stres. Senam hamil
adalah salah satu cara yang dapat membantu wanita hamil untuk
mengatasi kecemasannya. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui keikutsertaan senam hamil dalam mengurangi
kecemasan primigravida dalam menghadapi persalinan di
Puskesmas Kecamatan wilayah barat Tahun 2015. Jenis
Penelitian ini adalah quasy eksperimental dengan jenis
rancangan non equivalent control group. Populasi dalam
13

penelitian ini adalah semua ibu hamil Primigravida trimester


ketiga yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas
Kecamatan wilayah barat tahun 2015 terdiri dari kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan. Teknik analisis data dengan uji
T test untuk melihat perbedaan dari keikutsertaan senam hamil
pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hasil uji
statistic independent T test diketahui bahwa nilai p=0,00 dengan
α=0,05 dinyatakan bahwa senam hamil efektif dalam mengurangi
kecemasan ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan.
Memasuki fase trimester ketiga kehamilan, ibu hamil pasti
mulai waspada dan mengalami banyak keluhan. Selain stres
memikirkan bagaimana nanti ketika persalinan tiba, keluhan
secara fisik pun pasti banyak dirasakan.
Keluhan yang biasa dirasakan seperti sulit bangun dari
tempat tidur, perut yang semakin berat, nyeri punggung, kaki
membengkak, gerak jadi terbatas, dan sebagainya. Hal ini
memang wajar terjadi pada kehamilan trimester ketiga.
Nah, sebagai persiapan persalinan, biasanya ada beberapa hal
yang perlu dilakukan oleh ibu. Selain rutin melakukan
pemeriksaan ke dokter untuk memantau perkembangan bayi di
dalam kandungan, ibu juga dianjurkan untuk lebih banyak
bergerak dan melakukan senam hamil pada TM III
Apalagi jika ibu baru hamil pertama kali, pasti
mengharapkan proses persalinan yang normal. berikut ada
beberapa gerakan senam untuk ibu hamil trimester ketiga yang
sebaiknya di lakukan, untuk melancarkan proses persalinan nanti.
1. Senam Kegel
14

Gambar 2.1 :Gerakan kegel pada senam hamil.


Gerakan senam kegel berguna untuk melatih otot-otot
panggul agar lebih siap menghadapi persalinan. Senam kegel
ini juga bisa menguatkan otot di sekitar area organ intim,
hingga ke rahim. Gerakannya sederhana dan bisa ibu lakukan
di rumah.
Cara melakukannya adalah dengan mengontraksikan
otot di sekitar vagina dengan gerakan seperti menahan buang
air kecil. Senam kegel bisa dilakukan sambil duduk ataupun
berdiri dengan 3-10 hitungan dan lakukan berulang sampai
delapan kali. Senam kegel bisa bisa dilakukan 4xsehari.
2. Senam Jongkok

Gambar 2.2 gerakan senam


gambar 2.2 gerakan senam jongkok
Pada kehamilan trimester ketiga perut sudah semakin
berat. Cobalah untuk melatih otot paha dan panggul agar lebih
kuat. Apalagi saat persalinan nanti, kekuatan bagian otot
sangat dibutuhkan demi kelancaran persalinan.
15

Gerakan senam jongkok sangat mudah, letakkan tangan


di pinggang, renggangkan kedua kaki sampai selebar bahu,
gerakkan tubuh naik dan turun.
Mulailah dengan posisi berdiri, lalu pelan-pelan
turunkan badan ke posisi jongkok. Jaga posisi punggung agar
tetap tegak lurus. Tahan, lalu atur napas secara normal sekitar
10 hitungan.
Setelah itu berdiri lagi secara perlahan. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, gerakan ini bisa diulangi
sampai tiga kali. Tapi jangan dipaksakan jika sudah Lelah.
3. Senam Yoga Kupu-kupu

Gambar 2.3 gerakan yoga kupu-kupu


Senam yoga kupu-kupu atau sering disebut pose tailor
berguna untuk melatih otot paha. Dengan begitu, ibu bisa
meminimalkan risiko sakit punggung, seiring dengan makin
beratnya beban kandungan.
Melakukan gerakan yoga kupu-kupu ini sangat mudah,
bisa mulai dengan posisi duduk bersila dan posisi punggung
tegak lurus. Tempelkan kedua telapak kaki , lalu perlahan
turunkan posisi lutut sampai menyentuh lantai. Tahan posisi
16

tersebut kurang lebih 10-20 hitungan, kemudian ulangi sampai


tiga kali.
4. Senam Angkat Panggul

Gambar 2.4 gerakan senam angkat panggul


Otot perut juga menjadi bagian paling penting untuk
membantu kelancaran persalinan . Nah, dengan melakukan
latihan angkat panggul, maka otot perut akan lebih rileks dan
siap menghadapi proses persalinan.
Cara melakukannya, pertama-tama ibu harus berbaring
telentang. Tekuk kedua lutut ke atas sambil meratakan
punggung di matras atau lantai. Tarik napas lewat hidung, lalu
kencangkan otot-otot pada bokong dan perut, lalu angkat
panggul ke atas.
Tahan sampai lima hitungan, lalu turunkan perlahan-
lahan dan kembali ke posisi awal.

5. Senam Yoga Ball


17

Gambar 2.5 gerakan senam yaga ball


Gerakan senam ini membutuhkan bantuan alat yoga ball.
Fungsinya untuk mengurangi rasa nyeri yang sering datang
pada bagian punggung bawah pada kehamilan trimester ketiga.
Dalam kondisi tidak hamil, sebenarnya banyak gerakan-
gerakan yang bisa dilakukan dengan yoga ball, tapi ada
gerakan ringan yang bisa dilakukan di rumah.
Pertama-tama, duduklah di atas bola dengan punggung
tegak lurus. Jangan tegang dan relaksasikan seluruh otot. Lalu
lebarkan kedua kaki sampai sejajar dengan pinggul. Angkat
dan luruskan kedua tangan ke depan, tahan 5-10 hitungan.
Tarik napas, lalu hembuskan sambil menurunkan
tangan. Lakukan pengulangan senam hamil ini sebanyak
beberapa kali.
Itulah beberapa gerakan senam hamil yang bisa
dilakukan selama kehamilan trimester ketiga.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Persalinan dengan Komplementer


2.2.1 Pengertian Persalinan
A. Tanda Mulai Persalinan :
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek.
2. Terasa nyeri di abdomen dan menjalar ke pinggang.
3. Terjadi perlunakan serviks dan pembukaan serviks
4. Terjadi pengeluaran lendir dan darah karena kapiler pembuluh
darah pecah
18

5. Dapat disertai dengan pecahnya ketuban12.


B. Tahap-tahap Persalinan :
1. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10
cm)16. Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten,
dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara
bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung selama 7-8 jam dan
fase aktif dimulai dari pembukaan serviks 4cm sampai 10cm7.
Lamanya kala 1 untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan
multigravida sekitar 8 jam16.
2. Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi16.
3. Kala III
Kala III persalinan dimulai segera setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Biasanya
berlangsung 5-10 menit. Risiko perdarahan pada kala III ini
meningkat apabila lebi lama dari 30 menit. Tanda-tanda pelepasan
plasenta yaitu tetesan atau pancaran kecil darah yang mendadak,
pemanjangan tali pusat yang terlihat pada introitus vagina,
perubahan bentuk uterus dari diskoid ke bentuk globuler seaku
uterus berkontraksi dengan sendirinya, perubahan posisi uterus;
uterus meninggi di dalam abdomen karena bagian terbesar plasenta
dalam segmen bawah uterus atau ruang vagina atas mendesak
uterus keatas8.
4. Kala IV
19

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhirnya dua jam


setelah proses tersebut. Pada kala IV kadang disertai dengan
robekan pada perinium.
Robekan perinium dibagi dalam 4 tingkat:
a. Tingkat I: robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina
dengan atau tanpa mengenai kulit perinium.
b. Tingkat II: robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot
perinei transversalis, tetapi tidak mengenai otot sfingter ani.
c. Tingkat III: robekan mengenai perinium sampai dengan otot
sfingter ani.
d. Tingkat IV: robekan mengenai perinium sampai dengan otot
sfingter ani dan mukosa rektum.
Robekan sekitar klitoris dan uretra dapat menimbulkan perdarahan
hebat dan mungkin sangat sulit untuk diperbaiki. Apabila terjadi
robekan maka harus dilakukan penjahitan untuk menghentikan
terjadinya perdarahan7.Selama kala IV, kondisi ibu harus dipantau
setiap 15 menit pada jam pertama setelah plasenta lahir, dan setiap
30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Asuhan dan
pemantauan pada kala IV adalah kesadaran penderita, tekanan
darah, nadi, dan pernapasan dan suhu; kontraksi rahim yang keras;
perdarahan yang mungkin terjadi dari plasenta rest, luka
episiotomi, perlukaan pada serviks; kandung kemih dikosongkan
karena dapat menggangu kontraksi rahim16.
C. Persalinan Presipitatus
Menurut Donges (2007), partus presipitatus adalah persalinan
berlangsung sangat cepat. Kemajuan cepat dari persalinan, berakhir
kurang dari 3 jam dari awitan kelahiran, dan melahirkan di luar rumah
sakit adalah situasi kedaruratan yang membuat terjadi peningkatan
resiko komplikasi dan/atau hasil yang tidak baik pada klien. Jarang
terjadi pada primipara, sering terjadi pada kehamilan lebih dari satu
(multipara)17.
20

Penyebab Partus Presipitatus yaitu saat proses persalinan


dikarenakan tahanan yang rendah pada bagian jalan lahir, kontraksi
uterus dan rahim yang terlalu kuat, Pada keadaan yang sangat jarang
dijumpai oleh tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak
menyadari adanya proses-proses persalinan yang sangat kuat itu15.
Tanda dan gejala partus presipitatus dapat mengalami ambang
nyeri yang tidak biasanya atau tidak menyadari kontraksi abdominal.
Kemungkinan tidak ada kontraksi yang dapat diraba, bila terjadi pada
ibu yang obesitas. Ketidaknyamanan punggung bagian bawah (tidak
dikenali sebagai tanda kemajuan persalinan). Kontraksi uterus yang
lama/hebat, ketidak-adekuatan relaksasi uterus diantara kontraksi.
Dorongan mengejan15.
Partus presipitatus jarang disertai dengan komplikasi maternal
yang serius jika serviks mengadakan penipisan serta dilatasi dengan
mudah, vagina sebelumnya sudah teregang dan perineum dalam
keadaan lemas (relaksasi). Namun demikian, kontraksi uterus yang
kuat disertai serviks yang panjang serta kaku, dan vagina, vulva atau
perineum yang tidak teregang dapat menimbulkan ruptur uteri atau
laserasi yang luas pada serviks, vagina, vulva atau perineum. Dalam
keadaan yang terakhir, emboli cairan ketuban yang langka itu besar
kemungkinannya untuk terjadi. Uterus yang mengadakan kontraksi
dengan kekuatan yang tidak lazim sebelum proses persalinan bayi,
kemungkinan akan menjadi hipotonik setelah proses persalinan
tersebut dan sebagai konsekuensinya, akan disertai dengan perdarahan
dari tempat implantasi plasenta17 . Pada bayi dapat mengalami trauma
intrakranial, perdarahan otak (karena bayi tidak sempat melakukan
molding/penyesuaian kepala janin dengan jalan lahir, serta asfiksia
intrauterine17.
Kontraksi uterus spontan yang kuat dan tidak lazim, tidak
mungkin dapat diubah menjadi derajat kontraksi yang bermakna oleh
pemberian anastesi. Jika tindakan anastesi hendak dicoba, takarannya
21

harus sedemikian rupa sehingga keadaan bayi yang akan dilahirkan


itu tidak bertambah buruk dengan pemberian anastesi kepada ibunya.
Penggunaan anastesi umum dengan preparat yang bisa
mengganggu kemampuan kontraksi rahim, seperti haloton dan
isofluran, seringkali merupakan tindakan yang terlalu berani. Tentu
saja, setiap preparat oksitasik yang sudah diberikan harus dihentikan
dengan segera. Preparat tokolitik, seperti ritodrin dan magnesium
sulfat parenteral, terbukti efektif. Tindakan mengunci tungkai ibu atau
menahan kepala bayi secara langsung dalam upaya untuk
memperlambat persalinan Menampilkan hasil untuk teknik pijat
endorphin.
Endorphin Massage, merupakan pijat yang menggunakan teknik
sentuhan serta pemijatan ringan, sehingga dapat menormalkan
kembali kondisi denyut jantung dan tekanan darah ibu hamil. Hal ini
juga menyebabkan ibu hamil lebih rileks dan memicu perasaan
nyaman melalui permukaan kulit.
Pada kasun Ny. S ini,Asuhan komplementer yang diberikan pada
saat persalinan adalah tekhnik akupresur.
Banyak wanita mengalami nyeri selama persalinan dan
melahirkan. Pemilihan metode tradisional seperti akupresur mampu
mengurangi nyeri persalinan yang dilakukan di beberapa titik
akupuntur. Tujuan artikel ini adalah mengkaji efektivitas akupresur
yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri selama persalinan.
Metode: Artikel ini menggunakan metode studi tinjauan pustaka dari
jurnal ilmiah dengan tema akupresur pada persalinan. Jurnal yang
ditelaah dalam artikel ini berasal dari The Cochrane Library 2011,
Proquest dan Science Direct. Hasil: Nyeri yang terjadi selama
persalinan diakibatkan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks,
serta penurunan janin selama persalinan. Hal ini Efektivitas
Akupresur Selama Persalinan Jurnal Ilmiah Bidan, VOL.I, NO.2,
2016 15 mengakibatkan naiknya tekanan darah, denyut nadi,
22

pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan pada otot.


Akupresur dapat memudahkan proses persalinan karena
meningkatkan efektivitas kontraksi pada uterus. Akupresur juga
membantu memproduksi hormon endorpine yang berfungsi
mengurangi rasa sakit. Metode ini tidak memiliki efek samping atau
kerugian pada pasien dan dapat dilakukan oleh bidan, perawat
maupun suami selama persalinan. Kesimpulan: Banyak ibu memilih
akupresur sebagai metode penghilang rasa nyeri selama persalinan,
metode ini disebabkan karena murah, mudah dipelajari, dan cukup
efektif untuk mengurangi nyeri selama persalinan namun studi
lanjutan mengenai efektifitas akupresur masih perlu dilakukan untuk
hasil yang lebih valid. Banyak wanita mengalami nyeri selama
persalinan dan melahirkan. Pemilihan metode tradisional seperti
akupresur mampu mengurangi nyeri persalinan yang dilakukan di
beberapa titik akupuntur. Menurut Tiran (2006 dikutip dari 1)
meningkatnya metode pengobatan alternatif disebabkan karena
ketidakpuasan terhadap pengobatan medis konvensional dan adanya
kepercayaan bahwa pengobatan medis memiliki efek samping.
Akupresur dapat memudahkan proses persalinan karena
meningkatkan efektivitas kontraksi pada uterus. Akupresur juga
membantu memproduksi hormon endorpine yang berfungsi
mengurangi rasa sakit. Metode ini tidak memiliki efek samping atau
kerugian pada pasien dan dapat dilakukan oleh bidan, perawat
maupun suami selama persalinan.(2) Dengan menggunakan studi
literatur, tujuan artikel ini adalah mengkaji efektifitas akupresur
selama persalinan. Cluet (2002 dikutip dari 1) membagi metode
alternatif atau non medis menjadi enam kategori, yaitu: 1) mind-body
seperti yoga, hipnosis, dan terapi relaksasi; 2) metode alternative
seperti Homoepathy dan pengobatan tradisional China; 3) metode
penyembuhan manual seperti pijat dan refleksiologi; 4) penyembuhan
secara farmakologik dan biologik; 5) bioelektromagnetik seperti
23

magnet; dan 6) pengobatan herbal. Hal yang sama juga dikemukakan


oleh Brown, Douglas dan Flood (2001, dikutip dari 3)
Menurut penelitian yang dilakukan olah Brown, Douglas dan
flood (2011),bahwa dengan tekhnik akupressur dan massage
merupakan tekhnik yang paling epektif untuk menurunkan nyeri saat
persalinan.
Tekhnik acupressure :
Titik-titik akupresur untuk induksi persalinan alami
1. Titik limpa 6 (spleen 6 point / SP6)

Gambar 2.7 posisi titik limpa (SP 6)


Titik limpa 6 (SP6) umum digunakan sebagai titik akupresur
di segala kondisi, termasuk untuk induksi persalinan. Menurut
Debra Betss dalam bukunya The Essential Guide to Acupuncture
in Childbirth and Pregnancy, akupresur pada titik SP6 berguna
untuk merangsang kontraksi rahim dan mengurangi rasa sakit
selama kontraksi berlangsung.
Titik yang juga dikenal sebagai Sanyinjiao atau persimpangan
tiga yin ini terletak di atas pergelangan kaki bagian dalam, tepatnya
di belakang tulang kering (betis bawah). Para terapis atau doula
lebih sering fokus pada titik ini dan melakukan teknik pemijatan
selama 60 sampai 90 menit untuk merangsang kontraksi.
Cara melakukan: Letakkan empat jari Anda di atas tulang
pergelangan kaki bagian dalam untuk menemukan letak SP6.
Kemudian berikan pijatan pada titik ini menggunakan jari telunjuk
selama satu menit. Berikan jeda satu menit, kemudian ulangi
dengan cara yang sama.
24

2. Titik kandung kemih 60 (bladder 60 point / BL60)

Gambar 2.8 posisi titik kandung kemih/BL 60


Titik BL60 terletak di antara pergelangan kaki dan tendon
Achilles. Tendon Achilles adalah jaringan ikat yang
menghubungkan otot betis di belakang kaki bawah ke tulang tumit
Anda. Titik yang disebut dengan Kunlun ini bermanfaat untuk
meringankan nyeri persalinan dan mengurangi penyumbatan atau
hambatan saat persalinan.
Cara melakukan: Pijat lembut titik BL60 dengan menggunakan
jempol selama beberapa menit, lakukan gerakan melingkar hingga
kontraksi mulai terasa.
3. Titik perikardium 8 (pericardium 8 point)

Gambar 2.9 posisi titik pericardium/PC8


Titik perikardium (PC8), dikenal sebagai Laogong, terletak
di pusat telapak tangan dan sangat berguna untuk menginduksi
persalinan. Untuk menemukannya, coba kepalkan tangan Anda dan
perhatikan dimana letak ujung jari tengah Anda menyentuh telapak
tangan. Nah, di situlah letak PC8.
Cara melakukan: Setelah menemukan titik PC8, gunakan jempol
tangan Anda yang lainnya untuk memberikan pijatan lembut pada
25

titik pC8. Lakukan pemijatan selama beberapa detik dan rasakan


manfaatnya.
4. Titik kandung kemih 67 (bladder 67 point)

Gambar 2.10 titik kandung kemih/BL 67


Dikenal sebagai Zhiyin, titik kandung kemih 67 (BL67)
dipercaya dapat mengubah posisi janin dan merangsang kontraksi
rahim. Titik BL67 terletak di bagian kaki, tepatnya di luar ujung
jari kelingking dan dekat dengan tepi kuku kaki.
Cara melakukan: Berikan tekanan yang kuat pada BL67 dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti gerakan mencubit
jari kaki Anda. Kemudian pijat titik BL67 hingga kontraksi
muncul.
5. Titik usus besar 4 (large intestine 4 point)

Gambar 2.11 titik usus besar/L14


Titik usus besar 4 (LI4) paling banyak digunakan dalam
terapi akupresur. Dikenal dengan nama Hoku, titik ini terletak pada
sudut anyaman jempol dan jari telunjuk.
Sama seperti BL67, titik LI4 juga dapat menginduksi persalinan
dan menyebabkan bayi masuk ke rongga panggul. Tidak hanya itu,
titik LI4 juga dapat meringankan rasa sakit akibat kontraksi yang
datang.
26

Cara melakukan: Berikan tekanan lembut pada anyaman jempol


dan jari telunjuk Anda selama satu menit dengan gerakan
melingkar. Ketika kontrasi mulai terasa, hentikan gerakan
akupresur dan lanjutkan kembali saat kontraksi mereda. Berikan
jeda satu menit untuk istirahat, kemudian ulangi dengan cara yang
sama.
6. Titik kandung kemih 32 (bladder 32 point)

Gambar 2.12 titik kandung kemih 32/bl 32


Titik kandung kemih 32 (BL32) disebut juga dengan Ciliao,
terletak di punggung bawah antara lesung bokong Anda. Pijatan di
titik ini bermanfaat untuk memicu kontraksi dan membantu
meringankan masalah sistem reproduksi wanita.
Cara melakukan: Berikan pijatan pada titik BL32 dengan arah ke
bawah atau menuju bokong. Lakukan secara beberapa menit
sampai Anda merasakan adanya kontraksi.

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan


Komplementer
2.3.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama
kelahiran. Bayi baru lahir akan mengalami penurunan berat badan
fisiologis sampai dengan 10 %, pada hari kedua dan ketiga. Hal ini
disebabkan oleh karena pengeluaran mekonium dan penggunaan energi
dan asupan kalori yang relatif rendah (bayi hanya mendapatkan asupan
ASI). Pada hari kesepuluh sampai keempat belas akan tercapai kembali
berat badan7 lahir.
27

Pengkajian kondisi umum bayi pada menit pertama dan kelima


dengan menggunakan nilai apgar18.
Tabel 2. 3. Tanda APGAR
Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
Appearance (warna Biru, pucat Tubuh merah muda, Seluruh tubuh merah
kulit) ekstremitas biru muda
Pulse Tidak ada Kurang dari 100 kali Lebih dari 100 kali
(frekuensi jantung) per menit per menit
Grimace Tidak ada Meringis minimal Batuk atau bersin
(respon terhadap
rangsang)
Active Lunglai Fleksi ekstremitas Aktif
(Tonus otots)
Respiration Tidak ada Lambat, tidak, teratur Baik atau menangis
(pernapasan)

Sumber : Myles, 2009


Dari hasil pemeriksaan APGAR score, dapat diberikan penilaian kondisi
bayi baru lahir sebagai berikut:
1. Nilai 7-10 : Normal
2. Nilai 4-6 : Asfiksia ringan-sedang
3. Nilai 0-3 : Asfiksia Berat
2.3.2 Penanganan bayi baru lahir antara lain;
A. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat yang benar dapat mengurangi insiden infeksi
pada neonatus. Yang terpenting dalam perawatan tali pusat adalah
menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih7.
B. Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian Nutrisi
Segera setelah dilahirkan bayi diletakkan di dada atau perut atas
ibu selama paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan pada
bayi untuk mencari dan menemukan putting ibunya Manfaat IMD
adalah membantu stabilisasi pernafasan, mengendalikan suhu tubuh,
menjaga kolonisasi kuman yang aman, dan mencegah infeksi
nosokomial7.
C. Pencegahan hipotermi
28

Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap
suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat7.
D. Pemberian Injeksi Vitamin K
Pemberian vitamin K dapat menurunkan insiden kejadian
perdarahan akibat defisiensi vitamin K1 (PDVK) yang dapat
menyebabkan kematian neonatus. Dosis pemberian vit 0,5-1 mg
secara IM7.
E. Pemberian Salep Mata
Pemberian antibiotik profilaksis pada mata dapat mencegah
terjadinya konjungtivitis17.
Konjungtivitis pada bayi baru lahir sering terjadi terutama pada
bayi dengan ibu yang menderita penyakit menular seksual.
Konjungtivitis ini muncul pada 2 minggu pertama setelah kelahiran.
Profilaksis mata yang sering digunakan yaitu tetes mata silver nitrat
1%, salep mata eritromisin, dan salep mata tetrasiklin.
F. Injeksi Hepatitis-0
Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-2 jam setelah
pemberian Vitamin K1 secara intramuskular. Imunisasi Hepatitis B
bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi,
terutama jalur penularan ibu-bayi18.
2.3.3 Keadaan Bayi Baru Lahir Normal
Bayi baru lahir dikatakan normal apabila;18
A. Frekuensi napas 40-60 kali per menit
B. Frekuensi denyut jantung 120-160 kali per menit
C. Suhu badan bayi 36,5 – 37,5oC
D. Berat badan bayi 2500-4000 gram
E. Umur kehamilan 37 – 40 mg
F. Gerakan aktif dan warna kulit kemerahan
G. Panjang lahir 48-52 cm
H. Kepala normal 33-37 cm
29

Pada kasus bayi Ny. S ini diberikan asuhan komplementer pijat


bayi,karena menurut teori Widyani,2007 bahwa sentuhan pemijatan
terhadap jaringan otot ataupun posisi otot dapat dipulihkan dan
diperbaiki sehingga dapat meningkatkan fungsi-fungsi organ tubuh
dengan sebaik-baiknya.Pijat bayi adalah mengurut bagian tubuh bayi
untuk melemaskan otot,sehingga peredaran darah lancer,yang dilakukan
pada seluruh tubuh permukaan bayi.Seni pijat adalah terapi sentuhan
kulit dengan menggunakan tangan.Pijat meliputi manipulasi terhadap
jaringan atau dengan organ tubuh dengan tujuan pengobatan sebagai
istilah yang digunakan untuk menggambarkan gerakan manipulasi
tertentu dari jaringan lunak tubuh18.
Masa tumbuh kembang bayi merupakan masa keemasan sekaligus
masa kritis perkembangan seseorang yaitu pada usia 0-12 bulan.
Dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat singkat
dan tidak dapat diulang kembali. Dikatakan masa kritis karena pada masa
ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan membutuhkan asupan gizi
serta stimulasi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembanganya.
Desain penelitian menggunakan pre- experiment desain dengan
pendekatan One Group Pre Test-Post Test Design untuk mengetahui
pengaruh pijat bayi terhadap tumbuh kembang pada 34 bayi dengan
teknik total sampling analisa data menggunakan uji Wilcoxon test. Hasil
: Hasil dari penelitian yang dilakukan selama 1 bulan sebagian besar bayi
yang pertamakali melakukan pemijatan berumur 5 bulan dan didominasi
oleh jenis kelamin perempuan serta anak pertama dan kedua. Diketahui
tumbuh kembang sebelum dipijat yang mengalami suspect sebanyak 8
bayi dari 34 bayi (23,5%), setelah dipijat menjadi 31 bayi yang normal
(91,2%) dengan p value 0,025 < ? (0,05). Pijat bayi memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap tumbuh kembang bayi sebelum dan
sesudah treatment di Desa Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten
Sleman Tahun 2015. Diharapkan dapat memotivasi ibu bayi untuk dapat
terus melakukan pijat bayi secara terus menerus walaupun penelitian ini
30

sudah berakhir, dan dapat mengajarkan kepada masyarakat sekitar yang


memiliki bayi baru lahir.
Bukan cuma sekedar tren, pijat bayi memang memberikan beragam
manfaat. Manfaat pijat bayi tidak hanya bisa didapatkan dari pemijatan
oleh bidan atau tenaga Kesehatan lain,atau oleh tenaga profesional di
pusat perawatan bayi atau spa bayi, tapi juga bisa diperoleh dari
pemijatan yang Anda lakukan sendiri di rumah.
Cara memijat bayi harus dilakukan dengan lembut dan hati-hati.
Berbeda dengan orang dewasa yang otot dan kulitnya tahan terhadap
tekanan keras saat dipijat, bayi akan mudah merasa kesakitan dan cedera
bila dipijat terlalu keras. Hal ini karena otot dan kulitnya masih tipis dan
sensitif.

Gmbar 2.13 pijat bayi


Tidak hanya melalui pijatan, bayi juga dapat merasakan manfaat
pijat bayi saat ia bersentuhan langsung atau mendapatkan kontak kulit
dengan orang yang memijatnya. Sentuhan fisik ini dapat membuat bayi
merasa senang dan nyaman.
Beberapa Manfaat Pijat Bayi
31

Pijat bayi merupakan salah satu cara berkomunikasi antara orang tua dan
Si Kecil. Jika dilakukan dengan benar, beberapa manfaat pijat bayi
berikut ini dapat diperoleh Si Kecil:
I Membuat bayi merasa lebih tenang dan nyaman
Pijatan pada bayi dapat merangsang sistem saraf pusat. Sentuhan
fisik pada bayi akan mengirim sinyal ke otaknya untuk memproduksi
lebih banyak endorfin dan serotonin, yaitu hormon yang dapat
membuat perasaan lebih bahagia dan nyaman.
Kedua hormon ini juga bermanfaat dalam membantu mengurangi
nyeri yang dirasakan bayi.
II Melancarkan pencernaan
Pijat bayi bisa membuat sistem pencernaannya menjadi lebih
nyaman dan bergerak lebih lancar. Ketika bayi rewel karena gangguan
pencernaan, seperti perut kembung, sembelit, atau mengalami kolik,
ia akan merasa lebih nyaman setelah mendapatkan pijatan.
III Membuat tidur lebih nyenyak
Penelitian menunjukkan bahwa pijatan pada bayi dapat membuat
siklus tidurnya lebih teratur. Ini artinya bayi akan tidur lebih banyak
di malam hari dan lebih aktif di siang hari.
Bayi yang rutin dipijat diketahui memiliki kadar melatonin yang lebih
tinggi. Secara alami, tubuh akan memproduksi hormon melatonin
ketika hari mulai gelap. Melatonin inilah yang membuat tubuh
mengantuk. Semakin nyenyak tidur di malam hari, semakin banyak
melatonin yang dilepaskan.
Selain itu, pijat bayi juga bermanfaat membuat tubuh bayi rileks,
sehingga ia lebih mudah tidur nyenyak.
IV Mengurangi kadar bilirubin
Beberapa hari setelah lahir, bayi bisa menjadi kuning.
Berubahnya warna kulit bayi menjadi kuning ini bisa disebabkan oleh
meningkatnya kadar bilirubin.
32

Dalam suatu penelitian, diketahui bahwa bayi kuning yang


mendapatkan pijatan selama 15-20 menit dan fototerapi terlihat
mengalami perbaikan yang lebih cepat daripada bayi yang hanya
mendapatkan fofoterapi. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat pijat
pada bayi juga turut berpengaruh pada penurunan kadar bilirubinnya.
V Memperkuat hubungan antara orang tua dan bayi
Memijat bayi merupakan cara sederhana namun efektif untuk
meningkatkan dan memperkuat hubungan emosional antara orang tua
dan bayi. Sebuah penelitian bahkan mengungkapkan bahwa pijat bayi
dapat mengurangi gejala depresi pascamelahirkan dan meningkatkan
kepekaan orang tua terhadap kebutuhan bayinya.
Cara Memijat Bayi yang Benar
Sebelum memijat bayi, pastikan ruangan tempat pijat cukup
hangat dan tenang karena pijat bayi yang baik dilakukan pada kondisi
bayi tanpa pakaian. Bayi juga sebaiknya dalam keadaan terjaga, tidak
mengantuk, dan sudah kenyang.
Jika bayi baru disusui atau diberi makan, tunggu dulu sampai 45
menit sebelum memijatnya agar ia tidak muntah.
Ketika hendak memijat, baringkan ia di atas handuk atau selimut
dan letakkan bantal bayi di bawah kepalanya. Gunakan minyak bayi
(baby oil) atau krim bayi, lalu gosokkan di telapak tangan Anda
sampai terasa hangat. Setelah itu, lakukan langkah berikut:
• Usap telapak kaki dan tangan menggunakan ibu jari dari arah tumit
kaki ke arah jari-jari kaki.
• Usap tungkai dan betis dari arah pangkal paha dengan gerakan
melingkar.
• Untuk memijat tangan, lakukan gerakan yang sama dengan
memijat kaki, yaitu mengusap telapak tangan dan mengusap lengan
dengan gerakan melingkar.
• Silangkan tangan di atas perut dan dada, lalu pijat area ini dengan
gerakan menyilang.
33

• Letakkan ibu jari di perut bayi, lalu usap searah dengan jarum jam.
• Pijat kepala dan wajah bayil searah jarum jam.
• Tengkurapkan bayil, lalu usap dan berikan pijatan lembut dari leher
sampai ke bokongnya.
Selama sesi pijat, kita bisa bersenandung, membacakan cerita,
atau mengajaknya mengobrol. Sentuh bayi dengan lembut dan hindari
gerakan menekan atau menggelitik karena akan membuatnya tidak
nyaman.
Perhatikan bagaimana respons bayi. Jika ia menggoyang-
goyangkan lengannya dan tampak senang, artinya ia menikmati
pijatan yang Anda berikan. Namun jika bayi tampak gelisah atau
bahkan menangis, hentikan pijatan dan coba lagi di lain waktu.

2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Nifas dengan Komplementer


2.4.1 Pengertian Nifas
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah lahirnya plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira sampai dengan 6 minggu
(42 hari)7.

2.4.2 Tahapan Masa Nifas


Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan yaitu;
A. Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri
dan berjalan-jalan.
B. Puerperium intermedial
Suatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi
selama kurang lebih enam sampai delapan minggu.
C. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan
sempurna terutama ibu apabila ibu selama hamil atau waktu persalinan
mengalami komplikasi.
34

2.4.3 Perubahan Fisiologis dan Psikologis Masa Nifas


A. Perubahan Fisologis
Perubahan selama masa puerperium tersebut terjadi pada14:
1. Uterus
Involusi uterus meliputi reorganisasi dan pengeluaran
desidua/endometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan plasenta
yang ditandai dengan penurunan ukuran dan berat serta perubahan
pada lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lochea14.

Tabel 2. 4. Perubahan Normal Uterus selama Post Partum


Involusi Uterus TFU Berat Uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram
7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan 500 gram
simpisis
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram
6 minggu Normal 50 gram

Sumber : Manuaba, 2010


2. Lokia
Lokia adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar
melalui vagina selama puerperium14.
Tabel 2.5. Perbedaan Lokia Masa Nifas
Lokia Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks
caseosa, rambut lanugo, sisa
mekonium dan sisa darah
Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur Sisa darah bercampur
merah Lendir

Serosa 7-14 hari Kekuningan atau Lebih sedikit darah dan lebih
kecokelatan banyak serum, juga terdiri dari
leukosit dan robekan laserasi
plasenta
35

Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput


lendir serviks dan serabut
jaringan yang
Mati

Sumber : Manuaba, 2010


3. Payudara
Wanita yang menyusui berespons terhadap menstimulus bayi
yang disusui akan terus melepaskan hormone dan stimulasi alveoli
yang memproduksi susu14.
4. Tekanan Darah
Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami
peningkatan sementara tekanan darah. Yang akan kembali secara
spontan ke tekanan darah sebelum hamil selama beberapa hari8.
5. Penurunan berat badan
Wanita mengalami penurunana berat badan rata-rata 4,5 kg
pada waktu melahirkan. Penentu utama penurunan berat badan
pascapartum adalah peningkatan berat badan selama kehamilan.
wanita yang mengalami peningkatan berat badan yang paling
banyak akan mengalami penurunan berat badan yang paling besar
pula14.
B. Perubahan Psikologis
Masa pasca persalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta
bayi. Bagi ibu yang mengalami persalinan untuk pertama kalinya, ibu
menyadari terjadinya perubahan kehidupan yang sangat bermakna
selama hidupnya. Keadaan ini ditandai dengan perubahan emosional,
perubahan fisik secara dramatis, hubungan keluarga atau aturan serta
penyesuaian terhadap aturan yang baru. Termasuk di dalamnya
perubahan dari seorang perempuan menjadi seorang ibu di samping masa
pasca persalinan mungkin masa perubahan dan penyesuaian sosial
ataupun perseorangan7.
2.4.4 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu
nifas sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai
36

jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari
pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca
persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca
persalinan. Masa nifas dimulai dari enam jam sampai dengan 42 hari
pasca persalinan 8 Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan
terdiri dari14:
A. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu);
B. Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);
C. Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;
D. Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif;
E. Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu
nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana;

Pada kasus Ny. S ini, untuk merangsang ASI lebih banyak lagi, maka
diberikan asuhan komplementer dengan pijat oksitosin.Pijat oksitosin ini
dilakukan untuk merangsang oksitosin atau reflek letdown.Dengan
dilakukannya pemijatan ini,ibu akan merasa rileks,kelelahan setelah
,melahirkan akan hilang,sehingga dengan begitu hormone oksitosin
keluar dan ASI pun cepat keluar11. Selain itu untuk memberikan
kenyamanan pada ibu,mengurangi bengkak,mengurangi terjadinya
sumbatan ASI,merangsang pelepasan hormone
oksitosin,mempertahankan produksi ASI saat ibu atau bayi sakit19.
Data Susenas 2010 menunjukkan bahwa baru 33.6% bayi di
Indonesia yang mendapat ASI eklusif , artinya masih ada sekitar 2/3
bayi di Indonesia yang kurang mendapatkan ASI. Pemberian ASI
merupakan salah satu pilar yang penting untuk kesehatan bayi karena
ASI merupakan nutrisi yang paling tepat untuk bayi baru lahir sampai
minimal bayi berusia 6 bulan. Kabupaten Klaten berhasil meraih angka
kecukupan ASI Ekslusif tertinggi se-Indonesia. Hal ini merupakan salah
satu bukti nyata komitmen pemerintah daerah yang kuat untuk
mensukseskan program ASI eklusif. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian quasi eksperimen dengan rancangan pre and post test dengan
37

teknik pengambilan sampel dengan non proabability sampling. Analisa


data dilakukan dengan uji friedman dan dilanjutkan dengan uji wilcoxon.
Variable independent adalah ibu postpartum dengan intervensi pijat
oxytosin dan variable dependent adalah produksi ASI dengan indikator
berat badan, frekwensi bayi BAK, frekwensi bayi menyusu dalam sehari
dan lama tidur bayi setelah menyusu. Instrument yang digunakan adalah
checklist dan lembar observasi serta timbangan. Hasil penelitian
menunjukkan semua bayi dilahirkan secara normal dengan berat badan
bayi rata rata adalah 3070 grm , rata rata frekwensi BAK 5 kali pada hari
pertama,,rata rata frekwensi menyusu bayi pada 24 jam pertama 8 kali,
dan lama bayi menyusu 2.17 jam pada hari pertama.Semua indicator
diatas meningkat baik pada hari ke 7 dan 14. Hasil Analisa bivariat
menunjukan adanya perbedaan rata rata berat badan bayi dengan p value
: 0.001 ,ada perbedaan frekwensi BAK yang bermakna dengan p
value=0,001 dan ada perbedaan frekuensi menyusu yang bermakna
dengan p value=0,001 serta ada perbedaan lama tidur yang bermakna
dengan p value=0,001. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pijat
oxytosin terhadap produksi ASI dengan indikasi berat badan bayi,
frekwensi bayi menyusu, frekwensi bayi BAK dan lama bayi tidur
setelah menyusu.
Adapun teori pijat oksitoksin adalah sebagai berikut :
1. Apa itu pijat oksitosin?
Pijat oksitosin adalah pijatan yang dilakukan di punggung,
tepatnya di sepanjang tulang belakang sebagai upaya melancarkan
keluarnya ASI dari payudara ibu menyusui. Pijat oksitosin bisa
menjadi semakin efektif jika dilakukan secara rutin dan dilakukan
dengan kelembutan dan rasa penuh kasih sayang.
Pijatan ini diyakini mampu memicu peningkatan produksi
hormon oksitosin. Hormon oksitosin adalah hormon yang membantu
tubuh dalam proses pengeluaran ASI. Oleh sebab itu, pijatan ini pun
dikenal dengan nama ‘pijat oksitosin’.
38

Perlu diketahui bahwa oksitosin merupakan hormon yang


bereaksi ketika Mama mendapatkan sentuhan. Hormon ini diproduksi
di otak bagian belakang, yang efek kerjanya mirip seperti morfin.
Dengan melancarkan produksi hormon ini, ibu akan merasa lebih
bahagia, rileks dan bahkan dapat membantu mengurangi rasa nyeri.
Hormon ini pun sangat penting dalam proses produksi dan kelancaran
pengeluaran ASI.
Ya, hormon oksitosin juga bisa membantu mengurangi stres,
cemas, sekaligus menurunkan tekanan darah. Rasa percaya, cinta dan
bonding pada orang terdekat juga dipengaruhi oleh hormon oksitosin.
2. Manfaat pijat oksitosin
Seperti telah dikatakan sebelumnya, salah satu manfaat dari
melakukan pijat oksitosin adalah untuk melancarkan produksi ASI.
Selain itu, pijat oksitosin juga dapat membantu membuat ibu tidur
lebih nyenyak dan mengurangi stres.
Bahkan jika dilakukan secara hati-hati pada ibu yang
melahirkan dengan cara operasi caesar, pijat oksitosin juga dapat
membantu mempercepat proses pemulihan.
Manfaat utama dari pijat oksitosin yakni:
• Melancarkan hormon oksitosin dan prolactin
Pijat oksitosin membantu meningkatkan produksi hormon
oksitosin dan juga prolaktin. Keduanya merupakan hormon yang
penting bagi ibu menyusui. Bahkan pijat oksitosin sering dikaitkan
juga dengan penurunan produksi hormon kortisol, yang dikenal
sebagai hormon stres.
Perlu diketahui juga bahwa dalam penelitian di International
Journal of Medical Research and Review tahun 2013 berhasil
membuktikan bahwa pijat oksitosin efektif dalam meningkatkan
dan melancarkan ASI.
• Melancarkan ASI melalui let-down reflex
39

Selain membantu meningkatkan produksi ASI, pijat oksitosin juga


membantu meningkatkan let-down reflex. Ini adalah suatu proses
pengeluaran ASI menjadi lebih lancar untuk bisa dikonsumsi bayi.
Jika let-down reflex terjadi, bayi akan lebih kenyang dan dapat
mendapatkan ASI dengan cukup.
• Membuat tubuh rileks
Melakukan pijat oksitosin secara rutin juga dapat memengaruhi
sistem saraf perifer, yang kemudian membantu mengurangi nyeri
serta melancarkan aliran darah ke seluruh jaringan tubuh. Mama
pun bisa lebih santai, tenang, tidak stres dan tidur lebih nyenyak,
3. Cara melakukan pijat oksitosin
Cara untuk melakukan pijat oksitosin sebenarnya sangat mudah,
.Bahkan bisa melibatkan suami untuk membantu melakukan pijat
oksitosin.
4. Hormon oksitosin saat menyusui dan cara meningkatkannya
Untuk melakukan pijat oksitosin, berikut langkah-langkah pijat
oksitosin:
1. Posisikan tubuh senyaman mungkin, lebih baik jika duduk
bersandar ke depan sambil memeluk bantal. Jika tidak ada, juga
bisa bersandar pada meja
2. Berikan pijatan pada kedua sisi tulang belakang dengan
menggunakan kepalan tangan. Tempatkan ibu jari menunjuk ke
depan
3. Pijat kuat dengan gerakan melingkar
4. Pijat kembali sisi tulang belakang ke arah bawah sampai sebatas
dada, mulai dari leher sampai ke tulang belikat
5. Lakukan pijatan ini berulang-ulang selama sekitar 3 menit atau
sampai Mama merasa benar-benar nyaman
Jika perlu, konsultasikan dulu pada pakar laktasi agar Mama dan Papa
benar-benar memahami gerakan pijat oksitosin.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan saat pijat oksitosin
40

Meski memberikan manfaat ekstra untuk ibu, bukan berarti lantas


pijat oksitosin bisa dilakukan sembarangan. Tetap ada hal-hal yang
perlu diperhatikan terkait keamanannya.
Salah satunya apabila ibu memiliki riwayat luka terbuka di area
punggung. Memberi pijatan sembarangan justru bisa membuat luka
menjadi infeksi atau mungkin semakin parah.
Oleh sebab itu, penting pula untuk memerhatikan seberapa besar
tekanan yang diberikan saat melakukan pijat. Apabila pijatan terlalu
kuat sampai menimbulkan nyeri, kurangi intensitasnya. Jangan
sampai setelah pijat ibu justru menjadi memar.
Perhatikan juga waktunya, pijat oksitosin sebaiknya hanya
dilakukan pada ibu yang sudah melahirkan. Hindari melakukan pijat
oksitosin pada ibu hamil. Pijat oksitosin dilakukan supaya kontraksi
saluran ASI bekerja, namun jika dilakukan saat hamil kontraksi otot
rahim juga mungkin terjadi.
6. Hormon oksitosin saat menyusui dan cara meningkatkannya
Lantas apa sebenarnya kaitan antara hormon oksitosin dan proses
menyusui? Saat menyusu, bayi akan mengisap puting payudara. Hal
ini membuat sel saraf di payudara mengirim sinyal ke otak untuk
melepaskan oksitosin.
Nah, saat jumlah oksitosin meningkat, hormon ini membuat
kelejar dan saluran ASI berkontraksi dan mengalirkan ASI lebih
lancar.
Selain melalui pijat oksitosin, peningkatan hormon oksitosin juga
bisa lakukan dengan beberapa cara lain. Di antaranya seperti
melakukan hobi yang suka seperti menonton film, berbaring sambil
memeluk si Kecil, makan bersama suami dan bahkan dengan
melakukan hubungan intim.

2.5 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan


41

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada klien
yang pelaksanaanya dilakukan dengan cara bertahap dan sistematis melalui
suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.
2.5.1 Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka
pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data,
diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Jumlah
protein dalam urine sering digunakan sebagai indeks keparahan pre-
eklampsia. Peningkatan proteinurine yang signifikan disertai dengan
berkurangnya haluaran urine mengindikasi adanya kerusakan ginjal16.
Berdasarkan Manajemen Varney standar asuhan kebidanan terbagi
menjadi 7 langkah yaitu8 :
A. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Dilakukan pengumpulan data dasar untuk mengumpulkan semua
data yang diperlukan guna mengevaluasi keadaan klien secara
lengkap. Data terdiri atas data subjektif dan data objektif. Data
subjektif dapat diperoleh melalui anamnesa langsung, maupun
meninjau catatan dokumentasi asuhan sebelumnya, dan data objektif
didapatkan dari pemeriksaan langsung pada pasien. Pada langkah
pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
B. Langkah II : Interprestasi Data Dasar
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
ditemukan diagnosis yang sfesifik (sesuai dengan “nomenklatur
standar diagnosa”) dan atau masalah yang menyertai. Dapat juga
dirumuskan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan. Masalah dan diagnosis keduanya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaiakan seperti
diagnosis, tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan ke
dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah sering
42

berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh bidan.


Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh diperoleh
diagnosa “kemungkinan wanita hamil”, dan masalah yang
berhubungan dengan diagnosa ini adalah bahwa wanita tersebut
mungkin tidak menginginkan kehamilannya.
C. Langkah III : Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensal dan
mengantisipasi penanganannya
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan ragkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Sambil mengamati klien,
bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah
potensial ini benar-benar terjadi.
Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman.
Contoh: seorang wanita yang hamil pertama kali, tetapi letak
janinnya tidak normal (misalnya: bayi letak sungsang), yang harus
diantisipasi adalah terhadap kemungkinan kelahiran bayi tersebut
apabila ingin dilahirkan pervaginam, maka bidan harus
dipertimbangkan besarnya janin dan ukuran panggul ibu, juga harus
dapat mengantisipasi terjadinya persalinan macet (aftercoming head)
pada waktu melahirkan kepala.
D. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien.
Bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. Dalam kondisi tertentu
seorang wanita mungkin akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi
dengan dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli
gizi atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini
bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
43

menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat


dalam manajemen asuhan kebidanan.
E. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi, dan pada langkah ini reformasi / data dasar yang tidak
lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak
hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau
dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan
terjadi berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan
apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan
dengan sosial-ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah
mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan.
Setiap rencana haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh
bidan dan klien, agar dapat dilaksankan dengan efektif karena klien
merupakan bagian dari pelaksanaan rencana tersebut. Oleh karena itu,
pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan
sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian
membuat kesepakatan bersama sebelum melaksankannya.
F. Langkah VI: Melaksanakan Perencanaan
Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diurakan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan
ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika
bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya : memastikan agar
langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi
dimana bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah
44

bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama


yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan mengurangi
waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
G. Langkah VII: Evaluasi
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi dalam
masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang sesuai dengan masalah dan diagnosis klien, juga benar dalam
pelaksanaannya. Disamping melakukan evaluasi terhadap hasil
asuhan yang telah diberikan, bidan juga dapat melakukan evaluasi
terhadap proses asuhan yang telah diberikan. Dengan harapan, hasil
evaluasi proes sama dengan hasil evaluasi secara keseluruhan
45
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Identifikasi Pasien


Ny. S usia 23 tahun, suku Sunda, agama Islam, Pendidikan terakhir SMP,
pekerjaan sebagai Ibu rumah tangga, ini merupakan pernikahannya yang ke dua
sudah kurang lebih menikah selama dua tahun dengan suami Tn. S 31 tahun,
suku Sunda, agama Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan sebagai
Karyawan Swasta, beralamat di kampung Jamupu RT 05/01, desa
Mandalawangi, kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya.

3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Komplementer


3.2.1 Kunjungan ke I Tanggal 1 Februari 2021
Pada pemeriksaan kehamilan tanggal 1 februari 2021 jam 07.30 WIB
ibu memeriksakan kehamilannya di PMB Bdn Halimah. Data hasil
pemeriksaan ini didapat berdasarkan data primer dan data sekunder.
Ibu datang ingin memeriksakan kehamilannya, dan saat ini ibu
mengatakan pegal-pegal dan sering tegang di daerah perut bawah.
Riwayat Menstruasi Menarce umur 13 tahun, siklus 28- 30 hari,
teratur, lamanya 5-6 hari, sifat darah encer, dismenorrea ya, bau khas
darah, dan ganti pembalut 2 – 3 kali sehari. Riwayat Kehamilan ini
HPHT 15-05-2020, HPL 22-02-2021 dan UK 37-38 minggu. Ibu
melakukan pemeriksaan ANC sejak umur kehamilan 13 minggu di
Bidan. Frekuensi pemeriksaan kehamilan,:ibu memeriksakan
kehamilannya 2x pada trimester I, 3kali pada trimester II, dan 2 kali pada
trimester III sampai saat ini . pada UK 37-38 minggu diketahui bahwa
kehamilannya normal.Pergerakan janin yang pertama pada umur
kehamilan 16 minggu, pergerakan janin dalam 24 jam terakhir > 10
kali.Keluhan yang dirasakan ibu pada trimester I yaitu maul di pagi hari,
trimester II yaitu pusing, dan trimester III punggung dan kaki pegel-pegel
dan merasakan sering kontraksi di daerah perut bawah.

46
47

Pola nutrisi ibu makan 3 x sehari satu porsi penuh berupa nasi, sayur,
buah, lauk dan mengkonsumsi air putih > 5 gelas perhari di selingi
dengan susu. Pola Eliminasi BAB dan BAK Pola BAB ibu 1 kali dalam
1 hari dan BAK > 5 kali sehari . Dan tidak ada keluhan Pola aktivitas
Setiap pagi dari jam 08.00-12.00 melakukan pekerjaan rumah seperti
menyapu, memasak, mencuci, dan pekerjaan-pekerjaan berat di bantu
suami. Tidur siang 30mnt-1 jam, tidur malam 7-8 jam setiap harinya.
Pola seksualitas jarang dilakukan, terakhir hubungan 1 minggu yang lalu
dan tidak ada keluhan. Personal Hygiene Ibu mandi 2 kali/hari, selalu
membersihkan alat kelamin setiap mandi, BAK dan BAB, ibu mengganti
pakaian dalam setelah mandi dan jika terasa lembab, jenis pakaian dalam
yang digunakan adalah bahan yang dapat menyerap keringat.Riwayat
imunisasi ibu :Imunisasi TT pertama pada saat SD, TT kedua adalah SD,
TT ketiga yaitu TT catin dan TT keempat pada saat usia kehamilan 13
minggu .Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu Ibu
mengatakan bahwa kehamilan ini adalah kehamilan anak pertama dengan
suami dari pernikahannya yang ke 2. Riwayat Kontrasepsi yang
digunakan Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi. Riwayat
Kesehatan :Ibu tidak memiliki dan tidak sedang menderita penyakit
berat,penyakit sistemik atau penyakit keturunan,ibu juga tidak memiliki
keturunan kembar.Ibu tidak memiliki Riwayat penyakit alergi makanan
maupun alergi obat.Pola kebiasaan: Ibu tidak merokok tetapi ibu adalah
perokok pasif, Suami mempunyai kebiasaan merokok + 1 putung rokok
/1 hari di luar ruangan. Tidak ada kebiasaan minum jamu-jamuan,
minum-minuman keras. Tidak ada makanan/minuman pantang. Tidak
ada perubahan pola makan/minum.
Riwayat Psikologi Spiritual Kehamilan saat ini diinginkan oleh ibu.
Ibu sangat menunggu nunggu kelahirannya,karena tetangganya yang usia
kehamilannya sama, sudah melahirkan dan ibu jadi merasa khawatir
.Pengetahuan ibu mengenai tanda-tanda bahaya kehamilan masih kurang.
Ibu mengetahui kondisinya saat ini. Ibu sangat menerima dan sangat
48

senang dengan kehamilan saat ini, suami/keluarga sangat senang dan


semoga ibu dan bayi selalu dalam keadaan sehat. Untuk persiapan
rencana persalinan ibu dan suami sudah mempersiapkan mulai dari biaya,
pakaian ibu dan bayi, transportasi yang digunakan motor, untuk penolong
persalinannya di bidan Rosyati . Rencana Pendonor adalah suami, orang
tua dan saudara.
O : Keadaan umum ibu baik dengan kesadaran
composmentis,Tekanan darah :110/70 mmHg, Nadi: 88 kali per menit,
Pernafasan:20 kali per menit, Suhu:36,6 ○C, tinggi badan yaitu 153cm,
berat badan pada saat sebelum hamil 48 kg dan berat badan sekarang 59
kg, Lingkar Lengan Atas (LLA) 24 cm.
Pada pemeriksaan kepala dan leher didapatkan hasil tidak ditemukan
oedema dan cloasma gravidarum pada wajah. Pada bagian mata
konjungtiva merah muda, sklera putih. Pada mulut, bibir lembab, tidak
ada caries gigi dan tidak ada sariawan. Pada leher tidak ada
pembengkakan kelenjar thyroid, limfe dan vena jugularis Payu dara:
Bentuk simetris, areola hiperpigmentasi, puting susu menonjol,
colostrum sudah keluar,benjolan/massa (-) Abdomen : Inspeksi pada
bagian abdomen bentuk membesar simetris , tidak ada bekas luka, dan
ada strie gravidarum. Dilakukan juga palpasi leopold dengan hasil
sebagai berikut: TFU : 3 jari di bawah PX,30cm.
Leopold I: Teraba lunak, tidak melenting yaitu bokong, Leopold II:
Perut sebelah kiri teraba memanjang yaitu punggung janin. Perut sebelah
kanan teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas, Leopold III: Teraba
keras,bulat, yaitu kepala janin, Leopold IV: kepala sudah masuk pintu
atas panggul.
Auskultasi DJJ dapat didengar di punctum maximum pada bagian
kiri bawah pusat dengan frekuensi 138 x/menit CVAT : punggung dan
pinggang tak ada nyeri ketuk.
49

Ekstremitas Pada pemeriksaan ekstremitas tidak ditemukan


oedema/varices pada kaki, kuku terlihat bersih, pendek dan tidak pucat.
Reflex patella : +/+ kanan/kiri Genitalia
Tanda chadwick (-),varices (-),bekas luka tak ada,kelenjar bartoline
(-),pengeluaran (-),Anus : tak ada hemoroid.
Pemeriksaan USG yaitu janin tunggal, letak memanjang, presentasi
kepala, DJJ (+), gerakan Pemeriksaan Hb terakhir dilakukan tanggal 10
desember 2020 dengan hasil pemeriksaan Hb 12,6 gram %. Pada bulan
mei 2020 pemeriksaan PP Test dilakukan oleh ibu sendiri dengan hasil
positive, pemeriksaan HbsAg negative, pemeriksaan PITC negative,
Shyphilis negatif, dan Golongan Darah B/+.
A : Diagnosa ibu : G1P0A0 hamil 38 minggu, Janin : tunggal,hidup
intra uterin presentasi kepala, Masalah : ibu mengeluh pegal pegal dan
nyeri perut bagian bawah,ibu perokok pasif, Kebutuhan : senam hamil
dengan harapan bisa mengurangi keluhan pegal-pegal dan bisa
mempercepat datangnya persalinan, KIE bahaya asap rokok bagi ibu dan
janin.
P : Penatalaksaan dari kasus tersebut yaitu pemberian konseling,
informasi, dan edukasi sebagai berikut : Menjelaskan hasil pemeriksaan
ibu dan janin, keadaan ibu baik TTV normal, tidak ada oedema, keadaan
janin baik presentasi kepala dan DJJ normal. Ibu mengerti tentang hasil
pemeriksaan,Memberikan asuhan komplementer dengan senam hamil
untuk mengurangi keluhan pegal-pegal dan sering tegang di daerah perut
bawah dan semoga bisa mempercepat datangnya waktu persalinan,ibu
bisa melakukan gerakan tersebut,Memberikan KIE pada ibu tentang
tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester III yaitu keluar cairan
berbau dari jalan lahir, sakit kepala yang hebat disertai pandangan kabur,
muntah yang berlebih sehingga tidak mau makan, bengkak pada kaki
tangan dan wajah, nyeri yang hebat pada bagian perut bagian bawah,
menggigil dan demam tinggi, gerakan janin berkurang atau tidak
terasa,Evaluasi: Ibu dapat menyebutkan 5 dari semua tanda yang
50

disebutkan,Memberikan KIE pada ibu mengenai bahaya asap rokok bagi


ibu dan janin dan bekerja sama dengan suami untuk tidak merokok di
dekat ibu,Evaluasi: Ibu dan suami mengerti bahaya asap rokok bagi
kesehatan ibu dan janin,Menjelaskan kepada ibu persiapan persalinan
dan kegawatdaruratan persalinan,seperti packing alat-alat bayi,dari mulai
pakaian bayi lengkap,pakaian ibu lengkap,nomor kontak pemegang
transfortasi seperti no tlp tukang ojeg,atau tetangga yang memiliki
kendaraan. tidak lupa dianjurkan untuk menghubungi
bidan,Memberitahu, dan menjelaskan ibu untuk memeriksakan kembali
kehamilannya 1 minggu lagi pada tanggal 08 Februari 2021 dan segera
ke pelayanan kesehatan jika ada keluhan atau sudah ada tanda-tanda
persalinan,Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia kembali sesuai jadwal.

3.2.2 Asuhan Kehamilan ke 2 pada tanggal 12/02/2021


Ibu memeriksakan kehamilannya di PMB Bidan Halimah.
Didapatkan hasil pemeriksaan Keadaan umum ibu baik, dengan
kesadaran composmentis. Pemeriksaan tanda vital diperoleh data sebagai
berikut ini: tekanan darah :120/80 mmHg, nadi: 84 kali per menit,
pernafasan:26 kali per menit, berat badan 54 kg. Leopold I: pada bagian
fundus teraba lunak, melenting yaitu bokong janin. Leopold II: perut
sebelah kiri memanjang keras, datar, yaitu punggung janin. Perut sebelah
kanan teraba bagian-bagian kecil, yaitu ekstremitas janin. Leopold III:
pada bagian terbawah janin teraba kepala janin Leopold IV: kepala
janin sudah masuk pintu atas panggul TFU (Mac Donald) 30 cm, TBJ :
2490 gram. DJJ: 140 x/menit.
Analisa dari kasus ini yaitu Ibu GIP0A0 Hamil 39 minggu janin
,tunggal,hidup,intra uterin, , presentasi kepala. Penatalaksanaan yang
diberikan yaitu mengajarkan teknik relaksasi, KIE makan dan minum
untuk persiapan persalinan,
Asuhan yang diberikan pada kasus ini adalah KIE pada ibu teknik
relaksasi dengan menarik nafas panjang dan dalam dari hidung lalu
mengeluarkan lewat mulut. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
51

untuk persiapan energi saat proses persalinan. Menganjurkan ibu untuk


istirahat atau tidur miring kiri untuk membantu mempercepat penurunan
kepala. Memberitahu ibu untuk segera kembali ke PMB Bidan H apabila
sudah ada tanda-tanda persalinan.

3.3. Asuhan Kebidanan pada Persalinan dengan Komplementer


Tanggal : 14/02/2021, Jam 01.00
Ny.S datang ke PMB Bidan Halimah jam 01.00 WIB mengeluh
kenceng-kenceng teratur sejak jam 17.00 WIB. Hasil pemeriksaan
keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/70
mmHg, nadi 88 x/menit, pernapasan 26 x/menit, suhu 36,70C, BB 60
KG, TB 149cm his 4x/10 menit/40 detik, DJJ 146 x/menit, UK 38-39
minggu. Leopold I teraba bagian bokong janin, Tinggi fundus uteri
pertengahan px dengan pusat, TFU 30 cm, Leopold II Perut sebelah kiri
teraba punggung janin. Perut sebelah kanan teraba bagian ekstremitas
janin. Leopold III Teraba kepala janin. Leopold IV kepala sudah masuk
pintu atas panggul. TBJ 2940 gram. DJJ 146 x/menit.
Pemeriksaan dalam dilakukan atas indikasi kenceng-kenceng
teratur, bertujuan untuk mengetahui kemajuan persalinan dan didapatkan
hasil vulva uretra tenang, serviks tipis, pembukaan 9 cm, selaput ketuban
utuh, presentasi kepala,penurunan kepala H II sarung tangan lendir darah
positif, air ketuban positif.
Analisa dari pasien ini adalah diagnosa Ibu : GI P0 A0 hamil 39
minggu inpartu kala I fase aktif,Janin : Tunggal,Hidup,intra
uterin,presentasi kepala
Penatalaksanaan yang diberikan adalah Menjelaskan hasil
pemeriksaan pada ibu dan keluarga,Menjelaskan tanda bahaya pada kala
I,Menyiapkan alat,Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi,Melakukan
observasi persalinan,Memberikan asuhan komplementer dengan
melakukan tekhnik akupressur di daerah BL 32,L14,dan BL 67 dan
birthball evaluasi ibu merasa nyaman dan bisa mengurangi rasa sakit dan
52

his bertambah kuat,Menganjurkan pemenuhan nutrisi,mobilisasi dan


mixtie,Menjadwalkan pemeriksaan ulang.
KALA II
Tanggal : 14/02/2021 Jam : 02.30
Subjektif : Ibu mengatakan ada cairan yang keluar banyak dari jalan
lahir,Ibu mengatakan mules makin kuat dan lama,dan ada dorongan
meneran dari dalam.
Objektif : T 100/80mmHg,Nadi 84x/’,Suhu 36◦C,pernafasan 24x/’
his 4x10’45”,BJF 148x/’,pemeriksaan dalam v/v taa portio tidak teraba
pembukaan lengkap kep HIII,UUK dep.
Analisa pada pasien ini adalah,diagnosa Ibu : GI P0 A0 hamil
39minggu partus kala II, Janin : Tunggal,Hidup,intra uterin,presentasi
kepala
Penatalaksanaan yang diberikan adalah:Menjelaskan hasil
pemeriksaan ibu dan janin pada keluaga,Menjelaskan Tindakan yang
akan dilakukan,Sebelumnya petugas menggunakan APD level II,
Menganjurkan ibu untuk mengedan jika ada his,minum dan istirahat jika
tidak ada his,Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman
,Kepala bayi lahir kemudian mengecek lilitan tali pusat, menunggu
kepala putar paksi dan kemudian melakukan sangga susur. ,Jam 04.15
WIB Bayi lahir hidup,tunggal,spontan,menangis kuat, jenis kelamin
perempuan,AS 8-9,lalu Meletakkan bayi diatas perut ibu.
KALA III
Tanggal : 14/02/2021 Jam : 04.20
Subjektif : Ibu mengatakan perutnya mules seperti ingin mengedan
kembali.
Objektif Ada darah menyembur dari jalan lahir,Tali pusat memanjang
dan Fundus uteri membundar.
Analisa pada pasien ini adalah PI A0 partus kala III
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah Menjelaskan
hasil pemeriksaan dan Tindakan yang akan dilakukan pada ibu dan
53

keluarga,ibu dan keluarga mengerti,Memberikan suntikan oksitosin 10


IU pada paha anterolateral secara IM ,Memotong dan mengikat tali pusat,
mengeringkan dan menghangatkan bayi ,Melakukan IMD ,Melakukan
PTT ,Melahirkan plasenta ,Jam 04.25WIB Plasenta lahir spontan
lengkap,Melakukan masase selama 15 detik , Mengecek kelengkapan
plasenta,perdarahan normal,Melakukan eksplorasi dan mengecek luka
jalan lahir,terdapat luka perinium derajat 2,dilakukan penjahitan dengan
menggunakan lidocaine terlebih dahulu.
KALA IV
Tanggal : 14/02/202 jam 04.45 WIB
Subjektif Ibu mengatakan sakit di daerah perinium,ibu juga mengatakan
Bahagia telah melahirkan bayinya dengan sehat dan selamat meski
merasa lemah dan cape.
Dengan hasil pemeriksaan: Tensi 100/70mmHg, nadi 92x/’,suhu
36°C,Pernafasan 32x/’ kontraksi uterus kuat,TFU 2 jari bawah
pusat,kandung kencing kosong,perdarahan normal.
Analisa dengan,diagnosa PI A0 partus kala IV,
Penatalaksanaan yang diberikan :Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
ibu dan keluarga,bahwa keadaan ibu sudah normal,Merapihkan
ibu,Mendekontaminasi alat dan tempat ,Menjelaskan tanda bahaya pada
kala IV,ibu dan keluarga mengerti dan akan mewaspadainya,
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan,Melakukan pemantauan kala IV
berupa tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, TFU, kandung kemih
setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam
kedua.

3.4. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Komplementer


3.4.1 Asuhan Bayi Baru Lahir Usia 1 Jam
Tanggal 14/2/2021 Jam 05.15 wib.
Subyektif Bayi Ny S lahir tanggal 14/02/2021 jam 04.15
WIB,perempuan anak ke 1,lahir di PMB Bidan Halimah. Bayi menangis
54

kuat, tonus otot baik. Hasil pemeriksaan skore APGAR 8/9, berat badan
2800 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 33
cm, lingkar lengan atas 11 cm, warna kulit kemerahan, mata tidak
strabismus, tidak ada retraksi dada, jenis kelamin perempuan, reflek
moro baik, reflek rooting baik, reflek sucking baik. Bayi BAB pukul
06.30 WIB.
Analisa data yaitu Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1
jam. Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu melakukan manajemen
perawatan bayi baru lahir dengan menghangatkan bayi,menjaga bayi
tetap hangat,memasang lampu sorot, melakukan isap lendir,
mengeringkan bayi, dan mengganti kain kering. Melakukan tindakan
profilaksis yaitu memberikan injeksi Vitamin K, salep mata, dan
memberikan imunisasi Hepatitis B (HB)-0 1 jam.
3.4.2 Asuhan BBL ke I usia 6 Jam
Pada tanggal 14/02/2021 pukul 10.15 WIB
Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dengan kuat.
Penulis melakukan pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik, tanda-
tanda vital denyut nadi 130 x/menit, suhu 36 ºC, respirasi 42 x/menit, refleks
menghisap dan menelan baik, gerakan aktif, tali pusat tidak ada perdarahan,
warna kulit kemerahan, berat badan 2800 gram, panjang badan bayi 49 cm.
Pada pemeriksaan eliminasinya BAB 2x, warna kehitaman, bau khas. miksi
2x, warna kuning jernih.
Ditegakan diagnosa bahwa Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa
Kehamilan usia 6 jam.
Asuhan kebidanan yang diberikan seperti: Memberitahukan hasil
pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan bayi baik, ibu mengerti.
Memandikan bayi setelah 6 jam, bayi akan dimandikan pukul 06.00 wib.
Mengingatkan ibu agar tetap menjaga kehangatan bayi, ibu mengerti.
Menjelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat, ibu mengerti.
Mengingatkan kembali tanda-tanda bahaya bayi baru lahir, Ibu mengerti
dan akan mewaspadainya. Mengingatkan kembali tentang ASI Ekslusif
55

selama 6 bulan, ibu mengerti. Menjadwalkan kunjungan selanjutnya, yaitu


tanggal 20/02/ 2021. Ibu mengerti.

3.4.3 Pemeriksaan BBL Ke II (hari ke 6)


Pemeriksaan dilakukan di rumah Ny S pada tanggal 20/02/2021 jam
13.00 WIB didapatkan data sebagai berikut: Ibu mengatakan anaknya
tidak rewel. Ibu belum mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir.
Dengan hasil pemeriksaan keadaan umum baik, warna kulit kemerahan,
tali pusat basah, tidak ada infeksi dan tidak ada perdarahan tali pusat.
Analisa pada pasien ini adalah Neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan usia 6 hari
Masalah : Ibu belum mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir
Kebutuhan : KIE tanda-tanda bahaya bayi baru lahir.
Penatalaksanaan yang diberikan adalah Memberikan KIE ASI Ekslusif
kepada ibu untuk memberikan ASI secara tidak terjadwal minimal 2 jam
sekali kepada bayinya. Evaluasi: ibu bersedia memberikan ASI setiap
saat ,Memberikan KIE pada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi.
Evaluasi: ibu selalu menjaga kehangatan bayinya dengan mebedong dan
memakaikan topi,Memberitah ibu mengenai tanda-tanda bahaya bayi
baru lahir antara lain bayi tidak mau minum, kulit bayi tampak
kuning/biru, nafas bayi cepat, terjadi perdarahan pada tali pusat, suhu
tubuh tinggi. Evaluasi: ibu bisa menyebutkan tanda-tanda bahaya bayi
baru lahir , Memberikan asuhan komplementer dengan pijat bayi,bayi
kelihatan nyaman.
Memberitahu ibu untuk kontrol bayinya 5 hari lagi atau jika ada keluhan
Evaluasi: ibu mengerti kapan harus kembali
3.4.4. Pemeriksaan BBL Ke III, Tanggal 28/02/2021 JAM 09.30 WIB
Asuhan dilakukan di rumah Ny.K pada tanggal 28/02/2021 jam 09.30.00
WIB
Dengan hasil Data Subjektif Ibu mengatakan bayinya tidur teratur tidak
pernah rewel dan kuat menyusu. Hasi pemeriksaan :Keadaan umum
bayi baik, kesadaraan composmentis Suhu 36,°C, Nadi 100x/menit, RR
56

40x/menit BB 3000 gram PB 49 cm Mata bersih, sklera putih,


konjungtiva merah muda, tidak ada pernafasan cuping hidung, mulut
bersih, bibir lembab berwarna kemerahan, tidak ada retraksi dada,
pernafasan teratur, perut tidak kembung pusar bersih genetalia bersih,
anus bersih, warna kulit kemerahan.
Analisa untuk pasien ini adalah Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa
Kehamilan, usia 14 hari,
Penatalaksanaan yang diberikan adalah Menjelaskan hasil pemeriksaan
kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan baik, Evaluasi :ibu mengerti dan
merasa senang dengan hasil pemeriksaannya,Mengingatkan ibu untuk
selalu rutin membawa bayinya ke posyandu untuk timbang dan diberikan
imunisasi dasar pada bayi.
Evaluasi : ibu paham dan bersedia mengikuti anjuran bidan,
Memberitahukan ibu untuk tetap teratur memberikan ASI eksklusif
sampai bayi usia 6 bulan tanda tambahan makanan apapun.

3.5. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Komplementer


3.5.1.Asuhan Nifas Ke 1, (6 Jam PP) Tanggal 14/02/2021 jam 10.15 WIB
Pemeriksaan nifas dilakukan di PMB Bidan Halimah,didapatkan data
sebagai berikut:
Data Subjektif Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan dan masih merasa
lesu.
Data Objektif ditemukan hasil pemeriksaan:Pemeriksaan Umun :
keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu 36,60C, Pemeriksaan
fisik :Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda, Abdomen TFU 2 jari
bawah pusat, kontraksi keras,perdarahan normal,kandung kencing
kosong.
Analisa pasien ini adalah PI A0 Nifas 6 jam Masalah :sakit di daerah
perinium,Kebutuhan : KIE perawatan luka perinium.
Penatalaksanaan yang diberikan:Memberikan KIE pada ibu cara
perawatan luka perinium dengan benar,Evaluasi: ibu mengerti cara
57

perawatan luka yang benar. Memberi ibu KIE personal higiene untuk
menjaga kebersihan bagian kemaluan ibu dengan selalu membersihkan
dengan sabun dan air mengalir setelah BAB/BAK/mandi dan
mengeringkan dengan tissu atau kain kering bersih, serta mengganti
pembalut tiap 3-4 jam sekali atau jika dirasa tidak nyaman, Evaluasi: Ibu
mengerti dan bersedia melakukannya Menganjurkan ibu untuk makan-
makanan yang banyak mengandung protein seperti tahu, telur, tempe,
sayuran hijau dan minum air minimal 8 gelas/hari. Evaluasi: ibu mengerti
Mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar,Evaluasi: ibu bisa
mempraktikan dengan pelan-pelan Menjelaskan KIE ASI ekslusif agar
ibu memberikan ASI kepada bayinya sesering mungkin, minimal 2 jam
sekali, dan tidak memberikan makanan atau minuman apapun kepada
bayi selama 6 bulan Evaluasi: ibu bersedia memberika ASI eksklusif
Mengajarkan pada ibu cara mengecek kontraksi Evaluasi: ibu bisa
mengecek kontraksi Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya ibu nifas
antara lain bengkak pada kaki tangan dan wajah, demam tinggi,
perdarahan dari jalan lahir, pandangan kabur. Evaluasi: ibu bisa
menyebutkan tanda-tanda bahaya nifas Menganjurkan ibu untuk kontrol
nifas 5 hari lagi atau jika ada keluhan Evaluasi: ibu mengerti kapan harus
kembali.

3.5.2. Asuhan Nifas Ke II, Hari Ke 6 PP, Tanggal 20/02/2021 Jam 13.00 WIB
Pemeriksaan Ny S dilakukan pada tanggal 20/02/2021 jam 13.00WIB di
rumahnya untuk kontrol nifas. Hasil pemeriksaan Keadaan umum baik,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,
respirasi 22 x/menit, suhu 36,80C. payudara membesar simetris, ASI
lancar; abdomen TFU pertengahan pusat dengan simpisis, kontraksi
keras; vulva pengeluaran lokea sanguilenta, jahitan rapi dan sudah mulai
kering, tidak ada tanda-tanda infeksi.
Analisa data dari kasus ini adalah PI A0 Nifas 6 hari . Penatalaksanaan
pada kasus ini adalah Memberitahu ibu untuk makan-makanan bergizi
dan memperbanyak minum air putih, memotivasi ibu terus memberikan
58

ASI ekslusif kepada bayinya sesering mungkin, minimal 2 jam sekali,


KIE tanda bahaya nifas. Memberikan asuhan komplementer dengan pijat
oksitocin.
Kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan

3.5.3. Asuhan Nifas Ke III, Hari Ke 14 PP Tanggal 28/02/2021 Jam 09.30


WIB
Ibu diperiksa di rumah Ny. S pada tanggal 28/02/2021 jam 09.30 WIB
Hasil pemeriksaan keadaan umum baik kesadaran composmentis,
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu
36,0C, ASI lancar TFU tidak teraba luka jahitan kering,menyatu, lochea
serosa.
Analisa: P1 A0 nifas 14 hari.
Penatalaksanaan pada kasus ini adalah Memberitahu ibu untuk makan-
makanan bergizi dan memperbanyak minum air putih, Memotivasi ibu
terus memberikan ASI ekslusif kepada bayinya sesering mungkin,
minimal 2 jam sekali,motivasi ibu untuk ber KB, evaluasi : ibu mengerti.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas kesesuaian antara tinjauan teori dalam bab
2 dengan tinjauan kasus dalam bab 3. Pembahasan ini bertujuan untuk
merumuskan kesenjangan-kesenjangan antara teori dengan kasus nyata pada
asuhan kebidanan secara continuity of care pada Ny. S usia 23 tahun GI P0A0
selama kehamilan trimester III, persalinan, masa nifas, BBL di PMB Bdn H
dengan menggunakan standar asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian
data, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dilanjutkan
dengan SOAP perkembangan. Berdasarkan kasus Ny.S, terdapat beberapa
kesamaan dan kesenjangan antara teori dan praktik, diantaranya sebagai
berikut:

4.1 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan


Pada biodata didapatkan bahwa Ny. S berusia 23 tahun,anak pertama dari
pernikahannya yang ke dua. Pada Riwayat ANC ditemukan ibu memeriksakan
kehamilannya sebanyak 7x pemeriksaan,2x pada trimester I,3x pada trimester
II,dan 2x pada trimester III, Pemeriksaan ANC minimal 6x pemeriksaan,yaitu
2x pada trimester I,1x pada trimester II dan 3x pada trimester III9.
Pada pemeriksaan tanggal 01 februari 2021 saat usia kehamilan 38 minggu
didapatkan data subjektif bahwa ibu mengeluh punggung pegal-pegal.
Punggung pegal-pegal merupakan salah satu ketidaknyamanan trimester
III terjadi karena berat uterus yang membuat wanita harus menopang saat
berjalan sehingga wanita berjalan dengan posisi lordosis8.
Kenaikan berat badan ibu hamil bertambah 0,5 kg per minggu atau 6,5 kg
sampai 16 kg selama kehamilan17.Pertambahan berat badan Ny. S Selama
kehamilan mengalami kenaikan 11 kg dari 48 kg sebelum hamil menjadi 59 kg.
Ternyata Ny. S mengalami kenaikan berat badan dalam batas yang normal
dengan rekomendasi kenaikan berat badan yang dibutuhkan selama kehamilan
6,5-16,5 kg. tidak ada kesenjangan dengan teori.

59
60

Tekanan darah ibu hamil harus dalam batas normal (antara 110/60
mmHg sampai 120/60 mmHg) apabila terjadi kenaikan tekanan darah
(hipertensi) atau penurunan tekanan darah (hipotensi), hal tersebut perlu
diwaspadai karena dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin apabila tidak
ditangani secara dini17 .Setiap kali periksa kehamilan tekanan darah Ny. A
adalah 110/80 mmhg hingga 120/70 mmhg, tekanan darah dalam batas normal.
tidak ada kesenjangan dengan teori.
Pada saat pengkajian ditemukan Ny. S Selama hamil tidur siang ± 1-2 jam
dan tidur malam ± 7-9 jam sehari. Sedangkan menurut teori Ibu hamil tidur
malam kurang lebih sekitar 8 jam setiap istirahat dan tidur siang kurang lebih 1
jam17.Berarti tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus nyata.
Pada kunjungan ANC Standart Pelayanan Antenatal hanya dilakukan 10 T
yaitu timbang berat badan,ukur tinggi badan,ukur lila, ukur tekanan darah, ukur
tinggi fundus, pemberian tablet zat besi, pemberian tablet FE, pemberian
imunisasi TT,penentuan presentasi janin dan DJJ,tes laboratorium dan temu
wicara, Standart pelayanan Antenatal meliputi 10T19,jadi sudah sesuai dengan
teori.Meskipun pelayanan tersebut tidak diberikan setiap kali
pemeriksaan,karena tindakan tersebut disesuaikan dengan situasi dan
kondisi.Seperti pemberian TT,karena status imunisasinya sudah 4T,maka pada
kehamilan ini tidak diberikan.Pemeriksaan lab juga hanya dilaksanakan pada
pemeriksaan TM III.
Berdasarkan data objektif didapatkan pemeriksaan USG bahwa letak
plasenta berada di fundus uteri. Dan pada usia kehamilan 34 minggu plasenta
dalam posisi normal.Apabila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta
masih berada di sekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa
menjadi jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk
menghadapi kemungkinan keadaan darurat7. Plasenta yang berdekatan dengan
ostium uteri internum tetapi tidak menutupinya pada trimester kedua atau awal
trimester ketiga kemungkinan kecil akan menetap sebagai plasenta previa saat
aterm9.
61

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan rencana


asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif, efisien
dan aman berdasarkan evidence based kepada ibu dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Asuhan kebidanan pada ibu hamil itu
meliputi menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur tekanan
darah, mengukur LILA, mengukur TFU, menentukan status imunisasi dan
memberikan imunisasi TT sesuai status imunisasi, memberikan tablet tambah
darah, menentukan presentasi janin dan menghitung DJJ, memberikan
konseling mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian,
istirahat dan rekreasi, perawatan payudara, body mekanik, kebutuhan seksual,
kebutuhan eliminasi, senam hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran
bayi, memberikan pelayanan tes laboratorium sederhana, dan melakukan
tatalaksana19. Juga dilakukan pemberian penyuluhan tentang pemenuhan
nutrisi, pola istirahat, persiapan persalinan, pemberian tablet tambah darah dan
anjuran cek laboratorium. Pada kunjungan ulang hanya dilakukan diskusi
karena sebelumnya ibu sudah mendapatkan penyuluhan tentang hal yang sama,
pelaksanaan dalam bentuk diskusi bertujuan untuk mengkaji ulang pengetahuan
ibu tentang nasihat yang telah diberikan.
Sesuai dengan keluhan ibu yang merasakan pegal-pegal,maka ibu
diberikan asuhan komplementer dengan senam hamil, karena dengan senam
hamil ini bisa mengurangi keluhan pegal-pegal pada ibu hamil,salah satunya
dengan Gerakan senam kupu-kupu.Ibu memahami Gerakan tersebut dan
mengatakan badannya yang pegal-pegal jadi lebih enak
Senam yoga kupu-kupu atau sering disebut pose tailor berguna untuk
melatih otot paha. Dengan begitu, ibu bisa meminimalkan risiko sakit
punggung, seiring dengan makin beratnya beban kandungan.
Melakukan gerakan yoga kupu-kupu ini sangat mudah, bisa mulai dengan
posisi duduk bersila dan posisi punggung tegak lurus. Tempelkan kedua telapak
kaki , lalu perlahan turunkan posisi lutut sampai menyentuh lantai. Tahan posisi
tersebut kurang lebih 10-20 hitungan, kemudian ulangi sampai tiga kali20.

4.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan


62

Pada tanggal 14/02/2021, jam 01.00 WIB, Ny S datang untuk melakukan


pemeriksaan dengan usia kehamilan 39 minggu. Didapatkan data subjektif
bahwa ibu mengeluh kenceng-kenceng teratur dan terdapat pengeluaran lendir
darah. Keluar lendir bercampur darah (show) dan kekuatan his makin sering
terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek16. Dilakukan
pemeriksaan dalam tanggal 14/02/2021 jam 01.00 WIB dengan hasil
pembukaan servix 9 cm. Tanda mulai persalinan menimbulkan perubahan pada
serviks berupa perlunakan dan pembukaan16. Pembukaan serviks 9 cm termasuk
dalam persalinan fase aktip. Fase aktip berlangsung lebih cepat dimulai dari
pembukaan empat7.
Semua intervensi dilakukan pada saat ibu memasuki kala I fase aktif
dilatasi maksimal, seperti mengajarkan teknik relaksasi, cara mengejan yang
benar, memenuhi nutrisi, mobilisasi,mixie,dan mendokumentasi hasil
pemeriksaan kedalam partograph meliputi mengukur tanda-tanda vital ibu,
menghitung denyut jantung janin, menghitung kontraksi uterus, melakukan
pemeriksaan dalam, serta mencatat produksi urine, aseton dan protein15. Dan
pada asuhan ini pula,ibu diberikan asuhan komplementer dengan pijat
akupresur di area BL 32,L14,dan BL 67.Ibu kelihatan lebih tenang,his makin
sering dan kuat. Menurut penelitian yang dilakukan olah Brown, Douglas dan
flood (2011),bahwa dengan tekhnik akupressur dan massage merupakan
tekhnik yang paling epektif untuk menurunkan nyeri saat persalinan.
Akupresur adalah salah satu bentuk pelayanan Kesehatan tradisional jenis
keterampilan dengan cara merangsang titik tertentu melalui penekanan pada
permukaan tubuh dengan menggunakan jari maupun benda tumpul untuk
tujuan kebugaran atau mengatasi masalah Kesehatan19.Jadi tidak ada
kesenjangan antara teori Muslihatun dengan kenyataan.
Saat ibu memasuki kala II,sebelum melaksanakan Tindakan penuilis
menggunakan APD terlebih dahulu,karena menurut tinjauan Cochrane yang
dipublikasikan pada bulan Juli 2019, penggunaan APD memberikan
perlindungan terhadap kontaminasi virus penyakit. Pada kasus Ny.S
berdasarkan data subjektif ibu mengatakan ingin meneran dan dilakukan
63

pemeriksaan dalam pada pukul 02.30 WIB dengan hasil dinding vagina licin,
serviks tidak teraba, pembukaan 10 cm, selaput ketuban pecah, presentasi
kepala, selaput ketuban positif, air ketuban jernih. Ada tekanan pada anus, vulva
membuka dan perineum menonjol. Pada kala pengeluaran janin, his
terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2–3 menit sekali. Kepala
janin telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada
otot-otot panggul yang melalui lengkung refleks yang menimbulkan rasa
mengedan15. Oleh karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau buang
air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang. Kala II pada primi
berlangsung 1½-2 jam, dan pada multi ½ -1jam17. Berdasarkan hasil pengkajian
yang telah dilakukan pada Ny. S tidak terdapat kesenjangan dengan teori karena
kala II berlangsung selama 1 jam 45 menit.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Ny S dalam persalinan kala II.
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi12. Pada kasus Ny S kala II berlangsung
selama 1 jam 45 menit dan pada pukul 04.15 WIB bayi lahir spontan menangis
kuat jenis kelamin perempuan. Fase aktif akselerasi dari pembukaan 3–4 cm,
dicapai dalam 2 jam. Fase aktif dilatasi maksimal dari pembukaan 4–9 cm,
dicapai dalam 2 jam. Fase aktif deselerasi dari pembukaan 9–10 cm selama 2
jam. Kemajuan pembukaan 1 cm per jam untuk primipara dan 2 cm per jam
untuk multipara. Ada kesenjangan mengenai lama kala I. Fase aktif deselerasi
berjalan terlalu cepat. Fase aktif dilatasi maksimal sampai deselerasi dari
pembukaan 4– 10 cm selama 5 jam. Ibu tidur miring kiri dan menarik nafas
panjang saat ada kontraksi15.
Dari data objektif didapatkan data yaitu tali pusat memanjang dan terdapat
semburan darah.Tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tetesan atau pancaran
kecil darah yang mendadak, pemanjangan tali pusat yang terlihat pada introitus
vagina, perubahan bentuk uterus dari diskoid ke bentuk globuler sewaktu uterus
berkontraksi dengan sendirinya, dan perubahan posisi uterus8. Pada pukul 04.25
WIB plasenta lahir lengkap, kala III berlangsung selama 10 menit.
64

Kemudian dilakukan pengecekan laserasi yaitu terdapat laserasi derajat 2


pada mukosa vagina, kulit perinium dan otot perinium.Sesuai dengan teori dari
Fatimah,prasetya,c2019 hal 153 yang menyatakan bahwa robeken perinium
terjadi akibat ketidakmampuan otot dan jaringan lunak pelvic untuk
mengakomodasikan lahirnya janin. Maka perlu dilakukan tindakan penjahitan.
Sebelum dilakukan penjahitan diberikan obat anestesi lidocain 1% agar tidak
nyeri saat dilakukan penjahitan dengan menggunakan cutgat kromik 2.0.
Setelah penjahitan selesai, kemudian dilakukan asuhan pada kala IV yang
diberikan pada Ny. S antara lain : mengawasi perdarahan post partum, tinggi
fundus uteri, kontraksi uterus, tekanan darah, kandung kemih dan keadaan
umum ibu.Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan
postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama16. Observasi yang
dilakukan meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan
pernapasan, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan.
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 - 500 cc.
Ny. S pada kala IV tidak ada kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan
kala IV yaitu kala pengawasan selama 2 jam post partum dan tidak terdapat
perdarahan yang melebihi 500 cc.

4.3 Asuhan Kebidanan Pada BBL


Pada pemeriksaan BBL 1 jam setelah lahir didapatkan hasil
pemeriksaan sebagai berikut:
Pada pemeriksaan keadaan umum bayi baik, pemeriksaan tanda-tanda vital
bayi didapatkan hasil suhu 36,5ºC, nadi 134 x/menit, respirasi 40x/menit. Suhu
aksila normalnya 36,5-37,5oC, pernafasan pada bayi normalnya 40-80 kali per
menit, dan nadi pada bayi normalnya 120-140 denyut per menit20. Hasil
pemeriksaan sesuai dengan teori yang ada. Dengan BB/TB 2800gram/49cm,
lingkar dada 32, lingkar kepala 31cm, lila 11 cm8.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir disesuaikan dengan
rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada bayi, meliputi rencana
asuhan kebidanan yang dilakukan pada neonatus adalah memastikan bayi tetap
65

hangat dan mendapat ASI eksklusif, menjaga kontak kulit antara ibu dan bayi,
menutupi kepala bayi dengan topi yang hangat, memberikan pendidikan
kesehatan pada ibu dan atau keluarga terkait dengan permasalahan bayi yang
dialami serta melakukan rujukan sesuai pedoman MTBS jika ada kelainan7.
Ibu dapat melakukan anjuran yang diberikan, keadaan bayi sehat. Ini
menunjukkan terdapat kesesuaian antara teori dan kasus nyata.
Bayi juga dapat obat-obat profilaksis seperti inj vit K,salp mata,dan suntik
HB O. hal tersebut sesuai dengan teori bahwa bayi baru lahir diberikan Vitamin
K untuk mencegah perdarahan di otak dan memberikan suntukan HB0 dengan
dosis 0,5 cc diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K18.
Pada kunjungan ke I,6 jam setelah lahir Ibu mengatakan bayinya sudah
menyusu dengan kuat.Penulis melakukan pemeriksaan bahwa keadaan umum
bayi baik, tanda-tanda vital : denyut nadi 130 x/menit, suhu 36 ºC, respirasi 42
x/menit, refleks menghisap dan menelan baik, gerakan aktif, tali pusat tidak
ada perdarahan, warna kulit kemerahan, berat badan 2800 gram, panjang badan
bayi 49 cm. Pada pemeriksaan eliminasinya BAB 2x, warna kehitaman, bau
khas. miksi 2x, warna kuning jernih.Hal ini sesuai dengan teori 19Jadi,pada bayi
S ini tidak ada kesenjangan
Pada kunjungan II (6 hari) bayi Ny. S terlihat sehat, bayi tidur pulas,
menangis saat lapar, BAK dan BAB, bayi minum ASI setiap 2 jam. Pemenuhan
nutrisi bertujuan untuk mengkaji kecukupan nutrisi bayi. Rentang frekuensi
menyusui yang optimal adalah antara 8-12 kali setiap hari19. Berarti dari data
diatas tidak ada kesenjangan nutrisi antara teori dan kasus nyata.
Pada saat pemeriksaan BBL hari ke 6 ini penulis memberikan asuhan
komplementer dengan pijat bayi,bayi kelihatan nyaman dan tenang,dan
menyusu kuat. Sesuai dengan teori Roesli 2021 bahwa pijat bayi adalah
pemijatan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus atau ransangan
raba (taktil) yang dilakukan dipermukaan kulit, manipulasi terhadap jaringan
atau organ tubuh bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf otot,dan
system pernafasan serta memperlancar sirkulasi darah.Dan ini bisa membuat
bayi tenang,serta membuat bayi meningkatkan nafsu makan dengan menyusu
66

lebih sering. Jadi tidak terdapat kesenjangan dan Hasil dari penelitian yang
dilakukan selama 1 bulan sebagian besar bayi yang pertamakali melakukan
pemijatan berumur 5 bulan dan didominasi oleh jenis kelamin perempuan serta
anak pertama dan kedua. Diketahui tumbuh kembang sebelum dipijat yang
mengalami suspect sebanyak 8 bayi dari 34 bayi (23,5%), setelah dipijat
menjadi 31 bayi yang normal (91,2%) dengan p value 0,025 < ? (0,05). Pijat
bayi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tumbuh kembang bayi
sebelum dan sesudah treatment di Desa Margodadi Kecamatan Seyegan
Kabupaten Sleman Tahun 2015.
Pada kunjungan neonatus pada hari ke 14. Kebijakan kunjungan neonatus
I dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir, kunjungan neonatus II
dilakukan pada kurun waktu 3-7 hari setelah lahir, dan kunjungan neonatus III
dilakukan pada kurun waktu 8-28 hari setelah lahir19. Dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi kesenjangan antara kasus nyata dengan teori.
Pada saat kunjungan neonatus III ini bayi Ny. S dalam keadan sehat, bayi
tidur pulas, tali pusat sudah kering, bayi menyusu kuat dan menangis saat lapar,
BAK dan BAB, bayi minum ASI setiap 2 jam. BB bayi mengalami kenaikan
yaitu 3200 gram. Saat lahir rata-rata berat badan bayi di Indonesia sekitar 3.000
gram. Setelah lahir, berat badan akan menurun karena bayi kekurangan cairan
tubuh melalui defekasi, berkemih, proses pernapasan, dan melalui kulit serta
jumlah asupan cairan yang sedikit. Setelah 10-14 hari pertama kelahiran bayi,
berat badan akan meningkat kembali pada bulan-bulan berikutnya18.
Pertumbuhan berat badan bayi yang cepat terjadi sampai 2 tahun,
kemudian secara bertahap menjadi konstan.Pertumbuhan berat badan bayi laki-
laki relative berbeda17.

4.4 Asuhan Kebidanan Pada Nifas


Pengkajian dilakukan pada tanggal 14/02/2021 jam 09.15 WIB.
Pada pengkajian data subjektif didapatkan bahwa ibu mengeluh nyeri pada
jalan lahir. Dari data objektif didapatkan hasil TD 120/80, suhu 36,60C, ASI
lancar, tidak ada pembengkakan payudara, kontraksi uterus keras, TFU teraba
2 jari dibawah pusat. lochea rubra, warna merah segar, bau anyir. Pengeluaran
67

kolostrum berlangsung sekitar 2-3 hari dan diikuti ASI yang mulai berwarna
putih17. Kolostrum juga banyak mengandung antibody dan anti infeksi serta
dapat menumbuh kembangkan flora dalam usus bayi, untuk siap menerima
ASI16. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif
dan meneruskan sampai anak umur 2 tahun18. Segera setelah plasenta lahir TFU
2 jari dibawah pusat. Pengeluaran lochea rubra sampai hari ke-3 yang berwarna
merah14. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. S tidak
terjadi kesenjangan dengan teori.
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny S adalah mengajarkan ibu cara
mengecek kontraksi, mengajarkan pada ibu cara perawatan luka yang benar,
KIE personal hygiene, mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar,
memotivasi ibu untuk segera memasang IUD, dan memberitahu ibu tanda
bahaya masa nifas seperti keluar darah yang banyak dari kemaluan, pandangan
kabur, sakit kepala yang hebat, demam tinggi serta bengkak pada kaki tangan
dan wajah.
Pada kunjungan nifas ke II (hari ke-6 post partum), didapatkan
pemeriksaan payudara bersih, tidak ada nyeri tekan, TFU pertengahan antara
symfisis dan pusat, terdapat luka jahitan yang kering, ASI lancar, lochea
sanguilenta,berwarna merah kecoklatan. Satu minggu post partum TFU
pertengahan pusat- symfisis sedangkan lochea sanguilenta keluar hari ke 4
sampai hari ke 7 berwarna merah kecoklatan12. Berdasarkan hasil pengkajian
yang telah dilakukan pada Ny. S tidak terjadi kesenjangan dengan teori tersebut.
Asuhan kebidanan komplementer yang diberikan adalah asuhan pijat oksitocin.
ibu kelihatan nyaman dan ASI lebih banyak keluar,hal ini sesuai dengan teori
yang dilakukan oleh Ummah pada tahun 2014 bahwa pijat oksitocin ini bisa
meningkatkan hormone oksitocin yang dapat menenangkan ibu,sehingga ASI
pun otomatis keluar.Jadi tidak ada kesenjangan dengan teori. Hasil penelitian
menunjukkan semua bayi dilahirkan secara normal dengan berat badan bayi rata
rata adalah 3070 grm , rata rata frekwensi BAK 5 kali pada hari pertama,,rata
rata frekwensi menyusu bayi pada 24 jam pertama 8 kali, dan lama bayi
68

menyusu 2.17 jam pada hari pertama.Semua indicator diatas meningkat baik
pada hari ke 7 dan 14.
Pada kunjungan nifas ke III (hari ke 14 post partum), didapatkan
pemeriksaan payudara bersih, tidak ada nyeri tekan, TFU tidak teraba, terdapat
luka jahitan yang sudah kering, ASI lancar, perdarahan pervaginam berwarna
putih/lochea alba. 6 minggu post partum TFU sebesar normal sedangkan lochea
alba keluar setelah hari ke 14 berwarna merah putih16. Berdasarkan hasil
pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. S tidak terjadi kesenjangan dengan
teori.
Asuhan kebidanan pada ibu nifas disesuaikan dengan rencana asuhan yang
telah disusun dan dilakukan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman
berdasarkan evidence based kepada ibu dan atau keluarga dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelaksanaan asuhan kebidanan
pada masa nifas, adalah: Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, tinggi
fundus uteri, lokhea dan cairan pervaginam lainnya serta payudara, memberikan
KIE mengenai kebutuhan nutrisi, eliminasi, kebersihan diri, istirahat, mobilisasi
dini dan aktivitas, seksual, senam nifas, ASI eksklusif, cara menyusui yang
benar, perawatan payudara dan keluarga berencana, memberikan pelayanan
keluarga berencana pasca persalinan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Manajemen kebidanan pada pasien dengan pertolongan persalinan normal
diamati sejak pasien memeriksakan kehamilan, persalinan, sampai dengan
nifas dua minggu di PMB Bdn H yang beralamat di kp Singkir 01/02 desa
Singkir kec Cikalong dan di rumah Ny.S dari tanggal 1 Pebruari 2021 s/d 28
Pebruari 2021 .Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari studi kasus ini
adalah:
1. Pada saat kehamilan, telah dilakukan asuhan kehamilan pada Ny. S
pemeriksaan kehamilan sebanyak 7 kali dan tidak ditemukan adanya
penyulit ataupun masalah, baik pada ibu maupun janin yang
memerlukan perawatan dan pengawasan khusus. Penulis berhasil
membangun hubungan saling percaya dengan ibu dan keluarga
sehingga pengawasan kehamilan mudah dilakukan. Dan asuhan
komplementer yang diberikan pada Ny.S ini adalah dengan senam
hamil pada TM III, seperti salah satunya senam kupu-kupu.
2. Pada proses persalinan tanggal 14 Pebruari 2021 Pukul 04.15 WIB Ny.
S partus spontan berlangsung normal. Ibu dan bayi dalam keadaan
normal tidak ditemukan diagnosa atau masalah potensial karena tidak
ditemukan adanya tanda-tanda bahaya atau komplikasi pada saat
persalinan. Dan asuhan komplementer yang diberikan adalah pijat
akupresure
3. Asuhan bayi baru lahir Ny. S, telah dilakukan sejak lahir, 1 jam, 6 hari,
dan 2 minggu. Bayi Perempuan yang saat lahir langsung bernafas dan
menangis ini telah dilakukan asuhan sesuai standar yang berlaku dan
selama melakukan kunjungan dilakukan pengawasan terhadap
perkembangan bayi, diberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan bayi.
Dan asuhan komplementer yang diberikan pada BBL Ny. S adalah
dengan memberikan pijat bayi.

69
70

4. Asuhan nifas Ny. S, 6 jam sudah melakukan mobilisasi, TFU 2 jari


dibawah pusat, lochea rubra, 6 hari TFU pertengahan pusat simfisis,
lochea sanguilenta, 2 minggu TFU tidak teraba, lochea serosa, TFU
tidak teraba. Selama masa nifas asuhan telah dilakukan sesuai standar
pelayanan kebidanan. Asuhan komplementer yang diberikan pada Ny.
S adalah dengan memberikan pijat oksitocin.

5.2 Saran
1. Bagi mahasiswa diharapkan lebih dalam mengkaji setiap kasus yang terjadi
pada ibu hamil agar mengetahui dampak dan risiko ke depannya pada ibu
yang dapat terjadi saat kehamilan, persalinan, dan nifas serta dampak yang
terjadi pada bayi. Dan diharapkan dapat meningkatkan pendampingan
dalam memberikan asuhan kebidanan berkesinambungan untuk tugas akhir
ini, sehingga untuk ke depannya pasien dapat terlayani secara
berkesinambungan dan cakupan pelayanan KIA dan KB di fasilitas
kesehatan meningkat.
2. Bagi bidan pelaksana agar meningkatkan kualitas pelayanan yang
komprehensif dan melakukan pemantauan antenatal care yang ketat
terutama pada ibu hamil dengan resiko tinggi, sehingga ibu hamil lebih siap
dalam menjalani kehamilan dan menghadapi persalinan.
3. Bagi ibu hamil agar lebih memperhatikan kesehatan dirinya sendiri dan
segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan jika ada masalah dengan
kesehatannya.
4. Bagi institusi akan lebih baik jika teori asuhan komplementer ini dipelajari
lebih dalam lagi sebelum menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini sehingga
setiap asuhan, penulis dapat mendampingi dan mengkaji lebih dalam setiap
masalah yang muncul dari hasil pemeriksaan sehingga dapat memberikan
asuhan yang sesuai dengan kondisi masalah ibu hamil.
5. Bagi PMB dibuatkan bender atau spanduk yang menjelaskan tentang
pelayanan kebidanan komplementer yang bisa dilaksanakan di PMB bd
H,sehingga bisa lebih menarik minat pasien untuk datang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI). Jakarta: BPS
2. Survey penduduk antar sensus,sufas 2015.
3. Hasil Riset Kesehatan Dasar, Rikesdas 2018.
4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa barat,laporan bulanan KIA tahun 2020
5. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa barat,laporan bulanan KIA tahun 2020
6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2015
7. Saifuddin, B.A. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
8. dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
9. Varney, H.,Kriebs, J.M., Carolyn, L.G. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Volume 1. Jakarta:EGC.
10. Kementrian Kesehatan RI 2020.Buku KIA Jakarta,kemenkes dan JICA,1997
cetakan tahun 2020
11. Kusmiyati, Yuni., Heni Puji W. 2015. Asuhan Ibu Hamil.
Yogyakarta:Fitramaya
12. Widyasih, Hesty., Suherni, Anita Rahmawati. 2013. Perawatan Masa Nifas
Yogyakarta:Fitramaya.
13. Winknjosastro H, Saifuddin AB. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
14. Rochjati, P. 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Edisi 2. Surabaya: Pusat
Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP).
15. Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar
16. Mangkuji, B. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta:Erlangga
17. Manuaba Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
Keluarga Berencana. Jakarta:EGC.
18. Prawiroharjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

71
72

19. 18. Muslihatun, Wafi Nur. 2014. Asuhan Neonatus Bayi


dan Balita. Yogyakarta:Fitramaya.
20. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu.
Jakarta:Kemenkes RI.
21. 20.https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/337531/gerakan-senam-ibu-
hamil-untuk-melancarkan-persalinan
73

Jakarta, 22 Februari 2021


No : 206/Ketua SMRH/II/2021
Lampiran :-
Perihal : Izin Pengambilan Pasien Laporan Tugas Akhir

Kepada Yth,
Kepala PMD Bd. Halimah
Di Kp. Singkir Desa Singkir Kec.Cikalong Kab.Tasikmalaya Jawa Barat
Dengan Hormat,
Bersama ini kami sampaikan bahwa mahasiswi tersebut dibawah ini :
Nama : Rosyati
NIM : 19801038
Adalah benar Mahasiswi Program Studi Profesi Bidan Semester III (Tiga) TA.
2020/2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada Jakarta, yang
bermaksud meminta izin untuk pengambilan pasien di PMB Bd. Halimah dalam
rangka penyusunan Laporan Tugas Akhir dari sejak hamil s/d nifas. Sehubungan
dengan hal tersebut kami mohon bantuan dan kesediaan Ibu agar memberikan izin
serta bimbingan kepada mahasiswi tersebut di atas.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.

Tembusan :
1. Waket I dan II SMRH
2. Ketua SPMI
3. Kaprodi Profesi Bidan
4. Arsip
74

SURAT BALASAN DARI PMB


75

INFORMED CONCENT

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny.S
Suami : Tn.S
Alamat : Kp.Jamupu RT/RW 05/01Ds Mandalawangi Kec.Salopa
Telp :

Setelah mendapatkan informasi, saya bersedia untuk dilakukan tindakan


pemeriksaan kehamilan, persalinan, Bayi Baru Lahir dan masa Nifas oleh
mahasiswi Program Studi Profesi Bidan STIKes Mitra RIA Husada Jakarta,Yaitu:

Nama Mahasiswa :ROSYATI


NIM : 19801038

Tasikmalaya, 12 Februari 2021

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

(Imelda Diana Marsilia,SST,SKM.,M.Keb)


NIDN : 0303038001
76

PEMBERIAN ASUHAN KOMPLEMENTER PADA IBU HAMIL DENGAN


SENAM HAMIL
77

DOKUMENTASI ASUHAN KOMPLEMENTER PADA IBU


BERSALIN,DENGAN PIJAT AKUPRESUR
78

ASUHAN KOMPLEMENTER PADA BBL DENGAN PIJAT BAYI


79

ASUHAN KOMPLEMENTER PADA IBU NIFAS DENGAN PIJAT OKSITOCIN


80

CATATAN BIMBINGAN
LAPORAN TUGAS AKHIR (LTA) MAHASISWA
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
STIKES MITRA RIA HUSADA T.A 2021

Nama Dosen Pembimbing : Imelda Diana Marsilia, SST., SKM., M.Keb


Nama Mahasiswa : Rosyati
JADWAL BIMBINGAN

HARI/ PARAF
NO URAIAN SARAN
TANGGAL PEMBIMBING
20-02-2021 Bab I dan II sesuaikan dengan buku
1. Konsul BAB I dan BAB II Ttd
Hari Sabtu pedoman LTA
27-02-2021
2. Konsul BAB III dan BAB IV Cara penulisan BAB III dengan cara narasi Ttd
Hari Sabtu
03-03-2021
3. Konsul Revisi BAB I,II,III BAB I cara penomoran sub dan sub bab Ttd
Hari Rabu
04-03-2021 Konsul Revisi BAB I s/d
4. Cara pembuatan daftar pustaka Ttd
Hari Kamis BAB V
06-03-2021 Konsul Lampiran dan Cara penyimpanan susunan lampiran dan
5. Ttd
Hari Sabtu Halaman Depan halaman depan
10-03-2021 Revisi tambahan surat pernyataan dan
6. Konsul Keseluruhan BAB Ttd
Hari Rabu surat balasan dari PMB
7 12-02-2021 Konsul Revisi ACC Ujian LTA Ttd
81
82
83

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama :ROSYATI
Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya,26 Juni 1974
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Menikah
Alamat : Kp Jamupu Ds. 08/01 desa Mandalawangi Kec Salopa
Kab Tasikmalaya Jawa Barat
Telepon : 081320528816
Email : rosyaticu243@gmail.com

PENDIDIKAN

Tahun 1980-1986 : SDN wangun kec Karangnunggal TSM


Tahun 1986-1989 : SMPN Setiawaras kec Cibalong TSM
Tahun 1989-1992 : SPK Muhamadiyah Tasikmalaya
Tahun 1992-1993 : PPB SPK Muhamadiyah Tasikmalaya
Tahun 2004-2006 : D3 Poltekes Tasikmalaya
Tahun 2014-2016 : D4 BPH Cirebon

PEKERJAAN

Tahun 1993-1999 : Bidan Desa di PKM Karangnunggal Tsm


Tahun 2000-sekarang : Bidan Desa di PKM Salopa Tsm

Anda mungkin juga menyukai