KAJIAN TEORI
A. Definisi Pembina
1. Pengertian Pembina
yang memiliki ilmu lebih dari anak didiknya. Pendidik merupakan orang
ustadz. Kata ustadz berasal dari Bahasa Arab yang berarti orang yang
mengajar.2
disini menjadi orangtua kedua bagi para santri ketika berada di pondok.
berikut:
1
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.
150.
2
Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Hubungan Guru-Murid (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001), hlm.41.
16
17
3
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan…, hlm. 156.
4
Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Ilmu, 2004), hlm.63-64.
18
atau teladan yang baik serta menjadi teman untuk para santri.5
B. Kemandirian
1. Pengertian Kemandirian
diri itu sendiri, yang dalam konsep Carl Rogers itu disebut dengan istilah
orang lain, dan kata kemandirian sebagai kata benda dari mandiri diartikan
sebagai hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang
lain.7 Selain itu, kemandirian juga dapat diartikan sebagai sikap dan
menyelesaikan tugas-tugas.
5
Wawancara dengan Mbak Roudhotul Jannah, Pembina Putri Pondok Pesantren Pangeran
Diponegoro Sembego Maguwoharjo Depok Sleman tanggal 7 Juli 2019 pukul 12.30-14.15 WIB.
6
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016)
hlm. 185.
7
Uci Sanusi, Jiwa Kemandirian Santri Indonesia (Yogyakarta: Deepublish (CV BUDI
UTAMA, 2013), hlm. 29.
19
2. Ciri-ciri Kemandirian
a. Memiliki tanggungjawab.
orang lain.
3. Bentuk-bentuk Kemandirian
8
Uci Sanusi, Jiwa Kemandirian Santri…, hlm. 50.
9
Uci Sanusi, Jiwa Kemandirian Santri…, hlm. 51.
20
dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang lain.10
dengan tanggungjawab.
tentang benar dan salah, tentang yang penting dan tidak penting.11
a. Faktor Internal.
10
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta…, hlm. 186.
11
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta…, hlm. 187.
21
b. Faktor Eksternal
berasal dari luar dirinya, faktor ini sering disebut dengan faktor
seorang anak.
12
Hasan Basri, Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1996, hlm. 53.
13
Hasan Basri, Remaja Berkualitas Problematika…, hlm. 54.
22
C. Santri
1. Pengertian Santri
yang berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti “melek huruf”.
dari bahasa Jawa yaitu kata “cantrik”, yang meiliki arti seseorang yang
cantrik ini masih dapat kita lihat sampai sekarang, akan tetapi sudah
14
Hasan Basri, Remaja Berkualitas Problematika…, hlm. 55.
23
jarang dan sudah tidak sekental dulu seperti yang kita dengar. Contohnya,
menjadi dalang, dia akan mengikuti orang lain yang sudah ahli, dalam hal
juga dipanggil “dalang magang. Sebab dulu dan mungkin bisa sampai
terutama sekali penafsiran moral dan sosialnya. 16 Dari definisi diatas dapat
pondok pesantren atau mereka yang taat menjalankan ajaran agama Islam.
2. Macam-macam Santri
dan juga santri yang tinggal di dalam pesantren untuk mempelajari kitab-
kitab Islam Klasik. Jadi, santri merupakan salah satu elemen pondok
15
Nurchalish Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta:
Paramadina, 1997), Cet Ke-1, hlm.19-20.
16
Chifford Geertz, Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat JAwa, (Jakarta: Dunia
Pustaka Jaya, 1983) Cet ke-2, hlm.268.
24
pesantren yang juga merupakan unsur pokok yang tidak kalah pentingnya
a. Santri mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah jauh dan
rumahnya sendiri.17
D. Pondok Pesantren
Tamil, dari kata santri, diimbuhi awalan “pe” dan akhiran “-an” yang
17
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2015). hlm.89.
18
Mohammad Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-lembaga Islam di Indonesia
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 145.
25
ajaran Islam serta melatih para santri untuk siap dan mampu mandiri.
sebagai berikut:
a. Pondok
19
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren…, hlm.18.
20
Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-esai Pesantren (Yogyakarta: LKIS,
2001) hlm. 17.
21
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Hidakarya, 1990),
hlm. 231.
26
b. Masjid
dalam praktik salat lima waktu, khutbah, salat Jum’at dan pengajaran
yang lainnya.23
22
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi…, hlm. 80.
23
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi…, hlm. 85.
24
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi…, hlm. 86
27
d. Santri
pesantren.25
e. Kyai
25
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi…, hlm. 88.
26
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi…, hlm. 93.