Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL

Tingkat Pengetahuan Siswa SMK Negeri 1 Sitellu Tali


Urang Jehe Tetang Kesiapsiagaan Bencana Alam
Tanah Longsor di Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe Kabupaten
Pakpak Bharat
Tahun 2023.

Jahiya Panggabean
NIM: P07520420011

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D-III KEPERAWATAN DAIRI
TAHUN 2023
PROPOSAL

Tingkat Pengetahuan Siswa SMK Negeri 1 Sitellu Tali


Urang Jehe Tetang Kesiapsiagaan Bencana Alam
Tanah Longsor di Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe Kabupaten
Pakpak Bharat
Tahun 2023.

Jahiya Panggabean
NIM: P07520420011

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D-III KEPERAWATAN DAIRI
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Proposal : Tingkat Pengetahuan Siswa SMK Negeri 1 Sitellu


Tali Urang Jehe Tetang Kesiapsiagaan
Bencana Alam Tanah Longsor di
Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten
Pakpak Bharat Tahun 2023.
Nama Mahasiswa : Jahiya Panggabean
NIM : P07520420011

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji


Sidikalang, 17 Februari 2023

Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Rugun Togianur Lingga, A.Kp, M.Kes Heriaty Berutu, SST, M.K.M


NIP.197401242002122004 NIP.197007142003122005

Ketua Program Studi


D-III Keperawatan Dairi Poltekkes Kemenkes Medan

Roberth Harnat Silalahi, SKM, M.K.M


NIP. 196612251990031006

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Proposal : Tingkat Pengetahuan Siswa SMK Negeri 1 Sitellu


Tali Urang Jehe Tetang Kesiapsiagaan Bencana
Alam Tanah Longsor di Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat Tahun
2023.
Nama Mahasiswa : Jahiya Panggabean
NIM : P07520420011

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diseminarkan pada


Sidang Ujian Akhir Program D-III Keperawatan Dairi
Poltekkes Kemenkes Medan Tahun 2023

Penguji I Penguji II

Risdiana M Naibaho, SST, M.Kes Perak M.A Hutagalung, SST,


M.K.M
NIP. 19780323200312205 NIP. 197507012003122002

Ketua Penguji

Rugun Togianur Lingga, Akp.M,Kes


NIP. 197401242002122005

Ketua Program Studi


D-III Keperawatan Dairi Poltekkes Kemenkes Medan

Roberth Harnat Silalahi, SKM, M.K.M


NIP. 196612251990031006

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul
“Tingkat Pengetahuan Siswa SMK Sitellu Tali Urang Jehe Tentang
Kesiapsiagaan Saat Bencana Alam Tanah Longsor Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2023”.

Selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, Penulis banyak mendapat


bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk
moral maupun material, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai pada
waktunya, oleh karena itu Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Rugun Togianur Lingga, Akp, M. Kes selaku Dosen
Pembimbing I dan ibu Heriaty Berutu, SST, M.K.M selaku dosen
Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan
yang mendukung dengan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Pada
kesempatan ini Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu RR. Sri Arini Winarti Rinawati, SKM, M.Kep selaku Direktur
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan
2. Ibu Johani Dewita Nst SKM,M.Kes selaku ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian kesehatan Medan yang telah
memberi kesempatan kepada Penulis menulis proposal penelitian ini.
3. Bapak Roberth Harnat Silalahi, SKM, M.K.M, selaku ketua program
Studi D-III Keperawatan Dairi Kesehatan Kementerian Kesehatan
Medan.
4. Ibu Nuraidah Manjerang, S.Pd, selaku kepala sekolah SMK Negeri 1
Sitellu Tali Urang Jehe.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran

iii
yang bersifat membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Karya


Tulis Ilmiah ini bermanfaat dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.

Sitinjo, April 2023

(Jahiya panggabean)

NIM : P07520420011

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................iii-iv

DAFTAR ISI..............................................................................................v-vi

PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................6

1. Bagi Tempat Penelitian......................................................................6

2. Bagi Peneliti........................................................................................7

3. Bagi Institusi.......................................................................................8

BAB ll...........................................................................................................9

TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................9

2.1 Konsep Pengetahuan.........................................................................9

2.1.1 Pengertian Pengetahuan..............................................................9

2.1.2 Tingkat Pengetahuan...................................................................9

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan......................9

2.1.4. Pengukuran Pengetahuan.........................................................10

2.2. Konsep Dasar Kesiapsiagaan.........................................................10

2.2.1. Defenisi Kesiapsiagaan.............................................................10

2.2.2 Pengelompokan Kesiapsiagaan.................................................11

v
2.2.3 Tujuan Kesiapsiagaan Bencana................................................13

2.3 Konsep Dasar Tanah Longsor..........................................................13

2.3.1 Defenisi Tanah Longsor.............................................................13

2.3.2 Gejala Umum Tanah Longsor....................................................14

2.3.3 Pencegahan Terjadinya Bencana Tanah Longsor.....................14

2.3.4 Tindakan Saat Bencana Tanah Longsor Terjadi.......................15

2.3.5 Cara Menghindari Korban Jiwa..................................................15

2.4. Kerangka Konsep............................................................................16

2.5. Defenisi Operasional.......................................................................16

METODOLOGI PENELITIAN....................................................................19

3.1. Jenis Penelitian................................................................................19

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................19

3.2.1 Lokasi Penelitian........................................................................19

3.2.2 Waktu Penelitian.........................................................................19

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................20

3.3.1 Populasi Penelitian.....................................................................20

3.3.2 Sampel Penelitian......................................................................20

3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data..................................................20

3.5 Metode Analisa Data........................................................................21

3.6 Jadwal Penelitian..............................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................23

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana merupakan karakteristik tentang gangguan terhadap
keberlangsungan pola hidup manusia. Bencana adalah peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan
oleh faktor alam ataupun non alam yang mengakibatkan timbulnya korban
jiwa, kerusakan alam, kerugian, harta benda, dan menimbulkan dampak
psikologis. Pada umumnya bencana alam terjadi karena adanya
perubahan pada alam, baik secara perlahan maupun secara ekstrim
(Fadhli, 2019:3).
Laporan The Economic and Social Commission for Asia and the
Pacific (ESCAP)-The United Nations International Strategi For Disaster
Reduction (UNISDR) mengungkapkan bahwa negara-negara di Asia-
Pasifik empat kali lebih rentan dihantam bencana alam ketimbang di
Afrika, bahkan 25 kali lebih rentan ditimbang di Eropa dan Amerika Utara.
Indonesia menepati peringkat kedua setelah Bangladesh dalam daftar
jumlah kematian tertinggi akibat bencana alam di Asia-Pasifik. Selama 20
tahun terakhir, berbagai bencana alam di negara ini juga telah
menyebabkan kerugian ekonomi paling sedikit US $ 22,5 miliar dengan
korban jiwa 191.164 jiwa. Data ini terdapat dalam The Asia Pacific
Disaster Report 2010 yang disusun oleh The economic and Social
Commission For Asia and the Pacific (ESCAP) dan Badan PBB Urusan
Strategi Internasional Untuk Penanggulangan Bencana (UNISDR). ini
adalah pertama kalinya PBB menyiapkan laporan khusus tentang
bencana alam di kawasan Asia-Pacifik yang dipublikasikan pada 26
Oktober 2010.

1
Kejadian bencana merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi
bagi bangsa Indonesia. Jumlah kejadian bencana di Indonesia tahun 2018
yaitu sebesar 1.134 kejadian update sampai dengan 26 Mei 2018. dengan
kejadian bencana di Jawa Tengah sebanyak 329 kejadian.
Indonesia adalah negara yang rawan akan bencana alam (Adri et
al, 2020:Banjarnahor et al,2020: Gustaman et al, 2020: Kodar et al, 2020).
Kondisi tersebut membuat Indonesia dilanda oleh bencana alam yang
datang silih berganti setiap tahunnya. Berdasarkan data yang dimiliki oleh
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dilansir pada
laman dibi.bnpb.go.id menyebutkan bahwa selama tahun 2019 mulai dari
1 Januari 2019 sampai 30 September 2019 terdapat 2.102 kejadian
bencana alam di seluruh Indonesia. Intensitas kejadian yang paling tinggi
yaitu bencana puting beliung sebanyak 725 kali, bencana tanah longsor
sebanyak 549 kali, bencana banjir sebanyak 549 kali, bencana kebakaran
dan lahan sebanyak 248 kali, sisanya terbagi dalam bencana lain seperti
bencana gempa bumi sebanyak 15 kali, bencana gelombang
pasang/abrasi sebanyak 7 kali, bencana banjir dan tanah lonsor sebanyak
5 kali, dan bencana letusan gunung api sebanyak 4 kali (BNPB, 2019).
Dari fenomena alam tersebut dapat membuktikan Indonesia adalah
negara yang rawan akan bencana alam.
Menurut Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) No.4 tahun 2008 dinyatakan bahwa masyarakat sebagai
pelaku awal penanggulangan bencana sekaligus korban bencana harus
mampu dalam batasan tertentu menangani bencana, sehingga diharapkan
bencana tidak berkembang ke skala yang lebih besar. Masyarakat perlu
pemahaman tentang upaya menghadapi resiko bencana longsor yang
dapat mengancam keselamatan. Meningkatnya potensi bencana tanah
longsor karena peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas dari
masyaakat dalam mengelola lingkungan. Hal ini berarti kesadaran
masyarakat terhadap upaya pengurangan resiko bencana tanah longsor
sangat penting.

2
Menurut Udang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana, mitigasi ialah suatu rangkaian upaya yang dilakukan untuk
meminimalisir risiko dan dampak bencana, baik melalui pembangunan
infranstuktur maupun memberikan kesadaran dan kemampuan dalam
menghadapi bencana. Pada dasarnya mitigasi bencana alam ataupun
bencana akibat ulah manusia. Bencana terjadi bisa tampa diduga, ben
cana dapat terjadi kapan dan dimana saja, sekalipun di tempat yang
bukan rawan bencana sekalipun(Fadhli, 2019:6).
Presiden Joko Widodo menerbitkan Perpres 87 tahun 2020
tentang RIPB 2020-2044 pada tanggal 10 September 2020 tentang
Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) tahun 2020 Nomor 204.
Perpres 87 tahun 2020 tentang RIPB 2020-2044 memiliki dasar
pemikiran tentang kondisi negara kondisi yang berada dalam pertemuan
lempeng-lempeng benua besar yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia,
Pasifik dan Filipina. Banyaknya patahan aktif penyebab gempa bumi.
Berada dalam ring of fire dan ancaman lainnya hingga wabah penyakit.
Menunjunjukkan betapa rentan negara ini terhadap bencana, sehingga
kesiap-siagaan masyarakat dan pemerintah dalam berbagai sektor sangat
diperlukan.
Pada bulan November 2003 longsoran di sungai Bohorok Sumatera
Utara telah menelan korban jiwa 151 orang dan 100 orang hilang, sedang
di desa Plipir Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah, 7 orang tewas
tertimbun tanah longsor. Pada musim hujan tahun 2004, bencana tanah
longsor yang terjadi di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, menelan
korban jiwa 86 orang (Karnawati, 2005). tanah longsor yang terjadi pada
musim hujan tanggal 4 Januari 2006, di desa Sijeruk Kecamatan
Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah, mengakibatkan
korban jiwa 58 orang dan 102 rumah tertimbun tanah longsor
(Hardiyatmo, 2006:1).
Badan pusat statistik Provinsi Sumatera Utara menetapkan jumlah
kejadian bencana alam menurut Kabupaten atau Kota Provinsi Sumatera

3
Utara pada tahun 2018-2020 yaitu kejadian banjir sebanyak 1989
kejadian, gempa bumi 2050 kejadian, tanah longsor sebanyak 1389
kejadian. Berdasarkan data kejadian bencana alam diatas maka terdapat
bencana tanah longsor di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 23 kejadian
(BPS 2021). Fakta-fakta tersebut melihatkan masih lemahnya
kesiapsiagaan menghadapi bencana di Indonesia.
Data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Pak-Pak Bharat Peneliti memproleh data rekapitulasi
bahwa jumlah kejadian bencana alam dari Januari hingga Desember
tahun 2018 terdapat bencana tanah longsor sebanyak 4 kejadian dan
tidak ada korban jiwa, pada tahun 2019 sebanyak 15 dan ditemukan
adanya korban jiwa, pada tahun 2020 sebanyak 8 kejadian, pada tahun
2021 sebanyak 3 kejadian, pada tahun 2022 sebanyak 5 kejadian, maka
jumlah data rekapitulasi Penanganan Bencana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2018-2022
bencana Tanah longsor di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe sebanyak
35 kejadian dan ditemukan 1 korban jiwa.
Tanah Longsor adalah tanah yang turun atau jatuh dari tempat
yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Masalahnya jika ada orang atau
pemukiman diatas tanah yang longsor atau dibawah tanah yang jatuh
maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah longsor, batu, pohon, pasir
dan lain sebagainya bisa ikut longsor menghancurkan apa saja yang ada
dibawahnya (Khambali, 2017:10).
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna (Udang-Undang RI No. 24 Tahun
2007). sedangkan kesiapsiagaan menurut Carter (1991) adalah tindakan-
tindakan yang memungkinkan pemerintahan, organisasi, masyarakat
komunitas, dan individu untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana
secara tepat dan tepat guna (Khambali, 2017:53).

4
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Choiriyah & Wakhid (2018)
yang berjudul aplikasi media audiovisual sebagai upaya peningkatan
pengetahuan remaja Bandarji Ungaran mengatakan bahwa audiovisual
merupakan salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan
pengetahuan. Fakta yang ditemukan dilapangan, masih banyak sekoalah
yang memiliki kesiapsiagaan rendah dalam menghadapi bencana.
Ditambah lagi perhatian pemerintah terhadap penanggulangan bencana
belum sepenuhnya maksimal. Umumnya pemerintah atau lembaga
bantuan hanya memusatkan perhatian pada tahap sebelum bencana (pra
-bencana) sangat kurang. Anak tergantung pada orang dewasa untuk
berbagai bentuk perlindungan dan dukungan terutama dalam bencana
atau situasi darurat. Peristiwa bencana menimbulkan serangakian
tantangan bagi anak kecil. Mereka berada pada resiko yang lebih besar
untuk mengembangkan kesulitan kognitif, perilaku dan menunda proses
perkembangan mereka secara keseluruhan dan berdampak negatif
terhadap kehidupan mereka dimasa depan.
Berdasarkan uraian data-data diatas, peneliti merasa tertarik untuk
meneliti Tingkat Pengetahuan siswa SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe
tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam Tanah Longsor di
Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pak-pak Bharat Tahun
2023.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian adalah “Bagaimana Tingkat
Pengetahuan siswa SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe tentang
Kesiapsiagaan Bencana Alam Tanah Longsor di Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe Kabupaten Pak-Pak Bharat tahun 2023?”.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan siswa SMK Negeri 1 Sitellu
Tali Urang Jehe Tentang Kesiapsiagaan Bencana Alam Tanah

5
Longsor di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pak-Pak
Bharat tahun 2023”.
2. Tujuan Khusus
A. Untuk mengetahui karakteristik siswa tentang pengetahuan
Kesiapsiagaan Bencana Alam Tanah Longsor di Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe Kabupaten Pak-Pak Bharat tahun 2023”.
B. Mengidentifikasi karakteristik jenis kelamin dan umur siswa SMK Negeri
1 STTU Jehe Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat
C. Mengidentifikasi kesiapsiagaan siswa SMK Negeri 1 STTU Jehe
Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat
D. Mengidentifikasi gambaran lingkungan siswa SMK Negeri 1 STTU Jehe
Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi sekolah
SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe untuk memberikan informasi
bencana tanah longsor dan memberi masukan kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana tanah longsor di Kecamatan Sitellu Tali Urang
Jehe Kabupaten Pak-Pak Bharat.
1.4.2 Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data atau referensi
bagi peneliti selanjutnya yang berminat meneliti tentang Tingkat
Pengetahuan siswa SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe tentang
Kesiapsiagaan Bencana Alam Tanah Longsor di Kecamatan Sitellu
Tali Urang Jehe Kabupaten Pak-pak Bharat tahun 2023.
1.4.3 Bagi Institusi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi tambahan


yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dapat
menjadi referensi dan bahan bacaan di perpustakaan

6
BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),


dapat diartikan segala sesuatu yang diketahui, kepandaian dan segala
sesuatu yang diketahui berkenaan dengan suatu hal.
Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo Notoadmojo, 2011)

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan masyarakat terdapat sedikit perbedaan di


daerah setiap tingkat kerawanan. Tingkat pengetahuan masyarakat yang
tinggal didaerah rawan dan agak lebih baik dibanding dengan tingkat
pengetahuan masyarakat yang tinggal di daerah kurang rawan.
Menurut (Soekidjo Notoadmojo, 2011), pengetahuan yang
dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat, yakni:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di
terima. Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan

7
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami (Comperhension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang telah di pelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat
menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil
penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan
masalah (problem solving cycle) dalam pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisa (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi dalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya yang dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelomp[okkan
dan sebagainya.
5. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru atau menyusun formalisasi baru dari
formalisasi-formalisasi yang telah ada.

8
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

A. Faktor Internal
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu
yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan
diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang
menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoatmojo (2003),
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan perilaku seseorang akan pola hidup terutama
dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan
(Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi.
2. Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia
adlah iumur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup
umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan bekerja. Dari kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum

9
tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pemalangan dan
kematangan jiwa.

B. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam
lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.
2. Faktor Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

2.1.4. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui,


dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
a) Baik : hasil persentase 76%-100%
b) Cukup : hasil persentase 56%-75%
c) Kurang : hasil persentase >56%

2.2. Konsep Dasar Kesiapsiagaan

2.2.1. Defenisi Kesiapsiagaan

The United Nations International Strategi For Disaster Reduction


(UNISDR, 2009) mendefinisikan sebagai berikut: “Kesiapsiagaan adalah
pengetahuan dan kapasitas yang dikembangkan oleh pemerintah,
lembaga-lembaga profesional dalam bidang respons dan pemulihan, serta
masyarakat dan perorangan dalam mengantisipasi, merespons, dan

10
pemulihan secara efektif dari dampak-dampak peristiwa atau kondisi
ancaman bahaya yang mungkin ada, akan segera ada, atau saat ini ada.”

Kesiapsiagaan adalah bentuk apabila suatu saat terjadi bencana


dan apabila bencana masih lama akan terjadi, maka cara yang terbaik
adalah menghidari resiko yang akan terjadi. Misalnya memilih tempat
tinggal yang jauh dari jangkauan tanah longsor. Kesiapsiagaan
adalahsetiap aktifitas sebelum terjadi bencana yang bertujuan untuk
mengembangkan kapasitas operasional dan menfasilitasi respons yang
efektif kertika suatu bencana terjadi.

2.2.2 Pengelompokan Kesiapsiagaan

Berdasarkan framework kesiapsiagaan terhadap bencana yang


disusun oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) maka
kesiapsiagaan dikelompokkan menjadi lima parameter sebagai berikut
(MBPI-UNESCO,2007).

1) Pengetahuan Tentang Bencana (Knowledge and Attitude)

Pengetahuan adalah dasar atau awal dari sebuah tindakan


dan kesadaran setiap individu. Adanya kapasitas pengetahuan
dapat dijadikan dasar atas tindakan individu tersebut. Dalam
manajemen kebencanaan, pengetahuan masyarakat sangat
menentukan dalam pengambilan tindakan pengelolaan bencana.
Dalam perencanaan kesiapsiagaan perlu diketahui terlebih dahulu
jenis ancamann yang akan terjadi disuatu wilayah, misalnya
ancaman geologi seperti tsunami, longsor, gempa bumi, ancaman
lingkungan seperti kebakaran hutan , pengundulan hutan, banjir,
dan sebagainya. Selain mengetahui jenis dari ancaman, kecepatan
terjadinya ancaman, durasi serta area (luasan) terjadinya ancaman.

11
2) Kebijakan (Policy Statement)

Kebijakan merupakan salah satu upaya konkrit dalam


melaksanakan kegiatan kesiapsiagaan bencana. Perumusan
kebijakan dalam kesiapsiagaan bencana dapat diwujudkan melalui
rencana kurikulum pendidikan, perencanaan sumber daya manusia
yang turut serta terlibat pada kesiapsiagaan bencana, dan fasilitas
serta pendanaan untuk penyelenggaraan kesiapsiagaan.

3) Perencanaan Kedaruratan (Emergency Planning)

Pengetahuan yang dimiliki masyarakat maupun pihak-pihak


yang terkait masih perlu dibuktikan kembali seperti persiapan
tindakan apa saja yang mereka dapat lakukan dalam
kesiapsiagaan bencana serta alat-alat yang dimiliki dalam
kesiapsiagaan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu
mekanisme yang disepakati dan dipahami oleh seluruh dalam pihak
dalam pelaksanan kesiapsiagaan bencana pada suatu wilayah
sehingga akan terdapat standar yang pasti pada pelaksanaannya.
Mekanisme dan standar tersebut termasuk perencanan
kesiapsiagaan bencana. Dengan demikian, rencana penanganan
darurat yang perlu disusun dalam penanggulangan bencana antara
lain (i) menentukan lokasi penampungan sementara (darurat), (ii)
merencanakan dan mengumumkan rute-rute evakuasi, (iii)
menetukan sumber daya darurat seperti makanan, air, obat-obatan,
serta rantai komando dalam penyaluran tersebut, (iv) membangun
prosedur komunikasi dan koordinasi, (v) melatih personal dalam
menangani tanggap darurat beserta langkah-langkahnya.

4) Sistem Peringatan (Warning Sistem)

Salah satu perencanaan kesiapsigaan adalah membangun


informasi dan peringatan dini terhadap potensi terjadinya bencana.
Sistem peringatan dini perlu dibuat secara spesifik untuk setiap

12
ancaman. Sistem peringatan yang tepat akan mengurangi jumlah
korban jiwa. Beberapa peringatan dini antara lain (i) bisa
menjangkau sebanyak mungkin anggota masyarakat, (ii) waktunya
segera, (iii) tegas, jelas, dan tidak membingungkan multitafsit, (iv)
bersifat resmi atau disepakati oleh semua pihak, dan (v) dapat
dikelola oleh kelompok masyarakat agar dapat selalu siaga.

5) Mobilisasi Sumber Daya

Pemenuhan kebutuhan dasar para korban bencana


merupakan suatu upaya dalam melaksanakan tanggap darurat.
Kebutuhan yang biasa diperlukan adalah obat-obatan, makanan,
pakaian, dan sistem komunikasi. Pentaluran sumber daya tersebut
harus direncanakan dengan baik agar sumber daya dapat segera
diterima oleh korban bencana.

2.2.3 Tujuan Kesiapsiagaan Bencana

Tujuan utama kesiapsiagaan adalah mengantisipasi kemungkinan


terjadinya bencana untuk menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian
harta benda, dan berubahnya kehidupan msyarakat.

2.3 Konsep Dasar Tanah Longsor

2.3.1 Defenisi Tanah Longsor

Tanah longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi


pergerakan asa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis, seperti
jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian
longsor disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dan faktor
pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama
kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam.

13
2.3.2 Gejala Umum Tanah Longsor

Wilayah-wilayah yang rawan tanah longsor adalah daerah-daerah


yang terjal dan gandul, dan pada wilayah yang pernah terjadi bencana
tanah longsor sebelumnya. Gejala umum akan terjadi tanah longsor
adalah:
1. Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing
2. Munculnya mata air secara tiba-tiba
3. Air sumur di sekitar lereng y ang menjadi keruh, serta
4. Tebing rapuh dan kerikil yang mulai berjatuhan

2.3.3 Pencegahan Terjadinya Bencana Tanah Longsor

1. Tidak menebang dan merusak hutan


2. Melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan berakar kuat,seperti nimba,
bambu, akar wangi, lamtoro dan sebagainya, pada lereng-lereng yang
gundul.
3. Membangun saluran air hujan
4. Membangun dinding penahan di lereng-lereng yang gundul. Kontruksi
bangunan penahan material longsor tergantung pada volume longsor.
Jika longsor termasuk kategori kecil, kontruksi bangunan penahan
dapat menggunakan bahan yang tersedia di tempat, misalnya bambu,
batang dan ranting kayu. Apabila longsor termasuk kategori besar,
diperlukan kontruksi bangunan beton penahan yang permanen.
5. Memeriksa keadaan tanah secara berkala
6. Mengukur tingkat kederasan hujan

14
2.3.4 Tindakan Saat Bencana Tanah Longsor Terjadi

1. Segera keluar dari daerah longsoran atau aliran reruntuhan/puing ke


bidang yang lebih stabil
2. Bila melarikan diri tidak memungkinkan, lingkarkan tubuh kalian seperti
bola dengan kuat dan lindungi kepala. Posisi ini akan memberikan
perlindungan terbaik untuk badan
3. Hindari daerah longsoran
4. Bantu tetangga yang memerlukan bantuan khusus anak-anak, orang
tua, dan orang cacat
5. Dengarkan siaran radio lokal atau televisi untuk informasi keadaan
terkini
6. wapada akan adanya banjir atau aliran reruntuhan setelah longsor
7. Tanami kembali daerah bekas longsoran atau daerah disekitarnya
untuk menghindari erosi yang telah merusak lapisan atas tanah yang
dapat menyebabkan banjir bandang.

2.3.5 Cara Menghindari Korban Jiwa

1. Membangun permukiman jauh dari daerah yang rawan.


2. Bertanya pada pihak yang mengerti sebelum membangun
3. Membuat peta bahaya
4. Melakukan deteksi dini

15
2.4. Kerangka Konsep BAIK
PENGETAHUAN SISWA
SMK NEGERI 1 STTU
JEHE TENTANG
KESIAPSIAGAAN CUKUP
BENCANA ALAM TANAH
LONGSOR KURANG

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian


Dari gambar diatas untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa
SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe tentang kesiapsiagaan siswa
menghadapi bencana alam tanah longsor di Kecamatan Sitellu Tali Urang
Jehe Kabupaten Pak-Pak Bharat.

2.5. Defenisi Operasional

Saya menentukan Defenisi Operasional (DO) adalah defenisi


berdasarkan karakteristik yang dapat diminati (diukur) untuk diobservasi
atau pengukuran cermat terhadap situasi objek yang kemudian dapat
diulang lagi oleh orang lain. Defenisi Operasional Tingkat Pengetahuan
Siswa SMK Negeri Sitellu Tali Urang Jehe tentang Kesiapsiagaan Saat
Bencana Alam Tanah Longsor di Sibande Kecamatan Sitellu Tali Urang
Jehe Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2023 dalam penelitian ini meliputi:

No Variabel Defenisi Indikator Alat Ukur Skala


Parameter Ukur

1 Jenis Jenis kelamin yang 1. Laki-laki Koesioner Nominal


kelamin diteliti baik laki-laki
2. Perempuan
maupun perempuan

2 Umur Umur individu yang Umur 16-19 Kuesioner interval


yang terhitung mulai

16
saat dilahirkan
sampai berulang
tahun.

3 Pengetah Pengetahuan Baik 76%-100% Kuesioner Ordinal


uan seseorang dapat (Skor16-20)
diketahui dan
Cukup 56%-
diinterpretasikan Jika
75%
dengan skala yang Menjawab
bersifat kualitatif. (Skor 12-15) pernyataan

Kurang > 56% Benar = 1


(< 15)
Salah = 0

4 Kesiapsia serangkaian Siap Kuisioner Ordinal


gaan kegiatan yang
tidak siap
dilakukan untuk
mengantisipasi
bencana melalui
pengorganisasian
serta melalui
langkah yang tepat
guna dan berdaya
guna

5 Lingkung Lingkungan yang Rawan bencana Koisioner Ordinal


an dimaksud peneliti tanah longsor
disini adalah dan tidak rawan
lingkungan tempat bencana
tinggal pasien

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian deskriptif didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan


dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang
suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif digunakan
untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi
pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/analisis data,
membuat kesimpulan, dan laporan.(Notoatmodjo, 2005: 138)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe di


Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan akan dilakukan selama 4 (empat)


bulan yaitu bulan Januari sampai April 2023.

18
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri 1 Sitellu


Tali Urang Jehe pada tahun 2023 sebanyak 160 siswa.

3.3.2 Sampel Penelitian

Pengambilan sampel secara dilakukan dengan cara total sampling.


Pengambilan secara total sampling yaitu teknik pengambilan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan jika
jumlah populasi relatif kecil.

Maka jumlah sampel sebanyak 160 siswa SMK Negeri 1 STTU Jehe.

Siswa SMK Negeri Sitellu Tali Urang Jehe yang ditetapkan sebagai
sampel penelitian harus memenuhi kriteria inklusi kelompok kasus
sebagai berikut:

1. Merupakan siswa ditempat penelitian

2. Umur 16-19 tahun

3. Bersedia menjadi subjek penelitian

3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh data responden dan subjek
penelitian. Data primer adalah pendidikan, umur, lingkungan, dan sosial

19
budaya. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik pengisian
kuesioner.

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi data dari
SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe tempat penelitian yang relevan
dengan tujuan penelitian.

Sesuai dengan permasalahan dan variabel yang diteliti, maka instrumen


yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti dengan
mengacu ke tinjauan pustaka. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini dengan kuisioner.

3.5 Metode Analisa Data

Dalam penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan siswa SMK


Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe tentang Kesiapsiagaan Bencana Alam
Tanah Longsor di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak
Bharat tahun 2023. Data dianalisis untuk mendapatkan gambaran tentang
distribusi frekuensi responden disajikan dalam bentuk table dan narasi.
Analisa ini digunakan untuk memperoleh frekuensi masing-masing yang
meliputi pengetahuan, lingkungan dan sumber informasi.

3.6 Jadwal Penelitian

Rencana penelitian dilakukan selama 4 (empat) bulan terhitung dari


bulan Januari sampai dengan April 2023.

20
Tabel 3.1 Rencana Jadwal Penelitian

No Kegiatan 4 bulan ke 1
Januari Febuari Maret April Mei
1 Pembuatan proposal dan ✔ ✔
survey
2 Ujian proposal ✔

3 Pengambilan data ✔

4 Menganalisa data ✔

6 Penyusunan laporan ✔ ✔

7 Seminar hasil ✔

8 Pengumpulan laporan ✔

21
DAFTAR PUSTAKA

Adiyoso, 2018. Manajemen Bencana Pengantar dan Isu-isu Strategis


Tahun 2018. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Achmad et. al, J., 2016. Pola Perilaku Masyarakat Dalam Pengurangan
Resiko Bencana Tanah Longsor Di Kecamatan Banjarwangu
Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. [Online]
Available at:

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG/article/download/797
8/5532 [Accessed 7 February 2023].

Aminuddin, 2008. Siap Siaga Menghadapi Bencana. Bandung: PT. PURI


DELCO.

Fadhli, A., 2019. Mitigasi Bencana. Yogyakarta: Gaya Media.

Hardiyatmo, 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

https://www.jogloabang.com/lingkungan/perpres-87-2020-ripb-2020-2024
Khambali, D. I., 2017. Manajemen Penanggulangan Bencana.
Yogyakarta: ANDI (Anggota IKAPI).

M, S., T. & F, W., 2020. Peningkatan Pengetahuan Kesiapsiagaan


Menghadapi Bencana Dengan Video Animasi Pada Anak Usia
Sekolah. [Online] Available at:
http://jurnal.umw.ac.id/index.php/PJ/[Accessed 8 February 2023].

Notoatmodjo Soekidjo, P. D., 2011. Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


Rineka Cipta.

Rahmat, H. K. & al, e., 2020. Upaya Pengurangan Resiko Bencana


Melalui Pelibatan Penyandang Disabilitas Indonesia. [Online]

22
Available at: https://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/MB [Accessed
8 February 2023].

setiadi, 2013. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Simbolon, D. S., 2022. Buku Referensi Manajemen Sumber Daya


Manusia Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan. [Online]
Available at:
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Referensi_Manaje
men_Sumber_Daya_Man/gVWtEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Buku+Menurut+Arikunto+(2012:104)&pg=PA
51&printsec=frontcover[Accessed 5 February 2023].W. & D.,
2022. Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika.

23
KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMK NEGERI 1
STTU JEHE TENTANG KESIAPSIAGAAN BENCANA ALAM
TANAH LONGSOR DI KECAMATAN SITELLU TALI URANG JEHE
KABUPATEN PAK-PAK BHARAT TAHUN 2023

NAMA :
KELAS :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
ALAMAT :

1. Tingkat Pengetahuan

Silahkan beri tanda checklist pada kolom benar (B) atau salah (S)!

No Pertanyaan B S

1. Suatu peristiwa geologi tepat terjadi pergerakan


tanah seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan
tanah besar disebut sebagai tanah longsor

2. Hujan deras dapat menyebabkan tanah longsor

3. Budidaya kolam ikan di atas lereng dapat


menyebabkan tanah longsor

4. Munculnya retakan-retakan di lereng yang


sejajar dengan arah tebing dan tebing rapuh

24
dan kerikil yang mulai berjatuhan adalah tanda
akan terjadinya longsor

5. Dampak tanah longsor dapat menyebabkan


gangguan kejiwaan

6. Munculnya mata air secara tiba-tiba dan air


sumur di sekitar lereng menjadi keruh adalah
tanda akan terjadinya tanah longsor
7. Terdengar gemuruh di langit dan bentuk awan
yang tidak biasa dan adanya kilatan petir
pertanda akan terjadinya longsor

8. Suara keras seperti bunyi kereta api cepat


pertanda akan terjadi tanah longsor

9. Membuang sampah ke sungai menyebabkan


tanah longsor

10. Menanam sayur-sayuran di sekitar yang rawan


longsor untuk memperkecil terjadinya tanah
bencana longsor

11. Tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi


bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna
adalah pengertian dari defenisi kesiapsiagaan

12. Membuat bangunan penahan material yang ada


di sekitar lereng dapat mencegah terjadinya
longsor

13. Mengukur tingkat kederasan hujan dapat


mencegah terkena oleh longsor

25
14. Pengikutan pelatihan dan simulasi mengenai
bencana tanah longsor perlu diikuti

15. Membangun pemukimam jauh dari daerah yang


rawan termasuk tindakan tidak terlalu
berpengaruh terhadap bencana alam tanah
longsor

16. Jika anda selamat dari bencana tanah longsor


anda dapat membantu mengarahkan tim SAR
ke lokasi longsor

17. Dampak tanah longsor dapat menyebabkan


korban jiwa

18. Lereng terjal tidak dapat menyebabkan tanah


longsor

19. Untuk mencegah terjadinya tanah longsor


dapat dilakukan menanam pohon yang berakar
keras dan tidak menebang pohon secara
sembarangan

20. Kesiapsiagaan hanya diperuntukkan untuk


dewasa saja

26
Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
(Informed Consed)
Kepada
Yth. Responden Penelitian
Di_Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Jahiya Panggabean
NIM : P07520420011
Pekerjaan : Mahasiswa Semester VI (Enam) Prodi D-III Keperawatan
Dairi Poltekkes Kemenkes Medan
Bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul :
“Tingkat Pengetahuan Siswa SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe
Tetang Kesiapsiagaan Bencana Alam Tanah Longsor di Kecamatan
Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2023.”
Dengan tujuan penelitian ini adalah :
“Tujuan Penelitian Adalah Untuk Mengetahui Pengetahuan Siswa
SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe Tetang Kesiapsiagaan Bencana
Alam Tanah Longsor di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe
Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2023.”
Identitas pribadi sebagai Responden Penelitian akan dirahasiakan
dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk
penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesedian saudara mengisi
kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika saudara bersedia, silahkan
menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan saudara.
Saudara berhak untuk ikut atau tidak ikut berpartispasi tanpa ada sanksi
dan konsekuensi buruk di kemudian hari, jika ada hal yang kurang
dipahami, saudari dapat bertanya langsung kepada peneliti. Atas
ketersediaan dan kerja samanya saya ucapkan terimakasih.

27
Sidikalang, Januari 2023
Responden Penelitian Peneliti
( ) ( )

28

Anda mungkin juga menyukai