KTI Jahiya Fix
KTI Jahiya Fix
Jahiya Panggabean
NIM: P07520420011
Jahiya Panggabean
NIM: P07520420011
Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
i
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I Penguji II
Ketua Penguji
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul
“Tingkat Pengetahuan Siswa SMK Sitellu Tali Urang Jehe Tentang
Kesiapsiagaan Saat Bencana Alam Tanah Longsor Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2023”.
1. Ibu RR. Sri Arini Winarti Rinawati, SKM, M.Kep selaku Direktur
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan
2. Ibu Johani Dewita Nst SKM,M.Kes selaku ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian kesehatan Medan yang telah
memberi kesempatan kepada Penulis menulis proposal penelitian ini.
3. Bapak Roberth Harnat Silalahi, SKM, M.K.M, selaku ketua program
Studi D-III Keperawatan Dairi Kesehatan Kementerian Kesehatan
Medan.
4. Ibu Nuraidah Manjerang, S.Pd, selaku kepala sekolah SMK Negeri 1
Sitellu Tali Urang Jehe.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran
iii
yang bersifat membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini.
(Jahiya panggabean)
NIM : P07520420011
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................iii-iv
DAFTAR ISI..............................................................................................v-vi
PENDAHULUAN..........................................................................................1
2. Bagi Peneliti........................................................................................7
3. Bagi Institusi.......................................................................................8
BAB ll...........................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................9
v
2.2.3 Tujuan Kesiapsiagaan Bencana................................................13
METODOLOGI PENELITIAN....................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................23
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Kejadian bencana merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi
bagi bangsa Indonesia. Jumlah kejadian bencana di Indonesia tahun 2018
yaitu sebesar 1.134 kejadian update sampai dengan 26 Mei 2018. dengan
kejadian bencana di Jawa Tengah sebanyak 329 kejadian.
Indonesia adalah negara yang rawan akan bencana alam (Adri et
al, 2020:Banjarnahor et al,2020: Gustaman et al, 2020: Kodar et al, 2020).
Kondisi tersebut membuat Indonesia dilanda oleh bencana alam yang
datang silih berganti setiap tahunnya. Berdasarkan data yang dimiliki oleh
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dilansir pada
laman dibi.bnpb.go.id menyebutkan bahwa selama tahun 2019 mulai dari
1 Januari 2019 sampai 30 September 2019 terdapat 2.102 kejadian
bencana alam di seluruh Indonesia. Intensitas kejadian yang paling tinggi
yaitu bencana puting beliung sebanyak 725 kali, bencana tanah longsor
sebanyak 549 kali, bencana banjir sebanyak 549 kali, bencana kebakaran
dan lahan sebanyak 248 kali, sisanya terbagi dalam bencana lain seperti
bencana gempa bumi sebanyak 15 kali, bencana gelombang
pasang/abrasi sebanyak 7 kali, bencana banjir dan tanah lonsor sebanyak
5 kali, dan bencana letusan gunung api sebanyak 4 kali (BNPB, 2019).
Dari fenomena alam tersebut dapat membuktikan Indonesia adalah
negara yang rawan akan bencana alam.
Menurut Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) No.4 tahun 2008 dinyatakan bahwa masyarakat sebagai
pelaku awal penanggulangan bencana sekaligus korban bencana harus
mampu dalam batasan tertentu menangani bencana, sehingga diharapkan
bencana tidak berkembang ke skala yang lebih besar. Masyarakat perlu
pemahaman tentang upaya menghadapi resiko bencana longsor yang
dapat mengancam keselamatan. Meningkatnya potensi bencana tanah
longsor karena peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas dari
masyaakat dalam mengelola lingkungan. Hal ini berarti kesadaran
masyarakat terhadap upaya pengurangan resiko bencana tanah longsor
sangat penting.
2
Menurut Udang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana, mitigasi ialah suatu rangkaian upaya yang dilakukan untuk
meminimalisir risiko dan dampak bencana, baik melalui pembangunan
infranstuktur maupun memberikan kesadaran dan kemampuan dalam
menghadapi bencana. Pada dasarnya mitigasi bencana alam ataupun
bencana akibat ulah manusia. Bencana terjadi bisa tampa diduga, ben
cana dapat terjadi kapan dan dimana saja, sekalipun di tempat yang
bukan rawan bencana sekalipun(Fadhli, 2019:6).
Presiden Joko Widodo menerbitkan Perpres 87 tahun 2020
tentang RIPB 2020-2044 pada tanggal 10 September 2020 tentang
Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) tahun 2020 Nomor 204.
Perpres 87 tahun 2020 tentang RIPB 2020-2044 memiliki dasar
pemikiran tentang kondisi negara kondisi yang berada dalam pertemuan
lempeng-lempeng benua besar yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia,
Pasifik dan Filipina. Banyaknya patahan aktif penyebab gempa bumi.
Berada dalam ring of fire dan ancaman lainnya hingga wabah penyakit.
Menunjunjukkan betapa rentan negara ini terhadap bencana, sehingga
kesiap-siagaan masyarakat dan pemerintah dalam berbagai sektor sangat
diperlukan.
Pada bulan November 2003 longsoran di sungai Bohorok Sumatera
Utara telah menelan korban jiwa 151 orang dan 100 orang hilang, sedang
di desa Plipir Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah, 7 orang tewas
tertimbun tanah longsor. Pada musim hujan tahun 2004, bencana tanah
longsor yang terjadi di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, menelan
korban jiwa 86 orang (Karnawati, 2005). tanah longsor yang terjadi pada
musim hujan tanggal 4 Januari 2006, di desa Sijeruk Kecamatan
Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah, mengakibatkan
korban jiwa 58 orang dan 102 rumah tertimbun tanah longsor
(Hardiyatmo, 2006:1).
Badan pusat statistik Provinsi Sumatera Utara menetapkan jumlah
kejadian bencana alam menurut Kabupaten atau Kota Provinsi Sumatera
3
Utara pada tahun 2018-2020 yaitu kejadian banjir sebanyak 1989
kejadian, gempa bumi 2050 kejadian, tanah longsor sebanyak 1389
kejadian. Berdasarkan data kejadian bencana alam diatas maka terdapat
bencana tanah longsor di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 23 kejadian
(BPS 2021). Fakta-fakta tersebut melihatkan masih lemahnya
kesiapsiagaan menghadapi bencana di Indonesia.
Data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Pak-Pak Bharat Peneliti memproleh data rekapitulasi
bahwa jumlah kejadian bencana alam dari Januari hingga Desember
tahun 2018 terdapat bencana tanah longsor sebanyak 4 kejadian dan
tidak ada korban jiwa, pada tahun 2019 sebanyak 15 dan ditemukan
adanya korban jiwa, pada tahun 2020 sebanyak 8 kejadian, pada tahun
2021 sebanyak 3 kejadian, pada tahun 2022 sebanyak 5 kejadian, maka
jumlah data rekapitulasi Penanganan Bencana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2018-2022
bencana Tanah longsor di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe sebanyak
35 kejadian dan ditemukan 1 korban jiwa.
Tanah Longsor adalah tanah yang turun atau jatuh dari tempat
yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Masalahnya jika ada orang atau
pemukiman diatas tanah yang longsor atau dibawah tanah yang jatuh
maka sangat berbahaya. Tidak hanya tanah longsor, batu, pohon, pasir
dan lain sebagainya bisa ikut longsor menghancurkan apa saja yang ada
dibawahnya (Khambali, 2017:10).
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah
yang tepat guna dan berdaya guna (Udang-Undang RI No. 24 Tahun
2007). sedangkan kesiapsiagaan menurut Carter (1991) adalah tindakan-
tindakan yang memungkinkan pemerintahan, organisasi, masyarakat
komunitas, dan individu untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana
secara tepat dan tepat guna (Khambali, 2017:53).
4
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Choiriyah & Wakhid (2018)
yang berjudul aplikasi media audiovisual sebagai upaya peningkatan
pengetahuan remaja Bandarji Ungaran mengatakan bahwa audiovisual
merupakan salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan
pengetahuan. Fakta yang ditemukan dilapangan, masih banyak sekoalah
yang memiliki kesiapsiagaan rendah dalam menghadapi bencana.
Ditambah lagi perhatian pemerintah terhadap penanggulangan bencana
belum sepenuhnya maksimal. Umumnya pemerintah atau lembaga
bantuan hanya memusatkan perhatian pada tahap sebelum bencana (pra
-bencana) sangat kurang. Anak tergantung pada orang dewasa untuk
berbagai bentuk perlindungan dan dukungan terutama dalam bencana
atau situasi darurat. Peristiwa bencana menimbulkan serangakian
tantangan bagi anak kecil. Mereka berada pada resiko yang lebih besar
untuk mengembangkan kesulitan kognitif, perilaku dan menunda proses
perkembangan mereka secara keseluruhan dan berdampak negatif
terhadap kehidupan mereka dimasa depan.
Berdasarkan uraian data-data diatas, peneliti merasa tertarik untuk
meneliti Tingkat Pengetahuan siswa SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe
tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Alam Tanah Longsor di
Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pak-pak Bharat Tahun
2023.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian adalah “Bagaimana Tingkat
Pengetahuan siswa SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe tentang
Kesiapsiagaan Bencana Alam Tanah Longsor di Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe Kabupaten Pak-Pak Bharat tahun 2023?”.
5
Longsor di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pak-Pak
Bharat tahun 2023”.
2. Tujuan Khusus
A. Untuk mengetahui karakteristik siswa tentang pengetahuan
Kesiapsiagaan Bencana Alam Tanah Longsor di Kecamatan Sitellu Tali
Urang Jehe Kabupaten Pak-Pak Bharat tahun 2023”.
B. Mengidentifikasi karakteristik jenis kelamin dan umur siswa SMK Negeri
1 STTU Jehe Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat
C. Mengidentifikasi kesiapsiagaan siswa SMK Negeri 1 STTU Jehe
Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat
D. Mengidentifikasi gambaran lingkungan siswa SMK Negeri 1 STTU Jehe
Kecamatan STTU Jehe Kabupaten Pakpak Bharat
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat bagi sekolah
SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe untuk memberikan informasi
bencana tanah longsor dan memberi masukan kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana tanah longsor di Kecamatan Sitellu Tali Urang
Jehe Kabupaten Pak-Pak Bharat.
1.4.2 Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data atau referensi
bagi peneliti selanjutnya yang berminat meneliti tentang Tingkat
Pengetahuan siswa SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe tentang
Kesiapsiagaan Bencana Alam Tanah Longsor di Kecamatan Sitellu
Tali Urang Jehe Kabupaten Pak-pak Bharat tahun 2023.
1.4.3 Bagi Institusi
6
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
7
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami (Comperhension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang telah di pelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat
menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil
penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan
masalah (problem solving cycle) dalam pemecahan masalah
kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisa (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi dalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya yang dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelomp[okkan
dan sebagainya.
5. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru atau menyusun formalisasi baru dari
formalisasi-formalisasi yang telah ada.
8
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
A. Faktor Internal
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu
yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan
diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang
menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoatmojo (2003),
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan perilaku seseorang akan pola hidup terutama
dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan
(Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi.
2. Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia
adlah iumur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup
umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berpikir dan bekerja. Dari kepercayaan masyarakat
seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum
9
tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pemalangan dan
kematangan jiwa.
B. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam
lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.
2. Faktor Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
10
pemulihan secara efektif dari dampak-dampak peristiwa atau kondisi
ancaman bahaya yang mungkin ada, akan segera ada, atau saat ini ada.”
11
2) Kebijakan (Policy Statement)
12
ancaman. Sistem peringatan yang tepat akan mengurangi jumlah
korban jiwa. Beberapa peringatan dini antara lain (i) bisa
menjangkau sebanyak mungkin anggota masyarakat, (ii) waktunya
segera, (iii) tegas, jelas, dan tidak membingungkan multitafsit, (iv)
bersifat resmi atau disepakati oleh semua pihak, dan (v) dapat
dikelola oleh kelompok masyarakat agar dapat selalu siaga.
13
2.3.2 Gejala Umum Tanah Longsor
14
2.3.4 Tindakan Saat Bencana Tanah Longsor Terjadi
15
2.4. Kerangka Konsep BAIK
PENGETAHUAN SISWA
SMK NEGERI 1 STTU
JEHE TENTANG
KESIAPSIAGAAN CUKUP
BENCANA ALAM TANAH
LONGSOR KURANG
16
saat dilahirkan
sampai berulang
tahun.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
18
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Maka jumlah sampel sebanyak 160 siswa SMK Negeri 1 STTU Jehe.
Siswa SMK Negeri Sitellu Tali Urang Jehe yang ditetapkan sebagai
sampel penelitian harus memenuhi kriteria inklusi kelompok kasus
sebagai berikut:
Data penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh data responden dan subjek
penelitian. Data primer adalah pendidikan, umur, lingkungan, dan sosial
19
budaya. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik pengisian
kuesioner.
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi data dari
SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe tempat penelitian yang relevan
dengan tujuan penelitian.
20
Tabel 3.1 Rencana Jadwal Penelitian
No Kegiatan 4 bulan ke 1
Januari Febuari Maret April Mei
1 Pembuatan proposal dan ✔ ✔
survey
2 Ujian proposal ✔
3 Pengambilan data ✔
4 Menganalisa data ✔
6 Penyusunan laporan ✔ ✔
7 Seminar hasil ✔
8 Pengumpulan laporan ✔
21
DAFTAR PUSTAKA
Achmad et. al, J., 2016. Pola Perilaku Masyarakat Dalam Pengurangan
Resiko Bencana Tanah Longsor Di Kecamatan Banjarwangu
Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. [Online]
Available at:
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG/article/download/797
8/5532 [Accessed 7 February 2023].
https://www.jogloabang.com/lingkungan/perpres-87-2020-ripb-2020-2024
Khambali, D. I., 2017. Manajemen Penanggulangan Bencana.
Yogyakarta: ANDI (Anggota IKAPI).
22
Available at: https://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/MB [Accessed
8 February 2023].
23
KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMK NEGERI 1
STTU JEHE TENTANG KESIAPSIAGAAN BENCANA ALAM
TANAH LONGSOR DI KECAMATAN SITELLU TALI URANG JEHE
KABUPATEN PAK-PAK BHARAT TAHUN 2023
NAMA :
KELAS :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
ALAMAT :
1. Tingkat Pengetahuan
Silahkan beri tanda checklist pada kolom benar (B) atau salah (S)!
No Pertanyaan B S
24
dan kerikil yang mulai berjatuhan adalah tanda
akan terjadinya longsor
25
14. Pengikutan pelatihan dan simulasi mengenai
bencana tanah longsor perlu diikuti
26
Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
(Informed Consed)
Kepada
Yth. Responden Penelitian
Di_Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Jahiya Panggabean
NIM : P07520420011
Pekerjaan : Mahasiswa Semester VI (Enam) Prodi D-III Keperawatan
Dairi Poltekkes Kemenkes Medan
Bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul :
“Tingkat Pengetahuan Siswa SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe
Tetang Kesiapsiagaan Bencana Alam Tanah Longsor di Kecamatan
Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2023.”
Dengan tujuan penelitian ini adalah :
“Tujuan Penelitian Adalah Untuk Mengetahui Pengetahuan Siswa
SMK Negeri 1 Sitellu Tali Urang Jehe Tetang Kesiapsiagaan Bencana
Alam Tanah Longsor di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe
Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2023.”
Identitas pribadi sebagai Responden Penelitian akan dirahasiakan
dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk
penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesedian saudara mengisi
kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika saudara bersedia, silahkan
menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan saudara.
Saudara berhak untuk ikut atau tidak ikut berpartispasi tanpa ada sanksi
dan konsekuensi buruk di kemudian hari, jika ada hal yang kurang
dipahami, saudari dapat bertanya langsung kepada peneliti. Atas
ketersediaan dan kerja samanya saya ucapkan terimakasih.
27
Sidikalang, Januari 2023
Responden Penelitian Peneliti
( ) ( )
28