Anda di halaman 1dari 12

WAHDATUL ‘ULUM

PENERAPAN WAHDATUL ‘ULUM DALAM PENELITIAN


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Wahdatul ‘Ulum

Disusun Oleh: PAI-3/Sem. 1


Kelompok 11
Luqmanul Hakim (0301223156)
Mariadina Siahaan (0301223117)
Rizki Amaliyah Putri (0301222110)

Dosen Pengampu:
Dr. Mohammad Al Farabi, M. Ag

Prodi Pendidikan Agama Islam


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
TP. 2022
Kata Pengantar

‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

Alhamdulillah, bersyukur kami kepada Allah yang telah memudahkan kami dalam pembuatan makalah
tugas matakuliah Wahdatul ‘Ulum ini, sehingga kami pun dapat menyelesaikan tugas makalah yg
diberikan oleh dosen pengampu di waktu yang telah ditentukan.
Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen pengampu kami,
bapak Dr. Mohammad Al Farabi, M. Ag. yang telah memberikan bimbingan dan arahannya kepada
kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.

‫ر ْالخَطَّاِئينَ التَّ َّوابُون‬Wُ ‫ُكلُّ ا ْب ِن آ َد َم خَطَّا ٌء َوخَ ْي‬

“Setiap anak Adam pernah berbuat salah dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertaubat dari
kesalahannya”.

(HR. At Tirmidzi no. 2499, Hasan)

Hadis diatas mengatakan bahwa setiap manusia pastilah pernah berbuat salah dan kami menyadari
bahwasannya mungkin banyak kesalahan yang terdapat dalam makalah yang kami buat, kepada para
pembaca kami mohon maaf dan kepada dosen pengampu kami mohon bimbingannya. Semoga dari
materi yang berikut kami paparkan dalam makalah dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
para pembaca yakni dalam ilmu Wahdatul ‘Ulum.

‫َوال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II.............................................................................................................. 2
PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
A. Pengertian Penelitian............................................................................... 2
B. Implementasi Wahdatul ‘Ulum dalam Penelitian................................. 3
C. Penelitian menggunakan Transdisipliner.............................................. 4
BAB III............................................................................................................ 7
PENUTUP....................................................................................................... 7
A. Kesimpulan.............................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wahdatul ‘Ulum dikenal sebagai wadah yang dimana berbentuk sebuah mata kuliah dalam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan yang mana mata kuliah wahdatul ‘ulum ini
merupakan mata kuliah yang membahas dan mempelajari integrasi ilmu. Integrasi ilmu ini
merupakan bentuk penyatuan atau penggabungan lebih dari 1 disiplin ilmu. Hal ini dilakukan
agar para mahasiswa/I mengerti dan paham suatu ilmu bukan hanya dari satu perspektif ilmu
saja, akan tetapi dari berbagai bidang ilmu yang serumpun maupun tidak serumpun. Bagi ilmu
yang tidak serumpun, dilakukan yang namanya pendekatan sehingga dapat saling berhubungan
antara kedua ilmu tersebut.
Dalam suatu penelitian, alangkah sangat baiknyalah apabila pencarian jawaban dari masalah
yang sedang diteliti tersebut dengan berbagai perspektif ilmu, jadi bukan hanya dari satu
pandangan ilmu saja, akan tetapi dari berbagai macam sumber keilmuan yang ada dan memiliki
keterkaitan dalam menjawab persoalan yang hadir tersebut. Kemudian, juga dapat dibentuknya
suatu tim peneliti yang diumana dari tim ini dapat dikumulkan argument-argumen dari para
peserta diskusi sehingga jawaban yang akan dihasilkan untuk menjawab permasalahan akan
lebih luas dan jelas. Pengaitan berbagai perspektif ilmu ini disebut transdisipliner yang
merupakan alat penerapan Wahdatul ‘Ulum yang dilakukan dalam suatu penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian penelitian
2. Implementasi Wahdatul ‘Ulum dalam penelitian
3. Pendekatan Transdisipliner Dengan Filosofi Thawwafi Dalam Penelitian

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian daripada penelitian.
2. Agar para mahasiswa/I UINSU Medan dapat mengimplementasikan Wahdatul ‘Ulum
dalam melakukan suatu penelitian.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian
Penelitian berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), memiliki arti yakni suatu
kegiatan pengumpulan data, pengolahan, analisis serta penyajian suatu data secara sistematis dan
objektif yang dimana hal ini bertujuan untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis.
Hipotesis merupakan suatu anggapan dasar atau berupa jawaban dari suatu permasalahan yang
sifatnya masih menduga ataupun masih mengira. Sehingga masih diperlukan pengumpulan data
atau disebutlah dengan ‘penelitian’ agar masalah yang ada dapat terpecahkan dengan jawaban
yang sudah terbukti jelas kebenarannya.
Pengertian penelitian menurut para ahli:
1. Menurut Suhardjono
Menurut Suhardjono, penelitian memiliki arti suatu usaha dalam melakukan pencarian
jawaban dari permasalahan yang timbul dengan melibatkan penggunaan metode ilmiah.
2. Menurut Kerlinger
Menurut Kerlinger, penelitian adalah sebuah proses ditemukannya suatu informasi
menyangkut permasalahan yang terjadi secara sistematis dan terkontrol yang didasarkan pada
hipotesis dan juga teori dasarnya.
3. Menurut McMillan dan Schumacher
Menurut MCMillan dan Schumacher, penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan
data dan penganalisisan data yang ada secara sistematis dan logis (dapat dicerna secara akal
manusia), guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
4. Menurut Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan
secara sistematis dan konsisten dengan tujuan sebagai alat ungkap kebenaran. Jadi pada intinya
menurut Soerjono Soekanto, penelitian itu harus dilakukan secara konsisten, berarti dalam
melakukan suatu penelitian tidak boleh tanggung-tanggung, misalnya hari ini dikerjain
penelitiannya besok tidak dikerjain. Akan tetapi haruslah dikerjain secara konsisten sampai
diperoleh hasil jawaban yang telah teruji kebenarannya dari penelitian yang dilakukan.
1

1
Smartlitbang, Artikel Penelitian: “Definisi, ciri, sikap, jenis dan syaratnya”, (5 Agustus 2021)

2
5. Menurut Thompshon
Thompshon memberikan pengertian terhadap transdisipliner. Menurutnya, transdisipliner
merupakan suatu bentuk pemecahan masalah bersama antara ilmu sains, ilmu teknologi dan ilmu
kemasyarakatan.2
Dari segala definisi penelitian yang telah dipaparkan diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa penelitian adalah suatu proses kegiatan mencari berbagai informasi untuk menguji
kebenaran pada hipotesis yang telah ada sebelumnya sebagai hasil pemecahan masalah yang ada.
B. Implementasi Wahdatul ‘Ulum dalam penelitian
Dalam upaya peningkatan kualitas penelitian para mahasiswa/I UINSU Medan, digunakanlah
prinsip thawwafi. Prinsip ini merupakan prinsip pemecahan masalah dengan cara menelaah
masalah terlebih dahulu, setelah itu barulah dicari jawabannya. Jadi, didalam prinsip ini tidak
langsung dicetuskan jawaban dari permasalahan yang ada, akan tetapi di telaah benar-benar
masalah yang terjadi tersebut barulah setelahnya dicari jawaban yang dapat menjawab akar
permasalahan secara teoritis dan logis.
Hal ini juga tentunya terdapat didalam Al Qur’an bahwasannya Allah SWT. menyuruh kita
para hamba-Nya untuk senantiasa berpikir menggunakan akal yang telah Allah berikan kepada
kita sejak kita masih masa pertumbuhan didalam kandungan ibu kita dan Allah kasih akal kepada
kita dengan gratis. Maka, apa yang dapat kita lakukan agar akal kita ini dapat berkembang
dengan sempurna? Firman Allah tersebut salah satunya dapat kita temukan dalam surah Al-
Baqarah[2]: 219, terletak di akhir ayatnya yang berbunyi, “kadzaalika yubayyinullaahu lakumul
aayaati la’allakum tatafakkaruun”, yang artinya “Demikianlah Allah menerangkan ayat0ayatNya
kepadamu agar kamu memikirkan”. Nah, dari firman Allah ini saja sudah jelas bahwasannya
Allah saja menyuruh kita para hambaNya untuk berpikir, Allah sudah turunkan ayat-ayatNya
yang berupa petunjuk, kabar, ataupun berupa peringatan. Namun, masih Allah perintahkan kita
untuk berpikir lagi mengenai ayat-ayatNya. Lantas jika kita tidak memanfaatkan atau
menggunakan akal kita untuk berpikir, berarti kita tidak melaksanakan apa yang Allah telah
perintahkan kepada kita bukan?.
Wahdatul ‘Ulum hadir untuk memberikan wadah bagi para hamba Allah dimuka bumi Allah
ini untuk sama-sama berpikir menggunakan akal, saling berdiskusi dari berbagai ilmu yang
2
Bitmang, PENDEKATAN TRANSDISIPLINER. “Suatu Alternatif Pemecahan Masalah Pendidikan”, (Institut Agama
Islam Negeri Kendari, 2016) hal. 47.

3
dimiliki pada masing-masing peserta diskusi untuk memecahkan suatu problem yang ada.
Penelitian dengan menerapkan Wahdatul ‘Ulum ini merujuk pada pendekatan transdisipliner.
Dengan menggunakan pendekatan transdisipliner ini, para peneliti akan mampu menjawab
problem yang hadir dengan jawaban yang luas karena transdisipliner bukan hanya pendekatan
dibeberapa bidang ilmu, akan tetapi dari berbagai macam bidang ilmu dan bahkan mendapatkan
pendapat-pendapat dari berbagai peserta diskusi yang berkaitan dengan problem yang hadir.3
C. Penelitian menggunakan Transdisipliner
Sebagai Universitas Islam yang didasarkan pada nilai dan ruh keislaman, Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara menempatkan Islam pada posisi yang sangat strategis dalam penelitian
ilmiah di semua bidang ilmu yang dikembangkan.
Peran Islam dalam penelitian transdisipliner di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
dilihat dari dua sisi, yakni:
Pertama, dalam penelitian ilmu pengetahuan Islam. Islam menempati dua posisi yakni
penelitian tersebut diyakini sebagai penelitian ilmu pengetahuan Islam karena tidak ada ilmu
yang baik yang tidak bersumber dari Allah dan agama sebagai point of view dalam perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut penelitian.
Kedua, Pada disiplin ilmu-ilmu yang sudah mapan dalam studi ilmu-ilmu keislaman, maka
Islam dengan sendirinya menempati posisi strategis.
Berkenaan dengan itu, maka penelitian pelaksanaan dengan pendekatan transdisipliner yang
mencakup 7 prinsip, yakni, :
1. Penetapan tema atau topik penelitian didasarkan pada pertimbangan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan untuk membantu manusia agar dapat
menyelesaikan masalah-masalah mereka.
2. Dengan pendekatan transdisipliner tersebut maka seorang peneliti, dalam mengumpulkan
data, menganalisis data, dan mengambil kesimpulan, menggunakan berbagai perspektif
dan menghilangkan batas perspektif tersebut. Namun tetap mengutamakan perspektif
ilmu sebagai perspektif utama, agar tunggal yang memandu semua perspektif serta yang
menentukan bidang penemuannya.
3. Kegunaan penelitian dengan teknik Thawwafi, mengelilingi masalah-masalah secara
orbital, mencari, mengabarkan dan menganalisis untuk menemukan jawaban. Dan
3
Syahrin Harahap,dkk, Wahdatul ‘Ulum: Paradigma Pengembangan Keilmuan dan Karakter Lulusan UINSU,
(Jakarta: KENCANA, 2019), hlm. 96.

4
menganalisis untuk menemukan jawaban, dan semua kegiatan tersebut dilakukan dalam
rangka mencari keridhaan illahi. Untuk itu maka dalam kegiatan penelitian di tegakkan
beberapa prinsip sebagai berikut:
a. Ilmiah dan objektif, serta menekuni objek yang di teliti secara sungguh sungguh
sebagai kerja dan jihad ilmiah.
b. Transvision menggunakan berbagai perspektif, bukan satu perspektif. Hal jni
dapat dilakukan dengan cara naik ke uduk sebagai kualitas Allah yang
berkewajiban menjaga dan memamerkan bumi.
c. Visa sunnatullaah mendekati dan mengkaji objek penelitian tidak secara
atomistik, terpisah dari yang lain, tetapi bersifat kausalistik, berjalan menurut
sunatullah dan hukum alam karena itu penalaran dan rasionalitas menjadi sangat
penting.
d. Infernalisasi nilai, meyakini bahwa dibalik fenomena norma, data dan fakta yang
ditemukan terdapat nilai yang menjadi substansi.
e. Analisis komprehensif dan holistik. Dalam menganalisis data dan fakta peneliti
tidak saja menggunakan pemikiran atau Aqilah (kekuatan fikir yang ada di otak)
tetapi juga kekuatan syairah (kekuatan batin yang terhubung dengan tuhan).
f. Masalah, pelaksanaan penelitian, serta penemuannya tertangani dan dedikasi bagi
pembangunan peradaban dan kesejahteraan umat manusia.
g. Tauhidi, seluruh aktivitas penelitian dilihat dan diyakini sebagai pengabdian dan
ta’bud kepada Allah.4
Prof. Dr. Amroeni memberikan gambaran ilustrasi sederhana yang menjelaskan mengenai
konsep transdisipliner. Ia mengatakan bahwa misalkan ada seorang yang ingin memasak roti
pastilah ia membutuhkan banyak bahan-bahan yang akan digunakan, seperti tepung, air, gula,
dan lain sebagainya. Kalau air nya itukan unsur tersendiri, bidang tersendiri berarti berbeda
dengan yang lain, air itukan tidak sama dengan tepung. Untuk menghasilkan roti dengan kualitas
yang terbaik diperlukannyalah menggunakan bahan-bahan yang terbaik pula. Digunakanlah gula
yang terbaik, tepung yang terbaik, air jernih bersih yang terbaik. Maka, setiap bahan
diiilustrasikan sebagai satu bidang disiplin ilmu yang terbaik. Hal yang terbaik inilah yang dapat
memberikan ataupun membangun solusi bagi persoalan yang muncul. Masing-masing disiplin

4
Ibid, hal. 97-98.

5
ilmu akan memberikan nilai terbaiknya, jika nilai-nilai terbaik itu dihubungkan menjadi satu
kesatuan yang utuh maka akan melahirkan solusi terbaik dari persoalan yang hadir.5
Berdasarkan artikel yang kami baca, ternyata Negara Jerman juga menerapkan transdisipliner
ini didalam Universitasnya untuk membangun mahasiswa/I yang cerdas berpikir dan mampu
melakukan pendekatan berbagai disiplin ilmu. Universitas yang kami maksud ialah Universitas
Munscer dalan Cells in Motion (CIM) yang menggunakan biomedical imaging untuk memahami
proses dinamikanya. Leuphana College di Universitas of Luneburg yang mempunyai
Transidiplinary sustainability Research.6

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

5
Dr. Fridiyanto, M. Pd. I, Paradigma Wahdatul ‘Ulum UINSU: Strategi Bersaing menuju Perguruan Tinggi Islam
Kompetitif, (Malang: Literasi Nusantara, 2020), hal. 62.
6
Senat Akademik ITB, “Pendekatan Multidisiplin, Interdisiplin dan Transdisiplin dalam Penyelenggaraan Tridharma
Perguruan Tinggi di ITB”, Jurnal Peraturan Senat Akademik ITB, (Agustus, 2018).

6
Penelitian adalah suatu proses kegiatan mencari berbagai informasi untuk menguji kebenaran
pada hipotesis yang telah ada sebelumnya sebagai hasil pemecahan masalah yang ada. Penelitian
bertujuan untuk mencari atau menemukan jawaban yang tepat, jelas dan terbukti jelas
kebenarannya untuk menjawab suatu problematika yang hadir. Faktor yang mendorong
terjadinya suatu penelitin ialah karena suatu informasi yang didapat masih samar kebenarannya,
sehingga butuh diteliti lagi kebenaran dari informasi tersebut. Faktor lain dari sebab diadakannya
penelitian ialah karena adanya suatu masalah/problematika yang hadir ditengah masyarakat yang
dirasa perlu untuk dilakukannya penelitian dengan tujuan menjawab problem yang hadir tersebut
dengan jawaban yang relevan, logis dan dapat dipahami secara luas.
Dalam suatu penelitian, sangatlah dituntut untuk mendapatkan hasil jawaban yang luas dan
relevan. Untuk menghasilkan jawaban yang luas dan jelas tersebut tidaklah didapatkan hanya
dengan melakukan pendekatan satu disiplin ilmu saja, akan tetapi dengan melakukan pendekatan
diberbagai bidang keilmuan. Pendekatan berbagai bidang keilmuan ini dinamakan dengan
pendekatan transdisipliner dan termasuk bagian daripada Wahdatul ‘Ulum. Dengan menerapkan
pendekatan transdisipliner ini dalam membuat suatu penelitian pastilah akan menghasilkan
jawaban yang relevan, jelas dan luas. Karena dalam transdisipliner ini dilakukan pendekatan
berbagai macam keilmuan, sehingga akan saling berkaitan antara ilmu satru dengan ilmu lainya
dan tentunya problem yang diteliti akan terjawab dengan luas dan jelas.
B. SARAN
Sebagai mahasiswa/I di UINSU yang telah di-didik dan dikenalkan dengan Wahdatul ‘Ulum,
maka ilmu itu jangan hanya sampai di kognitif kita saja, melainkan marilah kita terapkan ilmu
Wahdatul ‘ulum ini dalam kehidupan sehari-hari. Disemester akhir perkuliahan pasti kita akan
dihadapkan dengan yang namanya penelitian. Kita akan diberikan tugas oleh dosen untuk
melakukan suatu penelitian. Karena kita sudah membahas ilmu “Pendekatan Wahdatul ‘Ulum
dalam Penelitian” di makalah yang telah tersaji ini, maka terapkanlah ilmu ini dalam penelitian
kita nanti agar kita mendapatkan hasil yang sangat akurat, jelas, relevan, dan luas nantinya.

7
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Syahrin dkk. 2019. Wahdatul ‘Ulum: Paradigma Pengembangan Keilmuan dan
Karakter
Lulusan UINSU. Jakarta: KENCANA.
Smartlitbang. (2021). Artikel Penelitian: “Definisi, ciri, sikap, jenis dan syaratnya”,
elitbang.depok.go.id.

Bitmang. (2016). PENDEKATAN TRANSDISIPLINER ‘Suatu Alternatif Pemecahan Masalah


Pendidikan’. Kendari: Institut Agama Islam Negeri Kendari

Fridiyanto. (2020). Paradigma Wahdatul ‘Ulum UINSU: Strategi Bersaing menuju Perguruan
Tinggi Islam Kompetitif. Malang: Literasi Nusantara.

Senat Akademik ITB, “Pendekatan Multidisiplin, Interdisiplin dan Transdisiplin dalam


Penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi di ITB”, Jurnal Peraturan Senat Akademik
ITB, (Agustus, 2018)

8
9

Anda mungkin juga menyukai