Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH PENDIDIKAN NASIONAL

1. Mohamad Syafei
Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS (Indonesisch Nederlandse School) di
Sumatra Barat pada tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah
Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam.
Tujuan pendidikan INS adalah:
1. Mendidik anak-anak kearah hidup yang merdeka, melalui pendidikan hidup mandiri.
2. Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri, membina kemauan keras, dan
membiasakan berani bertanggung jawab.
3. Membiayai diri sendiri dengan semboyan cari sendiri dan kerjakan sendiri.
4. Mengembangkan anak secara harmonis, yang mencakup aspek perasaan,
kecerdasan, dan keterampilan.
5. Mengembangkan sikap sosial, agar dapat bermasyarakat dengan baik.
6. Menyesuaikan pendidikan dengan masing-masing bakat anak.
7. Membiasakan bekerja menurut kebutuhan lingkungan.

2. Ki Hajar Dewantara
Nama kecilnya: Suwardi Suryaningrat, cucu Paku Alam III. lahir di Yogyakarta pada
tanggal 2 Mei 1889. Setelah genap 40 tahun (1928) diganti namanya menjadi Ki
Hajar Dewantara. Karena pendirian dan sikapnya yang tegas menentang penjajah
Belanda, ia dibuang ke Belanda, di situlah Suwardi Suryaningrat mendalami
pendidikan. Pada tahun 1919 ia dikembalikan ke Indonesia oleh Belanda. Pada
tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat mendirikan yayasan Perguruan Nasional
Taman Siswa, di Yogyakarta. Semakin meluas dan berkembang, sehingga Taman
Siswa mempunyai Taman Indria, Taman Muda, Taman Dewasa, Taman Madya,
Taman Guru, Pra Sarjana dan Sarjana Wiyata. Menurut Ki Hajar Dewantara,
pelaksanaan pendidikan harus menyenangkan bagi siswa dengan menyalurkan bakat
dan minat siswa.

3. Kyai H. Ahmad Dahlan


Ahmad Dahlan adalah orang yang mendirikan organisasi Islam pada tahun 1912 di
Yogyakarta yaitu Muhammadyah. Pendidikan Muhammadiyah dengan tujuan
mewujudkan orang-orang yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri,
berguna bagi masyarakat dan negara.

1
Ada 5 butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu:

1. Perubahan cara berpikir, ialah kesediaan jiwa berdasarkan: pemikiran untuk


mengubah cara berpikir dan bertindak dari kebiasaan lama yang kurang tepat,
untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Kemasyarakatan, artinya janganlah hanya mengembangkan aspek individu saja,
melainkan juga aspek kemasyarakatan, agar pengembangan individu dan
kemasyarakatan berimbang.

3. Aktivitas, anak harus menggunakan aktivitasnya sendiri untuk memperoleh


pengetahuan. Dan harus pula melaksanakan serta mengamalkan semua hal yang
telah diketahuinya.
4. Kreativitas ialah untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan kiat guna
menghadapi situasi baru secara tepat dan cepat.
5. Optimisme, anak diberi keyakinan bahwa melalui pendidikan cita-cita mereka akan
tercapai, asal dengan semangat dan berdedikasi mengerjakannya sesuai dengan
yang digariskan oleh Tuhan.

Fungsi lembaga pendidikan ciptaan Ahmad Dahlan adalah sebagai berikut.


1. Sebagai alat dakwah, baik kedalam maupun keluar anggota organisasi
Muhammadyah.
2. Tempat pembibitan dan pembinaan kader, yang dilaksanakan secara sistematis dan
selektif sesuai dengan kebutuhan.
3. Merupakan wahana untuk melaksanakan amal anggota organisasi.
4. Mensyukuri nikmat Tuhan, artinya apa pun kemampuan anak, pendidik harus
memberi kesempatan berkembang, menjaga, dan merawatnya dengan sebaik-
baiknya.

Anda mungkin juga menyukai