Anda di halaman 1dari 2

Manajemen Risiko

Manajemen Risiko merupakan proses mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi,


mengendalikan, dan berusaha menghindari, meminimalkan atau bahkan menghilangkan risiko
yang tidak dapat diterima. Dalam hal ini risiko berkaitan dengan pendekatan atau metodologi
dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis.
Manajemen Risiko Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk memperkecil ruang
dankesempatan para pembobol koperasi untuk melancarkan aksinya adalah dengan,
memberlakukanmanajemen risiko dalam praktek berkoperasi. Masalah ini sebenarnya masalah
klise yang sudahdicoba dipecahkan jauh hari sebelum meledaknya berbagai kasus di koperasi.
Fenomena initentunya sejalan dengan rencana penataan modal koperasi, yang seharusnya
juga disesuaikandengan kemajuan bisnis Koperasi kredit yang bersangkutan. Semua risiko
yang muncul di balik gemerlapnya bisnis Koperasi kredit, harus bisa ditutup dengan modal
koperasi. Itu berartimanajemen risiko merupakan back bone menuju koperasi yang sehat.
Maklum, pengalaman tidak menyenangkan yang menimpa beberapa
koperasimemperlihatkan bahwa persoalan manajemen risiko tidak bisa dianggap enteng.
Pengalamanmemberi pelajaran berharga bahwa pengelolaan risiko yang buruk dapat
membahayakan kelangsungan koperasi. Faktor risiko yang melekat pada bisnis koperasi
khususnya koperasi kredit memiliki 9 faktor yaitu:
1. Risiko kredit
Risiko ini didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam
tidak dapat atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang
dipinjam secara penuh pada saat jatuh tempo.
2. Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan koperasi tidak mampu memenuhi
kewajibannya yang telah jatuh tempo.
3. Risiko operasional didefinisikan sebagai ketidakcukupan proses internal sumber daya
manusia dan sistem yang gagal atau dari peristiwa eksternal.
4. Risiko bisnis adalah yang terkait dengan posisi persaingan antara koperasi dan prospek
keberhasilan koperasi dalam perubahan pasar.
5. Risiko strategik adalah resiko yang terkait dengan keputusan jangka Panjang yang
dibuat oleh pengurus dan pengelola.
6. Risiko reputasional risiko kerusakan pada koperasi yang diakibatkan dari asal opini
public yang negative atau citra koperasi yang buruk dimata masyarakat.
7. Risiko legal adalah risiko yang terkait dengan masalah hukum atau khusus hukum yang
menimpa organisasi.
8. Risiko politik adalah risiko yang mungkin terjadi karena masalah politik, misalnya
pengurus terseret kepada masalah politik sehingga koperasi terkena akibatnya.
9. Risiko kepatuhan adalah risiko yang mungkin terjadi karena terlalu patuh pada aturan
tertentu yang menghambat perkembangan koperasi
Penting bagi para pengelola koperasi paham tentang manajemen risiko itu. Selanjutnya,
penting juga bagi para pengelola koperasi untuk dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat
dalam pengelolaan risiko tersebut, baik yang dilakukan sebelum risiko itu terjadi sebagai
tindakan preventif maupun setelah risiko itu betul-betul terjadi sebagai tindakan control dan
penanggulangan risiko. Merujuk pada pendapatnya Fahmi (2015) dan Pertamihardja (2016) ada
beberapa cara menghadapi dan mengelola risiko. Pertama, memperkecil risiko, dengan cara
membatasi dan meminimalisir keputusan yang berrisiko dengan membatasi jumlah pinjaman
yang tidak melebihi jumlah simpanan anggota yang bersangkutan. Kedua, mengalihkan risiko,
dengan cara mengalihkan risiko pada tempat lain, misalnya dengan cara mengasuransikan
bisnis guna menghindari risiko yang mungkin terjadi. Ketiga, mengontrol risiko, dengan cara
mengantisipasi timbulnya risiko sebelum risiko itu betul-betul terjadi, seperti mamasang alat
pengamanan atau menugaskan penjaga keamanan pada tempat-tempat yang dianggap vital.
Keempat, pendanaan risiko, dengan cara menyiapkan dana cadangan (reserve).

Anda mungkin juga menyukai