KEPERAWATAN GERONTIK
Oleh :
NURAENI
B0218314
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah pencipta alam semesta atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang merupakan persyaratan
wajib bagi setiap mahasiswa yang ingin menyelesaikan studi mata kuliah
Keperawatan Gerontik semester VII Universitas Sulawesi Barat.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Untuk mengetahui pneumonia pada lansia
C. Rumusan Masalah
Bagaiamana pneumonia pada lansia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang sering dijumpai, dapat mengenai semua
kelompok usia, dan terus menjadi pembunuh utama anak dinegara berkembang dan
lansia dinegara maju. 10, 14 WHO memperkirakan setiap tahunnya terdapat 450 juta
laporan kasus pneumonia, menyebabakan 7% (empat juta) dari keseluruhan 57 juta
kematian. Insidens tertinggi terjadi pada anak usia kurang darilima tahun dan orang
dewasa usia lebih dari75 tahun. Pada anak usia kurang dari limatahun, khususnya di
negara berkembang,pneumonia merupakan penyebab utamamorbiditas dan mortalitas
dan diperkirakanmenyebabkan lebih dari dua juta kematiansetiap tahunnya. Pada
lansia,mortalitas nursing home acquired pneumoniadilaporkan mencapai 44-57%
sedangkan mortalitas pneumonia komunitas berdasarkanpenelitian pada rumah sakit
dilaporkanmencapai 30%.
Pneumonia adalah penyakit peradangan yang mengenai parenkim paru,distal
dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dana lveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas
setempat. Penyakit pneumonia sering kali diderita sebagian besar kelompok usia
lanjut dan kelompok populasi dengan penyakit kronik, sebagaiakibat dari kerusakan
sistem imunitas tubuh. Bayi dan anak-anak juga rentanter hadap pneumonia karena
respon imunitas mereka yang masih belum berkembang dengan baik.
B. Etiologi
Jenis organisme yang sering menyebabkan infeksi saluran pernafasan pada usia
lanjut. Adapun jenis infeksi saluran pernafasanyang sering mengenai usia lanjut
adalah pneumonia bakterial. Kendati telah ditemukan sekitar 100 agen mikroba yang
dapat menyebabkan pneumonia,hanya beberapa mikroba yang merupakan penyebab
tersering dari kasus pneumonia. Pada sekitar setengah dari pneumonia komunitas
yang terjadi pada usia lanjut agen penyebab terjadinya pneumonia tidak dapat di
identifikasi. Dari perkiraan, sekitar 20-30% dari total keseluruhan kasus pneumonia
komunitas disebabkan oleh kuman Streptococcus penumoniae.
Hampir sebagian besar (50-60%) pneumonia yang didapat dirumah
sakitdisebabkan oleh aerob gram negatif, dapat juga disebabkan olehStreptococcus
ureus, Hemophillus influenza. Streptococcus pneumonia merupakan penyebab paling
banyak dari pneumonia pada usia lanjut.
Streptococcus pneumoniae memiliki virulensi yang ditentukan oleh
polisakarida kapsular pneumokokal, yang memungkinkan bakteri untuk menghalangi
fagositosis dari sel penjamu. Sementara pada pneumonia nosokomial, penyebab
terbanyak dari kelompok usia lanjut yang dirawat dirumah sakit adalah virus, yang
menyebabkan terjadinya pneumonia viral.
C. Manefestasi klinis
Pneumonia merupakan infeksi yang melibatkan alveoli dan bronkiolus.Secara
klinis pneumonia ditandai oleh berbagai gejala dan tanda.Gejala seperti batuk dapat
bersifat purulen ataupun mukopurulen. Gejala lain yangterjadi meliputi demam,
menggigil, dan nyeri dada pleuritik. Selain itu dapatpula terjadi gejala ekstrapulmoner
meliputi mual, muntah, ataupun diare. Temuan lain seperti delirium, penurunan
fungsi fisik, anoreksia, lemah,ataupun pingsan dapat merupakan gejala dan tanda
awal ataupun gejala dantanda tunggal pada pneumonia.
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan adanya ronkhi yang terdengarpada
paru yang terinfeksi.Temuan lain berupa perkusi redup, peningkatan sistem fremitus,
pernafasan bronkial, dan adanya pleural friction rub.Sementara secara patologis,
pneumonia ditandai dengan adanyakonsolidasi pada paru.Konsolidasi ini dapat
melibatkan hampir semua bagiandari sebuah lobus atau banyak lobus, ataupun hanya
terlokalisasi di sekitarbronkus seperti yang terjadi pada bronkopneumonia. Pada
pemeriksaan fotodada, akan ditemukan adanya radio opasitas yang menunjukkan
adanyakonsolidasi.
Pada pemeriksaan mikroskopis dapat dilihat adanya infiltrasi pada
padaalveolus oleh sel leukosit polimorfonuklear, seperti yang ditemukan padapasien
dengan pneumonia bakterial atau pada peradangan interstisial yangbiasanya terlihat
pada pneumonia viral.Yang penting diingat adalah pada pneumonia yang terjadi pada
kelompokusia lanjut, gejala dan tanda respiratoris yang terjadi bersifat minimal.
Sebaliknya manifestasi lain yang terjadi adalah penurunan kesadaran
berupadelirium, konfusi yang bersifat kronik, dan gejala berupa pingsan.Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Riqueleme et al., delirium dankonfusi akut terjadi
pada 45 orang (44.5%) dari 101 penderita pneumonia darikelompok usia lanjut.
Gejala berupa pusing atau dizziness, sinkop ataupingsan, gejala kardiak dan
neurologis, status kesehatan yang buruk, dandisabilitas fungsional merupakan gejala
yang dominan terjadi pada pneumonia pada usia lanjut.
Sementara untuk pneumonia komunitas, manifestasi klinis pada usia lanjut
memiliki manifestasi klinis yang berbeda dengan pneumonia komunitas pada
kelompok usia lain. Manifestasi klinis pneumonia komunitas pada usia lanjutbiasanya
tidak lengkap. Sebagai tambahan, terdapat keberagaman yang luasdari aspek gejala
dan tanda yang terjadi, dengan tidak didapatkannya asosiasidi antara gejala dan tanda
tersebut.Konfusi, perubahan kapasitas fisik secarafungsional, dan dekompensasi dari
penyakit penyebab, dapat muncul sebagaimanifestasi klinis. Malnutrisi merupakan
salah satu keadaan yang ditemui pada kelompok usia lanjut.
Berdasarkan penelitian dari Raul Riquelme et al. keluhan utama daripasien
yang menderita pneumonia komunitas adalah sesak nafas, disusul batukdan demam.
Namun, keluhan utama berupa batuk dan demam dapat pula tidakditemukan sama
sekali. Berdasarkan penelitian dari Haper dan Newton, gejalaklasik sari pneumonia
komunitas yanitu batuk, demam, dan sesak, tidakditemukan pada 56% pasien dengan
pneumonia komunitas. Karenanya,pneumonia komunitas ada usia lanjut sering tidak
terdiagnosis dengan baik.Delirium pada saat pasien masuk merupakan kondisi yang
sering didapatkanpada pasien dengan pneumonia, sebanyak 45% dari total
populasi.Sementaraitu, kondisi yang berhubungan dengan terjadinya pneumonia
komunitasterbanyak adalah penyakit jantung dan penyakit paru obstruktif kronik.
D. Komplikasi
Abses kulit, abses jaringan lunak, otitis media, sinus sitis, meningitis
pururental, perikarditis, dan epiglottis kaang ditemukan pada infeksi H. Influenzae
tipe B.
E. Patofisiologi
Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi pulmoner pada sistem
respirasimengalami berbagai perubahan anatomis yang berkontribusi pada
berbagaiperubahan fungsional. Perubahan anatomis pada sistem pulmoner tersebut
meliputi:
1. Penurunan diameter rata-rata dari bronkus dan bronkiolus
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pneumonia pada usia lanjut melibatkan banyak aspek dari
ilmu kedokteran geriatri, termasuk di antaranya data demografis dari populasiusia
lanjut, efek pneumonia pada kesehatan general pasien usia lanjut, danpengetahuan
yang memadai mengenai perbedaan antara pneumonia pada usialanjut dan usia muda.
Prinsip penatalaksanaan pneumonia adalah pemberian antibiotik untuk
membunuh kuman patogen. Selain itu bantuan pernafasan menggunakan alat bantu
nafas dan obat batuk jenis ekspektoran dapat diberikan untuk membukajalan nafas,
mengencerkan dahak, dan mengeluarkannya sebagai terapisimtomatik. Pengobatan
biasa diberikan selama 10-14 hari. Pemberian zinkmerupakan alternatif tambahan
dalam tatalaksana pneumonia.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PNEUMONIA PADA LANSIA
A. Pengkajian
1. Biodata / Data Biografi
Identitas Klien:
Nama : Tn.E
Umur : 70 Thn
Suku/bangsa : Jawa
Status Perkawinan : menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Petani
Alamat :-
Tanggal masuk RS : 25 Mei 2019
Tanggal Pengkajian : 26 Mei 2019
Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan:
Tn. E (70 th) datang ke RS dr. Moewardi Surakarta pada tanggal 25 Mei.2019, jam
10.20 wib dengan keluhan batuk berdahak dan sesak napas.
Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil foto rontgen : menunjukkan infiltrasien lobaris (sebagianlobus pada kedua
paru).
b. AGD :menunjukkan alkalosis respiratorik (pH naik,PCO2 turun,HCO3 normal)
c. Pemeriksaan sputum: ditemukan kuman Stapilococcus aureus dan Diplococcus
pneumonia
d. Pemeriksaan darah rutin didapatkan :
- Leokosit = 16.000/mm3
- Hb = 10,5 gr/dl
- Trombosit =265.000/mm3
- Hematokrit = 44%
- Albumin = 3,01 gr/dl
- Protein total = 5,86 gr/dl
Analisa Data :
Nama klien : Tn. E (70 th)
Ruang rawat : Anggrek, RSUD dr. Moewardi Surakarta
Diagnosa medik : Pneumonia
Perubahan yang terjadi pada sistem respirasi usia lanjut baik perubahan
secaraanatomis maupun fungsional merupakan hal yang mendasari
meningkatnyakemungkinan masuknya mikroorganisme infeksius ke dalam paru
akibatketidakmampuan paru untuk melakukan ekspirasi dan membersihkan paru
melaluisistem mukosilier secara sempurna.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini saya berharap kepada para pembaca dapat
memberikan saran dan kritik yang membangun agar saya dapat membuat makalah
yang lebih baik dari makalah sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/186797846/Pneumonia-Pada-lasia
https://id.scribd.com/presentation/423324504/Askep-Pneumonia-Gerontik