1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui kebutuhan oksigen dalam proses aerasi sesuai
karakteristik air yang digunakan.
b. Mahasiswa mampu menganalisis oksigen terlarut yang dilakukan
menggunakan metode titrasi dengan winkler.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dipersiapkan
Air limbah
Air limbah
Di berikan perlakuan aerasi dengan lama
aerasi 0,12,24,36,48,dan 60 menit.
Hasil
3.3.2 Pengukuran DO
Air limbah
Diambil dan dimasukkan kedalam botol winkler
Air limbah
Diambil 25 mL dan diletakkan kedalam
erlenmeyer
Amilum
Dimasukkan kedalam air limbah sampai
air limbah menjadi biru
Na2S2O3
Dipergunakan untuk mentitrasi air limbah
Hasil
BAB IV PEMBAHASAN
2,01 2,007
2
1,99
1,98 y = 0,0003x + 2,0213
1,97 1,973 R² = 0,0343
1,96
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu
Gambar 4.1 merupakan grafik yang menyatakan hubungan antara waktu aerasi dengan
ln Cs-C. Dari grafik tersebut, dapat kita amati bahwa garis grafik memiliki kecenderungan
yang berfluktuasi. Namun, jika kita amati dari garis putus-putus pada grafik, dapat kita
ketahui bahwa grafik ini memiliki kecenderungan yang sedikit naik. Artinya, antara waktu
aerasi dan ln Cs-C memiliki hubungan yang berbanding lurus walaupun kecenderungannya
cukup kecil. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan bertambah nya waktu aerasi, maka
nilai lnCs-C akan mengalami fluktuasi, dimana fluktuasi tersebut memiliki kecenderungan
yang cenderung naik. Dengan kata lain, nilai ln Cs-C akan bertambah besar seiring dengan
bertambahnya waktu aerasi, walaupun mengalami fluktuasi. Grafik diatas merupakan grafik
hasil penggambaran dari data yang diperoleh, terkait dengan kondisi nyatanya perlu
dibandingkan terlebih dahulu dengan literatur.
0,02
Konsentrasi (C)
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu
5.1 Kesimpulan
Praktikum kali ini merupakan praktikum keempat dengan materi analisis kebutuhan
oksigen pada aerasi. Dalam praktikum kali ini, terdapat dua buah tujuan yang merupakan
acuan bagi pelaksanaan praktikum. Tujuan praktikum yang pertama adalah agar mahasiswa
mampu mengetahui kebutuhan oksigen dalam proses aerasi sesuai karakteristik air yang
digunakan. Kemudian, tujuan kedua dari praktikum ini adalah agar mahasiwa mampu
menganalisis oksigen terlarut yang dilakukan menggunakan metode titrasi dengan winkler.
Dalam praktikum ini diperoleh data dimana waktu aerasi selama 0 menit memiliki nilai C
sebesar 0,018 mgO2/L, nilai Cs-C sebesar 7,754 mgO2/L, nilai ln Cs-C sebesar 2,048, nilai Kla
sebesar 1,847 x 10-4, dan nilai OC sebesar 6,775 x 10-3. Kemudian, untuk waktu 12 menit, nilai
C sebesar 0,017 mgO2/L, nilai Cs-C sebesar 7,193 mgO2/L, nilai ln Cs-C sebesar 1,973, nilai
Kla sebesar 1,876 x 10-4, dan nilai OC sebesar 6,881 x 10-3. Selanjutnya, pada 24 menit, nilai
C sebesar 0,0169 mgO2/L, nilai Cs-C sebesar 7,779 mgO2/L, nilai ln Cs-C sebesar 2,049, nilai
Kla sebesar 2,032 x 10-4, dan nilai OC sebesar 6,323 x 10-3. Pada aerasi 36 menit, nilai C
sebesar 0,01463 mgO2/L, nilai Cs-C sebesar 7,764 mgO2/L, nilai ln Cs-C sebesar 2,049, nilai
Kla sebesar 1,848 x 10-4, dan nilai OC sebesar 6,778 x 10-3. Kemudian, untuk aerasi 48 menit,
nilai C sebesar 0,013 mgO2/L, nilai Cs-C sebesar 7,444 mgO2/L, nilai ln Cs-C sebesar 2,007,
nilai Kla sebesar 1,85 x 10-4, dan nilai OC sebesar 6,77 x 10-3. Pada aerasi 60 menit, nilai C
sebesar 0,00812 mgO2/L, nilai Cs-C sebesar 7,778 mgO2/L, nilai ln Cs-C sebesar 2,050, nilai
Kla sebesar 1,848 x 10-4, dan nilai OC sebesar 6,778 x 10-3.
Pada proses aerasi, oksigen dibutuhkan untuk mengendapkan senyawa logam, memecah
senyawa organik dengan bantuan mikroba, dan menguraikan senyawa kimia dengan melalui
reaksi kimia. Semakin besar limbah yang terkandung dalam air, maka semakin besar kadar
oksigen yang dibutuhkan. Kemudian, terkait engan titrasi winkler, kadar oksigen yang terlarut
dalam air nantinya akan diketahui dari perhitungan menggunakan volume titran yang
dipergunakan. Kemudian, terkait dengan hubungan waktu dengan konsentrasi O2 yang terlarut
dalam air, hubungan tersebut adalah berbanding lurus. Semakin lama waktu titrasi, semakin
banyak kara oksigen dalam air. Hal ini sesuai denga literatur yang diperoleh.
5.2 Saran
Praktikum kali ini sudah dilaksanakan dengan baik walaupun masih dalam keadaan online
menggunakan bantuan video praktikum dan asistensi. Namun, walaupun secara online,
praktikan sudah cukup mengerti terhadap materi praktikum kali ini. Harapan kedepannya,
pelaksanaan praktikum lebih dimaksimalkan lagi. Selain itu, untuk para praktikan diharapkan
lebih teliti dalam mengambil sampel, melakukan pengukuran, melakukan perhitungan, dan
menganalisis parameter dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Harfadli MM, Saud MNIL, dan Nikmah IC. 2019. Estimasi Koefisien Transfer Oksigen (KLa)
pada Metode Aerasi Fine Bubble Diffuser : Studi Kasus Pengolahan Air Lindi TPA
Manggar Kota Balikpapan. Jurnal Sains Terapan 5(2): 107-112.
Kostanti M. 2021. Kajian Kualitas Air Berdasarkan Parameter Fisika Kimia dan Kelimpahan
Makrozoobenthos di Pantai Wisata Indah Kota Sibolga. Skripsi. Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Laksana I, Mahmud, dan Prihatini NS. 2020. Peningkatan Transfer Oksigen pada Cascade
Aerator dengan Inovasi Bak Terjunan. JTAM 3(1): 50-60.
Madyawan D, Hendrawan IG, dan Suteja Y. 2020. Pemodelan Oksigen Terlarut (Dissolved
Oxygen/DO) di Perairan Teluk Benoa. Journal of Marine and Aquatic Sciences 6(2):
270-280.
Maulida DT, Widyorini N, dan Purnomo PW. 2015. Pengaruh Dekomposisi Bahan Organik
Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart) Solms, 1824) Terhadap Nitrat (NO3) dan
Total Bakteri pada Skala Laboratorium. Journal of Maquares 4(3): 11-19.
Novita E, Wahyuningsih S, dan Widada S. 2021. Reduksi Bahan Organik Kulit Kopi dan Eceng
Gondok Terhidrolisis Menggunakan Proses Anaerobik. Jurnal Keteknikan Pertanian
9(1): 23-30.
Prasetiyo NA. dan Fidiastuti HR. 2015. Kajian Pengaruh Kecepatan Aerasi dan Waktu Inkubasi
Terhadap Kemampuan Konsorsia Bakteri Indigen dalam Mendegradasi Limbah Cair
Kulit di Industri Penyamakan Kulit Kota Malang. Jurnal Saintifika 7(1): 29-37.
Yuniarti DP, Komala R, dan Aziz S. 2019. Pengaruh Proses Aerasi Terhadap Pengolahan
Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di PTPN VII Secara Aerobik. 4(2): 7-16.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Abuzar SS, Putra YD, dan Emargi RE. 2012. Koefisien Transfer Gas (KLA) pada Proses Aerasi
Menggunakan Tray Aerator Bertingkat 5(Lima). Jurnal Teknik Lingkungan UNAND
9(2): 155-163.
Lutfihani A. 2015. Analisis Penurunan Kadar Besi (Fe) dengan Menggunakan Tray Aerator
dan Diffuser Aerator. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Prayudi T. 2013. Pengolahan Air Leachate Sampah dengan Teknologi Aerasi dan Filtrasi.
Jurnal Permukiman 8(1): 39-44.
Sinaga P. 2018. Pengaruh Variasi Diameter Diffuser dan pH Terhadap Penyisihan Besi dan
Peningkatan DO pada Pengolahan Air Tanah Secara Aerasi. Tugas Akhir. Program
Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Medan.
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN
DATA HASIL PRAKTIKUM (ACC)
REVIEW VIDEO
Video praktikum kali ini merupakan video praktikum keempat dengan judul materi
Analisis Kebutuhan Oksigen pada Aerasi. Pada praktikum kali ini kita akan menganalisis
pengaruh lamanya waktu aerasi terhadap kadar oksigen terlarut (DO). Pada bagian awal
video, penjelasan diberikan untuk menjelaskan alat-bahan dan kegunaannya dalam praktikum
kali ini. Alat dan bahan pertama yang dijelaskan adalah senyawa H2SO4 yang telah
diencerkan. Kemudian, terdapat juga senyawa MnSO4 yang telah diencerkan juga.
Selanjutnya, terdapat senyawa NaOH+KI, senyawa Na2S2O3, dan larutan amilum. Senyawa-
senyawa diatas nantinya akan dipergunakan dalam metode penentuan kadar oksigen terlarut
dengan metode winkler. Kemudian, bahan selanjutnya yang dipergunakan adalah air limbah
sebagai bahan perlakuan pada praktikum kali ini. Kemudian, terdapat alat berupa botol winkler
yang nantinya akan dipergunakan untuk mengambil dan menyimpan sampel air limbah. Alat
selanjutnya adalah penjepit yang berfungsi sebagai alat bantu untuk memegang benda ketika
dipanaskan. Kemudian, terdapat bahan lainnya, yakni akuades sebagai bahan untuk
mengencerkan senyawa. Selanjutnya, terdapat alat berupa gelas beker yang akan
dipergunakan sebagai wadah dan tempat terjadinya reaksi. Alat selanjutnya adalah cawan
porcelain sebagai wadah senyawa padatan ketika ditimbang pada timbangan analitik.
Terdapat juga termometer yang dipergunakan untuk mengukur suhu sistem. Kemudian,
terdapat pengaduk kaca sebagai alat untuk meratakan campuran senyawa. Selanjutnya,
terdapat pipet ukur sebagai alat untuk mengambil larutan dan aerator sebagai alat untuk
menghasilkan gelembung didalam air. Alat terakhir adalah buret beserta statif untuk
menghitung kadar DO melalui proses titrasi.
Penjelasan dilanjutkan dengan menjelaskan langkah kerja atau metode dalam
praktikum kali ini. Langkah pertama dalam praktikum ini, tentunya dalah menyiapkan alat dan
bahan yang diperlukan. Kemudian, kita perlu mengukur temperatur awal dari air limbah yang
dipergunakan. Langkah selanjutnya adalah melakukan aerasi dengan alat aerator selama 60
menit. Selama proses aerasi dilakukan, kita perlu mengamati bahan pada setiap variasi waktu
yang telah ditentukan. Pengamatan yang dimaksudkan adalah pengambilan sampel sebanyak
100mL pada 0, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Adapun alat yang dipergunakan untuk
mengambil sampel adalah botol winkler. Pengambilan dilakukan dengan cara memasukkan
botol kedalam air sampel dan menutupnya secara langsung ketika botol tenggelam didalam
air sampel. Kemudian, langkah selanjutnya adalah menambahkan senyawa MnSO4 sebanyak
1 mL dan senyawa NaOH+KI sebanya 1mL. Setelah penambahan senyawa, campuran
didiamkan selama 5 menit dan setelahnya diberikan 6 tetes H2SO4. Selama praktikum
diwajibkan menggunakan sarung tangan, mengingat H2SO4 merupakan senyawa asam kuat.
Setelah diberi senyawa asam sulfat, botol kemudian ditutup dan dihomogenkan sebanyak 13
kali. Setelah dihomogenkan, kita perlu mendiamkan campuran selama beberapa saat agar
terjadi pengendapan.
Langkah kerja dilanjutkan dengan mengambil campuran sebanyak 25 mL dengan
menggunakan pipet ukur dan bulb. Campuran yang telah diambil, kemudian dimasukkan
kedalam erlenmeyer dan diberi amilum sampai campuran air limbah tersebut berubah menjadi
biru. Ketika campuran atau air limbah ini berwarna biru, pemberian amilum dihentikan dan
langkah kerja dilakukan dengan mentitrasi air limbah tersebut dengan menggunakan Na2S2O3
sebagai titran. Titrasi dilangsungkan sampai air limbah tersebut berubah warna menjadi putih
keruh. Volume titran yang habis selama proses titrasi dicatat dan dimasukkan sebagai salah
satu data. Data-data yang diperoleh dalam praktikum ini dicatat sebagai data hasil praktikum
agar nantinya dapat dipergunakan dalam perhitungan untuk menentukan kadar oksigen
terlarut dalam air limbah setelah dilakukannya proses aerasi. Tidak lupa juga bahwa
perlakuan ini dilakukan terhadap semua sampel yang diambil pada variasi waktu berbeda,
yakni pada 0, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Data yang diperoleh nantinya akan diperlukan
dalam proses perhitungan, sehingga kita bisa mengetahui pengaruh waktu aerasi terhadap
kadar oksigen yang terlarut pada air limbah.