Anda di halaman 1dari 17

Vol 1.

September- Desember 2013 Jurnal Fropil

ANALISIS POLA PERJALANAN ORANG


DI KOTA PANGKALPINANG

Ormuz Firdaus
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
email: ormuz.firdaus@yahoo.co.id

Indra Gunawan
Staf Pengajar Jurusan Teknik SipilUniversitas Bangka Belitung
email: gunawanindra15@yahoo.co.id

ABSTRAK

Perkembangan pembangunan di wilayah Kota Pangkalpinang yang begitu pesat telah


membawa implikasi kepada pesatnya pertumbuhan penduduk, tenaga kerja, ekonomi,
pembangunan sarana dan prasarana, pembangunan industri, perdagangan serta
pariwisata yang telah membawa pengaruh sangat besar terhadap meningkatnya mobilitas
atau pergerakan yang berarti pula bertambahnya waktu dan biaya perjalanan di dalam
sistem lalu lintas tersebut. Penelitian analisis pola perjalanan di Kota Pangkalpinang ini
dilakukan dengan survei wawancara rumah tangga atau kuesioner dan survei lalu lintas
harian rata-rata pada ruas jalan beserta data sekunder yang dibutuhkan pada penelitian
ini. Sedangkan pola perjalanan setiap hari disuatu kota yang akan terbentuk merupakan
gabungan dari pola perjalanan bekerja, pendidikan, belanja dan kegiatan sekolah.
Berdasarkan hasil analisis terhadap karakteristik perjalanan orang di kota
Pangkalpinang diperoleh informasi bahwa taraf kehidupan sebagian masyarakat kota
Pangkalpinang sudah semakin membaik bila ditinjau dari segi ekonomi, hal ini terlihat
pada peningkatan persentase pendapatan rumah tanggaantara Rp 1.500.000 – Rp
2.000.000/bulan dengan komposisi pekerja yang lebih dominan daripada pelajar. Dalam
melakukan perjalanannya sehari-hari, sebagian besar masyarakat menggunakan
kendaraan jenis sepeda motor sebesar 75,86% yang kepemilikannya setiap tahun
mengalami peningkatan yang jauh lebih tinggi daripada jenis kendaraan yang lain seperti
kepemilikan mobil sebesar 11,78%. Matriks asal-tujuan menunjukkan bahwa Perjalanan
yang berasal dari zona asal-tujuan yang sama lebih mendominasi dalam 1 kecamatan.
Wilayah dengan asal-tujuan perjalanan tertinggi adalah Rangkui, dan yang terendah
Pangkalbalam. Ini menunjukkan bahwa perjalanan yang dilakukan sebagian besar
masyarakat kota Pangkalpinang masih dalam jarak relatif dekat atau masih dalam
wilayah internal.

Kata kunci : Pergerakan, survei, perjalanan orang

ABSTRACT

The vast development of construction is Pangkalpinang City has implicated the rapid
growth of population, labor, economy, facility and infrastructure, industries, trading, and

Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Bangka Belitung 134


Jurnal Fropil Vol 1 Nomor 2. September- Desember 2013

tourism has brought a great impact on mobility, which means the increase of time and cost
of commuting in the traffic system. An analysis of commutation patterns in Pangkalpinang
City is conducted using household interview survey or questionnaires and average daily
traffic survey on the roads including secondary data needed in this study. Daily commuting
pattern in a city is the combination of work, education, shopping, and schooling
commuting pattern. Based on the analysis of the commuting characteristic of people in
Pangkalpinang City, it is known that the life standard of most Pangkalpinang people has
gotten better economically. This is shown in the increase of household income percentage
between Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000/month with a composition of workers dominating
the number of students. In their daily commuting, most people 75,86% ride motorcycles.
This number rises every year, higher than other types of vehicles such as cars (11,78%).
The matrix of origin-destination shows that travels between the same origin-destination
zone dominates in one district. The area with the highest same origin-destination
commutation is Rangkui, and the lowest is Pangkalbalam. This suggests that the
commutations done by most of Pangkalpinang residents is still in relatively close range.

Key Words: Mobility, Survey, Commutation

PENDAHULUAN
Perencanaan dan pembangunan sarana Dalam perencanaan transportasi,
dan prasarana transportasi sangat pangkalan data perencanaan transportasi
mempengaruhi dan menentukan yang berisikan data utama untuk
peningkatan pertumbuhan perekonomian perencanaan dan kebijaksanaan
dalam menunjang pencapaian sasaran transportasi seperti data asal tujuan
pembangunan dan hasil-hasilnya, yang perjalanan dan data lalu lintas sering kali
berdampak nyata pada perubahan yang tidak tersedia, sehingga perencanaan
konstruktif dalam masyarakat disemua maupun kebijaksanaan yang diambil
aspek kehidupan. Selain itu, situasi dan terkadang memberikan hasil yang kurang
kondisi lingkungan mengalami perubahan optimal. Untuk itu dalam mengantipasi
yang fundamental kearah peningkatan kebutuhan transportasi untuk saat ini dan
yang lebih baik dan lebih maju sehingga masa yang akan datang di Kota
mampu meningkatkan taraf hidup Pangkalpinang, dipandang perlu
masyarakat luas dan memperkuat stabilitas dikembangkan kumpulan data transportasi
nasional. Oleh karena itu keberadaan Kota Pangkalpinang yang dapat digunakan
sistem transportasi diharapkan mampu untuk menunjang kegiatan perencanaan
menghasilkan jasa transportasi yang dan penentuan kebijaksanaan transportasi
memiliki aksesibilitas yang baik dan di Kota Pangkalpinang melalui studi lalu
diselenggarakan secara efektif juga efisien. lintas dalam bentuk pola perjalanan orang.
Kebutuhan masyarakat akan transportasi Salah satu usaha untuk mengatasinya
yang memadai merupakan salah satu hak adalah dengan memahami pola pergerakan
asasi manusia yang harus dipenuhi yang akan terjadi, misalnya dari mana dan
terhadap aksesibilitas maupun mobilitas hendak kemana, besarnya, dan kapan
secara mendasar. terjadinya. Oleh karena itu, agar

135 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 1. September- Desember 2013 Jurnal Fropil

perencanaan dan kebijakan transportasi menggerakkan kegiatan transportasi


dapat berhasil dengan baik, sangatlah (Nasution, 2004).
penting dipahami pola perjalanan yang Transportasi juga berarti
terjadi saat sekarang dan juga pada masa memindahkan atau mengangkut sesuatu
mendatang guna memprediksi implikasi
dari suatu tempat ke tempat yang lain.
alternatif perencanaan terhadap Transportasi juga dapat diartikan sebagai
karakteristik dan pola pergerakan di masa usaha untuk memindahkan sesuatu dari
mendatang. satu lokasi ke lokasi yang lain
menggunakan suatu alat tertentu. Secara
TINJAUAN PUSTAKA
umum dapat disimpulkan bahwa
Pengertian Transportasi transportasi adalah suatu kegiatan untuk
Tujuan dasar perencanaan transportasi memindahkan sesuatu (orang dan atau
adalah memperkirakan jumlah serta lokasi barang) dari satu tempat ke tempat yang
kebutuhan akan transportasi (misalnya lain, baik dengan atau tanpa sarana tertentu
menentukan total pergerakan, baik untuk (Morlok, 1988).
angkutan umum maupun pribadi) pada
masa mendatang atau pada tahun rencana Perencanaan Transportasi
yang akan digunakan untuk berbagai Secara spesifik tujuan penyediaan
kebijakan investasi perencanaan transportasi adalah untuk meningkatkan
transportasi (Tamin, 2008). keamanan perjalanan, menghemat waktu
perjalanan, mengurangi biaya operasional
Transportasi dapat diartikan sebagai
kendaraan, meningkatkan efisiensi
usaha memindahkan, menggerakkan,
pergerakan, meningkatkan mobilitas,
mengangkut, atau mengalihkan suatu objek
kenyamanan perjalanan, mengurangi
dari suatu tempat ketempat lain, dimana
polusi udara, meningkatkan produktivitas
tempat lain ini objek tersebut lebih
ekonomi serta tingkat kemudahan
bermanfaat atau dapat berguna untuk
kendaraan tak bermotor.
tujuan-tujuan tertentu (Miro, 2005).
Pada prinsipnya perencanaan
Transportasi/pengangkutan adalah
transportasi adalah menyeimbangkan
suatu tindakan pemindahan barang dan
antara kondisi transportasi yang diidamkan
manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
dengan kondisi transportasi pada saat ini
Proses pengangkutan merupakan gerakan
maupun dimasa yang akan datang. Untuk
dari tempat asal, dari mana kegiatan
memperkirakan kondisi tranportasi dimasa
angkutan dimulai, ke tempat tujuan,
yang akan datang pendekatan yang
kemana kegiatan pengangkutan diakhiri.
dilakukan sebagai berikut : pembuatan peta
Dalam hubungan ini terlihat bahwa unsur-
tata guna lahan untuk daerah studi,
unsur pengangkutan meliputi ada muatan
penentuan jaringan jalan dan hirarkinya,
yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai
penentuan zona-zona transportasi yang
alat angkutannya, sumber daya manusia
dilayani oleh jalan-jalan utama yang
dan organisasi atau manajemen yang
terdapat di dalam daerah studi, pan

Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Bangka Belitung 136


Jurnal Fropil Vol 1 Nomor 2. September- Desember 2013

penentuan kebutuhan transportasi melalui Klasifikasi Pergerakan


survei wawancara rumah tangga (home Klasifikasi pergerakan terdiri dari:
interview) dalam bentuk: pembangkitan Maksud Perjalanan. Dalam kasus
perjalanan (trip generation ) untuk masing- perjalanan Home-Based, terdapat lima
masing zona, distribusi perjalanan (trip kategori tujuan pergerakan, yaitu
distribusi) antar zona, pemisahan moda pergerakan kerja, pergerakan sekolah,
(modal split) untuk perjalanan-perjalanan pergerakan belanja, pergerakan sosial dan
antar zona, pembebanan perjalanan (trip rekreasi, serta pergerakan lainnya.
assignment) pada ruas-ruas jalan antar Karakteristik Orang, Klasifikasi lainnya
zona, dan prediksi yang akan datang adalah perilaku perjalanan individu.
melalui 4 Step Model Transportasi. Perilaku ini dipengaruhi oleh karakteristik
sosial dan ekonomi. Kategori yang
Jenis-Jenis Perjalanan
digunakan adalah tingkat pendapatan,
Perjalanan didefinisikan sebagai suatu pemilikan mobil, ukuran rumah tangga
perjalanan satu arah dari titik asal ke titik (jumlah anggota keluarga).
tujuan. Biasanya diprioritaskan pada
perjalanan yang menggunakan moda Pergerakan terjadi disebabkan adanya
kendaraan bermotor. Perjalanan Home- suatu proses pemenuhan yang harus
Based, yaitu perjalanan yang menunjukkan dilakukan setiap hari, setiap jam bahkan
bahwa rumah dan pembuat perjalanan setiap menit, seperti pemenuhan akan
merupakan asal dan tujuan dari perjalanan. pekerjaan, pendidikan, rekreasi dan lain-
Perjalanan Non Home-Based, yaitu suatu lain. Bentuk kegiatan tersebut akan sangat
perjalanan yang menunjukkan bahwa salah menentukan pola pergerakan pada suatu
satu tujuan dari perjalanan bukanlah rumah sistem, apalagi dikaitkan dengan
pelaku perjalanan. Produksi perjalanan zona/wilayah, dimana pergerakan individu
(Trip Production), merupakan perjalanan pada suatu zona akan berbeda dengan zona
yang didefinisikan sebagai awal dan akhir lainnya juga sangat dipengaruhi oleh
dari sebuah perjalanan Home-Based atau karakteristik dari masing-masing pelaku.
sebagai awal dari sebuah perjalanan Non Sehubungan dengan petumbuhan ekonomi
Home-Based. Tarikan perjalanan (Trip yang cukup signifikan terutama di kota-
Attraction), perjalanan ini didefinisikan kota besar di Indonesia yang wilayahnya
sebagai perjalanan yang tidak berakhir di saling berinteraksi telah mendorong
rumah bagi perjalanan yang bersifat Home- pesatnya laju pembangunan disegala
Based atau sebagai tujuan dari suatu bidang terutama sosial dan ekonomi,
perjalanan Non Home-Based. Bangkitan seperti berkembangnya kawasan
perjalanan (Trip Generation), didefinisikan perumahan, kawasan industri, kawasan
sebagai total jumlah perjalanan yang perkantoran dan pusat – pusat
ditimbulkan oleh rumah tangga dalam perbelanjaan.
suatu zona, baik Home Based maupun Non Selain klasifikasi pergerakan
Home-Based. (Willumsen, 1990) berdasarkan tujuan perjalanan seperti yang

137 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 1. September- Desember 2013 Jurnal Fropil

telah diuraikan sebelumnya, perjalanan Model Pola Tata Guna Lahan dan
dapat pula diklasifikasikan berdasarkan Perjalanan
waktu dan jenis orang. Berdasarkan waktu, Model pola tata guna lahan dan
perjalanan dibedakan menjadi perjalanan perjalanan antara lain : Pola tata guna
pada jam sibuk (peak hour) dan perjalanan lahan dan pola perjalanan dengan inti
pada jam tidak sibuk (off-peak). tunggal. Pola ini menggambarkan bentuk
ideal tata guna lahan dan pola perjalanan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dimana semua perjalanan difokuskan pada
Jumlah Pergerakan
sebuah inti pusat. Hal tersebut banyak
Faktor – faktor yang mempengaruhi terdapat pada kota-kota kecil, dimana
jumlah pergerakan diantaranya faktor- hanya terdapat satu kegiatan saja yang
faktor yang biasanya diusulkan untuk merupakan tempat kerja utama disamping
pertimbangan dalam beberapa studi tempat berbelanja, rekreasi, dan
perjalanan rumah tangga adalah pendidikan. Pola tata guna lahan dan pola
pendapatan, kepemilikan mobil, struktur perjalanan dengan banyak inti, daerah
rumah tangga, ukuran rumah tangga, faktor perkotaan yang lebih luas biasanya
yang mempengaruhi produksi pergerakan mempunyai banyak pusat, dimana pada
adalah kondisi sosial ekonomi, seperti setiap pusat tadi terdapat banyak
banyaknya anggota keluarga yang bekerja perjalanan. Penggantian satu pusat
dan penghasilan keluarga, pola guna lahan kegiatan dengan beberapa pusat yang
dan pembangunan, serta daya hubung, sama-sama menarik cenderung akan
faktor yang mempengaruhi bangkitan mengurangi panjang perjalanan. Pusat
perjalanan adalah tipe rumah, luas kegiatan tertentu yang terpencar, daerah
perumahan, jumlah unit rumah, dan dengan pusat yang lebih banyak dan
ketersediaan fasilitas sosial di dalam merapat serta memiliki karakter yang
perumahan. berlainan digambarkan sebagai daerah
perkotaan yang lebih luas dengan beberapa
Survei Perjalanan
perjalanan tertentu akan terpenuhi oleh
Metode dasar survei yang dapat
perjalanan-perjalanan singkat.
dipakai sendiri-sendiri atau
dikombinasikan, tergantung pada sifat METODE PENELITIAN
problema dan informasi yang diperlukan.
Metode tersebut adalah: Survei plat nomor Informasi Umum
kendaraan, survei dengan kaca dan Data yang diambil adalah sampel
piringan, Survei dengan kartu pos, survei rumah tangga. Pengumpulan data dan
wawancara di rute perjalanan, survei informasi perjalanan anggota keluarga
wawancara rumah tangga (survei (responden) melibatkan 780 rumah tangga
kuisioner). yang tesebar di 7 kecamatan yang ada di
Kota Pangkalpinang.
Pengambilan sampel rumah tangga
adalah sebanyak 2 % dari jumlah rumah

Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Bangka Belitung 138


Jurnal Fropil Vol 1 Nomor 2. September- Desember 2013

tangga yang ada di kota Pangkalpinang, masing kecamatan dan pola perjalanan
yaitu 780 rumah tangga. Dalam yang terbentuk.
pelaksanaan penelitian ini, pengambilan Waktu terjadinya pergerakan sangat
sampel berdasarkan stratified random tergantung pada kapan seseorang
sampling berdasarkan tingkat penghasilan melakukan aktivitasnya sehari-hari,
masyarakat. misalnya bekerja, pendidikan, belanja dan
kegiatan sosial. dalam melakukan
Perhitungan Jumlah Sampel
perjalanan tersebut pertimbangan terhadap
Penduduk kota Pangkalpinang tersebar
faktor biaya dan waktu tempuh akan sangat
di 7 kecamatan mencakup 42 kelurahan.
menentukan pemilihan moda yang akan
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota
digunakan. Jika ditinjau secara
Pangkalpinang
keseluruhan, pola perjalanan setiap hari di
No Kecamatan Jumlah Jumlah
suatu kota pada dasarnya merupakan
Kelurahan Penduduk
gabungan dari pola perjalanan bekerja,
(Jiwa)
pendidikan, belanja dan kegiatan sekolah
1 Taman Sari 5 23,774
2 Pangkal Balam 5 23,843 (Tamin,2008).
3 Rangkui 8 42,078
Teknik Pengumpulan Data
4 Bukit Intan 7 36,950
5 Gerunggang 6 38,115 Data Primer
6 Gabek 5 21,295 Dalam melakukan penelitian ini,
7 Girimaya 6 27,668 pengumpulan data primer dilakukan
Jumlah 42 213,723
dengan home interview survey merupakan
Penetapan Parameter survei untuk mengumpulkan data
perjalanan yang dilakukan setiap anggota
Data Sosial Keluarga: Persentase
keluarga pada hari senin, selasa, rabu dan
pendapatan rumah tangga/bulan, jumlah
kamis.
orang dalam keluarga, kepemilikan
kendaraan, data umur, posisi/jabatan dalam Data Sekunder
pekerjaan. Data Transportasi: Maksud
Pengumpulan data sekunder adalah
Perjalanan, perjalanan anggota keluarga,
pengumpulan data dan informasi dari
jenis kendaraan yang dipakai, jenis
literatur dan studi-studi terdahulu.
kendaraan yang digunakan, waktu
perjalanan, Ketersediaan tempat parkir Teknik Pengolahan data
(parkir ditepi jalan atau diluar jalan), biaya Pengolahan data menggunakan
perjalanan (dengan menggunakan software komputer, yaitu Microsoft Excel
kendaraan pribadi dan angkutan umum), dan Microsoft access 2007. Jumlah sampel
distribusi Perjalanan di kota Pangkalpinang responden yaitu sebanyak 780 rumah
yang akan memperlihatkan komposisi tangga yang tersebar di 7 kecamatan (42
distribusi perjalanan dari dan ke masing- kelurahan).

139 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 1. September- Desember 2013 Jurnal Fropil

Teknik Penyajian Data Gambar 1. Persentase Pendapatan


Pengolahan data pada data primer Responden Di Kota Pangkalpinang
dan data sekunder akan disajikan dalam Berdasarkan gambar, sebagian besar
bentuk tabel, diagram lingkaran dan responden memiliki pendapatan diatas Rp.
diagram batang serta gambar peta asal- 4.000.000,00 tiap bulan (5,18%), sekitar
tujuan yang menunjukkan persentase dan 26,17% berpendapatan antara Rp.
jumlah dari masing-masing parameter yang 1.500.000,00 – Rp. 2.000.000,00.
telah ditentukan untuk kemudian dianalisa sedangkan pendapatan terendah yaitu
secara deskriptif terhadap data perjalanan kurang dari Rp.600.000,00 menempati
orang, sehingga dapat diketahui perubahan posisi terendah, yaitu hanya 4,02% saja.
apa saja yang terjadi terhadap pola
perjalanan orang di Kota Pangkalpinang 200.00%
serta didapatkan karakteristik dan pola 150.00% Gabek
perjalanan orang di kota Pangkalpinang 100.00% Giri Maya
berdasarkan matriks asal tujuan yang 50.00%
Gerunggang
0.00%
diperoleh. t Bukit Intan

>
t Rangkui

1jt -

2jt -
HASIL DAN PEMBAHASAN <
Pangkalbalam
Karakteristik Perjalanan Orang di Kota Tamansari
Pendapatan
Pangkalpinang
Data sosial keluarga dari hasil home Gambar 2. Persentase Pendapatan
interview survey yang telah dilaksanakan Responden Tiap Kecamatan Di Kota
di 7 kecamatan di Kota Pangkalpinang Pangkalpinang

Total Pendapatan Rumah Tangga/Bulan Berdasarkan gambar 2, kecamatan


Penghasilan keluarga berkaitan sekali Gabek yang merupakan daerah pemekaran
dengan aktivitas individu dan pemilikan ternyata memiliki persentase pendapatan
kendaraan. Makin besar penghasilan rendah (Rp. 600.000,00 – Rp.
masyarakat, makin banyak pemilik 1.000.000,00) yang lebih tinggi dari
kendaraan, dan makin tinggi aktivitasnya. kecamatan lainnya, hal ini kemungkinan
terjadi karena daerah tersebut baru
5.18% berkembang sebagai dampak pemekaran
4.02% < 600rb
7.12% 3.50% 7.51%
600rb - 1jt
kecamatan. sedangkan persentase
8.29%
26.17% 1jt - 1,5jt
pendapatan tinggi ( > Rp. 4.000.000,00)
berturut-turut terdapat di Taman Sari,
1,5jt - 2jt
Pangkal Balam, dan Rangkui.
13.99% 2jt - 2,5jt
24.22%
2,5jt - 3jt Jumlah dan Komposisi Orang dalam
Keluarga
Jumlah orang dalam keluarga
digunakan untuk melihat besaran keluarga

Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Bangka Belitung 140


Jurnal Fropil Vol 1 Nomor 2. September- Desember 2013

tiap-tiap kecamatan (dibagi dalam 2 dalam perjalanan yang dilakukan oleh


kategori, yaitu mereka yang bekerja dan sebuah keluarga. Kepemilikan kendaraan
pelajar). Jumlah orang dalam keluarga juga merupakan turunan dari penghasilan
merupakan faktor penentu pelaku masyarakat atau keluarga. Namun
perjalanan. demikian, sebenarnya pemilikan kendaraan
pun sangat dipengaruhi oleh keberadaan
fasilitas kendaraan umum. Makin memadai
5.00 4.283.663.95 3.66 3.54
4.00 3.41 dan nyaman fasilitas kendaraan umum,
2.72
3.00 1.641.531.57 Jumlah
1.451.421.40
2.00 1.220.890.890.92 1.34 makin sedikit minat orang untuk memiliki
0.751.020.93 Penduduk
1.00 kendaraan pribadi dan sebaliknya.
0.00 Pekerja

1500 1282 Sedan


Pelajar
Minibus
Bukit

Giri

1000
Pick Up
500 19983
3811 69 8
Truk
0
Gambar 3. Rata-rata Orang, Orang Sepeda Motor
Jumlah
Bekerja, Pelajar/mahasiswa Tiap-tiap Kendaraan Sepeda
Keluarga di Kecamatan-kecamatan Kota
Pangkalpinang Gambar 4. Jumlah Kendaraan Bermotor di
kota Pangkalpinang
Berdasarkan olahan data primer pada
gambar 3 menunjukkan bahwa rata-rata Berdasarkan gambar dapat
responden di Kota Pangkalpinang tiap diketahui bahwa pertumbuhan kendaraan
rumah tangga beranggotakan 3 s/d 4 orang pribadi jenis sepeda motor jauh lebih tinggi
(3,61 orang). Dari jumlah tersebut rata-rata daripada kendaraan lainnya. Pertumbuhan
jumlah orang bekerja pada tiap-tiap yang sangat pesat dari jumlah kendaraan
keluarga adalah 1 s/d 2 orang (1,48 orang), ini perlu mendapatkan perhatian yang
sedangkan rata-rata jumlah pelajar dan serius, karena dikhawatirkan akan terjadi
atau mahasiswa tiap-tiap keluarga di Kota ketimpangan yang besar antara jumlah
Pangkalpinang adalah 1 orang (0,95 kendaraan dengan panjang jalan yang
orang). Gambar dibawah ini menunjukkan tersedia, yang akhirnya akan menyebabkan
rata-rata jumlah orang dalam keluarga, terjadinya permasalahan transportasi
rata-rata jumlah orang bekerja dan rata-rata (kemacetan dan keselamatan/kecelakaan).
jumlah pelajar/mahasiswa tiap-tiap Gambar dibawah ini menunjukkan
keluarga di masing-masing kecamatan di persentase kepemilikan kendaraan di kota
Kota Pangkalpinang., yang terdiri dari 7 Pangkalpinang.
kecamatan.

Jumlah Kendaraan
Jumlah kendaraan yang dimiliki tiap
rumah tangga merupakan salah satu faktor
penentu jumlah dan moda yang dipakai

141 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 1. September- Desember 2013 Jurnal Fropil

Sedan
Berdasarkan gambar 6, jumlah penduduk
0.47% di kota Pangkalpinang yang berada pada
4.08% 11.78% 4.91%
Minibus usia produktif yaitu berkisar antara 18
2.25%
0.65% tahun s/d 60 tahun, persentasenya
Pick Up mencapai 70,22%, sedangkan jumlah
75.86%
penduduk yang berumur antara 6 s/d 17
Truk
tahun mencapai 17,70% , sisanya
Sepeda
penduduk berumur dibawah 5 tahun
Motor (8,60%) dan diatas 60 th (3,48%)

Posisi/Jabatan dalam Pekerjaan


Dari hasil survei menunjukkan hal Posisi/jabatan dalam pekerjaan
yang tidak jauh berbeda, terlihat pada merupakan salah satu faktor yang dapat
gambar dibawah ini bahwa kepemilikan mempengaruhi tingkat pendapatan
kendaraan jenis sepeda motor di Kota seseorang.
Pangkalpinang adalah yang tertinggi yaitu
Berdasarkan hasil survei Home
sebesar 75,86 %, diikuti jenis mobil
interview pada Tabel 2 menunjukkan
(sedan, kijang, Jeep dan lain-lain) sebesar
status/posisi dalam pekerjaan anggota
11,78 % sedangkan persentase terkecil
keluarga responden. Persentase
adalah kepemilikan taxi yaitu 0,47%.
posisi/jabatan pekerjaan terbesar anggota
Data Umur keluarga responden adalah
Faktor umur akan mempengaruhi mahasiswa/pelajar (29,60%). Sedangkan
jumlah pelaku perjalanan, biasanya pelaku persentase posisi/jabatan pekerjaan paling
perjalanan dengan usia produktif memiliki sedikit adalah pengemudi kendaraan
kecenderungan melakukan perjalanan yang pribadi (0,15%) disusul kemudian posisi
lebih banyak. sebagai tenaga pembantu (kantor/rumah)
sebesar (0,44%).

17.70%
Tabel 2. Posisi/Jabatan dalam Lapangan
0-5 tahun Pekerjaan Anggota Rumah Tangga
3.48% 8.60%
20.89% 6-17 tahun
18-25 tahun
26-40 tahun

29.74% 19.59% 40-60 tahun


>60 tahun

Gambar 6. Komposisi Umur Penduduk di


Kota Pangkalpinang

Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Bangka Belitung 142


Jurnal Fropil Vol 1 Nomor 2. September- Desember 2013

Sedangkan kegiatan lainnya adalah jasa,


perdagangan, perkantoran yang memulai
kegiatan pada jam 07:00 – 09:00. Tidak
hanya di pagi hari dan menjelang siang,
perjalanan juga terjadi pada dini hari
berkaitan dengan kegiatan perdagangan di
beberapa pasar tradisional, diantaranya
pasar pembangunan, dimana perjalanan
pada dini hari ini sebesar 1,87%.
Untuk lebih jelasnya, gambar dibawah ini
menunjukkan intensitas kegiatan yang
dilakukan terhadap waktu
keberangkatannya pada jam-jam sibuk.
120.00% Berekreasi
100.00%
80.00%
60.00%
40.00% Sosial dan
20.00% Budaya
0.00%
Berbelanja

Bisnis
Jam Berangkat
Data Perjalanan Perjalanan Berangkat
dari Rumah menuju Tempat Kegiatan Gambar 8. Intensitas Kegiatan yang dilakukan
Terhadap Waktu Keberangkatannya

Persentase Berdasarkan Gambar 8 menunjukkan


28.38% bahwa perjalanan pada pukul 11:00-13:00
0.3
18.61% 19.90% ini didominasi oleh pelajar/mahasiswa. Hal
0.2
9.1712.%80% ini dikarenakan sekolah/kampus pada
0.1 5.54%
1.87% 2.604.9%03.4%7% Persentase umumnya terdiri dari masuk pagi dan siang
0.14%
0 sedangkan perjalanan pada pukul 13:00-
17:00 lebih didominasi oleh kegiatan
kursus dan sosial budaya.
Gambar 7. Persentase Jam Berangkat dari
Rumah Perjalanan Pulang ke Rumah
Pada gambar 7 menunjukkan jam Puncak perjalanan pulang kerumah
puncak keberangkatan dari rumah juga terjadi pada 3 kurun waktu, yakni 7:00-
terjadi pada jam 05:00 – 09:00 pagi dengan 9:00 (29,60%), 15:00-17:00 (16,30%),
persentase sebesar 46,99%. Pada jam 5:00-7:00 (14,26%). Biasanya jam
05:00-07:00 pagi merupakan perjalanan perjalanan pulang kurun waktu 11:00-
siswa sekolah menuju sekolah/kampus 15:00 didominasi oleh pelajar (dasar dan
untuk melakukan proses belajar. menengah), sedangkan kurun waktu 15:00-

143 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 1. September- Desember 2013 Jurnal Fropil

19:00 didominasi oleh para pekerja dengan Jenis Kendaraan yang Digunakan
5 hari kerja per minggu (termasuk pegawai Analisa terhadap jenis moda yang
negeri). digunakan bertujuan untuk mengetahui
jenis kendaraan yang akan digunakan pada
Persentase saat sedang melakukan perjalanan,
0.4 29.60% sehingga dapat diperkirakan tujuan orang
0.3
14.98% 141.266.3%0% tersebut melakukan perjalanannya.
0.2
7.09% 8.74% Misalnya orang lebih memilih
0.1 1.40% 5.61% 1.204.70%1.0%8% Persentase
0 menggunakan Bus untuk menempuh jarak
perjalanan yang relatif jauh atau
kendaraan pribadi dengan alasan
menghemat ongkos perjalanan dan faktor
Gambar 9. Persentase Jam Pulang ke Rumah
Maksud Perjalanan waktu.
Tujuan melakukan analisa maksud Berdasarkan analisa tersebut,
perjalanan ini adalah untuk mengetahui penggunaaan kendaraan jenis sepeda motor
perjalanan yang akan dicapai oleh adalah yang tertinggi, yaitu sebesar
masyarakat Kota Pangkalpinang, sehingga 67,81%. diikuti dengan mobil sebesar
karakteristik pola perjalanan yang dicari 11,65%. Hal ini menunjukkan bahwa
dapat diperoleh. Maksud perjalanan kendaraan pribadi lebih dijadikan pilihan
merupakan faktor penyebab terjadinya utama bagi masyarakat dalam memilih
pergerakan dari suatu tempat ke tempat moda yang akan digunakan.
lain. Maksud perjalanan yang ditetapkan
11.65%
dalam penelitian ini terdiri dari : bekerja, Persentase
sekolah, kursus, bisnis, berbelanja, 7.19%
5.29%
0..2858% 1.61% 5.32%
Jalan Kaki
rekreasi, sosial dan budaya.
Dari tujuan tersebut, data-data yang Sepeda
diperoleh akan diolah dan digunakan untuk
Sepeda
menganalisa pola perjalanan yang akan 67.81% Motor
terjadi.
Gambar 11. Moda yang digunakan dalam
Perjalanan
2.09%
7.50%
Persentase Secara umum pengguna kendaraan
Pulang
1.40% 0.93% Kerumah umum lebih sedikit, dibanding dengan
0.60%
11.84%
penggunaan kendaraan pribadi, khususnya
47.43% Bekerja sepeda motor yang cukup tinggi.
Kemungkinan hal ini disebabkan pemakai
28.21% jasa angkutan umum mulai beralih
menggunakan sepeda motor, karena
Gambar 10. Maksud Perjalanan dengan menggunakan sepeda motor, maka
waktu perjalanan untuk mencapai tujuan

Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Bangka Belitung 144


Jurnal Fropil Vol 1 Nomor 2. September- Desember 2013

perjalanan akan semakin cepat 60 menit (24,82%), 10-20 menit (23,52%),


dibandingkan menggunakan angkutan kurang dari 10 menit (21,28%) dan diatas
umum seperti angkot ataupun bis sedang 60 menit (1,51%). Ini menunjukkan bahwa
yang harus menunggu antrian untuk perjalanan yang dilakukan sebagian besar
mencari penumpang ditambah lagi dengan masih dalam jarak relatif dekat sampai
pertimbangan faktor kenyamanan, apalagi jarak sedang.
saat ini banyak pilihan jenis dan harga
sepeda motor yang beredar di pasaran Parkir
sesuai dengan keinginan dan kemampuan Secara umum, parkir dibagi atas 2
setiap responden untuk memilikinya. jenis, antara lain : Parkir di badan jalan
Dengan meningkatnya perjalanan pribadi (on-street parking) dan parkir di luar badan
dikhawatirkan kemacetan akan terjadi dan jalan (off-street parking).
perjalanan menjadi lambat atau kecepatan Masalah parkir ini sangat
menjadi berkurang. berhubungan dengan pola pergerakan arus
lalu lintas kota dan apabila kondisi
Waktu Perjalanan
pengoperasian parkir tidak efektif akan
Waktu perjalanan merupakan salah mengakibatkan kemacetan lalu lintas.
satu faktor yang paling utama yang harus
Kebanyakan penduduk di kota besar, salah
diperhatikan. Waktu tempuh/perjalanan
satunya Pangkalpinang melakukan
merupakan daya tarik utama dalam kegiatan atau bepergian dengan
pemilihan moda (manusia atau barang). menggunakan kendaraan pribadi sehingga
Dengan bertambahnya waktu tempuh akan secara tak langsung diperlukan jumlah
menurunkan jumlah penggunaan moda lahan parkir di badan jalan. Gambar
tertentu dan dengan sendirinya akan dibawah ini menunjukkan persentase jenis
menurunkan pula tingkat pendapatannya. parkir yang digunakan responden.
Waktu perjalanan yang akan dianalisa
adalah lamanya seseorang dalam
melakukan setiap perjalanan.
Persentase 46.17%
Persentase
53.83%
Tepi/badan
1.51% 21.28% < 10 menit jalan
24.82%
10-20 menit Luar badan
20-30 menit jalan
30-60 menit
28.88% Gambar 13. Persentase Parkir di badan
23.52% > 60 menit
jalan dan di luar badan jalan
Gambar 12. Waktu Perjalanan
Berdasarkan gambar 12, waktu Berdasarkan gambar menunjukkan
perjalanan responden pada tahun 2013 bahwa lebih dari 50% koresponden
berkisar antara 20-30 menit (28,88%), 30- memarkirkan kendaraannya di luar badan

145 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 1. September- Desember 2013 Jurnal Fropil

jalan. Selain itu parkir ditepi/badan jalan kendaraan pribadi berkisar antara
juga harus diperhatikan, jumlahnya 50.000,00-150.00,00 sebesar 40,80%,
46,17% atau hampir mendekati 50%. sedangkan dengan menggunakan
Masalah parkir di badan/tepi jalan kendaraan umum berkisar antara
merupakan masalah utama yang dapat 50.000,00-150.000,00 sebesar 48,18%.
menyebabkan kemacetan di daerah Biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan
perkotaan. dengan menggunakan kendaraan umum
tentunya lebih besar dibandingkan
Biaya Perjalanan/bulan menggunakan kendaraan pribadi. Faktor
biaya juga sangat menentukan seseorang
dalam memilih moda yang akan
digunakan. Kemungkinan hal ini juga yang
menjadi faktor penyebab sedikitnya
pengguna angkutan umum.

Pola Perjalanan
Gambar 14. Biaya Perjalanan dengan
menggunakan Kendaraan Pribadi perbulan Analisis terhadap pola perjalanan ini
adalah untuk mengetahui besaran
perjalanan dari dan ke masing-masing
3.26%
Persentase kecamatan yang ada di kota
27.54% 21.01% Pangkalpinang. Kebanyakan orang
<Rp.50.000
memerlukan perjalanan untuk mencapai
Rp.50.000 - tempat-tempat tujuan bekerja, bersekolah
Rp.149.999 atau ke tempat-tempat pendidikan yang
48.19%
lain, berbelanja, ke tempat-tempat
Gambar 15. Biaya Perjalanan dengan pelayanan, mengambil bagian dalam
menggunakan Kendaraan Umum perbulan berbagai kegiatan sosial dan bersantai di
luar rumah, serta banyak tujuan yang lain.
Berdasarkan Gambar tersebut
menunjukkan bahwa persentase tertinggi
untuk biaya perjalanan dengan memakai
Hal yang utama dalam masalah Pengolahan data primer juga
perjalanan adalah adanya hubungan antara menghasilkan matriks asal-tujuan seperti
tempat asal dan tujuan, pada tabel 3 yang menunjukkan distribusi
yang memperlihatkan adanya lintasan, alat perjalanan di kota Pangkalpinang secara
angkut (kendaraan) dan kecepatan. umum yang akan menggambarkan pola
Pola perjalanan di daerah perkotaan perjalanan yang terbentuk.
dipengaruhi oleh tata letak pusat-pusat
kegiatan di perkotaan (permukiman,
perbelanjaan, perkantoran, sekolah, rumah
sakit, dan lain-lain).

Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Bangka Belitung 146


Jurnal Fropil Vol 1 Nomor 2. September- Desember 2013

Tabel 3. Matriks Asal-tujuan (Perjalanan/hari)


TUJUAN
ASAL 1 2 3 4 5 6 7
No Taman Pangkal Rang Bukit Gerung Girim
. sari balam kui Intan gang Gabek aya Oi
1 Tamansari 185 28 27 28 29 26 39 362
2 Pangkalbalam 29 122 40 32 22 68 14 327
3 Rangkui 23 41 354 104 84 20 100 726
4 Bukit Intan 26 39 139 210 76 62 78 630
5 Gerunggang 38 62 91 73 280 23 45 612
6 Gabek 25 76 51 64 54 185 35 490
7 Girimaya 43 33 101 75 54 14 167 487
363
Dj 369 401 803 586 599 398 478 4

Pengolahan data matriks perjalanan


(asal-tujuan) tersebut ditunjukkan pada Berdasarkan gambar 16 menunjukkan
gambar dibawah ini :
pola perjalanan orang di kota
1000 Pangkalpinang secara umum. Perjalanan
800 Giri Maya
600
yang berasal dari zona asal-tujuan yang
400 Gabek sama lebih mendominasi (dalam 1
200 kecamatan). Wilayah dengan asal dan
0 Gerunggang tujuan perjalanan tertinggi adalah Rangkui,
lalu diikuti Gerunggang, Bukit Intan ,
Bukit Intan
Taman Sari, Gabek dan Girimaya.
Sedangkan tujuan perjalanan terendah
terjadi di kecamatan Pangkal Balam. Ini
Gambar 16. Distribusi Perjalanan dari menunjukkan bahwa perjalanan yang
dan ke masing-masing kecamatan di kota dilakukan sebagian besar masih dalam
Pangkalpinang jarak relatif dekat atau masih dalam satu
koridor wilayah itu sendiri. Distribusi
perjalanan yang tidak merata merupakan
permasalahan yang serius bila terus terjadi
tiap tahunnya, penumpukan kendaraan di
wilayah tertentu saja akan menimbulkan
kemacetan nantinya.

147 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 1. September- Desember 2013 Jurnal Fropil

Jika ditinjau secara keseluruhan, pola Pangkalpinang diperoleh informasi


perjalanan setiap hari di suatu kota pada bahwa taraf kehidupan sebagian
dasarnya merupakan gabungan dari pola masyarakat kota Pangkalpinang sudah
perjalanan bekerja, pendidikan, belanja dan semakin membaik bila ditinjau dari
kegiatan sekolah. segi ekonomi, hal ini terlihat pada
peningkatan persentase pendapatan
1000 rumah tanggaantara Rp 1.500.000 – Rp
800 Berekreasi
600 2.000.000/bulan dengan komposisi
400
200 pekerja yang lebih dominan daripada
0 Sosial dan
Budaya pelajar. Dalam melakukan
perjalanannya sehari-hari, sebagian
Berbelanja
besar masyarakat menggunakan
kendaraan jenis sepeda motor sebesar
75,86% yang kepemilikannya setiap
Gambar 17. Distribusi Perjalanan di
tahun mengalami peningkatan yang
kota Pangkalpinang
jauh lebih tinggi daripada jenis
Berdasarkan gambar 17 menunjukkan kendaraan yang lain seperti
bahwa kecamatan Bukit Intan dan Rangkui kepemilikan mobil sebesar 11,78%.
merupakan wilayah dengan tarikan pekerja Pertumbuhan yang pesat dari
terbanyak, mengingat daerah ini kendaraan sepeda motor berdampak
merupakan pusatnya pertokoan, pada turunnya pengunaan angkutan
perkantoran, pusat perbelanjaan, jasa umum, hal ini menunjukkan bahwa
komersial dan hiburan, serta pasar. kendaraan pribadi lebih dijadikan
pilihan utama bagi masyarakat dalam
Sedangkan perjalanan dengan tujuan
memilih moda yang digunakan, dengan
sekolah yang tertinggi terjadi di kecamatan
waktu perjalanan rata-rata sebesar 20-
Gerunggang, Rangkui dan Gabek.
30 menit sebanyak 28,88%.
Perjalanan bekerja dan sekolah yang 2. Analisa terhadap pola perjalanan
terendah terjadi berturut-turut di bertujuan untuk mengetahui besaran
kecamatan Gerunggang dan Taman Sari. perjalanan dari dan ke kecamatan
Pada umumnya jam keberangkatan kerja masing-masing. Matriks asal-tujuan
yang diperoleh dari olahan data primer
dan sekolah sebagian besar terjadi pada
menunjukkan bahwa Perjalanan yang
waktu yang bersamaan, penumpukan
berasal dari zona asal-tujuan yang
kendaraan (perjalanan) pada waktu yang
sama lebih mendominasi (dalam 1
bersamaan di tempat yang sama tentunya kecamatan). Wilayah dengan asal-
akan menimbulkan masalah kemacetan tujuan perjalanan tertinggi adalah
bila tidak diantisipasi lebih awal. Wilayah Rangkui, dan yang terendah
dengan tarikan konsumen untuk berbelanja Pangkalbalam. Ini menunjukkan bahwa
terbanyak adalah Rangkui dan Taman Sari. perjalanan yang dilakukan sebagian
besar masyarakat kota Pangkalpinang
KESIMPULAN masih dalam jarak relatif dekat atau
1. Berdasarkan hasil analisis terhadap masih dalam wilayah internal.
karakteristik perjalanan orang di kota

Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik Universitas Bangka Belitung 148


Jurnal Fropil Vol 1 Nomor 2. September- Desember 2013

Kurniawati, Farah, 2009. Pengembangan


Model Transportasi Kota Palembang
Menggunakan JICA STRADA Ver.3.
Palembang.
DAFTAR PUSTAKA
Miro, Fidel. 2005. Perencanaan
Badan Pusat Statistik, 2008. Kepulauan Transportasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Bangka Belitung Dalam Angka 2008.
Pangkalpinang. Morlok, Edward K. 1991. Pengantar
Teknik dan Perencanaan Transportasi.
Badan Pusat Statistik, 2009. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pangkalpinang Dalam Angka 2009.
Pangkalpinang. Nasution, M. Nur, 2004. Manajemen
Transportasi. Jakarta: Penerbit Ghalia
Bapeda, 2002. Rencana Tata Ruang Indonesia.
Wilayah Kota Pangkalpinang.
Pangkalpinang. Ortuzar, Juan de Rios and Luis G.
Willumsen, 1994. Modelling Transport.
Departemen Pekerjaan Umum, 1997. John Willey and Sons Ltd.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga. Riduwan, 2009. Rumus dan Data Dalam
Analisis Statiska. Bandung: Penerbit
Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Alfabeta
Kota Pangkalpinang, 2008. Laporan Akhir
Pengumpulan Data Transportasi Darat Tamin, Ofyar Z, 2008. Perencanaan,
Kota Pangkalpinang Tahun 2008. Pemodelan dan Rekayasa Transportasi.
Pangkalpinang. Bandung : Penerbit ITB.
Hendarto, Sri. dkk, 2001. Dasar-dasar Warpani, Suwardjoko, 1991. Perencanaan
Transportasi. Bandung : Penerbit ITB. Transportasi. Penerbit ITB, Bandung.

149 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


149 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Anda mungkin juga menyukai