Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Muhammad Al Rasyid Ridho

NPM : 2203090049

MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA

PROGRAM STUDI : KESEJAHTERAAN SOSIAL

KELAS : A1 PAGI

ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE

Surat Al-Baqarah Ayat 208

ۚ ‫ت ٱل َّش ۡي ٰطَ ِن‬ ْ ‫وا فِى ٱلس ِّۡل ِم َكٓافَّةً َواَل تَتَّبِع‬
ِ ‫ُوا ُخطُ ٰ َو‬ ْ ُ‫وا ۡٱد ُخل‬ َ ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬

ٌ ِ‫ِإنَّ ۥهُ لَ ُكمۡ َع ُد ٌّو ُّمب‬


‫ين‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara
menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata
bagimu.

Harus kita pahami bahwa kata Yā ayyuhallażīna āmanu adalah mereka yang punya trust tidak
ada keraguan kepada Allah, Allah sebagai apa? Allah sebagai Rabb mereka, Allah sebagai tuhan
mereka , Allah sebagai perawat mereka , Allah sebagai pencipta mereka, Allah yang
menggenggam nyawa mereka, Allah yang memberikan rezeki, Allah adalah tuhan mereka disaat
mereka susah dan senang, Allah adalah tuhan mereka disaat mereka sedang mengalami masalah
dan kemudian Allah yang memberikan setiap jalan keluar, Allah adalah tuhan mereka disaat
mereka memimpin atau hanya jadi orang biasa, Allah adalah tuhan mereka disaat mereka sendiri
ditengah keramaian mereka tidak merubah keyakinan mereka bahwa Allah adalah tuhan mereka.
Orang orang seperti inilah yang dipanggil Allah untuk kemudian diperingatkan dengan satu
kalimat udkhulụ fis-silmi kāffata, kata kata udkhulu menunjukkan adanya progres, adanya seruan
untuk bergeraklah, jangan diam disitu. Kalau menyebut dirimu muslim seakan akan seperti itu,
tunjukkan bahwa kamu adalah muslim, dan tentu saja kamu harus tahu bahwa menjadi muslim
dimana anda merasakan taste islam itu adalah sebenarnya sengan cara kaffata, kaffata itu artinya
adalah total, seluruhnya jadilah muslim seluruhnya. Artinya apa ada sebuah rangkaian yang
harus kita mulai dari kita untuk kemudian menjadi muslim tidak sekedar diam diri disitu,
menjadi muslim kita harus bisa melakukan proses penyebarluasan, proses dimana kita ditemukan
ditempat kita berada, kita adalah orang yang bisa menunjukkan jati diri ke Islaman kita apapun
resikonya, bukan lah pas kita ada di mesjid kita menunjukkan ke berislaman tapi kemudian
ketika kita melakukan aktivitas ekonomi dan aktivitas sosial kita meninggalkan ke berislaman
kita. Kita kemudian menjadi orang yang punya pendirian tegak yang menjadi walu dalam hidup
kita adalah Allah SWT, maka Allah ingatkan; siapa yang paling konsen untuk menghancurkan ke
islaman adalah syaiton, maka Allah ingatkan wa lā tattabi'ụ khuṭuwātisy-syaiṭān. Dan allah juga
mengatakan innahụ lakum 'aduwwum mubīn, bahwa sesungguhnya syaiton itu adalah musuh
yang nyata bagi kita, bahwa sesungguhnya syaiton itu menunjukkan tindakan-tindakan yang
seperti apapun yang dia lakukan, baik memberi nasihat, mendekati kita sebagai teman atau
memberikan bantuan kepada kita disaat kita sangat membutuhkan.

Tafsir
Ibnu Kasir
Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya, dan
janganlah kalian turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi
kalian. Tetapi jika kalian tergelincir (dari jalan Allah) sesudah datang kepada kalian bukti-bukti
kebenaran, maka ketahuilah bahwasanya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Allah
memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-
Nya, hendaklah mereka berpegang kepada tali Islam dan semua syariatnya serta mengamalkan
semua perintahnya dan meninggalkan semua larangannya dengan segala kemampuan yang ada
pada mereka.

Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Tawus, Adh-Dhahhak, Ikrimah, Qatadah, As-
Suddi, dan Ibnu Zaid sehubungan dengan firman-Nya: masuklah kalian ke dalam Islam
keseluruhannya. (Al-Baqarah: 208) Yang dimaksud dengan as-silmi ialah agama Islam. Adh-
Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Abul Aliyah, dan Ar-Rabi' ibnu Anas sehubungan
dengan firman-Nya: masuklah kalian ke dalam Islam. (Al-Baqarah: 208) Yang dimaksud dengan
as-silmi ialah taat. Qatadah mengatakan pula bahwa yang dimaksud dengan as-silmi ialah
berserah diri. Lafal kaffah menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Abul Aliyah, Ikrimah, Ar-Rabi' ibnu
Anas, As-Suddi, dan Muqatil ibnu Hayyan, Qatadah dan Adh-Dhahhak artinya seluruhnya.
Mujahid mengatakan makna ayat ialah berkaryalah kalian dengan semua amal dan semua segi
kebajikan. Ikrimah menduga bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan segolongan orang dari
kalangan orang-orang Yahudi dan lain-lainnya yang masuk Islam, seperti Abdullah ibnu Salam,
Asad ibnu Ubaid, dan Sa'labah serta segolongan orang-orang yang meminta izin kepada
Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk melakukan kebaktian pada hari Sabtu dan membaca kitab Taurat di
malam hari.

Dari kalangan mufassirin ada orang yang menjadikan firman-Nya, "Kaffah," sebagai hal
(keterangan keadaan) dari lafal ad-dakhilin, yakni masuklah kalian semua ke dalam Islam. Tetapi
pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama, yaitu yang mengatakan bahwa mereka
diperintahkan untuk mengamalkan semua cabang iman dan syariat Islam yang banyak sekali
dengan segenap kemampuan yang mereka miliki. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abu Hatim,
telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnus
Sabbah, telah menceritakan kepadaku Al-Haisam ibnu Yaman, telah menceritakan kepada kami
Ismail ibnu Zakaria, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Aun, dari Ikrimah, dari Ibnu
Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah
kalian ke dalam Islam keseluruhannya. (Al-Baqarah: 208) Dengan lafal kaffah yang dibaca nasab
menurut qiraah-nya, yang dimaksud dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang
mukmin dari kalangan Ahli Kitab.

Karena sesungguhnya sekalipun telah beriman kepada Allah, mereka masih tetap berpegang
kepada sebagian perkara kitab Taurat dan syariat-syariat yang diturunkan di kalangan mereka.
Maka Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan firman-Nya: masuklah kalian ke dalam Islam
keseluruhannya. (Al-Baqarah: 208) Yakni masuklah kalian ke dalam syariat Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬dan janganlah kalian meninggalkan sesuatu pun yang ada padanya, dan tinggalkanlah apa
yang ada di dalam kitab Taurat. Kalian hanya dituntut untuk beriman kepadanya saja, dan itu
sudah cukup bagi kalian. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: dan janganlah kalian turuti langkah-
langkah setan. (Al-Baqarah: 208) Maksudnya, kerjakanlah semua ketaatan, dan jauhilah apa
yang diperintahkan oleh setan kepada kalian.

Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya: Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kalian
berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui. (Al-
Baqarah: 169) Karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (Fathir: 6). Karena itulah maka dalam ayat ini
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian.
(Al-Baqarah: 208) Mutarrif mengatakan bahwa di antara hamba-hamba Allah yang paling
banyak menipu sesama hamba-Nya adalah setan. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Tetapi jika
kalian tergelincir (dari jalan Allah) sesudah datang kepada kalian bukti-bukti kebenaran. (Al-
Baqarah: 209) Yaitu bila kalian menyimpang dari jalan yang hak (benar) sesudah nyata bagi
kalian bukti-bukti yang jelas, maka ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa dalam pembalasan-
Nya, tiada seorang pun yang dapat lari dari siksa-Nya, tiada seorang pun yang dapat
mengalahkan-Nya; Dia Mahabijaksana dalam keputusan, ralat, dan ketetapan-Nya. Karena itulah
maka Abul Aliyah dan Qatadah serta Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan bahwa Dia Mahaperkasa
dalam pembalasan-Nya lagi Mahabijaksana dalam perkara-Nya. Muhammad ibnu Ishaq
mengatakan bahwa Dia Mahakuasa dalam pertolongan-Nya untuk menghadapi orang yang kafir
kepada-Nya, jika Dia menghendaki; lagi Dia Mahabijaksana dalam pemberian maaf dan alasan-
Nya kepada hamba-hamba-Nya."

Anda mungkin juga menyukai