Anda di halaman 1dari 30

Mengetahui Sape, 2016

Kepala UPT Puskesmas Sape Koordinator program lansia

Jainuddin, SKM Nurhayati, A.md,.Keb


NIP.19690810 199003 1 014 Nip. 19691005 198903 2 011

KERANGKA ACUAN PEMBINAAN KADER

A. PENDAHULUAN
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan
dilakukan di segala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan bagian
integral dari penbangunan nasional yang secara keseluruhannya perlu digalakkan pula.
Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa,
sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional.
Selanjutnya pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti yang penting
dalam kehidupan nasional, khususnya di dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Untuk mencapai kebehasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.

B. LATAR BELAKANG

Pembinaankesehatanlansiamerupakansalahsatukegiatan yang
harusterusdigalakkanuntukmewujudkanlansiasejahtera,
bahagiadanberdayagunabagikehidupankeluargadanmasyarakatsekitarnya. Hal
inimerupakansuatuupayamenghadapipeningkatan status danderajatkesehatanrakyat
Indonesia yang memberikandampakpadameningkatnyausiaharapanhidupbangsa.

Petugas program kesehatan lansiamelaksanakankegiatanprogram


kesehatanlansia di wilayah kerja puskesmas sapedenganberbagairangkaiankegiatan,
salahsatunyaadalahpembentukandanpembinaan kaderlansia.

C. TUJUAN
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pelaksanaan pelayanan
posyandu lansia sesuai standar pelayanan.

D. KEGIATAN POKOK DAN URAIAN KEGIATAN


- Kegiatan pokok dalam pembinaan kader posyandu lansia yaitu menilai tingkat
kehadiran dan keaktifan kader, cara kerja kader dalam pelaksanaan pelayanan
posyandu lansia.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Sehari sebelum pelaksanaan posyandu, Petugas melakukan koordinasi dengan kader
posyandu tentang rencana pembinaan kader posyandu.
2. Petugas melihat tingkat kehadiran kader dan cara kerja kader dalam pelayanan
posyandu lansia pada hari H posyandu.
3. Setelah pelayanan posyandu lansia petugas memberikan pembinaan kepada kader
tentang tugas kader posyandu lansia, standar pelayanan posyandu lansia sesuai
dengan 5 tahapan dan cara pencatatan pelaporan.
4. Petugas lansia bersama kader mendiskusikan permasalahan yang di hadapi dan
mencari solusi pemecahan masalah
5. Petugas lansia membuat laporan hasil kegiatan pembinaan kader posyandu lansia.

F. SASARAN
Kader posyandu lansia di 13 desa binaanwilayah kerja puskesmas sape

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal pelaksanaan pembinaan kader posyandu dilakukan pada bulan Pebruari, Juli dan
Desember.

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan setiap 4 bulan sekali

I. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggung jawab program dan di laporkan
kepada kepala puskesmas.

Mengetahui Sape, 2016

Kepala UPT Puskesmas Sape Koordinator program lansia

Jainuddin, SKM Nurhayati, A.md,.Keb

NIP.19690810 199003 1 014 Nip. 19691005 198903 2 011

KERANGKA ACAUN PENDATAAN DASAR PUSKESMAS

A. PENDAHULUAN
Upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas, di antaranya meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Di sini
peran Puskesmas dan jaringannya sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di jenjang pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat menjadi sangat
penting. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya agar terwujudnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan demikian, akses terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas dapat ditingkatkan melalui peningkatan kinerja Puskesmas.

Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas dimaksud, diperlukan data dasar Puskesmas


di antaranya data yang berkaitan dengan bangunan, peralatan, sarana penunjang, tenaga,
serta pembiayaan di Puskesmas dan jaringannya yang digunakan untuk mendukung
pengambilan keputusan.

Dalam rangka mewujudkan sasaran Departemen Kesehatan yaitu “berfungsinya


sistem informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia”, maka Departemen
Kesehatan melakukan Pengembangan Jaringan Komputer Online untuk mendukung Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS Online). Salah satu pemanfaatan jaringan komputer
online tersebut adalah untuk komunikasi data.

Melalui jaringan komputer online, diharapkan aliran data dari kabupaten/kota dan
provinsi ke Departemen Kesehatan atau sebaliknya menjadi lebih lancar. Dengan
demikian, jaringan komputer online dimaksud dapat dimanfaatkan untuk komunikasi data
dalam rangka mendukung penyediaan data dasar Puskesmas dan jaringannya secara
cepat, lengkap, dan akurat.

B. LATAR BELAKANG
Pengumpulan data dasar dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) pengumpulan data
dasar melalui formulir rekapitulasi yang diisi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan jumlah variabel data sedikit dan (2) pengumpulan data secara sensus melalui
formulir yang diisi oleh Puskesmas dengan jumlah variabel yang lebih banyak.
Selanjutnya, data dasar Puskesmas yang telah dikumpulkan perlu dimutakhirkan/diupdate
secara berkala.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dari Pendataan Data Dasar Puskesmas adalah untuk memutakhirkan data
dasar Puskesmas yang mencakup data bangunan, peralatan, sarana penunjang, tenaga
serta biaya di Puskesmas dan jaringannya, yaitu dengan melakukan updating dan
validasi data dasar Puskesmas yang telah dikumpulkan pada tahun sebelumnya.
Sehingga tersedianya data dasar Puskesmas yang valid dan reliable dan diperolehnya
gambaran kondisi Puskesmas dan jaringannya untuk kebutuhan pengambilan
keputusan di seluruh jenjang administratif mulai dari Puskesmas, kabupaten/kota,
provinsi, dan para stake holder di lingkungan Departemen Kesehatan serta seluruh
pihak yang membutuhkannya.

2. Tujuan Khusus
a. Konfirmasi data yang ada pada petugas program kesehatan lanjut usia dengan
data sesungguhnya pada awal tahun.
b. Petugas puskesmas program kesehatan lanjut usia mempunyai data dasar
sasaran lanjut usia yang mutakhir.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Sosialisasi tentang lansia & pembinaan sasaran
2. Pembentukan Posyandu Lansia
3. Pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia
4. Pelaksanaan kesehatan lansia di Pustu, Puskesmas
5. Penanganan lansia resti
6. Pencatatan dan pelaporan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Waktu untuk melaksanakan wawancara tidak boleh mengganggu tugas rutin
2. Petugas program kesehatan lansia bekerjasama dengan bidan desa untuk melakukakan
pendataan.
3. Untuk dapat membuat rencana kerja yang baik, seorang petugas harus
memperhitungkan lebih dahulu beban kerja yang akan dihadapi dengan cara sebagai
beikut:
a. Hitung jumlah penduduk desa yang akan didata, misalnya didapatkan hasil
4000 penduduk.
b. Hitung jumlah kepala keluarga di desa tersebut misalnya 800 KK.
c. Hitung data yang diperlukan untuk menyelesaikan pendataan, misalnya: Bila
dalam 1 hari didapat data 20 KK maka waktu yang dibutuhkan untuk mendata 800
KK adalah 800 : 20 x 1 hari = 40 hari.
d. Apabila diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pendataan akan melebihi hari kerja selama 1 bulan, konsultasikanlah dengan
kepala puskesmas untuk mendapatkan penyelesaian masalah ini.

F. SASARAN
1. Sasaran pendataan adalah setiap kepala keluarga yang bertempat tinggal di desa
tersebut pada saat pendataan, jadi tidak hanya memiliki KTP saja.
2. Pengertian KK adalah kepala keluarga yang menguasai atau menghuni rumah
tersebut pada saat pendataan dan hidup mandiri, sejahtera, sehat selamanya termasuk
anggota keluarga (laki–laki) yang sudah menikah dan mempunyai keluarga sendiri.
3. Sedangkan janda atau duda akan termasuk sebagai KK apabila hidup mandiri
(janda/duda yang hidupnya bergantung pada orang lain tidak dimasukkan pada
kategori KK) sehingga ada kemungkinan didalam 1 rumah lebih dari 1 kepala
keluarga.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Pendataan dilakukan dari rumah ke rumah secara rutin sampai seluruh rumah di Desa
tersebut dikunjungi.
2. Pendataan dilaksanakan setahun sekali dan dilaksanakan setiab bulan Januari selama
1 bulan penuh. Rekapitulasinya dikirim ke puskesmas pada awal Februari.
3. Pendataan menggunakan form FB1 baru. Dan dikelompokkan menurut RT atau RW.
4. Form FB1 ini disimpan di petugas puskesmas (bidan di desa), dan dipergunakan
sebagai sumber data (data dasar) untuk melaksanakan tugasnya selama masa kerja 1
tahun.
5. Untuk dapat menilai perubahan umur sasaran yang didata, maka cantumkanlah
tanggal pelaksanaan pendataan.
6. Pendataaan dilakukan dengan cara wawancara oleh petugas puskesmas kepada
kepala keluarga dan atau anggota keluarganya.

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Data yang telah terkumpul dari hasil pendataan di desa akan di kirim ke puskesmas
kemudian diolah dan di analisis oleh tim petugas program kesehatan lansia.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Penyajian dan distribusi data hasil pendataan lanjut usia ke kirim ke puskesmas,
dikemas dalam bentuk cetakan maupun dalam bentuk digital/elektronik. Setiap jenjang
administrasi kesehatan (Dinas kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, dan
unit-unit kerja di Pusat) wajib melakukan penyajian dan pendistribusian kepada program
dan sektor terkait sesuai dengan kebutuhan.
DATAR PUSTAKA

https://ayudinda79.wordpress.com/2012/06/09/pedoman-pendataan-dasar-puskesmas/
http://dita844.blogspot.co.id/2014/05/petunjuk-teknis-pendataan-kia.html
http://slideplayer.info/slide/5249875/

Mengetahui Sape, 2016

Kepala UPT Puskesmas Sape Koordinator program lansia

Jainuddin, SKM Nurhayati, A.md,.Keb


NIP.19690810 199003 1 014 Nip. 19691005 198903 2 011

KERANGKA ACUAN PENYULUHAN

A. Pendahuluan
Menurut sensus penduduk tahun 2010, jumlah lansia adalah 18,1 juta jiwa. Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, lansia dengan kondisi sehat di Indonesia tidak sampai 2
persen dari total populasi lansia. Kebanyakan lansia menderita penyakit sendi, hipertensi,
katarak, stroke, jantung, gangguan mental emosional, dan diabetes.
Dari 7 miliar penduduk dunia, 1 miliar diantaranya adalah penduduk lanjut usia (lansia).
Indonesia sendiri memiliki 24 juta jiwa lansia, yang paling banyak tersebar di 5 provinsi
yaitu Yogyakarta, Jawa timur, Jawa tengah, Bali, dan Jawa barat.(Data Badan Pusat Statistik
),
Dari 4667 jiwa jumlah penduduk maesan, 14.231 diantaranya adalah penduduk lanjut
usia, yang terdiri dari 8779 pra lansia dan 5432 lansia. Dengan banyaknya lansia di maesan
maka perlu peningkatan kualitas pelayanan posyandu lansia.
Pembinaan kesehatan lansia merupakan salah satu kegiatan yang harus terus digalakkan
untuk mewujudkan lansia sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi kehidupan keluarga dan
masyarakat sekitarnya. Hal ini merupakan suatu upaya menghadapi peningkatan status dan
derajat kesehatan rakyat Indonesia yang memberikan dampak pada meningkatnya usia
harapan hidup bangsa.
B. Latar Belakang
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu
dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,
dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,
tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan
maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 1998).
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang
dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat . Pendidikan
kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat
prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi
sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang
didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang
berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).
Kesehatan didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting, namun banyak orang
masih belum menyadari bahwa begitu pentingnya kesehatan didalam kehidupannya.
Masyarakat memiliki hak didalam memperoleh pelayanan kesehatan hal ini berdasarkan
undang-undang dasar 1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayat I. Untuk itu diperlukan
suatu tindakan yang harus diambil dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah salah satunya dengan promosi
kesehatan.
Promosi kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat harus memiliki prinsip,
metode, media juga strategi dan akan diintervensikan ketika dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarkat.Sehingga promosi kesehatan yang diberikan kepada masyarakat
dapat dimengerti masyarakat dan ditampilkan dalam bentuk perubahan perilaku masyarakat
yang lebih baik dalam prilaku kesehatan.
Mengingatsetiapusahakesehatanperlupenyuluhankesehatan, makasetiappetugas
(apapunprofesinya) dituntutbertanggungjawab di dalam proses
penyuluhankesehatanmasyarakat.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
untuk mencapai tujuan hidup sehatdengan cara mempengaruhi perilaku masyarakat baik itu
secara individuataupun kelompokdengan penyampaian pesan.
2. Tujuan khusus
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina
dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam
upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Memberikan penyuluhan perorangan maupun kelompok baik didalam gedung maupun
diluar gedung (posyandu).
E. Cara Melaksanakan Kegiatan Penyuluhan
1. Kegiatan penyuluhan perorangan ataupun kelompok dilaksanakan baik didalam maupun
diluar gedung
2. Kegiatan penyuluhan perorangan dilaksanakan pada meja ke 4 pada saat pelayanan
posyandu lansia.
3. Petugas mengidentifikasi tingkat kebutuhan pasien/masyarakat terhadap materi
penyuluhan

4. Petugas menyampaikan materi penyuluhan sesuai kebutuhan pasien / masyarakat

5. Petugas memberikan kesempatan kepada pasien/masyarakat untuk menanyakan materi


yang kurang dipahami

6. Petugas mendokumentasikan hasil kegiatan penyuluhan


F. Sasaran
a. Sasaran langsung, yaitu pra lanjut usia (45-59 tahun), lanjut usia (60-69 tahun) dan
lanjut usia resiko tinggi yaitu usia › 70 tahun atau lanjut usia berumur 60 tahun atau
lebih dengan masalah kesehatan.
b. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, oraganisasi sosial yang
bergerak dalam pembinaan usia lanjut dan masyarakat luas.
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluhan dilaksanakan setiap jadwal posyandu dan di ruang periksa (poli umum)
Puskesmas Sape.
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan di laksanakan setiap bulan dan membuat
dokumentasi hasil kegiatan.

I. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan


a. Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh pelaksana kegiatan berupa daftar hadir, foto
kegiatan dan laporan kegiatan penyuluhan.pencatatan dan pelaporan di laksanakan oleh
penanggung jawab program dan di laporkan kepada kepala puskesmas.
b. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan.

Mengetahui : Sape, 02 Januari 2017


Kepala Puskesmas Sape Koordinator Program Lansia

=Jainuddin SKM = = Nurhayati A.md.Keb =


NIP : 19690810 199004 1 014 NIP : 19691005 198903 2 011

DAFTAR PUSTAKA
Bahan ajarAyubi Dian( 2010 ).Konsep Promosi Kesehatan.
DepartemenPromosiKesehatandanIlmuPerilaku FKM UI.

Efendi, F & Makhfudli.( 2009 ). Keperawataan kesehatan Komunitas teoti dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta; Salemba Medika

Evans, dkk.( 2011 ). Health Promotion and Public Health for Nursing Students. Exeter
Great Britain; Learning Matters Ltd.

http://www.scribd.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadi
didownload pada tanggal 03 November 2012

Maulana, Herry.( 2007 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo.( 2003 ). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka


Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka


Cipta.

http://keperawatanlenisundari.blogspot.co.id/2016/05/makalah-penyuluhan-
kesehatan.html

Heri D.J Maulana.2007.Promosi Kesehatan. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.12-13

Y Absah.2011.Chapter II.pdf - USU Institutional Repository. Penerbit:Universitas


Sumatra Utara.1-10

Mengetahui : Sape, 02 Januari 2017


Kepala Puskesmas Sape Koordinator Program Lansia

=Jainuddin SKM = = Nurhayati A.md.Keb =


NIP : 19690810 199004 1 014 NIP : 19691005 198903 2 011

KERANGKA ACUAN RUJUKAN

A. Latar Belakang
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit
atau masalah kesehatan lanjut usia yang di selenggarakan secara timbal balik, baik
secara vertikal dalam arti dari satu strata pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antara strata saranan pelayanan
kesehatan yang sama.
Rujukan upaya kesehatan lanjut usia yang selenggarakan oleh puskesmas
mengacu pada rujukan upaya kesehatan perorangan sesuai dengan kepmenkes
no.128/menkes/SK/1/2004.
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan lanjut usia adalah kasus penyakit lanjut
usi. Apabila suatu puskesmas tidak menanggulangi satu kasus penyakit lanjut usia
tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan
yang lebih mampu (baik horizontal maupun vertikal). Sebaiknya pasien pasca rawat
inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Umum Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas
pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna
2. Tujuan khusus
a. Menghasilkan upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.
b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preveventif secara
berhasil guna dan berdaya guna.
C. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok di laksanakan rujukan di posyandun lansia, rujukan internal dan
eksternal di puskesmas.

D. Cara melaksanakan kegiatan


1. Petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran
2. Petugas memanggil pasien masuk ke ruangan periksa
3. Petugas melakukan Anamnesis
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
5. Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada pasien
6. Petugas memberikan informasi kepada pasien mengenai kondisi kesehatan yang
dialami pasien
7. Petugas menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang dihadapi pasien tidak mampu
ditangani di Puskesmas
8. Petugas menjelaskan bahwa pasien harus dirujuk ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
yang lebih tinggi atau mampu mengatasi masalah pasien
9. Petugas menyiapkan pasien untuk di rujuk
10. Petugas mengisi surat rujukan
11. Petugas menghubungi atau komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang menjadi
tujuan rujukan untuk memastikan kesiapan fasilitas tersebut untuk menerima rujukan.
12. Petugas yang berkompeten mendampingi pasien ke fasilitas kesehatan yang dituju.

E. Sasaran

Pasien lanjut usia yang tidak dapat di tangani diposyandu atau dipuskesmas yang
memerlukan pelayanan yang lebih lengkap

F. Jadwal pelaksanaan kegiatan

Jadwal pelaksanaan kegiatan rujukan dilaksanakan bila ditemukan kasus yang tidak
dapat ditangani diposyandu dan di puskesmas.

G. Evaluasi pelaksanaan kegiatan


Di laksanakan setiap bulan

H. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan di laksanakanoleh penanggung jawab program
dan di laporkan kepada kepala puskesmas

Mengetahui : Sape, 02 Januari 2017


Kepala Puskesmas Sape Koordinator Program Lansia

=Jainuddin SKM = = Nurhayati A.md.Keb =


NIP : 19690810 199004 1 014 NIP : 19691005 198903 2 011
KERANGKA ACUAN PMT LANSIA

A. PENDAHULUAN

Angka keberhasilan pembangunan terutama di bidang kesehatan secara tidak


langsung telah menurunkan angka kesakitan dan kematian penduduk serta meningkatkan
angka harapan hidup. Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh
dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi. Ada lansia yang tergolong sehat dan ada yang
tergolong kronis. Disamping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus diri sendiri,
sementara sebagian lain tidak. Banyak masalah gizi yang dialami lansia sehingga
membutuhkan bantuan dalam penanggulangannya. Untuk menanggulangi masalah gizi
yang dialami lansia dapat dilakukan dengan menjalankan beberapa program
penanggulangan masalah gizi pada lansia.

B. LATAR BELAKANG

Penduduk yang telah lanjut usia merupakan unsur dari masyarakat yang memiliki
resiko tinggi mendapatkan masalah kesehatan, sehingga membutuhkan makanan yang
sehat dan bergizi guna mempertahankan daya tahan tubuh.

Salah satu bentuk perhatian yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten bima
dalam menyehatkan 57.078 penduduk yang telah lanjut usia yaitu dengan cara
memberikan makanan tambahanyang kaya akan gizi melalui program pemberian
makanan tambahan bagi pra lansia dan lansia.

C. TUJUAN

penyelenggaraan pemberian makanan tambahan bagi lanjut usia bertujuan untuk


menyehatkan penduduk yang telah lanjut usia dengan cara memberikan makanan
tambahan yang kaya akan zat gizi melalui program pemberian makanan tambahan
bagi lanjut usia ( PMT )

D. KEGIATAN POKOK DAN URAIAN KEGIATAN


1. Pendidikan atau penyuluhan gizi pada lanjut usia
2. Pemberian PMT pada lanjut usia
3. Penanganan atau penanggulangan masalah gizi
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Petugas lansia memberikan dana PMT kepada kader posyandu 1 minggu sebelum hari
H posyandu.
2. Kader posyandu membuat PMT sesuai dengan jumlah dana yang di terima dan
jumlah sasaran.
3. Kader memberikan PMT di meja ke 5 pada pelaksanaan posyandu lansia.
4. Petugas melakukan monitoring terhadap kegiatan yang telah berjalan

5. Hasil kegiatan di dokumentasikan dan di laporkan oleh pelaksana kegiatan kepada


penanggung jawab program lansia

F. SASARAN

pra usia lanjut (45-59 tahun), usia lanjut (60 tahun ke atas) dan usia lanjut dengan risiko
tinggi (70 tahun ke atas).

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan PMT lansia dilaksanakan pada bulan April sampai dengan
Desember 2017

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan di laksanakan setiap bulan dan di buatkan laporan hasil
kegiatan dan dokumentasi oleh pelaksana kegiatan.
I. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI

Pencatatan dan pelaporan di laksanakan oleh penanggung jawab program dan di


laporkan kepada kepala puskesmas.

Mengetahui Sape, 2016

Kepala UPT Puskesmas Sape Koordinator program lansia

Jainuddin, SKM Nurhayati, A.md,.Keb


NIP.19690810 199003 1 014 Nip. 19691005 198903 2 011
1. Latar belakang Puskesmas merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang
juga
membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk
kegiatan pokok
2. Tujuan Dalam pembangunan bidang kesehatan yang berbasis masyarakat,
pelaksanaan.

Kegiatan Pokok Puskesmas di wilayah kerjanya melibatkan peran serta

masyarakat dalam merencanakan kegiatan Puskesmas. Untuk itu diperlukan

penyusunan metode dan instrument dalam menganalisis kebutuhan dan

harapan masyarakat/sasaran program.


3. Sasaran Untuk mengetahui apakah Pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan

kebutuhan dan harapan masyarakat/sasaran program

4. Kegiatan Identifikasi kebutuhan dan harapan sasaran terhadap program


5. Jadwal 1. Menentukan instrumen yang digunakan untuk menganalisa
kebutuhan dan harapan masyarakat/sasaran program terhadap
kegiatan program yaitu dengan kuesioner
2. Membuat kuesioner
3. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat dengan
kuesioner
4. Menganalisa hasil identifikasi
5. Merencanakan tindak lanjut / kegiatan program
6. Pelaksanaan kegiatan program
6. Rencana Evaluasi Perwakilan masyarakat desa/kelurahan di wilayah Puskesmas Bolo
7. Pencatatan dan Awal tahun
Pelaporan
8. Dokumen terkait Tiap 4 bulan sekali

KERANGKA ACUAN KERJA


PROGRAM KIA PUSKESMAS SAPE

A. PENDAHULUAN
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan
atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas,
kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada
persalinan maupun sesudah lahir.Dalam hal ini pemerintah telah mengatur sesuai
SK Menkes RI No. 032/BIRHUB/1972 tanggal 4 September 1972: “apabila suatu
unit pelayanan kesehatan belum mampu untuk melaksanakan pelayanan kesehatan
sesuai dengan keperluan bayi baru lahir maka yang bersangkutan harus merujuknya
ke unit pelayanan kesehatan yang lebih mampu”.
Selain itu, Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang
sifatnya berbeda tapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik sedangkan
perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu. Untuk
pencapaian tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologisnya.
Selain itu untuk mengetahui apakah pertumbuhan dan perkembangan anak dapat
berjalan secara optimal bisa dilakukan penilaian tumbuh kembang.Pada masa
kanak-kanak merupakan fase yang sangat penting bagi perkembangan anak. Bila
terdapat keterlambatan yang tidak diketahui sejak awal, maka perkembangan anak
akan terganggu hingga dewasa nanti.
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan
program pemasangan stiker, yang merupakan upaya terobosan percepatan
penurunan angka kematian ibu.Program ini merupakan salah satu kegiatan
Kelurahan Siaga. Melalui P4K dengan stiker yang ditempel dirumah ibu hamil, maka
setiap ibu hamil akan tercatat, terdata dan terpantau secara tepat. Stiker P4K berisi
data tentang : nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat
persalinan, pendamping persalinan, transport yang digunakan dan calon donor
darah.
Dengan data dalam stiker, suami, keluarga, kader, dukun, bersama bidan di
desa dapat memantau secara intensif keadaan dan perkembangan kesehatan ibu
hamil, untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai standar pada saat antenatal,
persalinan dan nifas, sehingga proses persalinan sampai nifas termasuk rujukannya
dapat berjalan dengan aman dan selamat, tidak terjadi kesakitan dan kematian ibu
serta bayi yang dilahirkan selamat dan sehat.
Tidak semua kehamilan dapat digolongkan dengan kehamilan
normal.Beberapa kehamilan memang memerlukan pengawasan dan konseling yang
bersifat khusus.Apabila sejak awal kehamilan ibu tidak pernah melakukan
pemeriksaan kehamilan, maka dokter maupun bidan tidak mampu melakukan
deteksi dini kelainan ataupun komplikasi yang kemungkinan ditimbulkan dari
kehamilan ini. Faktor resiko tinggi maupun kelainan yang terdapat baik pada ibu
maupun janin akan memberikan dampak bagi proses persalinan maupun
berlangsungnya kehamilan.
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah
peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi
dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh
dan sistimatis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan.
Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket
Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu Hamil.
Kegiatan pada bulan Februari ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas
Sape dengan pemanfaatan dana BOK dengan harapan dapat menurunkan Angka
Kematian Ibu, Bayi dan Balita khususnya di wilayah Sape.

B. LATAR BELAKANG
Pemantauan Neonatal & Bayi Risti Komplikasi di wilayah kerja Puskesmas
SapeBulan Februari Tahun 2014 sebanyak 12 orang diantaranya disebabkan
karena asfiksia, bayi lahir muntah darah, BBLR, cacat bawaan, kelahiran serotinus.
Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya melakukan pemeriksaan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi / balita baik.
Penempelan stiker P4K di setiap rumah ibu hamil dimaksudkan agar ibu
hamil terdata, tercatat dan terlaporkan keadaannya oleh bidan dengan melibatkan
peran aktif unsur – unsur masyarakat seperti kader, dukun dan tokoh masyarakat.
Dilakukan uji petik pemasangan stiker di wilayah kerja Puskesmas Sape
disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang manfaat pemasangan
stiker P4K.
Pemantauan bumil risti Bulan Februari Tahun 2014 sebanyak 12 orang
disebabkan karena usia ibu > 37 th, jumlah anak 4, riwayat retplas, pernah abortus,
riwayat SC, jarak kehamilan > 10 th, pentakit TBC paru, terlalu muda hamil < 16 th.
Dilakukan klas ibu hamil di setiap desa agar ibu hamil belajar bersama,
diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara
menyeluruh.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita serta mewujudkan akses
kesehatan reproduksi bagi semua.
2. Tujuan Khusus
a. Pemantauan neonatal & bayi risti komplikasi diharapkan mampu melakukan
pengenalan bayi-bayi risiko tinggi sehingga mempercepat mendapat rujukan
untuk mendapat penatalaksanaan selanjutnya sehingga angka kematian dan
kesakitan dapat diturunkan
b. Kunjungan Rumah DDTK bayi / balita diharapkan mampu mengetahui
apakah pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan secara optimal
bisa dilakukan penilaian tumbuh kembang
c. Pendataan bumil, pemasangan stiker & pengisisna form persalinan
diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan dan memantau secara
intensif kesehatan ibu hamil
d. Uji petik pemasangan stiker & pengisian form persalinan diharapkan semua
ibu hamil memasang stiker di setiap rumah agar tenaga kesehatan lebih
mudah memantau kesehatannya.
e. Pemantauan / kunjugan bumil risti diharapkan dapat mengetahui
perkembangan kesehatan ibu hamil dengan resiko tinggi
f. Kelas ibu hamil diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, merubah
sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh
dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan
nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
Kegiatan Pokok yang dilaksanakan dalam rangka menunjang MDGs 4 melalui
Upaya penurunan angka kematian balita dan upaya menurunkan angka
kematian ibu yaitu :
a. Pelacakan kematian ibu dan neonatal serta bayi
b. Pemantauan neonatal dan bayi risti komplikasi
c. Kunjungan DDTK bayi/balita
d. Sweeping Imunisasi
e. Pelacakan KIPI
f. Pemantauan KLB
g. Validasi Data UCI
h. Pengambilan Vaksin ke Dinas Kesehatan
i. Pengiriman vaksin ke Pustu Polindes
j. Pendataan DPT Hib dan Campak
k. Pelaksanaan P4K
l. Kelas Ibu hamil
m. AMP Kasus Kematian
n. Penyuluhan KB
o. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
p. Skrining TT WUS/Ibu hamil
2. Kegiatan
a. Pelacakan kematian ibu dan neonatal serta bayi
b. Pemantauan neonatal dan bayi risti komplikasi
c. Kunjungan DDTK bayi/balita
d. Sweeping Imunisasi
e. Pelacakan KIPI
f. Pemantauan KLB
g. Validasi Data UCI
h. Pengambilan Vaksin ke Dinas Kesehatan
i. Pengiriman vaksin ke Pustu Polindes
j. Pendataan DPT Hib dan Campak
k. Pelaksanaan P4K
- Pendataan bumil, pemasangan stiker dan
Pengisian form persalinan
Uji petik pemasangan stiker dan pengisian
Form persalinan
- Pemantauan/kunjungan bumil risti
l. Kelas Ibu hamil
m. AMP Kasus Kematian
n. Penyuluhan KB
o. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
- Penyuluhan di sekolah remaja
- Pendampingan kelompok remaja risti
p. Skrining TT WUS/Ibu hamil

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Kunjungan Rumah
2. Penyuluhan
3. Pertemuan
4. Pemantauan

F. Sasaran
Adapun sasaran dari kegiatan Program KIA adalah ibu hamil, bayi, neonatal dan
balita

G. Rencana Kegiatan
Rencana Kegiatan Progam KIA adalah sebagai berikut :
BULAN
No Jenis kegiatan Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pelacakan kematian X X X
2. Pemantauan neonatal X X X X X X
risti komplikasi
3. Kunjungan rumah X X X X X X
DDTK bayi balita
4. Sweeping imunisasi X X
5. Pelacakan KIPI X X X X X X X X X X
6. Pemantauan KLB X X X X X X X X X X
7. Validasi Data UCI X X
8. Pengambilan vaksin X X X X X X X X X X X
9. Pengiriman vaksin X X X X X X X X X X X
10. Pendataan DPT Hib X
& campak
11. Pelaksanaan P4K :
a. Pendataan bumil, X X X X X X X X X X X
pemasangan
stiker
b. Pemeriksaan X X X X X X X X X X
golongan darah
c. Kelas ibu hamil
d. AMP kasus
kematian
e. Penyuluhan KB
f. Penyuluhan
Kespro
g. Skreening TT
WUS
H. ll
a. Pemantauan neonatal & bayi risti komplikasi : Sri Wahyuni, Amd. Keb, Kristiani,
Amd Keb, Diah Yenika, Amd Keb, Istiqomah, Amd Keb, Darwatiningsih, Amd
Keb,Endah Sumarni, Amd. Keb, Sulistina W, Amd. Keb, Anny Silvia, Amd Keb,
Novita Eka K, Amd Keb, Novike Dharma, Amd. Keb.
b. Kunjungan Rumah DDTK bayi / balita : Sri Wahyuni, Amd. Keb, Kristiani, Amd
Keb, Diah Yenika F, Amd. Keb, Istiqomah, Amd Keb, Darwatiningsih, Amd Keb,
Endah Sumarni, Amd. Keb, Sulistina W, Amd. Keb, Anny Silvia, Amd Keb, Ika
Sahadatina, Amd. Keb, Dian Barirah, Amd Keb, Novita Eka K, Amd Keb, dan
Novike Dharma, Amd. Keb
c. Pendataan bumil, pemasangan stiker & pengisian form persalinan : Sri Wahyuni,
Amd. Keb,Kristiani, Amd Keb,Diah Yenika F, Amd. Keb, Darwatiningsih, Amd
Keb,Sulistina W, Amd. Keb,Ika Sahadatina, Amd. Keb,Dian Barirah, Amd
Keb,Novita Eka K, Amd Keb, dan Novike Dharma, Amd. Keb
d. Uji petik pemasangan stiker & pengisian form persalinan : Noorbaetty, Amd Keb.
e. Pemantauan / kunjungan bumil risti : Sri Wahyuni, Amd. Keb, Kristiani, Amd Keb,
Diah Yenika F, Amd. Keb, Istiqomah, Amd Keb, Darwatiningsih, Amd Keb,
Endah Sumarni, Amd. Keb, Sulistina W, Amd. Keb, Anny Silvia, Amd Keb, Ika
Sahadatina, Amd. Keb, Dian Barirah, Amd Keb, Novita Eka K, Amd Keb, dan
Novike Dharma, Amd. Keb
f. Kelas ibu hamil : Noorbaetty, Amd Keb.

I. Waktu
No. Kegiatan Waktu Tempat
1. Pemantauan neonatal & 24 Februari Somangkaan, Kilensari
bayi risti komplikasi 2014 Tanah Anyar, Kilensari
24 Februari Ardiwilis, Paowan
2014 Maklum, Sumberkolak
24 Februari Dam 2/1, Sumberkolak
2014 Panorama, Sumberkolak Kom
24 Februari 2/1, Wringin Anom Wringin
2014 Anom Timur III Paras 2/1,
24 Februari Duwet Gumuk Utara rt 6,
2014 Gelung Bukkolan, Paowan
24 Februari Blikeran, Wringin Anom
2014
24 Februari
2014
24 Februari
2014
24 Februari
2014
25 Februari
2014
25 Februari
2014
2. Kunjungan Rumah DDTK 26 Februari Kilensari 1
bayi / balita 2014 Kilensari 2
26 Februari Paowan
2014 Sumberkolak 1
26 Februari Sumberkolak 2
2014 Sumberkolak 3
26 Februari Wringin Anom 1
2014 Wringin Anom 2
26 Februari Peleyan
2014 Alasmalang
26 Februari Duwet
2014 Gelung
27 Februari
2014
27 Februari
2014
27 Februari
2014
27 Februari
2014
27 Februari
2014
27 Februari
2014
3 Pendataan bumil, 28 Februari Kilensari 1
pemasangan stiker & 2014 Kilensari 2
pengisian form persalinan 28 Februari Paowan
2014 Sumberkolak 2
28 Februari Wringin Anom 1
2014 Peleyan
28 Februari Alasmalang
2014 Duwet
28 Februari Gelung
2014
28 Februari
2014
28 Februari
2014
28 Februari
2014
28 Februari
2014
4 Uji petik pemasangan stiker 20 Februari Peleyan
& pengisisan form 2014 Alasmalang
persalinan 22 Februari
2014
5 Pemantauan / kunjungan 15 Februari Kilen Selatan 1, Kilensari
bumil risti 2014 Pesisir Selatan Gg 01,
15 Februari Kilensari
2014 Paowan
15 Februari Randu, Sumberkolak
2014 Krajan Timur, Sumberkolak
15 Februari Parsel, Sumberkolak
2014 Sabrang, Wringin Anom
17 Februari Krajan, Wringin Anom
2014 Pasarian, Peleyan
17 Februari Tanah Anyar 2/6, Alasmalang
2014 Bugur, Duwet
17 Februari Gumuk Utara rt 7, Gelung
2014
17 Februari
2014
19 Februari
2014
19 Februari
2014
19 Februari
2014
19 Februari
2014
6 Klas Ibu Hamil 14 Februari Peleyan
2014 Alasmalang
18 Februari Paowan
2014 Sumberkolak
21 Februari
2014
25 Februari
2014

J. Keluaran
 Terlaksananya pemantauan neonatal & bayi risti komplikasi dengan baik
sehingga angka kematian dan kesakitan dapat diturunkan
 Terlaksananya kunjungan rumah DDTK bayi / balita dengan pencapaian tumbuh
kembang yang optimal
 Terlaksananya pendataan bumil, pemasangan stiker & form pengisisan sehingga
proses persalinan sampai nifas termasuk rujukannya dapat berjalan dengan
aman dan selamat, tidak terjadi kesakitan dan kematian ibu serta bayi yang
dilahirkan selamat dan sehat.
 Dengan adanya uji petik pemasangan stiker di desa dapat memantau secara
intensif keadaan dan perkembangan kesehatan ibu hamil, untuk mendapatkan
pelayanan yang sesuai standar
 Pemantauan bumil risti dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan memantau
secara intensif kesehatan ibu hamil dengan resiko tinggi.
 Terlaksananya klas ibu hamil dapat menambah pengetahuan serta wawasan
tentang kehamilan khususnya pada primigravida yang baru pertama kali
mengalami kehamilan.

K. Biaya
Kegiatandibebankanpadaanggaran APBN BOK bulanFebruari 2014
Biaya Transport Petugas :
Pemantauan neonatal & bayi risti komplikasi :12 org x Rp. 20.000 = Rp.
240.000
Kunjungan Rumah DDTK bayi / balita : 12 org x Rp. 20.000 = Rp.
240.000
Pendataan bumil, pengisian siker & form persalinan :9 org x Rp. 20.000 = Rp.
180.000
Uji Petik pemasangan stiker & form persalinan : 1 org x 2 tmpt x Rp. 20.000 = Rp.
40.000
Pemantauan / kunjungan bumil risti : 12 org x Rp. 20.000 = Rp. 240.000
Klas Ibu Hamil : 1 org x 4 tmpt x Rp. 20.000 = Rp.
80.000
= Rp. 1.020.000
Biaya Konsumsi :
Klas Ibu Hamil : 40 kotak x Rp. 17.500 = Rp.
700.000
= Rp.
1.720.000

Anda mungkin juga menyukai